Anda di halaman 1dari 11

Nama : Diana

NIM : 12345/678/2022

CATATAN : DIKUMPULKAN MELALUI EMAIL kuncoro@unissula.ac.id paling


lambat Jumat/19 Mei 2023 pukul 23.59

ACUAN OUTLINE PENELITIAN KUANTITATIF


JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT
PENGETAHUAN DENGAN PENGENDALIAN
KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES
MELITUS

LATAR BELAKANG KONSEP DASAR MASALAH YANG DIANGKAT :


Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya. Terkendalinya DM ditunjukkan
dengan normalnya kadar gula darah karena kadar gula
11darah merupakan indikator dalam diagnosa DM
JUSTIFIKASI MASALAH DAN LOKASI
RENCANA PENELITIAN : ANGKA KEJADIAN /
BESARAN MASALAH YANG AKAN DIANGKAT
(MISAL DARI TINGKAT NASIONAL SMP
REGIONAL HINGGAL RENCANA LOKASI
PENELITIAN)
Diabetes Melitus (DM) khususnya DM tipe 2
merupakan salah satu penyakit degenerative yang
jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia.
DM tipe 2 dapat dikendalikan melalui empat pilar
penatalaksanaan DM . Pilar utama pengobatan diabetes
mellitus tersebut ialah pentingnya edukasi bagi klien
dan keluarga, olahraga, jenis obat DM yang digunakan
oleh klien dan pengaturan pola makan ( Cahyono, 2008
). Menurut IDF (International Diabetes Federation),
pada tahun 2013 jumlah penderita diabetes melitus
secara global mencapai 382 juta jiwa. Jika tren tersebut
terus berlangsung maka dapat diperkirakan pada tahun
2035 nantinya penderita diabetes melitus akan

1
mengalami peningkatan menjadi 592 juta jiwa,
Indonesia menempati peringkat ke tujuh di dunia
dengan 8.5 juta jiwa penderita diabetes melitus pada
tahun 2013 dan diperkirakan menjadi peringkat ke
enam dengan jumlah penderita diabetes melitus
mencapai 14.1 juta jiwa pada tahun 2035 (International
Diabetes Federation, 2013). Data yang didapatkan dari
profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 2012
terjadi penurunan prevalensi dari tahun 2011 yaitu dari
0,63% menjadi 0,55% (Dinas Kesehatan Jawa Tengah,
2012).
DAMPAK / URGENSI MASALAH PENELITIAN
Hiperglikemia adalah efek umum diabetes yang tidak
terkontrol dan dari waktu ke waktu menyebabkan
kerusakan yang serius pada banyak sistem tubuh,
terutama saraf dan pembuluh darah. Penelitian oleh
Crane yang dilakukan di Washington dengan
menggunakan 2067 sampel memberikan hasil bahwa
kadar glukosa tinggi ternyata meningkatkan risiko
terjadinya demensia (Crane, 2013)
Masalah yang sering timbul pada penderita diabetes
melitus adalah bagaimana cara mempertahankan agar
kadar glukosa dalam darah tetap terkontrol.
Berdasarkan penelitian Rahmadiliyani (2006) di
Sukoharjo, Tingkat pengetahuan penderita tentang
penyakit menunjukkan rata-rata pengetahuan cukup
sebanyak 20 responden(47,6%) dari 42 responden, dan
ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
tentang penyakit dan komplikasi pada penderita DM
dengan tindakan kontrol gula darah.
SOLUSI YANG PERNAH DITAWARKAN
Pengetahuan penderita tentang diabetes melitus
merupakan sarana yang dapat membantu penderita
menjalankan penanganan diabetes selama hidupnya
sehingga semakin banyak dan semakin baik penderita
mengerti tentang penyakitnya semakin mengerti
bagaimana harus mengubah perilakunya dan mengapa
hal itu diperlukan (Waspadji , 2007).
Menurut Notoatmodjo ( 2007 ) disebutkan bahwa
perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek,
yaitu :
a. Perilaku pencegahan penyakit,

