ANALISIS KASUS
Oleh:
NAMA : DIAH PERMATA SARI
NIM : 11194862111162
Weakness
1) Pemasaran 1 2 2
pemeriksaan
dipelayanan
kesehatan melalui
kerjasama dengan
dukun tidak
terlatih atau lintas
sektoral kurang
dikelola dengan
baik
Total 1 2
S–W=4–2=2
b. Faktor Eksternal
(EFAS)
Opportunity 1 4 4
1) Meningkatkan
kunjungan pasien
ibu hamil, ibu
bersalin, ibu
nifas, ibu WUS,
neonatus, bayi
dan balita ke
polindes ataupun
puskesmas
Total 1 4
Threats
1) Adanya 1 3 3
peningkatan
jumlah pasien ibu
hamil, bersalin,
nufas, ibu WUS,
neonatus dan bayi
balita ditahun
yang akan datang
Total 1 3
O–T=4–3=1
Diagram Layang
1.5
1 M2 M5
0.5
M3
W 0 M4 S
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2
-0.5
-1
-1.5
-2
T
Keterangan :
M1 : Man
M2 : Money
M3 : Method
M4 : Material
M5 : Market
Dari diagram layang analisis SWOT menunjukkan dari M1 sampai M5
berada pada kuadran I yaitu strategi agresif (positif – positif) yang
menunjukkan bahwa kegaiatan yang ada memungkinkan untuk terus
dilakukan dan memperbesar pertumbuhan dan perkembangan kegiatannya
Aspek Rangk
No Masalah Skor
Mg Sv Mn Nc Af ing
M1 (Man/ Ketenagaan)
1. Jumlah bidan belum dilakukan
perhitungan sesuai dengan
4 4 4 5 5 1600 3
kebutuhan tenaga yang
diperlukan
2. Masih adanya dukun tidak
terlatih dalam menolong 5 5 5 5 5 3125 1
persalinan
M2 (Money)
3. Tidak ada data jumlah
masyarakat yang memiliki
jaminan kesehatan karena
2 3 3 2 2 72 7
tentunya pendapatan tidak
semua sesuai dengan
kebutuhan
M3 (Method)
4. Pada hasil data pelaporan dari
polindes ditingkat puskesmas
dapat dibuat media visualisasi
data dari grafik PWS KIA
3 2 2 3 3 108 6
sehingga dapat terpantau
dengan mudah terjadinya
penurunan atau kenaikan status
desa antar bulan
M4 (Material)
5. Media kohort yang digunakan
dengan berbasis kertas
membutuhkan waktu lebih
4 4 3 5 4 960 4
lama dalam perekapan dan
membutuhkan lebih banyak
tenaga
6. Media yang belum berbasis 3 3 3 3 3 243 5
elektronik sehingga data rekap
PWS KIA harus dilakukan
berjenjang
M5 (Market)
7. Pemasaran pemeriksaan
dipelayanan kesehatan melalui
kerjasama dengan dukun tidak 5 5 5 5 4 2500 2
terlatih atau lintas sektoral
kurang dikelola dengan baik
Jumlah 8554 7
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, maka dibuat prioritas masalah
sebagai berikut :
1. Masih adanya dukun tidak terlatih dalam menolong persalinan
2. Pemasaran pemeriksaan dipelayanan kesehatan melalui kerjasama
dengan dukun tidak terlatih atau lintas sektoral kurang dikelola dengan
baik
3. Jumlah bidan belum dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan
tenaga yang diperlukan
4. Media kohort yang digunakan dengan berbasis kertas membutuhkan
waktu lebih lama dalam perekapan dan membutuhkan lebih banyak
tenaga
5. Media yang belum berbasis elektronik sehingga data rekap PWS KIA
harus dilakukan berjenjang
6. Pada hasil data pelaporan dari polindes ditingkat puskesmas dapat dibuat
media visualisasi data dari grafik PWS KIA sehingga dapat terpantau
dengan mudah terjadinya penurunan atau kenaikan status desa antar
bulan
7. Tidak ada data jumlah masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan
karena tentunya pendapatan tidak semua sesuai dengan kebutuhan
Alternatif penyelesaian masalah
Metode CARL merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan
untuk menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data
kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas criteria
tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan (accessibility),
kesiapan (readiness), serta pengungkit (leverage). Semakin besar skor
semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan
prioritas. Penggunaan metode CARL untuk menetapkan prioritas masalah
dilakukan apabila pengelola program menghadapi hambatan keterbatasan
dalam menyelesaikan masalah. Penggunaan metode ini menekankan pada
kemampuan pengelola program. Tidak semua masalah kesehatan akan
mampu diatasi oleh puskesmas maupun dinas kesehatan kabupaten. Untuk
itu perlu dilakukan penentuan prioritas masalah dengan menggunakan salah
satu dari berbagai cara yang biasanya digunakan. Salah satu cara yang
biasanya digunakan adalah Metode CARL. Metode CARL merupakan
metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga didasarkan pada
serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-5. Kriteria CARL tersebut
mempunyai arti:
1. C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
prasarana)
2. A = Accesibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi
atau tidak. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/
cara teknologi serta penunjang seperti peraturan atau juklak.
