Anda di halaman 1dari 7

SEJARAH NABI MUHAMMAD PERIODE MEKKAH

A. Keadaan Masyarakat Arab Sebelum Islam


1. Jazirah Arab atau semenanjung Arabia adalah daerah yang berbentuk memanjang dan tidak
parallelogram. Di sebelah utara berbatasan dengan Palestina dan padang Syam, di sebelah timur
berbatasan dengan Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia, di sebelah selatan
berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Teluk Aden, sedangkan di sebelah barat Laut Merah.
Jadi, dari sebelah barat dan selatan daerah ini dikelilingi lautan, dari utara padang sahara dan dari timur
padang sahara dan Teluk Persia.
2. Secara umum, keadaan wilayah di Jazirah Arab adalah tandus, sehingga hal ini melindunginya dari
penjajahan dan penyebaran agama. Wilayah yang dianggap cukup subur adalah daerah Yaman yang
terletak di sebelah selatan.
3. Jazirah Arab diapit oleh dua kekaisaran besar yang berada di sebelah utara, yaitu kekaisaran Persia
yang beragama Majusi (penyembah api) dengan kitab sucinya Zend Avesta dan kekaisaran Romawi
yang beragama Nasrani/kristen dengan kitab sucinya Injil.
4. Kehidupan penduduk Arab pada masa itu rata-rata hidup nomaden (suka berpindah-pindah dan
mengembara). Selain itu, kehidupan mereka dibentuk berdasarkan kabilah (suku). Kabilah ini dibentuk
oleh kelompok-kelompok keluarga atas dasar pertalian darah (nasab), perkawinan dan sumpah setia.
Setiap kabilah dipimpin oleh seorang Syaikh yang dipilih dari seorang anggota tertua melalui
musyawarah.
5. Secara garis besar, ada dua macam penduduk yang hidup di Arab ketika itu, yaitu: (a) Penduduk kota,
rata-rata pedagang dengan dua kota terkenalnya yaitu Mekkah dan Madinah, dan (b) Penduduk desa
(badui), rata-rata petani, peternak dan penggembala.
6. Masa kehidupan masyarakat Arab sebelum Islam dinamakan masa Jahiliyah (masa kebodohan).
Disebut Jahiliyah bukan karena tidak berilmu, tetapi karena penduduknya kebanyakan suka berbuat
kejahatan, suka berperang, membunuh, melecehkan wanita, melakukan takhayul, menyembah berhala
dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan itu adalah contoh kebudayaan arab Jahiliyah yang buruk. Akan
tetapi ada beberapa kebudayaan Arab jahiliyah yang baik, di antaranya di bidang kesusastraan (seni),
di mana masyarakat Arab suka sekali membuat karya-karya syair (puisi) dan para penyair pada waktu
itu dianggap orang yang mempunyai kedudukan tinggi.
B. Misi Nabi Muhammad SAW Sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin
1. Kelahiran Nabi Muhammad
a) Muhammad SAW dilahirkan di kota Mekkah (Hijaz) pada tanggal 12q Rabiul Awwal tahun Gajah atau
bertepatan tanggal 20 April 571 Masehi.
b) Beliau wafat pada hari senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun 11 H bertepatan dengan 8 Juni 632 M.
c) Beliau merupakan keturunan suku Quraisy, suku bangsawan yang sangat berpengaruh di Arab.
d) Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib yang wafat ketika beliau masih berada dalam
kandungan ibunya, Siti Aminah. Sedangkan ibunya wafat ketika beliau berumur 6 tahun. Kemudian
beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib selama dua tahun dan oleh pamannya, Abu Thalib.
2. Kerosulan Muhammad
a) Pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan Khadijah, seorang janda kaya yang berusia 40 tahun.
