Anda di halaman 1dari 90

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PELAKSANAAN PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN KEPADA


TERTANGGUNG ASURANSI KEBAKARAN RUKO (RUMAH TOKO)
DI PT. ASURANSI CENTRAL ASIA CABANG SURAKARTA

Penulisan Hukum
(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk


Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum
pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :
Khuwaisy Al Lathaf
NIM. E0008053

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013

commiti to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum
(Skripsi)

PELAKSANAAN PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN KEPADA


TERTANGGUNG ASURANSI KEBAKARAN RUKO (RUMAH TOKO)
DI PT ASURANSI CENTRAL ASIA CABANG SURAKARTA

Oleh
Khuwaisy Al Lathaf
E0008053

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum


(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 10 Januari 2013


Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. M. Hudi Asrori S, S.H.,M.Hum Diana Tantri C, S.H.,M.Hum


NIP. 19601107 198911 1 001 NIP. 19721217 200501 2 001

commitii to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum
(Skripsi)

PELAKSANAAN PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN KEPADA


TERTANGGUNG ASURANSI KEBAKARAN RUKO (RUMAH TOKO)
DI PT ASURANSI CENTRAL ASIA CABANG SURAKARTA

Oleh
Khuwaisy Al Lathaf
E0008053

Telah diterima dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum


(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada
Hari : Rabu
Tanggal : 23 Januari 2013

DEWAN PENGUJI
1. Djuwityastuti, S.H., M.H.
NIP. 19540511 198003 2 001
Ketua

2. Dr. M. Hudi Asrori S, S.H.,M.Hum


NIP. 19601107 198911 1 001
Sekretaris

3. Diana Tantri C, S.H.,M.Hum


NIP. 19721217 200501 2 001
Anggota
Mengetahui
Dekan,

Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum


NIP. 19570203 198503 2 001

commitiiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

iv

PERNYATAAN

Nama : Khuwaisy Al Lathaf


NIM : E0008053

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul :


Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian Kepada Tertanggung Asuransi Kebakaran
Ruko (Rumah Toko) di PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta adalah betul-
betul karya sendiri. Hal-hal bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini
diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari
terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari
penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, 2 Januari 2013


yang membuat pernyataan

Khuwaisy Al Lathaf
NIM. E0008053

commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

Diawali dengan Bismillah diakhiri dengan Alhamdulillah

Kata yang paling indah

manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati...


~ Kahlil Gibran ~

Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,


kerjakan sungguh-sungguh kemudian pasrahkan kepada Allah

commitv to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vi

PERSEMBAHAN

Sebuah Karya ini Penulis persembahkan kepada :

Allah SWT atas rahmat, karunia, dan semua


rencanaNya yang sangat indah ini.

Bapak dan Ibu tercinta, H. Fadloli dan Hj.


Riwantiningsih

Kakak penulis Fani Hidayat F

Diriku sendiri, atas perjuangan yang pantas untuk


dihargai.

Keluarga besarku.

Soraya Adhi Rahmawani

Almamaterku Fakultas Hukum UNS

commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

vii

ABSTRAK

Khuwaisy Al Lathaf, E0008053. 2012. PELAKSANAAN PEMBAYARAN


GANTI KERUGIAN KEPADA TERTANGGUNG ASURANSI KEBAKARAN
RUKO (RUMAH TOKO) DI PT. ASURANSI CENTRAL ASIA CABANG
SURAKARTA. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembayaran


ganti kerugian asuransi kebakaran Ruko di PT Asuransi Central Asia Cabang
Surakarta dan hambatan yang timbul dalam pelaksanaannya serta bagaimana solusi
untuk mengatasinya.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum non-doktrinal bersifat deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni studi
pustaka dan wawancara pada PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta.
Berdasarkan pembahasan dihasilkan simpulan, yaitu pertama, pelaksanaan
pembayaran ganti kerugian asuransi kebakaran Ruko di PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari pelaporan,
penelitian klaim, melakukan survey, hingga pembayaran ganti kerugian. Pembayaran
ganti kerugian dilakukan maksimal 30 (tiga puluh) hari setelah nasabah / tertanggung
menyetujui nilai penggantian yang diajukan oleh penanggung / PT Asuransi Central
Asia Cabang Surakarta kepada tertanggung. Pelaksanaan pembayaran ganti kerugian
yang dilakukan oleh PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta telah sesuai dengan
Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSKI) dan menggunakan prinsip
insurable interest, prinsip principle of utmost good faith, dan prinsip indemnity.
Kedua, hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pembayaran ganti kerugian
asuransi kebakaran di PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta antara lain proses
pembayaran ganti kerugian yang lama apabila kerugian melebihi Rp 200.000.000,-
(dua ratus juta rupiah), tertanggung yang tidak membayar premi bersikeras menuntut
ganti kerugian, dan tertanggung melakukan kecurangan. Solusi dari hambatan yang
timbul adalah dengan menunjuk lost adjuster untuk memproses penggantian
kerugian, dan penanggung harus lebih hati-hati dan teliti terhadap tertanggung yang
melakukan kecurangan.

Kata Kunci : Ganti Kerugian, Asuransi Kebakaran, Klaim, Ruko

commitviito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

viii

ABSTRACT

Khuwaisy Al Lathaf, E0008053. 2012. Compensation Payment


Implementation to Fire Insurance Insured Shop at Asuransi Central Asia Ltd.
Branch of Surakarta. Faculty of Law Sebelas Maret University.

This legal research aims to find out the compensation payments


implementation of shop fire insurance at Asuransi Central Asia Ltd. Branch of
Surakarta and the obstacles arising in the implementation and how the solutions to
overcome them.
This study is a non-doctrinal legal research, descriptive, with qualitative
approach. Data collection techniques used are literature study and interview at
Asuransi Central Asia Ltd. Branch of Surakarta.
Based on the discussion chapter, the conclusion is, first, the compensation
payments implementation of shop fire insurance at Asuransi Central Asia Ltd. Branch
of Surakarta are done through several stages, start from reporting, studying of the
claims, conducting surveys, to the payment of compensation. Compensation payments
made up to 30 days after the client / insured approves the replacement value
proposed by the insurer / Asuransi Central Asia Ltd. Branch of Surakarta to the
insured. The compensation payments implementation which have been made Asuransi
Central Asia Branch of Surakarta accord with Indonesian Fire Insurance Standard
Policy and use the principle of insurable interest, principle of utmost good faith, and
principle of indemnity. Second, the obstacles that arise in the fire insurance
compensation payments to Asuransi Central Asia Ltd. Branch of Surakarta are long
time compensation payment process when losses exceed Rp 200.000.000, - (two
hundred million rupiah), the insured who does not pay premiums insist
compensation, and the insured commits fraud. The solutions of the obstacles that
arise are to appoint lost adjuster for compensation payment process, and the insurer
should be more cautious and careful of the insured who commits fraud.

Keywords: Compensation, Fire Insurance, Claims, Shop

viii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, hidayah dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum yang berjudul :

Kebakaran Ruko (Rumah Toko) di PT Asuransi Central Asia Cabang


ini dengan lancar. Penulisan Hukum atau Skripsi merupakan tugas wajib
yang harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa untuk melengkapi syarat memperoleh
derajat sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan hukum ini tidak lepas dari dukungan dan
bantuan banyak pihak, maka perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Orang tua terhebat Bapakku Drs. H. Fadloli dan Ibuku Hj. Riwantiningsih,
atas doa, harapan, kasih sayang, nasihat, dukungan, motivasi dan segalanya
sehingga penulis dapat menyelesaikan ini walaupun baru karya kecil yang
mungkin belum bisa membanggakan.

2. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret sekaligus Pembimbing Akademik penulis.

3. Bapak Dr. M. Hudi Asrori S, S.H, M.Hum, dan Ibu Diana Tantri C., S.H.,
M.Hum. selaku pembimbing penulisan hukum (skripsi) yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Sutapa Mulya Widada, S.H., M.Hum. selaku pembimbing akademik


yang telah memberikan semangat dan banyak motivasi untuk menyelesaikan
penulisan hukum ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, semangat, pengalaman, dan nasehat-nasehat
yang teramat berharga selama penulis mengenyam pendidikan pada Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta sehingga dapat dijadikan bekal
dalam penulisan hukum ini.

commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Bapak Fendy Wijaya, Branch Manager PT Asuransi Central Asia Cabang


Surakarta yang telah berkenan memberikan izin penelitian dan data-data yang
sangat penting dan bermanfaat untuk terselesaikannya penulisan hukum ini
dan Bapak Silvanus Betra selaku Bagian Klaim di PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta yang telah banyak membantu dalam penelitian.

7. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret


Surakarta.

8. Kakakku Fani Hidayat Fikri yang telah menjadi kakak yang baik bagi penulis.

9. Soraya, atas cinta, kasing sayang, perhatian, kesetiaan, pengertian, dukungan


dan motivasinya.

10. Sahabatku, Peri Prasetiawan, yang telah banyak membantu dalam penulisan
hukum ini, terimakasih atas pemikiran, dorongan dan catatan-catatannya.

11. Teman-temanku Latho, Rokhmadi, Trexjohn, Satrio, Ikhsan. Terimakasih atas


kebersamaan dan perjuangan selama ini.

12. Teman-teman di kost Galuh Kencana, Enggar, Mahesa, Dayu, Pentor, Cepot,
Tegar, Tyo, Irwan. Terimakasih bagi kebersamaan, canda tawa kita selama
ini.

13. Teman-teman angkatan 2008 Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret,


terimakasih telah menjadi bagian dari kalian dan semua pihak yang telah
membantu penulis selama menjalani pendidikan di perguruan tinggi.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.

Mengingat keterbatasan kemampuan diri penulis, penulis sadar bahwa


Penulisan Hukum (Skripsi) ini masih jauh sempurna. Oleh karena itu adanya saran
dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Meskipun
demikian, penulis barharap agar penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi yang
memerlukannya.

commitx to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xi

Surakarta, 3 Januari 2013


Penulis

KHUWAISY AL LATHAF

commitxi to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

E. Metode Penelitian .................................................................... 7

F. Sistematika Penelitian ............................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 15


A. Kerangka Teori ........................................................................ 15

1. Tinjauan Umum Tentang Asuransi ................................... 15

a. Pengertian Asuransi .................................................... 15

b. Unsur-Unsur Asuransi ................................................. 17

commitxiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xiii

c. Syarat Sahnya Perjanjian Asuransi ............................. 18

d. Jenis-Jenis Asuransi .................................................... 21

e. Polis Asuransi ............................................................. 24

f. Premi Asuransi ............................................................ 26

g. Prinsip-Prinsip Asuransi ............................................. 28

h. Berakhirnya Asuransi .................................................. 31

2. Tinjauan Mengenai Asuransi Kebakaran .......................... 33

a. Kebakaran ................................................................... 33

b. Asuransi Kebakaran .................................................... 33

3. Tinjauan Mengenai Rumah Toko (Ruko) ......................... 37

B. Kerangka Pemikiran ................................................................ 38

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 40


A. Hasil Peneitian ........................................................................ 40

1. Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian oleh PT

Asuransi Central Asia Cabang Surakarta .......................... 40


a. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................... 40

1) Tinjauan tentang PT. Asuransi Central Asia ......... 40

2) Asuransi kebakaran di PT Asuransi Central

Asia ....................................................................... 46
b. Hak dan Kewajiban Penanggung dan

Tertanggung ................................................................ 46
c. Prosedur Klaim di PT Asuransi Central Asia ............. 48

d. Pembayaran Ganti Kerugian oleh PT Asuransi Central


Asia Cabang Surakarta ................................................ 49

xiii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xiv

2. Hambatan dalam Pelaksanaan Pembayaran Ganti

Kerugian dan Solusinya .................................................... 50


B. Pembahasan ............................................................................. 51

1. Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian oleh PT

Asuransi Central Asia Cabang Surakarta .......................... 51


a. Hak dan Kewajiban Penanggung dan Tertanggung .... 51

b. Prosedur Klaim di PT Asuransi Central Asia Cabang

Surakarta ..................................................................... 56

c. Pembayaran Ganti Kerugian oleh PT Asuransi

Central Asia Cabang Surakarta ................................... 61


2. Hambatan dalam Pelaksanaan Pembayaran Ganti

Kerugian dan Solusinya .................................................... 67


BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 73
A. Simpulan ................................................................................. 73

B. Saran ........................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Gambar 1 Model Analisis Interaktif ................................................................ 12


Gambar 2 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................ 38

Tabel. 1 Daftar Jaminan Perlindungan Asuransi Kebakaran ........................ 49


Tabel. 2 Daftar Jaminan Perlindungan Asuransi Kebakaran ........................ 64

commitxvto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada hakikatnya setiap kegiatan manusia di dunia ini betapapun
sederhananya selalu mengandung berbagai kemungkinan, baik yang positif
maupun negatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap kegiatan manusia itu
selalu mengandung suatu keadaan yang tidak pasti. Keadaan tidak pasti itu adalah
sebagai suatu keadaan dengan penuh tanda tanya, kemungkinan menderita
kerugian itu akan menimbulkan rasa tidak aman. Manusia tentu saja
mengharapkan keamanan atas harta benda mereka, mengharapkan kesehatan dan
kesejahteraan tidak kurang sesuatu apapun, namun manusia hanya dapat berusaha,
tetapi Tuhan yang menentukan segalanya. Oleh karena itu setiap insan tanpa
kecuali di alam fana ini selalu menghadapi berbagai resiko. Berhadapan dengan
permasalahan tersebut maka diperlukan upaya untuk menanggulangi rasa tidak
aman tersebut terhadap aset harta benda yakni dengan cara menghindari dan
melimpahkan kerugian (resiko) kepada pihak lain yang memang menyediakan diri
untuk itu. Cara tersebut tidak lain ialah dengan cara mengadakaan perjanjian
asuransi.
Dalam masyarakat modern kedudukan lembaga asuransi semakin
penting, karena dapat mengurangi kerugian atas suatu ketidakpastian dalam hal
beban ekonomi seseorang. Seorang pengusaha yang memiliki aset niaga tentu
tidak ingin mengalami sebuah kerugian. Dengan adanya suatu asuransi akan
memberikan suatu keuntungan bagi masyarakat karena jasa pokok yang
ditawarkan oleh asuransi adalah rasa aman, rasa terlindungi, karena sudah adanya
janji dengan pihak penanggung kepada tertanggung, apabila ia menderita suatu
kerugian akan mendapat ganti kerugian.
Asuransi semakin berkembang diterima oleh masyarakat karena
manfaatnya memberikan rasa aman terjamin atau perlindungan atau jaminan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(security) dalam menjalankan usaha karena terdapat kepastian penggantian


apabila timbul kerugian dari sebab-sebab yang diasuransikan. Asuransi
melindungi terhadap peristiwa yang menimbulkan kerugian, jika pada suatu
ketika sungguh-sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian tersebut,
maka kepada tertanggung yang bersangkutan akan dibayarkan ganti kerugian
seimbang dengan jumlah asuransinya. Dalam prakteknya, kerugian yang timbul
itu bersifat sebagian (partial loss), tidak semuanya berupa kerugian total
(totalloss). Dengan demikian tertanggung mengadakan asuransi bertujuan untuk
memperoleh pembayaran ganti kerugian yang sungguh-sungguh dideritanya.
Perkembangan asuransi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Peningkatan perkembangan asuransi di Indonesia didukung oleh
meningkatnya pertumbuhan perekonomian dan kesadaran masyarakat terhadap
manfaat dari jaminan asuransi. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi
masyarakat maka kesadaran berasuransi tumbuh untuk melindungi harta benda
dan tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga maupun sarana simpanan dana
dan investasi untuk kepentingan jaminan perlindungan masa depan keluarga.
Sebagai sebuah lembaga yang menghimpun dana milik masyarakat, usaha
perasuransian harus tunduk pada peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Usaha perasuransian di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun
1992 tentang Usaha Perasuransian dan pelaksanaannya diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian. Selain itu, dari segi keperdataan, asuransi juga diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) yang mengatur asuransi sebagai suatu
perjanjian.
Berdasarkan Pasal 247 KUHD, Asuransi memiliki beberapa jenis, antara
lain asuransi terhadap bahaya kebakaran, asuransi terhadap bahaya yang
mengancam hasil pertanian yang belum dipanen, asuransi jiwa, asuransi terhadap
bahaya laut, asuransi terhadap bahaya pengangkutan di darat, di sungai, dan
perairan pedalaman. Dari sekian banyak jenis asuransi, asuransi kebakaran

