SKRIPSI
Oleh :
HADIJAH
NIM : 7181142006
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa atas
Biaya Kelas XII di SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2022/2023”.
penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan
ini penulis juga menyampaikan rasa hormat, rasa sayang dan terimakasih kepada:
Negeri Medan.
3. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang
4. Bapak Dr. Azizul Kholis, SE, M.Si, CMA selaku Wakil Dekan
i
Medan.
diselesaikan.
8. Bapak Andri Zainal, SE, M.Si, Ph.D, Ak.CA selaku Ketua Program
10. Ibu Yulita Triadiarti, SE, M.Si, Ak, CA, Bapak Dr. Jufri Darma, SE.,
M.Si,Ak,CA dan Ibu Sondang Aida Silalahi, S.E., M.Si. selaku dosen
ii
PLP penulis yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran
14. Kak Malisa selaku pegawai Prodi Pendidikan Akuntansi yang telah
15. Bapak Drs. H. Edi Azhar selaku Kepala SMK Swasta Eria Medan dan
ibu Irawati, S.Pd yang telah membantu penulis untuk izin penelitian
banggakan serta orang yang menjadi alasan untuk penulis tetap kuat
hingga saat ini Ayahanda terkasih Tomas Siregar dan Ibu terkasih
iii
Adik Akbar Siregar dan Adik Annisa Siregar.
17. Teristimewa juga penulis ucapkan kepada Nenek dan kakek terkasih
18. Teristimewa juga kepada Tante dan Om baik dari keluarga ayah dan
ibu yang sudah seperti orang tua penulis selalu memberi bantuan dan
dukungan.
19. Teristimewa kepada sepupu saya Kak Laelan Asha Siregar dan abang
penulis.
Pohan, Sri Wahyuni, Ananda Desriani) yang telah menjadi teman suka
iv
23. Terimakasih juga kepada teman-teman Kelas Pendidikan Akuntansi B
24. Dan semua pihak yang memberikan dukungan dan doa kepada penulis
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih
semuanya.
Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi bahan masukan bagi pihak
yang membutuhkan.
Penulis
Hadijah
7181142006
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.4 Hipotesis Tindakan...........................................................................................32
ix
4.1.2 Hasil Belajar Siswa ................................................................................54
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
semacam proses penciptaan sebuah kultur dan tata keteraturan dalam diri maupun
yang tangguh agar mampu menghasilkan sumber daya manusia yang siap
dapat dimulai dari proses belajar. Dimana didalam proses harus terdapat aktivitas
belajar yang aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas belajar merupakan
meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif dalam belajar, meningkatnya jumlah
siswa yang berinteraksi saat pembelajaran dan meningatnya hasil belajar yang ingn
dicapai.
memiliki peranan penting dalam pembelajaran yaitu sebagai pendidik dan pengajar
yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak
didik, baik secara individual maupun klasikal. Guru mempunyai kekuasaan untuk
Mendidik dan melatih adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Guru merupakan salah
satu unsur dalam proses belajar mengajar yang memiliki tanggung jawab atas
keaktifan belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru
harus mampu merancang susunan pengajaran yang dapat meningkatkan minat dan
aktivitas dan hasil belajar peserta dari berbagai interaksi pengalaman belajar.
Keaktifan belajar merupakan salah satu unsur penting yang menjadi dasar
kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik dalam proses kegiatan belajar mengajar
yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif. Tak
jarang keaktifan merupakan sesuatu yang sulit ditemukan didalam kelas, banyak
siswa yang kurang paham mengerti materi tetapi hanya diam saat proses
3
pembelajaran sedang berlangsung. Hal ini yang menyebabkan hanya guru yang aktif
Dalam penelitian ini SMK Swasta Eria Medan digunakan sebagai lokasi
penelitian dengan alasan dikarenakan di SMK Swasta Eria Medan merupakan sekolah
SMK Swasta Eria Medan merupakan sekolah dengan berbagai jurusan, salah satunya
adalah jurusan Akuntansi. Alasan lainnya adalah penelitian yang berjudul “Penerapan
Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Akuntansi Biaya Kelas XII di SMK
Swasta Eria Medan”, belum pernah dilakukan di SMK Swasta Eria Medan, sehingga
Keaktifan dan Hasil Belajar Akuntansi siswa Kelas XII di SMK Swasta Eria Medan.
kegiatan fisik ataupun mental dalam berfikir dan berbuat dalam suatu rangkaian yang
melalui observasi adalah masih rendahnya keaktifan belajar pada mata pelajaran
Akuntansi Biaya yang masih tergolong rendah sehingga berdampak pada hasil belajar
siswa.
keterangan bahwa keaktifan belajar siswa masih rendah.Hal ini dapat dilihat dari hasil
pengamatan yang dilakukan peneliti yaitu beberapa aktivitas belajar yang rendah, hal
4
ini dapat dilihat dari kegiatan visual, oral, listening, writing. Dalam kegiatan visual
(vicual activities) yang menjadi kendala adalah siswa sering tidak memperhatikan
penjelasan yang diberikan oleh guru, karena tidak menyimak materi yang diberikan
terjadi di oral activities, yang menjadi kendala adalah siswa sering kali tidak
memahami materi tapi siswa tidak dapat langsung menangkap dan merumuskan
mendengakan penjelasan guru dan ada beberapa yang asik berbicara dengan
dilihat dari beberapa siswa yang jarang bahkan cenderung tidak mau mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru. Selanjutnya kendala terjadi di kegiatan mental
activities, siswa sering merasa takut untuk mengutarakan pendapat atau pertanyaan
selama proses pembelajaran hal ini sangat berpengaruh terhadap keaktifan hasil
belajar siswa. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, didapati bawa guru
bersikap lebih pasif, karena siswa beranggapan mereka bertugas sebagai penerima
dan hanya guru sebagai pemberi. Dengan anggapan tersebut,siswa akan lebih sulit
untuk berusaha aktif dan berinteraksi di dalam kelas selama proses belajar mengajar.
5
Aktivitas belajar yang pasif ini lah yang dapat mempengaruhi hasil belajar akuntansi
keberhasilan atau tercapai tidaknya siswa untuk mencapai tujuan tertentu melalui
belajar memiliki kedudukan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari
proses pembelajaran. Baik hasil yang dapat dilihat dengan menggunakan angka atau
hasil belajar yang dilihat dari penerapannya.Dalam hal ini guru dituntut untuk lebih
Swasta Eria Medan nilai akuntansi siswa banyak yang tidak mencapai Kriteria
Ketuntasan Maksimal (KKM) yang ditentukan yaitu 75, hal ini terjadi karena siswa
masih pasif didalam kelas dan pemilihan model pembelajaran yang masih minim.