Kemudian selang beberapa lama beliau mendapat gelar al-Amin (orang yang dapat dipercaya), gelar ini
diberikan karena beliau berhasil mengatasi perselisihan para pemuka suku Quraisy dalam peletakkan
Hajar Aswad (batu hitam yang suci) di dinding Ka’bah
b) Pada usia 40 tahun, beliau sering datang ke Gua Hira yang terletakq di perbukitan
Jabal Nur untuk bertahanuts atau melakukan pemusatan jiwa dan merenungi keadaan
masyarakat arab yang masih Jahiliyah. Pada malam 17 Ramadhan tahun 610 M. ketika
sedang bertahanuts, datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama, yaitu al-
Quran Surat al-‘Alaq ayat 1-5:È
Artiya; ” Bacalah Atas Nama Tuhanmu Yang Telah Menjadikan Makhluk. Dia Telah Menjadikan
Menusia Dari Segumpal Darah. Bacalah ! Tuhan Engkaualah Yang Amat Pemurah. Yang Mengajar
Manusia Dengan Pena. Dia Mengajar Manusia Apa-apa Yang Belum Diketahui. ( Qs. Al-alaq; 1 – 5 )
c) Dengan turunya wahyu yang pertama manandakan bahwa Allah SWT telah mengangkat Muhammad
sebagai Nabi dan Rasul Nya. Setelah menerima wahyu yang pertama Nabi Muhammad SAW tidak
langsung bergerak untuk berda’wah. Nabi Muhammad saw. dalam kondisi bingung, takut dan gemetar
yang akhirnya ditenangkan oleh istri beliau yaitu Siti Khadijah.
d) Kemudian setelah itu, turun wahyu yang kedua yaitu surat al-Mudatsir ayat 1 – 7. Dengan turunnya
wahyu yang kedua ini maka beliau memulai dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi
e) Sasaran dakwahnya terbatas pada orang-orang dekat disekitar beliau . Yang mula-mula menerima
dakwah beliau adalah Siti Khodijah( istrinya) Ali bin Abi Talib (anak pamannya),Abu Bakar (sahabat
nya), dan Zaed bin Harisah (pembantunya).
3. Dakwah Pada Masa Awal
Dakwah secara sembunyi-sembunyi.Dakwah ini dilakukan selama kurang lebih tiga tahun dan berhasil
mengislamkan:
1.Khadijah (istri Nabi) 6. Utsman bin Affan
2. Abu Bakar (sahabat dekat Nabi) 7. Zubair bin Awwam
3. Ali bin Abi Thalib (sepupu Nabi) 8. Sa'ad bi abi Waqash
4. Zaid bin Haritsah (budak yang dipelihara 9. Talhah bin Ubaidillah
Nabi), 10.Abdurrahman bin Auf
5. Bilal bin Rabah (seorang budak kulit 11.Arqam bin Abil Arqam dan lain-lain.
hitam)
(Orang-orang yang disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang pertama masuk
Islam).
4. Dakwah secara terang-terangan. dilakukan selama sepuluh tahun setelah turun Al-Qur’an surat al-
Hijr ayat: 94
a. Langkah pertama yang dilakukan Nabi dalam berdakwah dengan cara terang-terangan adalah
mengumpulkan warga kota Mekkah di bukit Shofa. Di antara orang-orang yang hadir adalah Abu
Lahab, Abu Jahal, dan Umar bin Khattab. Setelah semua berkumpul, Nabi mulai berdakwah, tetapi Nabi
malah dicemooh dan dilempari. Bahkan Abu Lahab mencaci-maki dan melempari beliau dengan batu.
Akhirnya pertemuan itu berakhir dengan kekacauan.
b. Meskipun demikian, dakwah dengan cara ini telah memberikan hasil dengan bertambahnya jumlah
pemeluk Islam dari golongan lemah seperti wanita, budak, pekerja dan orang-orang miskin .
5. Hambatan-hambatan Dakwah Nabi Di Mekkah
Banyaknya tokoh bangsawan kafir Quraisy yang menolak, menentang dan mengancam Nabi seperti
Abu Lahab, Abu Jahal dan Abu Sofyan. Penentangan ini dilakukan oleh mereka dengan alasan:
a) Nabi yang keturunan Bani Hasyim dianggap akan menundukkan dan menguasai otoritas politik dan
ekonomi bangsa Arab yang saat itu dipegang oleh Bani Abdi Syam
b) Kekhawatiran akan hilangnya sistem kasta di kehidupan sosial masyarakat Arab. Dalam hal ini
derajat dan kehormatan para bangsawan Arab Quraisy merasa terancam dalam hal kekuasaan, wibawa
dan pengaruh di masyarakat.
c) Nabi akan menghilangkan tradisi yang sudah diwarisi secara turun temurun dari nenek moyang
mereka.
