Anda di halaman 1dari 138

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA KOMPETENSI DASAR AKUNTANSI BIAYA KELAS XII DI

SMK SWASTA ERIA MEDAN TAHUN AJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

HADIJAH
NIM : 7181142006

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Akuntansi

Biaya Kelas XII di SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2022/2023”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan di Jurusan Akuntansi Program Studi Pendidikan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan. Dalam penulisan skripsi ini

penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan

ini penulis juga menyampaikan rasa hormat, rasa sayang dan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Syamsul Gultom, S.KM, M.Kes selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Indra Maipita, M.Si, Ph.D selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Azizul Kholis, SE, M.Si, CMA selaku Wakil Dekan

Bidang Keuangan dan Prasarana Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

i
Medan.

5. Bapak Drs. Tauada Silalahi, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

6. Ibu Yulita Triadiarti, SE, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Universitas Negeri Medan.

7. Bapak Ramdhansyah, SE, M.Acc selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Universitas Negeri Medan, juga selaku Dosen Pembimbing Akademik

dan Pembimbing Skripsi penulis, terimakasih atas dukungan,

bimbingan serta pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

8. Bapak Andri Zainal, SE, M.Si, Ph.D, Ak.CA selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Medan.

9. Ibu Dra. Effi Aswita Lubis, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing

Akademik dan Pembimbing Skripsi penulis, terimakasih atas

dukungan, bimbingan serta pengarahan kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

10. Ibu Yulita Triadiarti, SE, M.Si, Ak, CA, Bapak Dr. Jufri Darma, SE.,

M.Si,Ak,CA dan Ibu Sondang Aida Silalahi, S.E., M.Si. selaku dosen

penguji penulis yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran

dalam penulisan skripsi ini.

11. Bapak Ramdhansyah, SE,M.Acc selaku Dosen Pembimbing Lapangan

ii
PLP penulis yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran

selama PLP sehingga memudahkan menulis untuk melakukan

Penelitian Tindakan Kelas ini.

12. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan yang telah memberikan banyak ilmu

selama perkuliahan kepada penulis.

13. Ibu Siti Rahmah selaku pegawai Perpustakaan Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan bantuan

dalam hal peminjamanbuku.

14. Kak Malisa selaku pegawai Prodi Pendidikan Akuntansi yang telah

banyak membantu dalam proses pemberkasan.

15. Bapak Drs. H. Edi Azhar selaku Kepala SMK Swasta Eria Medan dan

ibu Irawati, S.Pd yang telah membantu penulis untuk izin penelitian

guna penyusunan skripsi.

16. Teristimewa penulis ucapkan untuk orang yang paling penulis

banggakan serta orang yang menjadi alasan untuk penulis tetap kuat

hingga saat ini Ayahanda terkasih Tomas Siregar dan Ibu terkasih

Nursinah, yang telah senantiasa berjuang dan bekerja keras untuk

memberikan yang terbaik kepada penulis, yang senantiasa mendidik

dan membimbing, serta yang selalu mendoakan penulis dalam

keadaaan apapun. Kepada saudara-saudari kandung saya yang selalu

memberikan dukungan, semoga selalu diberi kesehatan dan rezeki:

iii
Adik Akbar Siregar dan Adik Annisa Siregar.

17. Teristimewa juga penulis ucapkan kepada Nenek dan kakek terkasih

khususnya nenek Almh. Hj. Halimah Siregar yang selalu ada

disamping penulis dan menjadi rumah kedua setelah orangtua penulis,

yang telah banyak berjuang dan berkorban untuk kehidupan penulis.

18. Teristimewa juga kepada Tante dan Om baik dari keluarga ayah dan

ibu yang sudah seperti orang tua penulis selalu memberi bantuan dan

dukungan.

19. Teristimewa kepada sepupu saya Kak Laelan Asha Siregar dan abang

Dian Ruhiyat Lubis yang selalu ikhlas mendoakan dan mendukung

penulis.

20. Terimakasih kepada teman seperjuangan (Arni Hanifah, Dinda Sayla

Pohan, Sri Wahyuni, Ananda Desriani) yang telah menjadi teman suka

dan duka serta selalu ada untuk penulis.

21. Terimakasih kepada sahabat penulis (Nurlaila Harahap, Ani Samirah,

Ravika Duri Siregar, serta teman-teman alumni MAN 2 Model

Padangsidimpuan) yang telah menjadi teman suka dan duka selama

masa pendidikan penulis

22. Terimakasih kepada sahabat teristimewa penulis di Padangsidimpuan,

Saddam Husein Hasibuan yang telah banyak mendukung dan

membantu dalam proses perkuliahan.

iv
23. Terimakasih juga kepada teman-teman Kelas Pendidikan Akuntansi B

2018, teman-teman KKN dan teman-teman PLP yang telah banyak

berpartisipasi dalam pendidikan penulis selama menjadi mahasiswa.

24. Dan semua pihak yang memberikan dukungan dan doa kepada penulis

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih

semuanya.

Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca

untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi bahan masukan bagi pihak

yang membutuhkan.

Medan, November 2022

Penulis

Hadijah

7181142006

v
ABSTRAK

Hadijah, NIM : 7181142006. Penerapan Model Problem Based


Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa
Pada Kompetensi Dasar Akuntansi Biaya Kelas XII di SMK Swasta
Eria Medan Tahun Ajaran 2022/2023
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya keaktifan
dan hasil belajar akuntansi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar akuntansi siswa kelas
XII AKL SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2022/2023 melalui
penerapan model Problem Based Learning.
Penelitian ini dilakukan di SMK Swasta Eria Medan Tahun
Ajaran 2022/2023. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII AKL yang
berjumlah 17 siswa. Objek penelitian ini adalah model pembelajaran
Problem Based Learning. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi
keaktifan belajar dan tes hasil belajar. Teknik analisis data penelitian ini
adalah analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.
Dari lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I terdapat 8
(47%) yang masuk dalam kategori sangat aktif dan aktif. Pada siklus II
siswa yang termasuk kategori sangat aktif dan aktif meningkat menjadi 14
siswa (82,3%) dan telah memenuhi indikator keberhasilan ≥75%. Dari
hasil analisis data diperoleh data tes hasil belajar dengan nilai rata-rata dari
pre test 62,6% dengan siswa yang tuntas 5 siswa (29,4%) dan post test
siklus I dengan nilai rata-rata 68% dengan siswa yang tuntas 8 siswa (47%)
dan meningkat di hasil post test II dengan nilai rata-rata 93% dengan siswa
yang tuntas 17 siswa (100%%) dan telah memenuhi indikator
keberhasilan ≥90% . Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dapat
untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi
Dasar Akuntansi Biaya Kelas XII di SMK Swasta Eria Medan Tahun
Ajaran 2022/2023.

Kata Kunci : Keaktifan Belajar, Hasil Belajar Akuntansi,


Problem Based Learning

vi
ABSTRACT

Hadijah, NIM : 7181142006. Application of the Problem Based


Learning Model to Improve Student Activity and Learning Outcomes
in Basic Competency in Cost Accounting for Class XII at Eria Private
Vocational School in Medan, Academic Year 2022/2023
The problem in this research is the low activity and learning
outcomes of accounting. The purpose of this study was to determine the
increase in activeness and learning outcomes of accounting students of
class XII AKL Private Vocational School Eria Medan in the 2022/2023
academic year through the application of the Problem Based Learning
model.
This research was conducted at Eria Medan Private Vocational
School in the Academic Year of 2022/2023. The subjects of this study
were students of class XII AKL, totaling 17 students. The object of this
research is the Problem Based Learning model. This research was
conducted in two cycles. Data collection techniques in this study were
learning activity observation sheets and learning outcomes tests. The data
analysis technique of this research is quantitative data analysis and
qualitative data analysis.
From the student activity observation sheet in the first cycle, there
were 8 (47%) who were in the very active and active category. In the
second cycle, students who were categorized as very active and active
increased to 14 students (82.3%) and had met the success indicator of 75%.
From the results of data analysis, it was obtained that the test data for
learning outcomes with an average score of 62.6% from the pre-test with 5
students who completed the test (29.4%) and the first cycle of the post-test
with an average score of 68% with 8 students who completed. students
(47%) and increased in post-test II results with an average value of 93%
with students who completed 17 students (100%%) and had met the
success indicator 90%. Based on this analysis, it can be concluded that the
application of the Problem Based Learning Model can improve student
activity and learning outcomes in the basic competencies of cost
accounting for class XII at Eria Medan Private Vocational School for the
2022/2023 academic year.

Keywords: Learning Activity, Accounting Learning Outcomes,

Problem Based Learning

vii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

ABSTRAK ................................................................................................................vi

DAFTAR ISI .............................................................................................................viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................................8

1.3 Rumusan Masalah .............................................................................................8

1.4 Pemecahan Masalah..........................................................................................9

1.5 Tujuan Penelitian ..............................................................................................10

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis .............................................................................................12

2.1.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning ......................................12

2.1.2 Model Pembelajaran Konvensional ........................................................18

2.1.3 Keaktifan Belajar.....................................................................................19

2.1.4 Hasil Belajar……. ...................................................................................25

2.2 Penelitian Relevan ............................................................................................27

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................................30

viii
2.4 Hipotesis Tindakan...........................................................................................32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................................33

3.2 Subjek dan Objek .............................................................................................33

3.2.1 Subjek Penelitian......................................................................................33

3.2.2 Objek Penelitian .......................................................................................33

3.3 Definisi Operasional..........................................................................................33

3.4 Prosedur Penelitian...........................................................................................34

3.5 Teknik Pengumpulan Data ...............................................................................38

3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................................42

3.6.1 Data Kuantitatif .......................................................................................42

3.6.2 Data Kualitatif….. ...................................................................................42

3.7 Indikator Keberhasilan Tindakan .....................................................................45

3.7.1 Indikator Proses ......................................................................................45

3.7.2 Indikator Output .....................................................................................45

3.7.3 Indikator Dampak...................................................................................46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................................47

4.1.1 Keaktifan Belajar Siswa .........................................................................48

ix
4.1.2 Hasil Belajar Siswa ................................................................................54

4.2 Analisis Data .....................................................................................................57

4.2.1 Data Kuantitatif ......................................................................................57

4.2.1.1 Data Keaktifan Belajar Siswa ...............................................58

4.2.1.2 Data Hasil Belajar Siswa ......................................................59

4.2.2 Data Kualitatif ........................................................................................63

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................................64

4.3.1 Hasil Penelitian Siklus I ........................................................................65

4.3.2 Hasil Penelitian Siklus II.......................................................................71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ......................................................................................................77

5.2 Saran .................................................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................79

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................82

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian ............................................................5

Tabel 2.1 Prosedur Pembelajaran Menggunakan Problem Based Learning..............14

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Siklus .........................................................................36

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Keaktifan Belajar ......................................................39

Tabel 3.3Lembar Observasi .......................................................................................40

Tabel 3.4 Pedoman Kriteria Untuk Keaktifan Belajar ...............................................41

Tabel 4.1 Perolehan Skor Keaktifan Belajar ..............................................................49

Tabel 4.2 Hasil Observasi Keaktifan Belajar ............................................................53

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa ....................................................................................55

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas .............................................................35

Gambar 4.1 Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa ....................................................54

Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa............................................................56

Gambar 4.3 Diagram Penilaian Ketuntasan Klasikal .................................................56

Gambar 4.4 Diagram Penilaian Nilai Rata-Rata Kelas ..............................................57

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses yang membantu menumbuhkan,

mengembangkan, mendewasakan, membuat yang tidak tertata menjadi tertata,

semacam proses penciptaan sebuah kultur dan tata keteraturan dalam diri maupun

dalam diri orang lain (Koesoema, Doni 2007: 53).

Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan

manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara

terencana, terarah, dan berkesinambungan.Pendidikan memainkan peranan penting di

dalam kehidupan dan kemajuan umat manusia.Lembaga pendidikan sebagai tempat

penyiapan sumberdaya manusia harus berupaya keras dan diorientasikan untuk

menghasilkan lulusan sesuai dengan tuntutan dunia kerja masa mendatang.Dalam

konteks tersebut, harus ditekankan pada bagaimana membangun sistem pendidikan

yang tangguh agar mampu menghasilkan sumber daya manusia yang siap

menghadapi arus globalisasi (Rochaety, Ety 2006: 62).

Untuk membangun sumber manusia yang siap menghadapi arus globalisasi

dapat dimulai dari proses belajar. Dimana didalam proses harus terdapat aktivitas

belajar yang aktif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas belajar merupakan

prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.Aktivitas belajar

merupakan perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan agar mendapatkan

peningkatan belajar melalui interaksi.Peningkatan aktivitas siswa merupakan


1
2

meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif dalam belajar, meningkatnya jumlah

siswa yang berinteraksi saat pembelajaran dan meningatnya hasil belajar yang ingn

dicapai.

Tujuan pembelajaran adalah mencapai hasil belajar dengan maksimal, guru

memiliki peranan penting dalam pembelajaran yaitu sebagai pendidik dan pengajar

yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak

didik, baik secara individual maupun klasikal. Guru mempunyai kekuasaan untuk

membentuk dan membangun kepribadian dan intelektual anak didik sebaik-baiknya.

Mendidik dan melatih adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Guru merupakan salah

satu unsur dalam proses belajar mengajar yang memiliki tanggung jawab atas

keaktifan belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru

harus mampu merancang susunan pengajaran yang dapat meningkatkan minat dan

semangat belajar siswa.

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan kreativitas,

aktivitas dan hasil belajar peserta dari berbagai interaksi pengalaman belajar.

Keaktifan belajar merupakan salah satu unsur penting yang menjadi dasar

keberhasilan suatu pembelajaran. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala

kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik dalam proses kegiatan belajar mengajar

yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif. Tak

jarang keaktifan merupakan sesuatu yang sulit ditemukan didalam kelas, banyak

siswa yang kurang paham mengerti materi tetapi hanya diam saat proses
3

pembelajaran sedang berlangsung. Hal ini yang menyebabkan hanya guru yang aktif

dalam setiap proses pembelajaran berlangsung.

Dalam penelitian ini SMK Swasta Eria Medan digunakan sebagai lokasi

penelitian dengan alasan dikarenakan di SMK Swasta Eria Medan merupakan sekolah

kejuruan yang sudah terakreditasi A berdasarkan sertifikat 1214/BAN-SM/SK/2018.

SMK Swasta Eria Medan merupakan sekolah dengan berbagai jurusan, salah satunya

adalah jurusan Akuntansi. Alasan lainnya adalah penelitian yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan dan

Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Akuntansi Biaya Kelas XII di SMK

Swasta Eria Medan”, belum pernah dilakukan di SMK Swasta Eria Medan, sehingga

diharapkan dengan menerapkan model Problem Based Learning dapat meningkatkan

Keaktifan dan Hasil Belajar Akuntansi siswa Kelas XII di SMK Swasta Eria Medan.

Sardiman (2012:100), menyatakan bahwa : “Keaktifan belajar merupakan

kegiatan fisik ataupun mental dalam berfikir dan berbuat dalam suatu rangkaian yang

tidak dapat dipisahkan”.

Masalah mengenai keaktifan yang ditemukan di SMK Swasta Eria Medan

melalui observasi adalah masih rendahnya keaktifan belajar pada mata pelajaran

Akuntansi Biaya yang masih tergolong rendah sehingga berdampak pada hasil belajar

siswa.

Berdasarkan observasi awal penulis di SMK Swasta Eria Medan diperoleh

keterangan bahwa keaktifan belajar siswa masih rendah.Hal ini dapat dilihat dari hasil

pengamatan yang dilakukan peneliti yaitu beberapa aktivitas belajar yang rendah, hal
4

ini dapat dilihat dari kegiatan visual, oral, listening, writing. Dalam kegiatan visual

(vicual activities) yang menjadi kendala adalah siswa sering tidak memperhatikan

penjelasan yang diberikan oleh guru, karena tidak menyimak materi yang diberikan

siswa tidak dapat memahami materi yang sedang dipelajari.Selanjutnya kendala

terjadi di oral activities, yang menjadi kendala adalah siswa sering kali tidak

memahami materi tapi siswa tidak dapat langsung menangkap dan merumuskan

bagaimana mengeluarkan pertanyaan secara lisan.Siswa juga tidak dapat menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru.Selanjutnya kendala terjadi di kegiatan

mendengar (listening activities), beberapa siswa memperhatikan guru tapi tidak

mendengakan penjelasan guru dan ada beberapa yang asik berbicara dengan

temannya.Selanjutnya kendala terjadi di kegiatan menulis (writing activities), hal ini

dilihat dari beberapa siswa yang jarang bahkan cenderung tidak mau mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru. Selanjutnya kendala terjadi di kegiatan mental

activities, siswa sering merasa takut untuk mengutarakan pendapat atau pertanyaan

selama proses pembelajaran hal ini sangat berpengaruh terhadap keaktifan hasil

belajar siswa. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, didapati bawa guru

masih menggunakan model pembelajaran konvensional.

Penerapan model pembelajaran konvesional dapat membuat siswa cenderung

bersikap lebih pasif, karena siswa beranggapan mereka bertugas sebagai penerima

dan hanya guru sebagai pemberi. Dengan anggapan tersebut,siswa akan lebih sulit

untuk berusaha aktif dan berinteraksi di dalam kelas selama proses belajar mengajar.
5

Aktivitas belajar yang pasif ini lah yang dapat mempengaruhi hasil belajar akuntansi

yang ingin dicapai.

Menurut Erita (2017:73) “Hasil belajar merupakan tolak ukur tingkat

keberhasilan atau tercapai tidaknya siswa untuk mencapai tujuan tertentu melalui

proses pembelajaran”. Hasil belajar yang tinggi atau rendah menunjukkan

keberhasilan guru dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran. Hasil

belajar memiliki kedudukan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari

proses pembelajaran. Baik hasil yang dapat dilihat dengan menggunakan angka atau

hasil belajar yang dilihat dari penerapannya.Dalam hal ini guru dituntut untuk lebih

aktif untuk mempersiapkan pembelajaran yang dikembangkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru akuntansi SMK

Swasta Eria Medan nilai akuntansi siswa banyak yang tidak mencapai Kriteria

Ketuntasan Maksimal (KKM) yang ditentukan yaitu 75, hal ini terjadi karena siswa

masih pasif didalam kelas dan pemilihan model pembelajaran yang masih minim.

Hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 1.1
Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian
Kelas XII Akuntansi SMK Swasta Eria Medan
T.P 2022/2023
Siswa Yang Tidak
Jumlah Siswa Yang Tuntas
Keterangan KKM Tuntas
Siswa
Jumlah % Jumlah %
UH 1 75 17 8 47,05% 9 52,94%
6

UH 2 5 29,41% 12 70,58%
UH 3 7 41,17% 10 58,82%
Rata-Rata 7 39,21 10 60,78
Sumber : Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Akuntansi Biaya Kelas XII
Akuntansi SMK Swasta Eria Medan.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang memenuhi nilai KKM

saat UH 1 mengalami penurunan ke UH 2 dan kemudian mengalami sedikit

peningkatan ke UH 3, dimana UH 1 siswa yang memenuhi nilai KKM sebanyak 8

siswa (47,05%), siswa yang memenuhi nilai KKM pada UH 2 sebanyak 5 siswa

(29,41%) dan pada UH 3 siswa yang memenuhi nilai KKM sebanyak 7 siswa

(41,17%). Hal ini dapat terjadi karena kurangnya keaktifan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

Rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa di sekolah dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor seperti rendahnya minat belajar siswa, rendahnya kemampuan

intelektual siswa. Siswa cenderung hanya menerima pelajaran, kurang memiliki

keberanian untuk menyampaikan pendapat atau pertanyan,siswa juga masih kurang

aktif dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran karena mereka

menganggap pelajaran akuntansi sebagai pelajaran yang sulit. Ditambah dengan guru

juga kurang menguasai beberapa metode pembelajaran sehingga disaat proses

pembelajaran sangat minim adanya interaksi antara guru dan siswa. Hal ini membuat

siswa cenderung jenuh.

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang berbasi


7

masalah. Model pembelajaran problem based learning merupakan model

pembelajaran yang memberikan penekanan pada kemampuan pemecahan masalah.

Karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning mengharuskan siswa

untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi. Siswa dioptimalkan pada

peningkatan kemampuan untuk saling bekerja sama dalam memecahkan masalah

disaat proses pembelajaran. Dengan adanya kerja sama didalam kelompok,

diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Pannen,Mustafa dan Sekarwinahyu (2001:92) menjelaskan beberapa hal yang

harus dipertimbangkan dalam perancangan problem based learning dalam

pembelajaran : 1)analisis tugas, 2) penyusunan masalah, 3) urutan pembelajaran, 4)

peran fasilitator, dan 5) penilaian. Problem based learning meupakan salah satu

bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada paradigm konstruktivisme dimana

sangat mementingkan siswa da berorientasi pada proses belajar (student center

learning). Untuk itu, memecahkan masalah adalah ciri khusus model pembelajaran

problem based learning.

Asmawati,Indura ,dkk (2022) pada penelitiannya tentang peningkatan

keaktifan dan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran problem based

learning menunjukkan hasil bahwa keaktifan dan hasil belajar siswa mengalami

peningkatan di setiap siklusnya. Hasil menunjukkan bahwa keaktifan siswa

meningkat 15% dari siklus I sampai ke siklus III.Dan hasil belajar siswa

mendapatkan presentase ketuntasan klasikal mencapai 92% di siklus III.


8

Hajariah dan Hasyim, Ahmad (2019) dalam penelitiannya tentang penerapan

model pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar

akuntansi siswa menunjukkan hasil bahwa dengan menggunakan model ini hasil

belajar siswa meningkat dengan nilai capaian KKM kelas 70%.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi

Dasar Akuntansi Biaya Kelas XII di SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran

2022/2023”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar akuntansi siswa kelas XII di SMK Swasta Eria Medan

Tahun Ajaran 2022/2023

2. Rendahnya keaktifan belajar akuntansi siswa kelas XII di SMK Swasta Eria

Medan Tahun Ajaran 2022/2023

3. Diperlukan penerapan model pembelajaran Problem Based Learninguntuk

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII di SMK

Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2022/2023

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :


9

1. Apakah keaktifan belajar akuntansi dapat meningkat jika ditetapkan model

pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas XII di SMK Swasta Eria

Medan?

2. Apakah hasil belajar akuntansi pada kompetensi dasar akuntansi biaya dapat

meningkat jika ditetapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada

siswa kelas XII di SMK Swasta Eria Medan?

1.4 Pemecahan Masalah

Model pembelajaran problem based learning adalah model yang berfokus

kepada peserta didik atau student center. Model ini mendorong peserta didik untuk

mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian

masalah-masalah dunia nyata.

Memilih model yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan peserta

didik sangat penting dikuasai oleh tenaga pendidik, seringkali kesalahan dalam

menyesuaikan model ini menyebabkan turunnya minat belajar peserta didik.Tenaga

pendidik masih dominan menggunakan model pembelajaran tradisional dimana

peserta didik bersifat pasif dan guru yang cenderung aktif.Banyak peserta didik yang

kurang paham dan bosan saat belajar namun hanya diam tanpa memberikan respon

mengenai materi yang disajikan.

Menerapkan model pembelajaran problem based learning adalah salah satu

pilihan yang efisien untuk menghidupkan suasana kelas dan menarik minat belajar

peserta didik. Model ini bercirikhas mengenai masalah-masalah pada kehidupan


10

nyata dan menekankan kepada aktivitas penyelidikan dalam memecahkan masalah

tersebut.

Salah satu dampak positif dari model ini adalah meningkatkan keaktifan

peserta didik di dalam kelas, hal ini dapat diketahui karena didalam model

pembelajaran berbasis masalah ini tenaga pendidik membagi peserta didik ke dalam

kelompok-kelompok dengan permasalahan yang berbeda di setiap kelompoknya.

Pembagian kelompok juga dilakukan secara heterogen. Hal ini diharapkan dapat

meningkatkan motivasi siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain, meningkatkan

partisipasi, kerja sama dan simpati untuk saling membantu dalam memecahkan

masalah yang mereka dapatkan serta seluruh peserta didik dapat berperan aktif dalam

pembelajaran akuntansi. Selain itu dengan menggunakan model pembelajaran ini

siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya karena akan memperoleh

informasi dari berbagai materi yang sedang di pelajari.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka pemecahan masalah dalam penelitian ini

adalah dengan penerapan model pembelajaran problem based learning diharapkan

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XII di SMK

Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2022/2023.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemecahan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar akuntansi jika ditetapkan Model

Pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas XII SMK Swasta Eria

Medan.
11

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi pada kompetensi dasar

akuntansi biaya jika ditetapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning

pada siswa kelas XII SMK Swasta Eria Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, diharapkan dapat menerapkan manfaat bagi berbagai pihak

yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Studi ini diharapkan bisa memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai model

pembelajaran Problem Based Learning dalam upaya meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar akuntansi siswa, pula diinginkan menjadi sarana pertumbuhan ilmu

pengetahuan secara teoritis untuk kepentingan perkuliahan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, penelitian ini diinginkan bisa sebagai sarana yang berguna

untuk mempraktikkan ilmu penulis mengenai penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

akuntansi siswa.

b. Bagi guru, penelitian ini digunakan sebagai masukan supaya dapat

mengembangkan keaktifan dan hasil belajar akuntansi siswa dan menjadikan

siswa mampu beradaptasi selama proses pembelajaran.

c. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar

penelitian lanjutan bagi pembaca yang ingin melanjutkan penelitian berkaitan

dengan upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar akuntansi siswa.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model Pembelajaran Problem Based Learning pertama kali diperkenalkan

oleh Faculty of Health Sciences of McMaster University di Kanada pada tahun

1966.Ciri khas dari pelaksanaan Problem Based Learning di McMaster adalah

filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, berfokus pada manusia,

melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar berdasarkan

masalah.Model Pembelajaran Problem Based Learning dikembangkan berdasarkan

konsep belajar penemuan siswa dalam suatu kelas dipecah menjadi kelompok dengan

anggota 4-5 orang. Setiap kelompok harus heterogen, terdiri dari laki-laki dan

perempuan yang memiliki kemampuan tinggi,sedang dan rendah. Anggota tim

menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah atau

pertanyaan.Menurut Lubis, Effi Aswita (2017:116), Problem Based Learning adalah

model pembelajaran yang mengahadapkan suatu masalah nyata kepada siswa dimana

siswa dilatih kemampuannya untuk memecahkannya masalah dan berpikir kritis serta

mendapatkan pengetahuan baru dari pemecahan masalah yang dihadapi.

Arends (dalam Suprihatiningrum, 2016 :215) menyatakan bahwa

“Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning ) merupakan suatu

pendekatan pembelajaran, yang mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik

dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan


12
13

inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan

percaya diri”. Miftahul (2013:271) menyatakan Problem Based Learning sebagai

pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu

masalah. Masalah tersebut dipertemukan pertama-tama dalam proses pembelajaran.

Dari pendapat tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa model pembelajaran

Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang diperoleh melalui proses

melatih kemampuan siswa untuk memecahkan masalahnya dan kemampuan siswa

untuk berpikir kritis. Dalam model Problem Based Learning dimaksudkan untuk

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, karena melalui pembelajaran ini

siswa belajar mengidentifikasi apa yang ingin diketahui, mengumpulkan informasi

yang diperoleh dan proses memecahkan masalah,mengembangkan inkuiri dan

keterampilan berpikir siswa.

Menurut Shoimin (2014:131), ada beberapa langkah pembelajaran Problem

Based Learning yaitu sebagai berikut :

a) Tahap orientasi siswa pada masalah,guru menjelaskan tujuan pembelajaran.


Menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistic yang dibutuhkan.
Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b) Tahap mengorganisasi siswa untuk belajar, guru membantu siswa
mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dan lain-lain).
c) Tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi siswa yang sesuai,
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,
pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah.
d) Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, guru membantu siswa
dalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan
dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
14

e) Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru


membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Sedangkan Rusmono (2012: 83), dalam penerapan pembelajaran

menggunakan PBL yaitu penyajian dari seluruh kegiatan pembelajaran terdiri dari

pendahuluan, penyajian, dan penutup. Prosedur pembelajaran menggunakan

ModelProblem Based Learning terdiri atas kegiatan, yaitu:

Tabel 2.1

Prosedur Pembelajaran Menggunakan Problem Based Learning

No. Prosedur Kegiatan

Pembelajaran

Problem Based

Learning

1. Pendahuluan Pada pertemuan pertama, Guru menjelaskan pembelajaran


menggunakan model PBL. Kemudian guru memotivasi
siswa akan pentingnya mempelajari materi yang akan
dipelajari agar rasa ingin tahu siswa muncul. Guru
membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 3
sampai 4 orang. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Pada pertemuan kedua,
ketiga, dan seterusnya guru tidak lagi membagi
kelompok, tetapi mengumpulkan Pekerjaan Rumah (PR)
dan memeriksa apakah masih ada siswa yang belum
memahami materi di pertemuan pertama. Selanjutnya
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
2. Penyajian Berikut adalah tahap penyajian dalam model
pembelajaran PBL, diantaranya sebagai berikut:
a) Mengorientasikan siswa kepada masalah Kegiatan
dimulai dengan setiap kelompok menerima bahan ajar
atau buku siswa yang berisi informasi tentang materi
pelajaran sebagai bahan diskusi. Siswa memperoleh
15

pengetahuan dari apa yang dibaca.


b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar Pada tahap ini
siswa melakukan diskusi, sedangkan guru
memperhatikan siswa selama mengikuti kegiatan
diskusi. Guru membantu siswa menentukan dan
mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah.
c) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok Guru
memberikan lembar kerja kepada siswa untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam
kelompok. Siswa didorong untuk mencari informasi
yang relevan untuk memecahkan masalah. Siswa juga
dapat saling bertukar informasi dalam kelompoknya.
d) Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya
dan pameran Guru memberikan kesempatan kepada
setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya, sementara kelompok lain turut
memperhatikan. Untuk kelompok yang tidak maju
diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
kepada penyaji secara bergantian.
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah Setelah selesai presentasi guru memberikan
umpan balik dari penjelasan materi sampai jawaban.
3. Penutup a) Merangkum materi yang telah dipelajari Pada
kegiatan ini, siswa dan guru bersama-sama
merangkum materi pelajaran yang sudah diberikan.
b) Melaksanakan tes dan pemberian pekerjaan rumah
Guru memberikan penilaian kepada hasil kerja siswa
dan memberikan pekerjaan rumah (PR).

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran problem based learning dapat diterapkan oleh guru dalam proses

pembelajaran melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Tahap orientasi, guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2. Memberi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan

dipelajari.
16

3. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari dengan menggunakan model

pembelajaran problem based learning.

4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan memberikan lembar kerja

masalah untuk bahan diskusi siswa.

5. Mengevaluasi hasil diskusi siswa.

6. Mengadakan refleksi pada akhir pembelajaran untuk melihat peningkatan siswa

secara menyeluruh.

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut

Lubis, Effi Aswita (2017:117) mengemukakan beberapa kelebihan dan kekurangan

model pembelajaran Problem Based Learning yaitu :

Kelebihan :
1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam
situasi nyata.
2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui
aktivitas belajar.
3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban
siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi.
4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari
perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.
6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam
kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
8) Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching.
Kekurangan :
1) Problem Based Learning tidak dapat diterapkan untuk setiap materi
pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi.
Problem Based Learning lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut
kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi
akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
17

Sedangkan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem Based

Learning menurut Wina Sanjaya (2010: 220-221) yaitu :

Kelebihan:
1) Problem Based Learning merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran.
2) Problem Based Learning dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa.
4) Problem Based Learning dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5) Problem Based Learning L dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan.
6) Problem Based Learning bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap
mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang
harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau
dari buku-buku saja.
7) Problem Based Learning dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
8) Problem Based Learning dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan yang baru.
9) Problem Based Learning dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata.
10) Problem Based Learning dapat mengembangkan minat siswa untuk
belajar secara terusmenerus sekalipun belajar pada pendidikan formal
telah berakhir.

Kekurangan :
1) Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba.
2) Keberhasilan strategi pembelajaran melalui Problem Based Learning
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin
mereka pelajari. dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari
guru atau dari buku-buku saja.
18

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa didalam kelas Problem Based

Learning, peran guru berbeda dengan kelas konvensional yaitu sebagai berikut : (1)

Mengorientasikan siswa kepada masalah kehidupan nyata sehari-hari ; (2)

Memfasilitasi/membimbing penyelidikan ; (3) memfasilitasi dialog siswa ; (4)

mendukung belajar siswa.

2.1.2 Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional yang juga disebut pendekatan tradisional

merupakan model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran sehari-hari

dengan menggunakan model yang bersifat umum bahwa tanpa menyesuaikan model

yang tepat berdasarkan sifat dan karakteristik dari materi yang mereka ajarkan.

Proses pembelajaran konvensional umumnya berlangsung hanya satu arah

yaitu dari guru ke siswa. Dimana siswa lebih banyak mendengarkan dan

memperhatikan guru menjelaskan. Menurut Khalaf dan Zin (2018:546) in traditional

learning, the teacher is the dominant source of knowledge in the class, teachers are

the senders of knowledge, and students are the receivers. Artinya, siswa tidak

memiliki kesempatan untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran kecuali guru

meminta siswa untuk menyelesaikan tugas ataupun mengajukan pertanyaan.

Menurut Latief, Dkk (2014:17) model pembelajaran konvensional adalah

model pembelajaran yang berpusat pada guru atau guru lebih mendominasi dalam

kegiatan pembelajaran. Artinya dalam model pembelajaran ini peran siswa sangat

sedikit dalam proses pembelajaran dan siswa sulit untuk berkembang dalam pola

pikirnya. Kemudian dipertegas menurut Suwarno (2018:20) model pembelajaran


19

konvensional adalah pembelajaran dengan cara melakukan tatap muka di kelas,

menyelesaikan soal dan tugas mandiri. Artinya, pembelajaran konvensional lebih

menitikberatkan kepada pertemuan tatap muka antara siswa dengan guru yang terjadi

didalam kelas dan dengan model ini materi disampaikan secara langsung oleh guru,

Dari pengertian diatas, kesimpulannya bahwa model pembelajaran

konvensional merupakan model pembelajaran dimana guru menjadi sumber utama

dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran ini juga berasumsi bahwa guru lah

yang memiliki kewajiban penuh memberi langsung pengetahuan dan wawasan baru

kepada siswa. Walaupun demikian model pembelajaran ini banyak digunakan oleh

guru dalam proses pembelajarannya.

2.1.3 Keaktifan Belajar

Belajar merupakan wujud tindakan keaktifan siswa, aktivitas ini dalam proses

pembelajaran sangatlah penting. Proses pembelajaran pada hakekatnya digunakan

untuk mengembangkan aktivitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan

pengalaman belajar. Proses belajar mengajar akan berlangsung dinamis ketika siswa

dapat terlibat langsung dalam pembelajaran. Implikasi keaktifan bagi siswa berwujud

perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis

hasil percobaan, ingin tahu hasil percobaan, membuat karya tulis, membuat kliping

dan perilaku sejenis lainnya.

Menurut Maharani dan Kristin (2017:4) Keaktifan belajar dapat diartikan

sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam pelaksanaan proses

pembelajaran, dimana siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran, siswa bekerja


20

atau berperan aktif dalam pembelajaran di kelas, sehingga dengan demikian siswa

tersebut memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek lain

tentang apa yang telah dilakukan.Menurut Achdiyat dan Lestari (2016:58), Keaktifan

merupakan perubahan yang berupa usaha yang berkembang semakin baik dalam

bentuk mendengarkan,berbicara,atau mengeluarkan pendapat sehingga menciptakan

banyak manfaat dan diperlukan prinsip untuk mengembangkannya.Sedangkan

menurut Sardiman (2012:100), Keaktifan belajar merupakan kegiatan fisik ataupun

mental dalam berfikir dan berbuat dalam suatu rangkaian yang tidak dapat

dipisahkan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa keaktifan

belajar siswa adalah suatu kegiatan fisik atau mental yang dilakukan siswa dalam

proses pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan siswa baik dalam bentuk

mendengarkan,berbicara atau mengeluarkan pendapat untuk memperoleh pengalaman

dan pengetahuan dari aspek yang telah dilakukan.