Tabel 1.1
Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian
Kelas XII Akuntansi SMK Swasta Eria Medan
T.P 2022/2023
Siswa Yang Tidak
Jumlah Siswa Yang Tuntas
Keterangan KKM Tuntas
Siswa
Jumlah % Jumlah %
UH 1 75 17 8 47,05% 9 52,94%
6
UH 2 5 29,41% 12 70,58%
UH 3 7 41,17% 10 58,82%
Rata-Rata 7 39,21 10 60,78
Sumber : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Akuntansi Biaya Kelas XII
Akuntansi SMK Swasta Eria Medan.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang memenuhi nilai KKM
siswa (47,05%), siswa yang memenuhi nilai KKM pada UH 2 sebanyak 5 siswa
(29,41%) dan pada UH 3 siswa yang memenuhi nilai KKM sebanyak 7 siswa
(41,17%). Hal ini dapat terjadi karena kurangnya keaktifan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
oleh beberapa faktor seperti rendahnya minat belajar siswa, rendahnya kemampuan
aktif dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran karena mereka
menganggap pelajaran akuntansi sebagai pelajaran yang sulit. Ditambah dengan guru
pembelajaran sangat minim adanya interaksi antara guru dan siswa. Hal ini membuat
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
peran fasilitator, dan 5) penilaian. Problem based learning meupakan salah satu
learning). Untuk itu, memecahkan masalah adalah ciri khusus model pembelajaran
keaktifan dan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran problem based
learning menunjukkan hasil bahwa keaktifan dan hasil belajar siswa mengalami
meningkat 15% dari siklus I sampai ke siklus III.Dan hasil belajar siswa
akuntansi siswa menunjukkan hasil bahwa dengan menggunakan model ini hasil
Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi
Dasar Akuntansi Biaya Kelas XII di SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran
2022/2023”.
1. Rendahnya hasil belajar akuntansi siswa kelas XII di SMK Swasta Eria Medan
2. Rendahnya keaktifan belajar akuntansi siswa kelas XII di SMK Swasta Eria
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII di SMK
pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas XII di SMK Swasta Eria
Medan?
2. Apakah hasil belajar akuntansi pada kompetensi dasar akuntansi biaya dapat
kepada peserta didik atau student center. Model ini mendorong peserta didik untuk
mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian
didik sangat penting dikuasai oleh tenaga pendidik, seringkali kesalahan dalam
peserta didik bersifat pasif dan guru yang cenderung aktif.Banyak peserta didik yang
kurang paham dan bosan saat belajar namun hanya diam tanpa memberikan respon
pilihan yang efisien untuk menghidupkan suasana kelas dan menarik minat belajar
tersebut.
Salah satu dampak positif dari model ini adalah meningkatkan keaktifan
peserta didik di dalam kelas, hal ini dapat diketahui karena didalam model
pembelajaran berbasis masalah ini tenaga pendidik membagi peserta didik ke dalam
Pembagian kelompok juga dilakukan secara heterogen. Hal ini diharapkan dapat
partisipasi, kerja sama dan simpati untuk saling membantu dalam memecahkan
masalah yang mereka dapatkan serta seluruh peserta didik dapat berperan aktif dalam
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII di SMK
Pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas XII SMK Swasta Eria
Medan.
11
Dari penelitian ini, diharapkan dapat menerapkan manfaat bagi berbagai pihak
1. Manfaat Teoritis
Studi ini diharapkan bisa memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai model
hasil belajar akuntansi siswa, pula diinginkan menjadi sarana pertumbuhan ilmu
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis, penelitian ini diinginkan bisa sebagai sarana yang berguna
akuntansi siswa.
KAJIAN PUSTAKA
konsep belajar penemuan siswa dalam suatu kelas dipecah menjadi kelompok dengan
anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki-laki dan
model pembelajaran yang mengahadapkan suatu masalah nyata kepada siswa dimana
siswa dilatih kemampuannya untuk memecahkannya masalah dan berpikir kritis serta
pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu
Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang diperoleh melalui proses
untuk berpikir kritis. Dalam model Problem Based Learning dimaksudkan untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, karena melalui pembelajaran ini
menggunakan PBL yaitu penyajian dari seluruh kegiatan pembelajaran terdiri dari
Tabel 2.1
Pembelajaran
Problem Based
Learning
pembelajaran problem based learning dapat diterapkan oleh guru dalam proses
dipelajari.
16
4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan memberikan lembar kerja
secara menyeluruh.
Kelebihan :
1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam
situasi nyata.
2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui
aktivitas belajar.
3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban
siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi.
4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari
perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.
6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam
kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
8) Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching.
Kekurangan :
1) Problem Based Learning tidak dapat diterapkan untuk setiap materi
pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi.
Problem Based Learning lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut
kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi
akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
17
Kelebihan:
1) Problem Based Learning merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran.
2) Problem Based Learning dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa.
4) Problem Based Learning dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5) Problem Based Learning L dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan.
6) Problem Based Learning bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap
mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang
harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau
dari buku-buku saja.
7) Problem Based Learning dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
8) Problem Based Learning dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan yang baru.
9) Problem Based Learning dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata.
10) Problem Based Learning dapat mengembangkan minat siswa untuk
belajar secara terusmenerus sekalipun belajar pada pendidikan formal
telah berakhir.
Kekurangan :
1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based Learning
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin
mereka pelajari. dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari
guru atau dari buku-buku saja.
18
Learning, peran guru berbeda dengan kelas konvensional yaitu sebagai berikut : (1)
dengan menggunakan model yang bersifat umum bahwa tanpa menyesuaikan model
yang tepat berdasarkan sifat dan karakteristik dari materi yang mereka ajarkan.
yaitu dari guru ke siswa. Dimana siswa lebih banyak mendengarkan dan
learning, the teacher is the dominant source of knowledge in the class, teachers are
the senders of knowledge, and students are the receivers. Artinya, siswa tidak
memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran kecuali guru
model pembelajaran yang berpusat pada guru atau guru lebih mendominasi dalam
kegiatan pembelajaran. Artinya dalam model pembelajaran ini peran siswa sangat
sedikit dalam proses pembelajaran dan siswa sulit untuk berkembang dalam pola
menitikberatkan kepada pertemuan tatap muka antara siswa dengan guru yang terjadi
didalam kelas dan dengan model ini materi disampaikan secara langsung oleh guru,
dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini juga berasumsi bahwa guru lah
yang memiliki kewajiban penuh memberi langsung pengetahuan dan wawasan baru
kepada siswa. Walaupun demikian model pembelajaran ini banyak digunakan oleh
Belajar merupakan wujud tindakan keaktifan siswa, aktivitas ini dalam proses
pengalaman belajar. Proses belajar mengajar akan berlangsung dinamis ketika siswa
dapat terlibat langsung dalam pembelajaran. Implikasi keaktifan bagi siswa berwujud
hasil percobaan, ingin tahu hasil percobaan, membuat karya tulis, membuat kliping
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam pelaksanaan proses
atau berperan aktif dalam pembelajaran di kelas, sehingga dengan demikian siswa
tentang apa yang telah dilakukan.Menurut Achdiyat dan Lestari (2016:58), Keaktifan
merupakan perubahan yang berupa usaha yang berkembang semakin baik dalam
mental dalam berfikir dan berbuat dalam suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan.
belajar siswa adalah suatu kegiatan fisik atau mental yang dilakukan siswa dalam
dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu “ faktor internal (faktor dari dalam
siswa), faktor eksternal (faktor dari luar siswa), dan faktor pendekatan belajar
1) Faktor internal siswa, merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa
itu sendiri, yang meliputi:
a) Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmaniah dan tonus (tegangan
otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
21
saat belajar.Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman (2009: 26-27) cara
untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih
banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif
dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat
Dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan belajar siswa adalah salah satu
meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah mengenali sikap
yang kurang terlibat. Kita juga dapat menyelidiki sebab dan usaha apa yang bisa
beberapa indikator yaitu: (a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, (b)
Terlibat dalam pemecahan masalah, (c) Bertanya kepada siswa lain/kepada guru
apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (d) Berusaha mencari berbagai
kelompok, (f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya, (g)
turut serat dalam melaksanakan tugas belajarnya, maksud indikator ini adalah siswa
mencatat dan mengerjakan soal dan sebagainya. Sedangkan indikator terlibat dalam
pemecahan masalah diartikan ikut aktif dalam menyelesaikan masalah yang yang
sedang dibahas di dalam kelas, misalnya ketika guru memberi masalah/soal siswa
ikut membahas. Lebih lanjut yang dimaksud indikator bertanya kepada siswa
lain/kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya yaitu jika tidak
baik pada guru/siswa lain. Indikator berusaha mencari berbagai informasi yang
diskusi kelompok maksudnya yaitu melakukan kerja sama dengan diskusi untuk
hasil yang diperolehnya yaitu menilai kemampuan dirinya yaitu dengan mencoba
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dapat diihat dari
yang aktif. Berikut ini karakteristik pembelajaran aktif menurut Bonwell yang dikutip
Dengan adanya keaktifan siswa, maka proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang mereka miliki. Siswa yang aktif akan mampu berpikir
cara membandingkannya dengan norma atau nilai tertentu dalam sistem penilaian
yang disepakati. Belajar merupakan kata kunci penting dalam pendidikan, sehingga
tanpa adanya belajar maka hasil yang akan diperoleh tidak akan sesuai dengan yang
diharapkan.
dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Hasil belajar dapat berupa
Purwanto 2011:44, hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk pada suatu
merupakan tolak ukur tingkat keberhasilan atau tercapai tidaknya siswa untuk
Proses belajar adalah hal penting yang mempengaruhi baik atau tidak hasil yang akan
diperoleh.
26
faktor, yaitu yang berasal dari dalam siswa (faktor internal ) dan ada pula yang
1. Faktor Internal (dari dalam diri siswa) yang terdiri dari sikap terhadap
belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar,
menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan,
kemampuan berprestasi, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan
keberhasilan belajar dan kebiasaan belajar.
2. Faktor Eksternal (dari luar diri siswa) yang terdiri dari guru sebagai
pembina siswa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan
penelitian, lingkungan sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah.
27
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal berupa
sekarang sekaligus juga dijadikan rujukan oleh peneliti karena berorientasi pada
berikut :
Model Problem Based Learning Intuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Transaksi Akuntansi Pendapatan Satker Kelas XI Akuntansi SMK
Negeri Jatipuro Tahun Pelajaran 2020/2021. Hasil penelitian diperoleh bahwa dengan
keaktifan dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Negeri Jatipuro Hal
tersebut dapat diperhatikan dalam hasil penelitan yang diperoleh dari dua siklus.
Dalam penelitian ini peningkatan rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II meningkat
dari 91 menjadi 95.Hasil belajar juga mencapai indikator keberhasilan dari KKM
Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas XI Pada Mata
dalam 2 siklus, dan memperoleh hasil penelitian aktifitas siswa terdapat peningkatan
dalam aktifitas listening dari 86% menjadi 95%, oral dari 45% menjadi 80%,
emotional dari 65% menjadi 88%, visual dari 40% menjadi 90%, writing dari 60%
menjadi 83%, motor dari 40% menjadi 80%, dan mental dari 60% menjadi 86%.
Peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 4,16%
Asvifah, Fenti Fitria dan Wahjudi, Eko (2019) pada penelitiannya “Penerapan
belajar akuntansi siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto. Hal tersebut
bisa diperhatikan dari penelitian yang diperoleh pada siklus I dan siklus II
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dari 80% ke 91,6%, dalam
artian hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 11,6% dan masuk ke dalam
Problem Based Learning juga mendapat respon positif dari siswa dan mendapat
kriteria memahami.
29
Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 4 SD. Hal tersebut bisa diperhatikan dari
siklus kegiatan yang dilakukan peneliti mulai dari prasiklus, siklus I dan siklus II.
siswa tidak aktif meningkat dalam siklus I menjadi (24,32%) 9 cukup aktif dan dalam
meningkat dalam siklus 1 menjadi (54%) 20 siswa dan (81%) 30 siswa pada siklus II.
Amalia, Ayrin Rizzky dan Sitompul, Dian Novianti (2021) pada penelitiannya
Keaktifan Belajar Siswa di SMK Pustek Serpong Dalam Mata Akuntansi Dasar Kelas
siswa kelas X di SMK Pustek Serpong. Hal tersebut bisa diperhatikan dari siklus I ke
siklus II dapat dilihat perkembangan keaktifan siswa,dimana pada saat siklus I hanya
pada siklus ke-II terlihat perubahan yang signifikan yang menunjukan bahwa dengan
adanya penerapan model Problem Based Learning (PBL) ini hasil dan keaktifan
belajar siswa menjadi meningkat. Perubahan yang signifikan dari kedua siklus
tersebut dengan nilai hasil rata-rata 62,78 pada siklus I dan 73,89 pada siklus II.
Terjadi peningkatan yang sangat signifikan yang terlihat dari siklus ke-I dan siklus
Learning (PBL) dengan baik dan positif.Dan hal ini membuktikan bahwa model
pembelajaran ini efektif digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan hasill belajar
siswa.
Hasil Belajar Siswa Akuntansi Kelas XII di SMK Swasta Eria Medan.
Eria Medan
model pembelajaran inovatif yang berbasis masalah. Dimana dalam hal ini,
jawab secara individu. Metode ini memberikan kesempatan pada setiap siswa
Dengan menggunakan metode ini akan menjadi dorongan yang kuat kepada
siswa untuk selalu berusaha ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan selalu
berpikir kritis. Ketika hal-hal tersebut dikuasai oleh siswa maka keaktifan
Medan
dengan anggota 2-3 orang. Dalam model ini juga harus diacak dengan
kemampuan tiap anggota harus heterogen, yang mana dalam hal ini anggota
terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan dari tinggi,seang dan rendah.
masalah nyata yang mereka hadapi. Dengan menyelesaikan masalah ini siswa
32
Based Learning (PBL) pada siswa kelas XII di SMK Swasta Eria Medan Tahun
Ajaran 2022/2023
2. Hasil belajar akuntansi pada kompetensi dasar Akuntansi Biaya dapat meningkat
jika diterapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XII AK SMK Swasta Eria Medan yang
beralamat di Jalan Sisisngamangaraja No.195 ,RW 02, Teladan Barat ,Kec. Medan
Kota, Medan dan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap T.A 2022/2023.
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah
keseluruhan siswa kelas XII AK SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2022/2023,
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Penerapan Model
Belajar Akuntansi.
Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
33
34
kritis.
2. Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar siswa adalah suatu kegiatan fisik atau mental yang
3. Hasil Belajar
penelitian tindakan kelas biasanya digunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis
dan Mc Taggart, yang menggambarkan ada empat langkah penelitian tindakan kelas
yang beberapa siklus dimana tiap siklusnya terdiri dari empat tahap,yaitu :
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
Gambar 3.1
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas
Sumber: Arikunto dkk (2012: 16)
kelompok siswa.
f. Membuat tes.
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian Siklus
No Tindakan Output
1. Guru terlebih dahulu menyampaikan tujuan Siswa memahami tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. pembelajaran.
pembelajaran Problem
Based Learning.
