Anda di halaman 1dari 21

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN METODOLOGI PENULISAN

A. Kajian Teoritis

1. Definisi Digital marketing

Menurut Sanjaya (2020), digital marketing adalah suatu kegiatan

pemasaran yang terdapat branding didalamnya dengan memanfaatkan

berbagai media berbasis website seperti blog, adwords, e-mail, website dan

beragam jaringan media sosial lainnya. Sedangkan, menurut Ali (2018) juga

mengemukakan bahwa digital marketing adalah penggunaan teknologi digital

guna mencapai tujuan pemasaran serta usaha penyesuaian maupun

pengembangan konsep pemasaran, dapat berkomunikasi secara global dan

mengubah cara bisnis yang dilakukan perusahaan dengan pelanggan. Selain

itu, American Marketing Association (AMA) (2017) juga mengungkapkan

digital marketing merupakan proses, aktivitas dan institusi yang difasilitasi

oleh teknologi digital dalam mengkomunikasikan, menciptakan serta

menyampaikan berbagai nilai pada pihak berkepentingan dan konsumen.

Prabowo (2019) menjelaskan bahwa digital marketing merupakan

aktivitas yang dapat membantu suatu perusahaan dalam promosi dan

pemasaran produk dan jasa yang mereka miliki. Digital marketing juga dapat

membuka dan membuat pasar baru yang sebelumnya tertutup sebab

keterbatasan waktu, cara komunikasi, maupun jarak. Kemudian, Coviello

(2021) mengemukakan bahwa, digital marketing didefinisikan sebagai


9
10

pemanfaatan internet sebagai teknologi yang menghubungkan komunikasi

dua arah antara konsumen dengan perusahaan. Adapun pendapat menurut

Sawicky (2017), digital marketing adalah suatu eksploitasi terhadap

penggunaan teknologi digital guna menciptakan saluran untuk meraih

penerimaan potensial yang bermanfaat demi mencapai tujuan perusahaan

melalui kebutuhan konsumen yang dipenuhi secara lebih efektif.

Sedangkan, menurut Urban (2017), digital marketing adalah suatu

kegiatan yang menggunakan teknologi informasi dan internet guna

peningkatan dan perluasan fungsi marketing tradisional. Wardhana (2020)

juga berpendapat bahwa digital marketing diartikan sebagai kegiatan

pemasaran yang memanfaatkan media berbasis internet. Adapun pendapat

menurut Chaffey (2018) yang mendefinisikan digital marketing (e-marketing)

merupakan sebuah proses pemasaran yang melibatkan penggunaan teknologi

komunikasi elektronik, terutama penggunaan internet. Selain itu, menurut

Maryanto (2017) digital marketing didefinisikan sebagai promosi produk atau

merek melalui satu atau lebih bentuk media elektronik. Digital marketing juga

sering disebut sebagai online marketing, web marketing, atau internet

marketing.

Dari beberapa pendapat mengenai definisi digital marketing yang

diungkapkan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa digital marketing adalah

suatu kegiatan pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan atau lembaga

melalui berbagai media berteknologi digital yang memanfaatkan internet.

Aktivitas yang dilakukan secara tidak langsung juga menunjang peningkatan


11

branding terhadap segala produk dan jasa yang disajikan serta citra terhadap

perusahaan atau lembaga itu sendiri guna mendapatkan konsumen dalam

lingkup yang lebih luas.