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

merupakan asuransi yang paling baik perkembangannya dan paling luas yang
telah diterima masyarakat dan telah memiliki polis standar yaitu Polis Standar
Asuransi Kebakaran Indonesia (PSKI) sebagai kontrak dasar. Asuransi kebakaran
menjamin kerugian dan kerusakan atas harta benda (harta tetap dan harta
bergerak) yang disebabkan oleh kebakaran, yang terjadi karena api atau sebab-
sebab lain termasuk dalam perluasannya. Harta kekayaan yang dilindungi harus
mempunyai nilai ekonomi, yang dapat dihargai dengan sejumlah uang berwujud,
misalnya rumah, kapal, gedung pertokoan.
Pertokoan menjadi objek vital dalam perkembangan perekonomian
masyarakat karena menunjang perniagaan masyarakat. Persaingan niaga yang
ketat menuntut masyarakat pada kehidupan yang lebih efektif, efisien dan praktis.
Hal ini mendorong berkembangnya rumah toko. Rumah toko adalah salah satu
jenis bangunan, berasal dari kata rumah dan toko. Rumah yang berarti tempat
berhuni dan toko yang berarti ruang untuk kegiatan usaha, jadi rumah toko dapat
dikatakan sebagai sebuah bangunan yang menggabungkan fungsi hunian dan
kerja dalam satu tempat, yang untuk selanjutnya disebut dengan Ruko. Ruko
sebagai alternatif hunian yang dengan kesederhanaan dan kepraktisannya dapat
menampung segala aktifitas dengan skala ekonomi kecil, adanya efisiensi waktu
dengan adanya pencampuran fungsi hunian dan kerja, dengan efisiensi lahan dan
kemudahan pembangunannya.
Pembangunan Ruko di kota Surakarta terus mengalami peningkatan.
Hampir di pinggiran jalan protokol di kota Surakarta mulai marak didirikan Ruko,
seperti Jalan Yos Sudarso, Jalan Veteran, Jalan Kolonel Sutarto, Jalan Ir Sutami,
Jalan Honggowongso, Jalan Ronggowarsito, Jalan Urip Sumoharjo dan masih
banyak yang lainnya. Sepanjang tahun 2011, Badan Penanaman Modal dan
Perizinan Terpadu (BPMPT) Surakarta memberikan izin untuk 121 Ruko. Selama
Semester I/2011 saja sedikitnya 55 Ruko mengantongi Izin Mendirikan Bangunan
(IMB). Tahun 2012, pengajuan izin Ruko juga tinggi. Badan tersebut mencatat
selama Januari 2012 ada 26 permohonan izin Ruko yang masuk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(http://www.koran-o.com/2012/solopolitan/rumah-toko-tumbuh-subur-di-solo-
14098 diakses 27 September, 2012 pukul 22.18).
Meningkatnya pembangunan Ruko ini tidak menutup kemungkinan Ruko
tersebut terkena suatu bencana ataupun kerugian, seperti banjir, gempa, roboh
ataupun kebakaran. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena apabila terjadi
kebakaran yang menimpa Ruko, maka kerugian yang diderita sangat besar. Hal
ini mengingat Ruko digunakan sebagai hunian sekaligus sebagai tempat kerja.
Pemilik Ruko ini akan kehilangan harta benda, perabot rumah dan juga barang
yang dijualnya. Dengan demikian maka pemilik Ruko akan kehilangan tempat
tinggalnya dan juga mata pencahariannya.
Untuk itu asuransi kebakaran dapat menjadi solusi untuk melindungi
Ruko dari ancaman bahaya dan kerugian. Dengan adanya asuransi kebakaran
tersebut pemilik Ruko akan lebih leluasa untuk memfokuskan diri pada kegiatan
usahanya tanpa dibayangi rasa was-was karena telah mendapat perlindungan
asuransi atas Ruko miliknya sehingga meningkatkan efisiensi dan kegiatan
usahanya.
Perusahaan asuransi yang mempunyai produk asuransi kerugian di kota
Surakarta cukup banyak, salah satunya adalah PT. Asuransi Central Asia. PT.
Asuransi Central Asia merupakan salah satu perusahaan asuransi terbaik di
Indonesia. Selama lebih dari 50 tahun PT Asuransi Central Asia Berkarya, PT
Asuransi Central Asia telah menerima berbagai penghargaan dalam bidang
asuransi, di antaranya MRG Outstanding Affiliate Service Award tahun 2009,
Service Quality Award tahun 2010, Indonesia Insurance Award tahun 2012 (
http://www.aca.co.id/ diakses 27 September 2012 pukul 22.00)
Seiring dengan maraknya pembangunan Ruko, pertumbuhan asuransi
khususnya asuransi kebakaran di kota Surakarta terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan informasi yang penulis peroleh, permintaan asuransi kebakaran pada
PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta dari waktu ke waktu juga mengalami
peningkatan. Namun dalam pelaksanaan asuransi kebakaran muncul berbagai

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

persoalan terkait dengan penggantian kerugian dari pihak PT Asuransi Central


Asia Cabang Surakarta. Berdasarkan pemaparan di atas, maka hal-hal tersebut
menjadi dasar dan melatarbelakangi penulis untuk menyajikan penulisan hukum
dengan judul PELAKSANAAN PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN
KEPADA TERTANGGUNG ASURANSI KEBAKARAN RUKO (RUMAH
TOKO) DI PT. ASURANSI CENTRAL ASIA CABANG SURAKARTA.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan
sebelumnya, serta agar permasalahan yang diteliti menjadi lebih jelas dan
penulisan penelitian hukum mencapai tujuan yang diinginkan, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembayaran ganti kerugian oleh PT. Asuransi Central
Asia Cabang Surakarta dalam asuransi kebakaran terhadap Ruko?
2. Apa saja hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pembayaran ganti asuransi
kebakaran oleh PT. Asuransi Central Asia Cabang Surakarta dan solusinya?

C. Tujuan Penelitian
Dalam pelaksanaan suatu kegiatan penelitian pasti terdapat suatu tujuan
yang hendak dicapai. Adapun penelitian yang penulis lakukan ini bertujuan
antara lain sebagai berikut :
1. Tujuan Objektif
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembayaran ganti kerugian oleh PT.
Asuransi Central Asia Cabang Surakarta dalam asuransi kebakaran
terhadap Ruko.
b. Untuk mengetahui hambatan yang timbul dalam pelaksanaan
pembayaran ganti kerugian oleh PT. Asuransi Central Asia Cabang
Surakarta dalam asuransi kebakaran terhadap Ruko beserta solusinya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Tujuan Subjektif
a. Untuk memperoleh data-data dan informasi yang dibutuhkan bagi
penyelesaian penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar kesarjanaan di bidang Ilmu Hukum pada Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.
b. Untuk menambah dan memperluas wawasan bagi penulis dan sarana
untuk menerapkan teori-teori dan pengetahuan yang telah diperoleh
selama kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta khususnya di bidang Hukum Perdata serta penerapannya di
bidang Hukum Asuransi.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Penulis berharap dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
manfaat serta mengembangkan ilmu pengetahuan dalam ilmu hukum
pada umumnya dan hukum perdata pada khususnya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan
pengetahuan tentang penelitian ilmiah serta menambah literatur atau
bahan-bahan informasi ilmiah tentang hukum asuransi.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi dan gambaran kepada masyarakat pada
umumnya dan semua pihak berkepentingan pada khususnya mengenai
pelaksanaan pembayaran ganti kerugian pada asuransi kebakaran di
PT. Asuransi Central Asia Cabang Surakarta.
b. Memberikan manfaat dalam rangka pengembangan penalaran,
pembentukan pola pikir yang sistematis dan mengetahui kemampuan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah di


Fakultas Hukum.

E. Metode Penelitian
Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum merupakan suatu
kegiatan ilmiah yang berdasarkan pada metode, sistematikan dan pemikiran
tertentu yang bertujuan untuk mempelajari sesuatu atau beberapa gejala hukum
tertentu dengan menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan
yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan
suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala yang
bersangkutan (Soerjono Soekanto, 2010: 43). Adapun metode penelitian yang
digunakan penulis dalam penulisan hukum ini sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penulis di dalam penulisan hukum ini, menggunakan jenis penelitian
hukum sosiologis atau empiris. Pada penelitian hukum sosiologis atau empiris
ini yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder, untuk kemudian
dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan, atau terhadap
masyarakat (Soerjono Soekanto, 2010:52). Data primer didapat di lapangan
dengan melakukan penelitian langsung sehingga data-data yang berkaitan
dengan materi penulisan dengan melakukan studi langsung pada PT. Asuransi
Central Asia Cabang Surakarta.

2. Sifat Penelitian
Ditinjau dari sifatnya, penelitian yang penulis laksanakan ini bersifat
deskriptif, maksudnya penulis bertujuan untuk memberikan gambaran
terhadap subjek dan objek penelitian sebagaimana hasil dari penelitian yang
penulis lakukan. Sifat deskriptif dalam penelitian ini khususnya untuk
memberikan gambaran mengenai pelaksanaan pembayaran ganti kerugian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

asuransi kebakaran oleh PT. Asuransi Central Asia Cabang Surakarta terhadap
Ruko dan hambatan yang timbul.

3. Pendekatan Penelitian
Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan penelitian.
Dengan pendekatan tersebut, penulis akan mendapatkan informasi dari
berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya.
Dalam penelitian hukum ini pendekatan yang digunakan adalah metode
pendekatan kualitatif, yaitu suatu tata cara penelitian yang menghasilkan data
deskriptif-analitis, yaitu apa yang dinyatakan narasumber secara tertulis atau
lisan, dan juga perilaku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu
yang utuh. Dalam hal ini penulis tidaklah semata-mata bertujuan untuk
mengungkapkan kebenaran belaka, akan tetapi untuk memahami kebenaran
tersebut. Yang dimaksud narasumber disini ialah narasumber dari PT.
Asuransi Central Asia Cabang Surakarta.

4. Lokasi Penelitian
Penelitian yang penulis laksanakan ini mengambil lokasi penelitian di
PT. Asuransi Central Asia Cabang Surakarta yang beralamat di Jalan Slamet
Riyadi No.235 Surakarta. Alasan memilih lokasi penelitian tersebut yakni
karena PT. Asuransi Central Asia Cabang Surakarta tersebut merupakan salah
satu perusahaan yang menyediakan asuransi kebakaran.

5. Jenis dan Sumber Data Penelitian


Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh dari penelitian secara langsung dari
lapangan mengenai objek yang diteliti. Data yang dimaksud adalah data
yang diperoleh langsung dari hasil penelitian dan wawancara pada PT.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Asuransi Central Asia Cabang Surakarta dalam hal ini adalah


wawancara dengan Fendy Wijaya selaku Branch Manager PT. Asuransi
Central Asia Cabang Surakarta dan Silvanus Betra selaku Bagian Klaim.
b. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan,
literatur, peraturan perundang-undangan, jurnal, artikel, media massa,
bahan dari internet, dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti.
Sumber data yang digunakan penulis dalam penyusunan penulisan
hukum (skripsi) adalah:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumber pertama yaitu perilaku yang nyata melalui penelitian yang
dilakukan pada PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah berupa bahan dokumen, peraturan
perundang-undangan, laporan, arsip, literatur, dan hasil penelitian
lainnya yang mendukung data primer. Sumber data sekunder dalam
penelitian ini adalah :
1) Bahan Hukum primer
Bahan hukum primer yang dipergunakan oleh penulis dalam
penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer)
b) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
c) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian.
d) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

c. Sumber Hukum Tersier


Sumber data tersier, yaitu data yang memberikan petunjuk
untuk atau penjelasan terhadap sumber data primer dan sumber
data sekunder.

6. Teknik Pengumpulan Data


Dalam hal penelitian sosial, metode merupakan jembatan yang
menghubungkan dunia ide (masalah penelitian, kerangka teoritis, dan
hipotesis) dengan realitas. Dalam menentukan metode yang akan digunakan
dalam menjawab masalah penelitian atau membuktikan kebenaran teoritis atau
hipotesis si peneliti.
Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa
metode/teknik pengumpulan data yang dipergunakan diantaranya yaitu :
a. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data
dengan jalan komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi
antara pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data
(narasumber).
Dalam hal ini penulis terjun langsung ke lokasi penelitian untuk
melakukan wawancara terhadap pihak yang berkaitan dengan PT.
Asuransi Central Asia Cabang Surakarta yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti. Penulis melakukan wawancara dengan Fendy Wijaya
selaku Branch Manager PT. Asuransi Central Asia Cabang Surakarta,
Silvanus Betra selaku Bagian Klaim. Bentuk wawancara yang dilakukan
oleh penulis yakni wawancara berencana atau wawancara dengan
menggunakan pedoman wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan
yang akan ditanyakan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

b. Studi Dokumen atau Bahan Pustaka


Studi dokumen atau bahan pustaka ini sangat penting guna
memperoleh landasan teori dalam penelitian. Pada penelitian ini, penulis
mengkaji substansi atau isi bahan hukum yang berupa buku, peraturan
perundang-undangan, jurnal, dokumen, dan bahan pustaka lainnya yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.

7. Teknik Analisis Data


Penulis dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif
(interaktif model of analisis). Menurut HB. Soetopo yang dimaksud model
analisis interaktif yaitu data yang dikumpulkan akan dianalisa melalui 3 (tiga)
tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan.
Model analisis seperti ini dilakukan suatu proses antar tahap-tahap, sehingga
data yang terkumpul akan berhubungan dengan satu sama lain dan benar-
benar data yang mendukung penyusunan laporan penelitian. (HB. Soetopo,
2002 : 35-37). Adapun 3 (tiga) tahap menurut HB. Soetopo tersebut
diantaranya :
a. Reduksi Data
Kegiatan yang bertujuan untuk mempertegas, memperpendek,
membuat focus, membuang hal-hal yang tidak penting yang muncul dari
catatan dan pengumpulan data. Proses ini berlangsung terus menerus
sampai laporan akhir penelitian selesai.
b. Penyajian Data
Sekumpulan informasi yang memungkinkan kesimpulan riset
dapat dilaksanakan yang meliputi berbagai jenis matrik, gambar, dan
table, dan sebagainya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Menarik Kesimpulan
Upaya menarik kesimpulan dari semua hal yang terdapat dalam
reduksi data dan sajian data, dimana sebelumnya data diuji likuiditasnya
agar kesimpulannya menjadi lebih kuat. (HB. Soetopo, 2002 : 96).
Adapun skema teknik analisis kualitatif dengan interaktif modal adalah
sebagai berikut :

Pengumpulan
Data
Penyajian
Reduksi
Data
Data

Penarikan
Kesimpulan

Gambar 1 : Model Analisis Interaktif


( Sumber : HB. Soetopo, 2002 : 97 )
Dengan model analisis ini maka penulis harus bergerak diantara empat
sumbu tersebut selama pengumpulan data, selanjutnya berputar kembali
diantara kegiatan reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan selama
sisa waktu penelitian.

F. Sistematika Penulisan Hukum


Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika
penulisan hukum, maka penulis dalam penelitiannya menjabarkan sistematika
penulisan dalam penelitian ini terdiri atas 4 (empat) bab yaitu pendahuluan,
tinjauan pustaka pembahasan, dan penutup. Adapun sistematika yang terperinci
adalah sebagai berikut :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, penulis memaparkan sejumlah landasan teori
yang berkaitan erat dengan masalah yang diangkat. Tinjauan
pustaka dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Kerangka teori yang berisikan tentang tinjauan mengenai
perjanjian asuransi, jenis asuransi, polis asuransi, asuransi
kebakaran,
2. Kerangka pemikiran yang berisikan tentang gambaran alur
berpikir dari penulis berupa konsep yang akan dijabarkan
dalam penulisan ini.
BAB III : PEMBAHASAN
Pada Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan
berkaitan dengan rumusan masalah yang ada, pelaksanaan
pembayaran ganti kerugian asuransi kebakaran terhadap Ruko
oleh PT. Asuransi Central Asia Cabang Surakarta kepada
tertanggung dan apa saja hambatan yang timbul dalam
pelaksanaan pembayaran ganti kerugian asuransi kebakaran
oleh PT. Asuransi Central Asia Cabang Surakarta dan
bagaimana solusinya. Selain itu dalam pembahasan ini juga
dipaparkan tentang profil perusahaan asuransi yang diteliti.
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini penulis mengemukakan simpulan penelitian yang
telah dilaksanakan serta memberikan saran berkaitan dengan
penelitian tersebut.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori
1. Tinjauan umum tentang Asuransi
a. Pengertian Asuransi
Asuransi sering juga disebut dengan pertanggungan. Dimana
istilah aslinya dalam bahasa Belanda adalah verzekering atau
assurantie. Serta dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan
Insurance atau assurance. R. Soekardono menerjemahkan
Verzekeraar dengan penanggung, yaitu pihak yang menanggung
resiko, dan verzekerde diterjemahkannya dengan tertanggung, yaitu
pihak yang mengalihkan resiko atas kekayaan atau jiwanya kepada
penanggung ( Abdulkadir Muhammad, 2011 : 6-7 ).
Sementara Wirjono Prodjodikoro menggunakan istilah
asuransi sebagai serapan dari assurantie, penjamin untuk penanggung,
dan terjamin untuk tertanggung. Walaupun istilah yang dimaksud itu
mempunyai kesamaan pengertian, istilah penjamin dan terjamin lebih
tepat dipakai pada hukum perdata mengenai perjanjian penjaminan
(garantie), borgtocht, dan hoofdelijkheid (Wirjono Prodjodikoro, 1992
: 6).