Menurut Syah (2012:146) Faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa

dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu “ faktor internal (faktor dari dalam

siswa), faktor eksternal (faktor dari luar siswa), dan faktor pendekatan belajar

(approach to learning)”. Secara sederhana faktor-faktor yang mempengaruhi

keaktifan belajar siswa tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:

1) Faktor internal siswa, merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa
itu sendiri, yang meliputi:
a) Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmaniah dan tonus (tegangan
otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
21

sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik


dalam mengikuti pelajaran.
b) Aspek psikologis, belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis.
Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja
mempengaruhi belajar seseorang.
2) Faktor eksternal siswa, merupakan faktor dari luar siswa yakni kondisi
lingkungan sekitar siswa. Adapun yang termasuk dari faktor eksternal
diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Lingkungan sosial, yang meliputi: para guru, para staf administrasi, dan
teman-teman sekelas.
b) Lingkungan non sosial, yang meliputi: gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letakny, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3) Faktor pendekatan belajar, merupakan segala atau strategi yang digunakan
siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran
materi tertentu.
Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada

saat belajar.Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman (2009: 26-27) cara

untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang lebih

banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif

dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat

sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan belajar siswa adalah salah satu

faktor penting untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Cara

meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah mengenali sikap

dan kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran dan membantu anak-anak

yang kurang terlibat. Kita juga dapat menyelidiki sebab dan usaha apa yang bisa

dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa, kemudian menyesuaikan pengajaran

dengan kebutuhan-kebutuhan individual siswa.


22

Sudjana (2010) keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dirumuskan dalam

beberapa indikator yaitu: (a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, (b)

Terlibat dalam pemecahan masalah, (c) Bertanya kepada siswa lain/kepada guru

apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (d) Berusaha mencari berbagai

informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, (e) Melaksanakan diskusi

kelompok, (f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya, (g)

Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan

tugas/persoalan yang dihadapinya, (h) Kesempatan menggunakan/menerapkan apa

yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas/persoalan yang dihadapinya.

Lebih lanjut Sudjana (2010) menjelaskan masing-masing indikator yaitu : (1)

turut serat dalam melaksanakan tugas belajarnya, maksud indikator ini adalah siswa

ikut serta dalam proses pembelajaran misalnya siswa mendengarkan, memperhatikan,

mencatat dan mengerjakan soal dan sebagainya. Sedangkan indikator terlibat dalam

pemecahan masalah diartikan ikut aktif dalam menyelesaikan masalah yang yang

sedang dibahas di dalam kelas, misalnya ketika guru memberi masalah/soal siswa

ikut membahas. Lebih lanjut yang dimaksud indikator bertanya kepada siswa

lain/kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya yaitu jika tidak

memahami materi/penjelasan dari guru hendaknya siswa melontarkan pertanyaan,

baik pada guru/siswa lain. Indikator berusaha mencari berbagai informasi yang

diperoleh untuk pemecahan masalah maksud indikator tersebut adalah berusaha

mencari informasi /cara yang bisa digunakan dalam menyelesaikan suatu

masalah/soal, yaitu siswa mencari informasi dari buku. Indikator melaksanakan


23

diskusi kelompok maksudnya yaitu melakukan kerja sama dengan diskusi untuk

menyelesaikan masalah/soal. Sedangkan indikator menilai kemampuan dirinya dan

hasil yang diperolehnya yaitu menilai kemampuan dirinya yaitu dengan mencoba

mengerjakan soal setelah guru menerangkan materi.Indikator melatih diri dalam

memecahkan soal/permasalahan, dengan mengerjakan LKS.Maksud dari indikator

adalah dapat menyelesaikan soal/masalah yang pernah diajarkan/dibahas bersama,

yaitu siswa mengerjakan LKS. Pada indikator kesempatan menggunakan/menerapkan

apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas/persoalan yang dihadapinya

maksudnya adalah menggunakan/menerapkan rumus/langkah-langkah yang telah

diberikan dalam soal yang dihadapi dalam kelas.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dapat diihat dari

berbagai hal seperti bertanya, memperhatikan, mendengarkan, berdiskusi,kesiapan

diri, memecahkan masalah dan keberanian siswa.

Bentuk keaktifan siswa dapat dilihat dari berbagai karakteristik pembelajaran

yang aktif. Berikut ini karakteristik pembelajaran aktif menurut Bonwell yang dikutip

dalam Zainal Arifin & Adhi Setiyawan (2012:5) yaitu :

1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar


melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis
terhadap topic atau permaslahan yang dibahas.
2) Peserta didik tidak hanya mendengarkan penyampaian materi secara pasif tetapi
mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran.
3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenan dengan materi
pelajaran.
4) Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis,menganalisis dan
melakukan evaluasi.
5) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
24

Dengan adanya keaktifan siswa, maka proses pembelajaran dapat merangsang dan

mengembangkan bakat yang mereka miliki. Siswa yang aktif akan mampu berpikir

kritis dan cenderung mempraktekkan atau mencoba melakukan sesuatu untuk

memecahkan masalah dalam pembelajrannya.

Adapun menurut Diedrich (dalam Sadirman 2011:101) menyatakan indikator


aktivitas belajar dibagi ke delapan kelompok,yaitu sebagai berikut :
1. Visual Activities (membaca,memperhatikan pekerjaan orang lain)
2. Oral Activities (merumuskan,bertanya, memberi saran, mengeluarkan
pendapat)
3. Listening Activities (mendengarkan : uraian,percakapan dan diskusi)
4. Writing Activities (menyalin materi,mengerjakan tes atau tugas)
5. Drawing Activities (membuat tabel,atau kolom akun)
6. Motor Activities (kecepatan dan ketepatan dalam menjawab soal)
7. Mental Activities (mengutarakan pendapat)
8. Emotional Activities (berani,semangat dan antusias)
Kriteria skor menurut Diederich (dalam Sardiman 2011:100) adalah sebagai berikut :

1 = Tidak pernah dilakukan (0)

2 = Dilaksanakan tapi jarang (1-2 kali)

3 = Sering dilakukan (3 kali)

4 = Sangat sering dilakukan (lebih dari 4 kali)

Kriteria penilaian menurut Aqib (2010) yaitu :

28-32 : Sangat Aktif (SA)

23-27 : Aktif (AK)

18-22 : Cukup Aktif (CA)


25

13-17 : Kurang Aktif (KA)

8-12 : Tidak Aktif (TA)

2.1.4 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah tingkat kecakapan penguasaan belajar seseorang dengan

cara membandingkannya dengan norma atau nilai tertentu dalam sistem penilaian

yang disepakati. Belajar merupakan kata kunci penting dalam pendidikan, sehingga

tanpa adanya belajar maka hasil yang akan diperoleh tidak akan sesuai dengan yang

diharapkan.

Purwanto (2016:44) menyatakan bahwa “ Hasil belajar merupakan perolehan

dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Hasil belajar dapat berupa

perubahan dalam kemampuan kognitif,afektif dan psikomotorik”. Sedangkan menurut

Purwanto 2011:44, hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk pada suatu

perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan

berubahnya input secara fungsional. Menurut Erita (2017:73) “Hasil belajar

merupakan tolak ukur tingkat keberhasilan atau tercapai tidaknya siswa untuk

mencapai tujuan tertentu melalui proses pembelajaran”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan yang diperoleh seseorang melalui proses pembelajaran. Perubahan yang

diperoleh seseorang dapat berupa kemampuan kognitif,afektif dan psikomotorik.

Proses belajar adalah hal penting yang mempengaruhi baik atau tidak hasil yang akan

diperoleh.
26

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar di sebabkan oleh beberapa

faktor, yaitu yang berasal dari dalam siswa (faktor internal ) dan ada pula yang

berasal dari luar siswa (faktor eksternal) Sabri (2010):

1. Faktor internal (berasal dari diri siswa). \


a. Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik,
serta kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.
b. Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan
kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan,
berfikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.
2. Faktor eksternal (berasal dari luar diri siswa)
a. Keluarga Keadaaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa,
keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami
istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan
sehari-hari berperilaku yang kurang baik.
b. Sekolah
Keadaan sekolah atau tempat belajar turut mempengaruhi tingkat
keberhasilan belajar.Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian
kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau
perlengkapan di sekolah, dan sebagainya semua itu turut mempengaruhi
keberhasilan belajar anak.
c. Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila di
sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang
yang berpendidikan terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi
dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.
Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang
nakal, tidak bersekolah dan pengangguran maka hal ini akan
mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang
sehingga motivasi belajar berkurang.
Sedangkan menurut Istarani (2017:28) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal (dari dalam diri siswa) yang terdiri dari sikap terhadap
belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar,
menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan,
kemampuan berprestasi, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan
keberhasilan belajar dan kebiasaan belajar.
2. Faktor Eksternal (dari luar diri siswa) yang terdiri dari guru sebagai
pembina siswa belajar, prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan
penelitian, lingkungan sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah.
27

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang menjadi

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal berupa

jasmaniah, psikologis, kesehatan dan faktor eksternal beruupa lingkungan, keluarga,

sekolah dan masyarakat termasuk di dalamnya model pembelajaran.

2.2 Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang terdapat kaitannya dengan penelitian

sekarang sekaligus juga dijadikan rujukan oleh peneliti karena berorientasi pada

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning, diantaranya adalah sebagai

berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Permana, Aulia (2021) tentang “Penerapan

Model Problem Based Learning Intuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar

Siswa Pada Materi Transaksi Akuntansi Pendapatan Satker Kelas XI Akuntansi SMK

Negeri Jatipuro Tahun Pelajaran 2020/2021. Hasil penelitian diperoleh bahwa dengan

menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI SMK Negeri Jatipuro Hal

tersebut dapat diperhatikan dalam hasil penelitan yang diperoleh dari dua siklus.

Dalam penelitian ini peningkatan rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II meningkat

dari 91 menjadi 95.Hasil belajar juga mencapai indikator keberhasilan dari KKM

sebesar 100 persen.

Marzuki,dkk (2019) pada penelitiannya “Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas XI Pada Mata

Pelajaran Perekayasaan Sistem Radio dan Televisi di SMK Muhammadiyah 1 Banda


28

Aceh” . Hasil penelitian diperoleh bahwa dengan menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas XI di

SMK Muhammadiyah 1 Banda Aceh di setiap kategorinya. Penelitian dilaksakan

dalam 2 siklus, dan memperoleh hasil penelitian aktifitas siswa terdapat peningkatan

dalam aktifitas listening dari 86% menjadi 95%, oral dari 45% menjadi 80%,

emotional dari 65% menjadi 88%, visual dari 40% menjadi 90%, writing dari 60%

menjadi 83%, motor dari 40% menjadi 80%, dan mental dari 60% menjadi 86%.

Peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 4,16%

yaitu dari 83,3 menjadi 93,3.

Asvifah, Fenti Fitria dan Wahjudi, Eko (2019) pada penelitiannya “Penerapan

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi Pada Materi Pelajaran Akuntansi Keuangan di

SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto”.Hasil penelitian diperoleh bahwa dengan

menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil

belajar akuntansi siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto. Hal tersebut

bisa diperhatikan dari penelitian yang diperoleh pada siklus I dan siklus II

peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dari 80% ke 91,6%, dalam

artian hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 11,6% dan masuk ke dalam

kriteria sangat positif. Berdasarkan hasil pengamatan penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning juga mendapat respon positif dari siswa dan mendapat

kriteria memahami.
29

Pamungkas,dkk.(2018) pada penelitiannya “ Meningkatkan Keaktifan dan

Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Pada Siswa Kelas 4 SD”. Hasil penelitian diperoleh bahwasanya dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 4 SD. Hal tersebut bisa diperhatikan dari

siklus kegiatan yang dilakukan peneliti mulai dari prasiklus, siklus I dan siklus II.

Dimana berdasarkan pengamatan penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning diperoleh hasil penelitian keaktifan belajar pada prasiklus (64,87%) 24

siswa tidak aktif meningkat dalam siklus I menjadi (24,32%) 9 cukup aktif dan dalam

siklus II meningkat menjadi (83,78%) 31 siswa yang aktif.Sedangkan untuk hasil

belajar prasiklus menunjukkan ketuntasan sebesar (41%) 15 siswa kemudian

meningkat dalam siklus 1 menjadi (54%) 20 siswa dan (81%) 30 siswa pada siklus II.

Dalam artian penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Amalia, Ayrin Rizzky dan Sitompul, Dian Novianti (2021) pada penelitiannya

“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan

Keaktifan Belajar Siswa di SMK Pustek Serpong Dalam Mata Akuntansi Dasar Kelas

X Tahun Ajaran 2020/2021”. Hasil penelitian diperoleh bahwa dengan menerapkan

model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar

siswa kelas X di SMK Pustek Serpong. Hal tersebut bisa diperhatikan dari siklus I ke

siklus II dapat dilihat perkembangan keaktifan siswa,dimana pada saat siklus I hanya

terdapat 1 siswa yang menunjukkan keaktifannya dalam kegiatan belajar. Kemudian


30

pada siklus ke-II terlihat perubahan yang signifikan yang menunjukan bahwa dengan

adanya penerapan model Problem Based Learning (PBL) ini hasil dan keaktifan

belajar siswa menjadi meningkat. Perubahan yang signifikan dari kedua siklus

tersebut dengan nilai hasil rata-rata 62,78 pada siklus I dan 73,89 pada siklus II.

Terjadi peningkatan yang sangat signifikan yang terlihat dari siklus ke-I dan siklus

ke-II.Sebagian besar siswa dapat menerima model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dengan baik dan positif.Dan hal ini membuktikan bahwa model

pembelajaran ini efektif digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan hasill belajar

siswa.

Sesuai dengan hasil penelitian relevan tersebut diatas memperlihatkan bahwa

dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning mampu

mengembangkan Keaktifan dan Hasil Belajar peserta didik.Melalui ini diharapkan

Model Pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan Keaktifan dan

Hasil Belajar Siswa Akuntansi Kelas XII di SMK Swasta Eria Medan.

2.3 Kerangka Berpikir

1. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas XII di SMK Swasta

Eria Medan

Model pembelajaran problem based learning merupakan salah satu

model pembelajaran inovatif yang berbasis masalah. Dimana dalam hal ini,

model problem based learning mengutamakan siswa untuk selalu berpikir

kritis dan aktif dalam menyelesaikan soal/masalah yang mereka hadapi


31

dengan kemampuan sendiri. Berdasarkan pernyataan Wastono (2015:397)

bahwa “Model problem based learning merupakan sebuah model yang

mudah, guna memperoleh partisipasi kelas yang keseluruhan dan tanggung

jawab secara individu. Metode ini memberikan kesempatan pada setiap siswa

untuk bertindak sebagai guru terhadap siswa lain”.

Berdasarkan uraian tersebut, maka diharapkan dengan menerapkan

model problem based learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Dengan menggunakan metode ini akan menjadi dorongan yang kuat kepada

siswa untuk selalu berusaha ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan selalu

berpikir kritis. Ketika hal-hal tersebut dikuasai oleh siswa maka keaktifan

siswa akan cenderung maksimal.

2. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII di SMK Swasta Eria

Medan

Model pembelajaran problem based learning dikembangkan untuk

memecahkan masalah dimana dengan menerapkan konsep berkelompok

dengan anggota 2-3 orang. Dalam model ini juga harus diacak dengan

kemampuan tiap anggota harus heterogen, yang mana dalam hal ini anggota

terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan dari tinggi,seang dan rendah.

Model pembelajaran problem based learning memiliki peran yang

sangat penting untuk meningkatkan berpikir siswa dalam menyelesaikan

masalah nyata yang mereka hadapi. Dengan menyelesaikan masalah ini siswa
32

akan dapat memperoleh pengetahuan baru baik dari kelompoknya sendiri

maupun dari kelompok lain.

Berdasarkan uraian tersebut, maka diharapkan dengan menerapkan

model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis

tindakannya ialah sebagai berikut :

1. Keaktifan belajar dapat meningkat jika diterapkan Model Pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) pada siswa kelas XII di SMK Swasta Eria Medan Tahun

Ajaran 2022/2023

2. Hasil belajar akuntansi pada kompetensi dasar Akuntansi Biaya dapat meningkat

jika diterapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa

kelas XII di SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2022/2023


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XII AK SMK Swasta Eria Medan yang

beralamat di Jalan Sisisngamangaraja No.195 ,RW 02, Teladan Barat ,Kec. Medan

Kota, Medan dan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap T.A 2022/2023.

3.2 Subjek dan Objek

3.2.1 Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah

keseluruhan siswa kelas XII AK SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2022/2023,

yang terdiri dari 17 Siswa.

3.2.2 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Penerapan Model

Pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan Keaktifan dan Hasil

Belajar Akuntansi.

3.3 Defenisi Operasional

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Model pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model

pembelajaran yang diperoleh melalui proses melatih kemampuan siswa

33
34

untuk memecahkan masalahnya dan kemampuan siswa untuk berpikir

kritis.

2. Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar siswa adalah suatu kegiatan fisik atau mental yang

dilakukan siswa dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan

kemampuan siswa baik dalam bentuk mendengarkan,berbicara atau

mengeluarkan pendapat untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan

dari aspek yang telah dilakukan.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur tingkat keberhasilan atau tercapai

tidaknya siswa untuk mencapai tujuan tertentu melalui proses pembelajaran

yang dinyatakan dalam bentuk angka atau pernyataan.

