Pasal 1
Musyawarah Kerja Daerah
Musyawarah Kerja Daerah disingkat Musykerda adalah permusyawaratan tertinggi
organisasi tingkat daerah dibawah Musyawarah Daerah yang diselenggarakan oleh
Pimpinan Daerah.
Pasal 2
Waktu dan Tempat
Musykerda Nasyiatul Aisyiyah Kota Batu diselenggarakan pada tanggal 09 Rabi’ul
Awwal 1445 H bertepatan dengan 24 September 2023 M di Aula SMP
Muhammadiyah 08 Kota Batu.
Pasal 3
Peserta Musykerda
1. Peserta Musykerda terdiri atas :
a. Anggota Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah.
b. Wakil Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah.
c. Wakil-wakil cabang yang diambil dari ranting-rantingnya.
2. Peninjau yang diundang oleh Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota Batu
Pasal 4
Pelaksanaan Musykerda
Materi, agenda, dan pelaksanaan Musyawarah Kerja Daerah menjadi tanggungjawab
Pimpinan Daerah
Pasal 5
Hak Bicara dan Hak Suara
1. Seluruh peserta Musyawarah Kerja Daerah mempunyai hak bicara
2. Peserta yang berhak suara adalah peserta Musyawarah Kerja Daerah, sebagaimana
bunyi Pasal 3 ayat 1, masing-masing 1 (satu) suara.
Pasal 6
Persidangan
1. Sidang Pleno
a. Diikuti oleh semua peserta Musykerda.
b. Dipimpin oleh Pimpinan Daerah yang ditunjuk sebagai ketua dan sekretaris.
c. Membicarakan agenda Musykerda secara menyeluruh dan bersifat umum.
d. Pembacaan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Pimpinan Daerah, serta
tanggapan dari tiap cabang.
2. Sidang Komisi
a. Ada 3 (tiga) sidang komisi :
• Komisi A: Arah Kebijakan Program
• Komisi B: Pengorganisasian
• Komisi C: Isu Strategis dan Rekomendasi
b. Diikuti oleh peserta musyda yang terbagi dalam komisi-komisi
c. Dipimpin oleh ketua sidang, dibantu oleh sekretaris yang keduanya ditunjuk
oleh dan dari peserta sidang komisi
d. Sidang komisi dipimpin oleh Pimpinan Daerah
e. Membahas agenda musyda secara mendalam sesuai dengan pembagian komisi
masing-masing.
Pasal 7
Tata Cara Sidang
1. Sidang pleno dipimpin oleh Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kota Batu.
2. Pimpinan sidang memimpin, membuka dan menutup sidang menurut waktu yang
ditentukan.
3. Pemrasaran menyampaikan materinya dalam sidang pleno.
4. Pimpinan sidang mengingatkan dan menghentikan pembicaraan yang melebihi
batas yang telah ditentukan atau menyimpang dari pokok masalah
5. Seluruh pembahasan dalam sidang pleno menjadi bahan pembahasan dalam
sidang komisi.
Pasal 8
Pengambilan Keputusan
1. Keputusan diambil dengan musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila tidak tercapai mufakat, maka pengambilan keputusan dilakukan dengan
pemungutan suara berdasarkan suara terbanyak.
Pasal 9
Tata Tertib Peserta Sidang
1. Mengisi daftar hadir sebelum sidang dimulai
2. Berada di ruang sidang tepat pada waktu yang telah ditentukan
3. Mengikuti seluruh agenda persidangan
4. Sebelum berbicara di dalam persidangan menyebutkan nama dan asal utusan
5. Meninggalkan ruangan sidang dengan seizin pimpinan siding
6. Menjaga ketertiban dan kelancaran jalannya persidangan
Pasal 10
Keputusan Musykerda
1. Keputusan dinyatakan sah apabila dihadiri oleh peserta yang telah diundang oleh
Pimpinan Daerah
2. Keputusan berlaku setelah dinyatakan syah oleh Musykerda
Pasal 11
Lain-lain
Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini diserahkan sepenuhnya pada
kebijaksanaan Pimpinan Daerah.
Pimpinan Sidang
Ketua Sekretaris
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Pasal 1
Musyawarah Daerah
Musyawarah Daerah (Musyda) adalah permusyawaratan tertinggi organisasi tingkat
Daerah yang diadakan oleh Pimpinan Daerah (AD Pasal 25)
Pasal 2
Waktu dan Tempat
Musyda VI Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota Batu dilaksanakan pada tanggal 23 Rabi’ul
Awwal 1445 H bertepatan dengan 08 Oktober 2023 M di Apple Sun Kota Batu
Propinsi Jawa Timur
Pasal 3
Peserta Musyda
3. Peserta Musyda terdiri atas :
a. Anggota Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah.
b. Anggota Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah se Kota Batu atau
perwakilannya dengan jumlah maksimal 10 orang pengurus.
c. Ketua dan Sekretaris Pimpinan Ranting Nasyiatul ‘Aisyiyah se Kota Batu atau
penggantinya.
4. Calon anggota Pimpinan
5. Peninjau yang diundang Pimpinan Daerah (ART Pasal 68)
Pasal 4
Pelaksanaan Musyda
1. Pimpinan Daerah bertanggung jawab atas penyelenggaraan Musyawarah Daerah
2. Isi dan susunan acara Musyawarah Daerah ditetapkan oleh Pimpinan Daerah
(ART 66)
Pasal 5
Hak Bicara dan Hak Suara
3. Seluruh peserta Musyawarah Daerah mempunyai hak bicara
4. Peserta yang berhak suara adalah peserta Musyawarah Daerah sebagaimana bunyi
Pasal 3 ayat 1 masing-masing 1 (satu) suara.
