Anda di halaman 1dari 10

 Operasi Baris Elementer (OBE)

Teorema berikut ini menunjukkan bagaimana peran OBE dalam menentukan determinan dari
suatu matriksTeorema 2.2.3
Misal diberikan suatu matriks A berukuran n x n.
a. Jika matriks B diperoleh dengan mengalikan salah satu baris atau kolom
pada matriks A dengan suatu skalar k, maka det(B) = k det(A).
b. Jika matriks B diperoleh dengan menukarkan dua baris atau dua kolom
pada matriks A, maka det(B) = –det(A).
c. Jika matriks B diperoleh dengan menambahkan atau mengurangkan
kelipatan suatu baris (kolom) pada matriks A ke baris (kolom) yang lain,
maka det(B) = det(A).

Contoh :
Diketahui matriks-matriks berikut
 2 1 4  2 1 4

A   3 2 2 , 
B  6 4 4

 5 4 3   5 3 
4

Jika det(A) = 5, tentukan determinan dari matriks B.

Jawab
Perhatikan bahwa matriks B diperoleh dengan mengalikan baris kedua pada matriks A dengan
bilangan 2, sehingga
2 1 4 2 1 4
det(B) = 6 4 4 = 2 3 2 2 = 2 det(A) = 2 x 5 = 10.
5 4 3 5 4
Jadi, diperoleh det(B) = 10.

Contoh 2.2.5 Jika matriks C diperoleh dari matriks A pada contoh 2.2.4 dengan menukarkan
 3 2 2

baris pertama dengan baris kedua, maka C  2 1 4 dan
 5 4 3 

3 2 2 2 1 4
det(C) = 2 1 4 = – 3 2 2 = –5
5 4 3 5 4 3

atau det(C) = –det(A).

Catatan:
Jadi, jika dua baris atau kolom pada suatu matriks ditukar tempatnya satu kali, maka determinan
matriks tersebut bertukar tanda. Misalnya
2 1 1 B1, 3
3 3 2 K 2,
3 2 3
4 2 0  – 4 2 0 3
4 0 2

3 3 2 2 1 1 2 1 1

Contoh 2.2.6 Jika matriks D diperoleh dari matriks C pada contoh 2.2.5 dengan menambahkan
7 4 10

dua kali baris kedua pada baris pertama, maka D  2 1 4  dan

 5 4 3


7 4 10 3 2 2
det(D) = 2 1 4 = 2 1 4 = –5
5 4 3 5 4 3

atau det(D) = det(C).

Catatan
Jadi, jika baris (kolom) ke-i pada suatu matriks ditambah atau dikurangi k kali baris (kolom) ke-j,
maka determinan dari matriks tersebut tidak berubah. Misalnya
1 2 3 1 2 3 1 2 2
B 2  B1 K 3  K1
2 1 2  3 3 5  3 3 2
3 2 3 3 2 3 3 2 0
Jika matrik bujursangkar A mempunyai dua baris atau dua kolom yang sebanding
(proporsional), maka det(A) = 0.

Dua baris atau dua kolom dikatakan sebanding (proporsional) jika salah satu baris (kolom)
merupakan kelipatan dari baris (kolom) yang lain.
Menghitung Determinan dengan Ekspansi Kofaktor

Pada subbab ini akan dibahas mengenai kofaktor dan cara menghitung determinan suatu matriks
dengan bantuan ekspansi kofaktor.
 Minor dan Kofaktor

Pengertian minor dan kofaktor terangkum dalam definisi berikut ini.

Definisi 2.4.1

Jika A = adalah suatu matriks bujursangkar, maka minor dari entri ,

dinyatakan dengan , adalah determinan dari submatriks A dengan

menghilangkan baris ke-i dan kolom ke-j. Sedangkan kofaktor dari entri

dinyatakan dengan .

Contoh 2.4.1 Misalkan diketahui matriks

1 2 3
 
A  4 5 6 .
 7 8 9 

Minor dan kofaktor dari entri a11 dan a12 adalah


1 2 3
5 6
M 11 = 4 5 6 = = –3
8 9
7 8 9

1 2 3
M 12 = –6.
= 4 5 6 = 7 9
7 8 9

Kofaktor dari entri a11 dan a12 adalah


11
C 11  (1) M11  M11  3

C 12  (1)
1 2
M11  M11  6 .
Catatan
Antara minor dan kofaktor hanya berbeda tanda, yaitu C  M . Tanda dari kofaktor entri-
ij ij

entri aij dari matriks dapat disimpulkan sebagai

    ...
    ...
    ...
    ...
    

Misalnya C11  M11 , C12  M12 , C21  M 21 , dan C22  M 22 .

 Ekspansi Kofaktor

Ekspansi kofaktor adalah salah satu cara untuk menghitung determinan dari suatu matriks
dengan bantuan kofaktor. Perhatikan teorema berikut.

Definisi 2.4.2

Jika A adalah matriks bujursangkar n x n, maka determinan matriks A dapat


dicari dengan mengalikan entri-entri pada sebarang baris (kolom) dengan
kofaktornya dan menjumlahkannya. Untuk setiap , maka
(i) Ekspansi kofaktor sepanjang baris ke-i adalah

(ii) Ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-j adalah

Contoh 2.4.2 Dengan ekspansi kofaktor sepanjang baris pertama, hitunglah determinan dari
1  2 3 
 
matriks A  4  2 3 .