Ganie mendefinisikan asuransi sebagai sebuah perjanjian, yaitu suatu


perjanjian yang menjadi dasar bagi penanggung pada satu pihak
berjanji akan melakukan sesuatu yang bernilai bagi tertanggung
sebagai pihak lain atas terjadinya kejadian tertentu ( A. Junaedy Ganie,
2011 : 43 ).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

Menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang


(KUHD), Asuransi atau pertanggungan mempunyai pengertian sebagai
berikut:
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan
mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin akan diderita karena suatu peristiwa yang tak

Namun jika diperhatikan dengan seksama, ketentuan dari


Pasal 246 KUHD di atas belumlah mengakomodir semua asuransi,
karena Pasal 246 KUHD lebih menitik beratkan kepada asuransi
kerugian yang mana objekya hanya harta kekayaan. Dalam Pasal 246
KUHD tidak mencakup Asuransi jiwa karena jiwa manusia bukan
termasuk ke dalam harta kekayaan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992
tentang Usaha Perasuransian mendefinisikan Asuransi atau
Pertanggungan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
sebagai berikut:

pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung


mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

Dari pengertian Pasal 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun


1992 tersebut mengandung artilebih luas dibandingkan dengan Pasal
246 KUHD, karena tidak hanya melingkupi asuransi kerugian, tetapi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

juga asuransi jiwa. Dengan demikian objek asuransi tidak hanya


meliputi harta kekayaan, tetapi juga jiwa/raga manusia.

b. Unsur-Unsur Asuransi
Berdasarkan definisi dari Pasal 246 KUHD di atas dapat
diuraikan unsur-unsur asuransi atau pertanggungan sebagai berikut:
1) Pihak-pihak
Subjek asuransi adalah pihak-pihak dalam transaksi
asuransi, yaitu penanggung dan tertanggung yang mengadakan
perjanjian asuransi, penanggung dan tertanggung adalah
pembawa hak dan kewajiban. Penanggung wajib memikul resiko
yang dialihkan kepadanya dan berhak memperoleh penggantian
jika timbul kerugian atas harta miliknya yang diasuransikan.
2) Status pihak-pihak
Penanggung harus berstatus sebagai perusahaan Badan
Hukum, dapat berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan
Perseroan (Persero), atau Koperasi. Tertanggung dapat berstatus
sebagai Perseorangan, Persekutuan, atau Badan Hukum, baik
sebagai perusahaan maupun bukan perusahaan. Tertanggung
berstatus sebagai pemilik atau pihak yang berkepentingan atas
harta yang diasuransikan.
3) Objek asuransi
Objek asuransi dapat berupa benda, hak atau kepentingan
yang melekat pada benda, dan sejumlah uang yang disebut premi
atau ganti kerugian. Melalui objek asuransi tersebut ada tujuan
yang ingin dicapai oleh para pihak. Penanggung bertujuan
memperoleh pembayaran sejumlah premi sebagai imbalan
pengalihan resiko. Tertanggung bertujuan bebas dari risiko dan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

memperoleh penggantian jika timbul kerugian atas harta


miliknya yang diasuransikan.
4) Peristiwa asuransi
Peristiwa asuransi adalah perbuatan hukum (legal act)
berupa persetujuan atau kesepakatan bebas antara Penanggung
dan Tertanggung mengenai objek asuransi, peristiwa tidak pasti
(evenemen) yang mengancam benda asuransi, dan syarat-syarat
yang berlaku dalam asuransi. Persetujuan atau kesepakatan bebas
tersebut dibuat dalam bentuk tertulis berupa akta yang disebut
polis. Polis ini merupakan satu-satunya alat bukti yang dipakai
untuk membuktikan telah terjadi asuransi.
5) Hubungan asuransi
Hubungan asuransi yang terjadi antara Penanggung
dengan Tertanggung adalah keterikatan (legally bound) yang
timbul karena persetujuan atau kesepakatan bebas. Keterikatan
tersebut berupa kesediaan secara sukarela dari Penanggung dan
Tertanggung untuk memenuhi kewajiban dan hak masing-
masing tehadap satu sama lain secara timbal balik (H. K.
Martono & Eka Budi Tjahjono, 2011: 24).

c. Syarat Sahnya Perjanjian Asuransi


Asuransi merupakan salah satu jenis perjanjian khusus yang
diatur dalam KUHD. Sebagai perjanjian, maka ketentuan syarat-syarat
sah suatu perjanjian dalam KUHPerdata berlaku juga bagi perjanjian
asuransi. Syarat sahnya perjanjian asuransi sebagai berikut :
1) Syarat sahnya Perjanjian Asuransi secara umum.
Diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Menurut
ketentuan Pasal tersebut ada empat syarat sah suatu perjanjian,
yaitu :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

a) Kesepakatan (konsensus) bagi mereka yang mengikatkan


dirinya, kesepakatan tersebut meliputi :
(1) Benda yang menjadi objek asuransi;
(2) Pengalihan resiko dan pembayaran premi;
(3) Evenement dan ganti kerugian;
(4) Syarat khusus asuransi;
(5) Dibuat secara tertulis (Sri Rejeki Hartono, 2001: 97).
b) Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian
Ada dua syarat untuk cakap dalam membuat suatu
perjanjian, yaitu:
(1) Syarat Subyektif
Kedudukan para pihak telah dewasa dan tidak dalam
pengampuan atau perwalian.
(2) Syarat Obyektif
Tertanggung mempunyai hubungan yang sah
terhadap benda atau obyek yang diasuransikan, misalnya:
kekayaan.
c) Suatu hal tertentu, meliputi:
(1) Harta Kekayaan
Kepentingan yang melekat pada harta kekayaan.
(2) Jiwa raga manusia
d) Suatu sebab yang halal
Isi perjanjian itu tidak dilarang oleh undang-undang
atau bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.
2) Syarat sahnya Perjanjian asuransi secara khusus
Suatu perjanjian asuransi dapat dikatakan sah selain harus
memenuhi syarat sahnya perjanjian asuransi secara umum juga
harus memenuhi syarat sahnya perjanjian asuransi secara khusus,
yang meliputi:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

a) Ada persetujuan kehendak


Kedua belah pihak menyetujui benda obyek perjanjian
atau obyek yang diperjanjikan.
b) Wewenang melakukan perbuatan hukum, meliputi:
(1) Sudah dewasa atau cukup;
(2) Pihak-pihak tersebut mewakili hal tersebut, pelaku
menyatakan untuk kepentingan siapa asuransi tersebut
dilakukan.
c) Harus ada obyek pertanggungan, meliputi:
(1) Dapat berupa benda, jiwa manusia atau kepentingan;
(2) Punya hubungan langsung atau tidak langsung terhadap
obyek pertanggungan.
d) Ada kausa yang diperbolehkan
Tidak melanggar undang-undang dan ketertiban umum
e) Ada pembayaran premi
f) Kewajiban Pemberitahuan atau Notification
Ada dua hal dalam pemberitahuan atau notification,
meliputi:
(1) Teori Obyektifitas, menerangkan bahwa:
(a) Tertanggung wajib memberitahukan keadaan benda
yang dipertanggungkan kepada penanggung;
(b) Keunggulan teori ini melindungi penanggung dari
perbuatan yang tidak jujur dari pihak tertanggung;
(c) Kelemahan teori ini adalah ketidakmungkinan
tertanggung mengetahui cacat yang tersembunyi
yang melekat pada obyek asuransi yang mungkin
dijadikan alasan penanggung untuk menyatakan
asuransi batal setelah ada evenement.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

(2) Pengaturan pemberitahuan dalam KUHD, menerangkan


bahwa:
(a) Tertanggung wajib memberitahukan pada
penanggung mengenai keadaan obyek asuransi;
(b) Apabila tertanggung lalai akibat hukumnya asuransi
batal (Pasal 251 KUHD);
(c) Kewajiban pemberitahuan Pasal 251 KUHD tidak
tergantung pada itikad baik atau tidak dari
tertanggung. Apabila tertanggung keliru
memberitahukan tanpa kesengajaan juga
menyebabkan batalnya asuransi, kecuali
tertanggung dan penanggung memperjanjikan lain.

d. Jenis-jenis Asuransi
Ada berbagai jenis Asuransi di Indonesia, antara lain:
1) Jenis asuransi yang diatur dalam Pasal 247 Kitab Undang-undang
Hukum Dagang (KUHD), meliputi:
a) Asuransi terhadap bahaya kebakaran;
b) Asuransi terhadap bahaya yang mengancam hasil petanian
yang belum dipanen;
c) Asuransi jiwa;
d) Asuransi terhadap bahaya laut;
e) Asuransi terhadap bahaya-bahaya pengangkutan di daratan,
sungai-sungai dan di perairan pedalaman.
2) Jenis asuransi menurut Pasal 3 Undang-undang Nomor 2 Tahun
1992 tentang Usaha Perasuransian adalah sebagai berikut:
a) Asuransi kerugian(schadeverzekering)
Asuransi kerugian adalah suatu perjanjian asuransi yang
berisikan ketentuan bahwa penanggung mengikatkan dirinya

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

untuk melakukan prestasi berupa memberikan ganti kerugian


kepada tertanggung seimbang dengan kerugian yang diderita
oleh pihak yang tertanggung (Man Suparman Sastrawidjaja,
2003: 83).
Dalam asuransi kerugian, penanggung menerima premi
dari tertanggung dan apabila terjadi kerusakan atau
kemusnahan atas harta benda yang dipertanggungkan maka
ganti kerugian akan dibayarkan kepada tertanggung. Termasuk
kedalam golongan asuransi kerugian adalah semua jenis
asuransi yang kepentingannya dapat dinilai dengan uang,
meliputi:
(1) Asuransi pencurian (theft insurance;
(2) Asuransi pembongkaran (burglary insurance);
(3) Asuransi perampokan (robbery insurance);
(4) Asuransi kebakaran (fire insurance);
(5) Asuransi terhadap bahaya yang mengancam hasil pertanian
( crop insurance).
b) Asuransi jumlah (sommenverzekering)
Asuransi jumlah adalah suatu perjanjian asuransi yang
berisi ketentuan bahwa penanggung terikat untuk melakukan
prestasi berupa pembayaran sejumlah uang yang besarnya telah
ditentukan sebelumnya. Beberapa ciri dari asuransi jumlah
antara lain, kepentingannya tidak dapat dinilai dengan uang,
sejumlah uang yang akan dibayarkan oleh penanggung telah
ditentukan sebelumnya. Asuransi jumlah meliputi:
(1) Asuransi jiwa
Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan
orang yang berkepentingan, baik untuk selama hidupnya
maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

(Pasal 302 KUHD). Asuransi jiwa terdapat dalam rumusan


Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992
tentang Usaha Perasuransian, yang dipersempit hanya
melingkupi jenis asuransi jiwa, yaitu Perjanjian antara dua
pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungan.
(2) Asuransi sosial
Asuransi sosial diselenggarakan tidak dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan, tetapi bermaksud
memberikan jaminan sosial (social security) kepada
masyarakat atau sekelompok orang. Asuransi sosial
mempunyai sifat wajib dan besaranya santunan pada
umumnya ditetapkan dan penyelenggaraanya dilakukan
oleh pemerintah, sehingga sering pula disebut Social
Government Inseurance (Emmy Pangaribuan Simanjuntak,
1980: 17). Pemerintah dalam mengambil tindakan
mewajibkan hal tersebut biasanya didasarkan atas
pertimbangan melindungi golongan lemah dari bahaya
yang akan menimpanya (Maryanto, 2004 : 80).
Asuransi wajib yang terbentuk diharuskan oleh
suatu ketentuan perundang-undangan. Jenis asuransi sosial
ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Jaminan Sosial Nasional, yang meliputi asuransi
sosial yang diatur dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun
1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan
Penumpang Kendaraan Umum, Undang-undang Nomor 3

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja,


Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 tentang
Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
(ABRI) dan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991
tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil
(PNS).

e. Polis Asuransi
1) Pengertian Polis Asuransi
Pada dasarnya setiap perjanjian pasti membutuhkan
adanya suatu dokumen. Dalam perjanjian pertanggungan tidak
mempunyai formalitas tertentu, karena bersifat konsensuil. Namun
Undang-undang menentukan bahwa perjanjian asuransi harus
ditutup dengan suatu akta sebagaimana di jelaskan Pasal 255
KUHD yakni suatu tanggungan harus dibuat secara tertulis dalam
suatu akta yang dinamakan polis. Jadi, polis merupakan tanda
bukti adanya perjanjian pertanggungan, tetapi bukan merupakan
unsur dari perjanjian pertanggungan (H.M.N Purwosutjipto, 1996:
61).
Polis tetap mempunyai arti yang sangat penting di dalam
perjanjian asuransi, terutama bagi pihak tertanggung. Karena polis
itu merupakan bukti yang sempurna dan satu-satunya alat bukti
tentang apa yang penanggung dan tertanggung perjanjikan dalam
perjanjian pertanggungan. Tanpa polis maka pembuktian akan
menjadi sulit dan terbatas.
Polis yang telah ditandatangani oleh penanggung, harus
segera diserahkan kepada tertanggung sesuai dengan ketentuan
Pasal 259 KUHD (Sri Rejeki Hartono, 2001: 124).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

Mengenai waktu kapan Polis itu harus ditandatangani dan


dikembalikan kepada tertanggung dapat diuraikan sebagai berikut
(H.M.N Purwosutjipto, 1996: 62) :
a) Bila perjanjian pertanggungan itu dibuat oleh tertanggung
dengan secara langsung, maka jangka waktu yang diberikan
oleh undang-undang adalah 24 jam (Pasal 259 KUHD);
b) Bila perjanjian pertanggungan itu dibuat melalui makelar,
maka jangka waktu itu ditetapkan menjadi 8 hari (Pasal 260
KUHD);
c) Kalau ada kelalaian dalam melaksanakan ketentuan-
ketentuan tersebut dalam Pasal 259 dab 260 KUHD, maka
penanggung atau makelar berkewajiban untuk memberi ganti
rugi kepada tertanggung atas kerugian yang timbul oleh
karenanya (Pasal 261 KUHD).
Dalam praktek tidaklah selalu demikian, polis itu sudah
disiapkan oleh penanggung, sedangkan tertanggung berhak
mengoreksinya.
2) Isi Polis
Menurut ketentuan Pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali
mengenai asuransi jiwa, harus berisikan hal-hal sebagai berikut:
a) Hari ditutupnya pertanggungan;
b) Nama orang yang menutup pertanggungan atas tanggungan
sendiri atau atas tanggungan orang ketiga;
c) Uraian yang jelas mengenai benda pertanggungan;
d) Jumlah pertanggungan yaitu sejumlah uang, untuk berapa
diadakan pertanggungan;
e) Bahaya-bahaya (evenemen) yang ditanggung oleh
penanggung;

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

f) Waktu bahaya-bahaya (evenemen) mulai berjalan dan


berakhir menjadi tanggungan penanggung;
g) Jumlah Premi pertanggungan tersebut;
h) Keterangan tambahan bagi penanggung dan janji-janji
khusus.
Polis asuransi kebakaran selain harus memenuhi syarat-
syarat umum Pasal 256 KUHD, juga harus rnenyebutkan syarat-
syarat khusus yang hanya berlaku bagi asuransi kebakaran seperti
di dalam Pasal 287 KUHD, yaitu:
a) Letak dan perbatasan benda yang diasuransikan;
b) Pemakaian untuk apa benda yang diasuransikan;
c) Sifat dan pemakaian gedung yang berbatasan, sejauh itu
berpengaruh terhadap risiko kebakaran yang menjadi beban
penanggung;
d) Harga benda yang diasuransikan terhadap bahaya kebakaran;
e) Letak dan perbatasan gedung dan tempat di mana terdapat,
tersimpan atau tertimbun benda bergerak yang diasuransikan.

