Anda di halaman 1dari 19

COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting

Volume 7 Nomor 1, Juli-Desember 2023


e-ISSN : 2597-5234
STRATEGIES TO IMPROVE EMPLOYEE PERFORMANCE THROUGH
EMPLOYEE COMMITMENT WHICH IS INFLUENCED BY WORK LIFE
BALANCE AND FLEXIBLE WORKING.

Startegi Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Komitmen Karyawan Yang


Dipengaruhi Oleh Work Life Balance Dan Flexible Working

Khoe Abiel Ivan Rahardjo


Magister Teknik Industri Universitas Atmajaya Yogjakarta
215611547@students.uajy.ac.id

ABSTRACT
The Covid-19 pandemic has changed all existing business processes, work no longer has
to be bound by time and space. A more flexible way of working is the dream of employees,
especially those of the millennial generation. Implementing flexible working is one of the
opportunities to increase employee loyalty through employee commitment. Apart from
that, many millennial generation employees want balance in life or what is known as work
life balance. It is hoped that flexible working and work life balance will foster high work
commitment and ultimately encourage employee performance to improve. Based on the
hypotheses proposed, all hypotheses are proven and show that employee commitment is
able to act as a mediator that strengthens the influence between work life balance and
flexible working and employee performance. This research was conducted at the company
PT. Alfaria Trijaya with a sample of all of whom are employees under 30 years of age
from various departments.
Keywords: Work Life Balance, Flexible Working, Employee Commitment, Employee
Performance

ABSTRAK
Pandemi Covid-19 telah merubah semua proses bisnis yang ada, bekerja tidak lagi harus
terikat oleh ruang dan waktu. Cara kerja yang lebih felksibel menjadi idaman para
karyawan teruatama yang generasi milenial. Penerapan flexible working menjadi salah
satu terboasan untuk mningkatkaan keteikata karyawan melelaui komitemen karyawan.
Selainitu, banyaknya karaywan generasi milenial yang mengingkan keseimbangan dalam
hidup atau dengan istilah work life balance. Antara Flaxible working dan work life
balance ini diharapkan akan menumbukan komitmen kerja yang tinggi dan pada akhirnya
kinerja karyawan dipacu untuk meningkatk. Berdasarkan hipotesis yang diajukan,
kesemua hipotesis terbukti dan menunjukkan bahwa komitmen karyawan mampu
menjadi mediasi yang memperkuat pengaruh antara work life balance dengan flexible
working dengan kinerja karyawan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT. Alfaria
Trijaya dengan sampel yang kesemuanya adalah karyawan yang memiliki usia dibawah
30 tahun dari berbagai departemen.
Kata kuncil Work Life Balance, Flexible Working, Komitemen Karyawan, Kinerja
Karyawan
merubah seluruh tatanan social, ekonomi
PENDAHULUAN dan kebudayaan masyarakat hampir di
Pandemi yang melanda seluruh semua lapisan. Bukan hanya masyarakat
dunia pada tiga tahun terakhir ini telah kalangan menengah ke bawah namun
juga menangah ke atas, dimana semua

1791
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

lapisan mengalami dampak atas mendapatkan keuntungan yang besar


perubahan yang diakibatkan adanya karena perubahan dari perilaku
pandemic. Perubahan yang dirasakan berbelanja ini.
mulai dari interaksi antar manusia yang Selanjutnya, perubahan bukan
semakin jarang dilakukan bahkan hanya terjadi dalam tataran social dan
dibatasi untuk pencegahan penyebaran ekonomi, namun juga dalam hal budaya.
virus Covid-19. Selain itu, perubahan Perubahan budaya ini mau tidak mau
dalam cara manusia beradaptasi juga harus dilakukan untuk mencegah
turut merubah tatanan social dalam penyebaran virus. Budaya bersalaman
kehidupan bermasyarakat. Berlahan ketika bertemu harus berganti untuk
namun pasti, kehidupan masyarakat menghindari penyebaran virus melalui
dibatasi, diisolasi hingga pada akhirnya, kontak langsung antar manusia. Budaya
manusia dipakasa untuk tidak bertemu berpelukan, budaya mencuci tangan dan
dengan manusia lainnya. budaya menggunakan masker menjadi
Bukan hanya dalam tatanan hal yang dapat kita amati dan lihat di
social saja, pada tatanan ekonomi, juga sekitar lingkungan masyarakat kita.
dirasakan perubahan yang cukup drastic, Selain itu, budaya kerja juga turut
dimana transaksi menggunakan uang berubah. Perusahaan dan instasni
tunai atau uang fisik sudah mulai dibatasi pemerintahan bahkan sekolah dan
dengan alasan mencegah penyebaran perguruan tinggipun juga turut berubah
virus covid-19. Pola transaksi yang dan menyesuaikan dengan perubahan
semula harus bertemu dan bertatap muka tatanan budaya ini. Paling terasa dalam
secara langsung dengan menggunakan dunia pendidikan adalah dengan
uang fisik, maka perlahan dialahkan munculnya sekolaha tau kuliah online.
dengan menggunakan transaksi non- Satu sisi, sekolah atau kuliah online
tunai atau e-money. Pemerintah mulai memberikan keuntung bagi siswa atau
menganjurkan penggunaan e-money mahasiswa dan juga guru atau dosen.
untuk bertransaksi yang disambut oleh Pembelajaran bisa dilakukan dimana
dunia perbankan dengan menawarkan saja, kapan saja dan hanya terhubung
begitu banyak kemudahan dan fasilitas oleh jaringan internet dan perangkat
untuk bertransaksi. Masyarakat mulai computer. Tak perlu ruang kelas dan
dibiasakan untuk bertansaksi dengan non berinteraksi secara langsung demi
tunai. Penggunaan uang fisik sudah menghindari penularan virus. Hal itu
mulai dibatasi. Ada sebagai masyarakat jugalah yang diadopsi oleh perusahaan
yang terbiasa dengan pola transaksi dan instansi pemerintah lainnya, dimana
seprti ini, namun juga masih banyak muncul istilah work from home (WFH)
masyarakat yang tidak terbiasa untuk atau work from anywere (WFA).
melakukan transaksi dengan non tunai. Bagi sebagai besar karyawan
Selain terkait dengan transaksi, yang sudah terbiasa bekerja di kantor dan
perubahan dalam tatanan ekonomi juga harus bertemu atau tatap muka, tentunya
terjadi dalam hal jual beli barang atau merasa kurang nyaman dengan system
jasa, dimana banyak masyarakat mulai kerja WFH atau WFA ini. Karyawan
beralih ke pembelian online tanpa lebih merasa nyaman dan merasa bekerja
bertemu langsung dengan penjual. Hal kalau mereka berangkat dan bekerja di
ini yang menyebabkan mneingkatkan kantor. Fleksibilitas dalam bekerja di era
transaksi penjualan secara online melalui pandemic menjadi satu keniscayaan
marketplace. Dimana pandemic, yang tidak bisa dihindari. Pembatasan
marketplace dan usaha logistic social dan ekonomi menyentuh dalam

