id
KAJIAN YURIDIS
TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO
DALAM TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Oleh:
Aldila Widya Ramadhanu
E. 0003067
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2008
i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disusun Oleh :
ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN PENGUJI
Disusun Oleh :
ALDILA WIDYA RAMADHANU
NIM : E.0003067
Telah diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada :
Hari : Sabtu
TIM PENGUJI
Mengetahui
Dekan
iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka
ikutilah Dia dan Bertaqwalah”
(QS. Al An’aam : 155)
“ ALLAH tidak akan memberi cobaan terhadap umat-Nya yang kiranya umat-
Nya tidak sanggup memecahkannya, karena ALLAH Maha Mengetahui ”
(H.R Bukhori dan Muslim)
iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kepada :
v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
limpahan rizki dan karuniaNya, akhirnya penulis berhasil menyelesaikan
penulisan hukum (Skripsi) yang berjudul “KAJIAN YURIDIS TERHADAP
PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO DALAM
TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT.”
1. Bapak Moh. Jamin, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum UNS yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan
penulisan hukum ini.
2. Ibu Rofikah, S.H., M.H. selaku pembimbing I penulisan hukum (skripsi) yang
telah dengan sabar meluangkan waktu untuk membimbing penulis serta telah
vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulisan hukum ini tentunya jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran
membangun sangat diperlukan untuk perbaikan penulisan hukum, terutama yang
bertemakan privatisasi sektor ketenagalistrikan, di masa yang akan datang. Terima
kasih.
Penulis
viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP
a. Simpulan .......................................................................... 57
b. Saran ................................................................................ 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Salah satu macam tindak pidana, yaitu Tindak Pidana Pemalsuan Surat, yang
mudah dan kerap kali dilakukan, tetapi kurang mendapatkan perhatian yang serius.
Padahal tindak pidana tersebut banyak menimbulkan kerugian bagi masyarakat
bahkan negara. Dalam kehidupan kita sehari-hari, baik sebagai orang perorangan,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
masalah yang belum dikaji secara mendalam dan butuh suatu penelitian. Diantaranya
masalah mengenai bagaimanakah putusan yang dijatuhkan hakim Pengadilan Negeri
Sukoharjo terhadap tindak pidana pemalsuan surat? Selain itu juga terdapat masalah
lain yang cukup menarik untuk diteliti, yaitu apa yang menjadi dasar pertimbangan
hakim dalam menjatuhkan putusan pidana tersebut?
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menaruh minat yang besar unuk
meneliti tentang tindak pidana pemalsuan surat dengan segala aspeknya yang
dituangkan dalam suatu bentuk penulisan hukum dengan judul :
“KAJIAN YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN
NEGERI SUKOHARJO DALAM TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT”.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah
Agar tujuan penelitian dapat tercapai dan permasalahan yang dibahas dapat
terarah, maka perlu adanya identifikasi dan spesifikasi permasalahan yang akan
diteliti dan dibahas. Adapun penelitian ini berdasarkan perumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah putusan hakim Pengadilan Negeri Sukoharjo dalam tindak pidana
pemalsuan surat ?
2. Apakah dasar pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana dalam
kasus pemalsuan surat ?
C. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas dan pasti, karena tujuan
akan menjadi pedoman dalam mengadakan penelitian. Adapun tujuan dalam
penelitian ini adalah:
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui putusan yang dijatuhkan oleh hakim Pengadilan Negeri
Sukoharjo atas tindak pidana pemalsuan surat.
b. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim dalam rangka penjatuhan
putusan pidana mengenai tindak pidana pemalsuan surat.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk memperoleh data-data sebagai bahan penyusunan penulisan hukum
(skripsi) agar dapat memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar
sebagai Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.
b. Untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam mengadakan penelitian yang
kemudian dituangkan dalam bentuk penulisan khususnya sesuai dengan
disiplin ilmu penulis yaitu Ilmu Hukum.
