Anda di halaman 1dari 14

SPO PENGELOLAAN LIMBAH BENDA TAJAM

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


111/SPO/B3/I/2023 0 1/1

DIREKTUR

STANDAR TANGGAL TERBIT


PROSEDUR
OPERASIONAL 04 JANUARI 2023 dr.Herbi Purwadianto
NRP.20220901

Benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki tusuk tajam atau

PENGERTIAN runcing, yang dapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum
suntik, bisturi, blood lancet, pecahan kaca dan ampul obat.
Sebagai acuan penetapan langkah-langkah pembuangan benda tajam
TUJUAN
dan jarum
1. UU N0.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

KEBIJAKAN 2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 7 tahun 2019 tentang Kesehatan


Lingkungan Rumah Sakit
1. Unit Pelayanan
2. Kesling
INSTALASI TERKAIT
3. PPI
4. K3RS
1. Pengelolaan jarum/benda tajam setelah pakai:
a. Jangan menekuk/ mematahkan jarum suntik/ benda tajam
yang telah dipakai
b. Jangan meletakan jarum suntik/ benda tajam bekas pakai di
sembarang tempat
c. Jangan melakukan Reccaping pada jarum suntik, Segera buang
jarum/ benda tajam kedalam safetybox
d. Safetybox diletakan dekat dengan lokasi tindakan
e. Setelah berisi ¾ bagian, segera bawa ke tempat penyimpanan
PROSEDUR sementara oleh cleaning service yang bertugas untuk
selanjutnya dibawa oleh pihak ketiga
2. Pengelolaan Pecahan Kaca
a. Gunakan sarung tangan rumah tangga
b. Gunakan kertas koran untuk mengumpulkan pecahan benda
tajam tersebut, kemudian bungkus dengan kertas
c. Masukan kedalam Kontainer tahan tusukan
d. Setelah berisi ¾ bagian, dibawa ke tempat penyimpanan
sementara untuk selanjutnya dibawa oleh pihak ketiga
SPO PENERIMAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


112/SPO/B3/I/2023 0 1 / 1

TANGGAL TERBIT DIREKTUR


STANDAR
PROSEDUR
04 Januari 2023
OPERASIONAL
Dr.Herbi Purwadianto
NRP.20220901

Penerimaan adalah suatu proses pengecekan dan pencocokan B3 yang


PENGERTIAN
diterima

Tercapainya B3 yang diterima dalam kondisi yang baik, jumlah sesuai dan
TUJUAN
tidak ada kekeliruan dengan B3 yang di pesan dengan B3 yang diterima

Kebijakan Direktur RSI At-Tin Husada Purbalingga dengan ditetapkannya


Surat Keputusan Direktur RSI At-Tin Husada Purbalingga NOMOR: 023/ SK
KEBIJAKAN
/DIR/RSI.AH/I/2023 tentang Standar Prosedur Operasional penggunaan
sarana dan prasarana

INSTALASI TERKAIT Pemulasaran Jenazah

1. Petugas melakukan penerimaan terhadap B3 kemudian mengecek


faktur dengan fisik B3 yang diterima sesuai dengan jumlah tepat,
kondisi kemasan, simbol, label dan tanggal kedaluarsa dalam kondisi
baik
2. Memastikan bahan B3 dilengkapi dengan Material Safety Data Sheet
(MSDS) nya dan/ atau ijin edar pada awal barang masuk
PROSEDUR
3. Petugas penerimaan mengembalikan barang bila ada salah satu syarat
diatas tidak terpenuhi
4. Petugas penerimaan menandatangani faktur apabila sudah sesuai,
dengan mencantumkan nama terang, tanggal penerimaan serta
stempel
5. Melakukan penyimpanan B3 sesuai yang tertera pada MSDS
SPO PEMASANGAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN (B3)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