1792
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

aspek budaya dalam berinteraksi dan pihak terutama dari para pelakunya
bekerja. Jadwal yang teratur dalam untuk mampu beradaptasi dengan
sekolah dan bekerja harus berubah lebih perangkat kerja yang baru. Rentang
fleksibel untuk menyesuaikan dengan generasi yang cukup panjang memang
pembatasan social ini. Sekolah sudah menjadi salah satu tantangan dalam
menerapkan belajar online, belajar proses transisi ini. Generasi baby
dengan menggunakan Learing boomers yang ada diperusahaan telah
Management System (LMS), begitu juga terbiasa untuk bekerja secara langsung
dengan perusahaan dan instansi dengan datang ke kantor dan bertatap
pemerintah yang menerapkan jam muka secara langsung dengan rekan
bekerja yang lebih fleksibel dan bisa kerjanya. Sedangkan generasi X dan Y
dilakukan di rumah atau dimana saja. masih lebih mudah untuk beradaptasi
Perusahaan menerapakan aturan WFH dengan kebiasaan dan cara kerja baru.
atau WFA dengan memperhatikan jenis Namun untuk beberapa perusahaan,
pekerjaan, misalnya saja untuk bagian dimana banyak generasi Y dan Z, hal ini
operasional pengiriman, tentuny tidak bukanlah menjadi tantangan namun
mungkin dilakukan WHF atau WFA, justru sebagai keuntungan, karena salah
namun untuk posisi staff, sales dan posisi satu ciri dari generasi ini adalah yang
middle up masih memungkinkan untuk tidak mau terikat dengan satu aturan atau
dilakukan dengan siste kerja WFH atau terikat oleh ruang dan waktu, artinya,
WHA. mereka akan lebih nyaman dan produktif
Perusahaan dipaksa untuk bila bisa bekerja dari rumah atau bekerja
memasuki era baru dalam bekerja, tidak dimana saja. Selain itu, mereka juga
ada lagi tatap muka secara langsung, lebih senang bekerja tanpa ada batasan
pertemuan-pertemuan dilakukan secara namun dengan target yang dapat mereka
daring, sehingga dimana pun dan selesaikan. Mereka lebih mementingkan
kapanpun bisa dilakukan. Hal ini yang work life balance dalam bekerja karena
perlu menjadi perhatian manajemen tekanan bagi mereka membuat kesehatan
khususnya HRD untuk mental mereka tergantu. Tak jarang,
mensosialisasikan cara kerja baru generasi Z juga lebih mementingkan
dengan disertai dengan ketentuan yang kenyamanan dalam bekerja dari pada
mengikutinya. Pembiasaan untuk sekedar gaji atau posisi yang tinggi.
melakukan kerja dengan cara yang baru Perbedaan generasi inilah yang
ini tentunya tidak serta mereta dapat kadang menjadi sebuah dilema serta
diterima dengan baik oleh semua tantangan tersendiri untuk beberapa
karyawan. Terlebih pada perusahaan perusahaan dalam menjembatani proses
yang telah mapan dimana jumlah transisi kebiasaan kerja yang baru. Salah
karyawan yang berumur senior jauh satu perusahaan yang menerapkan
lebih banyak dibandingkan dengan model kerja work from home (Flaxibel
karyawan dengan Angkatan muda. Working) adalah PT. Alfaria Trijaya,
Perbedaan usia dan generasi inilah yang dimana untuk bagian yang bekerja di
menuntut bagian HRD harus lebih ekstra kantor pusat, mereka menerapkan model
dalam menjelaskan dan kerja flexible woring, artinya mereka
mensosialisasikan kebijakan cara kerja bisa bekerja dari rumah atau dimana saja.
baru ini. Dalam banyak perusahaan, Hal ini tentunya menjadi sebuah adaptasi
proses transisi dari cara kerja luring baru untuk karyawan yang bekerja di
menjadi daring memang membutuhkan kantor pusat. Model kerja baru ini
sosialisasi dan kerja keras dari semua tentunya bisa menjadi satu daya tarik