1.1 Keunggulan dan Kekurangan Digital marketing

Terdapat pula teori yang dikemukakan oleh Wardhana (2018)

menyangkut pemanfaatan digital marketing yang memiliki beberapa

keunggulan dan kelemahan, antara lain:

a. Keunggulan Digital marketing:

1) Target yang dapat diatur sesuai domisili, demografi, gaya hidup dan

kebiasaan;

2) Efesiensi biaya yang mana jauh lebih murah dari sistem pemasaran

konvensional;

3) Dapat diakses kapanpun sebab tidak adanya batasan waktu;

4) Jangkauan lebih luas sebab tidak adanya batasan geografis;

5) Hasil dapat dilihat dengan cepat sehingga tindakan koreksi maupun

perubahan dapat dilakukan bila ada yang tidak sesuai.

b. Kelemahan Digital marketing:

1) Reputasi (citra) menjadi tidak baik bila saat adanya respon negatif;

2) Mudah ditiru oleh pesaing;

3) Dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Terdapat pula beberapa pembahasan tentang kelemahan digital marketing

menurut Saputra (2020), yaitu:


12

1) Kurangnya kepercayaan pengguna akibat maraknya kasus penipuan

terkait promosi virtual. Perusahaan yang menyajikan kejujuran dapat

mengalami efek dari hal ini terhadap reputasi kualitas dan citra

(branding);

2) Pemasaran internet yang belum dianut dan diakui oleh keseluruhan

publik. Seperti konsumen yang lebih tua masih kurang percaya dengan

lingkungan digital dan lebih suka dengan gaya tradisional.

Dapat disimpulkan bahwa digital marketing memiliki keunggulan dan

kelemahan yang beragam. Poin-poin keunggulan didominasi oleh manfaat

atas kemudahan yang dapat diperoleh dari aktivitas digital marketing yang

dapat menimbulkan kegiatan pemasaran perusahaan yang lebih efektif dan

efisien. Sedangkan, poin-poin kelemahan berisi kemungkinan hal-hal negatif

yang dapat membuat perusahaan mengalami hal terburuk yaitu kerugian

materiil maupun hilangnya kepercayaan konsumen.

1.2 Kerangka Digital marketing

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Kierzkowski (2017), kerangka

digital marketing terdiri dari:

a) Attract: Menarik para konsumen untuk mengunjungi media online yang

dimiliki perusahaan.

b) Engage: Membangkitkan minat dan partisipasi konsumen. Menurut

Chaffey (2021), fungsi ini juga berguna menjalin hubungan dengan

konsumen dalam jangka waktu yang panjang.


13

c) Retain: Memastikan konsumen selalu kembali berkunjung ke media

online perusahaan.

d) Learn: Mempelajari lebih lanjut mengenai data kunjungan di media online

seperti data demografi pengunjung, perilaku selama menggunakan media

online, dan kebutuhan ataupun hal-hal yang sedang diminati konsumen.

Data dapat diperoleh melalui penyebaran formulir atau survei online,

website page tracking.

e) Relate: Menyesuaikan interaksi dan penyampaian nilai produk ataupun

jasa yang dimiliki. Interaksi dengan konsumen dilakukan secara real time

yang tentunya terkait untuk menunjang kegiatan bisnis.

Dapat disimpulkan bahwa kerangka digital marketing ini dapat

membuat perusahaan menjadi lebih mudah membuat strategi dan

pengimplementasian dalam seluruh aktivitas digital marketing. Kerangka

digital marketing ini juga berguna sebagai suatu acuan untuk mengatur

aktivitas pemasaran perusahaan agar tidak keluar dari alur digital

marketing sehingga mempermudah menggapai tujuannya dan dapat

semakin banyak menjangkau konsumen.

1.3 Langkah-Langkah Pemasaran Digital

Dalam langkah-langkah pemasaran digital menurut Pranoto (2019)

terdapat suatu istilah dalam aktivitas digital marketingnya yaitu AIDA

(Awareness, Interest, Desire, dan Action) yang dikhususkan dalam proses

perkenalan produk atau jasa pada konsumen, antara lain:


14

1) Awareness (Kesadaran)

Dalam dunia digital, pemasar membangun dan meningkatkan

kesadaran konsumen dengan pemanfaatan pemasangan iklan di media

online. Sebab, menurut Abidin (2019) pada tahap ini konsumen mulai

menyadari produk atau jasa yang dimiliki perusahaan.

2) Interest (Ketertarikan)

Setelah adanya kesadaran konsumen, maka ketertarikan akan muncul.