d) Adanya bujukan dari pamannya Abu Thalib (pelindung Nabi) agar menghentikan dakwah. Bujukan ini
dilakukan pamannya karena ia didesak oleh para tokoh kafir Quraisy untuk menghentikan kegiatan Nabi
dalam berdakwah. Namun demikian, bujukan ini tidak berhasil karena keteguhan Nabi dalam
berdakwah.
e) Banyaknya para pengikut Nabi yang disiksa karena masuk Islam, seperti Bilal bin Rabah, Zubair bin
Awwam dan Abu Bakar, sehingga Nabi sempat memerintahkan beberapa sahabatnya untuk hijrah ke
Habasyah (Ethiopia).
f) Adanya pemboikotan kaum kafir Quraisy yaitu:
1) tidak mau berbicara dengan orang Islam,
2) tidak mau jual beli dengan orang Islam,
3) tidak mau menikah dengan orang Islam.
Pemboikotan berjalan selama 3 tahun, dan berhenti ini setelah papan pengumuman yang dipasang di
Ka’bah habis dimakan rayap. Selain itu beberapa orang Quraisy juga mempunyai perasaan tidak tega
melihat akibat pemboikotan tersebut.
Contoh Penderitaan Yang Dialami Umat Islam (Sahabat Bilal) Ketika Mereka Menyatakan dan
memepertahankan Keislaman sehingga mereka disiksa oleh orang-orang Kafir
6. Misi Dakwah Nabi Di Mekkah
a) Mengajak masyarakat menyembah kepada Allah SWT semata (tauhid) dan meninggalkan
menyembah berhala.
b) Mengajarkan adanya hari kiamat, setiap manusia akan diminta pertanggungjawaban selama mereka
hidup di dunia.
c) Mengajak masyarakat berbuat baik dan berakhlak terpuji dan melarang berbuat kejahatan dan
kerusakan.
d) Mengajak masyarakat untuk menegakkan keadilan dan persamaan derajat antara laki-laki dan
perempuan.
7. Ibrah/Hikmah Dakwah Nabi Di Mekkah
a) kepribadian Nabi yang mempunyai sifat sidik (selalu benar), amanah (dapat dipercaya), Tabligh
(berani menyampaikan) dan fatonah (cerdas).
b) Tidak pernah menyerah dalam berdakwah, walaupun banyak ancaman yang dihadapi
c) Berani berkorban harta benda dan nyawa.
d) Dalam berdakwah, selalu menggunakan siasat atau cara yang baik dan bertahap. Tahap pertama
dengan sembunyi-sembunyi guna menyusun kekuatan dan tahap kedua dengan terang-terangan
(terbuka).
8. Hal-hal Yang Perlu Diteladani Dari Perjuangan Dakwah Nabi Di Mekkah
a) Menampilkan sikap terpuji sebagaimana yang telah dilakukan Nabi dengan sifat-sifatnya.
b) Dalam melakukan segala sesuatu harus mempunyai perencanaan, sungguh-sungguh, tidak gampang
menyerah dan selalu berdoa agar hasilnya dapat memuaskan
c) Berani berkorban dan bertanggungjawab.
d) Berdakwah secara terbuka pada saat kedudukan makin menguat
e) Melukan hijrah untuk menyusun kekuatan
f) Menyandarkan keberhasilan kepada Alloh swt.

SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH


A. Madinah Sebelum Kedatangan Islam
1. Sebelum Islam datang, kota Madinah bernama Yatsrib. Penduduknya terdiri dari dua golongan besar
yang sering bertikai dan berperang, yaitu:
1. Golongan bangsa Yahudi yang terdiri dari : a.Bani Qainuqa, b.Bani Quraizah dan c. Bani Nazir
2. Golongan bangsa Arab yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj.
2. Kota Yatsrib termasuk daerah subur dan pusat pertanian serta merupakan jalur perdagangan ramai
yang menghubungkan antara Yaman di selatan dan Syiria di Utara.
