Anda di halaman 1dari 4

Administrasi Publik Di Era revolusi Industri

Dosen Pengampu: Anjani M.AP

Disusun oleh:

BAINAH

2301020208

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI

BANJARMASIN 2023/2024
Dengan adanya berbagai perubahan yang terjadi di dunia saat ini dimana segala hal menjadi
berkembang dengan pesat begitu pula dengan bidang industri. Belakangan ini kata industri
4.0 sering diutarakan oleh banyak orang. Namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan
industri 4.0 tersebut ? Istilah ini pertama kali didengar saat Hannover Fair tepatnya pada
tanggal 4 hingga 8 April 2011, yang digunakan oleh pemerintah Jerman untuk memajukan
bidang industri yang ada saat itu ke tingkat selanjutnya dengan adanya bantuan dari
teknologi. Revolusi industri 4.0 atau juga yang biasa dikenal dengan istilah “cyber physical
system” ini sendiri merupakan sebuah fenomena dimana terjadinya kolaborasi antara
teknologi siber dengan teknologi otomatisasi. Dengan adanya revolusi ini sendiri membawa
banyaknya perubahan di berbagai sektor. Seperti yang pada awalnya banyak perusahaan yang
membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang besar, sekarang dapat digantikan dengan
penggunaan mesin teknologi. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai industri 4.0 yang saat
ini terjadi di kehidupan masyarakat.

Revolusi Industri 4.0 atau yang sering disebut dengan cyber physical system merupakan
revolusi yang menitikberatkan pada otomatisasi serta kolaborasi antara teknologi saber.
Revolusi 4.0 ini sendiri muncul di abad ke-21 dengan ciri utama yang ada adalah
penggabungan antara informasi serta teknologi komunikasi ke dalam bidang industri. Dengan
kemunculan revolusi ini, mengubah banyak hal di berbagai sektor. Dimana yang pada
awalnya membutuhkan banyak pekerja untuk menjalankan operasionalnya, sekarang
digantikan dengan penggunaan mesin teknologi. Menurut Kanselir Jerman yaitu Angela
Merkel pada tahun 2014 yang menyatakan arti dari revolusi industri 4.0 sebagai sebuah
transformasi komprehensif dari segala aspek produksi yang terjadi di dunia industri melalui
penggabungan antara teknologi digital serta internet dengan industri konvensional. Selain itu,
menurut Schlechtendahl dkk (2015) mendefinisikan revolusi industri yang menekankan pada
unsur kecepatan dari ketersediaan sebuah informasi, yaitu sebuah lingkungan industri dimana
seluruh entitasnya dapat selalu terhubung serta mampu berbagai informasi dengan mudah
antara satu sama lain.

Era industri 4.0 telah menciptakan perubahan kehidupan menjadi serba digital yang tidak
lepas dari layanan internet melalui gawai. Sehingga, saat ini masyarakat ingin agar kebutuhan
akan pelayanan administrasi dapat dilakukan dengan cara yang lebih efisien. Hal tersebut
menjadi urgensi bagi lembaga untuk menyesuaikan dengan transformasi perilaku dari
masyarakat dalam mendapatkan layanan administrasi. Keinginan dan transformasi perilaku
dari masyarakat tersebut harus dibarengi dengan kecakapan lembaga untuk menghadapi
transformasi yang terjadi di masyarakat. Kemudahan dalam mengakses internet, menjadikan
internet sebagai kebutuhan serta menjadi media bagi masyarakat untuk mendapatkan
informasi. Internet juga dapat dijadikan sebagai alat bantu untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan administrasi.