Konsumen akan langsung mencari informasi terkait produk atau jasa

yang disajikan melaui media sosial maupun mesin pencari seperti

Google. Abidin (2019) menyebutkan bahwa tahapan ini dapat

membangun hubungan dan rasa percaya dengan memanfaatkan cara

call to action.

3) Desire (Keinginan)

Keyakinan timbul pada konsumen hingga membuat konsumen

berkeinginan mencoba produk atau jasa yang dimiliki perusahaan. Hal

ini dipicu oleh ketertarikan konsumen pada saat melihat informasi dari

segala bentuk aktivitas digital marketing perusahaan tersebut.

4) Action (Tindakan)

Sebagai tahapan terakhir bagi konsumen untuk penentuan

menindaklanjuti keinginannya terhadap produk atau jasa tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa teori langkah-langkah digital marketing

yaitu AIDA berguna untuk meningkatkan kesadaran seseorang terhadap

produk atau jasa perusahaan yang berlanjut memunculkan ketertarikan


15

yang diiringi keinginan sehingga menghasilkan suatu aksi atau tindakan

atas produk atau jasa yang diinginkan. Teori AIDA ini dapat

mempermudah perusahaan dalam menerapkan langkah untuk memberikan

informasi yang teratur mengenai produk atau jasanya yang berujung pada

perubahan perilaku konsumen yang positif dari target konsumen.

1.4 Jenis-Jenis Digital marketing

Menurut Kurniawan (2020), digital marketing terdiri dari beberapa jenis,

antara lain:

a. Website

Website merupakan suatu jenis digital marketing yang sangat umum

sebab hampir semua produk dan jasa yang dimiliki perusahaan maupun

pebisnis mempunyai website sebagai sarana promosi di era serba digital

ini. Website juga memberikan berbagai keuntungan, yaitu:

1) Sarana media promosi yang dapat diakses kapanpun;

2) Menyajikan informasi valid tentang produk atau jasa pada para

konsumen yang ingin mengetahuinya.

b. E-mail Marketing

Tujuan dasar dari e-mail marketing adalah untuk menarik konsumen

baru sekaligus mempertahankan konsumen yang telah digapai. Tujuan

tersebut dicapai dengan cara melakukan pengiriman promosi terbaru,

penyampaian informasi terkait produk atau jasa perusahaan terkini

maupun hal lainnya yang dikirim melalui e-mail perusahaan. E-mail

marketing pada aktivitas digital marketing telah menerapkan sistem


16

autoresponder sehingga sistem pengiriman satu per satu tidak berlaku.

Menurut Chakti (2019), e-mail marketing masih sangat kuat dan

berpengaruh untuk meningkatkan penjualan dan loyalitas merek pada

konsumen yang sudah digapai.

c. Social Media Marketing

Facebook, Instagram, dan Twitter merupakan media sosial yang

sering dimanfaatkan dalam aktivitas digital marketing jenis ini. Pemberian

review atas suatu produk dan jasa pun dapat dioptimalkan melalui

platform media sosial ini. Selain itu, perusahaan dan pebisnis juga dapat

membangun kedekatan dengan para konsumen. Terdapat pula teori

mengenai beberapa output yang dapat dihasilkan melalui social media

marketing, sebagai berikut: (Saragih, 2020)

a) Peningkatan Kesadaran Merek

Menurut Wigstrom (2020), faktor-faktor yang mempengaruhi

peningkatan kesadaran merek yaitu:

1) Pengunaan jalur pemasaran yang tepat dan menargetkan sasaran

konsumen.

2) Iklan maupun pesan yang harus dapat menarik dan mendorong

konsumen untuk berpartisipasi.

3) Penggunaan duta merek yang sejalan dengan target konsumen dan

mereknya.

4) Pemberian dorongan agar niat partisipasi konsumen muncul.