1793
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

bagi beberapa karyawan generasi Y dan Berikutnya pada rentang umur 40 tahun
Z untuk bertahan bekerja di perusahaan – 49 tahun, total secara keseluruhan
ini. Namun tak jarang juga, generasi karyawan adalah 1034 dimana 777 orang
baby boomers yang masih eksis bekerja adalah laki-laki dan 257 orang adalah
merasakan satu tantangan tersendiri. Hal perempuan. Pada rentag umur 50 tahun –
inilah yang harus dijembatani oleh pihak 59 tahun, jumlah karyawan laki-laki
manajemen untuk membentuk adalah 251 orang dan 22 orang karyawan
keseimbangan baru tentang model kerja perempuan dengan total 273 orang
work from office; work from home; karyawan. Dan yang terakhir pada
work from anywere atau yang bisa rentang usia 60 tahun sampai dengan 69
diganti dengan istilah flexible working. tahun, dimana jumlah karyawan laki-laki
Jumlah karyawan yang termasuk adalah 59 orang dan hanya 1 orang yang
golongan generasi Y dan Z di perusahaan berjenis kelamin perempuan. Total
ini tergolong banyak, sehingga karyawan untuk rentang umur 60 tahun –
kebanyakan dari mereka lebih 69 tahun adalah 60 orang. Sehingga total
mementingkan work life balance secara keseluruhan karyawan PT Alfaria
dibandingkan harus bekerja kerja untuk Trijaya dari umur 20 tahun sampai
mendapatakan sesuatu, semisal gaji atau dengan 69 tahun adalah 4274 orang
jabatan. Generasi ini lebih karyawan laki-laki dan 3773 karyawan
mementingkan kesehatan mental, perempuan. Jadi, total keseluruhan
keseimbangan dalam kehidupan sehari- karyawan per Maret 2023 adalah 8047
hari, kenyamanan dan pengembangan karyawan.
diri. Mereka tidak masuk dalam Dari rentang umur karyawan
golongan yang bisa ditekan, dipaksa menurut data per Maret 2023, adanya
melakukan sesuatu dengan iming-iming gap generasi antar karyawan. Selain
mendapatkan imbalan atas apa yang adanya gap generasi dalam karyawan
mereka kerjakan. Hal ini menjadi satu yang ada di PT. Alfaria Trijaya Tbk ini,
perhatian oleh manajemen melalui adanya fenomena dimana tingkat
bagian HRD untuk mampu memberikan turnover dari karyawan yang cukup
kesempatan bagi karyawan generasi Y tinggi selama periode awal tahun 2023.
dan Z untuk terus mengembangkan diri Turnover karyawan dipengaruhi banyak
sehingga mencapai kinerja yang tinggi factor baik dari dalam diri karyawan
pula. Berikut ini adalah data tentang tersebut, maupun karena dari lingkungan
rentang generaasi dan jumlah karyawan eksternal karyawan yang pada akhirnya
yang dimiliki oleh PT. Alfaria Trijaya memutuskan untuk mengunudrkan diri
pada bulan Maret 2023. dari tempat kerjanya. Hal ini memang
Untung rentang umur 20 tahun tidak bisa dihindari. Terlebih persaingan
sampai dengan 29 tahun, jumlah antar perusahaan untuk mendapatkan
karyawan laki-lakinya sebanyak 1893 talenta tenaga kerja yang berkompeten
orang dan jumlah karyawan semkain tidak terhindarkan. Setiap
perempuannya adalah 2156, sehingga perusahaan akan terus berbenah agar
pada rentang usia tersebut, total menarik bagi talenta muda dan memiliki
karyawanya adalah 4049. Selanjutnya kompetensi untuk dapat bergabung dan
untuk rentang umur 30 tahun – 39 tahun, mengembangkan perusahaan tersebut.
jumlah karyawan laki-laki adalah 1294 Selain factor eksternal yang banyak
dan 1337 untuk karyawan perempuan dipengaruhi karena tergiur oleh system
yang memiliki total karyawan pada remunerasi yang ditawarkan perusahaan
rentang umur tersebut adalah 2631. lain, juga factor dari internal dari diri