2
b. Perilaku peningkatan kesehatan dan,
c. Perilaku gizi ( makanan ) dan minuman.
Untuk menjalankan ketiga hal tersebut, tentunya
diperlukan tingkat kepatuhan yang tinggi pada klien
yang bersangkutan
Berdasarkan latar belakang pada pemahasan
RUMUSAN MASALAH sebelumnya, maka rumusan permasalahan outline
proposan penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan pengendalian kadar
gula darah pada pasien diabetes”
TUJUAN PENELITIAN TUJUAN UMUM
Tujuan umum dari outline proposal penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan pengendalian kadar gula darah pada pasien
diabetes
TUJUAN KHUSUS
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan klien
tentang penyakit diabetes mellitus. (X)
2. Mengidentifikasi kepatuhan klien dalam
menjalani upaya mengontrol gula darah. (Y)
3. Mengidentifikasi hubungan tingkat
pengetahuan klien tentang penyakit diabetes
mellitus dengan kepatuhan dalam menjalani
exercise. (rxy)

MANFAAT 1. MANFAAT TEORITIS


PENELITIAN 2. MANFAAT PRAKTIS
BAB II HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN
TINJAUAN PUSTAKA DENGAN PENGENDALIAN KADAR GULA
DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS
(Hubungan Antara Pola Asuh Permisif dengan Perilaku
Bullying pada Siswa SMA X Semarang)

A. Pengendalian Kadar Gula Darah (Perilaku


Bullying)
1. Pengertian Pengendalian kadar gula darah
Pengendalian diabetes yang baik berarti menjaga
kadar glukosa darah dalam kisaran normal seperti
halnya penderita bukan Diabetes Melitus, sehingga
terhindar dari keadaan hiperglikemia ataupun
hipoglikemia. Kadar gula darah yang normal pada
pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa

3
adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah
biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam
setelah makan atau minum cairan yang
mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
Kadar gula darah yang normal cenderung
meningkat secara ringan tetapi progresif setelah
usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang
tidak aktif
b. klasifikasi kadar gula
1) Gula darah kurang dari 40 mg/dl.
Kadar gula darah ini amat rendah dan
amat berbahaya. Kekurangan ini sudah
bisa disebut hipoglikemia (kekurangan
kadar gula dalam darah). Hipoglikemia
paling sering terjadi pada orang yang
sedang dalam pengobatan diabetes atau
prediabetes.
a)fgsbxd
b)nsxrt
2) Gula darah di antara 40 dan 59 mg/dl.
Kadar gula darah rendah. Kekurangan
ini juga disebut hipoglikemia
(kekurangan kadar gula dalam darah).
Hipoglikemia paling sering terjadi
pada orang yang sedang dalam
pengobatan diabetes atau prediabetes.
3) Gula darah di antara 60 dan 125 mg/dl.
Kadar gula darah rentang normal.
Namun, apabila kadar gula darah tepat
125 mg/dl,maka harus sedikit berhati-
hati karena sedikit lagi memasuki
rentang “normal tinggi” (lebih berisiko
terkena diabetes)
4) Gula darah di antara 126 dan 145
mg/dl. Memang, kadar ini dalam batas
“normal tinggi”, pada rentang ini dapat
mengindikasikan bahwa dapat
dikatakan sudah terkena diabetes.
Semuanya tergantung dari kapan
diperiksa, apakah diperiksa ketika
puasa atau sehabis makan.
5) Gula darah di antara 146 dan 199

4
mg/dl. Kadar gula ini termasuk dalam
rentang “tinggi”, khususnya apabila
diperiksa ketika sedang berpuasa
(kadar gula puasa) yang berarti tidak
makan dan minum (selain air putih)
selama 8 jam sebelum pemeriksaan
dilakukan. Kemungkinan besar
menderita diabetes, walaupun tidak
disadari.
6) Gula darah di atas 200 mg/dl. Kadar
gula darah ini amat tinggi. Hal ini pasti
sudah menyadari bahwa ada kelainan
pada diri karena terdapat banyak
gejala-gejala yang terjadi
(penyembuhan luka yang lama,
misalnya)
c. Faktor penyebab penyakit glukosa atau
gula darah:
1) Dari pola makan yang kurang teratur,
hal ini dapat memicu kalori yang
masuk dalam tubuh kita menjadi
berlebihan. Pola makan yang
berlebihan yang tidak diimbangi
dengan proses sekresi insulin maka
hal ini akan memicu meningkatnya
kadar gula di dalam darah.
2) Obesitas
3) Faktor genetic atau keturunan juga
dapat memicu timbulnya penyakit
diabetes atau gula darah tinggi, hal ini
dikarenakan gen yang diwariskan
kepada anaknya, dimana orang tuanya
sudah menderita penyakit
diabetes. Dan masih banyak faktor
lainnya yang bisa menimbulkan
penyakit gula darah.
d. Gejala-gejala berikut mungkin berhubungan
dengan ciri-ciri gula darah tinggi atau
hiperglikemia akut atau kronis, dengan tiga
susun triad hiperglikemia klasik:
1) Polifagia adalah sering kelaparan
2) Polidipsia adalah sering haus, terutama