4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa Siswa mengidentifikasi
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 2-3 dan memecahkan
siswa. Dengan tingkat kemampuan yang masalah bersama secara
berbeda-beda. Kemudian guru memberikan aktif.
lembar kerja permasalahan yang harus
mereka pecahkan. Guru berperan penting
juga untuk membimbing setiap siswa untuk
berperan aktif di dalam kelompoknya dan
untuk membantu siswa menemukan solusi
atas pemecahan masalah mereka.
siswa.
hasil penelitian pada tiap siklus.Kegiatan pada tahap ini diawali dengan
mengumpulkan seluruh data penelitian yang meliputi data hasil belajar, data
hasil tindakan. Guru dan peneliti mengadakan diskusi untuk mengevaluasi dan
digunakan dalam bentuk pilihan berganda dan essay. Tes dilaksanakan diawal siklus
(pre test) dan diakhir siklus (post test). Hasil tes yang diperoleh digunakan untuk
melihat keberhasilan proses belajar mengajar. Siswa dikatakan lulus jika berhasil
3.5.2 Observasi
siswa yang telah dipersiapkan. Dalam pennelitian ini observasi dilakukan didalam
kelas selama proses penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk
dirancang ,yaitu :
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Observasi Keaktifan Belajar
Menurut Sudjana (2010)
No Indikator yang Diamati
1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2. Terlibat dalam pemecahan masalah
3. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya.
4. Berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya
7. Melatih diri dalam memecahkan soal dan masalah yang sejenis
8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya
observer.Lembar obsevasi diisi dengan melihat keaktifan siswa mulai dari tahap guru
mulai mengajar, guru membentuk kelompok, diskusi dan guru memberikan evaluasi.
40
Tabel 3.3
Lembar Observasi
No NamaSisw Keaktifan Siswa Jlh Ket
a
1 2 3 4 5 6 7 8
Dst
berlangsung.
D. Kriteria Penilaian
(Aqib,2010)
Tabel 3.4
Pedoman Kriteria untuk Keaktifan Siswa
Capaian Kriteria
75%-100% Tinggi
51%-74% Sedang
25%-50% Rendah
0%-24% Sangat Rendah
42
Skor tertinggi diperoleh dari angka kriteria skor (4) dari aspek yang dinilai
diperoleh dengan menjumlah skor yang diperoleh seluruh siswa dibagi dengan total
Teknik analisis data adalah unsur yang penting dalam setiap melakukan
penelitian. Semua data yang terkumpul tidak akan berarti, jika tidak dilakukan
penelitian. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan ada dua yaitu
keberhasilan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi (kognitif), sikap siswa (afektif),
melalui hasil nilai rata-rata observasi, dimana analisis keaktifan siswa dapat
dilakukan dengan cara membandingkan kondisi pada siklus I dan siklus II.
Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa yang diperoleh melalui
evaluasi yang diperoleh dari nilai tiap siklus.Data diperoleh dari hasil tes dan hasil
43
obsevasi.Dengan melihat hasil tersebut maka dapat diketahui tingkat keaktifan belajar
antar siklus, maka hasil observasi keaktifan siswa siklus I dibandingkan dengan siklus
II. Hipotesis diterima apabila hasil keaktifan siswa pada siklus II lebih tinggi daripada
siklus I. Analisis terhadap hasil observasi keaktifan siswa berguna untuk menghitung
Apabila dikelas tersebut telah mencapai nilai rata-rata 75% maka keaktifan
akuntansi siswa, maka hasil belajar siklus I dibandingkan dengan hasil belajar siklus
II.Dengan catatan hasil belajar siklus I dan siklus II memenuhi Kriteria Ketuntasan
44
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 75.Hipotesis diterima apabila hasil
digunakan rumus:
(Arikunto,2010)
Dengan kriteria :
Jadi, siswa secara individu dinyatakan tuntas belajar apabila daya serapnya
≥75%.
Dari uraian diatas dapat diketahui siswa yang telah dan belum tuntas dalam
pembelajaran. Lalu diketahui nilai rata-rata siswa yaitu dengan menggunakan rumus :
X=
(Aqib,2010)
Keterangan :
: jumlah siswa.
45
Keterangan :
PK = ketuntasan klasikal
telah terdapat 85% siswa yang telah mencapai ≥ 75, maka ketuntasan secara
Indikator proses dalam penelitian ini yaitu proses pembelajaran sesuai dengan
Learning. Guru melaksanakan model ini dalam mengajar akuntansi sesuai dengan
siswa dikelas mencapai 75% sesuai dengan ketetapan pihak sekolah, maka
2. Hasil belajar siswa ditentukan jika 85% siswa yang mengikuti mata
Setelah penelitian ini berakhir dampaknya dapat dilihat dari peningkatan keaktifan
dan hasil belajar akuntansi siswa.Pada umumnya siswa yang mengikuti mata
Jalan Sisisngamangaraja No.195 ,RW 02, Teladan Barat ,Kec. Medan Kota, Medan
pada semester ganjil Tahun Pembelajaran 2022/2023. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar akuntansi siswa melalui
Swasta EriaMedan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII AK yang
berjumlah 17 siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus tindakan berurutan. Alokasi waktu dalam setiap satu
kali pertemuan penelitian ini adalah 3 jam pelajaran. Peneliti menggunakan lembar
dimana aktivitas yang diamati terdiri dari 8 indikator. Dan setiap indikator dinilai
dengan rentang skor 1-4, lalu keseluruhan skor yang telah diperoleh oleh masing-
masing siswa dijumlahkan untuk mengetahui apakah siswa tersebut kategori sangat
aktif, aktif, cukup aktif atau tidak aktif. Siswa dinyatakan aktif jika memperoleh skor
≥ 23. Dan peningkatan keaktifan belajar telah terpenuhi jika ≥ 90% dari subjek
47
48
Hasil belajar diukur melalui serangkaian tes. Pre-tes dilakukan pada saat
terakhir siklus I dan siklus II untuk mengetahui sejauh mana penerapan tindakan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa dinyatakan tuntas apabila memperoleh
nilai ≥ 75. Dan apabila ≥ 90% dari subjek penelitian telah tuntas belajar, maka
Observasi dilakukan pada setiap pertemuan, dan dilakukan akumulasi untuk setiap
2022, setiap keaktifan siswa pada pertemuan pertama siklus I diamati. Lalu dilanjut
pada pertemuan kedua siklus I yang dilakukan pada tanggal 2 November 2022, setiap
keaktifan siswa diamati dengan mengisi lembar observasi aktivitas siswa siklus I.
Lalu kemudian karena hasil pada siklus I belum mencapai ketuntasan maka
pada tanggal 9 November 2022 dan dilanjut pada pertemuan kedua siklus II yang
dilakukan pada tanggal 16 November 2022 setiap keaktifan siswa diamati dengan
sangat aktif, aktif, cukup aktif, kurang aktif dan tidak aktif. Hal ini digunakan untuk
melihat jumlah siswa yang aktif, dan berdasarkan kriteria skor tiap indikator aktivitas
belajar siswa yaitu sangat sering, sering, jarang dan tidak pernah. Hal ini digunakan
untuk melihat banyak siswa yang mampu melakukan kegiatan pembelajaran belajar
tersebut. Hasil akumulasi keaktifan belajar siswa setiap indikator kegiatan pada siklus
Tabel 4.1
Perolehan Skor Keaktifan Belajar
1 Aktivitas Visual 68 45 58 13
2 Aktivitas Lisan 68 39 47 8
3 Aktivitas Mendengar 68 48 57 9
4 Aktivitas Menulis 68 48 53 4
5 Aktivitas Menggambar 68 44 53 9
6 Aktivitas Motor 68 43 52 9
7 Aktivitas Mental 68 45 52 8
8 Aktivitas Emosional 68 41 49 8
Aktivitas visual siswa pada siklus I adalah 45 yaitu masih jauh pada angka
skor maksimal yaitu 68. Lalu pada siklus II meningkat menjadi 58, jumlah siswa
50
yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas visual pada siklus I sebanyak 10
siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 16 siswa. Peningkatan siswa yang sering
dan sangat sering melakukan aktivitas visual adalah sebesar 35,2%. Masalah pada
aktivitas visual yaitu ada beberpa siswa yang tidak memperhatikan guru yang sedang
mengajar, beberapa siswa juga melihat dan menyimak ketika guru menyampaikan
materi, sehingga siswa tidak dapat memahami materi yang disampaikan dan
Aktivitas lisan siswa pada siklus I adalah 39 dan masih jauh dengan skor
maksimal yaitu 68. Lalu pada siklus II aktivitas lisan siswa meningkat menjadi 47.