B. Proses Masuknya agama Islam ke Madinah dan Hijrahnya Nabi ke Madinah
1. Ketika Nabi masih di Mekkah, banyak penduduk Yatsrib melaksanakan Ibadah Haji ke Mekkah.
Kesempatan ini digunakan oleh Nabi untuk mengajak penduduk Yatsrib untuk masuk Islam
2. Akhirnya, setiap orang Yatsrib yang ke Mekkah menyatakan masuk Islam.
3. Bahkan, tahun 621 M Nabi menemui rombongan haji dari Yatsrib yang berjumlah 12 orang di bukit
aqabah dan melakukan perjanjian.
4. Perjanjian ini disebut “Perjanjian Aqabah I” yang isinya:
1. Penduduk Yatsrib akan setia melindungi Nabi 4. Tidak membunuh dan berdusta
2. Rela berkorban harta dan jiwa 5. bersedia membantu
menyebarkan Islam
3. Tidak akan menyekutukan Allah
C. Usaha-usaha Yang Dilakukan Rosululloh Setelah Berada Di Madinah
1. Mendirikan Masjid,
a) Masjid yang pertama didirikan Nabi di Madinah adalah Masjid Nabawi dibangun di atas
tanah yang dibeli Nabi dari dua orang miskin bernama Sahl bin Amr dan Suhail bin Amr.
b) Pendirian masjid ini dimaksudkan selain sebagai pusat Ibadah dan dakwah Islam,
namun juga berperan sebagai tempat bermusyawarah kaum Muslimin, tempat untuk mempersatukan
kaum Muslimin, bahkan dijadikan sebagai pusat pemerintahan. Di salah satu penjuru masjid disediakan
tempat tinggal untuk orang-orang miskin yang tidak mempunyai tempat tinggal, mereka dinamai Ahlus-
Suffah.
c)Selanjutnya, dimulailah pembangunan jalan raya di sekitar masjid, sehingga lama-kelamaan tempat itu
menjadi pusat kota dan pemukiman serta perniagaan.
d) Pesatnya pembangunan di sekitar masjid Nabawi menyebabkan banyak pendatang
dari luar Madinah.
2. Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshor. Cara ini dilakukan Nabi untuk mengokohkan
persatuan Umat Islam di Madinah.ž
Persaudaraan ini didasarkan atas persaudaraan seagama dan bukan atas dasar kesukuan. Sebagai
contoh, Nabi mempersaudarakan Hamzah bin Abdul Muthalib dengan Zaid bekas budaknya, Abu Bakar
bersaudara dengan Kharija bin Zaid, dan Umar bin Khattab bersaudara dengan 'Itban bin Malik Al-
Khazraji.
Kaum Muhajirin kemudian banyak yang menjadi pedagang dan petani. Diantaranya Abdurrahman bin
Auf menjadi pedagang, sedangkan Umar bin Khottob dan Ali bin Abi Tholib menjadi petani.
3. Membuat perjanjian damai antara Kaum Muslimin dan Kaum Yahudi
a) Nabi membuat peraturan-peraturan yang disebut dengan “Piagam Madinah” yang
isinya antara lain:
1. Kaum Muslim dan Yahudi akan hidup berdampingan dan bebas menjalankan agamanya masing-
masing.
2. Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka yang lain wajib membantu.
3. Apabila terjadi perselisihan antara keduanya, penyelesaian diserahkan kepada Nabi selaku
pemimpin tertinggi di Madinah.
4. Dalam Piagam tersebut terdapat beberapa asas, yaitu: kebebasan beragama, persamaan, keadilan,
perdamaian dan musyawarah.
4. Meletakkan Dasar-dasar Pemerintahan, Ekonomi dan Kemasyarakatan
b) Dalam bidang pemerintahan diterapkan prinsip musyawarah (demokrasi), yaitu dalam
memutuskan masalah harus bermusyawarah terlebih dahulu.
c)Dalam bidang ekonomi diterapkan asas koperasi, yaitu tiap-tiap Muslim harus saling membantu.
d) Dalam kehidupan bermasyarakat diterapkan asas keadilan, harus salingž tolong
menolong, menghargai persamaan hak dan kewajiban sesama Muslim, tidak ada perbedaan pangkat,
harta dan keturunan, harus mengasihi dan memelihara anak yatim, menyantuni janda-janda.
e) Dengan demikian, maka berdirilah kota Madinah sebagai kota terbesar di Jazirah Arab
dengan kemegahan yang ditampilkannya.
