Anda di halaman 1dari 2

PERBEDAAN KADAR ALBUMIN DARAH PADA PASIEN DIABETES MILITUS

YANG TERKONTROL DAN TIDAK TERKONTROL DIRUMAH SAKIT KRATON


PEKALONGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular yang bersifat kronis, yang
ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal atau
disebut hiperglikemia. Hiperglikemia adalah suatu kondisi medis berupa peningkatan kadar
glukosa darah melebihi normal yang menjadi karakteristik beberapa penyakit terutama diabetes
melitus di samping berbagai kondisi lainnya.(Ferdinand Anem Pigome1, Zulfian1, Tusy
Triwahyuni1, 2022)

Penyakit diabetes mellitus tipe II ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Pada
kasus DM terkontrol adalah keadaan ketika kadar gula dalam darah hasilnya konsisten atau tidak
mengalami kenaikan yang signifikan artinya untuk penderita DM yang terkontrol itu masi bisa
menjaga atau mengontrol kadar gula darahnya agar masih dalam keadaan normal. Untuk kategori
DM terkontrol memiliki nilai cut off sebesar <180 mg/dL. DM tidak terkontrol yaitu kondisi
ketika kadar gula dalam darah mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Untuk kategori DM tidak
terkontrol memiliki nilai cut off sebesar >200 mg/dL. Jika kadar gula darah tinggi mengalami
kenaikan terus menerus maka akan mengakibatkan kerusakan pada dinding pembuluh darah,
yang dimana kerusakan pada dinding pembuluh darah dapat menyebabkan kadar albumin dalam
urin meningkat. (Sapril Kartini , Muh.Iksan Akbar, 2023)

Albumin merupakan protein yang fungsinya untuk menjaga tekanan osmotik plasma, alat
transport bilirubin, asam lemak, obat – obatan, dan lain sebagainya. Kadar absolut protein ini
dipengaruhi oleh umur, nutrisi, dan penyakit. Berdasarkan potensi antioxidant dari albumin
plasma, membuktikan konsentrasi albumin plasma berhubungan dengan gangguan metabolik
seperti diabetes mellitus dan sindrom metabolik, secara teori pasien dengan diabetes tidak
terkontrol memiliki kadar albumin plasma yang rendah. Oleh karena itu,peneliti ingin melihat
bagaimana hubungan kadar albumin plasma dengan diabetes mellitus tipe 2 yang tidak terkontrol
melalui pengukuran kadar HbA1c. (Ferdinand Anem Pigome1, Zulfian1, Tusy Triwahyuni1,
2022)

Menurut World Health Organization (WHO) prevalensi penderita DM di dunia diperkirakan


sekitar 346 juta jiwa, jumlah ini diprediksikan akan bertambah dua kali lipat pada tahun 2030
(tanpa intervensi) (Tandjungbulu et al., 2022). International Diabetes Federation(IDF)
menyebutkan bahwa prevalensi Diabetes Melitus di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan
DM sebagai penyebab kematian urutan ke tujuh tujuh di dunia sedangkan tahun 2012 angka
kejadian diabetes melitus didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa dimana proporsi kejadian
diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita diabetes mellitus. Pada
tahun 2021, Indonesia menduduki posisi kelima jumlah penderita DM tertinggi di dunia dengan
jumlah sebanyak 19,5 juta jiwa. Jumlah penderita DM pada tahun 2045 diprediksi akan
mengalami peningkatan yaitu sebanyak 28,6 juta jiwa, untuk angka kematian akibat DM saat ini
terus meningkat di berbagai negara termasuk di negara berkembang seperti Indonesia.
(Tandjungbulu et al., 2022). Menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, angka
kejadian diabetes di Jawa Tengah pada tahun 2020 sebanyak 582.559 kasus (13,67%), tahun
2021 sebanyak 467.365 (11,0%), dan tahun 2022 sebanyak 163.751 (15.6%). (Kementerian
Kesehatan Dinas Jawa Tengah, 2022). Data penyakit diabetes di Kota Pekalongan tahun 2020
menduduki peringkat kedua setelah hipertensi (Wiyadi et al.,2013)

Berdasarkan hasil penelitian hermawan Purba, Sanna Kamisna Royani Purba, Liber
Napitupulu tentang Pemeriksaan Kadar Albumin pada Pasien Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan yang telah dilaksanakan adalah dari 20
pasien yang telah diperiksa kadar albumin, pasien Diabetes Mellitus dengan kadar albumin yang
menurun lebih banyak yaitu 15 sampel atau 75% pasien Diabetes Mellitus kadar albumin
menurun sedangkan pasien Diabetes Mellitus dengan kadar albumin yang normal hanya 5
sampel atau 25% pasien Diabetes Mellitus kadar albumin abnormal. (Purba et al., 2020).
Berdasarkan Hasil dari penelitian Arief Adi Saputro,Yunita Rusidah yang telah diselesaikan
dengan menggunakan data primer berdasarkan pemeriksaan di faskes tingkat 1 kabupaten kudus
didapatkan sebagian sampel berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding laki-laki dan
sebanyak 37,5 % sampel memiliki kadar mikroalbuminuria dengan riwayat DM tipe 2 dan
sebagian besar normalalbuminuria (62,5 %).(Saputro & Rusidah, 2022)

Anda mungkin juga menyukai