c. Untuk memperdalam pengetahuan dan meningkatkan kualitas analisis penulis
dalam bidang hukum pidana di Indonesia khususnya tentang penjatuhan
pidana kasus pemalsuan surat.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan
khususnya dalam Hukum pidana terutama yang berkaitan dengan penjatuhan
pidana pemalsuan surat.
b. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian lebih
lanjut di masa depan.
c. Untuk lebih mendalami teori yang diperoleh selama penulis menuntut ilmu di
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti.
b. Untuk lebih mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir dinamis
sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu
yang diperoleh.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian hukum Normatif. Karena dalam penelitian
ini peneliti mengkaji suatu putusan pengadilan (court decisions), yaitu Putusan
Hakim Pengadilan Negeri Sukoharjo. Jadi hukum dikonsepkan sebagai keputusan
Hakim in croncreto.
2. Sifat Penelitian
Penelitan yang dilakukan bersifat Deskriptif yaitu menggambarkan serta
menguraikan semua data yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan yang
berkaitan dengan judul penulisan hukum yang secara jelas dan rinci kemudian
dianalisis guna menjawab permasalahan yang diteliti.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dalam penulisan hukum ini menggunakan
pendekatan penelitian secara Kualitatif. Disini peneliti memusatkan perhatiannya
pada Putusan Hakim Pengadilan Negeri Sukoharjo untuk memperoleh data yang
lebih jelas dan rinci.
4. Jenis Data
Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data
sekunder.
5. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
sekunder, yang terdiri dari:
a. Bahan Hukum Primer
Yaitu semua bahan/materi yang mempunyai kedudukan mengikat secara
yuridis, yang meliputi:
Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP);
Putusan Hakim Pengadilan Negeri Sukoharjo Nomor 36/Pid.B/2007/PN.SKH.
b. Bahan Hukum Sekunder
Yaitu semua bahan hukum yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum
primer seperti rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian dan lainnya.
Dalam hal ini penulis menggunakan bahan dari RUU KUHP, hasil karya ilmiah
para sarjana yang berupa teori-teori dan juga hasil-hasil penelitian.
c. Bahan Hukum Tertier
Yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya bahan dari media internet,
kamus, ensiklopedia, indeks kumulatif, dan sebagainya.
Dalam hal ini penulis menggunakan bahan dari kamus.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai pendahuluan yang terdiri
dari Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Hukum
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan hasil kepustakaan yang diperoleh peneliti dari
penelitian, yang terdiri dari kerangka teori yang didalamnya penulis
berusaha menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini
yang meliputi tinjauan umum hukum pidana, pembagian hukum pidana,
fungsi hukum pidana, asas-asas hukum pidana, pengertian tindak pidana,
unsur-unsur tindak pidana, cara merumuskan tindak pidana, tinjauan
umum pemidanaan, pengertian pemalsuan dan surat, unsur-unsur tindak
pidana pemalsuan surat, jenis-jenis pemalsuan surat, dan kerangka
pemikiran yang disampaikan dalam bentuk bagan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka teoritis
1. Tinjauan umum hukum pidana
a. Pengertian hukum pidana
Dalam memberikan batasan terhadap hukum pidana pasti ditemui
kesulitan untuk mencakup seluruh aspek dari hukum pidana, karena isi
hukum pidana sangatlah luas dan mencakup banyak segi, yang tidak
mungkin dirumuskan kedalam suatu batasan tertentu dengan suatu kalimat
tertentu. Namun jika dilihat secara garis besar serta dengan berpijak pada
kodifikasi sebagai sumber utama atau sumber pokok hukum pidana
dapatlah dirumuskan setidak-tidaknya yang mencakup sebagian besar
aspek hukum pidana.