 5  1
2
Jawab
Berdasarkan Teorema 2.4.2, diperoleh
det(A) = a11C11  a12C12  a13C13
2 3  4 3  4 2
=1 – 2    +3

5 1  2  1 2 5

= 1(-13) – 2(10) + 3(24) = 39


Jadi, diperoleh det(A) = 39.
0 3 0 1 
0 1 0 0 
 
0 0 2 0 
 
1 0 0 0 

Catatan
Secara umum, cara paling cepat untuk menghitung determinan dari suatu matriks dengan
ekspansi kofaktor adalah dengan memilih baris atau kolom yang memiliki entri nol terbanyak.
Entri nol dalam suatu baris atau kolom dapat dibuat dengan menggunakan OBE seperti yang
sudah dipelajari.

2.5 Mencari Invers dengan Adjoin Matriks

Invers suatu matriks bujursangkar dapat dicari dengan menggunakan adjoin matriks tersebut, di
mana adjoin matriks diperoleh dari kofaktor-kofaktor matriks yang bersangkutan.

 Adjoin Matriks

Definisi 2.5.1

Jika A adalah matriks bujursangkar n x n dan adalah kofaktor dari , maka

matriks kofaktor dari A adalah matriks dalam bentuk

Transpose dari matriks tersebut disebut adjoin(A), ditulis adj(A).


 2 3  4
 
Contoh 2.5.1 Diketahui matriks A  0  4 2 , maka

  1 5 
1

kofaktor-kofaktor dari matrik A adalah


C11  18 , C12  2 , C13  4
C21  11, C22  14 , C23  5
C31  10 , C32  4 , C33  8

Sehingga, diperoleh matriks kofaktor dari A adalah


 18  11  10
 
A 2 14  4 
 5  8 
4
dan adjoin dari A adalah
 18 2 4

adj(A) =  11 14 5 

 10   8
4

 Invers Matriks

Teorema berikut merumuskan bagaimana mencari invers dari suatu matriks dengan
menggunakan adjoin dari matriks tersebut.

Teorema 2.5.2

Jika A adalah matriks bujursangkar yang mempunyai invers, maka

adj(A).

Contoh 2.5.2 Tentukan invers dai mariks A pada Contoh 2.5.1

Jawab
Dengan menggunakan ekspansi kofaktor sepanjang kolom pertama, diperoleh determinan dari A,
yaitu
2 3 4
4 2 3 4
det(A) = 0  4 2  2 1
1 5 4 2
1 1 5

= –36 – 10 = –46
Jadi, invers dari matriks A adalah
 18 2 4   9 23 11 46 5 23
1 1   
A1  adj(A) =   11 14 5  =   1 23  7 23 2 23 .
det( A)  46 
  4 8   2  5 46 2 23
10 23

2.6 Menyelesaikan SPL dengan Aturan Cramer

Aturan Cramer adalah salah satu cara untuk mencari penyelesaian dari suatu sistem persamaan
linear (SPL) dengan menggunakan determinan. Aturan Cramer dinyatakan dalam teorema
berikut.

Teorema 2.6.1

Jika Ax = b adalah suatu sistem persamaan linear (SPL) dengan n variabel dan
diketahui det(A) 0, maka penyelesaian dari SPL tersebut adalah

, , ... ,

di mana Aj adalah matriks yang diperoleh dari matriks A dengan mengganti


entri-entri pada kolom ke-j dengan entri-entri pada b.

Contoh 2.6.1 Gunakan aturan Cramer untuk menyelesaikan SPL berikut


x1 + x 2 + x3 = 6

x1 + 2x2 + 3x3 = 14
x1 + 4x2 + 9x3 = 36
Sistem persamaan linear tersebut dapat diubah ke dalam bentuk persamaan matriks yang lebih
sederhana, yaitu
1 1 1   x1  6
1 2 3 x = 14 
   2  
1 4 9 36
x3
Sehingga diperoleh matriks-matriks

A  1 2 3 , A1  14 2 3 , A2  1 14 3 , dan A3  1 2 14 


 
1 4 9  3 4 1 
9   1 
36 
6 9  36 4
Oleh karena itu,
det ( A1 ) 2
x 1 = 1,
det( A) 2
det ( A2 ) 4
x 2 = 2,
det( A) 2
dan
det ( A3 ) 6
x 3 = =3
det( A) 2

Jadi, diperoleh x1  1 x2  2 , dan x3  3 .


,
EVALUASI

Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar.


1. Hitung determinan dari matriks-matriks di bawah ini.
 3 5 4 1 
a. A    c. C   
  2 4   8 2
 2 7 6   2 1 4 
   
b. B   5 1  2 d. D   3 5  7

3 8 4 1 6 2

2. Cari nilai x sehingga


1 0 3
x 1
 2 x 6
3 1x
1 3 x5

3. Tunjukkan bahwa
1 1 1 1
r 1 1 1 3
 (1  r)
r r 1 1
r r r 1
4. Cari invers dari matriks berikut ini dengan adjoin matriks
1 0  2 
A  3 1 4 

5 2  3 

5. Gunakan aturan Cramer untuk menyelesaikan sistem persamaan linear berikut.
–2x + 3y – z = 1
x + 2y – z = 4
–2x – y + z = –3

Anda mungkin juga menyukai