17

Salah satu kelebihan media sosial adalah iklan dapat ditampilkan

sesuai kebutuhan sehingga bermanfaat memberikan kemudahan

mensegmentasi target konsumen. Sebelum peraturan kontrol privasi di

media sosial, pemasar menargetkan iklan untuk semua pengguna media

sosial sehingga dapat mengalihkan pengguna lain yang tidak termasuk

dalam target. Setelah adanya regulasi privasi tersebut, pemasar dapat

lebih efektif dalam komunikasi dengan audiens yang telah ditargetkan.

b) Reputasi Meningkat

Wigstrom (2020) juga menjelaskan bahwa saat perusahaan telah

aktif memanfaatkan media sosial sebagai salah satu penerapan jenis

digital marketing, maka akan terdapat suatu peluang untuk menjawab

pertanyaan serta menanggapi konsumen yang dapat membuat reputasi

perusahaan meningkat jika dilakukan dengan tepat. Bila terdapat berita

negatif hal tersebut dapat merusak reputasi utama merek produk atau

jasanya serta perusahaan itu sendiri.

c) Peningkatan Hubungan

Keterlibatan publik dalam komunikasi melalui media sosial

memiliki efek peningkatan hubungan antara konsumen dengan

organisasi. Menurut Hudson (2020), interaksi organisasi dengan

konsumen melalui media sosial tersebut mempengaruhi kualitas

hubungan brand lewat mediasi pengaruh emosional yang terkandung

dalam pesan yang disampaikan.


18

d) Pengembangan Merek

Informasi mengenai perilaku dan kebutuhan konsumen diperlukan

dalam mengembangkan merek produk ataupun jasa guna memenuhi

kebutuhan konsumen. Perusahaan harus dapat menganalisis informasi

tersebut serta merumuskan hasilnya yang dapat dimanfaatkan pada

pengembangan merek produk ataupun jasa. Sebab, hasil dari strategi

inovasi merek ini dipengaruhi oleh kemampuan strategis media sosial

organisasi.

d. Search Engine Marketing

Jenis digital marketing ini berfungsi untuk mendukung website yang

dimiliki tampil pada halaman muka di mesin pencarian seperti pada

Google. Untuk mencapai hal tersebut maka dapat menggunakan dua

kategori berikut:

1) Search Engine Marketing (SEM)

Cara kerja SEM yaitu dengan cara memanfaatkan penggunaan

periklanan dan optimasi berbayar. Beberapa fitur teknologi SEM

yakni Google adwords, Bing Ads, dll. Terdapat teori yang menyajikan

manfaat SEM (Saragih, 2020), antara lain:

a) Dapat disesuaikan dengan budget;

b) Hasil yang cepat;

c) Target marketing dapat sesuai.


19

2) Search Engine Optimization (SEO)

SEO mengupayakan kenaikan website di halaman pertama google

dengan peletakan strategi kata kunci pada konten.

e. Video Marketing

Konsep yang menarik terkait produk dan jasa maupun perusahaannya

dapat ditayangkan melalui tampilan audio dan gambar. Pada saat ini, SEO

telah melengkapi video marketing agar dapat menentukan target sasaran

secara tepat. Jenis aktivitas digital marketing ini umumnya menggunakan

platform Youtube untuk mendapatkan konsumen.

f. Iklan Secara Online

Jenis ini memanfaatkan jaringan internet dan juga membutuhkan

pengeluaran biaya yang berasal dari dana promosi. Iklan online ini dapat

melalui berbagai media seperti Youtube, Instagram, Facebook, dll.

Keuntungan dari beriklan secara online yaitu perusahaan maupun pebisnis

dapat menetapkan target konsumen yang akan melihat iklan online

tersebut. Chakti (2019) juga menjelaskan bahwa beriklan online dapat

pula memanfaatkan media online profesional seperti Kompas.com,

Detik.com dan lainnya yang mempunyai departemen khusus iklan

tersendiri.