Pada masa ini, masyarakat Muslim berkembang menjadi masyarakat besar dan menjadi pusat untuk
kegiatan perekonomian, perdagangan dan pertanian.

D. Perjuangan Nabi Muhammad SAW Dan Para Sahabat Di Madinah


1) Sejak hijrah ke Madinah, selama kurang lebih 10 tahun, Nabi dan para sahabatnya berdakwah
kepada penduduk Madinah tanpa mengenal lelah, dan tidak pernah putus asa.
2) Kebanyakan penduduk Madinah, terutama suku Aus dan Khazraj, menerima dakwah Nabi tersebut.
Akan tetapi, dalam perjalanan dakwahnya, Nabi menemui rintangan, khususnya dari orang-orang
Yahudi yang tidak senang dengan keberhasilannya.
3) Salah seorang Yahudi Munafik yang tidak senang adalah Abdullah bin Ubay. Ia selalu melaporkan
kegiatan Nabi di Madinah kepada kaum kafir Quraisy di Mekkah, sehingga pada masa-masa kemudian
terjadilah banyak peperangan dengan kaum kafir Quraisy Mekkah.
Beberapa Peperangan Yang Terjadi Ketika Nabi Berada Di Madinah :
1) Perang Badar
a) terjadi di dekat sumber mata air milik seorang bernama Badar pada tanggal 17
Ramadhan tahun 2 H bertepatan 5 Januari 623 M.
b) Dalam perang ini pasukan Islam hanya berjumlah 313 orang yang dipimpinž oleh Nabi
Muhammad SAW, sedangkan pihak kafir Quraisy berjumlah 1000 orang yang dipimpin oleh Abu
Sufyan.
c)Perang ini dimenangkan oleh umat Islam dengan korban tewas sebanyak 14 orang Muslim dan 70
orang kafir termasuk Abu Jahal.
2) Perang Uhud
a) Perang ini berlangsung pada bulan Sya’ban tahun 3 H bertepatan bulan Januari 625 M
di sebuah perbukitan bernama Uhud.
b) Pasukan Islam pimpinan Nabi pada awalnya berjumlah 1000 orang, tetapiž 300 orang
membelot karena hasutan Abdullah bin Ubay. Sedangkan pasukan kafir Quraisy berjumlah 3000 orang
yang dipimpin Abu Sufyan dan istrinya Hindun.
c)Perang ini pada awalnya hampir dimenangkan oleh umat Islam, tetapi karena pasukan Islam
meninggalkan posisi perang untuk mengambil harta rampasan perang (ghanimah), akhirnya pasukan
Islam mengalami kekalahan
d) Bahkan Hamzah bin Abdul Mutholib (paman Nabi) terbunuh dan isi tubuhnya dikoyak-
koyak oleh Hindun. Korban meninggal dari pihak umat Islam adalah 70 orang, sedangkan kafir Quraisy
berjumlah 23 orang.
3) Perang Khandaq
a) Perang terjadi di sebelah utara Madinah pada bulan Syawal 5 H atau Maret 627 M.
Perang Khandaq ini disebut juga perang Ahzab.
b) Dalam perang ini, pasukan musuh berjumlah 10.000 orang yang dipimpin Abu Sufyan,
sedangkan pasukan Islam hanya berjumlah 3000 orang pimpinan Nabi dan Ali bin Abi Tholib.
c)Atas usul dari Salman Al-Farisi (orang Persia), pasukan Islam membuat parit mengelilingi perbatasan
kota Madinah. Akibat adanya parit ini, pasukan kafir Quraisy mengalami kekalahan.
Selain empat perang di atas, ada beberapa peperangan lagi yang terjadi antara umat Islam dengan
kaum kafir yaitu:
1. Perang Khaibar
2. Perang Mu’tah
3. Perang Tabuk.
Di Samping Peperangan, Nabi Dan Para Sahabatnya Juga Melakukan beberapa usaha dan berhasil
dengan baik dalam Menghadapi Kaum Kafir, Yaitu:
1. Mengadakan Perjanjian Hudaibiyah dengan orang-orang Kafir Qurays di Mekkah.
a) Perjanjian ini berlangsung pada bulan Zulkaidah tahun 6 H atau 628 M di daerah
Hudaibiyah.
b) Asal mula terjadinya perjanjian ini adalah adanya keinginan kaum Muhajirin untuk
beribadah haji dan menengok saudara mereka di Mekkah yang selama enam tahun tidak bertemu.
c)Akan tetapi keinginan ini dihalangi oleh kaum Kafir Quraisy.
d) Maka Nabi pun berangkat dengan kaum Muhajirin untuk pergi ke Mekkah,
sesampainya di Hudaibiyah dicegatlah Nabi dan para pengikutnya oleh kaum Quraisy. Dari sinilah
kemudian lahirlah perjanjian Hudaibiyah.