Dan jumlah siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas lisan pada siklus
I sebanyak 7 siswa dan meningkat menjadi 12 siswa pada siklus II. Peningkatan siswa
yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas lisan sebesar 29,4%. Rendahnya
skor aktivitas lisan siswa pada siklus I dikarenakan adanya permasalahan seperti
siswa juga tidak bisa saat diminta mengemukakan pendapat dan memberikan saran,
atau ketika guru memberi pertanyaan secara lisan namun sebagian besar siswa hanya
diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
pada siklus II meningkat menjadi 57, jumlah siswa yang sering dan sangat sering saat
menjadi 16 siswa pada siklus II. Peningkatan siswa yang sering dan sangat sering
mendengarkan pada siklus I, hal ini disebabkan karena ketika guru menjelaskan
51
materi ada beberapa siswa yang hanya terlihat mendengarkan tapi tidak fokus
menyimak materi untuk memahaminya, ada juga beberapa siswa yang malah
cenderung tidak mendengarkan guru sama sekali dan hanya berbicara dengan
temannya.
menjadi 53, jumlah siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas menulis
pada siklus I adalah sebanyak 13 siswa dan meningkat menjadi 14 siswa pada siklus
II. Peningkatan siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas menulis
adalah sebesar 5,8%. Masih belum maksimalnya aktivitas menulis siswa dikarenakan
pada aktivitas ini yang menjadi kendala adalah saat pengerjaan tugas atau pengerjaan
tes, beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan ada
menjadi 53, jumlah siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas
menggambar pada siklus I adalah sebanyak 11 siswa dan meningkat menjadi 14 siswa
pada siklus II. Peningkatan siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas
membuat tabel atau kolom akun, sebagian dari siswa tidak mengerjakan atau
Aktivitas motor siswa siklus I adalah 43 dan meningkat pada siklus II menjadi
52, jumlah siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas motor pada
siklus I adalah sebanyak 9 siswa dan meningkat menjadi 15 siswa pada siklus II.
52
Peningkatan siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas motor adalah
sebesar 35,2%. Yang menjadi pada aktivitas motor adalah kurangnya ketepatan dan
Aktivitas mental siswa siklus I skornya adalah 45 dan meningkat pada siklus
II menjadi 52, jumlah siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas
mental pada siklus I adalah 10 sebanyak siswa dan meningkat menjadi 15 siswa pada
siklus II. Peningkatan siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas
mental adalah sebesar 29,4%. Kendala aktivitas mental yaitu sebagian siswa kurang
siklus II menjadi 49, jumlah siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas
emosional pada siklus I adalah sebanyak 7 siswa dan meningkat menjadi 13 siswa
pada siklus II. Peningkatan siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas
emosional adalah sebesar 35,2%. Penyebab masih belum maksimalnya skor dari
aktivitas emosiaonal adalah karena masih ada sebagian siswa yang kurang berani,
Siswa secara individu dikatakan aktif apabila siswa memperoleh skor ≥23.
dahulu siswa diberi name tag sebagai tanda pengenal agar proses pemberian skor
53
tidak salah. Penulis mengamati keaktifan belajar siswa saat proses pembelajaran
berlangsung dan memberi skor yang sesuai dengan kriteria skor menurut Diederich
Peningkatan keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat dari tabel dan
diagram berikut :
Tabel 4.2
Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa
Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah %
Aktif
54
10
9
8
7
6
5 Siklus I
4 Siklus II
3
2
1
0
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif
Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pre test dan post test. Hasil tes
praktikum akuntansi perusahaan jasa dagang dan manufaktur pada kompetensi dasar
akuntansi biaya. Hasil pre test digunakan untuk melihat bagaimana kemampuan awal
siswa, sedangkan hasil post test berguna untuk melihat kemampuan akhir siswa
diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning masih tergolong rendah dan
55
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh
sekolah. Hasil belajar siswa berdasarkan jenis test dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.3
Hasil belajar siswa
Post Test I 68 8 47 9 53
Berdasarkan data pada tabel 4.3 diketahui bahwa pre test terdapat 5 siswa
(29,4%) yang tuntas dan 12 siswa (70,5%) yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata
62,6%. Hasil pre test ini menggambarkan hasil belajar siswa sebelum dilakukan
tindakan. Post test siklus I jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan menjadi
8 siswa (47%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan menjadi 9
siswa (53%) dan nilai rata-rata sebesar 68%. Hasil post test siklus I ini menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar setelah dilakukan tindakan, namun peningkatan ini
dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mengalami
peningkatan yang signifikan, yakni sebanyak 17 siswa (100%) dengan nilai rata-rata
93%. Ketuntasan klasikal siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yaitu jika
90% siswa yang mengikuti pelajaran mampu memperoleh nilai ≥75 menurut Kriteria
40
35
30
25
Pre Test
20
Post Test I
15 Post Test II
10
0
Tuntas Tidak Tuntas
120,00%
100%
100,00%
80,00% 70,50%
Tuntas
60,00% 53,00%
47,00% Tidak Tuntas
Log. (Tuntas)
40,00%
29,40%
20,00%
0,00%
Pre Test Post Test I Post Test II
Peningkatan nilai rata-rata Pre Test, Post Test I dan Post Test II berdasarkan
100,00% 93,00%
90,00%
80,00%
68,00%
70,00%
62,60%
60,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Pre Test Post Test I Post Test II
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
data kualitatif.
berlangsung. Data keaktifan belajar siswa yang telah dikumpulkan lalu diakumulasi
58
dikatakan tuntas atau aktif jika telah mencapai nilai rata-rata 75%
terlebih dahulu nilai keaktifan tiap siswa kemudian menghitung rata-rata keaktifan
Ainda Masitah yang memperoleh skor 80 pada post test siklus I adalah sebagai
berikut :
= 90,6
Jadi, persentase keaktifan belajar Ainda Masitah pada siklus I adalah 90,6. Untuk
nama-nama siswa selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sama.
Dari data diatas, persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I masih rendah
dan belum memenuhi ketuntasan klasikal. Pada siklus I hanya 47% siswa yang aktif,
yaitu sebanyak 8 siswa dari 17 siswa dengan persentase nilai rata-rata keaktifan
64,84. Namun pada siklus II terjadi peningkatan secara signifikan siswa yang aktif
yaitu dari 47% menjadi 82,3% atau terdapat sebanyak 14 dari 17 siswa yang aktif.
rata-rata keaktifan menjadi 76,79% atau dengan artian telah masuk kategori tuntas
atau aktif karena ≥75 %. Berdasarkan analisis data diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Maka
hipotesis 1 yaitu keaktifan belajar siswa dapat meningkat setelah diterapkan Model
Pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas XII AK di SMK Swasta
Data hasil belajar akuntansi siswa diperoleh dari hasil pre test, post test I dan
post test II. Dari hasil pre test diketahui bahwa sebelum dilakukan penerapan
tindakan terdapat 5 siswa (29,4%) yang tuntas, dan setelah dilakukan penerapan
tindakan siklus I, jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 8 siswa (47%), dan
sekolah, siswa dinyatakan tuntas belajar apabila mencapai nilai ≥75. Untuk mengukur
persentase penilaian hasil belajar secara individu digunakan rumus sebagai berikut :
DS =
(Arikunto, 2010)
Keterangan :
DS = Daya Serap
Misalnya untuk menghitung persentase hasil belajar siswa atas nama Ainda
Masitah yang memperoleh skor 80 pada post test siklus I adalah sebagai berikut :
DS =
DS = 80 %
Jadi, persentase hasil belajar Ainda Masitah pada siklus I adalah 80%. Untuk
nama-nama siswa selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sama.