10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Hukum pidana itu adalah bagian dari hukum publik yang memuat
ketentuan-ketentuan tentang :
1) aturan umum hukum pidana dan (yang berhubungan dengan) larangan
melakukan perbuatan-perbuatan (aktif/positif maupun pasif/negatif)
tertentu yang disertai ancaman sanksi berupa pidana (straf) bagi yang
melanggar larangan itu.
2) syarat-syarat tertentu (kapankah) yang harus dipenuhi/harus ada bagi si
pelanggar untuk dapat dijatuhkan sanksi pidana yang diancamkan pada
larangan perbuatan yang dilanggarnya (Adami Chazawi, 2002:2).
12
13
14
sebagainya.
c) kepentingan hukum negara, misalnya kepentingan hukum terhadap
keamanan dan keselamatan negara.
15
16
17
b) Kealpaan (culpa)
Kealpaan yang sering juga disebut ketidaksengajaan, lawan
dari kesengajaan. Kesengajaan dan kealpaan adalah berupa unsur
batin (subyektif). Manusia dalam keadaan normal mempunyai
kemampuan merefleksikan keadaan batin itu kedalam wujud
tingkah laku. Dan bila kemampuan berpikir, berperasaan itu
tidak digunakan sebagaimana mestinya dalam hal melakukan
perbuatan yang pada kenyataannya dilarang, maka hal itulah
yang disebut kelalaian.
18
oleh para ahli hukum dalam beberapa literatur mengenai hukum pidana
sebagai terjemahan dari istilah “strafbaar feit”.
Dalam pandangan Moeljatno terhadap perbuatan pidana
menunjukkan bahwa ada pemisahan antara perbuatan dengan orang yang
melakukan. Pandangan yang memisahkan antara perbuatan dengan orang
yang melakukan disebut pandangan Dualisme. Pandangan dualisme ini
juga dianut oleh banyak ahli diantaranya :
19
20
21
3) Unsur Kesalahan
Merupakan unsur mengenai keadaan atau gambaran batin
seseorang sebelum atau pada saat memulai perbuatan, karena unsur ini
selalu melekat pada diri pelaku dan bersifat subyektif. Unsur kesalahan
yang mengenai keadaan batin pelaku adalah berupa unsur yang
menghubungkan antara perbuatan dan akibat serta sifat melawan
hukum perbuatan dengan si pelaku. Kesalahan dalam hukum pidana
berhubungan dengan pertanggungan jawab atau mengandung beban
pertanggungan jawab, yang terdiri dari:
a) Kesengajaan (dolus atau opzet)
Dalam doktrin hukum pidana dikenal ada 3 bentuk
kesengajaan, yaitu kesengajaan sebagai maksud (opzet als
oogmerk), kesengajaan sebagai kepastian (opzet bij
zekerheidsbewustzjin), dan kesengajaan sebagai kemungkinan
(opzet bij mogelijkheidsbewustzijn).
22
b) Kealpaan (culpa)
Kealpaan yang sering juga disebut ketidaksengajaan, lawan
dari kesengajaan. Kesengajaan dan kealpaan adalah berupa unsur
batin (subyektif). Manusia dalam keadaan normal mempunyai
kemampuan merefleksikan keadaan batin itu kedalam wujud
tingkah laku. Dan bila kemampuan berpikir, berperasaan itu tidak
digunakan sebagaimana mestinya dalam hal melakukan perbuatan
yang pada kenyataannya dilarang, maka hal itulah yang disebut
kelalaian.
23
a). Cara melakukan perbuatan, yang berarti cara itu melekat pada
perbuatan yang menjadi unsur tindak pidana. Dengan penyebutan
cara melakukan tingkah laku disamping penyebutan unsur tingkah
laku dalam rumusan tindak pidana, dengan demikian menjadi
terbatas sifat dan wujud tingkah laku itu dalam pelaksanaannya.
24
25
26
b) dengan sengaja.