3.4 Prosedur Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan

sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan berturut.Informasi dan siklus

terdahulu sangat menentukan siklus berikutnya. Suharsimi (2017) mengatakan

penelitian tindakan kelas biasanya digunakan model yang dikemukakan oleh Kemmis

dan Mc Taggart, yang menggambarkan ada empat langkah penelitian tindakan kelas

yang beberapa siklus dimana tiap siklusnya terdiri dari empat tahap,yaitu :

1. Tahap perencanaan tindakan (planning)

2. Tahap pelaksanaan tindakan (action)

3. Tahap pengamatan (observating)


35

4. Tahap refleksi (reflection)

Prosedur pelaksanaan penelitian kelas berdasarkan siklusnya dapat

digambarkan sebagai berikut :

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan
Gambar 3.1

Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas
Sumber: Arikunto dkk (2012: 16)

1. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

a. Meminta izin dan Memberi surat observasi ke Kepala Sekolah/Wakil

Kepala Sekolah SMK Swasta Eria Medan.

b. Observasi dan Wawancara


36

Kegiatan dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang SMK

Swasta Eria Medan dan bagaimana proses pembelajarannya.

c. Menyusun skenario pembelajaran, membuat RPP siklus 1 mengenai

materi yang akan diajarkan dengan model pembelajaran Problem

Based Learning dan mempersiapkan sarana media pembelajaran yang

dibutuhkan dalam proses belajar.

d. Menyiapkan lembar kerja siswa,instrument-instrumen dan menentukan

kelompok siswa.

e. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa

dalam proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning.

f. Membuat tes.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian Siklus
No Tindakan Output
1. Guru terlebih dahulu menyampaikan tujuan Siswa memahami tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. pembelajaran.

2. Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang Siswa mencari jawaban


berkaitan dengan materi yang akan dipelajari bersama teman
dan memberikan pre test kepada siswa. sebangku.

3. Guru menjelaskan materi yang akan Siswa memahami materi


dipelajari dengan menggunakan model pelajaran dengan
pembelajaran Problem Based Learning. menggunakan model
37

pembelajaran Problem
Based Learning.
4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa Siswa mengidentifikasi
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 2-3 dan memecahkan
siswa. Dengan tingkat kemampuan yang masalah bersama secara
berbeda-beda. Kemudian guru memberikan aktif.
lembar kerja permasalahan yang harus
mereka pecahkan. Guru berperan penting
juga untuk membimbing setiap siswa untuk
berperan aktif di dalam kelompoknya dan
untuk membantu siswa menemukan solusi
atas pemecahan masalah mereka.

5. Mengevaluasi hasil siklus Tingkat kemampuan


siswa memecahkan
masalah bersama
kelompok masing-
masing.
6. Mengadakan refleksi pada siklus secara Peningkatan keaktifan
menyeluruh. dan hasil belajar siswa.

7. Mengidentifikasi masalah baru berdasarkan Masalah baru di


hasil evaluasi dan refleksi siklus sebelumnya identifikasi

8. Guru dapat memberi reward kepada Menarik minat siswa


kelompok yang aktif dan menjawab dengan untuk ikut berperan aktif
benar. dalam pembelajaran.
9. Mengevaluasi hasil siklus Tingkat kemampuan
siswa memecahkan
masalah bersama
kelompok masing-
masing.
10. Mengadakan refleksi pada siklus secara Peningkatan keaktifan
menyeluruh. dan hasil belajar siswa.
38

3. Tahap pengamatan (Observation)

Tahap pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang

berlangsung dengan menyediakan lembar observasi yang telah dibuat dan

melakukan evaluasi terhadap peningkatan keaktifan dan kemampuan belajar

siswa.

4. Tahap Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan kegiatan akhir di tiap siklus dan merupakan cermin

hasil penelitian pada tiap siklus.Kegiatan pada tahap ini diawali dengan

mengumpulkan seluruh data penelitian yang meliputi data hasil belajar, data

pengamatan keaktifan siswa, kegiatan guru.

Data yang diperoleh dari seluruh instrumen dievaluasi secara seksama

dengan berpedoman pada indikator kinerja untuk mengetahui keoptimalan

hasil tindakan. Guru dan peneliti mengadakan diskusi untuk mengevaluasi dan

menilai proses pembelajaran dengan model Problem Based Learning.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.5.1 Tes Hasil Belajar

Untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi digunakan tes.Tes yang

digunakan dalam bentuk pilihan berganda dan essay. Tes dilaksanakan diawal siklus

(pre test) dan diakhir siklus (post test). Hasil tes yang diperoleh digunakan untuk

melihat keberhasilan proses belajar mengajar. Siswa dikatakan lulus jika berhasil

melewati Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 75.


39

3.5.2 Observasi

Observasi atau pengamatan berjalan bersamaan dengan saat

pelaksanaan.Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keaktifan

siswa yang telah dipersiapkan. Dalam pennelitian ini observasi dilakukan didalam

kelas selama proses penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk

melihat perkembangan keaktifan siswa. Berikut format observasi yang akan

dirancang ,yaitu :

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Observasi Keaktifan Belajar
Menurut Sudjana (2010)
No Indikator yang Diamati
1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2. Terlibat dalam pemecahan masalah
3. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapinya.
4. Berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya
7. Melatih diri dalam memecahkan soal dan masalah yang sejenis
8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh

observer.Lembar obsevasi diisi dengan melihat keaktifan siswa mulai dari tahap guru

mulai mengajar, guru membentuk kelompok, diskusi dan guru memberikan evaluasi.
40

Tabel 3.3
Lembar Observasi
No NamaSisw Keaktifan Siswa Jlh Ket
a
1 2 3 4 5 6 7 8

Dst

A. Prosedur Penelitian Lembar Observasi

1. Setiap siswa diberi name tag sebagai tanda pengenal.

2. Penulis mengamati keaktifan siswa saat proses belajar mengajar

berlangsung.

3. Proses pemberian skor dilakukan sesuai dengan kriteria skor menurut

Diederich (dalam Sadirman 2011:101).

B. Keterangan Aspek aktivitas yang dinilai

1. Visual Activities (membaca,memperhatikan pekerjaan orang lain)


2. Oral Activities (merumuskan,bertanya, memberi saran, mengeluarkan
pendapat)
3. Listening Activities (mendengarkan : uraian,percakapan dan diskusi)
4. Writing Activities (menyalin materi,mengerjakan tes atau tugas)
41

5. Drawing Activities (membuat tabel,atau kolom akun)


6. Motor Activities (kecepatan dan ketepatan dalam menjawab soal)
7. Mental Activities (mengutarakan pendapat)
8. Emotional Activities (berani,semangat dan antusias)
C. Kriteria Skor

1 = Tidak pernah dilakukan (0)

2 = Dilaksanakan tapi jarang (1-2 kali)

3 = Sering dilakukan (3 kali)

4 = Sangat sering dilakukan (lebih dari 4 kali)

Diederich(dalam Sadirman 2011:101)

D. Kriteria Penilaian

28-32 : Sangat Aktif (SA)

23-27 : Aktif (AK)

18-22 : Cukup Aktif (CA)

13-17 : Kurang Aktif (KA)

8-12 : Tidak Aktif (TA)

(Aqib,2010)

Sedangkan kriteria keaktifan siswa menurut Arikunto (2007:18),yaitu :

Tabel 3.4
Pedoman Kriteria untuk Keaktifan Siswa
Capaian Kriteria
75%-100% Tinggi
51%-74% Sedang
25%-50% Rendah
0%-24% Sangat Rendah
42

Skor tertinggi diperoleh dari angka kriteria skor (4) dari aspek yang dinilai

berjumlah 8, maka 4 X 8 = 32. Persentase perolehan skor keaktifan siswa dapat

diperoleh dengan menjumlah skor yang diperoleh seluruh siswa dibagi dengan total

skor dikalikan dengan 100%.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah unsur yang penting dalam setiap melakukan

penelitian. Semua data yang terkumpul tidak akan berarti, jika tidak dilakukan

analisis. Hasil analisis akan memberikan gambaran arah,tujuan dan maksud

penelitian. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan ada dua yaitu

dengan menggunakan deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

3.6.1 Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang bersifat informasi.Informasi ini berbentuk

kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi siswa mengenai tingkat

keberhasilan siswa terhadap mata pelajaran akuntansi (kognitif), sikap siswa (afektif),

dan keaktifan siswa yang dapat dianalisis secara kualitatif.

Hasil observasi keaktifan siswa dapat di analisis secara deskriptif dengan

menggunakan teknik persentase dalam proses belajar mengajar. Data diperoleh

melalui hasil nilai rata-rata observasi, dimana analisis keaktifan siswa dapat

dilakukan dengan cara membandingkan kondisi pada siklus I dan siklus II.

3.6.2 Data Kuantitatif

Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa yang diperoleh melalui

evaluasi yang diperoleh dari nilai tiap siklus.Data diperoleh dari hasil tes dan hasil
43

obsevasi.Dengan melihat hasil tersebut maka dapat diketahui tingkat keaktifan belajar

dan peningkatan hasil belajar siswa.

Umtuk menguji hipotesis 1 yaitu mengetahui peningkatan keaktifan siswa

antar siklus, maka hasil observasi keaktifan siswa siklus I dibandingkan dengan siklus

II. Hipotesis diterima apabila hasil keaktifan siswa pada siklus II lebih tinggi daripada

siklus I. Analisis terhadap hasil observasi keaktifan siswa berguna untuk menghitung

besarnya persentase keaktifan siswa yang berpartisipasi selama proses pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan rumus :

1) Mengitung nilai keaktifan tiap siswa

2) Menghitung rata-rata keaktifan seluruh siswa

Apabila dikelas tersebut telah mencapai nilai rata-rata 75% maka keaktifan

belajar siswa dikatakan tuntas.

Untuk menguji hipotesis 2 yaitu mengetahui peningkatan hasil belajar

akuntansi siswa, maka hasil belajar siklus I dibandingkan dengan hasil belajar siklus

II.Dengan catatan hasil belajar siklus I dan siklus II memenuhi Kriteria Ketuntasan
44

Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 75.Hipotesis diterima apabila hasil

belajar siklus II lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siklus I.

Untuk mengukur tingkat ketuntasan siswa dalam menguasai materi pelajaran

digunakan rumus:

(Arikunto,2010)

Dengan kriteria :

0% ≤ DS < 75% (Siswa belum tuntas)

75% ≤ DS ≤ 100% (Siswa telah tuntas)

Jadi, siswa secara individu dinyatakan tuntas belajar apabila daya serapnya

≥75%.

Dari uraian diatas dapat diketahui siswa yang telah dan belum tuntas dalam

pembelajaran. Lalu diketahui nilai rata-rata siswa yaitu dengan menggunakan rumus :

X=

(Aqib,2010)

Keterangan :

X : nilai rata-rata (mean).

X : jumlah semua nilai siswa.

: jumlah siswa.
45

Selanjutnya dapat diketahui ketuntasan secara klasikal dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

PK = ketuntasan klasikal

ST = jumlah siswa yang tuntas

N = jumlah seluruh siswa

Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan, apabila kelas

telah terdapat 85% siswa yang telah mencapai ≥ 75, maka ketuntasan secara

keseluruhan telah tercapai.

3.7 Indikator Keberhasilan Tindakan

3.7.1 Indikator Proses

Indikator proses dalam penelitian ini yaitu proses pembelajaran sesuai dengan

prosedur yang terdapat dalam penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning. Guru melaksanakan model ini dalam mengajar akuntansi sesuai dengan

langkah-langkah yang telah dibuat.

3.7.2 Indikator Output

Indikator output yang ditentukan dalam penelitian ini adalah :

1. Keaktifan belajar diperoleh apabila nilai skor rata-rata keaktifan seluruh

siswa dikelas mencapai 75% sesuai dengan ketetapan pihak sekolah, maka

keaktifan belajar siswa dikatakan tuntas.


46

2. Hasil belajar siswa ditentukan jika 85% siswa yang mengikuti mata

pelajaran akuntansi telah memperoleh nilai ≥75 kriteria minimum (KKM)

yang telah ditetapkan pihak sekolah.

2.7.3 Indikator Dampak

Setelah penelitian ini berakhir dampaknya dapat dilihat dari peningkatan keaktifan

dan hasil belajar akuntansi siswa.Pada umumnya siswa yang mengikuti mata

pelajaran akuntansi mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan standar

kompetensi sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMK Swasta Eria Medan yang beralamat di

Jalan Sisisngamangaraja No.195 ,RW 02, Teladan Barat ,Kec. Medan Kota, Medan

pada semester ganjil Tahun Pembelajaran 2022/2023. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar akuntansi siswa melalui

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas XII AK SMK

Swasta EriaMedan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII AK yang

berjumlah 17 siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilaksanakan dalam dua siklus tindakan berurutan. Alokasi waktu dalam setiap satu

kali pertemuan penelitian ini adalah 3 jam pelajaran. Peneliti menggunakan lembar

observasi untuk mengukur keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan

membagikan soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Pengamatan keaktifan siswa dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung,

dimana aktivitas yang diamati terdiri dari 8 indikator. Dan setiap indikator dinilai

dengan rentang skor 1-4, lalu keseluruhan skor yang telah diperoleh oleh masing-

masing siswa dijumlahkan untuk mengetahui apakah siswa tersebut kategori sangat

aktif, aktif, cukup aktif atau tidak aktif. Siswa dinyatakan aktif jika memperoleh skor

≥ 23. Dan peningkatan keaktifan belajar telah terpenuhi jika ≥ 90% dari subjek

penelitian telah termasuk dalam kategori aktif.

47
48

Hasil belajar diukur melalui serangkaian tes. Pre-tes dilakukan pada saat

pertemuan pertama siklus I untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum

dilakukannya penerapan tindakan penelitian, dan post-test dilakukan pada pertemuan

terakhir siklus I dan siklus II untuk mengetahui sejauh mana penerapan tindakan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa dinyatakan tuntas apabila memperoleh

nilai ≥ 75. Dan apabila ≥ 90% dari subjek penelitian telah tuntas belajar, maka

peningkatan hasil belajar telah terpenuhi.

4.1.1 Keaktifan Belajar Siswa

Selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model

pembelajaran Problem Based Learning, dilakukan pengamatan atas keaktifan siswa.

Observasi dilakukan pada setiap pertemuan, dan dilakukan akumulasi untuk setiap

siklusnya. Observasi pertemuan pertama siklus I dilakukan pada tanggal 26 Oktober

2022, setiap keaktifan siswa pada pertemuan pertama siklus I diamati. Lalu dilanjut

pada pertemuan kedua siklus I yang dilakukan pada tanggal 2 November 2022, setiap

keaktifan siswa diamati dengan mengisi lembar observasi aktivitas siswa siklus I.

Lalu kemudian karena hasil pada siklus I belum mencapai ketuntasan maka

dilanjutkan ke siklus II,dimana pertemuan pertama siklus II keaktifan siswa diamati

pada tanggal 9 November 2022 dan dilanjut pada pertemuan kedua siklus II yang

dilakukan pada tanggal 16 November 2022 setiap keaktifan siswa diamati dengan

mengisi lembar observasi aktivitas siswa siklus II.


49

Keaktifan belajar siswa secara keseluruhan dengan beberapa kriteria yaitu

sangat aktif, aktif, cukup aktif, kurang aktif dan tidak aktif. Hal ini digunakan untuk

melihat jumlah siswa yang aktif, dan berdasarkan kriteria skor tiap indikator aktivitas

belajar siswa yaitu sangat sering, sering, jarang dan tidak pernah. Hal ini digunakan

untuk melihat banyak siswa yang mampu melakukan kegiatan pembelajaran belajar

tersebut. Hasil akumulasi keaktifan belajar siswa setiap indikator kegiatan pada siklus

I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1
Perolehan Skor Keaktifan Belajar

No Aspek yang diamati Skor Total Skor Peningkatan

Maksimal Siklus I Siklus II

1 Aktivitas Visual 68 45 58 13

2 Aktivitas Lisan 68 39 47 8

3 Aktivitas Mendengar 68 48 57 9

4 Aktivitas Menulis 68 48 53 4

5 Aktivitas Menggambar 68 44 53 9

6 Aktivitas Motor 68 43 52 9

7 Aktivitas Mental 68 45 52 8

8 Aktivitas Emosional 68 41 49 8

Aktivitas visual siswa pada siklus I adalah 45 yaitu masih jauh pada angka

skor maksimal yaitu 68. Lalu pada siklus II meningkat menjadi 58, jumlah siswa
50

yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas visual pada siklus I sebanyak 10

siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 16 siswa. Peningkatan siswa yang sering

dan sangat sering melakukan aktivitas visual adalah sebesar 35,2%. Masalah pada

aktivitas visual yaitu ada beberpa siswa yang tidak memperhatikan guru yang sedang

mengajar, beberapa siswa juga melihat dan menyimak ketika guru menyampaikan

materi, sehingga siswa tidak dapat memahami materi yang disampaikan dan

kemudian berpengaruh ke aktivitas lisan siswa.

Aktivitas lisan siswa pada siklus I adalah 39 dan masih jauh dengan skor

maksimal yaitu 68. Lalu pada siklus II aktivitas lisan siswa meningkat menjadi 47.

Dan jumlah siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas lisan pada siklus

I sebanyak 7 siswa dan meningkat menjadi 12 siswa pada siklus II. Peningkatan siswa

yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas lisan sebesar 29,4%. Rendahnya

skor aktivitas lisan siswa pada siklus I dikarenakan adanya permasalahan seperti

siswa juga tidak bisa saat diminta mengemukakan pendapat dan memberikan saran,

atau ketika guru memberi pertanyaan secara lisan namun sebagian besar siswa hanya

diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Aktivitas mendengarkan siswa pada siklus I skornya adalah sebesar 48 dan

pada siklus II meningkat menjadi 57, jumlah siswa yang sering dan sangat sering saat

melakukan aktivitas mendengarkan pada siklus I sebanyak 12 siswa dan meningkat

menjadi 16 siswa pada siklus II. Peningkatan siswa yang sering dan sangat sering

melakukan aktivitas mendengarkan adalah sebesar 23,5%. Rendahnya skor aktivitas

mendengarkan pada siklus I, hal ini disebabkan karena ketika guru menjelaskan
51

materi ada beberapa siswa yang hanya terlihat mendengarkan tapi tidak fokus

menyimak materi untuk memahaminya, ada juga beberapa siswa yang malah

cenderung tidak mendengarkan guru sama sekali dan hanya berbicara dengan

temannya.