1794
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

karyawan itu sendiri, yang merasa jenuh, antara karyawan dengan perusahaan
butuh tantangan dan suasana baru, tempatnya bekerja. Komitmen yang
merasa lingkungan kerja saat ini sudah timbul dari karyawan haruslah dirawat
tidak kondusif dan mampu menjadi oleh perusahaan. Menjadi satu dilemma
ruang yang nyaman bagi mereka. bagi generasi Y dan Z untuk
Alasan-alasan yang dikemukakan mempertahankan komitmen dalam
tersebut menjadi relevan mengingat bekerja di satu perusahaan dalam jangka
banyaknya generasi Y dan Z di waktu yang lama atau harus berpindah
perusahaan ini. Faktor lingkungan kerja untuk mendapatkan satu kenyamanan
seperti kenyamanan atau adanya ruang dalam bekerja. Hal ini yang menjadi
untuk mereka berkembang menjadi hal salah satu sisi negative dari generasi Y
yang cukup menjadi pertimbangan bagi dan Z, dimana kebanyakan dari mereka
generasi Y dan Z ini, selain dari sangat cepat bosen dan meninggalkan
pemberian remunerasi yang kompetitif. perusahaan tempatnya bekerja dan
Data Januari sampai dengan Maret 2023 berpindah ke perusahaan lainnya.
terkait turnover karyawan adalah sebagai Komitemen karyawan memang
berikut dibutuhkan untuk mampu
Tabel 1. Data Turnover Karyawan mempertahankan keberlanjutan dari
PT. Alfaria Trijaya Periode Januari - perusahaan, namun juga tak bisa
Maret 2023 dipungkiri adanya karakteristik dari
Rentang Jumlah Turnover % generasi Y dan Z ini untuk mudah
Umur Karyawan berpindah dari satu perusahaan ke
20-29 4049 356 0,087%
perusahaan lainnya. Hal ini menjadi
30-39 2631 165 0,062%
40-49 1034 5 0,004% model yang menarik, mengingat pada
50-59 273 0 0% beberapa penilitian terdahulu hanya
60-69 60 0 0% dijelaskan tentang model pengaruh
Total 8047 526 0,065% worklife balance dan flexible working
Sumber: Dioleh dari sumber internal dengan kinerja karyawan. Sedang kan
Dari data turnover karyawan pada penelitian ini, menambahkan satu
diatas, nampak yang paling banyak variabel sehingga nantinya diharapkan
turnovernya adalah antara usia 20 membentuk model baru dan mengujinya
sampai dengan 29 tahun, dimana rentang apakah. Model tersebut lebih mampu
usia tersebut adalah usia generasi Y dan menggabarkan tentang hubungan antara
Z. Hal ini menjadi perhatian penting variabelnya. Untuk itulah, dalam
bagi perusahaan terhadap pengelolaan penelitian ini tertarik untuk mengetahui
generasi Y dan Z ini. Perusahaan harus pengaruh dan satu strategi untuk
merespon atas feneomena banyaknya meningkatkan kinerja karyawan melalui
turnover dari karyawan tersebut. komitmen karyawan yang dipengaruhi
Mencermati serta memberika solusi atas oleh work life balance dan flexible
permasalahan yang dialami karyawan working.
digenarasi Y dan Z ini akan maraknya
kasus turnover. Disisi lain, perusahaan Tinjauan Pustaka
harus terus produktif dan bertumbuh Work Life Balance
dengan berharap pada peningkatkan 1) Pengertian Work Life Balance
kinerja dari katyawan yang dimilikinya. Dalam beberapa tahun terakhir,
Peningkatan kinerja, khususnya pada work life balance telah muncul dan
generasi Y dan Z ini, tentunya didorong menjadi topik yang berbeda dalam
oleh satu komitemen atau keterikatan literatur kehidupan kerja. Menurut Clark

1795
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

yang dikutip Helmle, et al dalam Rene et


al (2018), menggambarkan work life Flaxible Working
balance sebagai tingkat kepuasan yang 1) Pengertian Flaxible Working
individu rasakan ketika mereka bisa Wilson dan Selby dalam Johanes
berfungsi di tempat kerja dan di rumah et al (2016) mendefinisikan kerja
dengan minimal konflik peran. Selain fleksibel sebagai sitilah yang mengacu
itu, Grzywacz el al dalam Rene (2018) pada semua praktek atau jenis kerja yang
juga menjelaskan bahwa work life berada di luar model kerja tradisional.
balance sebagai pemenuhan harapan Selanjutnya Bal dan De Lange dalam
terkait peran yang dinegosiasikan dan Saifullah (2020) mendefinisikan
dibagi antara individu dan mitra terkait flexible working arrangement
peran mereka dalam domain pekerjaan merupakan kesempatan karyawan untuk
dan keluarga. Sejalan dengan penjelasan membuat pilihan yang mempengaruhi
tersebut, Greenhaus et al dalam Rene kapan, dimana dan untuk berapa lama
(2018) juga menejaslan hal yang sedana mereka terlibat dalam tugas yang terkait
dimana wor life balance dimaknai dengan pekerjaan. Selain itu Selby dan
sebagai sejauh mana efektivitas individu Wilson dalam Saifullah (2020) juga
dan kepuasan dalam peran pekerjaan dan menjelaskan flexible working sebagai
keluarga yang kompatibel dengan salah satu spektrum struktur kerja yang
prioritas peran kehidupan individu pada mengubah waktu kerja atau tempat kerja
suatu titik waktu tertentu. selesai dilakukan dengan cara teratur.
Hal ini dapat ditarik kesimpulan Menurut Carlson dalam Gunawan
bahwa work life balance adalah kondisi (2020) menjelaskan tentang pengaturan
kerja yang memungkinkan seorang kerja yang fleksibel adalah kebijakan
karyawan membagi perannya antara di foral ataupun pengaturan informal yang
kantor dengan peran di rumah sebagai mengatur pemilihan tempat dan waktu
pribadi, istri/suami maupun sebagia anak untuk bekerja terkait dengan fleksibilitas
atau orang tua. Sehingga peran itu dapat di suatu perusahaan yang ditetapkan oleh
diterapkan seimbang. manajemen sumber daya manusia.
Selain itu, pengaturan kerja yang
2) Asepek dan Pengukuran Work Life fleksibel merupakan pengaturan kerja
Balance yang tidak monoton, sangat membantu
Work Life Balance dapat diukur perusahaan dan karyawan untuk
melalui beberapa hal menurut Mc beradaptasi dengan perubahan
Donald dana Bardley dalam Ramadahn lingkungan
et al (2019) yaitu :
• Keseimbangan waktu, berkaitan 2) Dimensi Flexible Working
dengan jumlah waktu yang diberikan Klindzic dan Maric dalam Stella
untuk bekerja dan kegiatan di luar (2020) menyebutkan beberapa aspek
pekerjaan. yang dapat diterapkan melalui Flexible
• Keseimbangan keterlibatan, berkaitan Working yaitu flexible location atau
dengan tingkat keterlibatan teleworking, flexible time dan home
psikologis dan komitmen dalam based work. Sejalan dengan itu, secara
pekerjaan maupun diluar pekerjaan. rinci Robbins dan Judge dalam Mallafi et
• Keseimbangan kepuasan, berkaitan al (2021) menjelaskan aspek-aspek
dengan tingkat kepuasan kerja pada fleksibilitas yang dapat diterapkan
saat melakukan pekejraan dan hal-hal melalui jenis pengaturan jam kerja
diluar pekerjaan. fleksibel sebagai berikut :