Unsur subyektif dari membuat palsu yaitu dengan maksud
untuk mempergunakan surat itu seolah-olah surat itu asli atau tidak
dipalsukan. Pasal tersebut dengan jelas menyebutkan kualifikasi dari
perbuatan yang dilakukan yaitu “karena pemalsuan surat”, dan dalam
pasal tersebut disebutkan pula akibat dari perbuatannya yaitu “jika
pemakaian tersebut dapat menimbulkan kerugian”
2) Unsur Obyektif
Dari unsur-unsur subyektif tersebut didapat suatu pengertian
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
B. Kerangka Pemikiran
Dari uraian tersebut di atas maka kerangka pemikirannya dapat disusun
sebagai berikut :
HUKUM PIDANA
PASAL
PEMALSUAN SURAT 263-276
KUHP
PUTUSAN
HUKUMAN/SANKSI
PIDANA
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
KETERANGAN :
Negara Indonesia merupakan negara hukum. Salah satu hukum yang
berlaku adalah hukum pidana. Merupakan hukum yang mengatur mengenai
kepentingan publik / umum, atau lebih dikenal sebagai tindak pidana (delik).
Setiap tindak pidana telah diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP). Didalam KUHP sendiri tindak pidana dibagi dalam 2 macam, yaitu
pelanggaran dan kejahatan. Salah satu contoh yang masuk dalam tindak
pidana umum adalah pemalsuan surat. Pemalsuan surat merupakan suatu
kejahatan maka diatur dalam Pasal 263-276 KUHP, Pasal 263 mengatur
mengenai pemalsuan surat pada umumnya dan sanksi pidana atas kejahatan
tersebut. Sedangkan pengaturan untuk pemalsuan surat-surat tertentu diatur
dalam Pasal-pasal berikutnya. Tindak pidana pemalsuan surat adalah suatu
kejahatan yang cukup meresahkan di masyarakat, karena membutuhkan suatu
kejelian, ketelitian maupun kehati-hatian dari semua pihak. Dalam suatu kasus
yang terjadi di wilayah Kabupaten Sukoharjo, dimana terdakwa telah
memalsukan sebuah tanda tangan mantan suaminya guna memenuhi
persyaratan mendapatkan pinjaman uang dari Bank Pasar di Sukoharjo.
Dalam hal ini putusan pidana yang sudah dijatuhkan oleh Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Sukoharjo lebih ringan daripada ancaman
pidananya yang tercantum dalam Pasal 263 KUHP, berdasar pada
pertimbangan hakim dan adanya hal-hal yang meringankan terdakwa.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Atas laporan korban (Antonius Putut K, S.H), pada bulan Oktober 2006,
sekitar pukul 10.00 WIB, di mana dalam hal ini Terdakwa SRI LESTARI
YUNIARTI bermaksud mengajukan pinjaman uang di Bank Pasar Sukoharjo, di
mana pihak Bank Pasar Sukoharjo dalam hal ini SUMARGONO sebagai Kepala
Bagian Kredit memberikan satu bendel formulir persyaratan pengajuan
peminjaman uang dan salah satunya isian formulir Surat Pernyataan Asli.