Isi Perjanjian Hudaibiyah :
1. Umat Islam dan kaum kafir Quraisy tidak boleh saling serang selama 10 tahun.
2. Nabi dan pengikutnya tidak diperkenankan beribadah haji pada tahun ini.
3. Kaum Muslim wajib mengembalikan orang Mekkah yang menjadi pengikut Nabi di Madinah,
sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang menjadi pengikut
mereka.
4. Setiap orang diberi kbebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi atau kaum Kafir Quraisy.
2. Fathul Makkah (penaklukan kota Mekkah)
a) terjadi pada bulan Ramadhan tahun 8 H atau Januari 630 M.
b) Sebab utama terjadinya fathu Makkah adalah kaum Kafir Quraisy melanggar
perjanjian Hudaibiyah dan menyerang kaum Muslim yang ada di Mekkah.
c)Penaklukkan kota Mekkah yang dilakukan Nabi dan pengikutnya itu tanpa ada pertumpahan darah dan
peperangan, sehingga penduduk kota Mekkah pun banyak yang masuk Islam termasuk pemimpin kafir
Quraisy Abu Sufyan ikut masuk Islam.
d) Saat itulah turun Qur’an Surat An Nashr ayat 1-5
e) Ketika terjadi fathul Makkah ini, Nabi berpidato di hadapan masyarakat yang isinya :
1. Barang Siapa yang menutup pintu rumahnya, rapat- rapat maka ia aman.
2. Barang siapa yang masuk ke Masjdil Haram, maka ia aman.
3. Barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka ia aman.

E. Hikmah Dan Teladan Dari Misi Nabi Muhammad Saw Dalam Membangun Masyarakat Madinah
1. Melakukan hijrah (pindah) ke tempat yang dianggap lebih memberi harapan untuk mengembangkan
masyarakat Islam yang lebih maju merupakan suatu kemestian yang harus dilakukan.
2. Nabi melakukan Hijrah ke Madinah adalah untuk menyusun kekuatan dan menarik banyak pengikut
agar dakwah Islam berjalan sesuai yang diharapkan dan masyarakat Islam semakin kokoh.
3. Dari hijrah ini, Nabi berhasil membangun masyarakat Islam menuju pada kemajuan, kesejahteraan,
dan kedamaian, baik di bidang sosial, ekonomi maupun politik.
4. Keberhasilan yang telah dicapai ini memerlukan perjuangan yang panjang dan kadang harus
dilakukan dengan cara kekerasan (jihad atau berperang). Dengan demikian, hikmah dan teladan yang
dapat diambil dan ditiru dari perjuangan Nabi di Madinah tersebut di antaranya adalah:
Hikmah Dan Teladan Yang Dapat Diambil Dan Ditiru Dari Perjuangan Nabi Di Madinah Tersebut Di
Antaranya Adalah:
1. Ketabahan dalam menerima cobaan
a) Mereka pergi berhijrah dengan meninggalkan segala yang ada di Mekkah, antara lain
sanak famili, harta benda dan juga kampung halaman.
b) Rasa berat pada diri kaum Muslimin meninggalkan kampung halaman ternyata sirna
oleh keimanan mereka yang kuat dan kecintaan yang tulus terhadap Nabi Muhammad SAW.
c)Mereka tabah dan ikhlas dalam menerima cobaan ini. Oleh karena itu, apapun keadaannya, situasinya
apakah senang atau susah, iman harus senantiasa melekat di hati kita.
2. Cerdas dalam mengambil keputusan
a) Nabi Muhammad SAW adalah orang yang memiliki kecerdasan luar biasa dalam
mengambil keputusan dan tindakan. Hal itu terbukti ketika beliau mampu menyatukan kaum Muhajirin
dan Anshar menjadi satu saudara. Persaudaraan ini menjadikan masyarakat Muslim Madinah semakin
berkembang dan kuat serta mampu menjadi bangsa yang besar dan bersatu dibawah bendera Islam,
sehingga dalam tempo yang relatif singkat masyarakat Muslim Madinah dikagumi oleh bangsa lainnya.
b) Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, Nabi Muhammad SAW menerapkanž asas
koperasi, yakni menganjurkan kaum Muslim di Madinah agar memperhatikan nasib saudaranya, tidak
serakah dan tidak mempraktekkan sistem riba dalam transaksi perdagangan. Bahkan, dalam
menunaikan haji yang terakhir atau disebut dengan Haji Wada tahun 10 H (631 M) Nabi menyampaikan
khotbahnya yang sangat bersejarah antara lain berisi:
1. larangan untuk riba dan menganiaya.
2. Perintah untuk memperlakukan istri dengan baik.
3. Persamaan dan persaudaraan antar manusia harus ditegakkan.
3. Gigih dan istiqamah dalam berjuang
Akhirnya kaum Muslim di Madinah mampu mengimbangi kekuatan kaum kafir di Mekkad dan orang-
orang Yahudi di Madinah.ž

F. Hubungan Antara Misi Nabi Muhammad Di Madinah Dengan Perkembangan Masyarakat Islam Masa
Sekarang
Keterkaitan antara misi dakwah Nabi Muhammad SAW dengan perkembangan masyarakat Islam
sekarang dapat kita lihat dari beberapa aspek, antara lain :
1. Aspek Politik Pemerintahan
a) Nabi Muhammad SAW selain menjadi pemimpin agama, beliau juga
menjadiž pemimpin pemerintahan. Dalam kepemimpinannya, beliau mengedepankan kepentingan
umum daripada kepentingan pribadi dan keluarganya.
b) Selain itu, beliau juga menggunakan sistem musyawarah atau demokrasiž dan berlaku
adil dalam memutuskan suatu perkara di masyarakat dengan tidak membedakan golongan, suku
bahkan perbedaan agama.
c)Sistem musyawarah atau demokrasi ini selanjutnya banyak dipakai oleh berbagai negara, termasuk
oleh negara kita Indonesia.
2. Aspek Sosial Kemasyarakatan.
a) Penduduk Muslim Madinah pada masa kepemimpinan Nabi memiliki rasa
persaudaraan dan persatuan yang kuat.
b) Mereka tidak membedakan antara Muhajirin dan Anshar, bahkan tidak membedakan
rasa persatuan dengan penganut agama lain.
c)Rasa persaudaraan sesama Muslim di Madinah tercermin dalam kehidupan sehar-hari, di antara
mereka tidak ada perselisihan ataupun permusuhan.
d) Jika ada salah satu warga Muslim yang sakit, maka Muslim lain menjenguknya.
e) Selain itu, budaya silaturahmi merupakan kebiasaan yang tertanam dalam warna
kehidupan penduduk Muslim Madinah
3. Aspek Ekonomi.
a) Pada tahun-tahun awal, pemerintahan Islam di Madinah hampir tidak memiliki sumber
memasukan ataupun pengeluaran.
b) Seluruh tugas pemerintahan dilaksanakan kaum muslimin secara bergotong royong
dan sukarela.
c)Mereka memperoleh pendapatan dari bebagai sumber yang tidak terikat. Akan tetapi ketika masyarakat
Muslim Madinah sudah tentram dan kuat, maka pada waktu itu kewajiban membayar zakat dan pajak
mulai dijalankan sebagai sumber pendapatan negara.
d) Pajak pada masa itu dipungut semata berdasarkan standar cukup atau berdasarkan
kadar kebutuhan negara.
e) Dalam memajukan ekonomi masyarakat di Madinah, Rasulullah menerapkan sistem
koperasi. Sistem ekonomi ini dimaksudkan untuk membantu penduduk Muslim di Madinah yang miskin
dan lemah.
f) Masyarakat Muslim Madinah yang rata-rata berprofesi sebagai pedagang dan petani sangat antusias
dan menerima dengan senang hati ajakan Nabi Muhammad SAW tersebut.

Anda mungkin juga menyukai