Dapat disimpulkan bahwa seluruh jenis digital marketing mempermudah

perusahaan untuk menggapai tujuan dari pemasaran produk atau jasa yang

dimilikinya secara online. Dengan adanya jenis digital marketing berupa

pemanfaatan website, e-mail marketing, social media marketing, search


20

engine marketing, iklan secara online, video marketing dapat membuat

perusahaan memperoleh konsumen lebih luas karena segala jenis tersebut

memanfaatkan teknologi digital yang terhubung dengan internet. Seluruh jenis

tersebut berisikan konten tentang informasi dan promosi yang tentunya harus

dapat menarik perhatian dan minat beli.

2. Definisi Optimalisasi

Menurut Hermawan (2019), optimalisasi adalah suatu proses pencarian

solusi yang terbaik dan tidak selalu menghasilkan keuntungan tertinggi yang

dapat dicapai bila tujuan pengoptimalan berupa memaksimalkan keuntungan

atau tidak selalu biaya terkecil yang bisa ditekan bila tujuan

pengoptimalannya berupa meminimalkan biaya produksi. Sedangkan menurut

Winardi (2020), optimalisasi merupakan ukuran yang menyebabkan suatu

tujuan tercapai sedangkan bila dipandang dari sudut usaha, optimalisasi

adalah usaha memaksimalkan kegiatan guna mewujudkan keuntungan yang

diinginkan. Adapun menurut Yuwono (2021), optimalisasi berasal dari kata

optimal yang memiliki arti tertinggi atau terbaik maka optimalisasi

merupakan suatu proses yang diarahkan guna memperoleh hasil yang terbaik.

Rao (2020) mendefinisikan bahwa optimalisasi adalah tindakan

mendapatkan hasil yang terbaik dalam suatu keadaan tertentu. Tujuan akhir

dari seluruh keputusan tersebut untuk meminimalkan upaya yang diperlukan

atau untuk memaksimalkan manfaat yang diinginkan. Selain itu, Hudfaizah

(2020) mengungkapkan bahwa optimalisasi merupakan ukuran yang


21

menyebabkan tercapainya suatu tujuan guna pencarian nilai terbaik yang

tersedia dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks.

Dapat disimpulkan bahwa optimalisasi merupakan suatu proses atau cara

yang dimanfaatkan dalam pembuatan suatu keputusan agar menjadi lebih

efektif maupun proses pencarian nilai ataupun solusi yang terbaik untuk

mencapai suatu tujuan dengan meminimalkan atau memaksimalkan suatu

proses hingga mencapai hasil yang optimal.

3. Hubungan Branding dengan Digital marketing

Terdapat penjelasan bahwa digital marketing berperan penting dalam

membangun aktivasi merek sebab dengan melakukan aktivasi brand secara

online dan digital dapat membuat brand tersebut lebih banyak dikenal yang

mana efek dari digital marketing memiliki jangkauan yang lebih luas dari

konvensional (Yusuf, 2016). Sehingga, brand awareness atas produk, jasa

sekaligus perusahaan dapat meningkat. Menurut Keller (2020), Branding

diartikan sebagai tanda, simbol, nama, istilah, kombinasi atau rancangan dari

semua hal tersebut yang berguna dalam indentifikasi atas suatu barang, jasa

atau kelompok penjual untuk membedakannya dari pesaing.

Menurut Men (2020) menjelaskan bahwa keterlibatan pelanggan

merupakan suatu hubungan antara organisasi dengan pelanggan yang tak

hanya mengkonsumsi namun juga turut berkontribusi dalam penciptaan

organisasi atau brand. Kegiatan kontribusi dimulai dari komunikasi secara dua

arah, membaca pesan, dan memberi pendapat atau rekomendasi secara online
22

yang secara tidak langsung berpartisipasi dalam komunikasi pemasaran

terhadap perusahaan. Menurut Kazali (2018), hadirnya digital marketing

disebabkan oleh adanya kemajuan perkembangan teknologi dengan Web 2.0

yang diiringi oleh mobile technology. Maka, digital marketing menjadikan

perusahaan mudah dijangkau oleh konsumen dengan hadir di berbagai media

melalui akses langsung. Hal ini disebut dengan pendekatan horizontal sebab

ketika pemasar dan pelanggan berada di garis yang sama. Keduanya pun dapat

saling menjangkau sehingga kepuasan konsumen terhadap pelayanan pun

dapat terpenuhi, bila terdapat perbedaan layanan dapat memungkinkan

konsumen meninggalkan brand tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa branding merupakan bagian penting dalam