Lembaga telah melakukan salah satu bentuk pelayanan berbasis website yang dikenal dengan
istilah e-gevornment. Namun hal tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan layanan administrasi. Hal tersebut menjadi permasalahan di era industri 4.0
yang harus diselesaikan dengan cepat dan tepat. Pada era indutri 4.0 segala sesuatu menjadi
sulit diperkirakan serta dibutuhkan terobosan guna menghadapi segala tuntutan di zaman
yang serba digital.
Arah dan sikap dari masyarakat sebagai pengguna jasa dan membutuhkan akan pelayanan
jasa sulit diperkirakan dan menjadi semakin beraneka. Terobosan dalam pelayanan publik
diperlukan untuk mengonversikan sikap dan pola dari masyarakat itu sendiri. Ada berbagai
strategi ataupun langkah dalam mengonversikan sikap masyarakat tersebut. Salah satunya
pendekatan fungsional. Dengan begitu, dibutuhkan strategi terobosan yang menempatkan
manfaat dari produk jasa yang diunggulkan dan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan layanan administrasi publik. Karena lembaga pemerintah tidak dapat
terpisahkan dari pelayanan kebutuhan masyarakat.

Terobosan dalam pelayanan dibutuhkan sebab beragam permasalahan timbul dalam


pelayanan publik. Seperti permasalahan mengenai kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia. Hal tersebut menjadi urgensi agar segera diperbaiki bahkan direformasi sesuai
dengan kebutuhan bagi lembaga itu sendiri.

Terobosan dalam pelayanan publik harus melibatkan pemanfaatan dari teknologi informasi
dan komputerisasi yang berkaitan dengan layanan yang bersifat daring. Dilansir dari Menpan,
Kementerian PANRB mengumumkan terobosan pelayanan publik diantaranya tanda tangan
elektronik Dukcapil, scan dengan BPOM mobile, dan percepatan penerapan manajemen
energi sebagai upaya penurunan emisi GRK melalui Aplikasi SINERGI.

Dengan adanya terobosan tersebut, harapannya dapat tercipta pelayanan publik yang efektif
dan efisien. Heryanto. M mengatakan "Efisiensi pelayanan adalah perbandingan terbaik
antara input dan output pelayanan

Secara ideal, pelayanan akan efisien apabila birokrasi pelayanan dapat menyediakan input
pelayanan, seperti biaya dan waktu pelayanan yang meringankan masyarakat pengguna jawa.
Demikian pula pada sisi output pelayanan, birokrasi secara ideal harus dapat memberikan
produk pelayanan yang berkualitas, terutama dari aspek biaya dan waktu pelayanan.
Sementara efektivitas pelayanan yang diberikan oleh lembaga pemerintahan sendiri adalah
dimana ukuran berhasil tidaknya pencapaian tujuan organisasi tersebut dalam memberikan
pelayanan kepada publik".

Sehingga wujud dari hasil pelayanan publik sangat bergantung pada sikap lembaga dalam
melayani masyarakat sebagai hal yang utama. Adapun pelayanan publik seharusnya dikelola
oleh ASN yang bersifat spesialis dan apolitik untuk merujuk terciptanya koordinasi yang
lebih efekti dan efisien, sehingga dapat menjadi kualitas dari pelayanan publik.

Kini kita berada di era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan luar biasa di
bidang teknologi internet. Komputer yang kemampuannya terus berkembang menjadi lebih
hebat karena tersambung ke sebuah jaringan besar yang bernama internet.

Istilah yang sangat terkenal menandai revolusi industri 4.0 yaitu “internet of things”.
Penggunaan telepon pintar yang terhubung ke internet dan menjadi peralatan yang sehari-hari
digunakan masyarakat pun menjadi pemicu untuk menghasilkan layanan-layanan baru yang
tidak dikenal oleh masyarakat sebelumnya.
Pada revolusi industri 4.0 ini, kecerdasan buatan atau yang lebih dikenal dengan artificial
intelligence dan mesin-mesin yang dapat belajar melalui pemograman juga berkembang
sangat pesat. Banyak lapangan pekerjaan yang hilang karena perkembangan teknologi di era
ini, namun juga banyak lapangan kerja baru yang bermunculan yang bisa menjadi sebuah
profesi masa kini.

Tak hanya itu, banyak juga produk yang mati karena tidak lagi diminati oleh masyarakat,
namun di sisi lain banyak produk dan layanan baru yang bermunculan dan digandrungi oleh
masyarakat global saat ini. Di era revolusi industri 4.0 ini, tantangan penyiapan sumber daya
manusia (SDM) yang mampu bersaing di dunia global menjadi semakin besar dan
kompetitif.

Anda mungkin juga menyukai