Aktivitas menulis siswa siklus I adalah 48 dan meningkat pada siklus II

menjadi 53, jumlah siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas menulis

pada siklus I adalah sebanyak 13 siswa dan meningkat menjadi 14 siswa pada siklus

II. Peningkatan siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas menulis

adalah sebesar 5,8%. Masih belum maksimalnya aktivitas menulis siswa dikarenakan

pada aktivitas ini yang menjadi kendala adalah saat pengerjaan tugas atau pengerjaan

tes, beberapa siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan ada

beberapa siswa yang telat saat pengumpulan tugasnya.

Aktivitas menggambar siswa siklus I adalah 44 dan meningkat pada siklus II

menjadi 53, jumlah siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas

menggambar pada siklus I adalah sebanyak 11 siswa dan meningkat menjadi 14 siswa

pada siklus II. Peningkatan siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas

menggambar adalah sebesar 17,6%. Kendala aktivitas menggambar adalah saat

membuat tabel atau kolom akun, sebagian dari siswa tidak mengerjakan atau

membuat tabel atau kolom akun saat pengerjaan tugas.

Aktivitas motor siswa siklus I adalah 43 dan meningkat pada siklus II menjadi

52, jumlah siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas motor pada

siklus I adalah sebanyak 9 siswa dan meningkat menjadi 15 siswa pada siklus II.
52

Peningkatan siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas motor adalah

sebesar 35,2%. Yang menjadi pada aktivitas motor adalah kurangnya ketepatan dan

kecepatan siswa saat menjawab pertanyaan atau saat mengerjakan test.

Aktivitas mental siswa siklus I skornya adalah 45 dan meningkat pada siklus

II menjadi 52, jumlah siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas

mental pada siklus I adalah 10 sebanyak siswa dan meningkat menjadi 15 siswa pada

siklus II. Peningkatan siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas

mental adalah sebesar 29,4%. Kendala aktivitas mental yaitu sebagian siswa kurang

berani saat mengutarakan pendapat sehingga tidak mengakibatkan tidak maksimalnya

skor yang diperoleh.

Aktivitas emosional siswa siklus I skornya adalah 41 dan meningkat pada

siklus II menjadi 49, jumlah siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas

emosional pada siklus I adalah sebanyak 7 siswa dan meningkat menjadi 13 siswa

pada siklus II. Peningkatan siswa yang sering dan sangat sering melakukan aktivitas

emosional adalah sebesar 35,2%. Penyebab masih belum maksimalnya skor dari

aktivitas emosiaonal adalah karena masih ada sebagian siswa yang kurang berani,

kurang semangat dan tidak antusias saat proses pembelajaran.

Siswa secara individu dikatakan aktif apabila siswa memperoleh skor ≥23.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa terdapat peningkatan keaktifan

belajar siswa pada siklus I dengan siklus II.

Sebelum dilakukan pengisian lembar observasi keaktifan siswa, terlebih

dahulu siswa diberi name tag sebagai tanda pengenal agar proses pemberian skor
53

tidak salah. Penulis mengamati keaktifan belajar siswa saat proses pembelajaran

berlangsung dan memberi skor yang sesuai dengan kriteria skor menurut Diederich

(dalam Sadirman 2011 : 101).

Peningkatan keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat dari tabel dan
diagram berikut :

Tabel 4.2
Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah %

Sangat Aktif 3 17,6 5 29,4

Aktif 5 29,4 9 52,9

Jumlah Siswa Aktif 8 47 14 82,3

Cukup Aktif 6 35,2 3 17,6

Kurang Aktif 2 11,7 - -

Tidak Aktif 1 5,8 - -

Jumlah Siswa Kurang 9 52,7 3 17,6

Aktif
54

10
9
8
7
6
5 Siklus I

4 Siklus II

3
2
1
0
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif

Gambar 4.1 Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa


4.1.2 Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pre test dan post test. Hasil tes

digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran

praktikum akuntansi perusahaan jasa dagang dan manufaktur pada kompetensi dasar

akuntansi biaya. Hasil pre test digunakan untuk melihat bagaimana kemampuan awal

siswa, sedangkan hasil post test berguna untuk melihat kemampuan akhir siswa

setelah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning pada kompetensi

dasar akuntansi biaya.

Saat guru menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning, peneliti

melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar sebelum

diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning masih tergolong rendah dan
55

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh

sekolah. Hasil belajar siswa berdasarkan jenis test dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.3
Hasil belajar siswa

Jenis Test Nilai Tuntas Tidak tuntas

Rata-rata Jumlah Siswa % Jumlah Siswa %

Pre Test 62,6 5 29,4 12 70,5

Post Test I 68 8 47 9 53

Post Test II 93 17 100 - -

Berdasarkan data pada tabel 4.3 diketahui bahwa pre test terdapat 5 siswa

(29,4%) yang tuntas dan 12 siswa (70,5%) yang tidak tuntas, dengan nilai rata-rata

62,6%. Hasil pre test ini menggambarkan hasil belajar siswa sebelum dilakukan

tindakan. Post test siklus I jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan menjadi

8 siswa (47%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan menjadi 9

siswa (53%) dan nilai rata-rata sebesar 68%. Hasil post test siklus I ini menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar setelah dilakukan tindakan, namun peningkatan ini

belum mencapai indikator keberhasilan, oleh karena itu penerapan tindakan

dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mengalami

peningkatan yang signifikan, yakni sebanyak 17 siswa (100%) dengan nilai rata-rata

93%. Ketuntasan klasikal siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yaitu jika

90% siswa yang mengikuti pelajaran mampu memperoleh nilai ≥75 menurut Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah.


56

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dalam diagram berikut :

40

35

30

25
Pre Test
20
Post Test I
15 Post Test II
10

0
Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa


Peningkatan ketuntasan klasikal pre test, post test siklus I dan post test siklus

II digambarkan dalam diagram batang berikut :

120,00%
100%
100,00%

80,00% 70,50%
Tuntas
60,00% 53,00%
47,00% Tidak Tuntas
Log. (Tuntas)
40,00%
29,40%

20,00%

0,00%
Pre Test Post Test I Post Test II

Gambar 4.3 Diagram Peningkatan Ketuntasan Klasikal


57

Peningkatan nilai rata-rata Pre Test, Post Test I dan Post Test II berdasarkan

data digambarkan dalam grafik berikut :

100,00% 93,00%
90,00%

80,00%
68,00%
70,00%
62,60%
60,00%

50,00% Nilai Rata-rata Kelas


Log. (Nilai Rata-rata Kelas)
40,00%

30,00%

20,00%

10,00%

0,00%
Pre Test Post Test I Post Test II

Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas


4.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan

data kualitatif.

4.2.1 Data Kuantitatif

4.2.1.1 Data Keaktifan Belajar Siswa

Data keaktifan belajar siswa diperoleh dari pengamatan menggunakan lembar

observasi keaktifan siswa. Proses pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran

berlangsung. Data keaktifan belajar siswa yang telah dikumpulkan lalu diakumulasi
58

dan dikonversi ke dalam beberapa kategori. Berdasarkan kriteria penilaian, siswa

dikatakan tuntas atau aktif jika telah mencapai nilai rata-rata 75%

Persentase tingkat keaktifan belajar siswa diperoleh dengan menghitung

terlebih dahulu nilai keaktifan tiap siswa kemudian menghitung rata-rata keaktifan

siswa atau secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

Nilai keaktifan tiap siswa : x 100

Misalnya untuk menghitung persentase nilai keaktifan siswa dengan nama

Ainda Masitah yang memperoleh skor 80 pada post test siklus I adalah sebagai

berikut :

Nilai keaktifan tiap siswa : x 100

= 90,6

Jadi, persentase keaktifan belajar Ainda Masitah pada siklus I adalah 90,6. Untuk

nama-nama siswa selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sama.

Persentase Rata-Rata Keaktifan

Persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut :

Persentase Keaktifan Siklus I = = 64,84%


59

Persentase keaktifan belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut :

Persentase Keaktifan Siklus II = = 76,79%

Dari data diatas, persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I masih rendah

dan belum memenuhi ketuntasan klasikal. Pada siklus I hanya 47% siswa yang aktif,

yaitu sebanyak 8 siswa dari 17 siswa dengan persentase nilai rata-rata keaktifan

64,84. Namun pada siklus II terjadi peningkatan secara signifikan siswa yang aktif

yaitu dari 47% menjadi 82,3% atau terdapat sebanyak 14 dari 17 siswa yang aktif.

Kemudian pada siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan persentase nilai

rata-rata keaktifan menjadi 76,79% atau dengan artian telah masuk kategori tuntas

atau aktif karena ≥75 %. Berdasarkan analisis data diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa keaktifan belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Maka

hipotesis 1 yaitu keaktifan belajar siswa dapat meningkat setelah diterapkan Model

Pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas XII AK di SMK Swasta

Eria Medan Tahun Ajaran 2022/2023 diterima.

4.2.1.2 Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar akuntansi siswa diperoleh dari hasil pre test, post test I dan

post test II. Dari hasil pre test diketahui bahwa sebelum dilakukan penerapan

tindakan terdapat 5 siswa (29,4%) yang tuntas, dan setelah dilakukan penerapan

tindakan siklus I, jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 8 siswa (47%), dan

pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 17 siswa (100%).


60

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh

sekolah, siswa dinyatakan tuntas belajar apabila mencapai nilai ≥75. Untuk mengukur

persentase penilaian hasil belajar secara individu digunakan rumus sebagai berikut :

DS =

(Arikunto, 2010)

Keterangan :

DS = Daya Serap

Skor yang diperoleh siswa = Nilai Post test siswa

Skor maksimum = 100

Misalnya untuk menghitung persentase hasil belajar siswa atas nama Ainda

Masitah yang memperoleh skor 80 pada post test siklus I adalah sebagai berikut :

DS =

DS = 80 %

Jadi, persentase hasil belajar Ainda Masitah pada siklus I adalah 80%. Untuk

nama-nama siswa selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang sama.

Nilai rata-rata kelas dihitung dengan cara membagikan total nilai yang

diperoleh seluruh siswa dengan jumlah seluruh siswa. Dapat dirumuskan sebagai

berikut :
61

X=

(Aqib, 2010)

Keterangan :

X = nilai rata-rata (mean)

Xi = jumlah semua nilai siswa

n = jumlah siswa

1) Nilai rata-rata sebelum tindakan

X=

X = 62,6

2) Nilai rata-rata kelas siklus I

X=

X = 68

3) Nilai rata-rata kelas siklus II

X=

X = 93

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas

terus mengalami peningkatan. Nilai rata-rata sebelum dilakukan tindakan adalah 62,6
62

dan meningkat menjadi 68 pada siklus I (meningkat sebesar 5,4) dan siklus II

meningkat menjadi 93 (meningkat sebesar 25).

Ketuntasan klasikal diperoleh dengan membagikan jumlah siswa yang hasil

belajarnya tuntas dengan jumlah seluruh siswa kemudian dikalikan 100%, dapat

dirumuskan sebagai berikut :

ST
PK = X 100%
N

(Aqib, 2010)

Keterangan :

PK = Ketuntasan klasikal

ST = Jumlah siswa yang tuntas

N = Jumlah seluruh siswa

1) Ketuntasan klasikal sebelum tindakan

PK = x 100%

PK = 29,4%

2) Ketuntasan klasikal siklus I

PK =

PK = 47%

3) Ketuntasan klasikal siklus II

PK =

PK = 100%
63

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, maka diketahui bahwa ketuntasan

klasikal sebelum tindakan sebesar 29,4% dan meningkat pada siklus I menjadi 47%

(meningkat sebesar 17,6%), dan siklus II meningkat menjadi 100% (mengalami

peningkatan sebesar 53%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 yaitu

hasil belajar siswa dapat meningkat setelah diterapkan Model Pembelajaran Problem

Based Learning pada siswa kelas XII AK di SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran

2022/2023 diterima.

4.2.2 Data Kualitatif

Berdasarkan data pada lembar observasi keaktifan belajar siswa setelah

diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning terjadi peningkatan

keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II, penjelasannya sebagai berikut :

1. Aktivitas visual siswa mengalami peningkatan yang positif, ditandai dengan

meningkatnya siswa membaca buku serta mencari informasi tambahan di

internet untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan saat memecahkan

masalah.

2. Aktivitas lisan siswa mengalami peningkatan yang memuaskan, hal ini terlihat

dari cara dan semangat menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru, dan juga aktif saran kepada kelompok atau individu

yang presentasi.dari semakin seringnya siswa bertanya kepada guru ataupun

kepada sesama siswa.

3. Aktivitas mendengarkan siswa semakin membaik, hal ini terbukti dengan

semakin fokusnya siswa mendengarkan dan menyimak saat temannya


64

presentasi di depan kelas, siswa juga semakin fokus mendengarkan guru

menjelaskan materi di depan kelas

4. Aktivitas menulis siswa menjadi lebih baik, siswa menjadi semakin aktif

dalam menulis dan mengerjakan materi juga tugas yang disampaikan oleh

guru.

5. Aktivitas menggambar mengalami peningkatan secara signifikan, siswa

menggambar tabel jurnal khusus dengan benar dan rapi.

6. Aktivitas motor siswa mengalami kemajuan, hal ini terlihat dari semakin

meningkatnya kecepatan dan ketepatan siswa dalam menjawab soal yang

diberikan atau diajukan oleh guru.

7. Aktivitas mental siswa mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari siswa

yang dapat merumuskan masalah serta membuat hipotesis dan memecahkan

masalah secara individu maupun secara kelompok, selain itu semakin

seringnya siswa mengutarakan pendapat.

8. Aktivitas emosional siswa mengalami kemajuan yang cukup baik, hal ini

terlihat ketika semakin semangatnya siswa dalam mencari informasi dari

berbagai sumber, berdiskusi secara kelompok, mengerjakan latihan secara

individu, dan siswa juga semakin semangat dan antusias saat bertanya,

menyampaikan pendapat dan memberikan saran.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diadakan di SMK Swasta Eria Medan pada

semester ganjil Tahun Pembelajaran 2022/2023 dan terdiri dari dua siklus, setiap
65

siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan

refleksi.

Penelitian dilakukan melalui kolaborasi guru bidang studi dengan peneliti

dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata

pelajaran praktikum akuntansi perusahaan jasa, dagang dan manufaktur pada materi

akuntansi biaya. Pada awal pertemuan siklus I peneliti melakukan pre test untuk

mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukannya tindakan. Post test

diadakan pada akhir pertemuan siklus I dan siklus II, hal ini bertujuan untuk

mengetahui peningkatan atau perubahan kemampuan siswa setelah dilakukannya

tindakan. Berikut akan dibahas prosedur dari setiap siklus dalam penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning yang dilakukan di dalam kelas.

4.3.1 Hasil Penelitian Siklus I

1. Perencanaan

Tahap ini adalah tahap persiapan pelaksanaan tindakan. Kegiatan awal pada

tahap ini diawali dengan diskusi kepada guru bidang studi. Hal-hal yang didiskusikan

seperti menentukan kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok yang akan

diajarkan serta alokasi waktu. Mempersiapkan bahan-bahan seperti ilustrasi, tugas

kelompok, dan soal latihan individu, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) sesuai dengan langkah operasional penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa, serta menyusun soal

pre test dan post test, kunci jawaban dan rubik penilaian.

2. Pelaksanaan Tindakan
66

Siklus satu dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, dan alokasi waktu

disetiap pertemuan adalah 3 jam pelajaran. Pertemuan pertama diawali dengan

kegiatan pendahuluan seperti salam pembuka, doa, absensi, apersepsi dan motivasi.

Selanjutnya peneliti mengadakan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

Siswa yang tuntas saat mengerjakan pre test sebanyak 5 siswa (29,4%) dan yang

tidak tuntas sebanyak 12 siswa (70,5%).

Setelah dilakukan tes awal, guru melanjutkan pembelajaran pada kegiatan inti

dimulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memilih topik yang harus

dipelajari oleh siswa. Topik-topik yang dibahas pada pertemuan ini adalah

menjelaskan dan menyusun pencatatan pengakuan biaya bahan baku, pengakuan

biaya tenaga kerja dan pengakuan biaya overhead pabrik. Setelah menyampaikan

tujuan pembelajaran, guru mulai memberikan pertanyaan secara lisan kepada siswa.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bertujuan untuk merangsang rasa ingin tahu

dan kesiapan mental siswa untuk aktif dalam memecahkan masalah. Pertanyaan yang

diajukan guru seperti apa itu perusahaan manufaktur dan apa perbedaan perusahaan

manufaktur dengan perusahaan jasa dan perusahaan dagang, apa saja fungsi

perusahaan manufaktur dan bagaimana karakteristik dan contoh perusahaan

manufaktur dan apa itu pengakuan biaya bahan baku, pengakuan biaya tenaga kerja

dan pengakuan biaya overhead pabrik. Siswa diberi kesempatan untuk membaca buku

untuk mencari jawaban yang telah disampaikan oleh guru.

Selanjutnya, guru membimbing siswa untuk berpikir merumuskan jawaban

sementara secara individu atas pertanyaan yang diajukan dengan merunjuk pada hasil
67

identifikasi masalah. Jawaban sementara siswa atas pertanyaan tadi harus masih diuji

kebenarannya. Oleh karena itu siswa diberikan kesempatan untuk mengumpulkan

informasi dari buku ataupun internet.

Setelah siswa secara individu merumuskan jawaban sementara, guru meminta

siswa secara berkelompok dengan teman sebelahnya untuk mendiskusikan jawaban

mengenai pertanyaan yang telah diajukan oleh guru. Lalu siswa berdiskusi dan

bertukar pikiran mengenai jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan oleh guru.

Setelah siswa selesai berdiskusi dengan teman sekelompoknya, guru meminta

siswa membagikan atau mempresentasikan hasil diskusi atas jawaban dari pertanyaan

yang diberikan guru didepan kelas dan siswa lain memberikan tanggapan, pertanyaan

atau saran.

Pada kegiatan penutup, guru dengan siswa menyimpulkan pokok-pokok

penting dan manfaat materi yang dipelajari dan guru menyimpulkan materi yang telah

diajarkan. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dibahas pada pertemuan

berikutnya dan diakhiri dengan salam penutup.

Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa yang terlibat dalam

perumusan masalah, pengumpulan informasi dan menganalisis masih sedikit.

Kebanyakan siswa kurang tertarik untuk melakukan pemecahan masalah dari

pertanyaan yang telah diajukan oleh guru, dan siswa masih mengharapkan jawaban

atau informasi dari temannya.

Pertemuan kedua siklus I membahas tentang pengakuan biaya bahan baku,

pengakuan biaya tenaga kerja dan pengakuan biaya overhead pabrik. Guru masih
68

menerapkan langkah-langkah operasional yang sama dengan pertemuan pertama.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, materi yang akan dipelajari siswa serta

mengajukan pertanyaan sebagai stimulus, pertanyaan yang diajukan guru seperti

bagaimana sistem informasi yang digunakan pada kegiatan perusahaan manufaktur,

dan apa saja jenis dokumen transaksi yang digunakan dalam perusahaan manufaktur.

Setelah itu siswa diminta secara individu mencari jawaban atas pertanyaan

yang diajukan oleh guru dengan membaca buku atau pun dari internet. Setelah siswa

secara individu merumuskan jawaban sementara, guru meminta siswa secara

berkelompok dengan teman sebelahnya untuk mendiskusikan jawaban mengenai

pertanyaan yang telah diajukan oleh guru. Lalu siswa berdiskusi dan bertukar pikiran

mengenai jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan oleh guru.

Setelah siswa selesai berdiskusi dengan teman sekelompoknya, guru meminta

siswa membagikan atau mempresentasikan hasil diskusi atas jawaban dari pertanyaan

yang diberikan guru didepan kelas dan siswa lain memberikan tanggapan, pertanyaan

atau saran.

Pada pertemuan ini jumlah siswa yang terlibat aktif dalam proses

pembelajaran dan memberikan tanggapan, saran atau pun pertanyaan pada saat

presentasi mengalami sedikit peningkatan.

Pada kegiatan penutup guru dengan siswa merangkum pokok pokok dari

seluruh materi yang telah dipelajari serta apa saja manfaatnya. Kemudian peneliti

memberikan post test untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa dan bagaimana
69

peningkatan hasil belajar siswa. Pertemuan kedua siklus I diakhiri dengan salam

penutup.

Hasil post test I menunjukkan bahwa setelah penerapan tindakan terdapat 8

siswa (47%) yang tuntas belajar dan 9 siswa (53%) yang tidak tuntas. Siswa yang

tuntas setelah dilakukan tindakan mengalami peningkatan, namun peningkatan

tersebut belum mencapai indicator keberhasilan. Oleh karena itu diperlukan tindakan

siklus II.

3. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran menggunakan

lembar observasi keaktifan belajar siswa. Tujuan dari kegiatan pengamatan ini adalah

untuk mengukur keaktifan belajar siswa selama penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning. Jumlah siswa yang aktif masih sedikit, ketika guru

mengajukan pertanyaan banyak siswa yang kurang tertarik dan tidak memberikan

tanggapan atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Pada tahap mengidentifikasi

masalah yang relevan dengan topik yang dibahas juga terdapat beberapa siswa yang

tidak membaca buku. Selama proses pengumpulan informasi atas pertanyaan yang

diajukan banyak siswa yang enggan mencari jawaban atau informasi dari buku

ataupun internet. Hanya beberapa siswa saja yang melakukan analisis informasi, dan

pada saat presentasi kebanyakan siswa ragu-ragu saat memberikan tanggapan.

Pada siklus I melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

terdapat 8 siswa (47%) yang telah memenuhi kriteria sangat aktif dan aktif,
70

sedangkan 9 siswa (52,7%) lainnya termasuk kriteria cukup aktif, kurang aktif dan

tidak aktif.

4. Refleksi

Diakhir kegiatan dilakukan refleksi dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan maupun kendala yang dihadapi saat menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning pada siklus I. Hasil refleksi menunjukkan bahwa hasil

belajar siswa masih rendah yaitu 47%. Selain itu, keaktifan belajar pada siklus I

masih tergolong rendah yaitu 47% atau hanya sekitar 8 orang (3 orang dalam kategori

sangat aktif dan 5 orang dalam kategori aktif).

Adapun beberapa hal yang menyebabkan belum maksimalnya peningkatan

keaktifan belajar siswa dan hasil belajar siswa pada siklus I diantaranya adalah :

a. Pertanyaan yang diajukan oleh guru belum maksimal untuk merangsang rasa

ingin tahu serta kesiapan siswa dalam memecahkan masalah terkait mengenal

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

b. Jumlah siswa yang melakukan pengumpulan informasi secara individu masih

sedikit dan sebagian besar siswa masih bergantung pada hasil kerja teman satu

mejanya.

c. Ketika presentasi, siswa yang lain cenderung tidak memperhatikan karena

sibuk berbicara dengan teman disampingnya.

d. Antusias siswa untuk mengajukan pertanyaan, memberikan saran dan

menyampaikan pendapat atas hasil penemuan temannya masih rendah.


71

Berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan dalam siklus I, peneliti dan

guru menyepakati untuk siklus I baik pada pertemuan pertama dan kedua akan

dijadikan acuan dalam menentukan tindakan perbaikan dalam pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II.

4.3.2 Hasil Penelitian Siklus II

1. Perencanaan

Sebelum tindakan pada siklus II dilaksanakan, peneliti dengan guru

merencakan solusi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan pada siklus I. Dari hasil

diskusi peneliti dengan guru maka ditemukan beberapa solusi untuk perbaikan

diantaranya :

a. Sebelum mengajukan pertanyaan, guru menampilkan ilustrasi tentang

mengenal biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik

untuk menarik perhatian siswa. Mengoptimalkan pertanyaan yang diajukan

dengan mengaitkan pada permasalahan yang lebih nyata dan sering

dijumpai dikehidupan sehari-hari.

b. Siswa diwajibkan menulis hasil informasi yang dikumpulkan dibuku

catatannya sebelum menghubungkan dengan hasil teman sekelompoknya.

c. Untuk memotivasi siswa guru memberikan pujian dan penguatan bagi siswa

yang aktif dalam memberi tanggapan dan menjawab pertanyaan.

2. Pelaksanaan tindakan
72

Pada siklus II pelaksanaan tindakan berlangsung sesuai dengan penerapan

model pembelajaran Problem Based Learning. Pembelajaran dimulai dengan kegiatan

pendahuluan seperti pemberian salam, absensi, apersepsi dan motivasi. Selanjutnya

guru menyampaikan tujuan dan memilih topic yang akan dipelajari oleh siswa, siswa

mendengarkan dan memahami penjelasan dari guru. Setelah menyampaikan tujuan

pembelajaran, guru menyampaikan prosedur-prosedur pencatatan biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Lalu guru mengajukan pertanyaan

yang bertujuan untuk memusatkan perhatian siswa, merangsang rasa ingin tahu siswa

dan menyiapkan mental agar siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah,

pertanyaannya adalah hal apa yang harus diperhatikan dalam membuat pencatatan

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Siswa diberikan kesempatan untuk membaca buku lalu mengidentifikasi dan

merumuskan masalah secara individu, kemudian membentuk kelompok yang terdiri

dari 1-2 siswa yang duduk berdekatan. Selanjutnya guru dan peneliti berkolaborasi

dalam mendampingi dan membimbing siswa setiap kelompok dengan merumuskan

jurnal yang digunakan dan bagaimana proses pencatatan biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dari soal yang diberikan guru. Jawaban

sementara yang telah ditetapkan siswa masih harus diuji kebenarannya, oleh karena

itu dengan bimbingan guru dan peneliti, siswa diberikan kesempatan untuk mencari

informasi baik dari internet maupun dari buku. Dalam tahap ini mayoritas siswa

membaca buku dan menggunakan alat komunikasi seperti handphone untuk mencari

informasi di internet, kemudian siswa menuliskan hasil informasi tersebut di buku


73

catatan. Setelah mengumpulkan informasi, guru memberikan arahan kepada siswa.

Tahap selanjutnya adalah membuktikan kebenaran dan menarik kesimpulan dengan

bimbingan guru dan peneliti, kemudian guru menunjuk salah satu kelompok untuk

mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas. Selama presentasi tersebut,

peneliti mengawasi siswa agar tetap tertib dan siswa lain di minta untuk memberikan

pendapat, saran dan pertanyaan kepada siswa yang membagikan hasil diskusinya.

Guru memberikan penguatan dan pujian kepada siswa yang aktif memberikan

tanggapan agar memotivasi siswa yang lain untuk berani menyampaikan

pendapatnya.

Pertemuan kedua siklus II membahas tentang proses pencatatan biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Guru menerapkan langkah-

langkah operasional yang sama dengan pertemuan pertama dan mengoptimalkan

perbaikan yang telah direncanakan. Pada pertemuan kali ini proses pembelajaran

mengalami peningkatan yang memuaskan, siswa antusias dalam melakukan proses

penemuan informasi mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya

overhead pabrik. Siswa juga berani bertanya dan meminta bantuan dari teman

ataupun guru ketika mengalami kesulitan dalam pengerjaan penentuan akun apa yang

akan dimasukkan ke dalam pencatatan.

Di akhir pertemuan siklus II, peneliti mengadakan post test siklus II untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Hasil post test siklus II menunjukkan

bahwa 17 siswa (100%) dinyatakan tuntas dengan nilai rata-rata kelas yaitu 93. Hal

ini mengindikasi bahwa setelah penerapan tindakan dengan beberapa perbaikan


74

terdapat peningkatan hasil belajar yang sangat memuaskan dan semua siswa mampu

mengerjakan pencatatan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead

pabrik.

3. Pengamatan

Hasil pengamatan keaktifan siswa selama pembelajaran pada siklus II

menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Selama proses pembelajaran, siswa

sangat antusias saat proses penemuan. Pada umumnya siswa telah berani bertanya,

memberikan saran dan mengemukakan pendapat, mendengarkan penjelasan guru,

menulis hasil informasi yang dikumpulkan dari internet maupun buku, membuat tabel

jurnal khusus dan melakukan pemecahan masalah sesuai petunjuk dari guru.

Data hasil observasi siswa pada siklus II menunjukkan bahwa 5 siswa (29,4%)

termasuk dalam kategori sangat aktif, 9 siswa (52,9%) termasuk dalam kategori aktif,

3 siswa (17,6%) termasuk dalam kategori cukup aktif, dan tidak terdapat siswa yang

termasuk dalam kategori kurang aktif dan tidak aktif.

4. Refleksi

Diakhir pertemuan siklus II, guru dan peneliti melakukan refleksi yang

bertujuan untuk mengetahui keberhasilan ataupun kelemahan dalam penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning. Berdasarkan data observasi keaktifan belajar

siswa siklus II dan hasil belajar siswa siklus II, siswa telah mencapai indikator

keberhasilan. Siswa yang dinyatakan aktif berjumlah 14 siswa (82,3%) dan siswa

yang tuntas belajar berjumlah 17 siswa (100%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

Permana, Aulia (2021), Marzuki,dkk (2019), Asvifah,dkk (2019), Pamungkas,dkk


75

(2018), dan Amalia,dkk (2021) yang dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan

keaktifan dan hasil belajar siswa.

Oleh karena itu, diharapkan bagi guru untuk menjadikan model pembelajaran

Problem Based Learning sebagai alternatif dalam melaksanakan pembelajaran untuk

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan masalah

akuntansi yang lebih nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, terdapat beberapa kelebihan dan

kelemahan dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Problem Based Learning. Adapun beberapa kelebihan yang didapat dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa karena kegiatan pembelajaran

lebih banyak dilakukan oleh siswa secara individu maupun secara kelompok,

guru hanya berperan sebagai pembimbing dan fasiliator.

2. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena pengetahuan yang diperoleh

melalui penemuan sendiri lebih tahan lama dalam ingatan dan pemahaman

siswa.

3. Dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa karena siswa diberi kepercayaan

oleh guru untuk menemukan informasi sendiri dan menyelesaikan masalah

yang mereka hadapi.


76

4. Dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian siswa dalam

mengutarakan pendapat. Baik berupa pertanyaan, kritik maupun saran saat

proses pembelajaran.

5. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berdiskusi dan bekerja sama.

Selain kelebihan, penerapan model pembelajaran dalam penelitian ini juga

memiliki beberapa kekurangan yaitu :

1. Diperlukan kesiapan mental siswa dan rasa ingin tahu yang tinggi untuk

menemukan informasi sendiri. Karena dalam penerapan model pembelajaran

ini tidak menuntut adanya penjelasan materi secara kompleks dari guru,

karena guru hanya sebatas membimbing ketika melakukan proses penemuan

untuk menyelesaikan masalah atau soal yang mereka hadapi.

2. Dibutuhkan persiapan yang baik oleh guru dalam merancang dan

mengembangkan berbagai stimulus untuk merangsang keterlibatan siswa.

3. Guru mengalami kesulitan dalam membimbing dan memantau siswa dalam

jumlah yang besar.

Meskipun terdapat beberapa kekurangan dalam penelitian ini, namun berkat

kolaborasi peneliti dan guru bidang studi maka penelitian ini berjalan dengan baik.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam belajar akuntansi pada kompetensi dasar akuntansi

biaya pada siswa kelas XII AK SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran

2022/2023.

2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan

hasil siswa dalam belajar akuntansi pada kompetensi dasar akuntansi biaya

pada siswa kelas XII AK SMK Swasta Eria Medan Tahun Ajaran 2022/2023.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis mengajukan beberapa saran

antara lain :

1. Kepada guru khususnya guru mata pelajaran akuntansi agar menggunakan

model pembelajaran Problem Based Learning sebagai salah satu variasi

model pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas. Namun salah

satu kelemahan dari model pembelajaran ini adalah sulit mengawasi seluruh

siswa dan memerlukan waktu yang banyak saat menerapkan model

77
78

pembelajaran. Maka dalam menerapkan model ini guru sebaiknya mengatur

waktu yang efisien dan harus mengetahui kemampuan siswa.

2. Kepada peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian pada materi

akuntansi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Achidayat dan Lestari,2016. Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kepercayaan


Diri dan Keaktifan Siswa di Kelas. Jurnal FOrmatif. Vol 6/no.1/2016.
Fakultas Teknik Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI.

Arikunto,S. & Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arikunto,dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Arifin, Zainal & Setiyawan, Adhi. 2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan
ICT. Yogyakarta : Skripta Media Creative.

Aqib, Zainal dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: YramaWidya.

Asmawati, Indura, dkk. . 2022. Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar


Korespondensi melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning SMK Nasional Baureno Kab. Bojonegoro Jawa Timur. Jurnal
Pemikiran dan Pengembangan Pembelajaran. Vol.4, No.1
Doni Koesoema. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo

Erita,2017. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head


Together (NHT) dan Minat Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII SMK
Nusatama Padang. Journal Of Economic and Economic Education. Vol
6/no.1/2017

Erita,2017. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Numered Head


Together (NHT) dan Minat Belajar terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XII SMK Nusatama Padang. Journal Of Economic and Economic
Education. Vol 6/no.1/2017

Ety Rochaety. 2006. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hajariah dan Hasyim, Ahmad. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI
Akuntansi di SMK Negeri 1 Gowa. Jurnal Ilmiah Pena Sains dan Ilmu
Pendidikan. Vol.1. No.2
Hudoyo, Herman. 1980. Tendensi Pendidikan Matematika di Beberapa Negara.
Jakarta: P3G

79
80

Khalaf, Bilal Khalid; dan Zuhana Bt Mohammad Zin. Traditional and Inquiry-Based
Learning Pedagogy : A Systematic Critical Review. International Journal of
Intruction, Vol.11, No.4. e-ISSN : 1308-1470. p-ISSN: 1694-6090. Hlm: 545-
564
Latief, Hilman ; Dede Rohmat; dan Epon Ningrum, 2014. Pengaruh Pembelajaran
Kontekstual Terhadap Hasil Belajar (Studi Eksperimen) Pada Mata
Pelajaran Geografi Kelas VII di SMPN 4 Padalangan. Jurnal Gea, Vol.14,
No.2. Hlm: 14-28.
Lubis, Effi Aswita. 2017. Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan. Perdana
Publishing

Maharani,Okti Desta Tri dan Firosalia Kristin. 2017. Peningkatan Keaktifan dan
Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match. Wacana Akademika : Majalah Ilmiah Kependidikan, I(1).

Moh. Uzer Usman. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pannen, Paulina, Mustafa, Dina dan Sekarwinahayu, Mestika. 2001. Konstruktivisme


dalam Pembelajaran. Jakarta. PAU PPAI UT. Dirjendikti Depdiknas

Purwanto, 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Purwanto, Ngalim.2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Rusmono. (2012). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu:
Untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru. Bogor: Ghalia Indonesia

Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Sudiran dan Ridawan, 2013. Meningkatkan Profesionalisme Guru melalui Penelitian


Tindakan Kelas. Medan : Perdana Mulya Sarana

Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja


Rosdakarya

Sudjana. Nana. 2010. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung. Rosda

Suharsimi Arikunto,(2017). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.


Rineka Cipta.
81

Sumitro dkk. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Suwarno.2018. Perbedaan Metode Pembelajaran Tipe Kooperatif Tipe Jigsaw dan


Konvensional Tethadap Prestasi Belajar Mahasiswa. Journal of Islamic
Accounting and Tax. e-ISSN: 2620-9144. Hlm 21-25

Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Syah. 2012. Dwi Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa. Skripsi.
Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Negeri Semarang.

Wagiran. 2007. Peningkatan Keaktifan Mahasiswa dan Reduksi Miskonsepsi Melalui


Pendekatan Problem Based Learning”. Jurnal Kependidikan.