113/SPO/B3/I/2023 0 1/ 2

TANGGAL TERBIT DIREKTUR


STANDAR
PROSEDUR
04 Januari 2023
OPERASIONAL
Dr.Herbi Purwadianto
NRP.20220901

Proses pengandaan atau pemberian label yang diletakan atau bubuhkan


PENGERTIAN pada kemasan langsung dari suatu B3 (Bahan barbahaya dan beracun)
yang memuat klasifikasi dan jenis B3

1. Tercapainya pencegahan terjadinya kesalahan penggunaan B3.


TUJUAN
2. Mewujudkan klasifikasi B3

KEBIJAKAN Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 56 2015

INSTALASI
Pemulasaran Jenazah
TERKAIT

1. B3 diberi label simbol yang sesuai dengan karakteristik bahan


yang dikemas / sesuai MSDS.
2. Bentuk, warna dan ukuran label simbol
Ukuran Panjang : lebar = 3 : 1, dengan warna dasar putih dan
tulisan serta garis tepi hitam
3. Pengisian label B3.
PROSEDUR a. Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak
mudah terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3.
b. Pada label wajib dicantukan informasi minimal yaitu nama
dagang, komposisi, simbol, kata perintah, pernyataan bahaya
berdasarkan klasifikasi b3, informasi penanganan, tanggal
kadaluwarsa, tujuan penggunaan, jumlah dalam kemasan,
identitas pemasok.
SPO PEMASANGAN LABEL BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
(B3)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


113/SPO/B3/I/2023 0 2/ 2

4. Pemasangan label B3
a. Label B3 dipasang pada kemasan disebelah bawah symbol dan
terlihat dengan jelas. Label dipasang pada wadah yang langsung
kemasan B3.
b. Simbol tidak boleh terhalang oleh kemasan/ label lain dan mudah
dilihat dari jarak 20 M.

PROSEDUR c. Simbol tidak boleh terlepas sampai B3 sudah kosong dan wadah
sudah dibersihkan dari sisa B3.
d. Wadah kosong yang akan diisi B3 diberi label “KOSONG”
e. Label dipasang oleh pegawai yang minta B3 tersebut dan diawasi
oleh petugas Gudang farmasi atau Gudang umum.
PENDISTRIBUSIAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


114 /SPO/B3/I/2023 0 1 / 1

DIREKTUR
TANGGAL TERBIT
STANDAR
PROSEDUR
04 Januari 2023
OPERASIONAL
Dr.Herbi Purwadianto
NRP.20220901

Pendistribusian B3 adalah Rangkaian kegiatan dalam rangka


PENGERTIAN menyalurkan/menyerahkan B3 dari tempat penyimpanan sampai kepada
unit terkait yang membutuhkan

Tercapainya peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keamanan dalam


TUJUAN
pendistribusian B3

Peraturan Menteri ingkungan Hidup dan Kehutnaan RI No: P.56/MENLHK-


SETJEN/2015 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Dan Pengelolaan
KEBIJAKAN
Limbah Bahan Berbaya dan Beracyn dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 56 2015

INSTALASI TERKAIT Pemulasaran Jenazah

1. Pendistribusian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dilakukan sesuai


permintaan unit terkait
2. Unit terkait yang menggunakan mengambil bahan ke Gudang
umum atau Gudang farmasi sesuai permintaan
3. Pemasangan label dan simbol dilakukan oleh unit yang
PROSEDUR
menggunakan pada saat pengambilan bahan
4. Pastikan label dan simbol B3 masih terpasang dengan baik
5. Pendistribusian B3 pada unit terkait disertai dengan salinan
Material Safety Data Sheet (MSDS) pada permintaan awal
6. Mengisi pada buku serah terima barang
SPO PENANGANAN TUMPAHAN BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN (B3)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


