Anda di halaman 1dari 18

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Inovasi Terbuka:


Teknologi, Pasar, dan Kompleksitas

Artikel

Indeks Pemanfaatan Pemasaran Digital untuk Mengevaluasi dan


Meningkatkan Kemampuan Pemasaran Digital Perusahaan

Agus Masrianto* , Hartoyo Hartoyo, Aida Vitayala S. Hubeis dan Nur Hasanah

Sekolah Bisnis, IPB University, Bogor 16151, Indonesia


* Korespondensi: agusmasrianto@apps.ipb.ac.id

Abstrak:Konvergensi teknologi informasi, media, dan telekomunikasi telah mengubah perilaku


konsumen dalam mencari, memperoleh, mengolah, dan merespons informasi atau layanan suatu
perusahaan. Kemampuan suatu perusahaan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola
pemasaran digital untuk meningkatkan daya saingnya di mata konsumen disebut dengan kapabilitas
pemasaran digital. Penelitian ini menyajikan indeks pemanfaatan pemasaran digital (DMUI) untuk
mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan pemasaran digital suatu perusahaan.DMUIterdiri dari tiga
komponen: kesiapan ekosistem inovasi, adopsi teknologi pemasaran digital, dan transformasi digital
perusahaan. Berdasarkan data 217 perusahaan di Indonesia, diperoleh hasil bahwaDMUIperusahaan di
Indonesia memiliki rata-rata sebesar 71,97 yang menunjukkan bahwa tingkat kapabilitas pemasaran
digital perusahaan di Indonesia berada pada kategori sedang. Mereka dapat meningkatkan kemampuan
pemasaran digitalnya dengan meningkatkan peran inovasi manajerial, kesiapan organisasi, dan manfaat
yang dirasakan. Selanjutnya, dunia usaha harus melakukan transformasi digital dengan mengatur
transformasi dan reinvensi model bisnis baru. Terakhir, selain menerapkan pemasaran digital melalui
situs web, media sosial, pemasaran seluler, dan pemasaran konten, mereka harus menekankan
pentingnya analisis digital, CRM digital, periklanan digital, dan iklan bergambar untuk meningkatkan
kemampuan pemasaran digital perusahaan mereka.

Kutipan:Masrianto, A.; Hartoyo, H.;


Kata kunci:pemasaran digital; kemampuan; ekosistem; indeks; inovasi; teknologi; transformasi
Hubeis, AVS; Hasanah, N. Indeks
Pemanfaatan Pemasaran Digital untuk
Mengevaluasi dan Meningkatkan
Kemampuan Pemasaran Digital
1. Perkenalan
Perusahaan.J. Buka Inovasi. Teknologi.
Tanda. Kompleks.2022,8, 153.https:// Pandemi COVID-19 selain berdampak pada peningkatan kebiasaan konsumen dalam mengonsumsi
doi.org/10.3390/joitmc8030153 media, juga berdampak pada peningkatan jumlah pengguna internet, penggunaan perangkat digital,
dan juga peningkatan aktivitas online. Laporan Data [1] menunjukkan bahwa pengguna internet di dunia
Diterima: 25 Juli 2022
mencapai 4,66 miliar atau 59,5% dari total penduduk dunia sebanyak 7,83 miliar. Pengguna internet di
Diterima: 24 Agustus 2022
Indonesia mencapai 202,6 juta (73,7%) atau meningkat 27 juta (16%) dibandingkan tahun sebelumnya,
Diterbitkan: 29 Agustus 2022
sedangkan pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 170,0 juta (61,8%) atau meningkat 10 juta
Catatan Penerbit:MDPI tetap netral (6,3). %) dibandingkan tahun sebelumnya. Perusahaan sebagai produsen, menghadapi paradigma
sehubungan dengan klaim yurisdiksi dalam pemasaran baru, harus beradaptasi dengan perubahan lanskap pemasaran yang belum pernah
peta yang dipublikasikan dan afiliasi terjadi sebelumnya [2]. Lanskap pemasaran baru telah membawa perusahaan pada kondisi yang
kelembagaan.
mengharuskan mereka tidak hanya eksis di kancah persaingan konvensional, namun sekaligus eksis di
kancah pemasaran berbasis digital. Produsen mempersiapkan diri untuk memberikan jawaban yang
tepat terhadap kebutuhan dan kepentingan konsumen, produsen juga belajar bagaimana menjangkau
dan melibatkan konsumennya melalui informasi yang berharga. Oleh karena itu, untuk meraih peluang
Hak cipta:© 2022 oleh penulis. Pemegang
atau peluang dalam lanskap pemasaran baru, perusahaan perlu menyesuaikan strateginya di arena
Lisensi MDPI, Basel, Swiss. Artikel ini adalah
pemasaran digital untuk mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan loyalitas dan dukungan
artikel akses terbuka yang didistribusikan
pelanggannya. Untuk itu, perusahaan harus memiliki kemampuan pemasaran digital.
berdasarkan ketentuan dan

ketentuan Atribusi dan Commons


Creati (CC BY) lic masuk akal (https://
Kapabilitas pemasaran digital adalah kemampuan perusahaan dalam merencanakan dan melaksanakan
creativecommons.org/li dupa/oleh/ pemasaran digital [3]. Kapabilitas ini mengacu pada proses, struktur, dan keterampilan yang merupakan aset
4.0/). dasar perusahaan yang memungkinkannya sukses di era digital. Dalam literatur lain,

J. Buka Inovasi. Teknologi . Tanda. Kompleks.2022,8, 153.https://doi.org/10.3390/joitmc8030153 https://www.mdpi.com/journal/joitmc


J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 2 dari 18

kapabilitas pemasaran digital adalah kompetensi perusahaan dalam menggunakan internet dan
teknologi informasi lainnya untuk memfasilitasi interaksi mendalam dengan pelanggan. Interaksi ini
memberi pelanggan akses ke sumber daya dan informasi perusahaan serta memberikan informasi
kepada perusahaan tentang pelanggan mereka [4,5]. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pemasaran digital tidak hanya mengenai adopsi teknologi pemasaran digital, namun
juga tentang bagaimana perusahaan dapat merencanakan, menerapkan, dan mengelola pemasaran
digitalnya. Perusahaan harus memiliki kemampuan pemasaran digital karena dapat meningkatkan
kinerja bisnis. Menurut temuan Field [5], perusahaan dapat mencapai hasil yang mengesankan dengan
meningkatkan kemampuan pemasaran digital mereka, menurunkan biaya kampanye sebesar 30%, dan
meningkatkan pendapatan sebesar 20%. Bahkan ketika perusahaan menggunakan teknologi canggih
dan sumber daya manusia dengan keterampilan pengawasan yang unggul, kinerja kampanye dapat
meningkat sebesar 30%.
Model penelitian untuk meningkatkan kemampuan pemasaran digital perusahaan telah
ditetapkan [6]. Model tersebut menyatakan bahwa kemampuan pemasaran digital suatu
perusahaan dapat ditingkatkan melalui kesiapan ekosistem inovasi, adopsi teknologi
pemasaran digital, dan transformasi digital.
Kesiapan ekosistem inovasi menunjukkan tingkat kesiapan ekosistem inovasi perusahaan dalam
merespons perubahan lingkungan bisnis eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan yang mampu
membangun kesiapan ekosistem inovasi akan cenderung memiliki kemampuan pemasaran digital yang
lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya. Adopsi pemasaran digital menunjukkan tingkat
penggunaan teknologi pemasaran digital dalam organisasi. Perusahaan yang mampu mengadopsi
teknologi pemasaran digital yang efektif akan cenderung memiliki tingkat kemampuan pemasaran
digital yang lebih tinggi. Terakhir, transformasi digital menunjukkan proses yang dilakukan perusahaan
untuk mengintegrasikan teknologi dalam proses bisnisnya. Proses ini erat kaitannya dengan
kemampuan kepemimpinan dan kemampuan teknologi. Perusahaan yang mampu mengembangkan
transformasi digital akan cenderung memiliki tingkat kemampuan pemasaran digital yang lebih baik
dibandingkan perusahaan lainnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung dan menganalisis indeks pemanfaatan pemasaran
digital (DMUI) suatu perusahaan yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dan dapat digunakan untuk
mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan pemasaran digital suatu perusahaan.DMUImenilai kemampuan
organisasi dalam menggunakan pemasaran digital untuk menciptakan nilai bagi perusahaan dengan
memanfaatkan kesiapan ekosistem inovasi, teknologi pemasaran digital, dan transformasi digital. Lebih khusus
lagi, penelitian ini akan mendefinisikan bagaimana indeks dihitung, dan menunjukkan bagaimana hasil indeks
dapat digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan pemasaran digital perusahaan. Angka1
menggambarkan ringkasan latar belakang dan tujuan penelitian.

Gambar 1.Tujuan penelitian.


J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 3 dari 18

2. Latar Belakang dan Studi Terkait


Pada bagian ini akan memaparkan temuan penelitian terdahulu mengenai faktor adopsi
pemasaran digital, transformasi digital, dan kesiapan ekosistem inovasi yang dapat meningkatkan
kapabilitas pemasaran digital perusahaan sebagai komponen penyusun DMUI yang dikembangkan
berdasarkan penelitian Masrianto [6] seperti yang diilustrasikan pada Gambar2.

Gambar 2.Komponen DMUI.