1796
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

a) Tempat kerja, jenis jam kerja dengan komitmen yang tinggi dapat
fleksibel ini tidak menuntut pekerja diharapkan akan memperlihatkan kinerja
melakukan pekerjaan dari kantor atau yang optimal. Seseorang yang
suatu tempat yang secara tetap bergabung dalam organisais pada sebuah
digunakan sebagai lokasi kerja. perusahaan dituntut komitmen dalam
b) Waktu kerja, jenis jam kerja fleksibel dirinya. Menurut Mowday et al dalam
ini memberi kebebasan bagi pekerja Ghoniyah dan Masurip (2011)
dengan persetujuan perusahaan, menjelaskan bahwa komitmen
untuk mengatur jam kerja di luar jam organisasi merupakan keterlibatan
kerja tetap yang berlaku di karyawan dalam loyalitasnya pada
perusahaan. organisasi, kesediaan untuk
Selanjutnya Carlson dalam mengarahkan usaha, tujuan dan nilai
Gunawan (2020) dalam penelitiannya sejalan dengan organisasi dan keinginan
menyebtukan pengaturan kerja yang untuk mempertahankan keanggotannya
fleksibel memliki beberapa dimensi dalam organsiasi.
seperti, berapa lama karyawan bekerja, Sehingga dapat ditarik kesimpulan
kapan dan dimana karyawan bekerja. tentang pengertian komitemen
Sehingga dapat ditarik kesimpulan organisasi adalah perasaan keterikatan
dalam penentuan indicator pengaturan dan perilaku keterlibatan aktif antara
kerja yang fleksibel yaitu time flexibility karyawan dengan organisasi dimana dia
menunjukkan bagaimana fleksibilitas berada, yang dilakukan secara konsisten,
karyawan dalam memilih jadwak sehingga menghasilkan hubungan timbal
kerjanya, serta place flekibility balik antara karyawan dan organisasi
menunjukkan bagiamana fleksibilitas tempatnya bekerja.
karyawan dalam memilih temoat
kerjanya. 2) Faktor yang Mempengaruhi
Komitmen Karyawan
Komitmen Karyawan Adapun factor-faktor yang
1) Pengertian Komitmen karyawan mempengaruhi komitmen karyawan
Komitemen organisasi mengacu menurut Steers dan Porter dalam Yuyuk
pada keterikatan karyawan pada dan Rina (2014) disebutkan ada empath
organisasi pemberi kerja yaitu komitmen al yaitu :
terhadap keseluruhan organisasi dimana a) Karakteristik Personal
karyawan yang merasakan dan b) Karakteristik Pekerjaan
dukungan organsiasi untuk karyawan c) Karakteristik Struktural
tersebut (Morrow, 1993 dan Zaitman- d) Pengalaman Kerja
Speoser, 2005). Komitemen organisasi
adalah hubungan emosional dengan Kinerja Karyawan
organisasi tertantu yang ditandai oleh 1) Pengertian Kinerja
tiga parameter utyama dalam sikap Kinerja individu didefinisikan oleh
individu terhadap organisasi : Campbell dalam Rene (2018) sebagai
identifikasi-internalisasi tujuan dan nilai perilaku atau tindakan yang sesuai
organsiasi; keterlibatan – aktivitas yang dengan tujuan organisasi. Sedangkan Jex
dilakukan karyawan sebagai bagian dari dan Thomas yang dikutip Mulki et al
perannya dan kesetiaan – rasa memiliki dalam Rene (2018) menejaslan bahwa
organisasi. Selain itu, komitmen kinerja sebagai perilaku karayawan di
organisasi diperlukan sebagai salah satu tempat kerja yang konsisten dan
indicator kinerja karyawan. Karyawan berkontribusi terhadap tujuan organisasi.

