Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ANALISIS KASUS

Dosen Pengampu: Ibu Sismeri Dona, M.Keb

Oleh:
NAMA : DIAH PERMATA SARI
NIM : 11194862111162

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN
TAHUN 2022
 Analisis SWOT
No 5M Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x
Rating
1. Man a. Faktor Internal
(IFAS)
Strength
1) Dalam setiap desa 0,5 4 2
diwilayah kerja
puskesmas A
sudah terdapat
bidan
2) Setiap tenaga 0,5 4 2
kesehatan bekerja
sesuai dengan
tanggung jawab
dan tupoksi
masing – masing
Total 1 4
Weakness
1) Jumlah bidan 0,4 3 1,2
belum dilakukan
perhitungan
sesuai dengan
kebutuhan tenaga
yang diperlukan
2) Masih adanya 0,6 4 2,4
dukun tidak
terlatih dalam
menolong
persalinan
Total 1 3,6
S – W = 4 – 3,6 = 0,4
b. Faktor Eksternal
(EFAS)
Opportunity
1) Bidan melakukan 0,5 4 2
kerjasama yang
baik dari bidan
yang bertugas di
polindes atau
pustu dan fasilitas
pelayanan
kesehatan primer
sehingga dapat
meningkatkan
pelayanan
kesehatan yang
diberikan
2) Bidan melakukan 0,5 4 2
pendekatan
dengan dukun dan
menjalin
kerjasama dengan
baik sehingga
100% dukun
terlatih dan dapat
diberdayakan
menjadi kader
Total 1 4
Threats
1) Belum ada 1 2 2
kejelasan
kesetaraan tingkat
pendidikan
sehingga
mempengaruhi
kinerja tenaga
kesehatan dalam
memberikan
pelayanan
Total 1 2
O–T=4–2=2
2. Money a. Faktor Internal
(IFAS)
Strength
1) Sumber 1 3 3
pendapatan
diperoleh dari
pemerintah
karena merupakan
badan milik
pemerintah dan
pembayaran dari
pasien umum 1 3
Total
Weakness 1 2 2
1) Tidak ada data
jumlah
masyarakat yang
memiliki jaminan
kesehatan karena
tentunya
pendapatan tidak
semua sesuai
dengan kebutuhan 1 2
Total
S–W=3–2=1
b. Faktor Eksternal
(EFAS)
Opportunity 1 4 4
1) Meningkatkan
kerjasama dengan
pihak pemerintah,
dan lintas sektoral
untuk melakukan
pemberdayaan
dibidang ekonomi
untuk menambah
penghasilan
didesa dan bisa
menjadi dana
umum untuk desa
siaga misalnya
dengan membeli
ambulance desa
yang dapat
berguna apabila
digunakan
masyarakat yang
tidak bisa
ditangani
dipolindes 1 4
Total
Threats 0,4 3 1,2
1) Dana di polindes
atau puskesmas
terjadi
kekurangan
apabila
masyarakat tidak
melakukan
pembayaran
pembiayaan
pelayanan tepat
waktu 0,6 3 1,8
2) Terdapat
tambahan biaya
apabila
melakukan
pemberdayaan
dukun menjadi
dukun terlatih
seperti kader 1 3
Total
O–T=4–3=1
3. Methode a. Faktor Internal
(IFAS)
Strength
1) Penerapan 0,3 3 0,9
prosedur
pencatatan dan
pelaporan sudah
sesuai dari
pencatatan data
ibu hamil, ibu
bersalin, ibu
nifas, pemantauan
neonatus dan
bayi, serta kasus
rujukan
2) Alur pelaporan
sudah dilakukan 0,2 3 0,6
berjenjang dari
tingkat polindes
ke puskesmas.
Dari puskesmas
data dikumpulkan
ditingkat kota dan
selanjutnya
ditingkat provinsi
3) Adanya
pembinaan yang 0,3 4 1,2
dilakukan dari
data yang diolah
menjadi
pengkategorian
status desa baik,
cukup, kurang
atau jelek
4) Alur pelayanan
pasien sudah 0,2 3 0,6
dilakukan
berjenjang dan
berkolaborasi
dengan
dilakukannya
rujukan apabila
tidak dapat
dilakukan
pelayanan di
polindes
dilakukan rujukan
ke fasilitas
kesehatan primer
atau puskesmas
dan apabila tidak
tertangani
dilakukan rujukan
ke fasilitas
pelayanan
sekunder yaitu RS
Total
Weakness 1 3,3
1) Pada hasil data
pelaporan dari 1 3 3
polindes ditingkat
puskesmas dapat
dibuat media
visualisasi data
dari grafik PWS
KIA sehingga
dapat terpantau
dengan mudah
terjadinya
penurunan atau
kenaikan status
desa antar bulan
Total
S – W = 3,3 – 3 = 0,3 1 3
b. Faktor Eksternal
(EFAS)
Opportunity
1) Alur dalam
pencatatan dan 0,6 4 2,4
pelaporan yang
sistematis, dicatat
lengkap dan rapi,
serta dilakukan
rekap dan dibuat
grafik PWS KIA
dapat
menggambarkan
keadaan
pelayanan
kesehatan ibu dan
anak
sesungguhnya
didesa
2) Melakukan
evaluasi secara 0,4 4 1,6
berkala dari data
PWS KIA
Total
Threats 1 4
1) Melakukan
pemberdayaan 0,6 4 2,4
dan perubahan
sosio kultural
masyarakat dari
data PWS KIA
pada pelayanan
mana masyarakat
yang masih belum
optimal melalui
edukasi
2) Dengan adanya
pengkategorian
status desa dapat 0,4 3 1,2
memberikan
ancaman data
yang dilaporkan
dilakukan
manipulasi untuk
menghindari
terjadinya
pembinaan pada
desa dengan
status kurang atau
jelek
Total
O – T = 4 – 3,6 = 0,4 1 3,6