2.1. Adopsi Pemasaran Digital


Pemasaran digital adalah konsep baru yang menarik bagi banyak bisnis saat ini karena
membentuk cara baru dalam cara pelanggan dan bisnis berkomunikasi, berbagi informasi,
serta membeli dan menjual satu sama lain [7]. Pemasaran digital telah menarik perhatian
para pemasar [8] karena pemasaran digital memfasilitasi interaksi antara perusahaan dan
pelanggan serta interaksi antar pelanggan sehingga ikatan emosional dan psikologis antara
pelanggan dan perusahaan tetap terjaga [9].
Pemasaran digital adalah teknik pemasaran dengan menggunakan media digital yang dapat
menjangkau konsumen pada waktu yang tepat, secara personal, dan relevan dengan kebutuhannya.
Pemasaran digital sering juga disebut sebagai 'online', 'internet marketing', atau 'web marketing'. Istilah
pemasaran digital menjadi istilah yang paling umum terutama setelah tahun 2013, seiring dengan
semakin berkembangnya penggunaan teknologi komunikasi dan informasi.
Menurut Gibson [10], seperti yang dinyatakan oleh Bala dan Verma [11], dan Srividhya [12],
pemasaran digital yang efektif dan efisien dapat dicapai dengan menggunakan metode dan
strategi pemasaran digital yang memiliki komponen website dan memanfaatkan internet sebagai
platform untuk berkomunikasi dan melakukan berbagai aktivitas strategi turunan. Penggunaan
teknik atau cara digital marketing yang dilakukan perusahaan antara lain: (1) website, (2)
commerce, (3) social media marketing, (4) email marketing, (5) SEO, (6) SEM, (7) digital PR , (8)
periklanan digital, (9) CRM digital, (10) pemasaran konten, (11) pemasaran afiliasi, (12) buletin
online, (13) iklan bergambar, (14) pemasaran seluler, dan (15) analisis digital.

2.2. Transformasi Digital


Transformasi digital adalah proses perubahan yang memanfaatkan pemanfaatan teknologi
dan kemampuan digital untuk menciptakan nilai tambah melalui model bisnis, proses operasional,
dan pengalaman pelanggan [13]. Oleh karena itu, transformasi digital bertujuan untuk
meningkatkan entitas dengan memicu perubahan signifikan pada propertinya melalui kombinasi
teknologi informasi, komputasi, komunikasi, dan konektivitas [14]. orang barat [15] menyatakan
bahwa transformasi digital adalah proses untuk menciptakan kompetensi digital perusahaan,
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 4 dari 18

yang ditentukan oleh tujuh faktor, yaitu (1) menciptakan pengalaman pelanggan yang menarik, (2)
memanfaatkan kekuatan proses operasional, (3) menemukan model bisnis baru, (4) mengembangkan
visi transformasi, (5) melibatkan karyawan untuk mewujudkan visi menjadi kenyataan,
(6) mengelola proses transformasi, dan (7) membangun kemampuan kepemimpinan teknologi.
Keseluruhan faktor tersebut merupakan proses untuk menciptakan kompetensi digital perusahaan
melalui pengembangan kapabilitas digital dan kapabilitas kepemimpinan.

2.3. Kesiapan Ekosistem Inovasi


Kesiapan ekosistem inovasi merupakan ukuran kesiapan ekosistem dalam mengadopsi
inovasi yang dikembangkan dari penelitian bertajuk “Firm Technology Adoption Model (F-
TAM) Among SME's: An Interactive Eco-System Perspective” [16,17]. Studi tersebut
menyimpulkan bahwa interaksi ekosistem mempengaruhi tingkat adopsi inovasi perusahaan.
Berdasarkan penelitian itu [6], faktor internal dan eksternal dari kesiapan ekosistem inovasi
yang akan mempengaruhi kapabilitas pemasaran digital perusahaan adalah (1) persepsi
kemudahan penggunaan, (2) persepsi manfaat, (3) inovasi manajerial, (4) kesiapan organisasi,
(5) kebutuhan pelanggan , (6) tekanan kompetitif, (7) infrastruktur inovasi, (8) kepemimpinan
opini, (9) observabilitas, dan (10) fleksibilitas.

2.4. Kemampuan Pemasaran Digital


Kemampuan suatu perusahaan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengelola pemasaran digital disebut
dengan kapabilitas pemasaran digitalnya. Hal ini mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menggunakan internet
dan teknologi informasi lainnya untuk memfasilitasi interaksi pelanggan yang mendalam. Melalui interaksi ini,
pelanggan memperoleh akses terhadap sumber daya dan informasi perusahaan, sementara perusahaan belajar lebih
banyak tentang pelanggannya. Proses, struktur, dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan untuk berhasil di era
digital juga didefinisikan sebagai kemampuan pemasaran digital [3].
Kapabilitas pemasaran digital merupakan konstruksi multidimensi yang terdiri dari tiga sumber
daya penting dan saling melengkapi: sumber daya TI, sumber daya manusia, dan sumber daya bisnis [4].
Lebih lanjut, tingkat kemampuan pemasaran digital suatu perusahaan ditentukan oleh enam faktor,
yaitu (1) menghubungkan berbagai sumber data, baik online maupun offline, untuk menentukan target
pelanggan dan mendapatkan gambaran pelanggan yang sempurna, (2) membangun alat yang
terintegrasi dan otomasi. seperti website periklanan terintegrasi dan teknologi analitik, (3)
mengidentifikasi kebutuhan konsumen di setiap saluran pelanggan, (4) melakukan kolaborasi efektif
dengan mitra dan penyedia teknologi pemasaran, (5) melakukan pelatihan dan peningkatan
keterampilan karyawan serta menghilangkan kesenjangan pengetahuan karyawan, dan (6) membuat
organisasi yang mudah beradaptasi [5].

2.5. Indeks Kemampuan Digital


Banyak penelitian mengenai indeks kemampuan digital telah dilakukan dalam konteks
negara, industri, perusahaan, dan masyarakat, seperti Technology Readiness Index (TRI), sebuah
skala multi-item untuk menilai kesiapan masyarakat dalam berinteraksi dengan teknologi [18];
Network Readiness Index (NRI), sebagai penilaian internasional utama mengenai kapasitas negara
dalam memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh TIK melalui pilar teknologi, sumber daya
manusia, tata kelola, dan dampak [19]; Indeks kesiapan E-Government, yang melibatkan penilaian
situs web, infrastruktur telekomunikasi, dan sumber daya manusia [20]; Digital Readiness Index
(DRI) yang mengukur kesiapan suatu negara untuk mencapai ekonomi digital melalui tujuh
komponen holistik seperti kebutuhan dasar, investasi bisnis dan pemerintah, kemudahan
berusaha, sumber daya manusia, lingkungan start-up, adopsi teknologi, dan infrastruktur
teknologi [21]; Indeks kesiapan industri 4.0 Indonesia, merupakan indeks kesiapan industri di
Indonesia untuk bertransformasi menuju industri 4.0, yang dibentuk melalui lima dimensi, yaitu:
manusia dan budaya, manajemen dan organisasi, produk dan jasa, operasional pabrik, dan
teknologi [22]; Penilaian Kesiapan Digital (DRA), kematangan digital di tujuh bidang fokus: strategi,
inovasi dan pertumbuhan, pengalaman pelanggan, rantai pasokan dan operasi, teknologi, risiko
dan keamanan siber, keuangan, hukum dan pajak, sumber daya manusia dan organisasi [23];
Digital Acceleration Index (DAI) menggunakan enam dimensi, yaitu:
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 5 dari 18

penargetan dan personalisasi, perencanaan dan pelaksanaan kampanye, integrasi lintas saluran, analitik,
pengaturan organisasi dan model agensi, serta produksi aset dan strategi konten [24]; alat penilaian
kematangan pemasaran digital menggunakan kerangka RACE [25]; dan Indeks Kesiapan Digital UKM
Indonesia (ISDRI), yang menggunakan lima dimensi dalam penilaian untuk mengukur seberapa siap
suatu bisnis menghadapi perubahan digital: sumber daya manusia, proses, strategi, teknologi, dan
integrasi [26].
Meskipun demikian, indeks kapabilitas digital dalam konteks perusahaan yang secara
khusus membahas kapabilitas pemasaran digital perusahaan berdasarkan pilar kesiapan
ekosistem inovasi, adopsi teknologi pemasaran digital, dan transformasi digital, belum
pernah dilakukan, atau indeks yang selanjutnya disebut sebagai Digital Marketing Utilization
Index (DMUI) belum ada.DMUImengukur kemampuan organisasi dalam memanfaatkan
pemasaran digital untuk menciptakan nilai bagi perusahaan melalui pemanfaatan kesiapan
ekosistem inovasi, teknologi pemasaran digital, dan transformasi digital.

3. Bahan dan Metode


3.1. Pengumpulan Data dan Pengambilan Sampel

Kami menggunakan 2759 kontak bisnis dari salah satu stasiun televisi nasional Indonesia yang
memuat informasi pemilik perusahaan, direktur, general manager, manajer, dan/atau orang-orang yang
berperan dalam meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan, dari berbagai industri seperti makanan,
minuman. , rokok, produk bayi, obat-obatan/farmasi, perlengkapan mandi dan kosmetik, pakaian/
aksesoris pribadi, produk/perlengkapan rumah tangga, peralatan dan perlengkapan rumah tangga, dan
mobil. Pendapatan pasar TV, radio, dan multimedia Indonesia dari perusahaan-perusahaan yang
beroperasi di Indonesia meningkat menjadi USD 5,3 miliar pada tahun 2020. Segmen televisi
menghasilkan sebagian besar pendapatan ini, terhitung lebih dari USD 3,8 miliar atau mewakili 72% dari
seluruh pendapatan media [27]. Pada tahun tersebut, terdapat 777 perusahaan yang memasang iklan di
TV nasional di Indonesia. Selain itu, banyak perusahaan yang beriklan di televisi telah menggabungkan
kampanyenya dengan media digital [28]. Berdasarkan hal tersebut, sampel penelitian diharapkan dapat
mewakili perusahaan-perusahaan di Indonesia yang berpotensi berinvestasi dalam transformasi digital.

Selama periode Juli hingga Desember 2021, seluruh kontak bisnis diarahkan untuk
mengisi website berisi pertanyaan penelitian melalui email dan aplikasi WhatsApp. Penelitian
ini memperoleh 217 responden yang berhasil mengisi kuesioner melalui website penelitian
dengan menggunakan metode vulnerative sample survey sampling sebagai desain
nonprobability sampling yang baru [29].