115/SPO/B3/I/2023 0 1 / 2

TANGGAL TERBIT DIREKTUR


STANDAR
PROSEDUR
04 Januari 2023
OPERASIONAL
Dr.Herbi Purwadianto
NRP.20220901

PENGERTIAN Suatu cara penanganan apabila terjadi tumpahan bahan kimia B3

Tercapainya pemahaman bagaimana cara penanganan apabila terjadi


TUJUAN
tumpahan bahan kimia B3 secara efektif dan aman

1. Kebijakan Direktur RSI At-Tin Husada Purbalingga dengan


ditetapkannya Surat Keputusan Direktur RSI At-Tin Husad Purbalingga
Nomor : 023/SK/DIR/RSI.AH/I/2023 tentang Standar Prosedur
Operasional
KEBIJAKAN
2. Kebijakan Direktur RSI At-Tin Husada Purbalingga dengan
ditetapkannya Surat Keputusan Direktur RSI At-Tin Husada Nomor :
023/SK/DIR/RSI.AH/I/2023 tentang Penanganan tumpahan bahan
berbahaya dan beracun (B3)

INSTALASI TERKAIT Pemulasaran Jenazah

1. Siapkan spill kit dan MSDS spesifik untuk tiap B3


2. Gunakan APD lengkap apron, kaca mata, sepatu boot, sarung tangan
3. Pasang tanda bahaya dan isolasi untuk karantina daerah
berbahaya dengan warning sign
PROSEDUR 4. Petugas mulai menangani tumpahan, apabila tumpahan B3 dalam
bentuk cair maka dapat menggunakan bahan inert/ absorben untuk
menyerap cairan (Pasir)
5. Apabila tumpahan B3 dalam bentuk serbuk dapat menggunakan kain
basah/ tissue towel basah untuk mengikat tumpahan
6. Bila terdapat pecahan, petugas menggunakan pinset untuk mengambil
pecahan untuk diletakan pada wadah benda tajam.

SPO PENANGANAN TUMPAHAN BAHAN BERBAHAYA


DAN BERACUN (B3)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


115/SPO/B3/I/2023 0 2 / 2
7. Petugas membersihkan pasir menggunakan sapu kecil yang tersedia
dalam spill kit atau kain yang di gunakan untuk menyerap
tumpahan dengan sapu kecil dan dimasukan ke dalam plastik
sampah yang tersedia
8. Petugas menutup plastic sampah tumpahan dengan rapat.

PROSEDUR 9. Petugas menyemprotkan larutan desinfektan / Natrium Hipoklorit


0,5% dan menyeka/ mengepel lantai
10. Ulangi sampai permukaan paparan dalam kondisi bersih
11. Petugas membuang air untuk mengepel ke saluran air limbah infeksius
12. Petugas membawa sampah dengan trolley tertutup ke
tempat pembuangan sampah
SPO PENANGANAN TERPAPAR BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) PADA
KULIT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


116/SPO/B3/I/2023 0 1 / 1
DIREKTUR
TANGGAL TERBIT
STANDAR
PROSEDUR
04 Januari 2023
OPERASIONAL
Dr. Herbi
Purwadianto
NRP.20220901

Suatu kejadian yang tanpa disengaja menyebabkan kontaminasi dengan


PENGERTIAN bahan berbahaya dan beracun (B3) pada tubuh pekerja, pasien ataupun
pengunjung

TUJUAN Untuk meminimalisir kontaminasi B3 dan mencegah penularan infeksi

Kebijakan Direktur RSI At-Tin Husada Purbalingga dengan ditetapkannya


KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur RSI At-Tin Husada Nomor :023/S /DIR/RSI.AH/ I /
2023 tentang Standar Prosedur Operasional

INSTALASI TERKAIT Pemulasaran Jenazah

1. Jangan panik, bersihkan daerah yang terpajan dengan sabun dan


air mengalir selama 3 menit dan jangan dipencet
2. Berikan cairan antiseptic seperti alcohol dan/ atau betadine
3. Lapor ke atasan atau penanggung jawab ruangan (lihat alur pajanan)
4. Segera ke IGD untuk mendapatkan pertolongan pertama
PROSEDUR segera setelah terpajan
5. Jika terpajan benda tajam yang telah terkontaminasi pasien, ikuti
alur penanganan NSI dari PPI
6. Membuat laporan kejadian dan menyerahkan ke tim MOR
RS maksimal 2x24 jam
SPO PENANGANAN TERPAPAR BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3) PADA MATA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