Wastono. 2015. Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa di Kulon Progo Pada Mata
Diklat Teknologi Mekanik. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Vol.
22. No. 4 Hlm. 397

Winkel, W.S. 2009. Psikologi PembelajaranI. Yogyakarta: Media Abadi


82

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS

Nama : Hadijah
Tempat/Tanggal Lahir : Balikpapan / 01 April 2000
Alamat : JL. Benteng, Hutan. Medan
Email : hadijahsiregar9@gmail.com
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Ayah : Tomas Siregar
Nama Ibu : Nursinah
Alamat : Desa Sibur-bur Kec. Dolok Padang Lawas Utara

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD (2006-2011) : SD Negeri 003 Balikpapan

SD (2011-2012) : SD Negeri Siraga

SMP (2012-2015) : MTs Negeri Dolok

SMA (2015-2018) : MA Negeri 2 Padangsidimpuan

PERGURUAN TINGGI (2018-2022) : Universitas Negeri Medan, Fakultas


Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Prodi
Pendidikan Akuntansi

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Medan, November 2022

Hadijah
7181142006
LAMPIRAN 1

SILABUS

Nama Sekolah : SMK Swasta Eria Medan


Mata Pelajaran : Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur
Kelas/Semester : XII / 1 (Ganjil)
Standar Kompetensi : Mencatat pengakuan biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Alokasi Waktu : 40 Menit
Sumber Belajar : Modul Akuntansi 3A untuk SMK/MAK (Dwi Harti),

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Waktu Kegiatan Pembelajaran Penilaian
(JP)
1 2 3 4 5

83
84

3.33Menjelaskan pencatatan 1. Pencatatan transaksi 5 JP Mengamati Pengetahuan:


terkait dengan pemanufakturan:
 Tes
 pembelian bahan baku mempelajari buku teks, bahan
Tertulis
pengakuan biaya bahan baku,  Biaya bahan baku yang tayang maupun sumber lain
biaya tenaga kerja dan biaya digunakan dalam proses tentang materi pokok  Penugasan
overhead pabrik produksi
 Biaya tenaga kerja
langsung dalam proses
produksi Menanya
4.33 Mencatat pengakuan biaya  Biaya penggunaan bahan
Merumuskan pertanyaan untuk
bahan baku, biaya tenaga kerja dan penolong, tenaga kerja
tidak langsung ke dalam mengidentifikasi masalah materi
biaya overhead pabrik
proses produksi pokok
 Pemindahan produk
dalam proses ke produk
jadi
 Penjualan produk jadi
2. Gambaran aliran biaya Mengeskplorasi
berdasarkan akun buku besar
Mengumpulkan data dan informasi
tentang materi pokok

Asosiasi

 menganalisis dan menyimpulkan


informasi tentang materi pokok
 menyimpulkan keseluruhan
85

materi

Komunikasi

Menyampaikan laporan tentang


materi pokok dan mempre-
sentasikannya dalam bentuk
tulisan dan lisan

Mengetahui Medan, November 2022


Pl.T Kepala Sekolah SMK Swasta Eria Medan Guru Mata Pelajaran

Drs.H. Edi Azhar Irawati, S.Pd

LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMK Swasta Eria Medan


Mata Pelajaran : Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan
Manufaktur
Kelas/Semester : XII / 1 (Ganjil)
Alokasi Waktu : 12 x 40 Menit (4 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab,

responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasehat,

penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan

serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang

pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif

sesuai dengan bidang dan lingkup Praktikum Akuntansi Perusahaan

Jasa, Dagang dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan

86
87

potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga

masyarakat nasional, regional, dan internasional.

Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan

prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah

sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup Praktikum Akuntansi

Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur. Menampilkan kinerja di

bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai

dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,

mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,

kolaboratif, komunikatif, dan solutifdalam ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu

melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan

langsung.Menunjukkan keterampilan mempresepsi, kesiapan, meniru,

membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, dalam ranah

konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah

pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar

3.33 Menjelaskan penjelasan terkait dengan pengakuan

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead

pabrik.
88

4.33 Mencatat pengakuan biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja dan biaya overhead pabrik.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi:

1. Menjelaskan pencatatan pengakuan biaya bahan baku

2. Menjelaskan pencatatan pengakuan biaya tenaga kerja

3. Menjelaskan pencatatan pengakuan biaya overhead pabrik

4. Menyusun pencatatan pengakuan biaya bahan baku.

5. Menyusun pencatatan pengakuan biaya tenaga kerja

6. Menyusun pencatatan pengakuan biaya overhead pabrik

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui tahapan pembelajaran model pembelajaran Problem Based

Learning, dengan metode diskusi, praktik dan presentasi, peserta didik

mampu:

1. Memahami dan menyusun pencatatan pengakuan

biaya bahan baku.

2. Memahami dan menyusun pencatatan pengakuan

biaya tenaga kerja

3. Memahami dan menyusun pencatatan pengakuan

biaya overhead pabrik


89

E. Materi Pembelajaran

Pencatatan Biaya Produksi Perusahaan Manufaktur

1. Dokumen transaksi

Dokumen transaksi yang menyangkut aktivitas produksi

pada umumnyamerupakan dokumen intern, diantaranya:

a. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, sebagai

bukti transaksi pemakaian bahan baku atau bahan penolong

dalam proses produksi.

b. Kartu tenaga kerja atau kartu tugas.

c. Surat order produksi sebagai dokumen pelaksanaan pembuatan

produk.

d. Laporan produk selesai, sebagai dokumen pencatatan harga

pokok produk yang ditransfer ke gudang produk jadi.

2. Akun-akun buku besar yang digunakan

Pencatatan pada umumnya menggunakan sistem perpectual.

Sesuai dengan karakteristik kegiatan usaha perusahaan manufaktur,

akun akun buku besar yang digunakan meliputi akun akun yang

berhubungan dengan pancatatan biaya produksi dan kaun kaun yang

secara umum digunakan pada jenis perusahaan lainnya, seperti akun

kas, piutang, hutang, dan sebagainya.


90

Akun akun yang berhubungan dengan pencatatan biaya produksi

antara lain :

a. Sediaan bahan baku, merupakan tempat

mencatat transaksi pembelian bahanbaku.

a. Gaji dan upah, adalah tempat mencatat gaji dan

upah yang terjadi dalam suatu periode, baik gaji

dan upah bagian produksi maupun bagian

penjualan dna administrasi umum.

b. Biaya overhead pabrik (BOP),

adalah tempat menampung biaya biaya produksi

selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung.

c. Barang dalam proses (BDP),

merupakan tempat menampung biaya produksi

yang terjadi dalam suatu perode, dapat dipecah

menjadi akun BDP-BIAYA BAHAN BAKU,

BDP-BIAYA TENAGA KERJA, BDP-BIAYA

OVERHEAD PABRIK.

d. Sediaan produk jadi, adalah tempat mencatat

harga pokok produk yangselesai diproses.

e. Sediaan barang dlam proses, adalah tempat


91

mencatat harga pokok barang yang belum

selesai diproses pada akhir periode.

f. Harga pokok penjualan, merupakan tempat

mencatat harga pokok produk barang yang

dijual

2. Prosedur pencatatan biaya bahan baku

Apabila mutasi persediaan bahan baku dicatata

dengan system perpetual, harga pokok bahan baku

yang dibeli dicatat dengan debet dalam Akun

Persediaan Bahan Baku dan kredit AKun Kas atau

Utang.

Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam

proses produksi dicatat debet dalam akun BDP-

Biaya Bahan Baku, kredit akun Persediaan Bahan

Baku.

Tanggal Persediaan bahan baku Rp xxx

Kas/Utang dagang Rp xxx


Tanggal BDP-BBB Rp xxx

Persediaan Bahan Baku Rp xxx

Prosedur pencatatan biaya bahan baku digambarkan


dalam hubungannya dengan akun-akun buku besar:
Kas/Utang Persediaan Bahan Baku BDP-Biaya
92

Bahan
Baku

Pembelian bahan baku

Pemakaian Bahan Baku


Tunai/Kredit

dalam proses produksi

Salah satu bentuk formulir dan buku yang dapat


digunakan sehubungan denganpencatatan biaya bahan
baku
JURNAL PEMBELIAN BAHAN BAKU

DEBET
Tgl. No. Faktur Dibeli dari KREDIT
Akun Lain-Lain
Perd. Bahan Baku
Akun No Jumlah

JURNAL PEMAKAIAN BAHAN BAKU

Tgl No.Bukti Keterang No.Order Debet Kredit


an Produksi BDP- Persd.Bahan
Bahan BBB Baku

3 BUKTI PERMINTAAN DAN PENGELUARAN BAHAN


GUDANG
Nomor :
BUKTI PERMINTAAN DAN
93

PENGELUARANBARANG Tanggal :
No.Order :
GUDANG
Dari Bagian :
No. Kode Barang Nama Barang Satuan
Jumlah Satuan Diisi Bag. Akuntansi
Uru
t
Diminta Diserahka Harga Jumlah
n Satuan

Kepala Bagian Gudang Kepala Bagian Produksi

SURAT ORDER PRODUKSI

PT JAYA ABADI
Nomor :
SURAT ORDER PRODUKSI Tanggal :
No.Order :
Tanggal
Nama Barang Kode Satuan Juml.Satuan Ket. Khusus
Produksi
Barang diperlukan Selesai

Bag. Perencanaan dan Kepala Bagian Produksi Bagian Produksi


Pengawasan Produksi
LAPORAN PRODUKSI SELESAI

Nomor :
LAPORAN PRODUKSI SELESAI
Tanggal :
No. Surat Order Kode Jumlah Satuan Juml. Satuan
Nama Produk Satuan
Produksi Produksi Dipesan Diproduksi

Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan


94

Tanggal BDP-Biaya Overhead Pabrik Rp xxx


BOP yang dibebankan Rp xxx

Memindahbukukan saldo akun BOP yang Dibebankan

Tangga BOP yang dibebankan Rp xxx


l
BOP Sesungguhnya Rp xxx

Pencatatan selisih Biaya Overhead Pabrik


Selisih antara BOP sesungguhnya dengan BOP
yang dibebankan kepadaproduk dapat dipindahkan ke
a. Selisih merugikan (saldo debet akun BOP Sesungguhnya)

Tangga Harga Pokok Penjualan Rp xxx


l
BOP Sesungguhnya Rp xxx

b. Selisih menguntungkan (saldo kredit akun BOP Sesungguhnya)

Tangga BOP Sesungguhnya Rp xxx


l
Harga Pokok Penjualan Rp xxx

F. Model, dan Metode Pembelajaran


1. Model : Problem Based Learning
2. Metode : Ceramah, diskusi, penugasan, serta praktik
G. KegiatanPembelajaran

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Pembelajaran
Waktu
95

Pendahuluan  Guru masuk kelas tepat waktu dan mengucapkan 30 menit


salam.
 Ketua kelas memimpin doa saat pembelajaran
akan dimulai.
 Guru mengisi agenda kelas dan mengabsen
siswa.
 Guru memberikan informasi mengenai
kompetensi, materi, serta tujuan pembelajaran
 Menjelaskan penilaian yang dilakukan.
 Memberikan Test

Inti 50 menit
 Guru mengajukan satu atau lebih pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang telah disampaikan
yang menuntut pemikiran. Siswa memikirkan dan
menjawab pertanyaan tersebut secara individu.
 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan
setiap kelompok berbagi jawaban dengan teman
kelompoknya.
 Setiap kelompok diminta untuk membuat jawaban
baru untuk setiap pertanyaan, sekaligus
memperbaiki jawaban individual mereka.
 Setelah semua pasangan telah menulis semua
jawaban-jawaban baru, jawaban tersebut
dibandingkan dengan setiap pasangan didalam
kelompok dan tiap kelompok menyampaikan hasil
jawaban yang telah didiskusikan.
Penutup  Guru melakukan tanya jawab dengan peserta 20 menit
didik untuk membuat rangkuman materi belajar.
 Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran, dan
motivasi untuk tetap semangat serta
mengingatkan peserta didik untuk mempelajari
96

materi baru yang lebih menantang.


 Guru melakukan evaluasi
 Guru memberikan informasi materipembelajaran
untuk pertemuan selanjutnya..
H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan
1. Teknik penilaian
a. Pengamatan kegiatan diskusi
b. Hasil presentasi kelompok
2. Instrument Penilaian (Terlampir)
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Penilaian Kegiatan Diskusi
Lembar Observasi Keaktifan
Belajar Siswa

No Nama Aspek Aktivitas Jlh Ket


Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8

Dst

Keterangan Aspek Keaktivan yang dinilai

1. Visual Activities (membaca dan memperhatikan pekerjaan orang


97

lain)
2. Oral Activities (merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkanpendapat)
3. Listening Activities (mendengarkan : uraian, percakapan dan
diskusi)
4. Writing Activities (menyalin materi)
5. Drawing Activities (membuat tabel atau kolom akun)
6. Motor Activities (kecepatan dan ketepatan dalam menjawab soal)
7. Mental Activities (mengutarakan pendapat)
Emotional Activities (berani, semangat dan antusias)Diedrich

(dalam Sadirman : 2011 : 101)

Kriteria Skor

1 = Tidak pernah dilakukan (0)


2 = Jarang (1 kali – 2 kali)
3 = Sering (3 kali)
4 = Sangat sering (lebih dari 4 kali)
Diedrich (dalam Sadirman : 2011 : 101)

Kriteria Penilaian

28 – 32 : Sangat Aktif (SA)


23 – 27 : Aktif (A)
18 – 22 : Cukup Aktif (CA)
13 – 17 : Kurang Aktif (KA)
8 – 12 : Tidak Aktif (TA)
(Aqib, 2010)

2. Penilaian Pengetahuan dan keterampilan


SOAL

1. Biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya


pengeluaran tersebut, yang pada saat terjadinya dibebankan sebagai biaya, dan
dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya
adalah…
a. Capital expenditure
b. Revenue expenditure
c. Harga perolehan (ad cost)
d. Biaya usaha (expense)
98

e. Cost of goods sold


2. Kartu untuk mencatat perubahan persediaan bahan baku dalam proses
produksi, pada suatu periode akuntansi adalah…
a. Kartu biaya produksi
b. Kartu persediaan barang jadi
c. Kartu persediaan bahan baku
d. Kartu biaya tenaga kerja
e. Kartu biaya overhead pabrik
3. Biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemesanan bahan baku, agar siap
dipakai dalam kegiatan produksi adalah…
a. Ordering cost
b. Carrying cost
c. Invoice
d. Out of stock cost
e. Freight in
4. Biaya yang dikeluarkan dalam rangka pembelian bahan baku adalah…
a. Ordering cost
b. Carrying cost
c. Invoice
d. Out of stock cost
e. Freight in
5. Penentuan harga pokok produksi dengan asumsi bahwa harga pokok bahan
baku yang pertama masuk gudang adalah yang pertama kali digunakan dalam
proses produksi, dikenal dengan metode…
a. First in first out
b. Last in first out
c. Perpetual inventory system
d. Physical inventory system
e. Stock opname
6. Penentuan harga pokok produksi dengan asumsi bahwa harga pokok bahan
baku yang terakhir masuk gudang adalah yang pertama kali digunakan dalam
proses produksi, dikenal dengan metode…
a. First in first out
b. Last in first out
c. Perpetual inventory system
d. Physical inventory system
e. Stock opname
99

7. BOP sampai tingkat kegiatan tertentu jumlahnya konstan dan tidak


terpengaruh oleh adanya perubahan tingkat produksi. Ditinjau dari
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, BOP ini termasuk
golongan…
a. Fixed factory overhead cost
b. Variable factory overhead cost
c. BOP sesungguhnya
d. BOP yang dibebankan
e. BOP tak langsung departemen
8. Biaya overhead pabrik jumlahnya terpengaruh oleh perubahan tingkat
produksi dan perubahannya sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Ditinjau dari hubungan dengan perubahan volume kegiatan, BOP ini termasuk
golongan…
a. Fixed factory overhead cost
b. Variable factory overhead cost
c. BOP sesungguhnya
d. BOP yang dibebankan
e. BOP tak langsung departemen
9. PT Esa Tunggal mencatat persediaan bahan baku menurut sistem FIFO. Pada
tanggal 10 Juni 2010, dibeli bahan baku dari PD Berkah 10.000 kg @ Rp.
1.000,00 dengan syarat n/30. Pada tanggal 12 Juni 2010, bahan baku tersebut
dikirim kembali sebanyak 500 kg karena rusak. Jurnal yang harus dibuat PT
Esa Tunggal pada tanggal 12 Juni 2010 adalah...
a. Utang usaha Rp. 500.000,00
Persediaan bahan baku Rp. 500.000,00
b. Utang usaha Rp. 500.000,00
Retur pembelian bahan baku Rp. 500.000,00
c. Utang usaha Rp. 500.000,00
Biaya bahan baku Rp. 500.000,00
d. Utang usaha Rp. 500.000,00
BDP- biaya bahan baku Rp. 500.000,00
e. BDP-biaya bahan baku Rp. 500.000,00
Persediaan bahan baku Rp. 500.000,00
10. Data persediaan suatu perusahaan pada bulan Maret 2010, adalah sebagai
berikut:
1 Maret Saldo 200 unit @ Rp.2.500,00
8 Maret Pembelian 400 unit @ Rp. 2.650,00
100

14 Maret Masuk proses 500 unit


20 Maret Pembelian 600 unit @ Rp.2.800,00
25 Maret Masuk proses 500 unit
Sistem pencatatan yang digunakan adalah sistem perpetual dan penilaian
persediaan dilakukan dengan metode rata-rata tertimbang. Atas dasar data
tersebut, harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi selama
bulan Maret 2010, adalah…
a. Rp. 2.500.000,00
b. Rp. 2.600.000,00
c. Rp. 2.675.000,00
d. Rp. 2.700.000,00
e. Rp. 2.750.000,00
Essai test
1. PT Paku Alam mencatat persediaan bahan baku dengan sistem periodeik.
Diketahui data persediaan bahan baku selama bulan Juli 2010, adalah sebagai
berikut :
 Persediaan per 1 Juli 2010, 3.000 kg @ Rp. 3.050,00
 Pembelian :
5 Juli 8.000 kg @ Rp. 2.950,00 per kg
8 Juli 5.000 kg @ Rp. 3.000,00 per kg
15 Juli 5.000 kg @ Rp. 2.980,00 per kg
20 Juli 7.000 kg @ Rp. 3.040,00 per kg
28 Juli 5.000 kg @ Rp. 3.050,00 per kg
 Masuk proses produksi:
6 Juli 7.000 kg
12 Juli 6.000 kg
17 Juli 6.500 kg
22 Juli 6.000 kg
30 Juli 4.000 kg
Diminta :
a. Hitunglah harga pokok persediaan bahan baku per 31 Juli 2010, jika
dihitung dengan metode LIFO.
b. Hitunglah harga pokok persediaan bahan baku per 31 Juli 2010, jika
dihitung dengan metode FIFO.
c. Hitunglah harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi selama bulan Juli 2010, menurut masing-masing metode
penilaian perpetual.
101