3.2. Analisis statistik


Dalam penelitian ini data dianalisis menggunakan metode statistik PLS-SEM untuk
mengetahui bobot setiap indikator penelitian. Menurut Rambut [30], metode PLS-SEM dipilih
karena terdapat ketidaknormalan distribusi data dan penelitian memerlukan skor variabel laten
untuk analisis lanjutan. PLS-SEM merupakan metode statistik untuk memahami, mendeskripsikan,
dan mengetahui peran dari setiap indikator yang menyertainya [31]. Jumlah sampel atau
responden yang diperoleh dalam penelitian ini melebihi jumlah sampel yang direkomendasikan
untuk analisis PLS-SEM yang diberikan oleh Cohen [32] dan direkomendasikan oleh Rambut [31]
pada analisis kekuatan statistik. Jika jumlah maksimum variabel independen adalah enam, dan
diperlukan kekuatan statistik sebesar 80% untuk mendeteksi R2minimal 0,10 dengan peluang
kesalahan 1%, maka diperlukan sampel minimal 179 sampel. Ukuran sampel yang lebih besar akan
meningkatkan presisi estimasi koefisien PLS-SEM.
Setelah tahap pertama mengidentifikasi bobot masing-masing indikator menggunakan PLS-SEM,
bobot tersebut diterapkan pada indikator dari setiap variabel laten untuk menghitung indeks kesiapan
ekosistem inovasi dan indeks transformasi digital menggunakan prosedur max-min [33]. Satu-satunya
variabel manifes dalam penelitian ini, yaitu indeks adopsi pemasaran digital, diberi bobot menggunakan
pendekatan indeks penggunaan pemasaran digital dengan menghubungkan teknik pemasaran digital ke
dalam web 1.0, web 2.0, web 3.0, dan web 4.0 [34]. Web 1.0 adalah tahap pertama dari World Wide Web,
yang memungkinkan pengguna membaca dan mencari informasi. Tidak ada
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 6 dari 18

interaksi; Layanan Web 2.0 berorientasi pada pengguna, memanfaatkan kecerdasan kolektif; Web 3.0
mengidentifikasi dan menghubungkan konten Web dengan cara yang memungkinkan mesin memahami
dan memperoleh makna dari data; dan Web 4.0 adalah Web yang bergerak menuju kecerdasan buatan.
Hasilnya, agen yang dipersonalisasi dapat berkolaborasi dengan pengguna untuk meningkatkan
pengalaman pengguna. Berdasarkan karakteristik aktivitas Web 1.0, Web 2.0, Web 3.0, dan Web 4.0, kami
menetapkan bobot berikut untuk indikator pemasaran digital dengan nilai berkisar antara 0 (tidak ada)
hingga 1 (digunakan): Situs web diberi bobot 1, Pemasaran Email dan Newsletter diberi bobot 2,
Ecommerce, Social Media Marketing, Digital Public Relations, Digital Advertising, dan Display Advertising
diberi bobot 3, dan sisanya diberi bobot 4. Bobot tersebut kemudian dikonversikan sehingga jumlah
seluruh indikator sama dengan 1. Langkah ketiga adalah menghitung indeks pemanfaatan pemasaran
digital (DMUI) menggunakanDMUIFormulasi indeks [35].

4. Hasil
Hasil penelitian akan diawali dengan pembuktian hipotesis penelitian melalui analisis PLS-
SEM, menggunakan pengujian model pengukuran dan pengujian model struktural serta pengujian
akurasi model. Kemudian dilanjutkan dengan analisis indeks pemanfaatan pemasaran digital.
Hipotesis yang ingin dibuktikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis 1.Kesiapan ekosistem inovasi berpengaruh signifikan terhadap transformasi digital.

Hipotesis 2.Kesiapan ekosistem inovasi berpengaruh signifikan terhadap adopsi


pemasaran digital.

Hipotesis 3. Kesiapan ekosistem inovasi berpengaruh signifikan terhadap digital


kemampuan pemasaran.

Hipotesis 4.Transformasi digital berpengaruh signifikan terhadap adopsi pemasaran digital.

Hipotesis 5.Transformasi digital berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemasaran digital.

Hipotesis 6.Adopsi pemasaran digital berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pemasaran digital.

PLS-SEM menguji dan memperkirakan apakah data yang dikumpulkan dapat


menjelaskan hubungan sebab akibat yang terjadi pada model. Kualitas model hasil PLS-SEM
akan dijelaskan dengan mengevaluasi model pengukuran dan model struktural. Pengujian
model pengukuran akan mengacu pada hasil pengukuran empiris tentang hubungan antara
indikator dengan konstruknya (variabel), sedangkan pengujian model struktural akan
menjelaskan hubungan antar konstruknya.
Meja1menyajikan rangkuman hasil pengujian model PLS-SEM pada penelitian. Nilai
standardized root mean square residual (SRMR) = 0,067 yang diperoleh pada penelitian ini
menunjukkan model fit yang baik karena nilai SRMR kurang dari 0,08 berarti telah memenuhi
kriteria evaluasi fit model. Residu akar rata-rata kuadrat terstandar adalah ukuran kesesuaian
model, yang didefinisikan sebagai perbedaan akar rata-rata kuadrat antara korelasi yang diamati
dan korelasi yang tersirat dalam model. Karena SRMR merupakan ukuran kecocokan yang absolut,
maka nilai nol menunjukkan kecocokan sempurna.31].
Selanjutnya rangkuman tabel evaluasi PLS-SEM menampilkan nilai reliabilitas
konsistensi internal, validitas konvergen, validitas diskriminan, kolinearitas, besaran dan
signifikansi koefisien jalur, besaran dan signifikansi pembebanan luar, serta koefisien
determinasi yang semuanya merupakan kriteria pengujian untuk model pengukuran reflektif
dan model pengukuran struktural.
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 7 dari 18

Tabel 1.Ringkasan evaluasi PLS-SEM.

Evaluasi Kriteria Keluaran Hasil


Langkah 1: Evaluasi Model Pengukuran Reflektif
A. Alfa Cronbach =0,6–0,9 atau kurang dari 0,95 0,89–0,905 Didukung
1. Keandalan konsistensi internal
B. Keandalan komposit>0,70 0,915–0,921 Didukung

A. Pemuatan luar > 0,708 0,574–0,848 Didukung


2. Validitas konvergen
B. Varians Rata-rata Diekstraksi(AVE) >0,5 0,544–0,624 Didukung

3. Validitas diskriminan Rasio Heterotrait-Monotrait (HTMT) < 0,90 0,371–0,894 Didukung


Langkah 2: Evaluasi Model Struktural
1. Kolinearitas Faktor Inflasi Varians (VIF) = 0,20–5 P 1.227–2.615 Didukung
2. Ukuran dan signifikansi koefisien jalur -nilai <0,05 P-nilai <0,05 Didukung
Lemah dan
3. Koefisien determinasi (R2) Lemah = 0,25–0,50, sedang = 0,5–0,75, kuat > 0,75 0,185–0,695
kategori sedang
Langkah 3: Evaluasi kesesuaian model Residu
akar rata-rata kuadrat terstandar (SRMR)
SRMR < 0,08 0,067 Didukung

4.1. Evaluasi Model Pengukuran Reflektif


Berdasarkan Tabel1Dapat disimpulkan bahwa seluruh komponen uji evaluasi model
reflektif memberikan hasil yang mendukung penelitian ini. Hal ini terlihat dari nilai reliabilitas
konsistensi internal, validitas konvergen, dan validitas diskriminatif yang memenuhi kriteria
pengujian.
Seluruh indikator dalam penelitian menunjukkan signifikansi dan relevansi outer loading pada
setiap konstruk penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot seluruh indikator pada setiap
konstruk berbeda signifikan dari nol, dibuktikan dengan aPnilainya kurang dari 0,05, seperti yang
ditunjukkan pada Tabel2.
Kesiapan organisasi merupakan indikator terpenting dalam membangun kesiapan ekosistem
inovasi (pertanyaan: Perusahaan kita siap menerapkan inovasi pemasaran digital). Sementara itu,
indikator terpenting dalam konstruksi transformasi digital adalah peningkatan operasional
(pertanyaan: Inovasi teknologi perusahaan kami telah memungkinkan pelanggan berinteraksi
dengan proses operasional kami dengan cara baru). Berdasarkan indikator-indikator tersebut, kita
dapat menyimpulkan bahwa kesiapan ekosistem inovasi sangat ditentukan oleh kesiapan
organisasi, yaitu kesiapan sumber daya, struktur, sistem, budaya, keterampilan, dan strategi
organisasi dalam mengadopsi inovasi pemasaran digital. Transformasi digital sangat ditentukan
oleh kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan inti operasionalnya, yang berarti
perusahaan dapat mencari hambatan dan inefisiensi dalam proses bisnisnya serta dapat
mempertimbangkan dan menerapkan teknologi digital untuk membantu mencapai proses bisnis
yang lebih baik.
Secara umum, indikator dengan nilai outer loading kurang dari 0,4 dapat segera dieliminasi
dari model, sedangkan nilai antara 0,40–0,70 dapat dikeluarkan dari model pengukuran jika dan
hanya jika hasil penghapusannya meningkatkan nilai reliabilitas kompositnya [31]. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa beberapa indikator memiliki nilai outer loading antara 0,4 hingga 0,7,
sehingga perlu dipertimbangkan untuk memasukkan atau menghilangkan indikator tersebut pada
setiap konstruk penyertanya. Indikator kepemimpinan teknologi pada konstruk transformasi
digital dengan nilai outer loading sebesar 0,688 merupakan beberapa indikator yang harus
diperhatikan untuk dimasukkan atau dihilangkan dari konstruk penyertanya. Selain itu, indikator
observabilitas, kepemimpinan opini, tekanan kompetitif, dan infrastruktur inovasi dengan nilai
outer loading sebesar 0,685, 0,610, 0,590, dan 0,574 pada konstruk kesiapan ekosistem inovasi
juga perlu dipertimbangkan kembali.
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 8 dari 18

Meja 2.Hasil PLS-SEM: ukuran dan signifikansi pembebanan luar.