Selanjutnya SRI LESTARI YUNIARTI segera melengkapi persyaratan yang
diberikan kepadanya yaitu tanggal 20 November 2006 sekitar pukul 11.00 WIB,
uang peminjaman sudah cair dan sudah diterimanya dengan pengajuan uang
pinjaman sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), tetapi pihak Bank
Pasar Sukoharjo hanya mengabulkan pinjaman terdakwa sebesar Rp. 40.000.000,-
(empat puluh juta rupiah) dengan sistem rekening Koran dan pada saat pencairan
37
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
uang tersebut terdakwa baru mengambil uang itu sebesar Rp. 20.000.000,-
(dua puluh juta rupiah) yang telah digunakan untuk membayar biaya kuliah anak
kandungnya yang bernama Anton Yunianto (18 tahun) dan untuk kebutuhan hidup
sehari-hari bersama dengan 3 (tiga) anak kandungnya. Sekalipun pinjaman uang
terdakwa sudah dicairkan oleh pihak Bank Pasar Sukoharjo terdakwa tetap
berusaha melengkapi persyaratan yang belum dipenuhinya berupa Surat
Pernyataan Asli dan Surat Pernyataan Asli tersebut bisa disusulkan. Oleh karena
terdakwa sudah tidak ada hubungan lagi dengan ANTONIUS PUTUT KUNTADI,
S.H, karena sudah resmi bercerai secara sah tanggal 23 Februari 2005 sesuai
dengan Putusan Pengadilan Negeri Sukoharjo Nomor 05/PDT.G/2005/PN-SKH.,
maka terhadap formulir Surat Pernyataan Asli tersebut yang terbuat dari kertas
HVS bertuliskan tulisan komputer yang didapatkan terdakwa dari Bank Pasar
Sukoharjo, di mana terdakwa telah mengisi tulisan identitas terdakwa sendiri dan
ANTONIUS PUTUT KUNTADI, S.H dengan menggunakan bollpen dan
mengambil foto copy KTP yang terdakwa dapatkan di rumahnya sendiri telah
memalsukan tanda tangan ANTONIUS PUTUT KUNTADI, S.H, dengan meniru
tanda tangan saksi korban yang terdakwa tuangkan dalam Surat Pernyataan Asli
tertanggal 18 Desember 2006. Dalam hal terdakwa memalsukan tanda tangan
ANTONIUS PUTUT KUNTADI, S.H. tersebut terdakwa tidak pernah sama sekali
memberitahukan atau meminta ijin terlebih dahulu kepada ANTONIUS PUTUT
KUNTADI, S.H.
Adapun isi dari Surat Pernyataan Asli tersebut adalah SRI LESTARI
YUNIARTI menyerahkan sebidang tanah sawah hak milik nomor 1107 atas nama
SRI LESTARI YUNIARTI kepada ANTONIUS PUTUT KUNTADI, S.H. untuk
dipergunakan sebagai agunannya. Surat Pernyataan Asli tersebut telah terdakwa
serahkan kepada pihak Bank Pasar Sukoharjo pada hari Senin tanggal 26
Desember 2006 sekitar pukul 09.00 WIB yang diterima langsung oleh
SUMARGONO sebagai Kepala Bagian Kredit, dikarenakan dalam Surat
Pernyataan Asli tersebut hanya baru tertera identitas dan tanda tangan SRI
LESTARI YUNIARTI dan ANTONIUS PUTUT KUNTADI, S.H., kemudian
SUMARGONO sekitar pukul10.00 WIB menyuruh stafnya SURYONO untuk
membawa dan meminta tanda tangan pengesahan kepada Kepala Desa / Lurah
Ngadirejo dan Camat Kartasura.setalah mendapatkan pengesahan tanda tangan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
dari Kepala Desa / Lurah Ngadirejo DIDIK ISTIADI dan Camat Kartasura
SUMARSONO, S.Sos., lalu SURYONO sekitar pukul 13.00 WIB tiba di Bank
Pasar Sukoharjo dan telah menyerahkan Surat Pernyataan Asli kepada
SUMARGONO selaku Kepala Bagian Kredit didalam ruangannya.
KUNTADI, S.H selaku pihak yang kedua, dikarenakan tanah sawah tersebut
sebagian masih milik ANTONIUS PUTUT KUNTADI, S.H (masih harta gono-
gini), apalagi perbuatan yang dilakukan oleh SRI LESTARI YUNIARTI tersebut
tanpa sepengetahuan atau tanpa seijin dan telah melecehkan dan merendahkan
harga diri dari ANTONIUS PUTUT KUNTADI, S.H. atas pemalsuan tanda
tangan tersebut.