f. Premi Asuransi
Dalam suatu asuransi atau pertanggungan premi merupakan
salah satu syarat utama dalam pelaksanaan kegiatan asuransi dan juga
merupakan kewajiban tertanggung yang harus dibayarkan kepada
pihak asuransi. Dengan pembayaran premi maka terciptalah hubungan
antara tertanggung dengan penanggung.
Premi adalah salah satu unsur penting dalam asuransi karena
merupakan kewajiban utama yang wajib dipenuhi oleh tertanggung
kepada penanggung. Hal ini sesuai dengan Pasal 246 KUHD yang
menyatakan bahwa premi merupakan kewajiban tertanggung sebagai
imbalan dari kewajiban penanggung untuk mengganti kerugian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

tertanggung. Asuransi baru berjalan jika kewajiban tertanggung


membayar premi telah terpenuhi. Maka dapat dipahami bahwa premi
merupakan syarat mutlak untuk menentukan perjanjian asuransi
dilakukan atau tidak.
Pada asuransi yang diadakan untuk jangka waktu tertentu,
premi dibayarkan terlebih dahulu pada saat asuransi diadakan secara
tunai. Tetapi untuk asuransi yang diadakan untuk jangka waktu
panjang, pembayaran premi itu dapat dilakukan secara angsuran, yaitu
setiap awal bulan.
Apabila pada suatu periode tertentu premi tidak dibayar, maka
asuransi berhenti. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1266 KUHPerdata,
kalau premi tidak dibayar pada waktunya, maka penanggung dapat
memutuskan perjanjian. Namun dalam praktek tidak perlu sejauh itu,
sebab sudah menjadi kebiasaan orang satu klausal dalam polis, yang
isinya, petanggungan tidak berjalan, bila premi tidak dibayar pada
waktunya. Dengan adanya klausal itu, si penanggung tidak perlu
menuntut pemutusan perjanjian, bila ada wanprestasi dari tertangung
(H.M.N Purwosutjipto, 1996: 41).
Besarnya jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung
ditentukan berdasarkan penilaian risiko yang dipikul oleh penanggung.
Dalam prakteknya penetapan besarnya jumlah premi itu diperjanjikan
oleh tertanggung dan penanggung secara layak dan dicantumkan
dalam polis. Dalam jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung
juga termasuk biaya yang berkenaan dengan pengadaan asuransi itu,
antara lain:
1) Jumlah persentase dari jumlah yang diasuransikan;
2) Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penanggung;
3) Kurtase untuk pialang jika asuransi diadakan melalui pialang;
4) Keuntungan bagi penanggung dan jumlah cadangan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

g. Prinsip-prinsip Asuransi
Dalam asuransi terdapat prinsip-prinsip yang harus diterapkan
oleh perusahaan asuransi, yaitu:
1) Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable
interest)
Dalam asuransi, ditentukan bahwa apabila seseorang
menutup perjanjian asuransi, yang bersangkutan harus
mempunyai kepentingan terhadap obyek yang diasuransikannya.
n
who holds an insurance policy have some significant
interest in the continued existence of the person or
property insured by the policy. In other words, one
cannot purchase a life insurance policy on a stranger or
a property insurance policy on the stran
(Jacob Loshin, 2007 : 476)

Hal ini untuk mencegah:


a) Tertanggung mengajukan suatu tuntutan ganti rugi kepada
perusahaan asuransi, padahal dia tidak menderita kerugian
apapun;
b) Asuransi berubah menjadi kontrak perjudian;
c) Tindakan melawan hukum untuk kepentingan mendapatkan
ganti rugi.
Kepentingan merupakan syarat mutlak untuk dapat
diadakan perjanjian asuransi. Bila hal ini tidak di penuhi,
penanggung tidak diwajibkan untuk memberikan ganti kerugian.
Kepentingan ini dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian, yaitu:
a) Kerugian atau berkurangnya nilai hak subyektif seseorang
sebagai akibat terjadinya peristiwa yang mengakibatkan
kerugian.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

b) Kehilangan keuntungan dari laba yang diharapkan,


disebabkan karena terjadinya suatu peristiwa.
c) Kemungkinan terjadi kerugian karena kesalahan disebabkan
ingkar janji atau perbuatan melanggar hukum.
2) Prinsip itikad baik atau prinsip kejujuran yang sempurna
(principle of utmost good faith)
Menurut ketentuan KUHPerdata, setiap perjanjian harus
dilandasi oleh itikad baik dan saling percaya oleh para pihak
yang mengadakan perjanjian tersebut. Tertanggung harus
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau
kepentingan yang dipertanggungkan, artinya dia tidak boleh
menyembunyikan keterangan yang diketahuinya dan harus
memberikan keterangan yang benar tentang musibah terjadinya
kerugian. Begitu juga dengan penanggung yang juga harus
dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang
luasnya syarat atau kondisi dari asuransi yang bersangkutan dan
menyelesaikan tuntutan ganti rugi sesuai dengan syarat dan
kondisi pertanggungan.
3) Prinsip ganti kerugian (indemnity)
Besarnya ganti kerugian yang diterima oleh tertanggung
harus seimbang dengan kerugian yang dideritanya. Hal ini
merupakan inti dari prinsip ganti kerugian atau prinsip
indemnitas. Jadi dalam asuransi tertanggung tidak boleh
mendapatkan keuntungan dari kontrak asuransi. Dengan
demikian batasan tertinggi kewajiban perusahaan asuransi adalah
memulihkan tertanggung pada posisi ekonomi yang sama dengan
posisi sebelum terjadinya jatuh tempo. Prinsip ganti kerugian
hanya berlaku untuk asuransi yang kepentingannya dapat dinilai
dengan uang, yaitu asuransi kerugian (schade-verzekering)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

4) Prinsip subrogasi (subrogation principle)


Subrogasi adalah penggantian kedudukan tertanggung
oleh penanggung yang telah membayar ganti kerugian, dalam
melaksanakan hak-hak tertanggung kepada pihak ketiga yang
menyebabkan terjadinya kerugian. Akan tetapi, kemungkinan
terjadi kerugian yang diderita tertanggung tidak diganti
sepenuhnya oleh penanggung.
Penerapan subrogasi terbatas. Hal ini berarti, apabila
penggantian kerugian hanya sebagian saja yang diberikan oleh
penanggung maka hanya dapat disubrogasikan untuk sejumlah
kerugian yang telah dibayarnya. Hak-hak selebihnya dari
tertanggung terhadap pihak ketiga yang menyebabkan terjadinya
kerugian, masih tetap dipegang tertanggung sendiri. Subrogasi
mempunyai tujuan mencegah tertanggung mendapat ganti
kerugian yang melebihi kerugian yang dideritanya.
5) Prinsip sebab akibat
Dalam prinsip sebab akibat ini terdapat tiga teori, yaitu:
a) Teori causa proxima
Menurut teori ini, dari rangkaian peristiwa yang ada,
harus dipilih sebab yang paling dekat dengan kerugian yang
terjadi.
b) Teori conditio sine qua non
Teori ini berpendapat bahwa yang merupakan sebab
adalah segala kejadian dan kenyataan yang merupakan syarat
mutlak untuk terjadinya suatu akibat. Apabila sebab yang
merupakan syarat mutlak cukup banyak, teori di atas akan
sulit untuk diterapkan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

c) Teori causa remota


Menurut teori ini, peristiwa yang menjadi sebab dari
timbulnya kerugian ialah peristiwa yang terjauh.
6) Prinsip gotong royong
Salah satu hal yang penting yang terkandung dalam
perjanjian asuransi, yaitu adanya prinsip gotong royong. Prinsip
gotong royong adalah suatu prinsip yang mendasarkan kepada
penyelesaian suatu masalah secara bersama-sama, saling tolong-
menolong atau bantu-membantu. Prinsip ini lahir didasarkan
pada pemikiran bahwa persoalan akan lebih mudah diselesaikan
bersama daripada diselesaikan sendiri (Man Suparman
Sastrawidjaja, 2003: 64).

h. Berakhirnya Asuransi
1) Jangka Waktu Berlaku Sudah Habis
Asuransi biasanya diadakan untuk jangka waktu tertentu
misalnya 1 tahun. Jangka waktu ini biasanya terdapat pada
Asuransi Kebakaran, Asuransi Kendaraan Bermotor. Ada juga
asuransi yang diadakan untuk jangka waktu yang lebih lama,
misalnya 10-20 tahun atau lebih. Jangka waktu tersebut ditetapkan
dalam polis. KUHD tidak mengatur secara tegas jangka waktu
asuransi.
2) Perjanjian Berakhir
Selain dari jangka waktu tertentu, asuransi dapat diadakan
berdasarkan perjalanan, misalnya asuransi diadakan untuk perjalan
kapal dari pelabuhan Panjang ke pelabuhan Tanjung Priok.
Apabila perjalanan berakhir atau kapal tiba di tujuan, maka
asuransi berakhir. Asuransi berdasarkan perjalanan ini umumnya
diadakan untuk asuransi pengangkutan, baik untuk pengangkutan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

barang maupun penumpang dari tempat pemberangkatan ke tempat


tujuan.
3) Terjadi Evenemen diikuti Klaim
Apabila sementara asuransi berjalan terjadi evenemen yang
ditanggung dan menimbulkan kerugian, penanggung akan
menyelidiki apakah benar tertanggung mempunyai kepentingan
atas benda yang diasuransikan itu. Disamping itu apakah evenemen
yang terjadi itu benar bukan karena kesalahan tertanggung dan
sesuai domain evenemen yang telah ditetapkan dalam polis. Jika
jawabannya benar, maka dilakukan pemberesan berdasarkan klaim
tertanggung. Pembayaran ganti kerugian dipenuhi oleh
penanggung berdasarkan asas keseimbangan. Dengan pemenuhan
ganti kerugian berdasarkan klaim tertanggung, maka asuransi
berakhir.
4) Asuransi Berhenti atau Dibatalkan
Berhentinya asuransi dapat terjadi karena kesepakatan
antara tertanggung dan penanggung, misalnya karena premi tidak
dibayar dan ini biasanya diperjanjikan dalam polis. Berhentinya
asuransi juga dapat terjadi karena faktor-faktor diluar kemauan
tertanggung dan penanggung. Dalam hal pemberatan resiko setelah
asuransi berjalan, seandainya penanggung mengetahui hal
demikian itu, dia tidak akan membuat asuransi dengan syarat dan
janji khusus demikian itu. Karena dirasakan kurang adil maka
undang-undang menentukan, jika terjadi pemberatan resiko,
asuransi menjadi berhenti.
5) Asuransi Gugur
Asuransi gugur terdapat dalam asuransi pengangkutan.
Barang yang akan diangkut diasuransikan kemudian tidak jadi
diangkut maka asuransi gugur. Tidak jadi diangkut dapat terjadi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

karena kapal tidak jadi berangkat atau baru akan melakukan


perjalanan tetapi dihentikan. Disini penanggung belum menjalani
bahaya sama sekali. Dengan demikian, asuransi gugur (Abdulkadir
Muhammad, 2011 : 133-136).

2. Tinjauan Mengenai Asuransi Kebakaran (Fire Insurance)


a. Kebakaran
Kebakaran adalah terbakarnya sesuatu benda yang berada diluar
tempat pembakaran, dan benda tersebut berada dalam situasi dan
waktu yang tidak memerlukan proses pembakaran
(http://www.asuransiaspan.com/iproduct_fp.htm). Selain itu kebakaran
dalam istilah asuransi merupakan kebakaran yang tidak dapat ditarik
manfaatnya. Dengan demikian menyalanya arang yang digunakan di
dapur tidak termasuk dalam pengertian asuransi.

b. Asuransi Kebakaran
Menurut Pasal 290 KUHD Asuransi Kebakaran adalah
pertanggungan yang menjamin kerugian / kerusakkan atas harta benda
(harta tetap dan harta bergerak) yang disebabkan oleh kebakaran, yang
terjadi karena api sendiri atau api dari luar, karena udara buruk, kurang
hati-hati, kesalahan atau perbuatan tidak pantas dari pelayan
tertanggung, tetangga, musuh, perampok dan apa saja dan dengan cara
bagaimanapun sebagai sebab timbulnya kebakaran.
Asuransi kebakaran ialah asuransi yang menjamin kerugian dan
kerusakan property berikut isinya akibat terjadinya kebakaran atau
sebab-sebab lain yang termasuk dalam perluasannya
(http://perisai.co.id).
Bahaya-bahaya penyebab timbulnya kebakaran yang menjadi
tanggungan penanggung diatur dalam Pasal 290 KUHD. Penanggung

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

menerima sebagai tanggung jawabnya semua kerugian yang


ditimbulkan oleh terbakarnya benda asuransi.
meliputi kebakaran biasa dan bahkan yang lebih luas daripada itu
(http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/makalah-asuransi-
kebakaran.html).
Menurut Polis Standar Kebakaran Indonesia (PSKI) harta benda
yang umumnya diasuransikan adalah:
1) Rumah tinggal, kantor, toko, pasar, apartemen, pabrik, gudang,
hotel dan sebagainya;
2) Barang atau mesin yang dipasang atau disimpan di dalam
bangunan seperti alat rumah tangga, mesin-mesin pabrik, peralatan
mekanikal;
3) Barang dagangan yang disimpan dalam bangunan atau stock.
Pada asuransi kebakaran mengenai hak milik berupa gedung,
tertanggung dapat minta diperjanjikan:
1) Kerugian yang timbul pada gedung hak milik supaya diganti;
2) Gedung itu supaya dibangun kembali;
3) Gedung itu supaya diperbaiki.
Dalam praktik asuransi kebakaran, risiko yang dijamin
ditentukan dengan tegas dalam polis. Dalam Polis Standar Asuransi
Kebakaran Indonesia, menjamin kerugian atau kerusakan pada harta
benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang secara
langsung disebabkan oleh:
1) Kebakaran
Terjadi karena kekurang hati-hatian atau kesalahan,
pelayan atau karyawan tertanggurg, tetangga, perampok atau
sejenisnya, ataupun karena sebab kebakaran lain sepanjang
tidak dikecualikan dalam polis, termasuk akibat dari:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

a) Menjalarnya api yang timbul sendiri (self combustion),


hubungan arus pendek (short circuit), atau karena sifat
barang itu sendiri (inherent vice);
b) Kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain yang
berdekatan, yaitu kerusakan atau berkurangnya harta
benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan
karena air dan atau alat-alat lain yang dipergunakan untuk
menahan atau memadamkan kebakaran, demikian juga
kerugian yang di sebabkan oleh dimusnahkannya seluruh
atau sebagian harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan atas perintah yang berwenang dalam
upaya pencegahan menjalarnya kebakaran itu.
2) Petir
Yaitu kerusakan yang secara langsung disebabkan oleh
petir. Khusus untuk mesin-mesin, peralatan listrik atau
elektronik dan instalasi listrik dijamin oleh polis ini apabila
petir tersebut menimbulkan kebakaran pada benda-benda
dimaksud.
3) Ledakan
Pengertian ledakan dalam polis ini adalah setiap pelepasan
tenaga secara tiba-tiba yang disebabkan oleh mengembangnya
gas atau uap. Meledaknya suatu bejana (ketel uap, pipa dan
sebagainya) dapat dianggap ledakan jika dinding bejana itu
robek terbuka sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan
tekanan secara tiba-tiba di dalam maupun di luar bejana. Jika
ledakan itu terjadi di dalam bejana sebagai akibat reaksi kimia
setiap kerugian pada bejana tersebut dapat diberikan ganti
kerugian sekalipun dinding bejana tidak robek terbuka.
Kerugian yang di sebabkan oleh rendahnya tekanan di dalam

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

bejana tidak dijamin oleh polis. Kerugian pada mesin pembakar


yang diakibatkan oleh ledakan di dalam ruang pembakaran atau
pada bagian tombol sakelar listrik akibat timbulnya tekanan gas,
tidak dijamin. Dengan syarat apabila terhadap risiko ledakan
ditutup juga pertanggungan dengan polis jenis lain yang khusus
untuk itu, penanggungan hanya menanggung kerugian akibat
peledakan sepanjang hal tersebut tidak ditanggung oleh polis
jenis lain itu.
4) Kejatuhan Pesawat Terbang
Yaitu benturan fisik antara pesawat terbang atau segala
sesuatu yang jatuh dari pesawat terbang dengan harta benda dan
atau kepentingan yang dipertanggungkan atau dengan bangunan
yang berisikan harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
5) Asap
Yaitu asap yang timbul dari kebakaran harta benda yang di
pertanggungkan pada polis ini (Abdulkadir Muhammad, 2011 :
164).
Selain kerugian yang dijamin di atas tertanggung dengan
tambahan Premi, maka jaminan Standard Asuransi Kebakaran
Indonesia dapat diperluas dengan jaminan tambahan yang diinginkan
yaitu jaminan terhadap kerusakan akibat
(http://balianzahab.wordpress.com/makalah-hukum/hukum-asuransi/) :
1) Kerusuhan dan Pemogokan, Kerusakan akibat Perbuatan Jahat,
Tertabrak Kendaraan;
2) Angin Topan, Badai, Banjir, dan Kerusakan Akibat Air;
3) Tanah Longsor;
4) Biaya-biaya Pembersihan Puing.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