4. Material a. Faktor Internal


(IFAS)
Strength
1) Pelaporan dan 0,5 3 1,5
pencatatan
dilakukan dengan
lengkap dan rapi
2) Tersedianya 0,5 4 2,0
kohort untuk
proses perekapan
PWS KIA
Total 1 3,5
Weakness
1) Media kohort 0,5 3 1,5
yang digunakan
dengan berbasis
kertas
membutuhkan
waktu lebih lama
dalam perekapan
dan
membutuhkan
lebih banyak
tenaga 0,5 2 1,0
2) Media yang
belum berbasis
elektronik
sehingga data
rekap PWS KIA
harus dilakukan
berjenjang 1 2,5
Total
S – W = 3,5 – 2,5 = 1
b. Faktor Eksternal
(EFAS)
Opportunity 1 3 3
1) Penggadaan
media inovasi e-
kohort yang dapat
membantu dengan
mudah dan cepat
dalam pengisian
data kesehatan
ibu dan anak 1 3
Total
Threats 1 3 3
1) Adanya
ketidaksesuaian
data antara
pencatatan
dipolindes dan
rekap
dipuskesmas yang
dapat
memberikan
kesalahan
pelaporan hingga
provinsi karena
masih manual
dalam pengisian
dan perekapan 1 3
data
Total
O–T=3–3=0
5. Market a. Faktor Internal
(IFAS)
Strength
1) Adanya dukun 1 4 4
terlatih yang
dapat melakukan
pemasaran pada
masyarakat
sehingga
melakukan
kunjungan ke
fasilitas kesehatan
dan meningkatkan
cakupan
pelayanan
kesehatan ibu dan
anak
Total 1 4