Bahwa dalam hal ini terdakwa SRI LESTARI YUNIARTI pada hari
Senin, tanggal 18 Desember 2006 sekira jam 19.00 WIB atau setidak-tidaknya
pada suatu waktu dalam bulan Desember 2006 bertempat di rumah terdakwa
sendiri di Dk. Pandeyan Rt. 03/I, Kelurahan Ngadirejo. Kabupaten Sukoharjo,
membuat secara tidak benar atau memalsu surat yang dapat menimbulkan suatu
hak, perikatan atau pembebasan hutang atau yang diperuntukkan sebagai bukti
dari pada sesuatu hak, dengan maksud memakai atau menyuruh orang lain
memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, jika pemakaian
tersebut dapat menimbulkan kerugian (perbuatan ia terdakwa sebagaimana diatur
dan diancam pidana dalam Pasal 263 ayat 1 KUHP). Selain itu terdakwa juga
didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum telah dengan sengaja memakai surat yang
isinya tidak benar atau yang dipalsu, seolah-olah benar dan tidak dipalsu, jika
pemakaian surat itu dapat menimbulkan kerugian (sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Pasal 263 ayat 2 KUHP).
b. Saksi-saksi
Untuk membuktikan dalili-dalil dakwaannya, Penuntut Umum
menghadirkan saksi-saksi untuk didengar keterangannya di persidangan di
bawah sumpah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing,
sebagai berikut :
1. Saksi Antonius Putut Kuntadi, S.H selaku saksi korban.
Dari keterangannya ia mengakui bahwa benar ia kenal dengan
terdakwa yang merupakan mantan istri dan tidak ada hubungan
keluarga lagi. Dari perkawinan tersebut diperoleh harta gono-gini
berupa sebidang tanah sawah dan tanah perkarangan beserta rumah di
atasnya yang oleh Pengadilan Negeri Sukoharjo diputus tanggal 17
Januari 2007 (dibagi dua). Bahwa benar saksi mengetahui dan
mendapatkan foto copy Surat Pernyataan dari Didik Istiadi (Lurah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
4. Saksi Suryono
Bahwa benar tugasnya adalah di bagian umum Bank Pasar
Sukoharjo, yang membantu pekerjaan yang diperintahkan oleh
atasannya. Bahwa benar saksi dipanggil Sumargono Kepala Bagian
Kredit dan diperintahkan untuk meminta tanda tangan pengesahan
Surat Pernyataan kepada Pak Lurah Ngadirejo dan Pak Camat
Kartasura dan serahkan kembali kepada Sumargono.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
3) Dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat
itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, jikalau pemakaian surat
itu dapat mendatangkan kerugian.
Dengan telah terpenuhinya dan terbukti secara sah dan meyakinkan semua
unsur pokok pidana sebagaimana dalam dakwaan Primair tersebut, Terdakwa
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Pemalsuan Surat dan Menggunakan Surat Palsu” dan Majelis Hakim
menjatuhkan pidana sebagai berikut :
1) Menyatakan terdakwa SRI LESTARI YUNIARTI binti R.NGT
SUKARTI SUJADI telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana PEMALSUAN SURAT DAN
MENGGUNAKAN SURAT PALSU;
2) Menghukum terdakwa tersebut oleh karena itu dengan pidana penjara
selama 2 (dua) bulan;
3) Menetapkan pidana penjara tersebut tidak perlu dijalankan oleh Terdakwa,
terkecuali apabila dikemudian hari berdasarkan Keputusan Hakim
Pengadilan, Terdakwa dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana
sebelum masa percobaan selama 4 (empat) bulan habis dijalani;
Hukum pidana adalah hukum yang memberikan sanksi yang bengis dan
sangat memperkuat berlakunya norma-norma hukum yang telah ada dan tidak
mengadakan norma yang baru. Menurut Prof. Van Hamel, Hukum pidana adalah
semua dasar-dasar dan aturan-aturan yang dianut oleh suatu negara dalam
menyelenggarakan ketertiban hukum (rechtsorde) yaitu dengan melarang apa
