Thesis Leo Bab IV - V-Dikonversi
Thesis Leo Bab IV - V-Dikonversi
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan deskripsi hasil penelitian yang berupa Sikap
Data hasil penelitian berupa Sikap Ilmiah Fisika (Y) sebagai akibat
konvensional (A2), serta minat belajar (X 2), dibedakan menjadi minat tinggi
(B1), dan minat rendah (B3). Data hasil penelitian dianalisis dengan teknik
87
88
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Sikap Ilmiah Fisika dan Minat Belajar
Media pembelajaran A1 A2
Jumlah Baris
Media ICT Konvensional
(Σ B)
Minat belajar
n = 12 n = 12 n = 24
B1 𝑋¯ = 83,417 𝑋¯ = 80,583 𝑋¯ = 82
Minat tinggi Me = 82,5 Me = 79,50 Me = 81,50
S = 7,868 S = 5,501 S = 6,795
n = 12 n = 12 n = 24
B2 𝑋¯ = 75,083 𝑋¯ = 58,417 𝑋¯ = 66,75
Minat Rendah Me = 75,5 Me = 56,50 Me = 67,50
S = 12,071 S = 15,138 S = 15,867
n = 24 n = 24 N = 48
Jumlah Kolom 𝑋¯ = 79,25 𝑋¯ = 69,50 𝑋¯ = 74,375
(Σ K) Me = 81 Me = 73,0 Me = 77
S = 10,836 S = 15,883 S = 14,324
Keterangan:
pembelajaran ICT
konvensional
pembelajaran ICT
pembelajaran ICT
89
secara keseluruhan yang diperoleh dari hasil tes pilihan ganda 15 soal dan 4
skor terendah 51 dan skor tertinggi 100, sehingga diperoleh rentang 49. Sikap
Ilmiah Fisika siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rerata (X) sebesar
79,25, skor median sebesar 81, dan standar deviasi sebesar 10,836. Penyajian
dalam bentuk histogram Sikap Ilmiah Fisika yang diberi metode penemuan
bahwa dari 24 siswa sebagai sampel penelitian dalam kelompok siswa yang
belajar berada pada rata-rata, dan 41.7% siswa memperoleh hasil belajar di
bawah rata-rata.
konvensional secara keseluruhan yang diperoleh dari hasil tes pilihan ganda
skor terendah 32 dan skor tertinggi 89, sehingga diperoleh rentang 57. Skor
Sikap Ilmiah Fisika dalam kelompok ini mempunyai skor mean sebesar
dalam bentuk histogram sikap ilmiah Fisika yang diberi media konvensional
hasil belajar berada pada rata-rata, dan 41,7% siswa memperoleh hasil belajar
di bawah rata-rata.
92
Tinggi (B1)
Deskripsi Sikap Ilmiah Fisika pada siswa yang memiliki minat belajar
tinggi terhadap mata pelajaran fisika diperoleh dari hasil tes pilihan ganda 15
skor terendah 71 dan skor tertinggi 100, sehingga diperoleh rentang 29. Sikap
Ilmiah Fisika siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rerata (X) sebesar
82, skor median sebesar 81,5, dan standar deviasi sebesar 6,795. Penyajian
dalam bentuk histogram Sikap Ilmiah Fisika yang memiliki minat belajar
Gambar 4.3. Histogram skor Sikap Ilmiah Fisika yang memiliki minat
belajar tinggi secara keseluruhan
93
bahwa dari 24 orang siswa sebagai sampel penelitian dalam kelompok Sikap
Ilmiah Fisika yang memiliki minat belajar tinggi secara keseluruhan, terdapat
50% siswa memiliki nilai di atas rata-rata, yang berada pada rata-rata 4,2%,
Rendah (B2)
Deskripsi Sikap Ilmiah Fisika pada siswa yang memiliki minat belajar
rendah terhadap mata pelajaran fisika diperoleh dari hasil tes pilihan ganda
skor terendah 32 dan skor tertinggi 89, sehingga diperoleh rentang 57. Sikap
Ilmiah Fisika siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rerata (X) sebesar
66,75, skor median sebesar 67,5, dan standar deviasi sebesar 15,867.