3. Tinjauan Mengenai Rumah Toko (Ruko)


Ruko adalah salah satu jenis bangunan, berasal dari kata rumah
dan toko. Rumah yang berarti tempat berhuni dan toko yang berarti ruang
untuk kegiatan usaha, jadi Ruko dapat dikatakan sebagai sebuah bangunan
yang menggabungkan fungsi hunian dan kerja dalam satu tempat. Dengan
titik tolak yang sederhana ini, menyebabkan Ruko dalam
perkembangannya menjadi sangat pesat. Disamping praktis dan murah,
fungsi Ruko mampu menampung kegiatan dalam skala ekonomi kecil
(Devin Defriza Harisdani, 2004: 4)
Bentuk bangunan Ruko sederhana dan dibangun bersama Ruko-
Ruko yang lain yang mempunyai desain yang sama sebagai suatu
kompleks atau kelompok dan secara umum dibangun berderet.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Kerangka Pemikiran

KUHPerdata, KUHD, UU No. 22 Tahun 1992

PT. Asuransi Central Asia Cabang Surakarta

Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia


(PSKI)

Asuransi Kebakaran
(Fire Insurance) atas Ruko

Klaim
Penanggung Tertanggung

Pelaksanaan pembayaran
ganti kerugian

Ada Tidak Ada


Hambatan Hambatan

Solusi

Gambar 1 : Skema Kerangka Pemikiran


Keterangan
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan bahwa
dasar hukum dalam pelaksanaan usaha perasuransian di Indonesia adalah
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), Kitab Undang-undang
Hukum Dagang (KUHD) dan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang
Usaha Perasuransian. Ada berbagai perusahaan yang bergerak di bidang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

perasuransian, salah satunya adalah PT. Asuransi Central Asia yang


mempunyai cabang di Surakarta.
Dalam menjalankan kegiatan usaha perasuransian, PT. Asuransi
Central Asia Cabang Surakarta mengeluarkan beberapa produk, salah satunya
adalah Asuransi Kebakaran (Fire Insurance) dimana asuransi kebakaran ini
menjamin kerugian / kerusakkan ataupun kehilangan keuntungan atas harta
benda (harta tetap dan harta bergerak) yang disebabkan oleh kebakaran dalam
hal ini objek asuransinya adalah Ruko. Asuransi kebakaran di PT Asuransi
Cental Asia Cabang Surakarta mengacu pada Polis Standar Asuransi
Kebakaran Indonesia (PSKI).
Apabila terjadi peristiwa kebakaran pada Ruko, tertanggung
mengajukan klaim kepada penanggung. Setelah menerima klaim dari
tetanggung, penanggung akan melakukan pemeriksaan terhadap klaim dan
objek asuransi. Setelah itu penanggung akan mengganti kerugian sesuai yang
telah diperjanjikan.
Di dalam pelaksanaan ganti kerugian tidak menutup kemungkinan
timbul hambatan. Hambatan tersebut dapat timbul dari tertanggung misalnya
tertanggung tidak beritikad baik. Apabila timbul hambatan perlu adanya
sebuah penyelesaian sehingga pelaksanaan pembayaran ganti kerugian dapat
berjalan sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada pembahasan bab ini, penulis akan berusaha memaparkan hasil-


hasil penelitian yang telah penulis lakukan didasarkan pada hasil studi
kepustakaan terhadap dokumen-dokumen asuransi kebakaran PT Asuransi Central
Asia Cabang Surakarta, salah satunya polis. Selain itu guna memberikan
kesesuaian antara data dan fakta, penulis juga melakukan wawancara terhadap
Fendy Wijaya, selaku Branch Manager PT. Asuransi Central Asia Cabang
Surakarta dan Silvanus Betra selaku Bagian Klaim PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 14
September 2012. Untuk lebih jelasnya penulis akan membahas hasil penelitian ini
dengan sistematika sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian oleh PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta
a. Deskripsi Lokasi Penelitian
1) Tinjauan tentang PT. Asuransi Central Asia
PT Asuransi Central Asia atau yang lebih dikenal sebagai ACA
berdiri sejak tanggal 29 Agustus 1956. Sampai dengan hari ini, ACA
meneruskan tradisi selama lebih dari 53 tahun memberikan kontribusi
dalam dunia asuransi dan perekonomian Indonesia khususnya asuransi
umum. Disamping usaha konvensional yang dijalankan oleh perusahaan,
ACA telah masuk ke asuransi mikro dengan jaringan distribusi luas, yang
mampu menjangkau masyarakat hingga ke pelosok nusantara. Dengan
premi rendah, jaminan sederhana namun pasti.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, ACA juga
mengalami perkembangan usaha yang sangat signifikan dari tahun ke

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

tahun. Saat ini perusahaan telah memiliki aset sebesar Rp 4,317 miliar, 60
kantor cabang dan kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia,
dan 1 (satu) unit syariah di Jakarta serta jumlah karyawan sekitar 1.150
orang. Per Desember 2011 permodalan yang dimiliki ACA mencapai Rp
2,789 miliar dan nilai RBC (Risk Based Capital) per Desember 2011
adalah sebesar 266,3%. Sedangkan batas minimal sesuai ketentuan
pemerintah adalah sebesar 120% (Asuransi ACA, 2011 : 5).
Saat ini ACA menyediakan beragam pilihan produk asuransi.
Beberapa diantaranya adalah asuransi kebakaran, konstruksi,
pengangkutan, rangka kapal, kendaraan bermotor dan aneka. Selain itu
ACA juga menjual produk yang telah dimodifikasi sesuai perkembangan
kebutuhan pelanggan seperti ASRI, OTOMATE, Travel Safe, Medisafe,
Asuransi Demam Berdarah (ADB) dan Asuransi Gempa. Atas prestasi
Best
Brand -
baru ini, ACA menerima CSR Award dari Harian Seputar Indonesia
sebagai penghargaan atas wujud nyata tanggung jawab sosial perusahaan
melalui peluncuran produk asuransi mikro (Asuransi Demam Berdarah)
dan beragam aktifitas sosial lainnya.
Adapun visi dari asuransi ACA adalah menjadi Perusahaan
asuransi profesional yang handal, mampu berkembang secara
berkesinambungan, dan diakui baik di dalam negeri maupun oleh
internasional.
PT. Asuransi Central Asia berdomisili di Jakarta berkantor pusat
di Wisma Asia Lantai 10, 12 -15 Jl. Letjen. S.Parman Kav 79, Slipi,
Jakarta 11420. PT. Asuransi Central Asia kini telah memiliki 60 kantor
cabang dan kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia, dan 1
(satu) unit syariah di Jakarta, diantaranya:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

a) Jabodetabek :
(1) Tiang Bendera : Jl.Tiang Bendera II No.90 Jakarta 11230
(2) Casablanca ( Business Development Division I ) : Mal Ambasador
Ruko 2 & 3 Jl. Prof.Dr.Satrio Jakarta 12940
(3) Cikini : Jl. Cikini Raya No. 60 D-E Cikini 10330,
(4) Duta Merlin : Komp Duta Merlin Blok A No.4-5 Jl. Gajah Mada
No. 3-5 Jakarta 10130,
(5) Kelapa Gading : Jl. Raya Gading Boulevard Timur Blok NE 1
No.46-47 Jakarta 14240,
(6) Latumenten : Jl. Prof. Dr. Latumenten No. 28 A-B-C Jakarta
11330,
(7) Jakarta : (Pondok Indah) Infiniti Pondok Indah Jl. TB Simatupang
Kav. 3B Pondok Indah Jakarta Selatan 12310,
(8) Puri Indah : Ruko Sentra Niaga Puri Indah Blok T1 No 15 Jl.Puri
Agung Kembangan Jakarta 11610,
(9) Warung Buncit : Gedung Graha INTI FAUZI (Lt. Dasar) Jl.Buncit
Raya No. 22 Pejaten Jakarta 12510,
(10) Kantor Cabang Khusus (KCK) : Jl. Bangka Raya No. 10
Mampang Jakarta 12720,
(11) World Trade Centre Mangga Dua : Lantai 1 Blok CL 001 Gedung
WTC Mangga Dua Jl. Mangga Dua Raya No. 8, Jakarta Utara
14430
(12) Bekasi : Komp Mitra Bekasi Blok B No.5 Jl. Ir. H. Juanda No.151
Bekasi 17111,
(13) Bogor : Jln. Siliwangi No. 72 E Bogor 16134
(14) Bintaro : Bintaro Jaya Sektor IX Blok D1- D3 Tengerang 15529
(15) Tangerang : Jl. Merdeka No. 296 A-B Tangerang 15114
(16) Unit Syariah : Jl. Jatinegara Barat I Blok B4 No. 135 Jakarta
Timur 13310

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

b) Jawa Barat
(1) Bandung : Wisma HSBC Lt. 5 Jl. Asia Afrika No. 116 Bandung
40261
(2) Garut : Jl. Ciledug No. 194 Garut 44112
(3) Cianjur : Gedung Asuransi Central Asia Jl. Pasar Baru Ruko No.
60 Cianjur 43215
(4) Karawang : Jl. Tuparev no 406 B, Johar Karawang 41314
(5) Cirebon : Wisma ACA Jl. Pemuda No. 65 Cirebon
(6) Tasikmalaya : Jl. Sutisna Senjaya No. 46 Tasikmalaya
(7) Sukabumi : Komp. Sukabumi Raya Ruko I Jl. Tipar Gede No. 32-
33 Sukabumi 43141 Sukabumi 43141
(8) Subang : Jl. Oto Iskandardinata No. 6 Subang

c) Jawa Tengah & Yogyakarta


(1) Semarang : Jl. M.T. Haryono No. 551 Semarang 50136
(2) Pekalongan : Ruko Gajah Mada No. 8 Jl. Gajah Mada Pekalongan
51119
(3) Kudus : Jl. Agus Salim No. 38A Kudus 59318
(4) Purwokerto : Jl. Situmpur No. 107 Purwokerto 53142
(5) Solo : Jl. Slamet Riyadi No. 235 Solo 57151
(6) Tegal : Jl. Martoloyo No.51 Tegal 52122
(7) Yogyakarta : Ruko Gajah Mada Jl. Gajah Mada No. 21-23
Yogyakarta

d) Jawa Timur
(1) Surabaya : Jl. Veteran No. 7 & 7A Surabaya 60175
(2) Jember : Jl. Diponegoro No. 17 Jember

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

(3) Malang : Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 72 A-B Malang


(4) Probolinggo : Jl. Dr. Soetomo No. 137 Probolinggo

e) Bali & Nusa Tenggara


(1) Denpasar : Gedung CAR Lt. 1 Jl. P.B. Sudirman No. 10 Denpasar
(2) Mataram : Gedung CAR Jl. Panca Usaha No. 25B Cakranegara
Lombok , Mataram

f) Sumatera
(1) Bengkulu : Jln. S. Parman No. 87, Padang Jati Bengkulu 38226
(2) Binjai : Jl. Jend. Sudirman No. 27 Binjai 20714
(3) Bandar Lampung : Jl. Hasanuddin No. 123 Bandar Lampung
35224
(4) Jambi : Jl. Urip Sumoharjo No.28 A Kel. Selamat kec.
Telainaipura Jambi 36129
(5) Batam : Komplek Diamond City Mall (DC Mall) Blok Ruko No.
03 Jl. Duyung Pasar Angkasa Tanjung Uma Batam 29432
(6) Medan - Bukit Barisan : Jl. Bukit Barisan No. 3A & 3C Medan
20111
(7) Medan (Serdang) : Komp Serdang Mas blok A no.1 Jl. Prof. H. M.
Yamin SH Medan 20233
(8) Pematang Siantar : Jl. Merdeka No. 246 Pematang Siantar 21132
(9) Padang : Jl. Damar No. 48 A Padang 25116
(10) Tanjung Pandan : Komp Kantor Devan Astika Jl. Yos Sudarso
No. 302 Tanjung Pandan Belitung 33411
(11) Tanjung Pinang : Bintan Trade Centre Blok A No. 6 Jl. Wiratno
Tanjung Pinang 29124
(12) Pekanbaru : Jl. Jend. Sudirman No. 39B Pekanbaru 28114
(13) Pangkal Pinang : Jl. Mentok No. 37 Bangka 33136

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

(14) Palembang : Jl. Letkol Iskandar No. 40 RT. 10 Kel.24 Ilir


Palembang

g) Kalimantan
(1) Balikpapan : Komplek Balikpapan Baru Komplek Balikpapan
Baru Blok AB - 1 No.22 Balikpapan 76114
(2) Banjarmasin : Jl. Pangeran Antasari No. 147 B Banjarmasin 70233
(3) Sampit : Jl. Ahmad Yani No. 133 Sampit 74322
(4) Singkawang : Jl. Diponegoro No. 22C Singkawang 79123
(5) Pontianak : Jl. Diponegoro No. 151 C-D Pontianak 78117
(6) Samarinda : Jl. K. H Agus Salim No. 11 Samarinda 75117

h) Sulawesi
(1) Manado : Jl. Lumimuut No. 8 Manado
(2) Makasar : Jl. Mappanyukki No. 46-48 Makasar 90125
(3) Ambon : Gedung BCA Jl. Sultan Hairun No. 24 Ambon 97126
Selain membuka kantor cabang dan perwakilan di seluruh
wilayah Indonesia, saat ini PT Asuransi Central Asia telah memiliki
jaringan bisnisnya di manca negara seperti: Hongkong, Thailand, Filipina,
Myammar, Cina, Taiwan, Vietnam dan Kamboja. Hal ini dimungkinkan
melalui Asian Insurance International (Holdings) Ltd. (AII) yang
anggotanya terdiri dari :
a) Asia Insurance Co. Ltd. Hongkong;
b) Bangkok Insurance Public Co. Ltd.;
c) PT Asuransi Central Asia.
Salah satu kantor cabang yang dimiliki PT. Asuransi Central
Asia berada Surakarta. PT. Asuransi Central Asia Cabang Surakarta
beralamat Jl. Slamet Riyadi No. 235, Surakarta 57151, Phone: (0271)
647885, 647686, 644761, 647160, Fax: (0271) 645556.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

2) Asuransi kebakaran di PT Asuransi Central Asia


Sebagaimana telah dijelaskan bahwa asuransi kebakaran
melindungi tertanggung dari kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan yang timbul dari kebakaran ataupun
perluasannya. Menurut Fendy Wijaya, asuransi kebakaran di PT Asuransi
Central Asia dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Asuransi Kebakaran
Pada jenis asuransi ini perlindungan yang ditawarkan hanya
terbatas pada kerusakan / kerugian akibat kebakaran, petir, ledakan,
kejatuhan pesawat, dan asap.
b) Property All Risk
Property All Risk memberikan perlindungan bangunan dari
kerusakan / kerugian akibat dari kebakaran, kerusuhan dan huru-hara,
pencurian dengan kekerasan.
c) Asuransi Rumah Idaman (ASRI)
Paket perlindungan lengkap untuk bangunan rumah beserta
isinya, mulai dari kebakaran, kebongkaran, kerusuhan/huru-hara,
pencurian dengan kekerasan, tanggung jawab hukum terhadap pihak
ketiga. Asuransi ini juga dapat diperluas dengan perlindungan
terhadap banjir dan gempa bumi sesuai dengan kebutuhan dan
permintaan dari tertanggung (Wawancara dengan Fendy Wijaya, pada
tanggal 30 Agustus 2012 pukul 14.35 WIB).

b. Hak dan Kewajiban Penanggung dan Tertanggung


Sebagai suatu perjanjian, asuransi mempunyai sifat yaitu perjanjian
asuransi merupakan perjanjian timbal balik. Sebagai perjanjian timbal balik,
para pihak yaitu penanggung dan tertanggung masing-masing mempunyai hak
dan kewajiban. Perjanjian asuransi kebakaran di PT Asuransi Central Asia

