Anda di halaman 1dari 6

KASUS

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyebutkan pangsa pasar Carrefour di


upstream (pasar pemasok) 66,73 persen dan di downstream (pasar retail modern) 48,38
persen. Carrefour tidak hanya menjual komoditi ke konsumen, tapi juga menjual servis ke
pemasok berupa listing fee, penyediaan tempat, promosi, dan sebagainya. Terdapat missing
link karena keuntungan Carrefour yang besar tidak dinikmati oleh pemasok. Seharusnya
jangan sampai ada pihak yang dirugikan dalam perdagangan. Jika Carrefour sukses, orang
yang support dia juga harus maju, jangan ada yang dirugikan. Hal ini disebabkan karena
pemasok tidak bisa berbuat lain dengan posisi yang lemah. Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU) menuding Carrefour Indonesia melakukan monopoli di pasar upstream
(pemasok).

Soal 1
Dalam kasus menurut KPPU terdapat dugaan adanya praktek monopoli yang dilakukan oleh
Carrefour. Saudara jelaskan praktek monopoli apa yang mungkin dilakukan oleh Carrefour
dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang mengatur hal tersebut.

Jawaban 1
Kasus dugaan monopoli yang dilakukan oleh Carrefour adalah space trading term penyewaan
tempat pemasok skala kecil di gerai Carrefour. Dan seputar proses akuisisi Carrefour
terhadap Alfa yang diduga menyebabkan persaingan usaha tidak sehat. PT. Carrefour dapat
juga dikenai pasal 28 ayat (2) No. 25 tahun 1999 mengenai akuisisi, namun karena
ketiadaannya Peraturan Pemerintah mengenai pasal tersebut, maka demi hukum Majelis
Komisi tidak dapat menyatakan Carrefour melanggar Pasal 28 ayat (2) UU No 5 tahun 1999.
Selain itu dapat juga dikenakan pasal 17 ayat (1) dan Pasal 25 ayat (1) UU No 5 Tahun 1999.
Tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
Soal 2
Apabila ditemukan adanya praktek monopoli tersebut pada nomor 1, tindakan apakah yang
dapat dilakukan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha terhadap Carrefour. Jelaskan!

Jawaban 2
Tindakan yang harus dilakukan KPPU adalah membentuk tim pemeriksa untuk melakukan
penyelidikan dan investigasi. Menghukum PT Carrefour Indonesia untuk membayar denda
Rp 25 miliar yang harus disetor ke kas Negara sebagai setoran pendapatan pelanggaran di
bidang Persaingan Usaha Perdagangan Sekretaris Jendral Satuan Kerja Komisi Pengawas
Persaingan Usaha. KPPU juga akan melakukan penyelidikan mengenai biaya sewa. Untuk
masalah yang satu ini, KPPU akan fokus pada posisi tawar menawar pemasok kecil yang
selama ini diduga lebih lemah dibandingkan pemasok yang lebih besar dalam menyewa
tempat di Carrefour. Selain itu soal trading term. Yaitu, dugaan bahwa pemasok justru sangat
dirugikan karena pelaksanaan trading term belum nyata di lapangan meski sudah ada
ketentuan Permendag No 53 tahun 2008.

Soal 3
Sebutkan dan jelaskan perjanjian yang dilarang dalam aspek hukum monopoli serta berikan
beberapa contohnya!

Jawaban 3
a. Oligopoli
Perjanjian untuk menguasai produksi dan/atau pemasaran barang atau menguasai
penggunaan jasa oleh 2 s.d. 3 pelaku usaha atau 2 s.d. 3 kelompok pelaku usaha tertentu.
Contoh : Penyedia jasa internet di Indonesia, 80% berasal dari kelompok pelaku usaha
A dan B. Ini berarti keterikatan pelaku usaha A dan B itu sudah oligopoli.

b. Penetapan Harga (Price Fixing)