5
haus yang berlebihan
3) Poliuria adalah peningkatan volume buang
air kecil
4) Penglihatan kabur
5) Penurunan berat badan
6) Penyembuhan luka yang buruk (luka,
goresan, dll)
7) Mulut kering
8) Kulit kering atau gatal
9) Kesemutan di kaki atau tumit
e. Langkah dasar yang dapat dipakai untuk
mengendalikan gula darah:
1) Obat
Pemberian obat yaitu dengan pemberian
insulin maka akan mempertahankan
jumlah glukosa dalam darah sehingga
tidak menyebabkan hiperglikemi dan
jumlah glukosa dalam darah tetap normal.
2) Tes darah
Dengan alat ini kita dapat memeriksa
kadar gula dalam darah kita sebelum dan
sesudah makan. Bahkan jika perlu kita
dapat meminta dokter memasang alat di
pinggang kita yang terus menerus
mengamati kadar gula dalam darah kita.
Ini sangat membantu bila kadar gula darah
kita cenderung naik turun secara tidak
teratur.
3) Makanan
Makanan yang mengandung karbohidrat
seperti nasi, roti, kentang, pasta, bakmi,
dan banyak lagi lainnya akan mempercepat
naiknya kadar gula dalam darah. Makanan-
makanan ini diolah tubuh menjadi
glucose/gula. Penting sekali mengurangi
porsi dari makanan seperti ini terutama
bagi mereka yang terbiasa makan nasi tiga
kali sehari. Makanan yang dianjurkan bagi
penderita diabetes adalah makanan yang
mengandung protein seperti telur, susu,
ikan, dada ayam. Tentu saja sayur-sayuran
juga perlu banyak dimakan. Buah-buahan

6
dapat dimakan sekedarnya, mangga yang
terlalu manis harus dibatasi, begitu juga
nangka, rambutan, nenas, bahkan pisang.
4) Tidur
Tidur yang cukup penting bagi kita semua.
Bagi penderita diabetes tidur yang cukup,
kurang lebih 8 jam sehari, akan membantu
pankreas membentuk insulin yang sangat
penting untuk menjaga kadar gula darah.
Tidur bukanlah sesuatu yang bisa diganti
seperti makanan.
5) Olahraga
Olahraga juga membantu pembentukan
insulin. Menurut para ahli yang terbaik
ialah 30 menit, atau 3 kali 10 menit sehari
jalan kaki, naik sepeda, berenang, atau apa
saja kegiatan yang kita sukai. Banyak
penderita diabetes yang kakinya merasa
sakit sehingga enggan berolahraga. Justru
karena tidak berolahraga rasa sakit di kaki
bertahan sehingga akhirnya sulit untuk
dipakai berjalan.

B. Tingkat Pengetahuan (Pola Asuh Permisif)


1. Tingkat pengetahuan tingkat pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya)
(Notoatmodjo, 2010).
a. Tingkat Pengetahuan dalam Domain
Kognitif
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall
(memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati
sesuatu.
2) Memahami ( Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar
tahu terhadap objek tersebut,tidak
hanya sekedar dapat menyebutkan,
tetapi orang tersebut harus dapat

7
menginterfretasikan secara benar
tentang objek yang diketahui tersebut.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang ,yang
telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau
mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang
lain.
4) Analisis ( Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang
untuk menjabarkan dan atau
memisahkan kemudian mencari
komponen komponen yang terdapat
dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui. lndikasi bahwa Pengetahuan
seseorang itu sudah sampai pada
tingkat analisis adalah apabila orang
tersebut telah dapat membedakan atau
memisahkan, mengelompokan,
membuat diagram (bagan) terhadap
pengetahuan atau objek tersebut
5) Sintesis
Sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasiforinulasi
sebelumnya.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan
seseorang untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu objek
tertentu
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
Menurut Notoatmodjo (2010), ada
beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar
sekolah dan berlangsung seumur
hidup.