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

Cabang Surakarta juga di dalamnya memuat hak dan kewajiban para pihak.
Adapun hak dan kewajiban dari para pihak antara lain:
1) Kewajiban :
a) Tertanggung :
(1) Melengkapi berkas pengajuan penutupan asuransi;
(2) Beritikad baik dengan jujur dan terbuka mengenai kebenaran
berkas kelengkapan pengajuan penutupan asuransi;
(3) Membayar premi asuransi yang sudah ditentukan pihak
penanggung dan disetujui serta ditanda tangani pihak tertanggung
sesuai jatuh tempo pembayaran;
(4) Beritikad baik menjaga obyek pertanggungannya dari resiko
kerugian;
(5) Melakukan tindakan preventif atas obyek pertanggungan untuk
meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi, sesuai dengan
rekomendasi dari pihak penanggung.
b) Penanggung :
(1) Menerima dan memproses setiap pengajuan penutupan klaim
asuransi;
(2) Melakukan inventaris berkas berkas pengajuan penutupan
asuransi dari tertanggung;
(3) Melakukan survey kesesuaian / kebenaran kondisi obyek
pertanggungan tertanggung dengan berkas berkas yang diajukan
dan keterangan lisan dari tertanggung;
(4) Memberikan rekomendasi preventif yang harus dilakukan pihak
tertanggung untuk meminimalisir kemungkinan resiko yang terjadi
pada obyek pertanggungannya;
(5) Menerima klaim dari tertanggung, memproses, dan membayar
ganti kerugian bila klaim yang terjadi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

2) Hak hak:
a) Tertanggung :
(1) Memperoleh jaminan kemudahan klaim asuransi dengan syarat
dan ketentuan;
(2) Menuntut ganti kerugian yang benar kepada penanggung apabila
peristiwa yang diperjanjikan dalam polis terjadi;
(3) Mendapat ketenangan karena obyek pertanggungannya telah
mendapat perlindungan.
b) Penanggung :
(1) Menerima sejumlah biaya premi asuransi dengan nominal dan
dalam jangka waktu sesuai perjanjian;
(2) Meminta keterangan yang benar dan lengkap kepada tertanggung
yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan kepadanya;
(3) Memiliki premi yang sudah diterima dalam hal asuransi batal atau
gugur disebabkan oleh perbuatan curang dari tertanggung;
(4) Memperoleh data dan berkas penutupan asuransi yang sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya. (Wawancara dengan Fendy
Wijaya, pada tanggal 30 Agustus 2012 pukul 14.30 WIB)

c. Prosedur Klaim di PT Asuransi Central Asia


Untuk meminta ganti kerugian atas kerugian yang diderita,
tertanggung harus mengajukan klaim terlebih dahulu kepada PT Asuransi
Central Asia Cabang Surakarta. Adapun prosedur klaim asuransi kebakaran di
PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta adalah sebagai berikut :
1) Memberikan laporan
2) Tertanggung membuat estimasi kerugian
3) Menyerahkan berkas berkas laporan kebakaran sesuai yang
dipersyaratkan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

d. Pembayaran Ganti Kerugian oleh PT Asuransi Central Asia Cabang


Surakarta
Besarnya ganti kerugian yang diterima oleh tertanggung harus
seimbang dengan kerugian yang dideritanya. Dalam perjanjian asuransi
kebakaran, tertanggung tidak boleh mendapatkan keuntungan dari kontrak
asuransi. Biasanya nilai pertanggungan telah ditentukan dalam polis dan telah
disetujui oleh para pihak. Dengan demikian batasan tertinggi kewajiban
perusahaan asuransi adalah memulihkan tertanggung pada posisi ekonomi
yang sama dengan posisi sebelum terjadinya jatuh tempo.
Nilai maksimal tanggungan yang diberikan oleh PT Asuransi Central
Asia untuk asuransi kebakaran adalah Rp 1.000.000.000,- (satu miliyar
rupiah). Adapun nilai tanggungan yang dijamin oleh PT Asuransi Central
Asia Cabang Surakarta ini adalah sebagai berikut:

Tabel. 1
Daftar Jaminan Perlindungan Asuransi Kebakaran

Batas Penggantian
Paket
Maximum
Jaminan standar
Kebakaran, Petir, Ledakan, Kejatuhan Pesawat,
100% JNP
Asap
Kerusuhan dan Huru-hara 100% JNP
Pencurian dengan Kekerasan (kebongkaran) 100% JNP
Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak Ketiga 20% JNP
Penambahan Jumlah Pertanggungan 10% JNP
Biaya-biaya Arsitek, Surveyor dan Konsultan 5% JNP
Kerusakan yang disengaja dalam upaya pencegahan
100% JNP
menjalarnya kebakaran
Biaya Pemadaman Kebakaran 5% JNP
Akibat Tertabrak Kendaraan 5% JNP
Pembersihan Puing-puing 10% JNP
Jaminan Perluasan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

Angina Topan, Badai, Banjir dan Kerusakan akibat


100% JNP
Air
Gempa Bumi, Tsunami, Letusan Gunung Berapi 100% JNP
Keterangan :
JNP : Jumlah Nilai Pertanggungan

Untuk pembayaran ganti kerugian, PT Asuransi Central Asia Cabang


Surakarta bukan menggunakan uang cash, namun menggunakan bilyet giro
dan paling lambat 30 hari setelah adanya kesepakatan jumlah pembayaran
ganti kerugian.

2. Hambatan dalam Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian dan Solusinya


Dalam pelaksanaan pembayaran ganti kerguian asuransi kebakaran di PT
Asuransi Central Asia Cabang Surakarta tidaklah selalu berjalan mulus.
Adakalanya timbul beberapa masalah yang tentunya menghambat pelaksanaan
pembayaran ganti kerugian tersebut.
Adapun hambatan yang terjadi antara lain :
a. Untuk pembayaran akibat kerugian yang sangat besar, lebih dari Rp
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai Rp 1.000.000.000,- (satu miliyar
rupiah) dibutuhkan waktu yang lama.
Hal ini karena PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta tidak
berwenang menangani dan harus diserahkan kepada kantor pusat yang berada
di Jakarta. Semua proses dalam pembayaran ganti kerugian mulai dari
pemeriksaan, penghitungan, dan pembayaran akan dilakukan oleh kantor
pusat.
b. Tertanggung lalai dalam melaksanakan kewajibannya untuk membayar premi
namun tetap meminta ganti kerugian.
Tertanggung yang lalai dalam membayar premi, namun tetap
bersikeras mengajukan klaim dan ingin mendapatkan ganti kerugian. Hal ini

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

tentu tidak dibenarkan, karena tertanggung yang lalai membayar premi, dapat
mengakibatkan penanggung tidak berkewajiban menanggung kerugian yang
diderita oleh tertanggung.
c. Ketidak jujuran dari pihak tertanggung.
Tertangggung tidak memberikan informasi yang jelas mengenai
benda-benda yang ditanggung oleh PT Asuransi Central Asia Cabang
Surakarta. Dari beberapa kasus ketidakjujuran nasabah biasanya dalam
bentuk:
1) Memasukkan obyek tertentu dalam list permintaan penggantian, padahal
obyek itu sebelumnya tidak ada, atau obyek tersebut tidak mengalami
kerugian.
2) Merubah berkas pengajuan klaim atau data-data pribadi, neraca keuangan,
list obyek pertanggungan.
3) Sengaja merusak/membakar sendiri obyek pertanggungan dengan harapan
dapat uang pengganti.
4) Memanipulasi kronologis kejadian.

B. Pembahasan
1. Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian oleh PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta
a. Hak dan Kewajiban Penanggung dan Tertanggung
Asuransi atau Pertanggungan merupakan perjanjian sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 246 KUHD dan Pasal 1 Undang-undang Nomor 2
Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Sebagai suatu perjanjian, asuransi
mempunyai sifat yaitu perjanjian asuransi merupakan perjanjian timbal balik.
Sebagai perjanjian timbal balik, para pihak yaitu penanggung dan tertanggung
masing-masing mempunyai hak dan kewajiban. Perjanjian asuransi kebakaran
di PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta juga di dalamnya memuat hak
dan kewajiban para pihak. Hak dan kewajiban tersebut mengacu dari

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

ketentuan KUHD dan polis. Adapun hak dan kewajiban dari para pihak antara
lain:
1) Kewajiban :
a) Tertanggung :
(1) Melengkapi berkas pengajuan penutupan asuransi;
Dalam pengajuan penutupan asuransi kebakaran,
tertanggung berkewajiban melengkapi berkas-berkas yang
meliputi:
(a) Surat Permintaan Penutupan Asuransi Kebakaran (SPPAK);
(b) Estimasi kerugian;
(c) Dokumen standar;
(d) Dokumen pendukung klaim bangunan;
(e) Dokumen pendukung klaim stock.

(2) Beritikad baik dengan jujur dan terbuka mengenai kebenaran


berkas kelengkapan pengajuan penutupan asuransi;
Tertanggung harus beritikad baik memberikan informasi
yang sebenar-benarnya mengenai berkas penutupan asuransi.
Tidak dibenarkan tertanggung memanipulasi data penutupan
asuransi, karena apabila penanggung mengetahuinya, maka
penanggung tidak akan menanggung kerugian yang diderita
tertanggung.
(3) Membayar premi asuransi yang sudah ditentukan pihak
penanggung dan disetujui serta ditanda tangani pihak tertanggung
sesuai jatuh tempo pembayaran;
Premi adalah salah satu unsur penting dalam asuransi
karena merupakan kewajiban utama yang wajib dipenuhi oleh
tertanggung kepada penanggung. Hal ini sesuai dengan Pasal 246
KUHD yang menyatakan bahwa premi merupakan kewajiban

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

tertanggung sebagai imbalan dari kewajiban penanggung untuk


mengganti kerugian tertanggung.
(4) Beritikad baik menjaga obyek pertanggungannya dari resiko
kerugian;
Setelah mendapatkan perlindungan dari penanggung,
tertanggung juga tetap harus menjaga obyek pertanggungan
dengan itikad baik, karena bila tertanggung tidak menjaga obyek
pertanggungan dari kerugian dengan baik dapat menjadi
pertimbangan penanggung untuk tidak melanjutkan perjanjian
pertanggungan asuransi dengan tertanggung tersebut.
(5) Melakukan tindakan preventif atas obyek pertanggungan untuk
meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi, sesuai dengan
rekomendasi dari pihak penanggung.
Penanggung biasanya memberikan saran kepada
tertanggung untuk menjaga obyek pertanggungan agar kerugian
yang mungkin terjadi dapat diminimalisir.
b) Penanggung :
(1) Menerima dan memproses setiap pengajuan penutupan klaim
asuransi;
Penanggung harus memproses setiap pengajuan penutupan
klaim asuransi yang diajukan oleh tertanggung. Namun untuk
proses pembayaran ganti kerugian tergantung dari hasil penelitian
berkas pengajuan penutupan klaim tersebut karena tidak semua
pengajuan klaim dilakukan penggantian kerugian.
(2) Melakukan inventaris berkas berkas pengajuan penutupan
asuransi dari tertanggung;
Setelah menerima pengajuan penutupan asuransi,
penanggung wajib melakukan inventaris berkas-berkas penutupan

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

asuransi untuk selanjutnya dilakukan penelitian tentang


kelengkapan, kebenaran dari berkas-berkas tersebut.
(3) Melakukan survey kesesuaian / kebenaran kondisi obyek
pertanggungan tertanggung dengan berkas berkas yang diajukan
dan keterangan lisan dari tertanggung;
Penanggung akan melakukan survey terhadap obyek
pertanggungan dan disesuaikan dengan berkas pengajuan
penutupan asuransi yang diajukan tertanggung. Hal ini untuk
memastikan kebenaran dari data pengajuan klaim dengan kondisi
obyek pertanggungan mengalami kerugian atau tidak.
(4) Menerima klaim dari tertanggung, memproses, dan membayar
ganti kerugian bila klaim yang terjadi;
Penanggung wajib menerima klaim yang diajukan oleh
tertanggung. Klaim yang diterima akan segera diproses oleh
penanggung. Selanjutnya penanggung akan melakukan
pembayaran ganti kerugian sesuai dengan kesepakatan dari
tertanggung.
(5) Memberikan rekomendasi preventif yang harus dilakukan pihak
tertanggung untuk meminimalisir kemungkinan resiko yang terjadi
pada obyek pertanggungannya.
Penanggung berkewajiban memberikan rekomendasi
kepada tertanggung mengenai tindakan-tindakan yang harus
dilakukan oleh tertanggung untuk sebisa mungkin mencegah
terjadinya kerugian terhadap obyek pertanggungan.
2) Hak hak:
a) Tertanggung :
(1) Memperoleh jaminan kemudahan klaim asuransi dengan syarat
dan ketentuan;

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

Tertanggung berhak untuk memperoleh kemudahan dalam


pengajuan klaim dan tidak dipersulit oleh syarat-syarat dan
ketentuan yang ditentukan oleh penanggung.
(2) Menuntut ganti kerugian yang benar kepada penanggung apabila
peristiwa yang diperjanjikan dalam polis terjadi;
Apabila tertanggung mengalami kerugian, maka
tertanggung berhak untuk mendapatkan ganti kerugian oleh
penanggung, karena tertanggung telah melakukan kewajibannya
yaitu membayar premi.
(3) Mendapat ketenangan karena obyek pertanggungannya telah
mendapat perlindungan.
Tertanggung yang melakukan perjanjian pertanggungan
asuransi dengan penanggung berhak untuk memperoleh
ketenangan karena obyek yang diasuransikan mendapatkan
perlindungan dari penanggung.
b) Penanggung :
(1) Menerima sejumlah biaya premi asuransi dengan nominal dan
dalam jangka waktu sesuai perjanjian;
Penanggung berhak menerima premi yang dibayarkan oleh
tertanggung. Asuransi baru berjalan jika kewajiban tertanggung
membayar premi telah terpenuhi. Maka dapat dipahami bahwa
premi merupakan syarat mutlak untuk menentukan perjanjian
asuransi dilakukan atau tidak.
(2) Meminta keterangan yang benar dan lengkap kepada tertanggung
yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan kepadanya;
Penanggung berhak memperoleh keterangan yang benar
dan lengkap mengenai obyek yang diasurasikan. Hal ini
merupakan kewajiban dari tertanggung, sebagaimana dijelaskan
dalam Pasal 251 KUHD yang mewajibkan tertanggung

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

memberikan keterangan yang benar kepada penanggung mengenai


objek yang diasuransikan.
(3) Memiliki premi yang sudah diterima dalam hal asuransi batal atau
gugur disebabkan oleh perbuatan curang dari tertanggung;
Bila tertanggung terbukti melakukan perbuatan curang,
maka premi yang telah dibayarkan kepada penanggung, maka
premi tersebut berhak dimiliki oleh penanggung sebagaimana
diatur dalam Pasal 282 KUHD.
(4) Memperoleh data dan berkas penutupan asuransi yang sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.
Penangung berhak memperoleh data dan berkas penutupan
asuransi yang benar dari tertanggung dan sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya.

b. Prosedur Klaim di PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta


Apabila terjadi bahaya atau kerugian terhadap Ruko sebagaimana
diperjanjikan dalam polis, maka tertanggung dapat mengajukan klaim pada
PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta. Namun ada beberapa tahapan /
prosedur dalam pengajuan klaim asuransi kebakaran yang harus dilalui.
Adapun prosedur untuk mengajukan klaim di PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta antara lain:
1) Memberikan laporan
Tertanggung dapat memberikan laporan melalui telepon maksimal
7 (tujuh) hari seteleh kejadian, disusulkan dengan laporan tertulis serta
melengkapi dokumen pendukung. Menurut Polis Standar Asuransi
Kebakaran Indonesia (PSKI), batas waktu memberikan laporan adalah 7
(tujuh) hari setelah terjadinya kerugian atau kerusakan. Jadi, PT Asuransi
Central Asia Cabang Surakarta telah sesuai dengan prosedur dari PSKI.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