aktivitas digital marketing sebab produk dan jasa yang dimiliki perusahaan

harus memiliki elemen-elemen yang ada dalam branding secara matang

terlebih dahulu agar memperoleh interest publik dan brand equity yang tinggi

untuk mendukung kelancaran penyampaian informasi serta promosi yang

dilakukan perusahaan melalui aktivitas digital marketing. Tanpa adanya

branding, perusahaan tidak dapat menerapkan pemasaran digital sebab produk

atau jasanya tidak dapat bersaing dengan para pesaing lainnya jika tidak ada

pembeda atau ciri khasnya. Seperti yang telah diketahui bahwa masa digital

kini, perusahaan berlomba-lomba membentuk branding online yang kuat agar

produk atau jasanya diminati publik


23

B. Kerangka Berpikir

Digital marketing adalah suatu kegiatan pemasaran yang dapat dilakukan oleh

perusahaan atau lembaga dan para pebisnis dengan memanfaatkan berbagai media

teknologi yang terhubung dengan pemanfaatan internet guna mencapai aktivitas

pemasaran dan penyampaian informasi atas produk atau jasanya secara lebih cepat

dan meluas. Ketidakoptimalan suatu perusahaan dalam mengawasi dan

menerapkan aktivitas digital marketing membuat perusahaan tidak dapat

memperoleh banyak konsumen serta tidak dapat memiliki tingkat interest yang

tinggi atas produk atau jasa yang disajikan sehingga loyalitas pelanggan dapat

menurun pula.

Perusahaan membutuhkan strategi dan penerapan aktivitas digital marketing

yang tepat agar dapat meningkatkan tingkat penjualan maupun konsumsi atas

produk atau jasanya secara online. Hal ini selaras dengan pendapat Prasetya

(2020) yang menyebutkan bahwa pengaruh dari aktivitas digital marketing pada

perilaku konsumen secara online membuat dampak yang positif untuk membuat

keputusan pembelian produk atau jasa suatu perusahaan. Jika keputusan

pembelian tersebut meningkat maka perusahaan pun akan mendapatkan

keuntungan. Sehingga, perusahaan akan menjadi lebih mudah dalam

memaksimalkan strategi menarik minat beli konsumen dan penerapan aktivitas

digital marketing kedepannya dengan pemantauan perilaku konsumen secara

online.
24

Pemantauan perilaku konsumen secara online juga termasuk hal penting yang

diutamakan dalam aktivitas digital marketing perusahaan untuk mencapai

keberhasilan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hanafiah (2021) bahwa digital

marketing dapat memudahkan kegiatan pemantauan dan ketersediaan segala

keinginan dan kebutuhan calon konsumen. Namun, calon konsumen juga dapat

mencari dan memperoleh informasi produk atau jasa hanya dengan menjelajahi

dunia maya. Dengan kata lain, digital marketing dapat memberikan efek

kemudahan dalam menjangkau seluruh publik tanpa batasan ruang dan waktu.