Item dan Konstruksi1 Pemuatan Luar Statistik T PNilai-nilai

Kesiapan Ekosistem Inovasi


Karyawan perusahaan kami merasa mudah dalam menerapkan inovasi
0,779 24.145 0,000
pemasaran digital (Persepsi kemudahan penggunaan).
Inovasi pemasaran digital bermanfaat bagi pekerjaan karyawan kami
0,815 27.153 0,000
(Kegunaan yang dirasakan).
Perusahaan kami siap menerapkan inovasi pemasaran digital
0,842 38.648 0,000
(Kesiapan Organisasi).
Manajemen perusahaan kami secara aktif memperkenalkan
0,834 34.101 0,000
inovasi pemasaran digital (Managerial Innovationness).
Pelanggan kami sudah menggunakan inovasi pemasaran digital
0,590 20.131 0,000
(Kebutuhan pelanggan).
Pesaing kita akan lebih unggul jika kita tidak menerapkan
0,748 10.665 0,000
inovasi pemasaran digital (tekanan Kompetitif).
Pemerintah telah membangun infrastruktur yang memadai untuk
mendukung implementasi inovasi pemasaran digital di Indonesia 0,574 11.048 0,000
(Infrastruktur Inovasi).
Pada umumnya para opinion leader dan media sangat sering
0,610 12.086 0,000
membicarakan tentang inovasi pemasaran digital (Opinion Leadership).
Inovasi pemasaran digital mudah diterapkan dalam proses bisnis
0,825 29.340 0,000
kami (Fleksibilitas).
Sangat mudah untuk membedakan cara kerja pemasaran digital
0,685 16.191 0,000
dengan pemasaran konvensional (Observability).
Transformasi Digital
Perusahaan kami menggunakan saluran digital (seperti online, media sosial, dan
0,723 18.755 0,000
seluler) untuk memasarkan produk dan layanannya (pengalaman Pelanggan).
Inovasi teknologi perusahaan kami telah memungkinkan pelanggan untuk
berinteraksi dengan proses operasional kami dengan cara baru (Meningkatkan 0,843 35.629 0,000
operasi).
Perusahaan kami telah meluncurkan model bisnis baru berdasarkan/
0,808 30.292 0,000
menggunakan teknologi digital (Reinvention of business model).
Manajemen kami memiliki visi untuk mentransformasikan perusahaan kami secara
0,736 19.060 0,000
digital untuk masa depan (Visi digital).
Perusahaan mempromosikan perubahan budaya yang diperlukan untuk
0,797 18.033 0,000
transformasi digital (Melibatkan organisasi).
Perusahaan kami mendefinisikannya dengan peran dan tanggung jawab yang jelas
antar departemen untuk menjalankan inisiatif digital (Governing 0,838 34.731 0,000
transformasi).
Kinerja unit teknologi informasi telah mampu memenuhi kebutuhan
perusahaan untuk melakukan transformasi digital 0,688 14.460 0,000
(Kepemimpinan teknologi).
Adopsi Pemasaran Digital
Apakah perusahaan Anda menggunakan teknik dan metode pemasaran
1.000
digital berikut? (nilai berkisar dari 0 (tidak ada) hingga 1 (bekas)).

1Indikator dikembangkan dari Gibson [10], Bala [11], Srividhya [12], orang Barat [15], Lakukan [16,17], dan Chaffey [3].

Sehubungan dengan indikator-indikator tersebut di atas, kami menganalisis kembali model


PLS-SEM, yaitu model yang dimodifikasi, dengan menghilangkan indikator-indikator yang nilainya
berkisar antara 0,4 hingga 0,7, kemudian membandingkan nilai keandalan komposit baru dengan
nilai keandalan komposit lama. Berdasarkan perbandingan nilai reliabilitas komposit pada Tabel3,
menghilangkan indikator tersebut tidak berpengaruh terhadap nilai reliabilitas komposit.
Akibatnya, dapat ditentukan bahwa tidak ada cukup alasan kuat untuk menghapus indikator
tersebut dari model asli, karena hal tersebut akan mengubah validitas isi konstruk yang
menyertainya namun tidak meningkatkan reliabilitas komposit (CR).
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 9 dari 18

Tabel 3.Nilai reliabilitas komposit lama dan baru.

Variabel CR lama CR baru Cronbach Alfa jalan

Kesiapan ekosistem inovasi 0,921 0,928 0,905 0,544


Transformasi digital 0,915 0,913 0,890 0,606
Indeks adopsi pemasaran digital1 1.000 1.000 1.000 1.000
Kemampuan pemasaran digital 0,920 0,913 0,899 0,624
1Variabel manifes.

Penelitian ini menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal seluruh variabel penelitian yang
tinggi, ditunjukkan dengan nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,89 dan nilai Composite Reliability
lebih besar dari 0,90 namun kurang dari 0,95, hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator dalam
kuisioner penelitian ini dapat diandalkan. untuk mengukur hal yang sama dalam suatu konstruksi. Lebih
lanjut, penelitian ini memiliki validitas konvergen yang baik, dibuktikan dengan nilai AVE yang lebih besar
dari 0,50, menunjukkan bahwa konstruk penelitian ini menjelaskan lebih dari 50% keberagaman yang
terkandung dalam indikator penelitian. Variabel indeks adopsi pemasaran digital, sebagai satu-satunya
variabel manifes dalam penelitian, memiliki nilai satu untuk CR, Cronbach’s alpha, dan AVE. Hal ini dapat
dimaklumi mengingat indeks adopsi pemasaran digital hanya memiliki satu nilai respon. Nilai HTMT juga
antara 0,371 dan 0,894, kurang dari 0,90. Artinya, berdasarkan indikator-indikator tersebut, setiap
konstruk telah menunjukkan validitas diskriminan yang baik, atau setiap variabel mempunyai keunikan
tersendiri. Meja4menunjukkan hasil validitas diskriminan spesifik untuk setiap variabel.

Tabel 4.Rasio Heterotrait-Monotrait (HTMT).

Variabel DMA IER DMC DT


Indeks adopsi pemasaran digital (DMA)1
Kesiapan ekosistem inovasi (IER) 0,371
Kemampuan pemasaran digital 0,486 0,790
(DMC) Transformasi Digital (DT) 0,446 0,834 0,894
1Variabel manifes.

4.2. Evaluasi Model Struktural


Berdasarkan Tabel1, dapat disimpulkan bahwa seluruh komponen pengujian untuk
evaluasi model struktural memberikan hasil yang mendukung penelitian ini. Hal ini terlihat
dari nilai kolinearitas, koefisien determinasi, dan signifikansi koefisien jalur yang memenuhi
kriteria pengujian. Nilai rata-rata VIF penelitian ini kurang dari 3 yang menunjukkan tidak
adanya kolinearitas antar konstruk dan bias pengukuran koefisien jalur dapat dihindari.

Setiap hubungan dalam model struktural juga mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan kemampuan pemasaran digital perusahaan. Meja5menampilkan besaran
dan signifikansi koefisien jalur pada model struktural untuk setiap hubungan sekaligus menjawab
berbagai hipotesis pada penelitian Masrianto sebelumnya [6]. Kesiapan ekosistem inovasi
berpengaruh positif signifikan terhadap kapabilitas pemasaran digital perusahaan (H3:β= 0,259; P
-nilai < 0,05), seperti halnya transformasi digital (H5:β= 0,555;P-nilai <0,05), dan adopsi pemasaran
digital (H6:β= 0,125;P-nilai <0,05). Temuan uji hipotesis ini mendukung pendapat penulis bahwa
kesiapan ekosistem inovasi, transformasi digital, dan pemasaran digital sebagai komponennya
DMUImerupakan faktor yang secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan pemasaran
digital suatu perusahaan.
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 10 dari 18

Tabel 5.Hasil PLS-SEM: ukuran dan signifikansi koefisien jalur.

Jalur
Hipotesa1 Statistik T PNilai-nilai Hasil
Koefisien
H1 0,772 24.719 0,000 Didukung
H2 0,114 0,999 0,318 Tidak didukung
H3 0,259 3.440 0,001 Didukung
H4 0,336 3.102 0,002 Didukung
H5 0,555 7.405 0,000 Didukung
H6 0,125 3.015 0,003 Didukung
1Hipotesis tersebut dikembangkan dari penelitian Masrianto [6].

Hasil uji hipotesis lainnya menunjukkan bahwa kesiapan ekosistem inovasi mempunyai
pengaruh langsung terhadap transformasi digital (H1:β= 0,772;P-nilai < 0,05), serta transformasi
digital mempunyai pengaruh langsung terhadap adopsi pemasaran digital (H4:β= 0,336; P-nilai
<0,05). Temuan penelitian ini menarik karena kesiapan ekosistem inovasi tidak berpengaruh
langsung terhadap adopsi pemasaran digital (H2:β= 0,114;P-nilai > 0,05). Perusahaan dengan
kesiapan ekosistem inovasi yang matang tidak akan mengadopsi pemasaran digital sebelum
melakukan transformasi digital; mereka memahami bahwa kemampuan pemasaran digital yang
baik tidak akan pernah tercapai tanpa melalui transformasi digital.
Koefisien determinasi R2menunjukkan nilai 0,695 untuk kapabilitas pemasaran
digital yang berarti kekuatan penjelas model relatif sedang. Rambut [35] menyatakan
bahwa nilai R2yaitu antara 0,50–0,75 menunjukkan bahwa variabel endogen dapat
dijelaskan oleh variabel eksogen dengan tingkat determinasi sedang.