Pasal 6
Persidangan
1. Sidang Pleno
a. Diikuti oleh semua peserta Musyda.
b. Dipimpin oleh Pimpinan Sidang yang ditunjuk oleh Pimpinan Daerah
Nasyiatul Aisyiyah Kota Batu.
c. Membicarakan agenda Musyawarah Daerah VI Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota Batu
secara menyeluruh dan bersifat umum.
2. Sidang Formatur
a. Sidang diikuti oleh 9 (Sembilan) orang anggota formatur yang telah terpilih
dalam pemilihan pimpinan dan Panitia Pemilihan.
b. Dipimpin oleh Panitia Pemilihan
c. Memilih dan menetapkan Ketua Umum
Pasal 7
Tata Cara Sidang
6. Sidang pleno dipimpin oleh Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kota Batu.
7. Pimpinan sidang memimpin, membuka dan menutup sidang menurut waktu yang
ditentukan.
8. Pemrasaran menyampaikan materinya dalam sidang pleno.
9. Pimpinan sidang mengingatkan dan menghentikan pembicaraan yang melebihi
batas yang telah ditentukan atau menyimpang dari pokok masalah
Pasal 8
Pengambilan Keputusan
3. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat.
4. Apabila tidak tercapai mufakat, maka pengambilan keputusan dilakukan dengan
pemungutan suara berdasarkan suara terbanyak.
Pasal 9
Tata Tertib Peserta Sidang
1. Mengisi daftar hadir sebelum sidang dimulai
2. Berada di ruang sidang tepat pada waktu yang telah ditentukan
3. Mengikuti seluruh agenda persidangan
4. Sebelum berbicara di dalam persidangan menyebutkan nama dan asal utusan
5. Meninggalkan ruangan sidang dengan seizin pimpinan siding
6. Menjaga ketertiban dan kelancaran jalannya persidangan
Pasal 10
Keputusan Musyda
1. Keputusan dinyatakan sah apabila dihadiri oleh peserta yang telah diundang oleh
Pimpinan Daerah
2. Keputusan berlaku setelah dinyatakan syah oleh Musyda
Pasal 11
Lain-lain
Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini diserahkan sepenuhnya pada
kebijaksanaan Pimpinan Daerah.
Pimpinan Sidang
Ketua Sekretaris
Tim Penysusun:
Risalatul Muawanah
Avesiana Akhda Khilya M.
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM NASYIATUL ‘AISYIYAH KOTA BATU
Arah kebijakan program adalah sebuah petunjuk arah yang dapat digunakan
oleh Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota Batu untuk menyusun program
dengan strategi yang lebih konstektual dengan perkembangan situasi internal dan
eksternal. Kebijakan program merupakan serangkaian aktivitas strategis untuk
merealisasikan tujuan (objective) jangka panjang visi-misi Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota
Batu. Merujuk pada peta jalan mewujudkan visi dan misi periode 2022-2026, maka
arah kebijakan Nayiatul ‘Aisyiyah Kota Batu 2022-2026 sebagai berikut:
1. Arah program pada upaya membangun resiliensi (ketangguhan), melalui edukasi
dan pemberdayaan masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan,
tanggap bencana, keadilan iklim, sekaligus memberikan masukan-masukan
kebijakan yang berhubungan dengan lingkungan dan kemanusiaan.
2. Penguatan narasi mengenai penerapan nilai-nilai progresif Islam pada perempuan
muda Islam wasathiyah dan masyarakat hingga ke akar rumputnya. Juga dengan
membangun nalar kritis kader, serta kristalisasi nilai-nilai profetik melalui
pembentukan mubalighat dan influencher sebagai bentuk program kaderisasi.
3. Arah program yang memberikan daya dukung pada percepatan peningkatan
kualitas dan kompetensi kader Nasyiatul ‘Aisyiyah Kota Batu untuk menyebar ke
seluruh daerah sebagai garda depan. Dengan cara menyusun program-program
pendukung dalam mengakses beasiswa jenjang pendidikan yang lebih tinggi, serta
akses pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kapasitas dalam hal profesi,
minat, maupun kapasitas individu, serta organisasi, baik dalam maupun luar
negeri.
PENGORGANISASIAN NASYIATUL ‘AISYIYAH KOTA BATU
1. Keorganisasian
a. Jejaring lintas sektor baik internal maupun eksternal Muhammadiyah terkait
program kerja Nasyiatul Aisyiyah periode 2022-2026.
b. Kapasitas dalam identifikasi dan kreativitas dalam merespon kebutuhan dan
kekhasan lokal.
2. Perkaderan
a. Penguatan perkaderan formal dan non formal di tingkat Daerah, Cabang
maupun Ranting.
b. Pemetaan potensi kader Nasyiatul Aisyiyah di tingkat Daerah, Cabang
maupun Ranting di berbagai bidang.
3. Gerakan
a. Resiliensi dalam penanggulangan bencana mulai dari individu kader, keluarga,
organisasi dan komunitas di sekitarnya.
b. Pengarusutamaan gender dan inklusif sosial sebagai nilai moral/ dalam setiap
penyusunan dan implementasi program