Nilai rata-rata kelas dihitung dengan cara membagikan total nilai yang
diperoleh seluruh siswa dengan jumlah seluruh siswa. Dapat dirumuskan sebagai
berikut :
61
X=
(Aqib, 2010)
Keterangan :
n = jumlah siswa
X=
X = 62,6
X=
X = 68
X=
X = 93
Berdasarkan hasil analisis data tersebut, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
terus mengalami peningkatan. Nilai rata-rata sebelum dilakukan tindakan adalah 62,6
62
dan meningkat menjadi 68 pada siklus I (meningkat sebesar 5,4) dan siklus II
belajarnya tuntas dengan jumlah seluruh siswa kemudian dikalikan 100%, dapat
ST
PK = X 100%
N
(Aqib, 2010)
Keterangan :
PK = Ketuntasan klasikal
PK = x 100%
PK = 29,4%
PK =
PK = 47%
PK =
PK = 100%
63
klasikal sebelum tindakan sebesar 29,4% dan meningkat pada siklus I menjadi 47%
peningkatan sebesar 53%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 yaitu
hasil belajar siswa dapat meningkat setelah diterapkan Model Pembelajaran Problem
Based Learning pada siswa kelas XII AK di SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran
2022/2023 diterima.
masalah.
2. Aktivitas lisan siswa mengalami peningkatan yang memuaskan, hal ini terlihat
yang diajukan oleh guru, dan juga aktif saran kepada kelompok atau individu
4. Aktivitas menulis siswa menjadi lebih baik, siswa menjadi semakin aktif
dalam menulis dan mengerjakan materi juga tugas yang disampaikan oleh
guru.
6. Aktivitas motor siswa mengalami kemajuan, hal ini terlihat dari semakin
7. Aktivitas mental siswa mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari siswa
8. Aktivitas emosional siswa mengalami kemajuan yang cukup baik, hal ini
individu, dan siswa juga semakin semangat dan antusias saat bertanya,
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diadakan di SMK Swasta Eria Medan pada
semester ganjil Tahun Pembelajaran 2022/2023 dan terdiri dari dua siklus, setiap
65
siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi.
pelajaran praktikum akuntansi perusahaan jasa, dagang dan manufaktur pada materi
akuntansi biaya. Pada awal pertemuan siklus I peneliti melakukan pre test untuk
diadakan pada akhir pertemuan siklus I dan siklus II, hal ini bertujuan untuk
tindakan. Berikut akan dibahas prosedur dari setiap siklus dalam penerapan model
1. Perencanaan
Tahap ini adalah tahap persiapan pelaksanaan tindakan. Kegiatan awal pada
tahap ini diawali dengan diskusi kepada guru bidang studi. Hal-hal yang didiskusikan
seperti menentukan kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok yang akan
Based Learning. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa, serta menyusun soal
pre test dan post test, kunci jawaban dan rubik penilaian.
2. Pelaksanaan Tindakan
66
Siklus satu dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, dan alokasi waktu
kegiatan pendahuluan seperti salam pembuka, doa, absensi, apersepsi dan motivasi.
Selanjutnya peneliti mengadakan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Siswa yang tuntas saat mengerjakan pre test sebanyak 5 siswa (29,4%) dan yang
Setelah dilakukan tes awal, guru melanjutkan pembelajaran pada kegiatan inti
dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memilih topik yang harus
dipelajari oleh siswa. Topik-topik yang dibahas pada pertemuan ini adalah
biaya tenaga kerja dan pengakuan biaya overhead pabrik. Setelah menyampaikan
tujuan pembelajaran, guru mulai memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa.
dan kesiapan mental siswa untuk aktif dalam memecahkan masalah. Pertanyaan yang
diajukan guru seperti apa itu perusahaan manufaktur dan apa perbedaan perusahaan
manufaktur dengan perusahaan jasa dan perusahaan dagang, apa saja fungsi
manufaktur dan apa itu pengakuan biaya bahan baku, pengakuan biaya tenaga kerja
dan pengakuan biaya overhead pabrik. Siswa diberi kesempatan untuk membaca buku
sementara secara individu atas pertanyaan yang diajukan dengan merunjuk pada hasil
67
identifikasi masalah. Jawaban sementara siswa atas pertanyaan tadi harus masih diuji
mengenai pertanyaan yang telah diajukan oleh guru. Lalu siswa berdiskusi dan
bertukar pikiran mengenai jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan oleh guru.
siswa membagikan atau mempresentasikan hasil diskusi atas jawaban dari pertanyaan
yang diberikan guru didepan kelas dan siswa lain memberikan tanggapan, pertanyaan
atau saran.
penting dan manfaat materi yang dipelajari dan guru menyimpulkan materi yang telah
diajarkan. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dibahas pada pertemuan
pertanyaan yang telah diajukan oleh guru, dan siswa masih mengharapkan jawaban
pengakuan biaya tenaga kerja dan pengakuan biaya overhead pabrik. Guru masih
68
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, materi yang akan dipelajari siswa serta
dan apa saja jenis dokumen transaksi yang digunakan dalam perusahaan manufaktur.
Setelah itu siswa diminta secara individu mencari jawaban atas pertanyaan
yang diajukan oleh guru dengan membaca buku atau pun dari internet. Setelah siswa
pertanyaan yang telah diajukan oleh guru. Lalu siswa berdiskusi dan bertukar pikiran
siswa membagikan atau mempresentasikan hasil diskusi atas jawaban dari pertanyaan
yang diberikan guru didepan kelas dan siswa lain memberikan tanggapan, pertanyaan
atau saran.
Pada pertemuan ini jumlah siswa yang terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan memberikan tanggapan, saran atau pun pertanyaan pada saat
Pada kegiatan penutup guru dengan siswa merangkum pokok pokok dari
seluruh materi yang telah dipelajari serta apa saja manfaatnya. Kemudian peneliti
memberikan post test untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa dan bagaimana
69
peningkatan hasil belajar siswa. Pertemuan kedua siklus I diakhiri dengan salam
penutup.
siswa (47%) yang tuntas belajar dan 9 siswa (53%) yang tidak tuntas. Siswa yang
tersebut belum mencapai indicator keberhasilan. Oleh karena itu diperlukan tindakan
siklus II.
3. Pengamatan
lembar observasi keaktifan belajar siswa. Tujuan dari kegiatan pengamatan ini adalah
Problem Based Learning. Jumlah siswa yang aktif masih sedikit, ketika guru
mengajukan pertanyaan banyak siswa yang kurang tertarik dan tidak memberikan
tanggapan atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Pada tahap mengidentifikasi
masalah yang relevan dengan topik yang dibahas juga terdapat beberapa siswa yang
tidak membaca buku. Selama proses pengumpulan informasi atas pertanyaan yang
diajukan banyak siswa yang enggan mencari jawaban atau informasi dari buku
ataupun internet. Hanya beberapa siswa saja yang melakukan analisis informasi, dan
terdapat 8 siswa (47%) yang telah memenuhi kriteria sangat aktif dan aktif,
70
sedangkan 9 siswa (52,7%) lainnya termasuk kriteria cukup aktif, kurang aktif dan
tidak aktif.