2. PT Mandiri Perkasa mencatat persediaan bahan baku dengan sistem periodeik.


Diketahui data persediaan bahan baku selama bulan Oktober 2010, adalah
sebagai berikut :
 Persediaan per 1 Oktober 2010, 4.000 kg @ Rp. 4.800,00
 Pembelian :
5 Oktober 6.000 kg @ Rp. 3.950,00 per kg
8 Oktober 4.000 kg @ Rp. 4.000,00 per kg
15 Oktober 3.000 kg @ Rp. 3.980,00 per kg
20 Oktober 5.000 kg @ Rp. 4.040,00 per kg
28 Oktober 3.000 kg @ Rp. 4.050,00 per kg
 Masuk proses produksi:
6 Oktober 6.000 kg
12 Oktober 5.000 kg
17 Oktober 5.500 kg
22 Oktober 5.000 kg
30 Oktober 3.000 kg

I. Alat, Media danSumber


 Alat : LCD, Laptop
 Media : Papan tulis, spidol, kalkulator
 Sumber : Buku Paket

Mengetahui Medan, November 2022


PLT Kepala Sekolah SMKS Eria Medan Guru Mata Pelajaran

Drs. H. Edi Azhar Irawaty, S.Pd


102

Lampiran 3

Satuan Pendidikan : SMK


Mata Pelajaran : PAPJDM
Kelas / Semester : XII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Jenis Tes : Pre test dan Post Test I
1. Biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya
pengeluaran tersebut, yang pada saat terjadinya dibebankan sebagai biaya, dan
dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya
adalah…
a. Capital expenditure
b. Revenue expenditure
c. Harga perolehan (ad cost)
d. Biaya usaha (expense)
e. Cost of goods sold
2. Kartu untuk mencatat perubahan persediaan bahan baku dalam proses
produksi, pada suatu periode akuntansi adalah…
a. Kartu biaya produksi
b. Kartu persediaan barang jadi
c. Kartu persediaan bahan baku
d. Kartu biaya tenaga kerja
e. Kartu biaya overhead pabrik
3. Biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemesanan bahan baku, agar siap
dipakai dalam kegiatan produksi adalah…
a. Ordering cost
b. Carrying cost
c. Invoice
d. Out of stock cost
e. Freight in
4. Biaya yang dikeluarkan dalam rangka pembelian bahan baku adalah…
a. Ordering cost
b. Carrying cost
c. Invoice
d. Out of stock cost
e. Freight in
103

5. PT Esa Tunggal mencatat persediaan bahan baku menurut sistem FIFO. Pada
tanggal 10 Juni 2010, dibeli bahan baku dari PD Berkah 10.000 kg @ Rp.
1.000,00 dengan syarat n/30. Pada tanggal 12 Juni 2010, bahan baku tersebut
dikirim kembali sebanyak 500 kg karena rusak. Jurnal yang harus dibuat PT
Esa Tunggal pada tanggal 12 Juni 2010 adalah...
a. Utang usaha Rp. 500.000,00
Persediaan bahan baku Rp. 500.000,00
b. Utang usaha Rp. 500.000,00
Retur pembelian bahan baku Rp. 500.000,00
c. Utang usaha Rp. 500.000,00
Biaya bahan baku Rp. 500.000,00
d. Utang usaha Rp. 500.000,00
BDP- biaya bahan baku Rp. 500.000,00
e. BDP-biaya bahan baku Rp. 500.000,00
Persediaan bahan baku Rp. 500.000,00

Essay Test

6. PT Paku Alam mencatat persediaan bahan baku dengan sistem periodeik.


Diketahui data persediaan bahan baku selama bulan Juli 2010, adalah sebagai
berikut :
 Persediaan per 1 Juli 2010, 3.000 kg @ Rp. 3.050,00
 Pembelian :
5 Juli 8.000 kg @ Rp. 2.950,00 per kg
8 Juli 5.000 kg @ Rp. 3.000,00 per kg
15 Juli 5.000 kg @ Rp. 2.980,00 per kg
20 Juli 7.000 kg @ Rp. 3.040,00 per kg
28 Juli 5.000 kg @ Rp. 3.050,00 per kg
 Masuk proses produksi:
6 Juli 7.000 kg
12 Juli 6.000 kg
17 Juli 6.500 kg
22 Juli 6.000 kg
30 Juli 4.000 kg
Diminta :
a. Hitunglah harga pokok persediaan bahan baku per 31 Juli 2010, jika
dihitung dengan metode LIFO.
104

b. Hitunglah harga pokok persediaan bahan baku per 31 Juli 2010, jika
dihitung dengan metode FIFO.
c. Hitunglah harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi selama bulan Juli 2010, menurut masing-masing metode
penilaian perpetual.
105

Lampiran 4

Satuan Pendidikan : SMK


Mata Pelajaran : PAPJDM
Kelas / Semester : XII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Jenis Tes : Post Test II
1. Penentuan harga pokok produksi dengan asumsi bahwa harga pokok bahan
baku yang pertama masuk gudang adalah yang pertama kali digunakan dalam
proses produksi, dikenal dengan metode…
a. First in first out
b. Last in first out
c. Perpetual inventory system
d. Physical inventory system
e. Stock opname
2. Penentuan harga pokok produksi dengan asumsi bahwa harga pokok bahan
baku yang terakhir masuk gudang adalah yang pertama kali digunakan dalam
proses produksi, dikenal dengan metode…
a. First in first out
b. Last in first out
c. Perpetual inventory system
d. Physical inventory system
e. Stock opname
3. BOP sampai tingkat kegiatan tertentu jumlahnya konstan dan tidak
terpengaruh oleh adanya perubahan tingkat produksi. Ditinjau dari
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, BOP ini termasuk
golongan…
a. Fixed factory overhead cost
b. Variable factory overhead cost
c. BOP sesungguhnya
d. BOP yang dibebankan
e. BOP tak langsung departemen
4. Biaya overhead pabrik jumlahnya terpengaruh oleh perubahan tingkat
produksi dan perubahannya sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Ditinjau dari hubungan dengan perubahan volume kegiatan, BOP ini termasuk
golongan…
a. Fixed factory overhead cost
106

b. Variable factory overhead cost


c. BOP sesungguhnya
d. BOP yang dibebankan
e. BOP tak langsung departemen
5. Data persediaan suatu perusahaan pada bulan Maret 2010, adalah sebagai
berikut:
1 Maret Saldo 200 unit @ Rp.2.500,00
8 Maret Pembelian 400 unit @ Rp. 2.650,00
14 Maret Masuk proses 500 unit
20 Maret Pembelian 600 unit @ Rp.2.800,00
25 Maret Masuk proses 500 unit
Sistem pencatatan yang digunakan adalah sistem perpetual dan penilaian
persediaan dilakukan dengan metode rata-rata tertimbang. Atas dasar data
tersebut, harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi selama
bulan Maret 2010, adalah…
a. Rp. 2.500.000,00
b. Rp. 2.600.000,00
c. Rp. 2.675.000,00
d. Rp. 2.700.000,00
e. Rp. 2.750.000,00

Essay Test

6. PT Mandiri Perkasa mencatat persediaan bahan baku dengan sistem periodeik.


Diketahui data persediaan bahan baku selama bulan Oktober 2010, adalah
sebagai berikut :
 Persediaan per 1 Oktober 2010, 4.000 kg @ Rp. 4.800,00
 Pembelian :
5 Oktober 6.000 kg @ Rp. 3.950,00 per kg
8 Oktober 4.000 kg @ Rp. 4.000,00 per kg
15 Oktober 3.000 kg @ Rp. 3.980,00 per kg
20 Oktober 5.000 kg @ Rp. 4.040,00 per kg
28 Oktober 3.000 kg @ Rp. 4.050,00 per kg
 Masuk proses produksi:
6 Oktober 6.000 kg
12 Oktober 5.000 kg
17 Oktober 5.500 kg
22 Oktober 5.000 kg
107

30 Oktober 3.000 kg
Diminta :
a. Hitunglah harga pokok persediaan bahan baku per 31 Oktober 2010,
jika dihitung dengan metode FIFO.
b. Hitunglah harga pokok persediaan bahan baku per 31 Oktober 2010,
jika dihitung dengan metode LIFO.
c. Hitunglah harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi selama bulan Oktober 2010, menurut masing-masing metode
penilaian perpetual.
108

Lampiran 5

ANALISIS HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SIKLUS I

No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Jumlah Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 Nilai

Keaktifan

Siswa

1 Ainda Masitah 4 4 4 4 3 4 3 3 90,6 SA

2 Akhadi Wira Satriaji 3 2 3 3 3 3 3 3 71,8 A

3 Anggun Sasmita 3 3 3 3 3 3 3 2 71,8 A

4 Astian 2 1 2 2 2 2 2 2 46,8 KA

5 Candra Pratama 2 1 1 1 1 1 2 1 31,2 TA

6 Dara Aulia 2 2 4 3 2 2 2 2 59,3 CA

7 Dinda Pramita Suadi 3 3 3 4 3 3 3 4 81,2 A

8 Jihan Amara 3 3 3 3 3 2 3 3 71,8 A

9 Maulida Salsabila Bancin 2 2 3 3 2 2 2 2 56,2 CA

10 Muhammad Rizky 3 2 3 3 3 2 2 2 62,5 CA

11 Nabila A. Tamara. M 4 3 3 3 3 3 3 3 78,1 A

12 Nurdilla Khairani 3 2 3 2 3 3 2 2 62,5 CA

13 Puput Sepiyani 2 2 2 3 2 2 3 2 56,2 CA

14 Putri Nur Fadillah Tanjung 1 1 2 1 1 3 3 1 40,6 KA


109

15 Reyvangga Novriansyah 3 3 3 3 3 3 3 3 75 SA

16 Ririn Aulia Putri 3 3 4 3 4 3 4 4 87,5 SA

17 Tia Rezki Ananda 2 2 2 4 3 2 2 2 59,3 CA

Simanungkalit

Total 1.102,4

Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Siklus I

Sangat Aktif = 3siswa

Aktif = 5 siswa

Cukup Aktif = 6 siswa

Kurang Aktif = 2 siswa

Tidak Aktif = 1 siswa

% Keaktifan Siswa Secara Klasikal Siklus I


% Keaktifan =

% Keaktifan =

% Keaktifan = 64,84% Keaktifan


Keterangan Aspek aktivitas yang dinilai

1. Visual Activities (membaca,memperhatikan pekerjaan orang lain)


2. Oral Activities (merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan
pendapat)
3. Listening Activities (mendengarkan : uraian, percakapan dan diskusi)
4. Writing Activities (menyalin materi, mengerjakan tes atau tugas)
5. Drawing Activities (membuat tabel atau kolom akun)
6. Motor Activities (kecepatan dan ketepatan dalam menjawab soal)
7. Mental Activities (mengutarakan pendapat)
8. Emotional Activities (berani, semangat dan antusias)
Diedrich (dalam Sadirman : 2011 : 101)
110

Lampiran 6

ANALISIS HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SIKLUS II

No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Jumlah Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 Nilai

Keaktifan

Siswa

1 Ainda Masitah 4 3 4 4 4 4 3 4 SA
93,7
2 Akhadi Wira Satriaji 3 3 3 3 3 3 3 3 A
75
3 Anggun Sasmita 4 3 4 3 3 3 3 3 A
81,2
4 Astian 3 2 3 3 3 3 3 3 A
71,8
5 Candra Pratama 3 2 3 3 2 2 2 2 CA
59,3
6 Dara Aulia 3 3 3 3 3 3 3 3 A
75
7 Dinda Pramita Suadi 4 3 4 3 3 3 4 3 A
84,3
8 Jihan Amara 4 3 4 4 4 3 3 3 SA
87,5
9 Maulida Salsabila Bancin 3 2 3 3 3 3 3 3 A
62,5
10 Muhammad Rizky 3 2 3 2 2 2 3 2 CA
59,3
11 Nabila A. Tamara. M 4 3 3 3 3 3 4 3 A
81,2
12 Nurdilla Khairani 3 3 3 3 3 3 2 3 A
71,8
13 Puput Sepiyani 4 3 4 4 4 4 3 3 SA
90,6
111

14 Putri Nur Fadillah Tanjung 2 2 2 2 2 3 3 2 CA


56,2
15 Reyvangga Novriansyah 4 3 4 4 4 4 3 3 SA
90,6
16 Ririn Aulia Putri 4 4 4 4 4 3 4 3 SA
93,7
17 Tia Rezki Ananda 3 3 3 2 3 3 3 3 A
71,8
Simanungkalit

Total 1.305,5

Hasil Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa Siklus I

Sangat Aktif = 5 siswa


Aktif = 9 siswa
Cukup Aktif = 3 siswa
Kurang Aktif = 0 siswa
Tidak Aktif = 0 siswa
% Keaktifan Siswa Secara Klasikal Siklus I
% Keaktifan =

% Keaktifan =

% Keaktifan = 76,79% Keaktifan


Keterangan Aspek aktivitas yang dinilai
1. Visual Activities (membaca dan memperhatikan pekerjaan orang lain)
2. Oral Activities (merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan
pendapat)
3. Listening Activities (mendengarkan : uraian, percakapan dan diskusi)
4. Writing Activities (menyalin materi, mengerjakan tes atau tugas)
5. Drawing Activities (membuat tabel atau kolom akun)
6. Motor Activities (kecepatan dan ketepatan dalam menjawab soal)
7. Mental Activities (mengutarakan pendapat)
8. Emotional Activities (berani, semangat dan antusias)
Diedrich (dalam Sadirman : 2011 : 101)
112

Lampiran 7

DAFTAR NILAI HASIL PRETEST

Kelas : XII AK SMK SWASTA ERIA MEDAN

Mata Pelajaran : PAPJDM

Semester : Ganjil

KKM : 75

No Nama Siswa Jumlah Skor Keterangan

1 Ainda Masitah 75 T

2 Akhadi Wira Satriaji 80 T

3 Anggun Sasmita 65 TT

4 Astian 40 TT

5 Candra Pratama 30 TT

6 Dara Aulia 50 TT

7 Dinda Pramita Suadi 60 TT

8 Jihan Amara 80 T

9 Maulida Salsabila Bancin 60 TT

10 Muhammad Rizky 60 TT

11 Nabila A. Tamara. M 65 TT
113

12 Nurdilla Khairani 60 TT

13 Puput Sepiyani 60 TT

14 Putri Nur Fadillah Tanjung 50 TT

15 Reyvangga Novriansyah 80 T

16 Ririn Aulia Putri 85 T

17 Tia Rezki Ananda Simanungkalit 65 TT

JUMLAH 1.065

RATA-RATA NILAI 62,6

Jumlah Siswa yang Tuntas 5 29,4%

Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 12 70,5%


114

Lampiran 8

DAFTAR NILAI HASIL POST TEST I

Kelas : XII AK SMK SWASTA ERIA MEDAN

Mata Pelajaran : PAPJDM

Semester : Ganjil

KKM : 75

No Nama Siswa Jumlah Skor Keterangan

1 Ainda Masitah 80 T

2 Akhadi Wira Satriaji 85 T

3 Anggun Sasmita 70 T

4 Astian 50 TT

5 Candra Pratama 40 TT

6 Dara Aulia 55 TT

7 Dinda Pramita Suadi 70 T

8 Jihan Amara 85 T

9 Maulida Salsabila Bancin 65 TT

10 Muhammad Rizky 60 TT

11 Nabila A. Tamara. M 75 T
115

12 Nurdilla Khairani 65 TT

13 Puput Sepiyani 60 TT

14 Putri Nur Fadillah Tanjung 55 TT

15 Reyvangga Novriansyah 85 T

16 Ririn Aulia Putri 85 T

17 Tia Rezki Ananda Simanungkalit 70 TT

JUMLAH 1.155

RATA-RATA NILAI 68

Jumlah Siswa yang Tuntas 8 47%

Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 9 53%


116

Lampiran 9

DAFTAR NILAI HASIL POST TEST II

Kelas : XII AK SMK SWASTA ERIA MEDAN

Mata Pelajaran : PAPJDM

Semester : Ganjil

KKM : 75

No Nama Siswa Jumlah Skor Keterangan

1 Ainda Masitah 95 T

2 Akhadi Wira Satriaji 100 T

3 Anggun Sasmita 90 T

4 Astian 90 T

5 Candra Pratama 85 T

6 Dara Aulia 90 T

7 Dinda Pramita Suadi 95 T

8 Jihan Amara 100 T

9 Maulida Salsabila Bancin 90 T

10 Muhammad Rizky 95 T

11 Nabila A. Tamara. M 90 T
117

12 Nurdilla Khairani 95 T

13 Puput Sepiyani 90 T

14 Putri Nur Fadillah Tanjung 85 T

15 Reyvangga Novriansyah 100 T

16 Ririn Aulia Putri 100 T

17 Tia Rezki Ananda Simanungkalit 90 T

JUMLAH 1.580

RATA-RATA NILAI 93

Jumlah Siswa yang Tuntas 17 100%

Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas - -


118

Lampiran 10

DOKUMENTASI

GURU MENYAMPAIKAN INTI MATERI KEPADA SISWA


119

Lokasi : Ruang kelas XII AK


120

Lokasi : Ruang Kelas XII AK

SISWA BERPIKIR SECARA INDIVIDU


121
122

SISWA BERDISKUSI SECARA KELOMPOK

SISWA MEMPRESENTASIKAN ATAU MEMBAGIKAN HASIL DISKUSI


123
124
125

GURU DIBANTU PENELITI MENGAWASI DAN MEMBERI MASUKAN


KEPADA SISWA

Anda mungkin juga menyukai