8
2) Media masa / sumber informasi
Sebagai sarana komunikasi, berbagai
bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, internet,
dan lain-lain mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan orang.

3) Sosial budaya dan ekonomi


Kebiasan dan tradisi yang dilakukan
oleh orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik
atau buruk.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu
yang ada disekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun
sosial.
5) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber
pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu
c. Kategori pengetahuan Menurut
Notoatmodjo. Pengukuran pengetahuan
penulis menggunakan pengkategorian
menurut Machfoedz (2009) yaitu:
1) Baik, bila subjek mampu menjawab
dengan benar 76-100% dari seluruh
pernyataan.
2) Cukup, bila subjek mampu menjawab
dengan benar 56-75% dari seluruh
pernyataan.
3) Kurang, bila subjek mampu menjawab
dengan benar <56% dari seluruh
pernyataan.

RENCANA HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementa dari rumusan

9
PENLITIAN masalah atau pertanyaan penelitian. Menurut La
Biondo – Wood dan Haber (2002) hipotesis adalah
suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua
atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab
suatu pertanyaan dalam penelitian. (Nursalam,2013).
Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep yang
sudah dijelaskan pada pembahasan poin sebelumnya,
maka rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah:
Ha : ada hubungan antara hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan pengendalian kadar gula darah
pada pasien diabetes
Ha : Ada hubungan postif antara pola asuh permisif
dengan perilaku bullying
POPULASI DAN 1. Populasi
SEMPEL Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah
semua penderita diabetes di Desa Ledug, Kembaran
Purwokerto
2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
Accidental Sampling, sebanyak 91 sampel. Data
dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner.
Teknik analisis yang digunakan adalah dengan cara
a. Analisis Univariat, untuk menggambarkan
distribusi frekuensi dari beberapa variabel yang
diteliti.
b. Analisis Bivariat, untuk melihat hubungan
antara dua variabel (variabel independen dengan
variabel dependen) dan untuk melihat ada atau
tidaknya hubungan antara dua variabel tersebut.
Dilakukan uji statistik chi-square dengan derajat
kepercayaan 90 % dengan p < 0,05. Apabila p <
0,05 maka ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, apabila p
> 0,05 maka tidak ada hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
DEFINISI VARIABEL PENELITIAN
OPERASIONAL 1. Tingkat pengetahuan
2. Pengendalian kadar gula darah pada pasien
diabetes
METODE SKALA UKUR VARIABEL
PENGUMPULAN DATA 1. Pengetahuan : Ordinal
2. Pengendalian kadar gula darah pasien DM :

10
Ordinal
3. Skala Perilaku Bullying : Rasio
4. Skala pola Asuh permisif : Interval
TEKNIK ANALISIS Teknis analisis data pada penelitian ini menggunakan
DATA uji Spearman Rho untuk mengetahui hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan pengendalian kadar gula
darah pada penderita DM di Desa Ledug, Kembaran,
Purwokerto

DAFTAR PUSTAKA
Isniati. 2003. Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Dengan
Keterkendalian Gula Darah Di Poliklinik RS Perjan Dr. DJAMIL Padang
Tahun 2003. Artikel penelitian. Padang
Manan, Srihesty. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Dalam
Upaya Mengontrol Gula Darah Di PoliKlinik RS. Immanuel Bandung Tahun
2009. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 2, 2009: 130 - 138 .
Surakarta
Misdarina dan Desi ariani. 2015. Pengetahuan Diabetes Mellitus Dengan Kadar Gula
Darah Pasien DM Tipe 2. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. Sumatera
Utara
Notoatmodjo, S. 2005. Pengantar pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku kesehatan.
Bandung: Rineka Cipta
Soewondo.P. 2007. Pemantauan pengendalian Diabetes Melitus. Dalam
Penatalaksanaan Diabetes Melitus terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

11

Anda mungkin juga menyukai