Penyajian dalam bentuk histogram Sikap Ilmiah Fisika yang memiliki minat
Gambar 4.4. Histogram skor Hasi belajar Fisika dengan Minat belajar
rendah secara keseluruhan
bahwa dari 24 orang siswa sebagai sampel penelitian dalam kelompok Sikap
terdapat 50% siswa memiliki hasil Fisika di atas rata-rata, yang berada pada
rata-rata 4,2%, dan 45,8% siswa memiliki Sikap Ilmiah Fisika di bawah rata-
rata.
ICT pada kelompok yang memiliki minat belajar tinggi diperoleh dari hasil
95
tes sebanyak 15 soal pilihan ganda dan 4 soal essay memiliki rentang skor
teoritik 0 – 100.
skor terendah 72 dan skor tertinggi 100, sehingga diperoleh rentang 28. Sikap
Ilmiah Fisika siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rerata (X) sebesar
83,417, skor median sebesar 82,5, dan standar deviasi sebesar 7,868.
Penyajian dalam bentuk histogram Sikap Ilmiah Fisika kelompok ini adalah
sebagai berikut:
dari 12 orang siswa sebagai sampel penelitian dalam kelompok yang diberi
Media Pembelajaran ICT dan memiliki minat belajar tinggi, terdapat 41.7%
memperoleh hasil belajar berada pada rata-rata, dan 50% siswa memperoleh
pada kelompok yang memiliki minat belajar rendah diperoleh dari hasil tes
sebanyak 15 soal pilihan ganda dan 4 soal essay memiliki rentang skor
teoritik 0 – 100.
tertinggi 89, sehingga diperoleh rentang 38. Skor Sikap Ilmiah Fisika dalam
kelompok ini mempunyai skor mean sebesar 75,083, skor median sebesar
75,5 dan standar deviasi sebesar 12,071. Penyajian dalam bentuk histogram
dari 12 orang siswa sebagai sampel penelitian dalam kelompok Sikap Ilmiah
Fisika dengan Media Pembelajaran ICT yang memiliki minat belajar rendah ,
terdapat 50% siswa memperoleh hasil belajar di atas rata-rata, 8,3% siswa
memperoleh hasil belajar pada rata-rata, dan 41,7% siswa memperoleh hasil
dari hasil tes sebanyak 15 soal pilihan ganda dan 4 soal essay memiliki
terendah 71 dan skor tertinggi 89, sehingga diperoleh rentang 18. Skor Sikap
Ilmiah Fisika dalam kelompok ini mempunyai skor mean sebesar 80,583,
skor median sebesar 79,50 dan standar deviasi sebesar 5,501. Penyajian
dalam bentuk histogram Sikap Ilmiah Fisika kelompok ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.7. Histogram skor frekuensi sikap ilmiah fisika dengan media
pembelajaran konvensional yang memiliki minat belajar tinggi
dari 12 orang siswa sebagai sampel penelitian dalam kelompok ini, terdapat
memperoleh hasil belajar berada pada rata-rata, dan 50% siswa memperoleh
dari hasil tes sebanyak 15 soal pilihan ganda dan 4 soal essay memiliki
terendah 32 dan skor tertinggi 88, sehingga diperoleh rentang 56. Skor Sikap
Ilmiah Fisika dalam kelompok ini mempunyai skor mean sebesar 58,417,
skor median sebesar 56,50 dan standar deviasi sebesar 15,501. Penyajian
dalam bentuk histogram Sikap Ilmiah Fisika kelompok ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.8. Histogram skor frekuensi sikap ilmiah fisika dengan media
pembelajaran konvensional yang memiliki minat belajar
rendah
100
dari 12 orang siswa sebagai sampel penelitian dalam kelompok ini, terdapat
memperoleh hasil belajar berada pada rata-rata, dan 50% siswa memperoleh
prasyarat analisis data yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas variansi
populasi.