Walaupun manfaat digital marketing dapat menjangkau seluruh masyarakat

tanpa adanya batasan apapun, namun digital marketing tetap harus didukung oleh

konten-konten yang kreatif. Hal tersebut sama halnya seperti yang dikemukakan

oleh Arianto (2020) bahwa salah satu hal penting dalam pemasaran digital yaitu

mempersiapkan konten yang kreatif, menarik dan inovatif. Sebab, konten kreatif

merupakan bagian kampanye kreatif yang dapat membangun partisipasi publik

secara digital. Maka, dalam digital marketing sangat erat kaitannya dengan

pemilihan konten kreatif yang memilik unsur share tinggi sebab dapat membuat

publik tertarik dan mulai mengenal informasi terkait produk atau jasa yang

ditawarkan perusahaan. Informasi tersebut dapat disajikan dengan melakukan

promosi. Seperti penjelasan yang diungkapkan oleh Lestari (2020) bahwa

perusahaan dapat melakukan promosi melalui lima saluran dalam pemasaran

digital yaitu melalui media sosial, website, forum discussion, online advertising,

dan mobile application. Agar kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan

tersebut tepat sasaran maka perusahaan harus melakukan riset pasar telebih
25

dahulu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hendarsyah (2020) bahwa riset pasar

dalam digital marketing bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan masalah,

mengumpulkan, menganalisa dan mengolah data, serta menyebarkan informasi

yang bermanfaat.

Apabila aktivitas digital marketing berjalan dengan tepat dan optimal maka

akan menghasilkan tercapainya tujuan seperti pendapat Krisnawati (2019) bahwa

digital marketing ditujukan untuk mempromosikan suatu brand menjadi lebih

besar, meningkatkan penjualan serta membangun preferensi. Namun sebaliknya

bila aktivitas digital marketing berjalan tidak tepat seperti penjelasan Jessica

(2021) bahwa kesalahan yang sering terjadi saat melakukan pemasaran secara

digital yaitu dalam penentuan target pemasaran. Sehingga, bila hal tersebut terjadi

dapat membuat perusahaan terhambat dalam mengembangkan usaha yang

dijalaninya. Selain itu, penerapan digital marketing yang tidak tepat juga dapat

membuat perusahaan mengalami penurunan kepercayaan konsumen seperti yang

diungkapkan oleh Azmi (2021) bahwa bila dalam salah satu jenis aktivitas

pemasaran digital tidak maksimal maka akan menimbulkan efek komentar buruk

yang membuat reputasi perusahaan maupun brand produk atau jasanya menjadi

tidak baik oleh publik.

Berdasarkan kegiatan observasi yang telah dilakukan Penulis, terdapat

beberapa masalah dalam optimalisasi digital marketing LKP Grafologi Indonesia

yaitu pemanfaatan berbagai jenis digital marketing yang masih belum rata dan

seimbang. Selain itu, kurangnya fokus dan persiapan pematangan konsep


26

branding salah satu produknya. Sehingga kedua hal tersebut dapat berdampak

pada ketidakoptimalan jalannya akivitas digital marketing.

Solusi yang dapat diterapkan dalam permasalahan yang telah Penulis jelaskan

pada latar belakang masalah yaitu optimalisasi digital marketing yang dijalankan

pada LKP Grafologi Indonesia haruslah dapat menerapkan pengoptimalan dan

keseimbangan dalam pemanfaatan segala jenis digital marketing atas seluruh

produknya yang sejalan dengan penjelasan Joseph (2017) bahwa pemanfaatannya

haruslah mengandung elemen strategi digital marketing seperti konten, search

engine, media sosial, community web dan sistem costumer relation manager untuk

kepentingan pemasaran jangka panjang. Terdapat pula penjelasan Sari (2021)

bahwa perusahaan dapat memperhatikan serta mengimplementasikan keseluruhan

langkah-langkah digital marketing serta menerapkan solusi seperti yang

dijelaskan Brodjonegoro (2017) dengan memaksimalkan penerapan teori kerangka

digital marketing yang berisi lima tahapan penting agar dapat mencapai

kesuksesan tujuan pemasaran digital perusahaan.