4.3. Formulasi DMUI


Digital Marketing Utilization Index (DMUI) diperkenalkan dalam penelitian ini untuk
mengukur tingkat pemanfaatan pemasaran digital oleh perusahaan dengan menggunakan tiga
aspek peningkatan kapabilitas pemasaran digital, yaitu: kesiapan ekosistem inovasi, transformasi
digital, dan adopsi pemasaran digital. Tiga aspek peningkatan pemasaran digital perusahaan
berasal dari model peningkatan kapabilitas pemasaran digital perusahaan [6].
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kemampuan pemasaran digital difokuskan pada strategi
daripada teknologi. Tiga aspek mendasar dalam meningkatkan kemampuan pemasaran digital yang dibahas
dalam penelitian ini terkait erat dengan hubungan antara perencanaan, implementasi, dan manajemen
pemasaran digital. Perusahaan dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tinggi dan
rendahnya tingkat kemampuan pemasaran digital, sehingga memungkinkan mereka mengambil tindakan
perbaikan untuk meningkatkan kemampuan pemasaran digital mereka dengan segera.DMUIdisajikan untuk
memenuhi persyaratan tersebut.
32 indikator yang digunakan untuk menghitung indeks pemanfaatan pemasaran digital berasal
dari 10 indikator yang menunjukkan kesiapan ekosistem inovasi, 15 indikator yang menunjukkan adopsi
pemasaran digital, dan 7 indikator yang menunjukkan transformasi digital, seperti terlihat pada Gambar
3. ItuDMUIadalah indeks gabungan yang mengukur tiga aspek kemampuan pemasaran digital suatu
perusahaan.
Langkah pertama dalam menghitungDMUIadalah membuat tiga indeks terpisah untuk setiap
dimensi. Dimensi indeks ini (satu untuk kesiapan ekosistem inovasi, satu untuk adopsi pemasaran
digital, dan satu untuk transformasi digital) kemudian digunakan untuk menghitung total DMUI
menggunakan cara geometri. Loading factor setiap indikator signifikan yang dihasilkan PSL-SEM
digunakan untuk menganalisis nilai indeks setiap variabel, seperti indeks kesiapan ekosistem
inovasi, indeks transformasi digital, dan indeks kapabilitas pemasaran digital. Faktor pemuatan
menentukan kontribusi absolut suatu indikator terhadap suatu konstruk [31]. Kontribusi mutlak
masing-masing indikator model reflektif kemudian menjadi bobot item untuk menghasilkan skor
variabel. Selanjutnya untuk indikator adopsi pemasaran digital tertimbang digunakan pendekatan
indeks penggunaan pemasaran digital [34]. Prosedur max-min kemudian digunakan untuk
mengkonversi setiap skor pada masing-masing dimensi tersebut menjadi skor indeks dengan
sebaran nilai berkisar antara 0 hingga 100.
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 11 dari 18

Gambar 3.Komponen dan subkomponen DMUI.

Rumus dasar untuk mengkonversi nilai skor indikator (V) menjadi skor indeks (SAYA) adalah [
33]:
V− menit_nilai
SAYA=100× , (1)
maks_nilai - min_nilai
Di mananilai_minadalah nilai skor serendah mungkin (batas bawah) dannilai_maksadalah
nilai skor setinggi mungkin (batas atas).
Langkah kedua adalah menghitung totalnyaDMUI, yang merupakan hasil perkalian ketiga
indeks kemudian dihitung mean geometriknya untuk menghasilkan bilangan akhirDMUI.
Rumus untuk menghitungDMUIadalah:

DMUI=3SAYASAYA×SAYAD×SAYAA, (2)

Di manaSAYASAYAadalah indeks kesiapan ekosistem inovasi,SAYADadalah indeks transformasi digital, dan


SAYAAadalah adopsi indeks pemasaran digital.

4.3.1. Indeks Kesiapan Ekosistem Inovasi


Indeks kesiapan ekosistem inovasi diperoleh dari variabel laten eksogen kesiapan
ekosistem inovasi yang diukur dengan indikator-indikator yang mencirikan kesiapan
ekosistem dalam menggunakan inovasi pemasaran digital. Kesiapan ekosistem inovasi
diukur dengan menggunakan sepuluh indikator utama yang berasal dari lima dimensi
ekosistem yang saling berinteraksi, yaitu persepsi dan sikap pegawai, karakteristik
internal dan karakteristik eksternal, karakteristik industri, karakteristik negara dan
masyarakat, serta karakteristik teknologi pemasaran digital. Berdasarkan hasil
pembobotan PLS-SEM, kami menerapkan hal-hal berikut pada setiap indikator: kesiapan
organisasi dan inovasi manajer diberi bobot 0,12; persepsi kemudahan penggunaan,
persepsi kegunaan, dan fleksibilitas diberi bobot sebesar 0,11; kebutuhan pelanggan
diberi bobot 0,10; observabilitas diberi bobot 0,09; dan sisa tekanan kompetitif,
infrastruktur inovasi, dan kepemimpinan opini berbobot 0,08.
Indikator kesiapan ekosistem inovasi diukur menggunakan skala Likert dengan nilai berkisar
antara 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju). Total skor kesiapan ekosistem inovasi
kemudian dihitung dengan memberi bobot pada masing-masing indikatornya. Selanjutnya,
prosedur maksimum-minimum digunakan untuk mengubah total skor kesiapan ekosistem inovasi
menjadi indeks skor 0–100.
Nilai indeks kesiapan ekosistem inovasi diperoleh dari seluruh perusahaan di Indonesia
yang termasuk dalam penelitian ini berdasarkan langkah perhitungan indeks skor di atas
menunjukkan bahwa nilai indeks skor berkisar antara 33 hingga 100. Sebanyak 25%
perusahaan memiliki nilai indeks skor kesiapan ekosistem inovasi kurang dari
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 12 dari 18

67, dan 50% mempunyai nilai indeks skor kurang atau lebih dari 78, dan 25% sisanya mempunyai
nilai indeks skor lebih besar dari 92.

4.3.2. Indeks Transformasi Digital Perusahaan


Indeks transformasi digital diperoleh dari variabel laten endogen transformasi
digital yang diukur dengan indikator-indikator yang menjadi ciri transformasi digital
perusahaan. Transformasi digital diukur menggunakan tujuh indikator utama yang
berasal dari dua dimensi transformasi digital yang saling berinteraksi, yaitu membangun
kapabilitas digital dan membangun kapabilitas kepemimpinan. Berdasarkan hasil
pembobotan PLS-SEM, kami menerapkan hal berikut pada setiap indikator: peningkatan
operasi, penemuan kembali model bisnis, keterlibatan organisasi, dan pengaturan
transformasi diberi bobot 0,15; visi digital diberi bobot 0,14, dan pengalaman pelanggan
serta kepemimpinan teknologi lainnya diberi bobot 0,13.
Indikator transformasi digital diukur menggunakan skala Likert dengan nilai berkisar antara 1
(sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju). Total skor transformasi digital kemudian dihitung
dengan memberi bobot pada masing-masing indikatornya. Selanjutnya, prosedur maksimum
minimum digunakan untuk mengubah total skor transformasi digital menjadi indeks skor 0–100.

Nilai indeks transformasi digital diperoleh dari seluruh perusahaan di Indonesia yang
termasuk dalam penelitian ini dengan menggunakan langkah perhitungan indeks skor di atas
yang menunjukkan bahwa nilai indeks skor berkisar antara 14 hingga 100. Sebanyak 25%
perusahaan memiliki transformasi digital nilai indeks skor kurang dari 61, 50% mempunyai nilai
indeks skor kurang atau lebih dari 75, dan sisanya 25% mempunyai nilai indeks skor lebih besar
dari 93.

4.3.3. Indeks Adopsi Pemasaran Digital Perusahaan


Adopsi pemasaran digital diukur menggunakan lima belas indikator utama yang berasal
dari teknik pemasaran digital yang digunakan oleh perusahaan, yaitu (1) website, (2)
eCommerce, (3) pemasaran media sosial, (4) pemasaran email, (5) SEO, ( 6) SEM, (7) PR digital,
(8) periklanan digital, (9) CRM digital, (10) pemasaran konten, (11) pemasaran afiliasi,
(12) buletin online, (13) iklan bergambar, (14) pemasaran seluler, dan (15) analisis digital.
Untuk setiap indikator, kami menerapkan pendekatan indeks penggunaan pemasaran
digital [36] sebagai berikut: pemasaran konten diberi bobot 0,09; optimasi mesin
pencari, pemasaran mesin pencari, pemasaran media sosial, pemasaran afiliasi,
pemasaran seluler, analisis digital, dan manajemen hubungan pelanggan digital diberi
bobot 0,08; periklanan digital, hubungan masyarakat digital, iklan bergambar, dan
eCommerce diberi bobot 0,06; pemasaran email diberi bobot 0,05; buletin diberi bobot
0,04, dan situs web lainnya diberi bobot 0,02.
Indikator adopsi pemasaran digital diukur menggunakan data biner dengan nilai berkisar antara 0
(tidak digunakan) hingga 1 (digunakan). Total skor adopsi pemasaran digital kemudian dihitung dengan
memberi bobot pada masing-masing indikatornya. Selanjutnya, prosedur maksimum-minimum
digunakan untuk mengubah total skor adopsi pemasaran digital menjadi indeks skor 0–100.