1. Uji Normalitas
kelompok data, yaitu (1) A1, (2) A2, (3) B1, (4) B2, (5) A1B1, (6) A1B2, (7)
A2B1, (8) dan A2B2. Uji normalitas data dilakukan dengan uji kolmogorov-
Tabel 4.2
Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
A1 .113 12 .200* .967 12 .875
A2 .181 12 .200* .960 12 .784
B1 .113 12 .200* .967 12 .875
*
B2 .150 12 .200 .931 12 .393
A1B1 .113 12 .200* .967 12 .875
*
A1B2 .150 12 .200 .931 12 .393
*
A2B1 .181 12 .200 .960 12 .784
A2B2 .244 12 .047 .921 12 .294
101
Dari tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa semua kelompok data yang
0,200, 0,200, 0,200, dan 0,047, maka semua nilai memiliki ≥ 0,05. Dengan
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini menunjukkan bahwa
2. Pengujian Homogenitas
untuk mengetahui apakah data penelitian yang telah dikumpulkan berasal dari
jika didapat signifikan hitung > signifikan tabel maka disimpulkan data
Tabel 4.3.
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Variansi Populasi Menggunakan Uji
Levene’s dengan Taraf Signifikansi = 0.05
Persyaratan bahwa data homogen adalah jika nilai sig > 0,05, maka
berarti nilai sig > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data skor Sikap
Ilmiah Fisika dari tiga kelompok data memiliki variansi populasi yang sama
atau dengan kata lain data seluruh kelompok perlakuan berasal dari populasi
yang homogen.
Tabel 4.4
Pengujian Hipotesis Penelitian
hipotesis yang diajukan peneliti. Dari tabel tersebut, diketahui nilai p-value
untuk kategori Media adalah 0,003 (< 0,05), maka dapat diartikan terdapat
Effects diketahui untuk kategori minat belajar tinggi dan rendah memiliki
nilai sig 0,000 (< 0,05). Maka kesimpulannya adalah terdapat perbedaan yang
signifikan sikap ilmiah Fisika pada siswa yang memiliki minat belajar tinggi
Subject Effects diperoleh nilai p-value untuk interaksi Media dan Minat
ICT dan konvensional) dengan Minat belajar (tinggi dan rendah). Dengan
Uji Lanjut
pembelajaran dan sikap belajar terhadap sikap ilmiah Fisika siswa kelas X
SMK Swasta di Jakarta Timur, maka dilakukan uji lanjut dengan uji Tukey
Multiple Comparisons
Hasil_Belajar
Tukey HSD
Keterangan:
Grup 1 = A1B1 = Sikap Ilmiah Fisika yang diberi Media Pembelajaran ICT
.
106
Sig > 0,05. Dengan demikian disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara Sikap Ilmiah Fisika yang diberi Media Pembelajaran ICT
pada siswa yang memiliki minat belajar tinggi (A1B1) dengan Sikap
Ilmiah Fisika yang diberi Media Pembelajaran ICT pada siswa yang
karena nilai Sig > 0,05. Dengan demikian disimpulkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara Sikap Ilmiah Fisika yang diberi Media
Pembelajaran ICT pada siswa yang memiliki minat belajar tinggi (A1B1)
karena nilai sig < 0,05. Dengan demikian disimpulkan terdapat perbedaan
107
Pembelajaran ICT pada siswa yang memiliki minat belajar rendah (A1B2)
Hasil pengujian nilai sig = 0,000, maka Ho ditolak nilai sig > 0,05.
siswa yang memiliki minat belajar tinggi (A2B1) dengan Sikap Ilmiah
siswa untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran. ICT atau TIK
komunikasi.
komputer. Hal ini tidaklah mengherankan karena komputer pada saat ini
selain berfungsi sebagai alat pengolah data juga dapat berfungsi untuk
(hiburan). Hampir semua komponen ICT sekarang ini dapat dipakai secara
bersama-sama dengan komputer. Jadi, untuk saat ini istilah ICT dan
minat belajar terhadap sikap ilmiah fisika siswa kelas SMK Swasta di Jakarta
Timur.