1797
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

Maka kinerja individu berfokus pada 1) H1 : Diduga Work Life Balance


perilaku atau tindakan karyawan, bukan Berpengaruh positif dan signifikan
hasil dari tindakan ini. Selain itu, terhadap komitmen karyawan
perilaku harus berada di bawah kendali 2) H2 : Diduga Flexible Working
individu, sehingga tidak termasuk Berpengaruh positif dan signifikan
perilaku yang dibatasi oleh lingkungan. terhadap komitmen karyawan
Mangkunegara dalam Ardiansyah 3) H3 : Diduga Work Life Balance
(2020) menjelaskan kinerja karyawan Berpengaruh positif dan signifikan
juga bisa diartikan sebagai suatu hal terhadap kinerja karyawan
yang dicapai seseorang ketika berhasil 4) H4 : Diduga Flexible working
melaksanakan pekerjaannya dengan Berpengaruh positif dan signifikan
sangat baik seperti tanggungjawab yang terhadap kinerja karyawan
sudah diberikan perusahaan. Menurut 5) H5 ; Diduga Komitmen Karyawan
Metin dan Asli dalam Ardiansyah Berpengaruh positif dan signifikan
(2020), kinerja merupakan bentuk terhadap kinerja karyawan
realisasi dari pencapaian visi dan misi 6) H6 : Diduga Work life balance
perusahaan dan bisa menjadi alat ukur berpengaruh positif dan signifikan
untuk setiap individu, kelomok, maupun terhadap kinerja karyawan melalui
unit kerja agar bisa mencapai atau komitmen karyawan
bahkan melebihi target produksi yang 7) H7 : Diduga Flaxible Working
sudah ditetapkan sebelumnya. berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan melalui
2) Pengukuran Kinerja Karyawan komitmen karyawan.
Campbell et al dalam Johanes et al
(2016) menjelaskan dalam penelitiannya METODE PENELITIAN
mengenai kriteria pengukuran kinerja Jenis dan Lokasi/Waktu Penelitian
adalah pengetahuan kemampuan Jenis rancangan penelitian yang
ketrampilan kerja digunakan dalam penelitian ini adalah
• Pengetahuan kemampuan termasuk dalam jenis penelitian
ketrampilan kerja explanatory dan penelitian confirmatory,
• Sikap terhadap pekerjaan yang bertujuan untuk menguji teori
• Kualitas kerja berdasarkan hipotesis dan
• Volume hasil kerja mengemukakan pengaruh work life
• Interaksi (komunikasi dalam balance dan flexible working terhadap
kelompok) komitmen karyawan dan kinerja
karaywan baik secara langsung maupun
Model Kerangka Konseptual dan tidak langsung.
Hipotesis Penelitian ini akan dilakukan
selama periode bulan Maret 2023 dengan
Work mengambil tempat adalah kantor PT.
Life
Balanc Komit
Alfaria Trijaya, dimana yang menjadi
Kinerj
men a
objek penelitian adalah karyawannya
Flexib Karya Karya melalui penyebaran kuesioner dan
el melakukan wawancara kepada naras
Worki Gambar 1. umber utama yang dianggap mampu
Berdasarkan kerangka konseptual memberikan penjelasan terkait kebijakan
penelitian ini, maka hipotesis yang kunci terkait dengan operasional
peneliti ajukan adalah sebagai berikut : pekerjaan di perusahaan tersebut.

1798
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

General
4 3 5 8 2 3 5
Affair
Populasi dan Sampel 5 Marketing 21 13 34 12 8 20
6 Sales 14 8 22 8 5 13
Populasi adalah keseluruhan objek 7 IT 18 9 27 11 5 16
penelitian yang dikehendaki. Populasi 8 Audit
Total
4
92
18
73
22
165
2
54
11
44
13
98
menurut Kuncoro (2017) adalah Sumber: HRD PT. Alfaria Trijaya, 2023
sekelompok elemen yang lengkap, yang (diolah)
beruapa orang, obyek, transaksi atau
kejadian dimana kita tertarik untuk Definisi Operasional Variabel
mempelajarinya atau menjadi obyek Definisi operasional variable
penelitian. Populasi yang dimaksud disusun untuk menyamakan persepsi
dalam penelitian ini adalah seluruh antara peneliti dengan pembaca atau
karyawan yang bekerja di kantor pusat pengguna hasil penelitian (Hasan, 2002).
PT. Alfaria Trijaya di Jakarta sebanyak Adapun definisi operasional dari
254 orang yang tersebar di beberapa masing-masing variable dalam
departemen dengan rentang usia 21 penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
tahun hingga 56 tahun serta beragam berikut:
latar belakang pendidikan dan status
sosialnya. 1) Work Life Balance (X1)
Sampel adalah satu himpunan Upaya yang dilakukan antara
bagian (subset) dari unit populasi perusahaan dan juga karyawan dalam
(Kuncoro, 2003). Teknik pengambilan rangka menyeimbangkan antara
sampel yang digunakan adalah tanggung jawab pekerjaan di kantor
proportional stratified random sampling, dengan tanggung jawab di rumah
yaitu memilih sampel dari populasi sehingga mencapai satu tingkat
seluruh karyawan yang ada di kantor kepuasan tertentu. Adapun indikator
pusat PT. Alfaria Triyaja dengan usia 21 pengukrannya adalah keseimbangan
tahun hingga 25 tahun dan 26 tahun waktu; keseimbangan keterlibatan; dan
hingga 30 tahun. Alasan pemilihan keseimbangan kepuasan.
sampel dengan rentang usia tersebut
karena penelitian ini akan berfokus pada 2) Flaxibel Working (X2)
generasi Y dan Z dalam kaitannya Model kerja dimana karyawan
dengan komitmen karyawan, kinerja dibebaskan dalam pemilihan waktu
didasarkan pada pola hidup seimbang kerja, tempat kerja dan model kerjanya
dengan work life balance dan pola kerja dengan tetap berfokus pada penyeelsaian
yang baru yaitu flexible working. tugas dan tanggungjawab pekerjaana
Sampel pada tiap-tiap departemen akan karyawan tersebut. Adapun indikator
dipilih dengan mengambil secara acak pengukurannya adalah tempat kerja dan
pada masing-masing departemen dengan waktu kerja.
jumlah yang sudah ditentukan. Adapun
perincian populasi dan sampelnya adalah 3) Komitmen Karyawan (Y1)
sebagai berikut : Komitmen Karyawan adalah
Tabel 2. perasaan keterikatan dan perilaku
Populasi
Sampel Karyawan
Karyawan keterlibatan aktif antara karyawan
21 26 21 26
No Departemen th th th th dengan organisasi dimana dia berada,

25

30
Total –
25

30
Total
yang dilakukan secara konsisten,
th th th th sehingga menghasilkan hubungan timbal
1 Finance 12 8 20 7 5 12
2 Accounting 9 5 14 5 3 8 balik antara karyawan dan organisasi
3 HRD 11 7 18 7 4 11 tempatnya bekerja. Adapun indikatornya

1799
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

adalah penempatan kerja; pelatihan dan Work Life Balance dan Flaxible
promosi; rasa aman; hubungan dengan Working terhadap komitmen karyawan
rekan kerja; hubungan dengan dan kinerja karyawan. Selain itu,
pemimpin. penelitian ini juga ingin mengetahui
pengaruh tidak langsung dari variable
4) Kinerja Karyawan (Y2) work life balance dan flaxibel working
Perilaku atau sikap kerja karyawan terhadap kinerja karyawan melalui
yang konsisten dan berkontribusi komitmen karyawan.
terhadap pencapaian perusahaan. 1) Pengujian Hipotesis Pertama
Adapun indikator pengkurannya adalah Pada tahap ini akan digunakan
pengetahuan kemampuan ketrampilan analisis regresi untuk mengetahui
kerja; sikap terhadap pekerjaan; kualitas pengaruh langsung Work Life
kerja; volume hasil kerja dan interaksi. Balance dengan Komitmen karyawan
Persamaan regresinya adalah :
Uji Validitas dan Reliabilitas Y1 = a + 𝛽1𝑋1 + 𝜀
Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu 2) Pengujian Hipotesis Kedua
kuesioner (Santoso, 2002). Kuesioner Menggunakan analisis regresi untuk
dikatakan valid atau sahih jika mampu mengetahui pengaruh langsung
mengukur apa yang diinginkan oleh Flaxible Working terhadap
peneliti serta dapat mengungkapkan data Komitemen Karyawan. Persamaan
dari peubah yang diteliti secara tepat. regresinya adalah :
Teknik yang digunakan untuk mengukur Y1 = a + 𝛽2𝑋2 + 𝜀
validitas dengan mengkorelasikan skor
total item dengan skor masing-maisng 3) Pengujian Hipotesis Ketiga
item. Kriterianya adalah apabila Menggunakan analisis regresi untuk
probabilitas dari masing-masing item mengetahui pengaruh langsung Work
kurang dari 0,05 maka item tersebut Life Balance terhadap Kinerja
dikatakan valid. karyawan. Persamaan regresinya
Uji reliablitas adalah alat untuk adalah :
mengukur kehandalan suatu kuesioner Y2 = a + 𝛽1𝑋1 + 𝜀
yang merupakan indicator dari variable
(Santoso, 2002). Untuk mengetahui alat 4) Pengujian Hipotesis Keempat
ukur itu reliabel atau tidak dalam Menggunakan analisis regresi untuk
penelitian ini, diuji dengan rumus mengetahui pengaruh langsung
koefisien alpha atau disebut dengan Flaxibel Working terhadap Kinerja
Alpha Cronbach (∝). Ukuran yang Karyawan. Persamaan regresinya
dipakai bilamana nilai Alpha Cronbach adalah :
di atas 0,6 dikatakan relibael atau dengan Y2 = a + 𝛽2𝑋2 + 𝜀
kata lain, apabila nilai alpha berdasarkan 5) Pengujian Hipotesis Kelima
hasil perhitungan memiliki nilai diatas Menggunakan analisis regresi untuk
0,6 maka dapat disimpulkan kuesioner mengetahui pengaruh langsung
(item dalam kuesioner tersebut) reliabel. Komitemen Karyawan terhadap
Kinerja Karyawan. Persamaan
regresinya adalah :
Metode Analisis Data Y2 = a + 𝛽1𝑌1 + 𝜀
Dalam penelitian ini ingin
diketahui pengaruh langsung variable 6) Pengujian Hipotesis Keenam

1800
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

Menggunakan analisis regresi untuk dalam analisis jalur adalah sebagai


mengetahui pengaruh tidak langsung berikut menurut Solimun (2002) :
antara Work Life Balance terhadap 1) Menggambar model diagram jalur
Kinerja Karyawan melalui berdasarkan teori dan penelitian
Komitemen karyawan. Persamaan terdahulu
regresinya adalah : Secara teoritis (a) Work Life
Y2 = a + 𝛽1𝑋1 𝑥 𝛽1𝑌1 + 𝜀 Balance terhadap Komitmen Karyawan;
(b) Flaxibel Working terhadap
7) Pengujian Hipotesis Ketujuh Komitmen Karyawan; (c) Work Life
Menggunakan analisis regresi untuk Balance terhadap Kinerja Karyawan
mengetahui pengaruh tidak langsung secara langsung; (d) Flaxibel Working
antara Flaxible Working terhadai terhadap Kinerja karyawan secara
Kinerja Karyawan melalui Komitmen lansgung (e) Komitmen Karyawan
Karyawan. Persamaan regresinya terhadap Kinerja Karyawan; (f) Work
adalah : Life Balance terhadap Kinerja Karyawan
Y2 = a + 𝛽2𝑋2 𝑥 𝛽1𝑌1 + 𝜀 melalui Komitmen Karyawan; (g)
Mengenai analisis jalur (path Flaxibel Working terhadap Kinerja
analysis) yang digunakan dalam Karyawan melalui Komitmen
penelitian ini merupakan pengembangan Karyawan. Berdasarkan hubungan antar
lebih lanjut dari regresi berganda. variable secara teoritits dan empiris dari
Analisis jalur adalah alat untuk hasil penelitian terdahulu, maka dapat
eksplanasi atau factor determinan yang dibuat model dalam bentuk diagram jalur
dapat digunakan untuk menentukan sebagai berikut:
variable mana yang berpengaruh Work
dominan atau jalur mana yang Life
berpengaruh lebih kuat (Solimun, 2002). Balance Komitm Kinerja
Dengan analisis jalur dapat diketahi en Karyaw
Karyaw an (Y2)
akibat langsung dan tidak langsung antar Flexibel
variable. Akibat langsung berarti arah Workin
g (X2)
hubungan antara dua variable langsung Gambar 2.
tanpa melewati variable yang lain, Model tersebut dapat dinyatakan
sementara hubungan tidak langsung dalam bentuk persamaan jalur, yaitu :
harus melewati variable yang lain Y1 = P1X1
(Solimun, 2002). Y1 = P2X2
Untuk mengetahui besarnya Y2 = P1X1 (3)
sokongan pengaruh setiap variable X Y2 = P2X2
terhadap Y, dapat digunakan regresi Y2 = P1Y1
dengan variable yang dibakukan Y2 = P1X1 x P1Y1
(standardize). Koefisien analisi jalur Y2 = P2X2 x P1Y1
diambil dari Standardize Coefficients
Beta. Dengan mengubah setiap data 2) Perhitungan Koefisien Path
amatan ke dalam data standardize, maka Menggunakan perhitungan regresi
semua unit satuan dari setiap variable variable yang dibakukan secara parsial
adalah hilang dan skalanya menjadi pada masing-masing persamaan dengan
seragam. Dalam model regresi dengan menggunakan OLS (Ordinal Least
variable dibakukan, maka konstanta Square) yaitu metode kuadrat terkecil
tidak ada (=0). Adapun Langkah-langka biasa. Dari perhitungan ini diperoleh
koefisien path pengaruh work life