Nilai indeks adopsi pemasaran digital diperoleh dari seluruh perusahaan di Indonesia yang
termasuk dalam penelitian ini dengan menggunakan langkah perhitungan indeks skor di atas
yang menunjukkan bahwa nilai indeks skor berkisar antara 0 hingga 100. Sebanyak 25%
perusahaan memiliki digital marketing nilai indeks skor adopsi pemasaran kurang dari 49,5, 50%
memiliki nilai indeks skor kurang atau lebih dari 74, dan sisanya 25% memiliki nilai indeks skor
lebih besar dari 91.
Setelah ketiga indeks diDMUIkomponen dihitung, yaituDMUInilai setiap perusahaan dapat dihitung
dengan menggunakan Rumus (2) yang telah disajikan sebelumnya. Nilai indeks pemanfaatan pemasaran
digital diperoleh dari seluruh perusahaan di Indonesia yang termasuk dalam penelitian ini dengan
menggunakan hal tersebut di atasDMUIlangkah perhitungan indeks skor menunjukkan bahwa nilai
indeks skor berkisar antara 27 sampai dengan 100. Sebanyak 25% dari
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 13 dari 18

perusahaan memiliki nilai indeks skor transformasi digital kurang dari 60, 50% memiliki nilai
indeks skor kurang atau lebih dari 74, dan 25% sisanya memiliki nilai indeks skor lebih besar
dari 84.
Berdasarkan hasil pengelompokan perusahaan diatas, dilakukan penyelidikan lebih lanjut
terhadap komponen-komponen penyusunnyaDMUIdilakukan, khususnya dengan membandingkan
rata-rata skor indeks pada masing-masing kelompok perusahaan. Menurut Tabel6, perusahaan
dengan indeks pemanfaatan pemasaran digital kategori rendah juga akan memiliki tingkat
kesiapan ekosistem inovasi, transformasi digital, dan adopsi pemasaran digital yang rendah.
Demikian pula perusahaan dengan indeks pemanfaatan pemasaran digital kategori tinggi lebih
siap menghadapi kesiapan ekosistem inovasi, transformasi digital, dan adopsi pemasaran digital.

Tabel 6.Rata-rata skor indeks setiap klasifikasi perusahaan di Indonesia.

Komponen1 Rendah Sedang Tinggi

Indeks kesiapan ekosistem inovasi 65 78 91


Indeks transformasi digital 56 75 92
Indeks adopsi pemasaran digital 51 72 81
Indeks pemanfaatan pemasaran digital 55 74 86
1Indeks pemanfaatan pemasaran digital dan komponen penyusunnya.

4.4. Implementasi DMUI (Studi Kasus pada Perusahaan di Sektor Industri Makanan dan
Minuman, Properti, dan Produk Online)
Pembahasan sebelumnya menjelaskan bagaimana skor indeks dihitung. Penelitian ini
menghasilkan aDMUIkalkulator skor indeks yang berguna untuk mengidentifikasi tingkat penggunaan
pemasaran digital oleh perusahaan, memprediksi tingkat kemampuan pemasaran digital perusahaan,
dan kemudian mengurai penyebab tinggi rendahnya tingkat kemampuan pemasaran digital perusahaan
untuk mengidentifikasi hal-hal yang perusahaan harus ditingkatkan untuk meningkatkan kemampuan
pemasaran digitalnya.
Berikut contoh respon kuesioner dari tiga perusahaan yang diperoleh dalam penelitian ini. Sebagai
tanda penghormatan terhadap etika penelitian, kami tidak menampilkan nama perusahaan, melainkan
menggunakan simbol A, B, dan C. Perusahaan A, B, dan C masing-masing bergerak dalam industri
minuman, real estate, dan produk online. Perusahaan-perusahaan ini ingin mengetahui tingkat
kemampuan pemasaran digital mereka saat ini dan faktor apa saja yang mereka perlukan untuk
meningkatkan kemampuan pemasaran digital mereka. Setiap perusahaan mengisi kuesioner yang
diwakili oleh tim manajemennya, dan hasilnya ditunjukkan pada Tabel7.
Berdasarkan respon kuesioner yang diberikan oleh manajemen perusahaan A, dapat dihitung dan
diidentifikasi bahwa indeks kapabilitas pemasaran digital perusahaan A adalah sebesar 61, dengan
indeks pemanfaatan pemasaran digital sebesar 44. Indeks kapabilitas pemasaran digital dan indeks
pemanfaatan pemasaran digital perusahaan A tergolong sebagai kategori rendah karena mereka DMUI=
44 (DMUI<60).
MenurutDMUIkalkulator skor indeks, rendahnya kemampuan pemasaran digital
perusahaan A disebabkan oleh rendahnya pemanfaatan pemasaran digital, khususnya pada
aspek kesiapan ekosistem (nilai indeks = 51), transformasi digital (nilai indeks = 49), dan
adopsi pemasaran digital (nilai indeks = 35). Dalam contoh ini, dapat disimpulkan bahwa
perusahaan A tidak mahir mengelola setiap aspek kemampuan pemasaran digitalnya.
Sebagai langkah awal, kami dapat menyarankan kepada perusahaan A agar segera mulai
membangun kesiapan ekosistem inovasi dengan berfokus pada aspek inovasi manajerial,
kesiapan organisasi, dan persepsi manfaat.
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 14 dari 18

Tabel 7.Kalkulator skor indeks Pemanfaatan Pemasaran Digital.

Perusahaan Perusahaan
Variabel Indikator Variabel Indikator
A B C A B C
Kesiapan Ekosistem Inovasi Adopsi Pemasaran Digital
1 Kemudahan penggunaan yang 4 3 5 1 Situs web 0 1 1
2 dirasakan Kegunaan yang dirasakan 3 4 5 2 Email Pemasaran 0 1 1
Organisasi
3 2 4 5 3 Buletin 0 1 1
kesiapan
Manajerial
4 2 4 5 4 Perdagangan elektronik 1 1 1
inovasi
Media sosial
5 Kebutuhan pelanggan 3 3 5 5 1 1 1
pemasaran
Publik digital
6 Tekanan kompetitif 4 4 5 6 0 1 1
hubungan
Inovasi
7 3 4 5 7 Periklanan digital 1 1 1
infrastruktur
8 Kepemimpinan opini 3 3 5 8 Menampilkan iklan 1 1 1
Mesin pencari
9 Fleksibilitas 3 4 5 9 0 1 1
optimasi
Mesin pencari
10 Observabilitas 4 4 5 10 0 1 1
pemasaran
11 CRM Digital 0 1 1
12 Pemasaran konten 1 1 1
Transformasi Digital 13 Pemasaran afiliasi 0 1 1
1 Pengalaman pelanggan 4 4 5 14 Pemasaran seluler 0 1 1
2 Meningkatkan operasi 2 4 5 15 Analitik digital 0 1 1
Penemuan kembali Indeks
3 2 4 5 Hasil Perhitungan Skor Indeks1
model bisnis Skor
Indeks Pemanfaatan Pemasaran
4 Visi digital 4 3 5 44 77 100
Digital (DMUI)
Inovasi
Melibatkan
5 3 3 5 A. Ekosistem 51 68 100
organisasi
Indeks Kesiapan
Digital
Mengatur
6 3 4 5 B. Transformasi 49 68 100
transformasi
Indeks
Teknologi Pemasaran Digital
7 3 4 5 C. 35 100 100
kepemimpinan Indeks Adopsi
1Hasil perhitungan respon kuesioner dan skor indeks pada perusahaan A, B, dan C.

Contoh kedua adalah perusahaan B, melalui pertanyaan dan prosedur yang sama
dengan contoh perusahaan A, dapat dihitung indeks kapabilitas pemasaran digital
perusahaan B adalah 64, dengan indeks pemanfaatan pemasaran digital sebesar 77. Nilai
pemasaran digital indeks kapabilitas dan indeks pemanfaatan pemasaran digital perusahaan
B tergolong kategori sedang karena keduanyaDMUI=64 (DMUI antara 60–84).
MenurutDMUIkalkulator skor indeks, tingkat kemampuan pemasaran digital perusahaan B
yang berada pada tingkat sedang disebabkan oleh rendahnya pemanfaatan pemasaran digital,
khususnya pada aspek kesiapan ekosistem (nilai indeks = 68) dan nilai indeks transformasi digital =
68). Pada contoh ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan B sudah sangat berhasil menerapkan
teknik dan metode pemasaran digital (nilai indeks = 100), namun aspek kesiapan ekosistem dan
transformasi digital masih perlu ditingkatkan. Sebagai langkah selanjutnya, kami dapat
menyarankan kepada perusahaan B untuk segera mulai mengembangkan transformasi digital
dengan memfokuskan perhatian perusahaan pada aspek tata kelola transformasi yang tepat
(governing the Transformation) dan upaya menemukan model bisnis baru (reinvention of business
model).
Contoh terakhir adalah perusahaan C. Indeks kapabilitas pemasaran digital perusahaan C
adalah 100, dengan indeks pemanfaatan pemasaran digital sebesar 100 juga. Nilai digital
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 15 dari 18

indeks kemampuan pemasaran dan indeks pemanfaatan pemasaran digital perusahaan C


tergolong kategori tinggi (sangat baik) karena keduanyaDMUI>84.
MenurutDMUIkalkulator skor indeks, tingginya kemampuan pemasaran digital perusahaan C
disebabkan oleh tingginya pemanfaatan pemasaran digital di seluruh aspek kemampuan
pemasaran digitalnya. Pada contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan C tergolong
sangat baik dalam mengelola setiap aspek yang dapat meningkatkan kemampuan pemasaran
digitalnya.