Weakness
1) Pemasaran 1 2 2
pemeriksaan
dipelayanan
kesehatan melalui
kerjasama dengan
dukun tidak
terlatih atau lintas
sektoral kurang
dikelola dengan
baik
Total 1 2
S–W=4–2=2
b. Faktor Eksternal
(EFAS)
Opportunity 1 4 4
1) Meningkatkan
kunjungan pasien
ibu hamil, ibu
bersalin, ibu
nifas, ibu WUS,
neonatus, bayi
dan balita ke
polindes ataupun
puskesmas
Total 1 4
Threats
1) Adanya 1 3 3
peningkatan
jumlah pasien ibu
hamil, bersalin,
nufas, ibu WUS,
neonatus dan bayi
balita ditahun
yang akan datang
Total 1 3
O–T=4–3=1
 Diagram Layang

Diagram Layang Analisis SWOT


O
2 M1

1.5

1 M2 M5

0.5
M3
W 0 M4 S
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2
-0.5

-1

-1.5

-2
T
Keterangan :
M1 : Man
M2 : Money
M3 : Method
M4 : Material
M5 : Market
Dari diagram layang analisis SWOT menunjukkan dari M1 sampai M5
berada pada kuadran I yaitu strategi agresif (positif – positif) yang
menunjukkan bahwa kegaiatan yang ada memungkinkan untuk terus
dilakukan dan memperbesar pertumbuhan dan perkembangan kegiatannya

 Perumusan Prioritas Masalah


Dalam perumusan prioritas masalah menggunakan teknik matrik
 Magnitude (Mg)
Kecenderungan besar dan seringnya masalah terjadi
 Severity (Sv)
Besarnya kerugian yang ditimbulkan dari masalah ini
 Manageability (Mn)
Berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur untuk perubahannya
 Nursing Concern (Nc)
Melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
 Affordability (Af)
Ketersediaan sumber daya
Rentang nilai yang digunakan 1-5, yaitu:
5 = sangat penting
4 = penting
3 = cukup penting
2 = kurang penting
1 = sangat kurang penting
Rumus:
SKOR = Mg x Sv x Mn x Nc x Af

Dari Analisis SWOT, dapat disimpulkan beberapa masalah yaitu :