yang bertentangan dengan hukum dan mengenakan suatu nestapa kepada yang
melanggar larangan-larangan tersebut (Moeljatno, 2000: 8). Secara umum hukum
pidana berfungsi mengatur dan menyelenggarakan kehidupan masyarakat agar
dapat tercipta dan terpeliharanya ketertiban umum. Diharapkan dengan
diberlakukannya hukum pidana maka di kehidupan masyarakat akan terwujud
cita-cita bersama yaitu kehidupan damai dan sentosa. Oleh karena tindak pidana
itu adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh orang, maka untuk menjatuhkan
pidana pada orang tersebut haruslah dilakukan bilamana ada unsur kesalahan pada
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
ANALISIS :
Unsur Membuat Secara Tidak Benar atau Memalsu Surat yang Dapat
Menimbulkan Sesuatu Hak, Perikatan atau Pembebasan Hutang atau
yang Diperuntukkan sebagai Bukti daripada Sesuatu Hal
ANALISIS :
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka diambil simpulan
sebagai berikut :
1. Tindak pidana pemalsuan surat pada umumnya telah diatur dalam Pasal 263
KUHP. Dalam Pasal 263 ayat (1) KUHP telah tercantum unsur-unsurnya,
yaitu barang siapa; membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
menerbitkan suatu hak, sesuatu perhutangan, membebaskan hutang atau
dapat dipergunakan untuk bukti suatu hal; dan dengan maksud untuk
memakai atau menyuruh orang lain memakai surat itu seolah-olah surat itu
asli dan tidak dipalsukan, jikalau pemakaian surat itu dapat mendatangkan
kerugian. Dengan telah terpenuhinya dan terbukti secara sah dan
meyakinkan semua unsur pokok pidana, maka Terdakwa terbukti secara sah
dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak pidana Pemalsuan Surat
dan Menggunakan Surat Palsu. Majelis Hakim menjatuhkan pidana sebagai
berikut :
a. Pidana penjara selama 2 (dua) bulan;
b. Menetapkan pidana penjara tersebut tidak perlu dijalankan oleh
terdakwa, terkecuali apabila dikemudian hari berdasarkan Keputusan
Hakim Pengadilan, terdakwa dinyatakan bersalah melakukan tindak
pidana sebelum masa percobaan selama 4 (empat) bulan habis dijalani;
c. Membebankan biaya perkara dalam perkara ini kepada Terdakwa
sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah).
Majelis Hakim menjatuhkan pidana penjara 2 (dua) bulan kepada terdakwa
tindak pidana pemalsuan surat dengan masa percobaan 4 (empat) bulan. Hal
tersebut sangatlah ringan jika dibandingkan dengan ancaman pokoknya,
yaitu Pasal 263 KUHP yang mengancam pidana penjara 6 (enam) tahun.
57
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
B. SARAN
Dari penulisan skripsi ini ada beberapa saran yang dapat penulis berikan
berhubungan dengan persoalan yang ada, yaitu sebagai berikut :
1. Surat tuntutan dari jaksa penuntut umum seharusnya bisa lebih diperberat
lagi terutama dalam hal sanksi pidana yang hanya 2 bulan saja, sehingga
hakim dalam menjatuhkan hukumannya pun bisa lebih berat lagi. Karena
dari fakta hukum yang diperoleh selama persidangan bahwa terdakwa telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
pemalsuan surat seperti yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 263
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
2. ayat (1) dan (2) KUHP dengan ancaman hukuman maksimal selama 6 tahun
penjara.
DAFTAR PUSTAKA
Barda Nawawi, 2003. Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung. PT. Citra Aditya
Bhakti
Kansil. C.S.T, 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.
Jakarta:Balai Pustaka
Soerjono Soekanto dan Sri Mahmudji. 2001. Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan Singkat. Jakarta. PT. Raja Grafindo Perkasa
sssss
60
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
Perundang Undangan