Anda di halaman 1dari 11

Essay Analisis Kontra Tentang Adanya Ecommerce yang diisukan

Merusak Keberlangsungan UMKM

Disusun Oleh :
1) Siti Zulaikha (20210210018)
2) M. Irsyaddul Anam (20210210039)
3) Muhamad Arif (20210210015)
Pendahuluan
Seiring dengan berkembangnya zaman, dinamisme hidup manusia juga
semakin meningkat. Banyak pola hidup manusia dan inovasi yang tak ada
habisnya, begitu juga dengan kegiatan ekonomi. Berdasarkan PP UMKM No.7
Tahun 2021 menjelaskan mengenai usaha mikro yang didefinisikan sebagai
kegiatan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dilakukan oleh
perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan dengan tujuan untuk memproduksi suatu produk baik
itu barang atau jasa yang diperjualkan dan memiliki modal.

Sementara Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lebih


menitikberatkan pada cakupan unit usaha mikro. Baik UKM maupun UMKM
memiliki arti yang berbeda, namun sebagian besar masyarakat lebih sering
menggunakan istilah UMKM karena lebih mewakili dari ketiga unit usaha yang
mencakup di dalamnya.1

Dalam pelaksanaannya, UMKM tetap dinilai krusial meskipun kebanyakan


masyarakat desa masih berfokus pada sektor agrikultur (pertanian) dan perikanan.
Sedangkan manfaat UMKM di desa bagi perekonomian daerah adalah
meningkatkan pendapatan, memberdayakan masyarakat khususnya perempuan
dan ibu rumah tangga, mendapatkan pengalaman berwirausaha, memperkecil
angka pengangguran, mempererat rasa kebersamaan, mengembangkan potensi

1
Taufikurrahman dkk, Implementasi Aplikasi E- Comerrance Sebagai Upaya Peningkatan
Promosi Pemasaram UMKM Desa Muneng, KARYA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol.2 No.2. 2022, Hlm. 9.

1
masyarakat, mengembangkan usaha yang telah ada sebelumnya, serta pada
akhirnya diharapkan akan meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.

Pentingnya UMKM untuk bergabung dengan e-commerce yakni sebagai


pelebaran sayap promosi dan rekognisi terhadap produk yang mereka miliki, baik
barang maupun jasa. E-commerce sendiri merupakan platform yang mewadahi
para penjual agar lebih mudah diakses oleh pembeli. Konsep ‘pasar digital’ dalam
e-commerce dinilai krusial dan perlu dikembangkan, terlebih lagi dengan adanya
pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas dari masing-masing UMKM.2

Adanya penetrasi atau sosialisasi tentang e-commerce kepada masyarakat


setempat adalah langkah awal yang perlu dilakukan untuk mengenalkan sistem
pemasaran dan promosi produk yang lebih modern serta mengikuti perkembangan
zaman. Pada akhirnya, apabila suatu UMKM ingin terus beroperasi dan semakin
dikenal lebih luas oleh publik, haruslah mengikuti perkembangan zaman yang ada.

Pembahasan

A. Pengertian E-Commerce

Elektronic commerce (disingkat E-Commerce) sebagai sarana berbisnis


menggunakan jaringan komputer, sebenarnya sudah dikenal sejak 20 tahun lalu
yaitu sejak akhir tahun '70-an dan awal tahun '80- an. Generasi pertama
E-Commerce dilakukan hanya antar perusahaan berupa transaksi jual beli yang
difasilitasi oleh Electronic Data Intechange (EDI) dalam teransaksi jual beli
elektronik ini banyak aspek-aspek hukum yang bersentuhan langsung maupun
tidak langsung.

Saluran online adalah saluran yang dapat dijangkau seseorang melalui


komputer dan modem. Modem menghubungkan komputer dengan jalur telepon
sehingga komputer dapat menjangkau beragam layanan informasi online.
Pemasaran online akrab disebut dengan E-Commerce.3

2
Taufikurrahman dkk, Implementasi Aplikasi E- Commerce…, Hlm. 8.
3
Kotler dan Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 2, Airlangga, Jakarta, 2001, hlm. 318

2
E-Commerce (perniagaan elektronik) sebagai bagian dari electronic business
(bisnis yang menggunakan electronic tranmission). Secara umum E-Commerce
dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan barang atau jasa
dengan menggunakan media elektronik. Media elektronik yang dibicarakan disini
hanya difokuskan dalam hal penggunaan media internet.

Electronic Commerce (E-Commerce) adalah proses pembelian, penjualan


atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan komputer.
E-Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business
lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian
mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan, dll. Selain teknologi
jaringan www, E-Commerce juga memerlukan teknologi basis data atau
pangkalan data (database), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk
teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan
alat pembayaran untuk E-Commerce ini.4

E-Commerce adalah kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen, manufaktur,


service provider dan pedagang perantara dengan menggunakan jaringan-jaringan
komputer yaitu internet.Sedangkan (UMKM) merupakan kelompok usaha yang
perannya sangat signifikan dalam perekonomian Indonesia, dengan jumlah pelaku
usaha mikro yang diperkirakan sebagian besar bergerak di sektor informal. Hal ini
mengindikasikan gejala informalisasi perekonomian. Tenaga kerja yang tidak
berhasil diserap oleh sektor formal akan beralih ke sektor informal. Menteri
Koperasi dan UMKM pada sidang pleno ISEI di Bandung tanggal 21 Juli 2010,
mengemukakan bahwa jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2009 mencapai
51,257 juta unit atau 99,99% dari total pelaku usaha yang jumlahnya mencapai
51,261 juta. UMKM di Indonesia memberikan kontribusi pada PDB sebesar Rp.
2.609,36 triliyun atau 55,56%, dengan jumlah ekspor sebesar Rp. 183,76 triliyun
atau 20.17% dari total ekspor non migas. Jumlah tenaga kerja yang terlibat yang

4
Ripah Karyatiningsih, Penerapan E-Commerce dalam Menunjang Strategi Bisnis Perusahaan
Kasus di PT. Cheil Jedang Superfeed (CJS), Makalah, Program Pasca Sarjana Manajemen dan
Bisnis ITB, Bogor, 2011, hlm. 3

3
terlibat dalam UMKM adalah sebesar 90,9 juta orang atau 97,04% dari total
jumlah tenaga kerja. Sedangkan investasi yang dilakukan oleh UMKM mencapai
Rp. 222,74 triliyun atau sebesar 51,80% dari total investasi. Sedangkan
permasalahan yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia adalah:5

1. Rendahnya akses terhadap sumber daya produktif. UMKM yang


melakukan ekspor hanya 0,13%(BPS, 2005).

2. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia, 64% dari pelaku UMKM


hanya tamat SD (BPS, 2005).

3. Rendahnya produktivitas. Produktivitas UMKM hanya 0,014% dari


produktivitas besar, dan 56% dari produktivitas secara nasional (BPS,
2005 – 2007).

4. Rendahnya daya saing. UMKM Indonesia hanya 3,5 dari maksimum skor
10,(APEC, 2006).

Melihat besarnya peran UMKM dalam perekonomian Indonesia dan


permasalahan secara nasional yang dihadapi oleh UMKM, maka perlu melakukan
penelitian tentang perkembangan UMKM dan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

B. Landasan Pemberlakuan E-Commerce

Para ahli berpendapat bahwa masa depan ekonomi dunia akan dimiliki oleh
negara yang berhasil memanfaatkan secara efektif sektor informasi, pengetahuan,
dan teknologi secara produktif. Visi ini terbukti nyata di masa depan, di mana
banyak negara semakin menyadari betapa pentingnya ekonomi digital bagi
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan untuk memberikan kualitas hidup
yang lebih baik bagi warganya, terbukti dengan berbagai keuntungan yang
ditawarkan kepada individu atau kelompok, seperti kemampuan untuk
memangkas biaya, ketersediaan komunikasi dan informasi yang cepat, dan
5
Hartono dan Deny Dwi Hartomo, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan UMKM di

Surakarta, Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 14, No. 1, 2014, Hlm. 17.

4
penciptaan kapitalisasi pasar untuk produk dan layanan tertentu. Pesatnya
perkembangan ekonomi digital juga memacu transaksi e-commerce yang menjadi
sangat penting dan sentral bagi perekonomian banyak negara, terutama untuk
meningkatkan pertumbuhan kesejahteraan ekonomi, produktivitas, dan daya saing
dalam perdagangan internasional.6

Keberhasilan e-commerce telah dibuktikan oleh beberapa perusahaan


ekonomi global digital, seperti eBay, yang sukses mengadakan lelang di seluruh
dunia; Alibaba.com, yang berhasil menyediakan barang dan jasa untuk jutaan
orang dan perusahaan; dan Amazon.com, yang berhasil menjual buku eceran, dan
jutaan barang lainnya.

Kemudian, Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tersebut


menjelaskan terkait empat cara e-commerce barang dan/atau jasa melalui Platform
Marketplace di Indonesia, yaitu: (1) Penyedia Platform Marketplace menyediakan
layanan e-commerce untuk barang atau jasa; (2) Pedagang atau Penyedia Layanan
menggunakan fasilitas platform yang disediakan oleh penyedia platform
marketplace untuk melakukan e-commerce; (3) Pembeli penerima barang atau
jasa melakukan pembelian barang dan/atau jasa melalui Penyedia Platform
Marketplace, dan (4) Pembayaran perdagangan barang dan jasa melalui
e-commerce oleh pembeli kepada pedagang atau penyedia jasa dilakukan melalui
Penyedia Platform Marketplace.7

Dalam konteks hukum di Indonesia, e-commerce dirumuskan dalam Pasal 1


angka (2) Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia (RI) Nomor 80 Tahun
2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, yang mendefinisikan
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) sebagai Perdagangan yang
transaksinya dilakukan melalui serangkaian perangkat dan prosedur elektronik.
Adapun pelaku usaha dalam e-commerce yang terdiri dari Pelaku Usaha Dalam

6
Ade Sudrajat, Analisis Pro dan Kontra Kebijakan Pajak Pada Ecommerce dan Pengaruhnya
Terhadap Ekonomi Indonesia, JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan
Akuntansi) Vol. 5 No. 2, 2021, Hlm. 1756.
7
Ibid.

5
Negeri (termasuk Pedagang, PPMSE, dan Penyedia Fasilitas Perantara Dalam
Negeri) dan Pelaku Usaha Luar Negeri (termasuk Pedagang Asing, PPMSE, dan
Penyedia Fasilitas Perantara Internasional) (Pasal 5 PP No. 2019).

C. Pengimplementasi antara E-Commerce dengan UMKM

Secara garis besar e-commerce adalah istilah yang digunakan untuk


menggambarkan penjualan barang dan jasa melalui Internet, dalam pengertian
yang paling situs website yang mengiklankan dan mempromosikan produk juga
bisa dapat dianggap sebagai e-commerce. E-Commerce terdiri atas beberapa jenis,
yaitu sebagai berikut: business-to-bussinnes (B2B) yang merupakan Transaksi
antar organisasi bisnis yang dilakukan di electronic market. business-to-customer
(B2C) yang merupakan transaksi antar bisnis ke pelanggan secara eceran dengan
pembeli perorangan. Consumer-to-consumer (C2C) yang merupakan metode
konsumen menjual secara langsung ke konsumen lainnya. Consumen-to-businnes
(C2B) yang merupakan perseorangan yang menjual produk atau layanan ke
organisasi, dan perseorangan yang mencari penjual, berinteraksi dengan mereka
dan menyepakati suatu transaksi.

Adapun dampak positif E-Commerce adalah revenue stream (aliran


pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan untuk UMKM, yang tidak bisa
ditemui di sistem transaksi tradisional, dikarenakan teknologi yang digunakan real
time yang tidak memiliki batas jarak, ruang dan waktu, sehingga secara cepat
UMKM dapat menerima informasi yang berguna bagi peningkatan penjualan
produk. Selain itu e-commerce dapat meningkatkan market exposure (pangsa
pasar), karena dengan e-commerce pemasaran UMKM tidak terpatok pada satu
daerah saja, UMKM bisa mendapatkan pelanggan di seluruh daerah.8

Bagi pelaku UMKM yang sebelumnya bertumpu pada sistem penjualan dan
pemasaran yang belum memanfaatkan pemasaran online, hal ini menyebabkan

8
Muliyani Mahmud, Pemanfaatan Media Sosial & E-Commerce Guna Peningkatan Penjualan
Produk UMKM Pada Masa Pandemi, Mopolayio : Jurnal Pengabdian Ekonomi Volume 02,
Nomor 01, Hlm. 22.

6
penurunan penjualan. Oleh karena itulah perlu adanya pengenalan tentang
pemasaran yang menggunakan sistem online dengan memanfaatkan media sosial
dan toko online atau e-commerce. Program pengenalan ini difokuskan agar para
pelaku UMKM dapat mengetahui dan kemudian mau memanfaatkan sosial media
dan e-commerce dalam memasarkan produk mereka. Selain itu, dengan
memanfaatkan pemasaran melalui media sosial dan e-commerce juga diharapkan
para pengusaha UMKM dapat melebarkan jangkauan pasar mereka sehingga
dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan.

UMKM berperan dapat menggerakkan perekonomian suatu negara


(Carter, & Evans, 2010). Hal ini sejalan dengan hasil survey yang
dilaksanakn Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2016 lalu, yang
menyatakan kontribusi sektor UMKM di Indonesia terbukti sangat
signifikan bagi perekonomian nasional dengan menyumbang 60% Produk
Domestik Bruto dan menyerap 97% tenaga kerja nasional (Siaran Pers OJK:
SP-38/DKNS/OJK/5/2016). 9

D. Pendapat Kontra yang menegaskan bahwasannya adanya E-Commerce itu


tidak merusak keberlangsungan UMKM melainkan Faktor lain yang menjadi
penghambat keberlangsungan UMKM.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil suatu pemahaman bahwasannya


adanya E-Commerce itu tidaklah menghambat atau bahkan merusak
keberlangsungan UMKM di Indonesia melainkan, dengan adanya e-commerce
malah meningkatkan mutu penjualan UMKM hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya E-Commerce yang diimplementasikan oleh pelaku usaha mikro
kecil dan menengah diharapkan tetap dapat melanjutkan usahanya
meskipun ditengah pandemi covid-19 terlebih di masa era new normal
pandemi covid-19 seperti saat ini yang mengakibatkan adanya kebijakan
pemerintah dalam membatasi mobilitas masyarakat mulai dari PSBB
9
Nur Aida dan Nurbahyani , Peran Implementasi E-Commerce dan Literasi Keuangan Terhadap
Keberlangsungan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Era New Normal Pandemi Covid-19 di Kota
Makassar, SEIKO : Journal of Management & Business, 5(1), 2022, Hlm. 101.

7
(Pembatasan Sosial Bersakala Besar) sampai kepada PPKM (Pembatasan
Pergerakan Kegiatan Masyarakat) yang sampai ber level-level, sehinga
implementasi e-commerce serta literasi keuagan yang dimiliki para pelaku
UMKM, dapat tetap menjalankan usahanya menghasilkan kinerja usaha
yang tidak terlalu menurun drastis dan tentunya diharapkan tetap dapat
10
menciptakan keberlangsungan usaha para pelaku UMKM.

Beberapa usaha telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk mendorong


UMKM agar mampu bertahan selama masa pandemi. Dengan dibatasi mobilitas
masyarakat, maka salah satu strategi yang dapat digunakan oleh para pelaku
UMKM untuk terus memasarkan produknya adalah dengan melalui teknologi
informasi seperti media sosial dan e-commerce. Saat ini peranan teknologi
informasi berpengaruh dalam dunia ekonomi khususnya dalam hal penjualan.
Dengan banyaknya pengguna internet maka memungkinkan peluang usaha yang
semakin besar. Hal ini dikarenakan dengan adanya internet maka penjual dapat
melakukan komunikasi dengan konsumen dimana saja dan kapan saja cukup
dengan memanfaatkan perangkat mobile dan internet yang dimiliki. Media sosial
merupakan perpaduan sosiologi dan teknologi yang memberikan kesempatan
orang untuk saling terhubung secara online baik dalam hubungan personal
maupun bisnis. Media sosial memberikan peranan sebagai media penghubung
informasi dan komunikasi antara penjual dengan pembeli, selain itu media sosail
memiliki potensi untuk menemukan konsumen serta membangun image tentang
merek suatu produk.11

Adapun Keberlangsungan UMKM yang terhambat bukan disebabkan oleh


adanya E-Commerce karena sudah jelas seperti yang telah dituliskan diatas bahwa
E-Commerce bukan menghambat UMKM melainkan mendukung penuh melalui
jejaring online dan memperluas pasaran penjualan sehingga semua orang dapat
mengenah suatu produk dan membelinya memalui E-Commerce. Hal yang

10
Nur Aida dan Nurbayani , Peran Implementasi E-Commerce dan Literasi…, Hlm. 108-109.
11
Muliyani Mahmud, Pemanfaatan Media Sosial & E-Commerce Guna…, Hlm. 21.

8
menghambat keberlangsungan UMKM dapat disebabkan karena adanya faktor
lain seperti :12

1. Masalah yang masih krusial dihadapi oleh UMKM di antaranya adalah masih
rendahnya permodalan. UMKM masih menghadapi kendala dalam
menambah permodalan, baik untuk modal kerja maupun modal investasi.
Dalam hal ini terdapat keengganan pihak perbankkan dalam memberikan
kredit kepada UMKM. Untuk membantu permodalan bagi UMKM ini
pemerintah telah mewajibkan kepada perbankan untuk menyalurkan Kredit
Usaha Rakyat (KUR).

2. Kesulitan dalam masalah permodalan, membawa ke masalah mendasar yang


mempengaruhi proses inovasi dan transformasi UMKM, mengimbas pula
pada kesulitan dalam pemasaran terutama dari segi pengenalan pasar,
penentuan harga, negosiasi, serta jalur distribusi dan penjualan.

3. Pengusaha kecil pada umumnya tidak dapat mempromosikan produknya


melalui media massa, karena volume pendapatan produksi yang tidak mampu
menutup biaya promosi. Apabila terdapat biaya promosi, media yang dipilih
biasanya yang murah dan mencakup daerah yang sempit, seperti radio swasta
daerah, atau mobil dengan Megaphone.

4. Kendala lain yang cukup krusial adalah kesulitan bahan baku, terutama
UMKM di sektor processing dan manufacturing. Hal ini dapat terjadi akibat
minimnya modal kerja sehingga semua transaksi harus dilaksanakan dalam
bentuk uang tunai.

5. Berbagai kendala lainnya yang masih sering ditemui pada UMKM adalah
masih rendahnya kualitas SDM, yang tercermin dari kurang berkembangnya
perilaku kewirausahaan, lemahnya kaderisasi, kreativitas, disiplin, etos kerja,
dan profesionalisme. Berbagai kendala tersebut, menyebabkan sangat
rentannya UMKM dalam menghadapi persaingan.

12
Hartono dan Deny Dwi Hartomo, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi…, Hlm. 19.

9
Pengalaman menunjukkan bahwa eksistensi UMKM yang terancam bahkan
mati sebelum bersentuhan dengan iklim liberalisasi perdagangan dunia.
Lingkungan ekonomi internasional di saat ini dan mendatang berubah sangat
cepat. Dengan dikembangkannya Teknologi Informasi (TI), seperti internet,
CD-rom, komunikasi satelit, maka informasi dari satu negara ke negara lain dalam
sekejap dapat berpindah. Dampak dari percepatan informasi ini, dapat dirasakan
dalam kehidupan ekonomi, keuangan, dan jasa telekomunikasi. Dengan demikian,
melalui TI usaha bisnis lebih berpeluang meningkatkan daya saing sekaligus
memenangkan persaingan yang semakin ketat. Persoalannya, masih sedikit
UMKM yang memanfaatkan TI. Menurut Eko Wahyudi (Direktur Pembinaan
Koperasi dan UMKM Bappenas), menyatakan bahwa dari 245 ribu unit UMKM
potensial di Indonesia, hanya 12% saja yang sudah memanfaatkan TI. Lemahnya
akses terhadap TI mengakibatkan banyak peluang bisnis tidak bisa dimanfaatkan.
Dapat dipastikan dengan adanya E-Commerce sangat mempengaruhi penjualan
pedagang UMKM karena dapat dipastikan dengan adanya hal itu sistematika
jaringan penjualan akan lebih luas cakupannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aida. Nur dan Nurbayani, 2022. Peran Implementasi E-Commerce dan Literasi
Keuangan Terhadap Keberlangsungan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Era New Normal Pandemi Covid-19 di Kota Makassar,
SEIKO : Journal of Management & Business, 5(1).

Hartono dan Deny Dwi Hartomo, 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Perkembangan UMKM di Surakarta, Jurnal Bisnis & Manajemen Vol.
14, No. 1.

Karyatiningsih. Ripah, 2011. Penerapan E-Commerce dalam Menunjang


Strategi Bisnis Perusahaan Kasus di PT. Cheil Jedang Superfeed (CJS),
Makalah, Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis ITB, Bogor.

Kotler dan Amstrong, 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 2, Airlangga,


Jakarta.

Mahmud, Muliyani. Pemanfaatan Media Sosial & E-Commerce Guna


Peningkatan Penjualan Produk UMKM Pada Masa Pandemi, Mopolayio :
Jurnal Pengabdian Ekonomi Volume 02, Nomor 01.

Sudrajat, Ade. 2021. Analisis Pro dan Kontra Kebijakan Pajak Pada Ecommerce
dan Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Indonesia, JIMEA | Jurnal Ilmiah
MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi) Vol. 5 No. 2.

Taufikurrahman dkk, 2022. Implementasi Aplikasi E- Comerrance Sebagai Upaya


Peningkatan Promosi Pemasaram UMKM Desa Muneng, KARYA
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.2 No.2.

11

Anda mungkin juga menyukai