Persiapan dan branding produk dan jasa yang masih baru juga harus segera

lebih difokuskan agar publik tidak memiliki pandangan yang berubah-ubah akibat

dari aktivitas digital marketing menyajikan segala informasi maupun promosi

yang masih belum memiliki dasar yang kuat akibat belum matangnya persiapan

dan proses branding atas produk atau jasa tersebut. Solusi tersebut selaras dengan

pendapat Aristawidia (2018) bahwa dengan terciptanya branding yang kuat bagi

suatu bisnis perusahaan maka akan membuka peluang yang besar untuk

mendapatkan konsumen sebab telah tertanam nilai lebih di benak konsumen.


27

Apabila semua solusi tersebut dapat diterapkan, tentunya optimalisasi aktivitas

digital marketing pada LKP Grafologi Indonesia dapat berjalan dengan lancar dan

sukses sehingga segala tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan mudah.

C. Metodologi Penulisan

1. Tempat dan Waktu

Penulis melakukan sebuah observasi pada:

Nama Perusahaan : Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Grafologi

Indonesia

Jenis : Lembaga Swasta

Alamat : Jalan Haur Pancuh II No. 1D, Kec. Coblong, Kota

Bandung 40132

Telepon : 0856-222-9842 / 0813-1234-6162

E-mail : info@grafologiindonesia.com

Website : www.grafologiindonesia.com

Bahwa penulis telah melaksanakan observasi yang juga merupakan lokasi

Praktik Kerja Lapanga di LKP Grafologi Indonesia terhitung sejak bulan

Januari hingga April 2021. Lembaga tersebut merupakan suatu lembaga yang

bergerak dalam bidang edukasi dengan fokus utama pada bidang grafologi.

Selain itu, LKP Grafologi Indonesia juga merupakan suatu sumber informasi

otentik tentang grafologi di Indonesia serta menjadi satu-satunya Lembaga

Kursus dan Pelatihan tentang grafologi di Indonesia yang menjadi Contact


28

Center Representative untuk KAROHS International School of Handwriting

Analysis yang berkantor pusat di United States of America (USA).

LKP Grafologi Indonesia didirikan pada tahun 2012 oleh Syibly Avivy A.

Mulachela, M.Psi., PSIKOLOG, CMHA. dan telah resmi legalitasnya pada

tahun 2014. Motto yang digagas oleh LKP Grafologi Indonesia yaitu

“Kepuasan dan Kepercayaan Anda adalah Mahkota Kami”. Sehingga dapat

dikatakan bahwa LKP Grafologi Indonesia terus bertekad dalam memberikan

pelayanan dan meningkatkan pengembangan demi memberikan manfaat yang

terbaik bagi seluruh konsumennya.

2. Metodologi Penelitian

a. Metode Analisis Deskriptif

Jenis metode yang digunakan Penulis adalah metode penelitian

analisis deskriptif. Menurut Hasan (2017), menjelaskan analisis

deskriptif adalah bentuk analisis data penelitian untuk menguji

generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sample. Analisa

deskriptif ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif. Hasil

analisisnya yaitu apakah hipotesis penelitian dapat digeneralisasikan

atau tidak. Bila hipotesis nol diterima, maka hasil penelitian dapat

digeneralisasikan. Selain itu, analisis deskriptif ini menggunakan satu

variabel atau lebih namun bersifat mandiri.


29

b. Teknik Pengumpulan Data

Jenis teknik pengumpulan data yang digunakan penulis selama

melakukan penulisan adalah:

1) Studi Observasi

Morris (2017) mendefinisikan observasi sebagai aktivitas

mencatat suatu gejala dengan bantuan instrumen-instrumen dan

merekamnya dengan tujuan ilmiah atau tujuan lain. Lebih lanjut

dikatakan bahwa observasi merupakan kumpulan kesan tentang

dunia sekitar berdasarkan semua kemampuan daya tangkap panca

indera manusia.

2) Studi Kepustakaan

Menurut Syaibani (2017), Studi kepustakaan adalah segala

usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi

yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang

diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah,

laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi,

peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan,

ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun

elektronik lain.

Anda mungkin juga menyukai