109
untuk memperoleh sesuatu atau untuk mencapai suatu tujuan. Suatu peristiwa
efektif terbangun bila guru bisa memahami anak sesuai dengan keunikan dan
signifikan media pembelajaran dan minat belajar terhadap sikap ilmiah fisika
yang diberi Media Pembelajaran ICT pada siswa yang memiliki minat
110
belajar tinggi (A1B1) dengan Sikap Ilmiah Fisika yang diberi Media
yang diberi Media Pembelajaran ICT pada siswa yang memiliki minat
belajar tinggi (A1B1) dengan Sikap Ilmiah Fisika yang diberi media
diberi Media Pembelajaran ICT pada siswa yang memiliki minat belajar
minat belajar tinggi (A2B1) dengan Sikap Ilmiah Fisika yang diberi
belajar rendah (A2B2). Hasil pengujian diperoleh nilai sig = 0,000, maka
dalam pelajaran Fisika. Ilmu Fisika sendiri merupakan pelajaran eksakta yang
menurut sebagain siswa merupakan salah satu pelajaran yang dirasakan sulit.
Oleh karena itu, dalam memberikan materi pelajaran Fisika, seorang guru
pembelajaran yang efektif dan inovatif yang dapat menghilangkan rasa jenuh
siswa.
dilaksanakan, tanpa adanya keinginan dari dalam diri guru untuk senantiasa
Begitu pula bagi siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran yang
menyesuaikan diri dalam belajar. Minat belajar yang melekat pada diri
berbagai latar belakang seperti yang memiliki minat belajar tinggi maupun
Fisika .
1
BAB V
A. Simpulan
Fisika siswa kelas X SMK Swasta di Jakarta Timur. Hal tersebut dapat
2. Terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap Sikap Ilmiah Fisika
siswa kelas X SMK swasta di Jakarta Timur. Hal tersebut dapat dibuktikan
terhadap Sikap Ilmiah Fisika siswa kelas X SMK swasta di Jakarta Timur.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai Fo = 4,917, dan sig = 0,032 (<
0,05)..
a) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Sikap Ilmiah Fisika yang
diberi Media Pembelajaran ICT pada siswa yang memiliki minat belajar
Pembelajaran ICT pada siswa yang memiliki minat belajar rendah (A1B2).
b) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Sikap Ilmiah Fisika yang
diberi Media Pembelajaran ICT pada siswa yang memiliki minat belajar
11
tinggi (A1B1) dengan Sikap Ilmiah Fisika yang diberi media pembelajaran
c) Terdapat perbedaan yang signifikan antara Sikap Ilmiah Fisika yang diberi
Media Pembelajaran ICT pada siswa yang memiliki minat belajar rendah
d) Terdapat perbedaan yang signifikan antara Sikap Ilmiah Fisika yang diberi
tinggi (A2B1) dengan Sikap Ilmiah Fisika yang diberi media pembelajaran
B. Saran
beberapa saran untuk perbaikan Sikap Ilmiah Fisika siswa kelas X SMK swasta
1. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang diberi media ICT memiliki nilai rata-
rata jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa yang diberi
dengan pembelajaran konvensional. Untuk itu agar guru menjadikan media ICT
2. Dalam penggunaan alat bantu media komputer seperti slide power point, guru
kesempatan pada siswa agar bertanya dan menyimpulkan pada setiap akhir
mata pelajaran..
11
diperhatikan kecanggihannya.