2) Membuat estimasi kerugian


Selanjutnya tertanggung membuat estimasi kerugian yang
disebabkan oleh kebakaran tersebut. Estimasi kerugian disampaikan dalam
blanko yang mana blanko tersebut disiapkan oleh Penanggung (PT
Asuransi Central Asia), yang sebagian besar memuat :
a) Tempat, tanggal, dan waktu terjadinya kebakaran / kerusakan;
b) Sebab-sebab kebakaran / kerusakan;
c) Besarnya kerugian menurut taksiran tertanggung yang dilengkapi
dengan segala sesuatu yang terbakar, musnah, hilang, rusak dan
terselamatkan;
d) Informasi lainnya yang menurut tertanggung perlu disampaikan
kepada pihak asuransi.
Selain tertanggung, penanggung / PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta juga akan membuat estimasi keugian sendiri yang
nantinya akan dibandingkan dengan estimasi kerugian yang dibuat sendiri
oleh tertanggung.
3) Menyerahkan berkas berkas laporan kebakaran sesuai yang
dipersyaratkan
Setelah semua dokumen yang diperlukan dalam pengajuan klaim
cukup dan memenuhi persyaratan, maka tertanggung menyerahkan
dokumen tersebut kepada PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta dan
kemudian diproses sebagaimana yang telah ditentukan. Dalam
mengajukan klaim asuransi kebakaran, tertanggung harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan oleh PT Asuransi Central Asia Cabang
Surakarta, antara lain :
a) Dokumen Standar :
(1) Copy polis dan endorsement yang berlaku serta klausula yang
dilekatkan pada polis, serta SPPK;

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

(2) Formulir kerugian yang telah diisi dan ditanda tangani


tertanggung;
(3) Surat tuntutan ganti rugi berikut rincian kerugian;
(4) Kronologi kejadian / kronologis;
(5) Surat keterangan dari pihak Kepolisian;
(6) Surat keterangan atau bukti-bukti lainnya yang akan diminta oleh
PT Asuransi Central Asia menyusul sesuai kasus.
b) Dokumen pendukung klaim bangunan :
(1) Gambar konstruksi bangunan dan instalasi
(2) Layout/denah seluruh bangunan berikut ukuran-ukurannya,
dilengkapi bagian yang mengalami kerugian dan yang masih baik;
(3) Data mengenai bangunan, yaitu :
(a) Luas banguan;
(b) Tahun berdirinya bangunan, tahun pengecatan bila ada;
(c) Harga pasar bangunan / m2.
c) Dokumen pendukung klaim stock
(1) Daftar stock yang rusak (jenis, jumlah dan harga pokonya);
(2) Daftar stock yang tidak rusak (jenis, jumlah dan harga pokoknya);
(3) Kartu stock selama 3 (tiga) bulan sebelum kejadian;
(4) Layout penempatan stock berikut ukurannya;
(5) Faktur penjualan dan Faktur pembelian;
(6) Rekening Koran bank. (Wawancara dengan Fendy Wijaya, pada
tanggal 30 Agustus 2012 pukul 14.30 WIB)

Setelah klaim diterima, tindak lanjut perusahaan menanggapi


klaim tersebut maka PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta akan
melakukan tindakan pemeriksaaan klaim. Tindakan awal yang diambil
setelah menerima laporan klaim kebakaran adalah mengecek Polis

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

Asuransi. Tujuan dari melakukan pemeriksaan terhadap klaim yang


diajukan yaitu untuk mengetahui :
1) Apakah polis tersebut benar polis PT Asuransi Central Asia atau
bukan;
Polis yang dikeluarkan oleh PT Asuransi Central Asia akan
segera diproses oleh petugas. Namun apabila polis tersebut tidak
diterbitkan oleh PT Asuransi Central Asia, maka klaim tidak diproses,
karena bukan polis milik PT Asuransi Central Asia.
2) Apakah polis tersebut diterbitkan dari Cabang Surakarta atau dari luar
Cabang Surakarta;
Bila polis diterbitkan dari cabang lain maka Cabang Surakarta
segera minta konfirmasi dari cabang penerbit untuk meminta otoritas
menangani klaim yang terjadi di wilayah kerja Cabang Surakarta.
3) Apakah polis tersebut masih aktif/sudah habis masa berlakunya;
Polis yang sudah tidak aktif/ sudah habis masa berlakunya
tentu tidak akan diproses. Namun PT Asuransi Central Asia akan
memberikan penawaran baru kepada nasabah.
4) Apakah klaim yang diajukan liable/sesuai dengan coverage/lingkup
perlindungan polis;
Setiap produk asuransi PT Asuransi Central Asia mempunyai
lingkup perlindungannya masing-masing. Pada awal pembuatan
perjanjian biasanya telah ditentukan lingkup perlindungan oleh
nasabah dengan PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta. Apabila
kerugian tidak termasuk lingkup perlindungan maka tidak ada
pembayaran ganti kerugian.
Pada dasarnya semua klaim dapat diterima, namun untuk
dilanjutkan pada tingkat pemrosesan harus memenuhi syarat dan
ketentuan yang berlaku, karena suatu klaim yang dapat di proses adalah

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

klaim yang liable sesuai dengan jenis perlindungan yang dipilih nasabah
pada polis asuransinya. Klaim tidak dapat dilanjutkan prosesnya jika :
1) Tidak memenuhi berkas pendukung pengajuan klaim;
Tertanggung wajib memenuhi berkas pengajuan klaim, antara
lain :
a) Surat Permintaan Penutupan Asuransi Kebakaran (SPPAK);
b) Estimasi kerugian;
c) Dokumen standar;
d) Dokumen pendukung klaim bangunan;
e) Dokumen pendukung klaim stock.

2) Periode Polis masih sudah berakhir/tidak aktif/tidak berjalan ketika


terjadi peristiwa yang mengakibatkan kerugian;
Periode polis PT Asuransi Central Asia biasanya selama 1
(satu) tahun, yang kemudian dapat diperpanjang sesuai dengan
kesepakatan antara nasabah dengan PT Asuransi Central Asia Cabang
Surakarta.
3) Kejadian beserta kerugian yang terjadi tidak masuk dalam
perlindungan/cover polis asuransinya;
Dalam polis biasanya telah ditentukan lingkup perlindungan
terhadap kerugian/resiko yang akan ditanggung oleh PT Asuransi
Central Asia Cabang Surakarta. Lingkup perlindungan disesuaikan
dengan permintaan dari nasabah.
4) Surat Keterangan Kepolisian/Labkrim Polri menyatakan kebakaran
yang terjadi akibat kesengajaan dari tertanggung.
Dalam survey, petugas akan mengacu pada Surat Keterangan
Kepolisian/Labkrim Polri yang menerangkan sebab terjadinya
kebakaran. Apabila terbukti karena kengajaan tertanggung maka klaim

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

tidak akan ditindaklanjuti. (Wawancara dengan Fendy Wijaya, pada


tanggal 1 September 2012 pukul 10.30 WIB)
Setelah melakukan pengecekan polis dan terdapat kesesuaian polis
dengan kejadian, petugas klaim segera melakukan survey obyek
pertanggungan untuk mengetahui :
1) Penyebab terjadinya kebakaran / kerusakan;
2) Tempat terjadinya kebakaran / kerusakan;
3) Jumlah kerugian yang dialami (taksiran);
4) Jumlah harga sisa dari bangunan / barang / mesin yang tidak terbakar /
rusak (taksiran).
Estimasi kerugian yang dihitung oleh PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta ini akan dicocokan dengan estimasi yang telah dibuat
oleh tertanggung. Estimasi ganti kerugian oleh PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta disesuaikan dengan harga pasaran terbaru dari obyek
yang mengalami kerugian. Setelah kedua belah pihak setuju dengan
jumlah ganti kerugian yang akan dibayarkan maka tahap selanjutnya
adalah pelaksanaan pembayaran ganti kerugian.

c. Pembayaran Ganti Kerugian oleh PT Asuransi Central Asia Cabang


Surakarta
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa kewajiban pokok dari
penanggung adalah memberikan ganti kerugian atau melakukan pembayaran
kepada tertanggung apabila peristiwa kerugian yang diperjanjikan terjadi.
Oleh sebab itu saat perjanjian asuransi diadakan, harus ditentukan jumlah
berapa asuransi tersebut ditutup. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Pasal
256 butir 4 KUHD, yaitu bahwa dalam polis harus dinyatakan jumlah uang
untuk berapa diadakan asuransi.
Untuk asuransi kebakaran ditentukannya uang asuransi akan
menetapkan berapakah maksimum ganti kerugian yang akan diberikan oleh

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

penanggung. Besarnya ganti kerugian yang diterima tertanggung harus


seimbang dengan kerugian yang dideritanya. Hal ini merupakan inti dari
prinsip Indemnitas. Dalam asuransi, tertanggung tidak boleh mendapatkan
keuntungan dari kontrak asuransi. Dengan demikian batasan tertinggi
kewajiban perusahaan asuransi adalah memulihkan tertanggung pada posisi
ekonomi yang sama dengan posisi sebelum terjadinya jatuh tempo. Jadi
Tertanggung tidak dibenarkan mencari atau mendapat keuntungan dari klaim
asuransi.
Nilai pertanggungan setiap nasabah / tertanggung berbeda-beda
tergantung dari individual dan objek yang diasuransikan.

insurance companies would agree to defend claims and pay damages in


Michael Abramowicz, 2005 :
748).
Untuk menentukan besaran nilai pertanggungan, maka tertanggung harus
menyebutkan jelas fungsi / kegunaan bangunan atau objek pertanggungan ini.
Keterangan yang jelas mengenai benda obyek asuransi kebakaran ada
hubungan juga dengan risiko yang menjadi tanggungan penanggung. Risiko
tersebut menjadi dasar penentuan jumlah premi yang wajib dibayar oleh
tertanggung. Makin berat risiko yang ditanggung, makin besar jumlah premi
yang dibayar. Objek pertanggungan asuransi kebakaran dalam hal ini adalah
Ruko. Ruko tersebut haruslah jelas memuat keterangan sebagai berikut :
1) Nilai Bangunan, isi (isi bangunan ini dapat berupa mesin, stock barang,
dan lain-lain).
2) Perkiraan luas bangunan dan luas lahan dimana bangunan itu berdiri.
3) Kondisi lingkungan sekitar letak bangunan (kiri, kanan, dengan maupun
belakang dari bangunan itu berdiri).
4) Komponen pembentukan dari bangunan (seperti atap, dinding, lantai,
tiang, tangga, rangka dan lain-lain) juga diperlukan untuk diketahui.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

5) Informasi lain yang berkaitan dengan kepemilikan dari penghuni


bangunan tersebut (apakah pemilik atau penyewa, dan lain-lain).
Hal ini sesuai dengan Pasal 287 KUHD yang mengharuskan
pemberitahuan dalam polis asuransi kebakaran tentang objek asuransi
kebakaran. Syarat perjanjian asuransi juga menyebutkan kewajiban
pemberitahuan atau notification. Dalam notification dikenal teori objektivitas
dimana teori ini menerangkan bahwa tertanggung wajib memberitahukan
keadaan benda yang dipertanggungkan kepada penanggung dan tidak boleh
ada yang disembunyikan. Dengan demikian maka penanggung dapat
menentukan besarnya nilai pertanggungan yang harus ditanggungnya.
Menurut Pasal 253 ayat (1) KUHD, asuransi yang melebihi jumlah
nilai benda atau kepentingan yang sesungguhnya hanya sah sampai jumlah
nilai benda tersebut. Apabila jumlah yang diasuransikan lebih besar daripada
nilai benda sesungguhnya, penanggung hanya bertanggung jawab membayar
klaim ganti kerugian sampai nilai benda sesungguhnya, dalam hal timbul
kerugian total (total loss).
Nilai maksimal tanggungan yang diberikan oleh PT Asuransi Central
Asia untuk asuransi kebakaran adalah Rp 1.000.000.000,- (satu miliyar
rupiah). Namun untuk Cabang Surakarta hanya akan menanggung nilai
kerugian maksimal Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) saja. Apabila
nilai kerugian lebih dari Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) maka PT
Asuransi Central Asia Cabang Surakarta akan meneruskan klaim kepada PT
Asuransi Central Asia Pusat. Hal ini menurut Fendy Wijaya dikarenakan nilai
tanggungan yang sangat besar harus ditangani oleh kantor pusat (Wawancara
dengan Fendy Wijaya, pada tanggal 5 September 2012 pukul 10.30 WIB).
Adapun nilai tanggungan yang dijamin oleh PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta ini adalah sebagai berikut:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

Tabel. 2
Daftar Jaminan Perlindungan Asuransi Kebakaran

Batas Penggantian
Paket
Maximum
Jaminan standar
Kebakaran, Petir, Ledakan, Kejatuhan Pesawat,
100% JNP
Asap
Kerusuhan dan Huru-hara 100% JNP
Pencurian dengan Kekerasan (kebongkaran) 100% JNP
Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak Ketiga 20% JNP
Penambahan Jumlah Pertanggungan 10% JNP
Biaya-biaya Arsitek, Surveyor dan Konsultan 5% JNP
Kerusakan yang disengaja dalam upaya pencegahan
100% JNP
menjalarnya kebakaran
Biaya Pemadaman Kebakaran 5% JNP
Akibat Tertabrak Kendaraan 5% JNP
Pembersihan Puing-puing 10% JNP
Jaminan Perluasan
Angin Topan, Badai, Banjir dan Kerusakan akibat
100% JNP
Air
Gempa Bumi, Tsunami, Letusan Gunung Berapi 100% JNP
Keterangan :
JNP : Jumlah Nilai Pertanggungan
Dalam perjanjian asuransi kebakaran di PT Asuransi Central Asia
Cabang Suraktarta, jaminan standar telah ditentukan dalam polis. Sedangkan
untuk jaminan perluasan bisa disertakan dalam polis tergantung dari
permintaan tertanggung.
Setelah PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta melakukan
perhitungan besarnya nilai ganti kerugian yang akan dibayarkan, selanjutnya
dilakukan proses pembayaran ganti kerugian. Menurut Polis Standar Asuransi
Kebakaran Indonesia (PSKI) batas waktu pembayaran ganti kerugian
dilakukan maksimal 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi kesepakatan para

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

pihak. PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta akan meminta persetujuan


dari tertanggung tentang besarnya ganti kerugian yang akan dibayarkan.
Apabila tertanggung setuju maka pembayaran ganti kerugian dilakukan
maksimal 30 (tiga puluh) hari setelah nasabah / tertanggung menyetujui nilai
penggantian yang diajukan oleh penanggung / PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta kepada tertanggung.
Pembayaran ganti kerugian yang dilakukan oleh PT Asuransi Central
Asia Cabang Surakarta biasanya dilakukan dengan menggunakan bilyet giro
bukan dengan uang cash. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keamanan.
Prinsip asuransi yang digunakan dalam pelaksanaan pembayaran ganti
kerugian di PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta antara lain:
1) Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan ( insurable interest )
Dalam asuransi, ditentukan bahwa apabila seseorang menutup
perjanjian asuransi, yang bersangkutan harus mempunyai kepentingan
terhadap obyek yang diasuransikannya. Tertanggung berstatus sebagai
pemilik atau pihak yang berkepentingan atas Ruko yang diasuransikan.
2) Prinsip itikad baik atau prinsip kejujuran yang sempurna (prinsiple of
utmost good faith)
Menurut Pasal 1338 KUHPerdata, setiap perjanjian harus dilandasi
oleh itikad baik dan saling percaya oleh para pihak yang mengadakan
perjanjian tersebut. PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta selalu
jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat atau
kondisi dari asuransi yang bersangkutan dan menyelesaikan tuntutan ganti
rugi sesuai dengan syarat dan kondisi pertanggungan. PT Asuransi Central
Asia Cabang Surakrta telah menjelaskan bahwa pertanggungan berhenti
jika tertanggung tidak membayar premi tepat pada waktunya.
3) Prinsip ganti kerugian (indemnity)
Besarnya ganti kerugian yang diterima oleh tertanggung harus
seimbang dengan kerugian yang dideritanya. Penggantian kerugian

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

kebakaran dihitung berdasar pada jumlah uang pertanggungan / obyek


yang dimasukkan ke asuransi. Lebih besar atau lebih kecil kerugiannya
maka nilai penggantiannya maksimal sesuai dengan besarnya nilai obyek
pertanggungannya. Fendy Wijaya memberikan contoh penghitungan
penggantian kerugian sebagai berikut :
a) Nilai obyek (NO) 200 juta; nilai pertanggungan (NP) 200 juta; nilai
kerugian (NK) 200 juta. Maka nilai penggantiannya :
NP / NO x NK = 200 juta / 200 juta x 200 juta = 200 juta
b) Nilai obyek (NO) 200 juta; nilai pertanggungan (NP) 200 juta; nilai
kerugian (NK) 100 juta. Maka nilai penggantiannya :
NP / NO x NK = 200 juta / 200 juta x 100 juta = 100 juta
c) Nilai obyek (NO) 200 juta; nilai pertanggungan (NP) 100 juta; nilai
kerugian (NK) 100 juta. Maka nilai penggantiannya :
NP / NO x NK = 100 juta / 200 juta x 100 juta = 50 juta
d) Nilai obyek (NO) 200 juta; nilai pertanggungan (NP) 100 juta; nilai
kerugian (NK) 200 juta. Maka nilai penggantiannya :
NP / NO x NK = 100 juta / 200 juta x 200 juta = 100 juta
e) Nilai obyek (NO) 200 juta; nilai pertanggungan (NP) 100 juta; nilai
kerugian (NK) 50 juta. Maka nilai penggantiannya :
NP / NO x NK = 100 juta / 200 juta x 50 juta = 25 juta

Selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, PT Asuransi Central Asia


Cabang Surakarta menerima 34 (tiga puluh empat) pengajuan klaim asuransi
kebakaran. Pada tahun 2010 pengajuan klaim yang diterima sebanyak 11
(sebelas) klaim, tahun 2011 sebanyak 10 (sepuluh) klaim dan tahun 2012
sebanyak 13 (tiga belas) klaim. Menurut Silvanus Betra proses pengajuan
klaim dan pembayaran ganti kerugian kepada tertanggung telah sesuai dengan
prosedur yang berlaku yaitu tertanggung melengkapai berkas-berkas yang

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

dipersyaratkan serta pembayaran ganti kerugian dilakukan maksimal 30 (tiga


puluh) hari setelah disetujuinya nilai ganti kerugian yang akan dibayarkan.