Aspek Rangk
No Masalah Skor
Mg Sv Mn Nc Af ing
M1 (Man/ Ketenagaan)
1. Jumlah bidan belum dilakukan
perhitungan sesuai dengan
4 4 4 5 5 1600 3
kebutuhan tenaga yang
diperlukan
2. Masih adanya dukun tidak
terlatih dalam menolong 5 5 5 5 5 3125 1
persalinan
M2 (Money)
3. Tidak ada data jumlah
masyarakat yang memiliki
jaminan kesehatan karena
2 3 3 2 2 72 7
tentunya pendapatan tidak
semua sesuai dengan
kebutuhan
M3 (Method)
4. Pada hasil data pelaporan dari
polindes ditingkat puskesmas
dapat dibuat media visualisasi
data dari grafik PWS KIA
3 2 2 3 3 108 6
sehingga dapat terpantau
dengan mudah terjadinya
penurunan atau kenaikan status
desa antar bulan
M4 (Material)
5. Media kohort yang digunakan
dengan berbasis kertas
membutuhkan waktu lebih
4 4 3 5 4 960 4
lama dalam perekapan dan
membutuhkan lebih banyak
tenaga
6. Media yang belum berbasis 3 3 3 3 3 243 5
elektronik sehingga data rekap
PWS KIA harus dilakukan
berjenjang
M5 (Market)
7. Pemasaran pemeriksaan
dipelayanan kesehatan melalui
kerjasama dengan dukun tidak 5 5 5 5 4 2500 2
terlatih atau lintas sektoral
kurang dikelola dengan baik
Jumlah 8554 7
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, maka dibuat prioritas masalah
sebagai berikut :
1. Masih adanya dukun tidak terlatih dalam menolong persalinan
2. Pemasaran pemeriksaan dipelayanan kesehatan melalui kerjasama
dengan dukun tidak terlatih atau lintas sektoral kurang dikelola dengan
baik
3. Jumlah bidan belum dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan
tenaga yang diperlukan
4. Media kohort yang digunakan dengan berbasis kertas membutuhkan
waktu lebih lama dalam perekapan dan membutuhkan lebih banyak
tenaga
5. Media yang belum berbasis elektronik sehingga data rekap PWS KIA
harus dilakukan berjenjang
6. Pada hasil data pelaporan dari polindes ditingkat puskesmas dapat dibuat
media visualisasi data dari grafik PWS KIA sehingga dapat terpantau
dengan mudah terjadinya penurunan atau kenaikan status desa antar
bulan
7. Tidak ada data jumlah masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan
karena tentunya pendapatan tidak semua sesuai dengan kebutuhan
 Alternatif penyelesaian masalah
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan
untuk menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data
kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas criteria
tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan (accessibility),
kesiapan (readiness), serta pengungkit (leverage). Semakin besar skor
semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan
prioritas. Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas masalah
dilakukan apabila pengelola program menghadapi hambatan keterbatasan
dalam menyelesaikan masalah. Penggunaan metode ini menekankan pada
kemampuan pengelola program. Tidak semua masalah kesehatan akan
mampu diatasi oleh puskesmas maupun dinas kesehatan kabupaten. Untuk
itu perlu dilakukan penentuan prioritas masalah dengan menggunakan salah
satu dari berbagai cara yang biasanya digunakan. Salah satu cara yang
biasanya digunakan adalah Metode CARL. Metode CARL merupakan
metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga didasarkan pada
serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-5. Kriteria CARL tersebut
mempunyai arti:
1. C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
prasarana)
2. A = Accesibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi
atau tidak. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/
cara teknologi serta penunjang seperti peraturan atau juklak.
3. R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun
kesiapansasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi
4. L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi,
kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa
pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah rerata. Nilai total
merupakan hasil perkalian: C x A x R x L
Ketentuan pemberian nilai :
1. Nilai 5 : Paling bermasalah (mutlak)
2. Nilai 4 : Sangat menjadi masalah
3. Nilai 3 : Cukup menjadi masalah
4. Nilai 2 : Tidak menjadi masalah
5. Nilai 1 : Sangat tidak menjadi masalah
Prioritas masalah yang telah disusun berdasarkan metode matriks
antara lain yaitu :
1. Masih adanya dukun tidak terlatih dalam menolong persalinan
2. Pemasaran pemeriksaan dipelayanan kesehatan melalui kerjasama
dengan dukun tidak terlatih atau lintas sektoral kurang dikelola
dengan baik
3. Jumlah bidan belum dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan
tenaga yang diperlukan
4. Media kohort yang digunakan dengan berbasis kertas membutuhkan
waktu lebih lama dalam perekapan dan membutuhkan lebih banyak
tenaga
5. Media yang belum berbasis elektronik sehingga data rekap PWS KIA
harus dilakukan berjenjang
6. Pada hasil data pelaporan dari polindes ditingkat puskesmas dapat
dibuat media visualisasi data dari grafik PWS KIA sehingga dapat
terpantau dengan mudah terjadinya penurunan atau kenaikan status
desa antar bulan
7. Tidak ada data jumlah masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan
karena tentunya pendapatan tidak semua sesuai dengan kebutuhan
Skoring alternatif penyelesaian masalah berdasarkan metode CARL
Keterangan C A R L Nila Rangking
i
Solusi 1 5 5 5 4 500 2
Solusi 2 5 5 5 5 625 1
Solusi 3 3 3 3 2 36 3
Solusi 4 3 3 2 1 18 4
Solusi 5 3 3 2 1 18 5
Solusi 6 3 3 2 1 18 6
Solusi 7 3 3 2 1 18 7
Keterangan:
Solusi 1 : Melakukan kerjasama dan pelatihan bagi dukun tidak
terlatih
Solusi 2 : Melakukan kolaborasi dengan lintas sektoral untuk
bekerjasama dalam meningkatkan kunjungan masyarakat
ke pelayanan kesehatan
Solusi 3 : Melakukan perhitungan tenaga bidan apakah sudah sesuai
dengan kebutuhan
Solusi 4 : Melakukan inovasi untuk kohort yang digunakan untuk
meminimalisir penggunaan kertas dan mengurangi tenaga
dalam mengerjakan
Solusi 5 : Melakukan inovasi elektronik untuk rekapitulasi PWS KIA
Solusi 6 : Membuat visualisasi data yang mudah dipahami dari hasil
PWS KIA
Solusi 7 : Melakukan rekapitulasi bagi masyarakat yang memiliki
jaminan kesehatan
 Plan Of Action