Perjanjian di antara pelaku usaha yang seharusnya bersaing, sehingga terjadi koordinasi
(kolusi) untuk mengatur harga.
Contoh : Penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia, bersama-sama sepakat untuk
menaikkan tarif dasar untuk SMS.
c. Pembagian Wilayah
Perjanjian di antara pelaku usaha yang seharusnya bersaing, untuk berbagi wilayah
pemasaran.
Contoh : Perusahaan A hanya menjual produknya di pulau Jawa, Perusahaan B hanya
menjual produknya di pulau Sumatra, dan Perusahaan C hanya menjual
produknya di pulai Kalimantan.

d. Kartel
Perjanjian di antara pelaku usaha yang seharusnya bersaing, sehingga terjadi koordinasi
(kolusi) untuk mengatur kuota produksi, dan/atau alokasi pasar. Kartel juga bisa
dilakukan untuk harga (menjadi price fixing).
Contoh : Sebagian perusahaan baja sepakat untuk mengurangi produksi selama 2 bulan
agar pasokan menipis sehingga meningkatkan permintaan baja.

e. Perjanjian Tertutup (Exclusive Dealing)


Perjanjian di antara pemasok dan penjual produk untuk memastikan pelaku usaha lainnya
tidak diberi akses memperoleh pasokan yang sama atau barang itu tidak dijual ke pihak
tertentu.
Contoh : Perjanjian antara produsen pupuk A dan petani padi B, bahwa pupuk yang dijual
kepada B tidak boleh dijual kepada petani lain.

Soal 4
Sebutkan dan jelaskan kegiatan yang dilarang dalam aspek hukum monopoli serta berikan
beberapa contohnya!

Jawaban 4
a. Monopoli
Kegiatan menguasai atas produksi dan/atau pemasaran barang atau menguasai
penggunaan jasa oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha tertentu.
Contoh : Produksi mie instan yang dipasarkan di Indonesia, 50% berasal dari kelompok
pelaku usaha A. Ini berarti pelaku usaha A sudah monopoli (tetapi belum tentu
melakukan praktek monopoli).
b. Monopsoni, sifatnya rule of reason
Kegiatan menguasai atas penerimaan pasokan barang/jasa dalam suatu pasar oleh satu
pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha tertentu.
Contoh : Perusahaan mie A sendirian telah menyerap 50% produksi terigu yang ada di
suatu pasar.

c. Penguasaan pasar, sifatnya rule of reason


Ada beberapa kegiatan yang termasuk kategori kegiatan penguasaan pasar yang dilarang:
 Menolak/menghalangi masuknya pelaku usaha baru (entry barrier);
 Menghalangi konsumen berhubungan dengan pelaku usaha saingannya;
 Membatasi peredaran/penjualan barang/jasa pelaku usaha lain;
 Melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha lain;
 Menjual rugi (banting harga).

Contoh : Pelaku usaha A menetapkan biaya produksi secara tidak jujur, sehingga harga
jual produknya di bawah biaya produksi sebenarnya.

Soal 5
Jelaskan status, tugas dan wewenang Komisi Pengawas Persaingan Usaha.

Jawaban 5
Undang-undang No 5 Tahun 1999 menjelaskan bahwa tugas dan wewenang Komisi
Pengawas Persaingan Usaha adalah sebagai berikut:

Tugas
a) Melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 4 sampai
dengan Pasal 16;
b) Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat
sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24;
c) Melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 28;
d) Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal
36;
e) Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang berkaitan
dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
f) Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan Undang-undang ini;
g) Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat.

Wewenang
a) Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
b) Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku
usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat;
c) Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktek monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku
usaha atau yang ditemukan oleh Komisi sebagai hasil penelitiannya;
d) Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidak adanya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
e) Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
undang-undang ini;
f) Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap
mengetahuipelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini;
g) Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau
setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang tidak bersedia memenuhi
panggilan Komisi;
h) Meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan dan
atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini;
i) Mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna
penyelidikan dan atau pemeriksaan;
j) Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha lain
atau masyarakat;
k) Memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
l) Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang melanggar
ketentuan Undang-Undang ini.

Anda mungkin juga menyukai