2. Hambatan dalam Pelaksanaan Pembayaran Ganti Kerugian dan Solusinya


Pelaksanaan pembayaran ganti kerugian pada kenyataannya tidaklah
selalu berjalan mulus. Adakalanya pelaksanaan pembayaran ganti kerugian
asuransi menemui beberapa hambatan. Hal ini juga terjadi pada pelaksanaan
pembayaran ganti kerugian asuransi kebakaran di PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta. Adapun hambatan yang timbul atara lain :
b. Untuk pembayaran akibat kerugian yang sangat besar, lebih dari Rp
200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai Rp 1.000.000.000,- (satu miliyar
rupiah) PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta tidaklah berwenang untuk
menangani dan memberikan ganti kerugian kepada tertanggung. Hal ini
dikarenakan bila kerugian yang timbul sangat besar menjadi wewenang kantor
pusat yang berada di Jakarta. Semua proses, mulai dari survey, penghitungan
kerugian / estimasi kerugian akan dilakukan ulang dan pembayaran ganti
kerugian akan dilakukan oleh kantor pusat. Menurut Fendy Wijaya, hal ini
memang sudah menjadi aturan dari PT Asuransi Central Asia, mengingat
jumlah kerugian yang ditanggung oleh PT Asuransi Central Asia yang sangat
besar. Dengan segala proses yang dilakukan oleh kantor pusat, maka
konsekwensinya adalah memerlukan waktu yang lama. Segala proses sampai
pembayaran ganti kerugian bisa memerlukan waktu hingga 6 (enam) bulan.
Hal ini tentu menjadi hambatan tersendiri dalam pelaksanaan pembayaran
ganti kerugian. Kondisi tersebut tidak menguntungkan bagi tertanggung
mengingat kerugian yang dialaminya sangat besar dan harus menunggu
pembayaran ganti kerugian yang lama.
c. Tertanggung lalai dalam melaksanakan kewajibannya untuk membayar premi.
Namun tertanggung tetap bersikeras menuntut ganti kerugian walaupun dia
tidak membayar premi. Sebagaimana kita ketahui kewajiban tertanggung

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

adalah membayar premi tepat pada waktunya. Dengan adanya pembayaran


premi maka timbulah kewajiban bagi penanggung dalam hal ini adalah PT
Asuransi Central Asia Cabang Surakarta untuk menjamin resiko yang
diderita/akan diderita oleh tertanggung. Apabila tertanggung tidak
menjalankan kewajibannya membayar premi, maka penanggung dibebaskan
dari kewajibannya untuk menjamin resiko yang diderita/akan diderita oleh
tertanggung sebagaimana dijelaskan Pasal 1266 KUHPerdata, kalau premi
tidak dibayar pada waktunya, maka penanggung dapat memutuskan perjanjian
dan terbebaskan dari kewajibannya menanggung resiko.
Menurut penulis tertanggung yang tidak membayar premi telah melakukan
wanprestasi dan memenuhi syarat berakhirnya perjanjian asuransi yaitu
asuransi berhenti atau dibatalkan. Berhentinya asuransi dapat terjadi karena
kesepakatan antara tertanggung dan penanggung, karena premi tidak dibayar
dan ini biasanya diperjanjikan dalam polis. Tertanggung yang melakukan
wanprestasi mengakibatkan PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta tidak
berkewajiaban melakukan prestasi menanggung kerugian dari tertanggung.
Menurut Fendy Wijaya, biasanya dalam polis asuransi kebakaran PT Asuransi
Central Asia Cabang Surakarta dicantumkan ketentuan perjanjian asuransi
kebakaran berakhir bila premi tidak dibayar dan disetujui oleh tertanggung.
Pembayaran premi di PT Asuransi Central Asia dilakukan 5 (lima) kali dalam
setahun. Sebagaimana dijelaskan oleh Fendy Wijaya, bahwa untuk
pembayaran premi PT Asuransi Central Asia tergolong fleksible,
menyesuaikan dengan kemampuan dari tertanggung untuk membayar premi.
Penentuan bulan untuk pembayaran premi tidak ditentukan oleh PT Asuransi
Central Asia Cabang Surakarta, melainkan oleh tertanggung yang diberikan
kebebasan untuk menentukan bulan apa saja tertanggung akan membayar
premi.
d. Ketidak jujuran dari pihak tertanggung. Hambatan paling besar adalah
menghadapi tertanggung yang tidak jujur (memiliki moral hazard yang jelek).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

Tertangggung tidak memberikan informasi yang jelas mengenai benda-benda


yang ditanggung oleh PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta. Dari
beberapa kasus ketidakjujuran nasabah biasanya dalam bentuk :
1) Memasukkan obyek tertentu dalam list permintaan penggantian, padahal
obyek itu sebelumnya tidak ada, atau obyek tersebut tidak mengalami
kerugian.
Tertanggung biasanya memasukan obyek tertentu dalam list
permintaan penggantian kerugian. Hal ini untuk mendapatkan pembayaran
ganti kerugian yang lebih.
2) Merubah berkas pengajuan klaim atau data-data pribadi, neraca keuangan,
list obyek pertanggungan.
Pada saat mengajukan klaim, tertanggung berusaha merubah
berkas pengajuan klaim atau data-data pribadi yang diperlukan dalam
penutupan asuransi. Sehingga berkas-berkas yang tadinya tidak lengkap
kini menjadi lengkap namun bukan berdasarkan kondisi sebenarnya.
3) Sengaja merusak/membakar sendiri obyek pertanggungan dengan harapan
dapat uang pengganti.
Tertanggung bermaksud untuk memperoleh ganti kerugian dari
penanggung, tapi bukan karena peristiwa yang diperjanjikan dalam polis,
melainkan merusak/membakar sendiri obyek pertanggungan.
4) Memanipulasi kronologis kejadian.
Tertanggung berusaha memanipulasi kronologis kejadian kerugian
yang menimpanya, misalnya kebakaran yang disebabkan oleh tertanggung
sendiri alur kejadiannya dirubah agar terlihat seperti kebakaran yang wajar
dengan harapan penanggung dapat tertipu sehingga tertanggung
memperoleh pembayaran ganti kerugian.
Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata menjelaskan bahwa suatu perjanjian
harus dilaksanakan dengan itikad baik. Sehingga dalam sebuah perjanjian,
para pihak haruslah mempunyai itikad baik agar perjanjian tersebut dapat

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

berjalan lancar. Dalam perjanjian asuransi kebakaran PT Asuransi Central


Asia Cabang Surakarta ini, ada tertanggung yang melakukan perjanjian
dengan tidak berlandaskan pada itikad baik. Dengan menambah dan merubah
list objek yang ditanggung sebelumnya dan merubah list objek
pertanggungan, tertanggung telah melanggar syarat perjanjian asuransi yakni
kewajiban pemberitahuan atau notification dimana tertanggung wajib
memberitahukan keadaan benda yang dipertanggungkan kepada penanggung
dan tidak boleh ada yang disembunyikan. Hal ini merupakan kewajiban dari
tertanggung, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 251 KUHD yang
mewajibkan tertanggung memberikan keterangan yang benar kepada
penanggung mengenai objek yang diasuransikan.
Menurut penulis, memanipulasi kronologis kejadian yang dilakukan
oleh tertanggung dapat dikategorikan tindakan penipuan. Dan apabila
tertanggung terbukti melakukan tindakan penipuan maka perjanjian asuransi
dapat dinyatakan batal sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1328
KUHPerdata. Apabila perjanjian asuransi batal karena akal busuk, penipuan
oleh tertanggung, maka penanggung berhak untuk memperoleh premi yang
telah dibayarkan. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 282 KUHD :
Bila batalnya perjanjian terjadi berdasarkan akal busuk, penipuan
atau kejahatan tertanggung, penanggung mendapat preminya, dengan
tidak mengurangi tuntutan pidana, bila ada alasan untuk itu.

Dengan bentuk-bentuk kecurangan tersebut, tertanggung bermaksud


untuk memperoleh keuntungan dari adanya perjanjian asuransi ini. Tentu saja
ini tidak dibenarkan, karena kesalahan tertanggung sendiri dan segala macam
bentuk kecurangan yang dilakukan oleh tertanggung terbukti, maka
penanggung/PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta dibebaskan dari
kewajiban membayar ganti kerugian sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 294
KUHD :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

kerugian, apabila dia membuktikan bahwa kebakaran itu disebabkan


oleh kesalahan atau kelalaian tertanggung sendiri yang sangat
melampaui batas

Dengan berbagai macam hambatan yang timbul dalam pelaksanaan


pembayaran ganti kerugian asuransi kebakaran di PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta, maka diperlukan solusi untuk mengatasi berbagai
hambatan/masalah tersebut agar pelaksanaan pembayaran ganti kerugian berjalan
lancar dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Adapun solusi untuk
mengatasi berbagai masalah di atas antara lain :
a. Dalam hal pembayaran ganti kerugian yang melebihi Rp 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah) seharusnya kantor pusat dari PT Asuransi Central Asia
memberikan wewenang kepada kantor Cabang Surakarta untuk menangani
pembayaran ganti kerugian yang sangat besar tersebut. Sumber daya manusia
yang dimiliki oleh PT Asuransi Central Asia tentu merupakan tenaga yang
mumpuni di bidangnya sehingga tidak perlu harus ditangani lagi oleh kantor
pusat. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dan efisiensi proses klaim
yang diajukan oleh tertanggung. Selain itu PT Asuransi Central Asia dapat
menunjuk Loss Adjusters untuk melakukan penelitian dan perhitungan
kerugian yang dialami tertanggung dan berapa ganti kerugian yang harus
dibayarkan. Loss Adjuster adalah badan yang berfungsi mengadakan
investigasi atas penyebab kerugian dan menghitung besarnya kerugian yang
menjadi tanggung jawab penanggung berdasarkan ketentuan polis. Ia badan
yang imparsial dan independent. Bila sederhana, maka klaim akan ditangani
sendiri oleh perusahaan, tetapi jika rumit atau jumlahnya cukup besar atau
penanganan klaim akan memakan waktu lama, maka claim assessment
diserahkan kepada Loss Adjuster yang ditunjuk oleh penanggung dengan
pemberitahuan kepada tertanggung.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

Dengan demikian maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan semua


tahapan pemeriksaan, estimasi kerugian serta pembayaran ganti kerugian akan
menjadi singkat dan tidak berlarut-larut. Tentu hal ini akan menguntungkan
tertanggung karena tidak perlu menunggu waktu yang lama dan segera bisa
melakukan aktifitasnya kembali atau segera membangun kembali Ruko
ataupun mencari alternatif Ruko yang lain.
b. Solusi untuk tertanggung yang lalai melakukan kewajibannya dalam
membayar premi datang dari dalam diri tertanggung sendiri. Tertanggung
harusnya memiliki kesadaran yang tinggi untuk membayar premi, karena ini
merupakan kewajiaban dari tertanggung dalam perjanjian asuransi dan demi
kepentingan dari tertanggung itu sendiri. Seharusnya tertanggung bisa
membayar premi tepat pada waktunya, karena PT Asuransi Central Asia
Cabang Surakarta telah memberikan keleluasaan kepada tertanggung untuk
menentukan bulan kapan saja untuk membayar premi. Selain itu PT Asuransi
Central Asia Cabang Surakarta haruslah terbuka dan gamblang dalam
menjelaskan klausa berhentinya pertanggungan apabila tertanggung tidak
membayar premi.
c. Tertanggung yang memiliki moral hazard yang jelek memang merupakan
hambatan yang besar. Tertanggung tersebut tidak berlandaskan pada itikad
baik. Penanggung harus lebih waspada dan berhati-hati terhadap nasabah yang
memiliki moral hazard yang jelek dan tidak punya itikad baik. Selain itu
penanggung harus lebih teliti untuk menerima klaim dari para tertanggung dan
melakukan survey dengan cermat terhadap objek yang diasuransikan agar
meminimalisir terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh tertanggung.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab yang
sebelumnya, maka dalam bab ini penulis berusaha menarik simpulan sehingga
akan menjawab permasalahan yang diangkat dari penulisan skripsi ini. Simpulan
yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pembayaran ganti kerugian asuransi kebakaran Ruko di PT
Asuransi Central Asia Cabang Surakarta dilakukan melalui beberapa
tahapan, mulai dari pelaporan, penelitian klaim, melakukan survey, hingga
pembayaran ganti kerugian. Pembayaran ganti kerugian dilakukan maksimal
30 (tiga puluh) hari setelah adanya kesepakatan para pihak. Pelaksanaan
pembayaran ganti kerugian PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta telah
sesuai dengan Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSKI). Guna
menjaga keamanan, pembayaran ganti kerugian biasanya dilakukan dengan
menggunakan bilyet giro bukan dengan uang cash.
2. Hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pembayaran ganti kerugian oleh
PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta antara lain Bila nilai kerugian
yang harus dibayarkan oleh PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta
melebihi Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) pelaksanaan pembayaran
dilakukan oleh kantor pusat yang berdomisili di Jakarta yang akan
membutuhkan waktu lama, Tertanggung lalai dalam melakukan
kewajibannya yaitu membayar premi kepada penanggung namun tertanggung
tetap bersikeras menuntut untuk adanya pembayaran ganti kerugian, Ada
tertanggung memiliki moral hazard yang jelek dan tidak beritikad baik
dalam perjanjian asuransi dimana melakukan beberapa kecurangan dengan
maksud untuk memperoleh keuntungan dari perjanjian asuransi ini. Dengan
berbagai hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pembayaran ganti

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

kerugian asuransi kebakaran, solusi untuk mengatasi hambatan tersebut


adalah PT Asuransi Central Asia memberikan wewenang kepada PT
Asuransi Central Asia Cabang Surakarta untuk menangani pembayaran ganti
kerugian di atas Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) atau PT Asuransi
Central Asia Cabang Surakarta dapat menunjuk Loss Adjusters untuk untuk
melakukan penelitian dan perhitungan kerugian dialami tertanggung dan
berapa ganti kerugian yang harus dibayarkan, Pihak tertanggung yang tidak
melaksanakan kewajibannya dalam membayar premi harusnya memiliki
kesadaran yang tinggi untuk membayar premi tepat pada waktunya karena ini
demi kepentingan dari tertanggung itu sendiri, Penanggung harus lebih
waspada terhadap nasabah yang tidak punya itikad baik dan lebih teliti untuk
menerima klaim dari para tertanggung dan melakukan survey dengan cermat
terhadap objek yang diasuransikan agar meminimalisir terjadinya kecurangan
yang dilakukan oleh tertanggung.

B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka
penulis berusaha memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi PT Asuransi Central Asia Cabang Surakarta untuk terus melakukan
usaha-usaha di bidang asuransi dengan baik dan memberikan informasi
kepada masyarakat tentang pentingnya asuransi di masa modern ini. Usaha
tersebut juga perlu diiringi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.
Selain itu dalam pembayaran ganti kerugian yang sangat besar, PT Asuransi
Central Asia perlu melakukan upaya pemangkasan prosedural agar
pelaksanaan pembayaran ganti kerugian lebih efisien.
2. Bagi tertanggung hendaknya memiliki itikad baik dalam perjanjian asuransi
agar pelaksanaan perjanjian asuransi berjalan dengan lancar. Selain itu
tertanggung harus lebih memperhatikan segala ketentuan-ketentuan dalam

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

polis asuransi dan mentaati segala kewajiban untuk mendapatkan hak


sebagaimana telah disepakati.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai