Anda di halaman 1dari 3

Contoh cerpen

"Detik-Detik Berharga":

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hamparan sawah hijau, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Adi.
Adi adalah seorang anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya. Meskipun hidup dalam
keterbatasan, Adi selalu memiliki senyuman ceria di wajahnya.

Suatu hari, ketika langit masih terlelap dalam mimpi, Adi terbangun oleh bunyi desir air hujan di genting
rumah neneknya. Hujan turun dengan lebat, mengiringi pagi yang sejuk. Adi tergoda untuk bermain di
hujan. Meskipun neneknya memberi larangan, Adi tetap tak bisa menahan kegembiraannya.

Dengan setelan kumal dan kaki telanjang, Adi berlarian di antara tetesan air hujan yang memercik di
tanah. Senyumnya semakin melebar, dan ia benar-benar merasa bebas. Tiba-tiba, matanya tertuju pada
sekelompok kupu-kupu yang bergerombol di sekitar bunga-bunga di kebun belakang rumah neneknya.

Adi tersenyum dan mendekati mereka dengan hati penuh kekaguman. Sambil berpegangan pada
keranjang anyaman, ia mencoba menangkap beberapa kupu-kupu yang berwarna-warni. Namun, mereka
terbang tinggi, menari-nari di udara seolah-olah mengajak Adi untuk ikut bermain.

Detik demi detik berlalu, Adi semakin asyik dengan permainannya bersama kupu-kupu. Hujan pun
berangsur-angsur reda, meninggalkan keceriaan di kebun. Saat itulah, Adi menyadari ada keajaiban di
setiap tetesan air yang jatuh dari daun-daun hijau.

Kemudian, sebuah pelajaran berharga menghampiri Adi. Ia menyadari bahwa kebahagiaan tak selalu
tergantung pada apa yang dimiliki atau keadaan di sekitarnya. Bahagia bisa ditemukan dalam momen-
momen sederhana, seperti bermain di hujan dan mengejar kupu-kupu.

Saat Adi kembali ke rumah neneknya dengan senyum di wajah, neneknya tersenyum melihat cucunya
yang begitu bersemangat. Adi merangkul neneknya erat-erat, berbagi cerita tentang petualangannya
dengan kupu-kupu. Neneknya tersenyum lembut, merasa bahagia melihat cucunya menemukan
keindahan dalam kehidupan sederhana.
Sejak saat itu, Adi belajar untuk menghargai setiap detik berharga dalam hidupnya. Meskipun hidupnya
mungkin penuh dengan keterbatasan, kebahagiaan sejati bisa ditemukan di dalam hati yang tulus dan
dalam keindahan alam yang selalu menyuguhkan keajaiban.

1. Roda Kecil Penuh Arti

Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang anak kecil bernama Maya. Maya adalah gadis kecil berusia
delapan tahun yang penuh semangat. Meskipun keluarganya hidup dalam keterbatasan, satu-satunya
harta berharganya adalah sepeda roda tiga kecil yang sudah usang.

Setiap hari, setelah pulang sekolah, Maya akan mengayuh sepedanya keliling desa. Roda kecil itu menjadi
teman setia yang menemani setiap petualangan Maya, membawanya ke sungai, hutan, dan ladang-
ladang luas. Meskipun sederhana, sepeda itu memiliki arti yang mendalam bagi Maya.

Suatu hari, Maya menemukan bahwa sepedanya mengalami kerusakan. Roda kecil itu tidak bisa berputar
sebagaimana mestinya. Meskipun awalnya kecewa, Maya tidak menyerah. Ia membawa sepedanya ke
tukang reparasi sepeda di desa.

Sambil menunggu, Maya bertemu dengan anak-anak desa lainnya. Mereka memberinya ide untuk
menghias sepedanya agar terlihat lebih menarik. Ide tersebut membuat Maya bersemangat, dan ia pun
mulai mengerjakan proyek kecilnya. Dengan cat warna-warni dan ornamen kecil, sepeda itu berubah
menjadi karya seni kecil yang menggambarkan keceriaan Maya.

Setelah sepedanya diperbaiki, Maya merasa bahagia bukan hanya karena sepedanya kembali berfungsi,
tetapi juga karena kisah di baliknya. Ia belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu datang dari hal-hal
besar, tetapi bisa ditemukan dalam setiap detik kecil dan dalam usaha untuk menciptakan keindahan di
sekitarnya.

2. Cahaya di Tengah Kegelapan

Di sebuah kota besar yang sibuk, hiduplah seorang pria tua bernama Pak Joko. Pak Joko tinggal di
apartemen kecilnya, hidup dalam kesendirian yang mendalam. Meskipun kota begitu ramai, Pak Joko
seringkali merasa sepi dan terasing.

Suatu malam, ketika listrik kota padam, Pak Joko duduk di jendela apartemennya. Ia melihat
sekelilingnya yang terhanyut dalam kegelapan. Namun, di tengah-tengah kegelapan itu, ia melihat
cahaya samar dari seberang jalan. Seseorang membawa lilin dan berjalan menuju gedung seberang.
Ternyata, tetangga Pak Joko, Ibu Siti, mengumpulkan lilin dari apartemen-apartemen sekitar dan
menyusunnya menjadi kata-kata "Selamat Malam" di halaman gedung. Tindakan kecil ini membawa
keceriaan di tengah kegelapan dan menghubungkan hati-hati yang sebelumnya terasa terpisah.

Pak Joko, terinspirasi oleh kebaikan Ibu Siti, mulai berbicara dengan tetangganya. Ia membantu
menyusun acara kecil di gedung mereka dan merasakan kehangatan persahabatan. Kegelapan bukan lagi
hal yang menakutkan, karena cahaya kebaikan tetangga-tetangganya mampu menerangi hidup Pak Joko.
Cerita ini mengajarkan tentang kekuatan kecilnya tindakan baik dan bagaimana cahaya bisa menerangi
kegelapan dalam hidup seseorang.

Anda mungkin juga menyukai