No Program Tujuan Tanggal Tempat Sasaran Rencana Kegiatan Penanggung


. Pelaksanaan Pelaksanaan Jawab
1. Melakukan Peningkatan November Balai desa 1. Bidan desaSosialisasi Islahul
kolaborasi dengan kunjungan 2022 masing – 2. Kepala desa
pentingnya
lintas sektoral untuk masyarakat masing 3. Tokoh kunjungan
bekerjasama dalam kepelayanan wilayah agama masyarakat
meningkatkan kesehatan puskesmas A 4. Tokoh khsusunya
kunjungan masyarakatkesehatan ibu dan
masyarakat ke anak ke fasilitas
pelayanan kesehatan pelayanan
kesehatan sehingga
outputnya PWS
KIA tercapai
dengan baik dan
status desa
diwilayah
puskesmas A
dalam status baik
2. Melakukan Tidak ada November Balai desa 1. Bidan desa - Sosialisasi Islahul
kerjasama dan lagi 2022 masing – 2. Dukun pentingnya
pelatihan bagi dukun pelayanan masing terlatih kesehatan ibu dan
tidak terlatih kesehatan ibu wilayah 3. Dukun tidak anak
dan anak puskesmas A terlatih - Pelatihan
yang ditolong persalinan bagi
oleh dukun dukun tidak
tidak terlatih terlatih
- Curah pendapat
dengan dukun
terlatih
3. Melakukan Proporsi November Puskesmas 1. Manajemen Perhitungan Islahul
perhitungan tenaga bidan sesuai 2022 puskesmas kebutuhan tenaga
bidan apakah sudah dengan 2. Bidan bidan
sesuai dengan kebutuhan puskesmas
kebutuhan tugasnya
4. Melakukan inovasi Terdapat November Puskesmas 1. Bidan FGD untuk Islahul
untuk kohort yang inovasi 2022 Puskesmas membuat inovasi
digunakan untuk kohort 2. Promkes kohort
meminimalisir Puskesmas
penggunaan kertas
dan mengurangi
tenaga dalam
mengerjakan
5. Melakukan inovasi Terdapat November Puskesmas 1. Bidan FGD untuk Islahul
elektronik untuk inovasi media 2022 Puskesmas membuat inovasi
rekapitulasi PWS rekapitulasi 2. Promkes media rekapitulasi
KIA PWS KIA Puskesmas PWS KIA

6. Membuat visualisasi Hasil PWS November Puskesmas 1. Bidan FGD untuk Islahul
data yang mudah KIA dapat 2022 Puskesmas membuat
dipahami dari hasil dipahami 2. Promkes visualisasi data
PWS KIA dengan Puskesmas PWS KIA
mudah
7. Melakukan Terdapat data November Puskesmas 1. Bidan desa Melakukan Islahul
rekapitulasi bagi masyarakat 2022 2. Kader pendataan
masyarakat yang yang masyarakat yang
memiliki jaminan memiliki memiliki JKN
kesehatan jaminan
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai