Anda di halaman 1dari 4

Kondisi Masyarakat Arab Pra Islam

Kondisi (bangsa) Arab sebelum Islam dikenal sebagai zaman jahiliyah (zaman kebodohan),
dimana pada masa ini, masyarakat Arab hidup tidak berdasarkan aturan agama yang benar,
tetapi berdasarkan kesukuan. Jazirah Arab merupakan tanah semenanjung di bagian Barat Daya
Benua Asia yang terkenal dengan sebutan Jazirah Arab atau Pulau Arab walaupun masih
bertalian dengan daratan Benua Asia, karena diapit oleh lautan dari tiga segi yaitu; Laut Merah,
Laut ‘Omman dan Selat Persia (Rus’an, 1976; 9). Wilayah Jazirah Arab terdiri dari gurun pasir, di
Jazirah Arab bagian tengah terbentang tanah pegunungan yang tandus karena jarang turun
hujan. Namun, di antara gurun pasir itu terdapat pohon-pohon yang menyimpan mata air yang
biasa disebut oase.
Pada sisi lain, kebudayaan bangsa Arab memiliki keunikan dibanding budaya bangsa lain dengan
karakteristiknya yang menunjukkan bahwa bangsa Arab bukanlah bangsa yang terbelakang,
tetapi membuktikan bahwa mereka adalah bangsa yang sebenarnya sudah memiliki peradaban
yang maju, dengan beberapa budaya yang penulis kelompokkan menjadi beberapa bidang:
1. Ketuhanan
Dalam bidang eskatologis atau ketuhanan masyarakat Arab pra Islam menyembah berhala, hal
ini diakui bukan sebagai Tuhan, tetapi berhala dianggap sebagai wasilah agar mendekatkan
mereka dengan Tuhan. Sehingga bagi bangsa Arab menyembah berhala tidak dianggap sebagai
menyekutukan Tuhan (Allah). Sebagaimana diketahui bahwa di sekitar ka’bah terdapat sekitar
360 berhala dengan berhala terbesarnya Hubal, Latta, Uzza dan Manna. Berhala-berhala
tersebut merupakan personifikasi dari Tuhan yang ditempatkan di beberapa daerah (tempat),
sehingga masyarakat dapat terwakili keberadaan berhala di daerah masing-masing. Mayoritas
bangsa Arab mempunyai tradisi dan upacara penyembahan berhala (Syaikh Syafiyyurrahman al-
Mubarakfuri, 1997: 24-25).

2. Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya masyarakat Arab jahiliyah memiliki karakteristik yang khas, dengan
perilaku masyarakatnya yang tidak humanis karena tidak ada penghargaan terhadap
kemanusiaan. Di kalangan bangsa Arab terdapat beberapa kelas masyarakat, yang kondisinya
berbeda satu sama lain. Hubungan seseorang dengan keluarga di kalangan bangsawan sangat
diunggulkan dan diprioritaskan, dihormati, dan dijaga sekalipun harus dengan pedang terhunus
dan pertumpahan darah. Disamping itu, dalam tradisi Arab memiliki tradisi pernikahan dimana,
wanita yang akan menikah harus sepersetujuan wali wanita, sehingga wanita tidak bebas
menentukan calon suaminya. (al-Mubarokfuri, 2012: 33). Disamping itu mereka memiliki tradisi
yang lain adalah;

1) Mengubur hidup-hidup bayi perempuan


2) Tradisi ilmu nujum (ramalan)

3) Ketabiban (pengobatan)

4) Meninggikan karya sastra

3. Perekonomian

Kondisi ekonomi mengikuti kondisi sosial, yang dapat dilihat dari jalan kehidupan bangsa Arab.
Suku Arab yang tinggal di kota seperti Makkah dan Madinah, mayoritas bekerja sebagai
pedagang.

