Anda di halaman 1dari 4

Apa itu Sampah Organik?

Pengertian sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, baik hewan,
tanaman, maupun manusia.

Pada dasarnya, jenis sampah ini bisa terurai secara alamiah di alam juga bisa dimanfaatkan menjadi
hal-hal lain, seperti kompos dan lainnya.

2. Jenis Sampah Organik Basah & Kering


Sampah organik bisa dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik kering dan basah.

Jenis sampah organik kering memiliki kandungan air yang sedikit hingga tidak ada, contohnya adalah
ranting pohon, dedaunan kering, tulang belulang, dsb.

Jenis sampah organik basah memiliki kandungan air yang cukup tinggi, membuatnya lebih cepat
membusuk dan dapat terurai lebih cepat dibandingkan sampah kering. Contoh sampah organik basah
adalah sisa sayuran, buah-buahan, dsb.

3. Apa Perbedaan Sampah Organik dan Sampah Anorganik?

Perbedaan antara organik dan anorganik sebenarnya cukup sederhana.


Jika melihat dari karakteristiknya, sampah organik adalah jenis
sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari hewan dan
tumbuhan serta beberapa diantaranya mudah hancur apabila tertinggal
di alam.
Sedangkan, sampah anorganik merupakan kebalikannya.

Sampah anorganik terdiri dari bahan yang bukan berasal dari hewan dan tumbuhan serta tidak mudah
hancur secara alami apabila tertinggal di alam.

Oleh karena itu, sampah anorganik perlu dikelola dengan bantuan mesin. Namun, perlu
diketahui bahwa penumpukan sampah merupakan masalah yang menjadikan sampah dapat merusak
lingkungan.

Meskipun sampah alami dapat terurai secara alami, tetapi apabila kuantitasnya banyak dan
bertumpuk di alam, maka sampah ini juga akan bisa merusak lingkungan karena proses
penguraiannya membutuhkan waktu lebih lama.

Dengan begitu, organik maupun anorganik perlu dibantu pengelolaannya oleh manusia agar barang
sisa tersebut pada akhirnya tidak akan mencemari lingkungan.
Pengertian Sampah Anorganik
Woman throwing away a plastic bottleIlustrasi. Pengertian sampah anorganik dan contohnya
(istockphoto/FilippoBacci)

Dikutip dari buku Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik (2022), pengertian sampah
anorganik adalah limbah yang diproduksi dari bahan-bahan nonhayati, sumber daya alam
tidak terbarui, dan hasil proses teknologi pengelolaan bahan tambang dan industri.

Contoh sampah anorganik berupa sampah berbahan logam serta produk olahan, plastik,
kertas, kaca dan keramik hingga sampah detergen.

Sebagian besar sampah anorganik tidak dapat terurai oleh alam atau mikroorganisme.

Waktu yang lama juga dibutuhkan untuk penguraiannya, seperti sampah plastik, sisa pecahan
kaca, potongan besi, tembaga, botol dan kaleng bekas, asap pabrik, atau sisa dari kendaraan
bermotor seperti ban bekas, dan rongsokan lainnya.

Jenis dan Contoh Sampah Anorganik

Dikutip dari buku Implementasi Program SDGs pada Kegiatan Pendidikan Lingkungan, jenis
limbah anorganik dibagi menjadi dua, yaitu lunak dan keras. Simak penjelasannya.

1. Limbah lunak anorganik

Limbah lunak anorganik merupakan limbah yang bersifat lunak atau lentur dan mudah
dibentuk. Contohnya, plastik, gabus sintetis atau styrofoam, sedotan plastik, serta bungkus
makanan cepat saji.

Selain itu, limbah dalam bentuk cairan seperti air detergen, sabun cuci, minyak jelantah, dan
lainnya.

2. Limbah keras anorganik

Limbah keras anorganik ini sifatnya tidak mudah hancur. Biasanya, limbah keras anorganik
akan dihancurkan dengan metode tertentu, pemanasan atau pembakaran.

Contoh sampah atau limbah keras anorganik adalah pecahan keramik, kaca, paku berkarat
dan bekas kaleng
Apa yang dimaksud dengan Limbah B3?

Limbah B3 adalah akronim dari Bahan Beracun dan Berbahaya yang menurut PP no.
101 tahun 2014, definisinya adalah sisa usaha atau kegiatan yang mengandung zat atau
komponen yang secara langsung maupun tidak dapat mencemarkan, merusak, atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain.

Limbah B3 sering juga disebut mengandung zat atau bahan anorganik berbahaya yang
bersifat teratogenik. Teratogenik itu sendiri dilansir dari Wikipedia adalah sebuah bahan
berbahaya yang dapat membuat perkembangan menjadi tidak normal. Seperti misalnya dalam
medis, perkembangan dari sel selama masa kehamilan yang dapat merusak embrio.

Limbah B3 seringkali kita temui di kehidupan kita sehari-hari, namun karena


ketidaktahuan, tanpa sadar kita memperlakukan jenis limbah ini sama seperti kita
memperlakukan sampah biasa. Padahal, konsekuensi jangka panjangnya terhadap lingkungan
dan kesehatan kita sangat berbahaya.

Jenis Jenis Limbah B3

Berikut adalah enam jenis limbah B3 yang paling umum kita jumpai di keseharian kita,
namun sering kita abaikan penanganannya.

 Baterai Bekas
Kita pasti pernah membuang sisa baterai bekas ke dalam tempat sampah yang juga
kita pakai untuk membuang sampah plastik maupun kertas bekas. Padahal baterai
bekas seharusnya dibuang secara terpisah, karena mengandung unsur kimia yang
membahayakan.Pada baterai umumnya terdapat unsur zinc, karbon, campuran MnO2
(Mangan Dioksida), serbuk karbon dan NH4Cl (Ammonium Klorida). Sedangkan
baterai yang dapat diisi ulang mengandung kadmium, Nikel dan alkaline (potassium
hidroksida).Jika kita membuangnya secara sembarangan, bahan-bahan kimia tersebut
dapat mencemari tanah, air tanah, dan secara tidak langsung dapat masuk ke rantai
makanan melalui tumbuhan yang dikonsumsi manusia.Sebagai contoh, dampak yang
muncul apabila keracunan logam kadmium adalah tekanan darah tinggi, kerusakan
ginjal, kehilangan sel darah merah, gangguan lambung serta kerapuhan tulang.
Mangan dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan keracunan dan kerusakan saraf
pada manusia. Ini dapat menyebabkan terjadinya halusinasi, parkinson, emboli paru-
paru dan bronkitis.

Anda mungkin juga menyukai