4. Refleksi
Problem Based Learning pada siklus I. Hasil refleksi menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa masih rendah yaitu 47%. Selain itu, keaktifan belajar pada siklus I
masih tergolong rendah yaitu 47% atau hanya sekitar 8 orang (3 orang dalam kategori
keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa pada siklus I diantaranya adalah :
a. Pertanyaan yang diajukan oleh guru belum maksimal untuk merangsang rasa
ingin tahu serta kesiapan siswa dalam memecahkan masalah terkait mengenal
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
sedikit dan sebagian besar siswa masih bergantung pada hasil kerja teman satu
mejanya.
guru menyepakati untuk siklus I baik pada pertemuan pertama dan kedua akan
1. Perencanaan
diskusi peneliti dengan guru maka ditemukan beberapa solusi untuk perbaikan
diantaranya :
mengenal biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik
c. Untuk memotivasi siswa guru memberikan pujian dan penguatan bagi siswa
2. Pelaksanaan tindakan
72
guru menyampaikan tujuan dan memilih topic yang akan dipelajari oleh siswa, siswa
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Lalu guru mengajukan pertanyaan
yang bertujuan untuk memusatkan perhatian siswa, merangsang rasa ingin tahu siswa
dan menyiapkan mental agar siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah,
pertanyaannya adalah hal apa yang harus diperhatikan dalam membuat pencatatan
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
dari 1-2 siswa yang duduk berdekatan. Selanjutnya guru dan peneliti berkolaborasi
jurnal yang digunakan dan bagaimana proses pencatatan biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dari soal yang diberikan guru. Jawaban
sementara yang telah ditetapkan siswa masih harus diuji kebenarannya, oleh karena
itu dengan bimbingan guru dan peneliti, siswa diberikan kesempatan untuk mencari
informasi baik dari internet maupun dari buku. Dalam tahap ini mayoritas siswa
membaca buku dan menggunakan alat komunikasi seperti handphone untuk mencari
bimbingan guru dan peneliti, kemudian guru menunjuk salah satu kelompok untuk
peneliti mengawasi siswa agar tetap tertib dan siswa lain di minta untuk memberikan
pendapat, saran dan pertanyaan kepada siswa yang membagikan hasil diskusinya.
Guru memberikan penguatan dan pujian kepada siswa yang aktif memberikan
pendapatnya.
baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Guru menerapkan langkah-
perbaikan yang telah direncanakan. Pada pertemuan kali ini proses pembelajaran
penemuan informasi mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik. Siswa juga berani bertanya dan meminta bantuan dari teman
ataupun guru ketika mengalami kesulitan dalam pengerjaan penentuan akun apa yang
Di akhir pertemuan siklus II, peneliti mengadakan post test siklus II untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Hasil post test siklus II menunjukkan
bahwa 17 siswa (100%) dinyatakan tuntas dengan nilai rata-rata kelas yaitu 93. Hal
terdapat peningkatan hasil belajar yang sangat memuaskan dan semua siswa mampu
mengerjakan pencatatan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik.
3. Pengamatan
sangat antusias saat proses penemuan. Pada umumnya siswa telah berani bertanya,
menulis hasil informasi yang dikumpulkan dari internet maupun buku, membuat tabel
jurnal khusus dan melakukan pemecahan masalah sesuai petunjuk dari guru.
Data hasil observasi siswa pada siklus II menunjukkan bahwa 5 siswa (29,4%)
termasuk dalam kategori sangat aktif, 9 siswa (52,9%) termasuk dalam kategori aktif,
3 siswa (17,6%) termasuk dalam kategori cukup aktif, dan tidak terdapat siswa yang
4. Refleksi
Diakhir pertemuan siklus II, guru dan peneliti melakukan refleksi yang
siswa siklus II dan hasil belajar siswa siklus II, siswa telah mencapai indikator
keberhasilan. Siswa yang dinyatakan aktif berjumlah 14 siswa (82,3%) dan siswa
yang tuntas belajar berjumlah 17 siswa (100%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Oleh karena itu, diharapkan bagi guru untuk menjadikan model pembelajaran
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan masalah
Problem Based Learning. Adapun beberapa kelebihan yang didapat dari penelitian ini
lebih banyak dilakukan oleh siswa secara individu maupun secara kelompok,
melalui penemuan sendiri lebih tahan lama dalam ingatan dan pemahaman
siswa.
proses pembelajaran.
1. Diperlukan kesiapan mental siswa dan rasa ingin tahu yang tinggi untuk
ini tidak menuntut adanya penjelasan materi secara kompleks dari guru,
kolaborasi peneliti dan guru bidang studi maka penelitian ini berjalan dengan baik.
BAB V
5.1 Kesimpulan
berikut :
biaya pada siswa kelas XII AK SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran
2022/2023.
hasil siswa dalam belajar akuntansi pada kompetensi dasar akuntansi biaya
pada siswa kelas XII AK SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2022/2023.
5.2 Saran
antara lain :
satu kelemahan dari model pembelajaran ini adalah sulit mengawasi seluruh
77
78
akuntansi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. & Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arifin, Zainal & Setiyawan, Adhi. 2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan
ICT. Yogyakarta : Skripta Media Creative.
Ety Rochaety. 2006. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hajariah dan Hasyim, Ahmad. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI
Akuntansi di SMK Negeri 1 Gowa. Jurnal Ilmiah Pena Sains dan Ilmu
Pendidikan. Vol.1. No.2
Hudoyo, Herman. 1980. Tendensi Pendidikan Matematika di Beberapa Negara.
Jakarta: P3G
79
80
Khalaf, Bilal Khalid; dan Zuhana Bt Mohammad Zin. Traditional and Inquiry-Based
Learning Pedagogy : A Systematic Critical Review. International Journal of
Intruction, Vol.11, No.4. e-ISSN : 1308-1470. p-ISSN: 1694-6090. Hlm: 545-
564
Latief, Hilman ; Dede Rohmat; dan Epon Ningrum, 2014. Pengaruh Pembelajaran
Kontekstual Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen) Pada Mata
Pelajaran Geografi Kelas VII di SMPN 4 Padalangan. Jurnal Gea, Vol.14,
No.2. Hlm: 14-28.
Lubis, Effi Aswita. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan. Perdana
Publishing
Maharani,Okti Desta Tri dan Firosalia Kristin. 2017. Peningkatan Keaktifan dan
Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match. Wacana Akademika : Majalah Ilmiah Kependidikan, I(1).
Moh. Uzer Usman. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu:
Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru. Bogor: Ghalia Indonesia
Syah. 2012. Dwi Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa. Skripsi.
Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Negeri Semarang.
Wastono. 2015. Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa di Kulon Progo Pada Mata
Diklat Teknologi Mekanik. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Vol.
22. No. 4 Hlm. 397
IDENTITAS
Nama : Hadijah
Tempat/Tanggal Lahir : Balikpapan / 01 April 2000
Alamat : JL. Benteng, Hutan. Medan
Email : hadijahsiregar9@gmail.com
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Ayah : Tomas Siregar
Nama Ibu : Nursinah
Alamat : Desa Sibur-bur Kec. Dolok Padang Lawas Utara
RIWAYAT PENDIDIKAN
Hadijah
7181142006
LAMPIRAN 1
SILABUS
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Waktu Kegiatan Pembelajaran Penilaian
(JP)
1 2 3 4 5
83
84
Asosiasi
materi
Komunikasi
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
86
87
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
pabrik.