4. Akhlak
Mengenai Akhlak, menurut Mubarokfuri (2012: 37-39) mengemukakan, meskipun Akhlak
bangsa Arab jahiliyah banyak negatifnya tetapi di sisi lain mereka juga memiliki prilaku yang
posistif, diantaranya adalah:

a. Kedermawanan

b. Menepati janji

c. Suka menolong

d. Pola hidup sederhana

B. Strategi Dakwah Rasulullah di Makkah

Dakwah Rasulullah di Makkah memiliki dua strategi, yaitu

1. Dakwah secara Sembunyi-Sembunyi

Ketika wahyu pertama turun, Nabi Muhammad Saw. belum diperintah untuk menyeru umat
manusia untuk menyembah dan mengesakan Allah Swt. Jibril tidak lagi datang untuk beberapa
waktu lamanya. Pada saat sedang menunggu itulah kemudian turun wahyu yang kedua, QS. Al-
Mudaśśir [74]:1-7) yang menjelaskan akan tugas Rasulullah Saw. yaitu menyeru umat manusia
untuk beribadah kepada Allah dan mengesakan Allah Swt.Dengan perintah tersebut Rasulullah
Saw. mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Dakwah pertama beliau adalah pada
keluarga dan sahabat-sahabatnya. Orang pertama yang beriman kepada-Nya ialah Khadijah
(isteri Nabi), kemudian Ali bin Abi Thalib (putra paman Nabi) dan Zaid bin Haritsah (budak Nabi
yang dijadikan anak angkat). Setelah itu beliau menyeru Abu Bakar (sahabat karib Nabi).
Kemudian dengan perantaraan Abu Bakar banyak orang orang yang masuk Islam. Orang-orang
yang masuk Islam, pada masa dakwah
2. Dakwah secara Terang-Terangan

Tiga tahun lamanya Rasulullah Saw berdakwah secara sembunyi-sembunyi di rumah sahabat
Arqam bin Abi Al Arqam. Penduduk Makkah banyak yang sudah mengetahui dan mulai
membicarakan agama baru yang beliau bawa. Mereka menganggap agama itu sangat
bertentangan dengan agama nenek moyang mereka. Pada waktu itu turunlah wahyu yang
memerintahkan kepada beliau untuk melakukan dakwah secara terbuka dengan terang-
terangan kepada seluruh masyarakat. Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Hijr (15) : 94. Dengan
turunnya ayat tersebut, Rasulullah Saw. mulai berdakwah secara terang-terangan. Dakwah ini
membuat seorang tokoh Bani Giffar yang tinggal di Barat Laut Merah menyatakan diri masuk
Islam. Ia adalah Abu Zar Al-Giffari. Atas perintah Rasulullah Saw kemudian Abu Zar Al-Giffari
pulang untuk berdakwah di kampungnya. Sejak itulah banyak orang yang masuk Islam berkat
Abu Zar Al-Giffari. Melalui cara itu pula, Bani Daus juga masuk Islam. Orang pertama Bani Daus
yang masuk Islam adalah Tufail bin Amr ad Dausi, seorang penyair terpandang di kabilahnya.
Dengan demikian, Islam mulai tersebar di luar Makkah.Keberhasilan Rasulullah Saw dalam
berdakwah mendorong kaum kafir Quraisy melancarkan tindakan kekerasan terhadap beliau
dan pengikutnya. Di tengah meningkatnya kekejaman pemimpin kafir Quraisy, Hamzah bin
Abdul Muthalib danUmar bin Khattab, dua orang kuat Quraisy masuk Islam. Hal ini membuat
kaum kafir Quraisy mengalami kesulitan untuk menghentikan dakwah Rasulullah Saw.Suatu
ketika, Rasulullah Saw melakukan dakwah secara terbuka di Bukit Shafa dengan memanggil
semua suku yang ada di sekitar Makkah. Untuk mengetahui apa yang akan disampaikan
Muhammad, semua suku mengirimkan utusannya. Bahkan