3. R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun
kesiapansasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi
4. L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi,
kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa
pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah rerata. Nilai total
merupakan hasil perkalian: C x A x R x L
Ketentuan pemberian nilai :
1. Nilai 5 : Paling bermasalah (mutlak)
2. Nilai 4 : Sangat menjadi masalah
3. Nilai 3 : Cukup menjadi masalah
4. Nilai 2 : Tidak menjadi masalah
5. Nilai 1 : Sangat tidak menjadi masalah
Prioritas masalah yang telah disusun berdasarkan metode matriks
antara lain yaitu :
1. Masih adanya dukun tidak terlatih dalam menolong persalinan
2. Pemasaran pemeriksaan dipelayanan kesehatan melalui kerjasama
dengan dukun tidak terlatih atau lintas sektoral kurang dikelola
dengan baik
3. Jumlah bidan belum dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan
tenaga yang diperlukan
4. Media kohort yang digunakan dengan berbasis kertas membutuhkan
waktu lebih lama dalam perekapan dan membutuhkan lebih banyak
tenaga
5. Media yang belum berbasis elektronik sehingga data rekap PWS KIA
harus dilakukan berjenjang
6. Pada hasil data pelaporan dari polindes ditingkat puskesmas dapat
dibuat media visualisasi data dari grafik PWS KIA sehingga dapat
terpantau dengan mudah terjadinya penurunan atau kenaikan status
desa antar bulan
7. Tidak ada data jumlah masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan
karena tentunya pendapatan tidak semua sesuai dengan kebutuhan
Skoring alternatif penyelesaian masalah berdasarkan metode CARL
Keterangan C A R L Nila Rangking
i
Solusi 1 5 5 5 4 500 2
Solusi 2 5 5 5 5 625 1
Solusi 3 3 3 3 2 36 3
Solusi 4 3 3 2 1 18 4
Solusi 5 3 3 2 1 18 5
Solusi 6 3 3 2 1 18 6
Solusi 7 3 3 2 1 18 7
Keterangan:
Solusi 1 : Melakukan kerjasama dan pelatihan bagi dukun tidak
terlatih
Solusi 2 : Melakukan kolaborasi dengan lintas sektoral untuk
bekerjasama dalam meningkatkan kunjungan masyarakat
ke pelayanan kesehatan
Solusi 3 : Melakukan perhitungan tenaga bidan apakah sudah sesuai
dengan kebutuhan
Solusi 4 : Melakukan inovasi untuk kohort yang digunakan untuk
meminimalisir penggunaan kertas dan mengurangi tenaga
dalam mengerjakan
Solusi 5 : Melakukan inovasi elektronik untuk rekapitulasi PWS KIA
Solusi 6 : Membuat visualisasi data yang mudah dipahami dari hasil
PWS KIA
Solusi 7 : Melakukan rekapitulasi bagi masyarakat yang memiliki
jaminan kesehatan
Plan Of Action
6. Membuat visualisasi Hasil PWS November Puskesmas 1. Bidan FGD untuk Islahul
data yang mudah KIA dapat 2022 Puskesmas membuat
dipahami dari hasil dipahami 2. Promkes visualisasi data
PWS KIA dengan Puskesmas PWS KIA
mudah
7. Melakukan Terdapat data November Puskesmas 1. Bidan desa Melakukan Islahul
rekapitulasi bagi masyarakat 2022 2. Kader pendataan
masyarakat yang yang masyarakat yang
memiliki jaminan memiliki memiliki JKN
kesehatan jaminan
kesehatan