88
D. Tujuan Pembelajaran
mampu:
E. Materi Pembelajaran
1. Dokumen transaksi
produk.
akun akun buku besar yang digunakan meliputi akun akun yang
antara lain :
langsung.
OVERHEAD PABRIK.
dijual
Utang.
Baku.
Bahan
Baku
DEBET
Tgl. No. Faktur Dibeli dari KREDIT
Akun Lain-Lain
Perd. Bahan Baku
Akun No Jumlah
PENGELUARANBARANG Tanggal :
No.Order :
GUDANG
Dari Bagian :
No. Kode Barang Nama Barang Satuan
Jumlah Satuan Diisi Bag. Akuntansi
Uru
t
Diminta Diserahka Harga Jumlah
n Satuan
PT JAYA ABADI
Nomor :
SURAT ORDER PRODUKSI Tanggal :
No.Order :
Tanggal
Nama Barang Kode Satuan Juml.Satuan Ket. Khusus
Produksi
Barang diperlukan Selesai
Nomor :
LAPORAN PRODUKSI SELESAI
Tanggal :
No. Surat Order Kode Jumlah Satuan Juml. Satuan
Nama Produk Satuan
Produksi Produksi Dipesan Diproduksi
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
Waktu
95
Inti 50 menit
Guru mengajukan satu atau lebih pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang telah disampaikan
yang menuntut pemikiran. Siswa memikirkan dan
menjawab pertanyaan tersebut secara individu.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan
setiap kelompok berbagi jawaban dengan teman
kelompoknya.
Setiap kelompok diminta untuk membuat jawaban
baru untuk setiap pertanyaan, sekaligus
memperbaiki jawaban individual mereka.
Setelah semua pasangan telah menulis semua
jawaban-jawaban baru, jawaban tersebut
dibandingkan dengan setiap pasangan didalam
kelompok dan tiap kelompok menyampaikan hasil
jawaban yang telah didiskusikan.
Penutup Guru melakukan tanya jawab dengan peserta 20 menit
didik untuk membuat rangkuman materi belajar.
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran, dan
motivasi untuk tetap semangat serta
mengingatkan peserta didik untuk mempelajari
96
Dst
lain)
2. Oral Activities (merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkanpendapat)
3. Listening Activities (mendengarkan : uraian, percakapan dan
diskusi)
4. Writing Activities (menyalin materi)
5. Drawing Activities (membuat tabel atau kolom akun)
6. Motor Activities (kecepatan dan ketepatan dalam menjawab soal)
7. Mental Activities (mengutarakan pendapat)
Emotional Activities (berani, semangat dan antusias)Diedrich
Kriteria Skor
Kriteria Penilaian
Lampiran 3
5. PT Esa Tunggal mencatat persediaan bahan baku menurut sistem FIFO. Pada
tanggal 10 Juni 2010, dibeli bahan baku dari PD Berkah 10.000 kg @ Rp.
1.000,00 dengan syarat n/30. Pada tanggal 12 Juni 2010, bahan baku tersebut
dikirim kembali sebanyak 500 kg karena rusak. Jurnal yang harus dibuat PT
Esa Tunggal pada tanggal 12 Juni 2010 adalah...
a. Utang usaha Rp. 500.000,00
Persediaan bahan baku Rp. 500.000,00
b. Utang usaha Rp. 500.000,00
Retur pembelian bahan baku Rp. 500.000,00
c. Utang usaha Rp. 500.000,00
Biaya bahan baku Rp. 500.000,00
d. Utang usaha Rp. 500.000,00
BDP- biaya bahan baku Rp. 500.000,00
e. BDP-biaya bahan baku Rp. 500.000,00
Persediaan bahan baku Rp. 500.000,00
Essay Test
b. Hitunglah harga pokok persediaan bahan baku per 31 Juli 2010, jika
dihitung dengan metode FIFO.
c. Hitunglah harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi selama bulan Juli 2010, menurut masing-masing metode
penilaian perpetual.
105
Lampiran 4
Essay Test
30 Oktober 3.000 kg
Diminta :
a. Hitunglah harga pokok persediaan bahan baku per 31 Oktober 2010,
jika dihitung dengan metode FIFO.
b. Hitunglah harga pokok persediaan bahan baku per 31 Oktober 2010,
jika dihitung dengan metode LIFO.
c. Hitunglah harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi selama bulan Oktober 2010, menurut masing-masing metode
penilaian perpetual.
108
Lampiran 5
1 2 3 4 5 6 7 8 Nilai
Keaktifan
Siswa
4 Astian 2 1 2 2 2 2 2 2 46,8 KA
15 Reyvangga Novriansyah 3 3 3 3 3 3 3 3 75 SA
Simanungkalit
Total 1.102,4
Aktif = 5 siswa
% Keaktifan =
Lampiran 6
1 2 3 4 5 6 7 8 Nilai
Keaktifan
Siswa
1 Ainda Masitah 4 3 4 4 4 4 3 4 SA
93,7
2 Akhadi Wira Satriaji 3 3 3 3 3 3 3 3 A
75
3 Anggun Sasmita 4 3 4 3 3 3 3 3 A
81,2
4 Astian 3 2 3 3 3 3 3 3 A
71,8
5 Candra Pratama 3 2 3 3 2 2 2 2 CA
59,3
6 Dara Aulia 3 3 3 3 3 3 3 3 A
75
7 Dinda Pramita Suadi 4 3 4 3 3 3 4 3 A
84,3
8 Jihan Amara 4 3 4 4 4 3 3 3 SA
87,5
9 Maulida Salsabila Bancin 3 2 3 3 3 3 3 3 A
62,5
10 Muhammad Rizky 3 2 3 2 2 2 3 2 CA
59,3
11 Nabila A. Tamara. M 4 3 3 3 3 3 4 3 A
81,2
12 Nurdilla Khairani 3 3 3 3 3 3 2 3 A
71,8
13 Puput Sepiyani 4 3 4 4 4 4 3 3 SA
90,6
111
Total 1.305,5
% Keaktifan =
Lampiran 7
Semester : Ganjil
KKM : 75
1 Ainda Masitah 75 T
3 Anggun Sasmita 65 TT
4 Astian 40 TT
5 Candra Pratama 30 TT
6 Dara Aulia 50 TT
8 Jihan Amara 80 T
10 Muhammad Rizky 60 TT
11 Nabila A. Tamara. M 65 TT
113
12 Nurdilla Khairani 60 TT
13 Puput Sepiyani 60 TT
15 Reyvangga Novriansyah 80 T
JUMLAH 1.065
Lampiran 8
Semester : Ganjil
KKM : 75
1 Ainda Masitah 80 T
3 Anggun Sasmita 70 T
4 Astian 50 TT
5 Candra Pratama 40 TT
6 Dara Aulia 55 TT
8 Jihan Amara 85 T
10 Muhammad Rizky 60 TT
11 Nabila A. Tamara. M 75 T
115
12 Nurdilla Khairani 65 TT
13 Puput Sepiyani 60 TT
15 Reyvangga Novriansyah 85 T
JUMLAH 1.155
RATA-RATA NILAI 68
Lampiran 9
Semester : Ganjil
KKM : 75
1 Ainda Masitah 95 T
3 Anggun Sasmita 90 T
4 Astian 90 T
5 Candra Pratama 85 T
6 Dara Aulia 90 T
10 Muhammad Rizky 95 T
11 Nabila A. Tamara. M 90 T
117
12 Nurdilla Khairani 95 T
13 Puput Sepiyani 90 T
JUMLAH 1.580
RATA-RATA NILAI 93
Lampiran 10
DOKUMENTASI