Abu Lahab, paman beliau pun hadir bersama istrinya (Ummu Jamil). Rasulullah Saw berseru, :
”Jika saya katakan kepada kamu bahwa di sebelah bukit ada pasukan berkuda yang akan
menyerangmu, apakah kalian percaya ?”. Mereka menjawab, : ”Kami semua percaya, sebab
kamu seorang yang jujur dan kami tidak pernah menemui kamu berdusta”.Rasulullah Saw
kemudian berseru kembali, : ”Saya peringatkan kamu akan siksa di hari kiamat. Allah Swt
menyuruhku untuk mengajak kamu menyembah kepada-Nya, yaitu Tuhanku dan Tuhanmu
juga, yang menciptakan alam semesta termasuk yang kamu sembah. Maka tinggalkanlah Latta,
Uzza, Manat, Hubal dan berhala- berhala lain sesembahanmu”. Mendengar seruan tersebut
Abu Lahab mencaci maki seraya berkata, : ”Hari ini kamu (Muhammad) celaka. Apakah hanya
untuk ini kamu mengumpulkan kami semua ?”. Selanjutnya Rasulullah Saw termenung sejenak
memikirkan reaksi keras dari kaumnya yang menentang dakwahnya. Kemudian, turun wahyu
yang menerangkan bahwa yang celaka bukanlah beliau, tetapi Abu Lahab sendiri. Allah Swt
berfirman dalam (QS. Al-Lahab [111] ayat : 1-5).
Reaksi Kaum Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah di Makkah

Reaksi kaum Quraisy terhadap gerakan Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw. Begitu cepat
berkembang dan hal tersebut sangat menghawatirkan para pemimpin dan pembesar Quraisy.
Mereka takut bahwa kedudukan mereka yang semula begitu dihormati dan berkuasa akan
menjadi tersaingi dengan kekuatan Islam. Menurut pendapat mereka, tunduk kepada
Rasulullah berarti sama dengan tunduk dan menyerahkan kepemimpinan atau kekuasaan
kepada keluarga Muhammad, yaitu bani Abdul Muthalib. Diantara reaksi kaum Quraisy
terhadap dakwah Rasulullah saw. Antara lain sebagai berikut.

a. Mendatangi Abu Thalib, paman yang mengasuh Rasulullah Saw. Mereka meminta Abu Thalib
untuk mencegah kegiatan dakwah yang dilakukan keponakannya, tetapi tidak berhasil.

b. Kaum kafir Quraisy mengutus Walid bin Mughirah dengan membawa seorang pemuda untuk
ditukarkan dengan Muhammad Saw. mereka akan bangkit memerangi Rasulullah Saw.
Ancaman keras ini nampaknya berpengaruh pada diri Abu Thalib. Lalu ia memanggil
ponakannya untuk berhenti dari dakwahnya. Namun, Rasulullah Saw tetap tegar dan menolak
permintaan pamannya dengan berkata, : “Demi Allah Swt, biar pun matahari di tangan kananku
dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan menghentikan dakwah agama Allah Swt ini hingga
agama ini menang atau aku binasa karenanya”. Setelah mengucapkan kalimat tersebut,
Rasulullah Saw meninggalkan Abu Thalib seraya menangis. Abu Thalib memanggilnya kembali,
seraya berkata, “Wahai anak saudaraku ! Pergilah dan katakanlah apa yang kamu kehendaki
(dakwah). Demi Allah Swt, aku tidak akan menyerahkanmu kepada mereka selamanya”.

c. Mengutus Utbah bin Rabi‟ah, seorang ahli retorika untuk membujuk Rasulullah
Saw. Mereka menawarkan tahta dan harta, asalkan beliau bersedia menghentikan dakwahnya.
Tawaran itu pun ditolak keras oleh Rasulullah Saw.

d. Melakukan tindakan kekerasan secara fisik terhadap orang yang masuk Islam.
Budak yang masuk Islam disiksa dengan kejam seperti Bilal bin Rabah, Amir bin Fuhairah at
Tamimi, Ummu Ubais, an Nadhiyah serta anaknya, Al Mu‟ammiliyah, dan Zinirah. Zinirah
disiksa hingga matanya buta, sedang Ummu Amar bin Yair binti Kubath, budak wanita Bani
Makhzum disiksa sampai mati. Bahkan Usman bin Affan pun pernah dikurung dan dipukuli
dalam kamar gelap oleh saudaranya.Tekanan-tekanan ini ternyata tidak membuat Islam dijauhi.
Sebaliknya, umat

Anda mungkin juga menyukai