5. Diskusi
Pembahasan Temuan Empiris
Studi ini menemukan bahwa transformasi digital mempunyai dampak langsung
terhadap adopsi pemasaran digital serta kemampuan pemasaran digital, namun temuan
serupa juga ditemukan dalam penelitian lain [36,37]. Lebih jauh lagi, bertentangan dengan
penelitian sebelumnya [16,17,38], kesiapan ekosistem inovasi tidak berdampak langsung
terhadap adopsi pemasaran digital. Kesiapan ekosistem inovasi perusahaan tidak menjamin
adopsi pemasaran digital, namun memberikan kesadaran lebih kepada perusahaan untuk
melakukan transformasi digital sehingga perusahaan dapat memilih metode adopsi
pemasaran digital yang lebih sesuai dengan proses bisnis perusahaan. Oleh karena itu, peran
transformasi digital dalam memediasi kesiapan ekosistem inovasi dan adopsi pemasaran
digital menjadi sangat penting.
Penelitian ini mampu merumuskan dan menerapkan indeks pemanfaatan pemasaran digital untuk
mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan pemasaran digital perusahaan.DMUIdapat diciptakan dengan
menggabungkan indeks kesiapan ekosistem inovasi, indeks transformasi digital, dan indeks adopsi pemasaran
digital. Berdasarkan penelitian ini, seluruh variabel tersebut mempunyai dampak langsung terhadap
kemampuan pemasaran digital perusahaan. Ia juga mengkategorikan perusahaan-perusahaan di Indonesia ke
dalam tiga kategori: DMUI rendah, sedang, dan tinggi. Perusahaan yang berada pada kategori rendah memiliki
tingkat kesiapan ekosistem inovasi yang rendah, tingkat transformasi digital yang rendah, dan tingkat adopsi
pemasaran digital yang rendah, begitu pula sebaliknya.
Penelitian ini juga mengidentifikasi dan menyajikan cara-cara praktis untuk meningkatkan kemampuan
pemasaran digital perusahaan. ItuDMUIKalkulator skor indeks dapat menghitung dan kemudian
mengidentifikasi tingkat kemampuan pemasaran digital suatu perusahaan. IniDMUIKalkulator juga dapat
menunjukkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap tingkat kemampuan pemasaran digital perusahaan.
Hal ini tentu akan membantu perusahaan mengidentifikasi dan memahami kelemahannya, sehingga
memungkinkannya mengambil tindakan perbaikan.DMUIberbeda dari indeks kemampuan digital yang ada
karena melibatkan adopsi dan teknik pemasaran digital secara keseluruhan, dan menghubungkannya dengan
transformasi digital dan kesiapan ekosistem.

6. Kontribusi
6.1. Kontribusi Teoritis
Studi ini menambah signifikan pada pemasaran dan literatur digital. Kami mampu
menunjukkan bahwa kemampuan pemasaran digital dapat dikembangkan dengan
menggabungkan indeks kesiapan ekosistem inovasi, transformasi digital, dan adopsi pemasaran
digital. Saat ini belum ada model yang menggambarkan bagaimana perusahaan mengembangkan
kemampuan pemasaran digitalnya dengan mengidentifikasi ketiga indeks secara bersamaan.
Mayoritas indeks kemampuan digital yang dibuat berfokus pada teknologi dibandingkan
pemasaran digital. Temuan kami menyoroti pentingnya mengintegrasikan kesiapan ekosistem
inovasi, transformasi digital, dan adopsi pemasaran digital guna memaksimalkan kekuatan
kapabilitas pemasaran digital suatu perusahaan guna memenangkan persaingan bisnis.
Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya mengenai pendekatan strategi bisnis seperti
kapabilitas dinamis [33] dan tampilan berbasis sumber daya [39]. Pendekatan strategi bisnis berbasis
pandangan kapabilitas dinamis berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mengintegrasikan,
membangun, dan mengkonfigurasi ulang kompetensi internal dan eksternal dalam rangka menghadapi
lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat. Kami menemukan bahwa transformasi digital, atau penerapan
kapabilitas dinamis, memainkan peran paling penting dalam meningkatkan kapabilitas pemasaran digital.
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 16 dari 18

Pendekatan strategi bisnis berbasis keunggulan sumber daya menekankan bahwa keunggulan
kompetitif suatu perusahaan terbentuk ketika memiliki sumber daya yang unik dan sulit ditiru. Kami
menemukan bahwa adopsi pemasaran digital, yang merupakan penerapan pandangan berbasis sumber
daya, memiliki kontribusi paling kecil terhadap kemampuan pemasaran digital perusahaan.
Implikasi penting dari temuan ini adalah meskipun adopsi pemasaran digital secara luas
direkomendasikan oleh para peneliti seperti Gibson [10], Bala dan Verma [11], dan Srividhya [12],
perusahaan akan memperoleh keunggulan kompetitif hanya jika adopsi pemasaran digital
dipadukan dengan transformasi digital dan kesiapan ekosistem. Pendekatan strategi bisnis
berbasis sumber daya, dengan kata lain, harus dikaitkan dengan strategi bisnis berbasis
kapabilitas yang dinamis.40].

6.2. Kontribusi Manajerial


Meskipun kemampuan pemasaran digital perusahaan dapat dicapai melalui salah satu
saluran adopsi pemasaran digital, transformasi digital, atau kesiapan ekosistem inovasi,
pemasaran digital lebih dari sekadar adopsi teknologi; ini juga tentang strategi untuk
mengintegrasikan teknologi ke dalam proses bisnis. Transformasi digital adalah pendorong
utama peningkatan kemampuan pemasaran digital. Perusahaan dapat meningkatkan peran
inovasi manajerial, kesiapan organisasi, dan persepsi manfaat untuk meningkatkan kesiapan
ekosistem inovasinya. Selain itu, dunia usaha harus mengatur transformasi dan penemuan
kembali model bisnis baru untuk melaksanakan transformasi digital. Terakhir, selain
menerapkan pemasaran digital melalui situs web, media sosial, pemasaran seluler, dan
pemasaran konten, perusahaan harus menekankan pentingnya analisis digital, CRM digital,
periklanan digital, dan iklan bergambar. Hasilnya, berikut beberapa implikasi manajerial yang
dapat meningkatkan DMUI:
1. Perusahaan harus mengutamakan pemasaran digital dalam strategi organisasinya. Akibatnya, bisnis
harus menyelaraskan strategi digital mereka dengan strategi organisasi dan pemasaran.
Perusahaan harus menetapkan tujuan organisasi, tujuan pemasaran, dan tujuan pemasaran digital
agar dapat merencanakan penganggaran pemasaran digital dengan baik untuk mencapai laba
atas investasi.
2. Perusahaan harus membuat struktur organisasi untuk mendukung operasional pemasaran digital.
Akibatnya, perusahaan mungkin berpikir untuk mengubah atau membuat struktur baru dengan
mengintegrasikan tim pemasaran, tim teknologi informasi, dan tim lainnya, atau dengan
memanfaatkan tim lintas fungsi. Selain itu, jika sumber daya internal perusahaan tidak mencukupi,
perusahaan dapat mempertimbangkan opsi outsourcing.
3. Perusahaan harus membuat proses, prosedur, dan/atau sistem informasi untuk mendukung
pemasaran digital. Oleh karena itu, mereka harus memiliki sistem untuk mengelola kualitas
konten pemasaran digital, mengelola informasi pelanggan, merencanakan dan melaporkan
efektivitas pemasaran digital, dan memiliki solusi teknologi terintegrasi baik dari sumber internal
maupun eksternal.
4. Perusahaan harus mengidentifikasi karakteristik sumber daya manusianya yang cenderung melek
pemasaran dan teknologi informasi. Oleh karena itu, perusahaan harus meningkatkan
keterampilan tim pemasaran digital melalui pengembangan dan pelatihan karyawan guna
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan tentang pemasaran digital serta
meningkatkan keterlibatan manajemen dalam pemasaran digital.
5. Perusahaan harus memiliki gaya dan budaya organisasi yang memandu perilaku kolektif para
manajer kunci dalam mencapai tujuan organisasi dan tujuan pemasaran digital, sehingga
pemasaran digital dapat menjadi tujuan bersama yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Budaya ini harus dimiliki oleh perusahaan guna menyelaraskan persepsi internal dan
eksternal terhadap berbagai tujuan.

7. Kesimpulan
ItuDMUIindeks menilai bagaimana bisnis menggunakan pemasaran digital. Pengukurannya
tidak hanya mencakup adopsi teknologi pemasaran digital, namun juga transformasi digital dan
kesiapan ekosistem inovasi.DMUIdapat menilai pemasaran digital suatu perusahaan
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 17 dari 18

kemampuan dan menentukan akar penyebab tinggi rendahnya kemampuan pemasaran digital, sehingga
memungkinkanDMUIuntuk memberikan rekomendasi tentang cara meningkatkan kemampuan pemasaran
digital perusahaan.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan dari berbagai sektor industri dan tidak menggunakan
sampling probabilitas. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya lebih banyak lagi contoh perusahaan dalam
kategori industri yang sama yang dipelajari agar pembahasan per kategori industri dimana perusahaan
tersebut menjalankan bisnisnya menjadi lebih mendalam. Oleh karena itu, akan sangat menarik untuk
menggali lebih dalam mengapa setiap industri memiliki perbedaan dalam kemampuan pemasaran digital.

Kontribusi Penulis:Konseptualisasi, AM; pengawasan, HH, AVSH dan NH; metodologi, AM dan HH;
perangkat lunak, SAYA; validasi, HH, AVSH dan NH; analisis formal, AM; investigasi, AM; sumber
daya, AM; kurasi data, AM; penulisan—persiapan draf asli, AM; menulis—review dan editing, AM,
HH, AVSH dan NH; visualisasi, AM; administrasi proyek, AM; perolehan pendanaan, AM Semua
penulis telah membaca dan menyetujui versi naskah yang diterbitkan.

Pendanaan:Penelitian ini tidak menerima pendanaan eksternal.

Pernyataan Dewan Peninjau Kelembagaan:Tinjauan etis dan persetujuan diabaikan untuk penelitian ini
karena menghalangi identifikasi individu mana pun.

Pernyataan Persetujuan yang Diinformasikan:Informed consent diperoleh dari semua subjek yang terlibat dalam penelitian
ini.

Pernyataan Ketersediaan Data:Kumpulan data yang dianalisis selama penelitian ini tidak tersedia untuk
umum karena masalah etika dalam penelitian ini.

Konflik kepentingan:Para penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan.

Referensi
1. Laporan Data. Digital 2021: Indonesia. Tersedia daring:http://datareportal.com/reports/digital-2021-indonesia(diakses pada 31
Januari 2022).
2.Nielsen. Laporan Nielsen CMO 2018: Peta Jalan bagi Pemasar yang Memimpin. Tersedia daring:https://www.nielsen.com/us/en/
insights/report/2018/cmo-report-2018-digital-media-roi-measurement-omnichannel-marketing-technology/(diakses pada 12
Februari 2020).
3. Chaffey, D.; Chadwick, F.Pemasaran Digital: Strategi, Implementasi dan Praktek, edisi ke-6; Pearson: London, Inggris, 2016.
4. Pelatih, KJ; Rap, A.; Beitelspacher, LS; Schillewaert, N. Mengintegrasikan teknologi informasi dan pemasaran: Pemeriksaan pendorong
dan hasil kemampuan e-Marketing.Ind.Markus. Kelola.2010,40, 162–174. [Referensi Silang]
5.BCG. Keuntungan dari Kematangan Pemasaran Digital. 2019. Tersedia daring:https://image-src.bcg.com/Images/BCG-Dividends-Digital-
Marketing-Maturity-Feb-2019_tcm9-214202.pdf(diakses pada 20 Juli 2020).
6. Masrianto, A.; Hartoyo, I.; Vitayala, A.; Hasabah, N. Model Peningkatan Kemampuan Pemasaran Digital Berdasarkan Kesiapan
Ekosistem Adopsi dan Transformasi Digital. Dalam Prosiding Kongres Internasional CEO, Georgia, Turki, 19–12 Agustus 2021.

7. Yasin, H.; Al-Adwan, AS; Al-Madadha, A. Adopsi Pemasaran Digital di kalangan UKM di Yordania: Pendekatan Metode Campuran.J.Teor.
Aplikasi. Inf. Teknologi.2019,97, 1396–1407.
8. De Vries, L.; Gensler, S.; Leeflang, PSH Pengaruh Iklan Tradisional dan Pesan Sosial pada Metrik Pembangunan Merek dan Akuisisi
Pelanggan.J.Markus.2017,81, 1–15. [Referensi Silang]
9. Gillpatrick, T. Transformasi Digital Pemasaran: Dampak pada Praktik Pemasaran & Pasar.Ekonomi2020,7, 139–156.
10. Gibson, C. Strategi & Pendekatan Pemasaran Digital Paling Efektif: Tinjauan Literatur.Int. J.Ilmu. Res. Publikasi.2018,8, 12.
11. Bala, M.; Verma, D. Tinjauan Kritis Pemasaran Digital.Int. J.Manajemen.2018,8, 321–339.
12. Srividhya, V. E-commerce sebagai perangkat tren pemasaran digital.Int. J.Adv. Res. Ide Inovasi. Teknologi.2019,5, 535–537.
13. Morakanyane, R.; O'Reilly, P.; Mcavoy, J.; Grace, A. Menentukan Faktor Keberhasilan Transformasi Digital. Dalam Prosiding
Konferensi Internasional Hawaii tentang Ilmu Sistem ke-53, Maui, HI, AS, 7–10 Januari 2020; Jilid 3, hlm.4356–4365.
14. Vial, G. Memahami transformasi digital: Tinjauan dan agenda penelitian.J. Strategi. Inf. sistem.2019,28, 118–144. [Referensi Silang]
15. Westerman, G.; Topi, D.; McAfee, A.Digital Terkemuka: Mengubah Teknologi menjadi Transformasi Bisnis; HBR Press: Boston,
MA, AS, 2014.
16. Lakukan, J.; Pembasahan, R.; Honyenuga, VDB; Versendaal, J. Model Adopsi Teknologi Perusahaan (F-TAM) Di Kalangan UKM: Perspektif Ekosistem
Interaktif.IADIS Int. J.Komputasi. Sains. Inf. sistem.2018,14, 70–91.
17. Apakah, JK; Penyiraman, RVD; Honyenuga, B.; Versendaal, J. Menuju Model Adopsi Teknologi Perusahaan (F-TAM) Dalam Konteks Negara
Berkembang. 2017. Tersedia daring:http://aisel.aisnet.org/mcis2017/23(diakses pada 12 Februari 2020).
J. Buka Inovasi. Teknologi. Tanda. Kompleks.2022,8, 153 18 dari 18

18. Parasuraman, A. Technology Readiness Index (TRI) skala multi-item untuk mengukur kesiapan dalam menerima teknologi baru.J.Melayani. Res.
2000,2, 307–320. [Referensi Silang]
19. Institut Portulan. Indeks Kesiapan Jaringan (NRI). Tersedia daring:https://networkreadinessindex.org/(diakses pada 6 Agustus
2022).
20. Ayanso, A.; Chatterjee, D.; Cho, DI Indeks kesiapan E-Government: Sebuah metodologi dan analisis.Gubernur Inf. Q.2011,28, 522–532. [Referensi
Silang]
21. Cisco. Indeks Kesiapan Digital Cisco. Tersedia daring:https://www.cisco.com/c/en/us/about/csr/research-resources/
digitalreadiness.html(diakses pada 6 Agustus 2022).
22.Kemenperin. Indeks Kesiapan Industri 4.0 Indonesia. Tersedia daring:https://sindi4.kemenperin.go.id/assets/content/INDI4
. 0_Lengkap_v1.pdf(diakses pada 6 Agustus 2022).
23. MATA. Penilaian Kesiapan Digital. Tersedia daring:https://digitalreadiness.ey.com/(diakses pada 6 Agustus 2022).
24.BCG. Indeks Akselerasi Digital. Tersedia daring:https://dai.bcg.com/(diakses pada 6 Agustus 2022).
25. Wawasan Cerdas. Alat Penilaian Kematangan Pemasaran Digital. Tersedia daring:https://www.smartinsights.com/digital-
marketingstrategy/digital-marketing-maturity-assessment/(diakses pada 6 Agustus 2022).
26. ISDRI. Indeks Kesiapan Digital UKM Indonesia. Mungkinkah Bisnis Digital Anda? Tersedia daring:https://isdri.id/(diakses pada 6 Agustus
2022).
27. Statistik. Pendapatan Segmen TV, Radio & Multimedia di Indonesia dari tahun 2016 hingga 2025, berdasarkan Segmen (dalam Juta Dolar
AS). Tersedia daring:https://www.statista.com/forecasts/1256572/indonesia-tv-radio-and-multimedia-device-revenue(diakses pada 6
Agustus 2022).
28. Forbes. Periklanan TV dan Digital Harus Berhenti Bertengkar dan Mengakui Bahwa Mereka Saling Membutuhkan. Tersedia daring:
https://www.forbes.com/sites/forbesagencycouncil/2019/01/31/tv-and-digital-advertising-need-to-stop-fighting-andadmit-they-need-
each-other/(diakses pada 6 Agustus 2022).
29. Muraiwa, S. Desain pengambilan sampel sukarela.Int. J.Adv. Res. Kelola. sosial. Sains.2015,4, 185–200.
30. Tolong. Kapan Menggunakan PLS-SEM (dan Kapan Tidak). Tersedia daring:https://www.smartpls.com/documentation/choosing-plssem/
more-insights-on-when-to-use-pls-sem-and-when-not/(diakses pada 6 Agustus 2022).
31. Rambut, JF; Hult, JTM; Ringle, CM; Sarstedt, M.Panduan Dasar Pemodelan Persamaan Struktural Partial Least Square (PLS-SEM), edisi ke-2;
Publikasi SAGE: London, Inggris, 2017.
32. Cohen, J. A Kekuatan Primer.Bergalah. Metode Psikol.1992,112, 155–159. [Referensi Silang]
33. Teece, DJ; Pisano, G.; Shuen, A. Kemampuan Dinamis dan Manajemen Strategis.Tahu. Strategi1997,18, 509–533. [Referensi Silang]
34. Tiago, MTPMB; VerSayassimo, JMC Pemasaran digital dan media sosial: Mengapa repot?Bis. Horiz.2014,57, 703–708. [Referensi Silang]
35. Persatuan Bangsa-Bangsa. Prosedur Max-Min untuk Mengubah Indikator menjadi Indeks. Tersedia daring:https://www.un.org/development/
desa/dpad/wp-content/uploads/sites/45/max-min.pdf(diakses pada 2 Februari 2002).
36.Abi, J.; Arief, MTS Mengkaji hubungan antara kepemimpinan transformasional dan kapabilitas dinamis terhadap adopsi pemasaran
digital pada perusahaan barang belanja konsumen.Int. J.Ekon. Kelola.2017,11, 487–504.
37. Theodosiou, M.; Kehagias, J.; Katsikea, E. Orientasi strategis, kemampuan pemasaran dan kinerja perusahaan: Sebuah penyelidikan
empiris dalam konteks manajer garis depan dalam organisasi jasa.Ind.Markus. Kelola.2012,41, 1058–1070. [Referensi Silang]
38. El-Gohary, H.; Idul Fitri, R. Model DMA: Memahami Adopsi dan Implementasi Pemasaran Digital oleh Organisasi Pariwisata Islam.Wisata.
Dubur.2012,17, 523–532. [Referensi Silang]
39. Berburu, SD; Morgan, RM Teori persaingan keunggulan sumber daya: Dinamika, ketergantungan jalur, dan dimensi evolusi.
J.Markus.1996,60, 107–114. [Referensi Silang]
40. Desiana, PM; Ma'arif, MS; Puspitawati, H.; Rachmawati, R.; Prijadi, R.; Najib, M. Strategi Keberlanjutan Perusahaan Sosial di Indonesia:
Pendekatan Structural Equation Modeling.Keberlanjutan2022,14, 1383.[Referensi Silang]

Anda mungkin juga menyukai