117/SPO/B3/I/2023 0 1 / 2
DIREKTUR
TANGGAL TERBIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL 04 Januari 2023
Dr. Herbi
Purwadianto
NRP.20220901

Eye wash adalah pembilas mata yang berfungsi untuk meredam pengaruh
PENGERTIAN bahan berbahaya dan mencegah cidera yang semakin parah karena
pemakaian air pembilas yang salah

1. Untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah berbahaya


tidak menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan
sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan dapat
TUJUAN ditelusuri penyebabnya.

2. Untuk meredam pengaruh bahan berbahaya dan mencegah cidera


yang semakin parah.

Kebijakan Direktur RSI At-Tin Husada Purbalingga dengan ditetapkannya


KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Nomor : 023/SK/DIR/RSI.AH/I/2023 tentang
Standar Prosedur Operasional

INSTALASI TERKAIT Pemulasaran Jenazah

1. PERSIAPAN
a. Selalu Lakukan pengecekan dan pastikan air di Eye Wash ada,
tersedia dan bersih
b. Pastikan Eye Wash dalam keadaan siap untuk digunakan
PROSEDUR c. Pastikan karyawan sudah mendapatkan training penggunaan Eye
Wash
2.ALAT EYE WASH
7. Posisikan Eye Wash pada posisi yang mudah dijangkau dan tidak
tinggi
SPO PENANGANAN TERPAPAR BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3) PADA MATA

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


117/SPO/B3/I/2023 0 2 / 2
a. Air dalam kran Eye Wash harus selalu dalam keadaan bersih dan
tidak boleh kosong
b. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi
c. Buka penutup/ saluran keluar air
d. Buka mata penderitaBilaslah mata/ kulit yang terkena paparan
bahan kimia minimal selama 15 menit
e. Tahan kelopak mata dengan jari sehingga pembilasan dapat
sepenuhnya mengairi mata (jika dibutuhkan, mintalah bantuan
pada teman untuk melakukannya)
f. Tutup kembali saluran keluar air di Eye Wash
g. Segera kirim penderita ke IGD untuk pemeriksaan lebih lanjut.
h. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke unit MOR Rumah Sakit
3. BILAS MATA

PROSEDUR a. Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi


dengan posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang
terkontaminasi
b. Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan
air sampai bersih
c. Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak mengenai
mata sebelahnya
d. Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika
menyiram di sekitar kulit alis dan kelopak mata
e. Memastikan pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok
matanya
f. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Instalasi Gawat
Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
g. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke unit MOR Rumah Sakit
PELAPORAN INSIDEN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


118/SPO/B3/I/2023 0 1 / 2

TANGGAL TERBIT DIREKTUR

STANDAR
PROSEDUR 04 Januari 2023
OPERASIONAL
Dr. Herbi Purwadianto
NRP.20220901

Pelaporan insiden adalah, pelaporan suatu kejadian yang berpotensi dan


PENGERTIAN
atau membahayakan pegawai, pengunjung ataupun pasien

Mencegah kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja pada


TUJUAN
pegawai, pasien dan pengunjung

Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Kesehatan dan


KEBIJAKAN
Keselamatan Kerja

INSTALASI TERKAIT Semua unit di RSI At-Tin Husada Purbalingga


1. Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi atau
potensial terjadi ataupun nyaris terjadi yang dibuat oleh semua
petugas rumah sakit yang pertama menemukan kejadian atau terlibat
dalam kejadian atau petugas yang mendapat laporan dari pihak lain
seperti tamu atau pengunjung
2. Pencegahan/penanganan segera maksimal 2x24 jam apabila terjadi
insiden di rumah sakit untuk mengurangi dampak atau akibat yang
tidak diharapkan
PROSEDUR
3. Pelaporan insiden dibuat sesegera mungkin setelah kejadian dengan
mengisi formulir pelaporan insiden (pelaporan paling lambat 2 x 24
jam)
4. Penyerahan laporan kepada atasan langsung pelapor atau ke Komite
MOR apabila kejadian terjadi pada area-area netral (koridor, taman,
area parker). Laporan harus diserahkan pada Komite MOR.
PELAPORAN INSIDEN

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


118/SPO/B3/I/2023 0 2 / 2

TANGGAL TERBIT DIREKTUR

STANDAR
PROSEDUR 04 Januari 2023
OPERASIONAL
Dr. Herbi Purwadianto
NRP.20220901

5. Pelaksanaan investigasi insiden dilakukan segera setelah laporan


diterima dan dilakukan oleh Komite MOR dan unit terkait
(pelaksanaan investigasi paling lambat 2x24 jam).

PROSEDUR 6. Pelaporan investigasi harus disimpan di area dan Komite MOR.


7. “Perbaikan dan Pembelajaran” sebagai rekomendasi untuk umpan
balik kepada unit kerja terkait.
8. Pembuatan analisa dan tren kejadian di masing-masing unit kerja.
BONGKAR BESAR RUANG OK DAN VK

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


119/SPO/B3/I3/2023 0 1 / 1

TANGGAL TERBIT DIREKTUR

STANDAR
PROSEDUR 04 Januari 2023
OPERASIONAL
Dr. Herbi Purwadianto
NRP.20220901

Suatu kegiatan pembersihan dan menyeterilkan ruangan OK dan VK


PENGERTIAN
secara maksimal

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk membersihkan dan

TUJUAN menyeterilkan ruangan OK & VK sehingga meminimalisasi terjadinya


infeksi nosokomial

Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Kesehatan dan


KEBIJAKAN
Keselamatan Kerja
1. Petugas Kebersihan
INSTALASI TERKAIT 2. Petugas OK /VK
A. Persiapan Alat dan Bahan
APD (Alat Pelindung Diri), Sapu, Lap Pel, Presept, Kain Lap
B. Pelaksanaan
2. Petugas menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap seperti
masker dan sarung tangan
3. Keluarkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
4. Bersihkan ruangan mulai dari langit-langit, dinding, kaca, lantai,
dan sudut-sudut ruangan dengan sapu dan lap dengan presept
PROSEDUR 5. Adapun tata cara penggunaan presept:
a. tablet ukuran 0.5 gr dilarutkan ke dalam 2 lt air
b. tablet ukuran 2.5 gr dilarutkan ke dalam 10 lt air
c. tablet ukuran 5 gr dilarutkan ke dalam 20 lt air
6. Setelah ruangan bersih masukkan semua peralatan dan tutup
ruangan
7. Tutup ruangan yang sudah steril
CARA MELAKUKAN DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


020/SPO/B3/I/2023 0 1 / 1

TANGGAL TERBIT DIREKTUR

STANDAR
PROSEDUR 04 Januari 2023
OPERASIONAL
Dr. Herbi Purwadianto
NRP.20220901

PENGERTIAN Suatu kegiatan membersihkan rutin secara harian di ruangan OK/VK

Sebagai acuan pelaksanaan pembersihan ruangan kamar tindakan secara


TUJUAN
harian nosokomial

Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Kesehatan dan


KEBIJAKAN
Keselamatan Kerja

INSTALASI TERKAIT Unit Kesehatan Liingkungan, Cleaning Service, Petugas OK /VK


A. Persiapan Alat dan Bahan

B. Pelaksanaan
1. Didihkan air selama 45 menit
2. Buka kunci atau engsel pada setiap instrument
3. Masukkan instrument kedalam air mendidih atau kedalam cidex
4. Tunggu sampai 20 menit setelah instrument masuk kedalam air
PROSEDUR mendidih atau cidex
5. Instrument diambil dan disimpan kedalam bak instrument atau
tromol

Anda mungkin juga menyukai