1801
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

balance terhadap komitmen karywan; balance dinyatakan reliabel. Sedangkan


pengaruh flexible working terhadap untuk nilai validitas, didapatkan hasil uji
komitmen karyawan pengaruh work life dari masing-masing item yang dimiliki
balance terhadap kinerja karyawan oleh variabel work life balance memiliki
secara langsung; pengaruh flexible nilai 0,319 untuk item X1.2 terhadap
working terhadap kinerja karyawan X1.1, sedangkan untuk item X1.3
secara langsung; pengaruh komitmen memiliki nilai 0,383 terhadap X1.1 dan
karyawan terhadap kinerja karyawan; untuk item X1.2 dengan nilai 0,415
pengaruh work life balance terhadap terhadap X1.3 sehingga setiap item
kinerja karyawan melalui komitmen dinyatakan valid untuk dilakukan
karyawan; dan pengaruh flexible pengujian.
working terhadap kinerja karyawan
melalui komitmen karyawan. Uji Reliabilitas dan Validitas Flexible
3) Melakukan interpertasi hasil analisis Working
Reliability Statistic
HASIL DAN PEMBAHASAN Cronbach’s Alpha N of Items
PENETLITIAN .782 2
Uji Reliabilitas dan Validitas
Uji Reliabilitas dan Validitas Work Tabel 4.
Life Balance Correlations
X2.1 X2.2 Total X2
Reliability Statistic X2.1 Pearson 1 .646** .917**
Cronbach’s Alpha N of Items correlation
Sig. (2- .000 .000
.640 3 tailde)
Reliabilitas Work Life Balance N 98 98 98
X2.2 Pearson .646** 1 .897**
dengan nilai R tabel sebesar 0,1986 correlation
dengan N = 98 – 2 = 96 Sig. (2- .000 .000
tailde)
Sedangkan uji validitas dari variabel N 98 98 98
Work Lofe Balance adalah sebagai TOTAL Pearson .917** .897** 1
X2 correlation
berikut : Sig. (2- .000 .000
Tabel 3. tailde)
Correlations N 98 98 98

X1.1 Pearson
X1.1
1
X1.2
.319**
X1.3
.383**
Total X1
.751**
**Correlation is significant at the 0.01
correlation
Sig. (2- .001 .000 .000
level (2-tailed)
tailde) Berdasarkan hasil olah data
N 98 98 98 98
X1.2 Pearson .319** 1 .415** .754** variabel-variabel yang digunakan pada
correlation
Sig. (2- .001 .000 .000 penelitian ini, maka hasil uji reliabilitas
tailde)
N 98 98 98 98 menunjukkan nilai 0,782, hal ini lebih
X1.3 Pearson
correlation
.383** .415 1 .783
besar dari nilai r tabel yang sebesar
Sig. (2-
tailde)
.000 .000 .000
0,1598 yang artinya variabel flexible
TOTAL
N
Pearson
98
.751**
98
.754**
98
.783**
98
1
working dinyatakan reliabel. Sedangkan
X1 correlation
Sig. (2- .000 .000 .000
untuk masing-masing item pada variabel
tailde) ini menunjukkan nilai 0,64 untuk nilai
N 98 98 98 98

Berdasarkan hasil olah data pada X2.2 terhadap X2.1 dan dinyatakan valid
variabel-variabel yang digunakan pada untuk dilanjutkan dalam proses
penelitian ini, maka hasiluji reliabilitas pengujian selanjutnya.
menunjukkan nilai 0,640, hal ini lebih
besar dari nilai r tabel yang sebesar Uji Reliabilitas dan validitas
0,1986 yang artinya variabel work life Komitmen Karyawan
Reliability Statistic

1802
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

Y1.1 Pearson 1 .376** .415* .567** .413** .740**


Cronbach’s Alpha N of Items correlation
Sig. (2-tailde) .000 .000 .000 .000 .000
.745 5 N
Y1.2 Pearson
98
.376**
98
1
98
.698**
98
.554**
98
.255**
98
.770**
correlation
Sig. (2-tailde) .000 .000 .000 .008 .000
N 98 98 98 98 98 98
Tabel 5. Y1.3 Pearson
correlation
.415** .698** 1 .653**. .283* .813**

Correlations Sig. (2-tailde) .000 .000 .000 .005 .000


Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Total N 98 98 98 98 98 98
Y1 Y1.4 Pearson .567** .554** .653** 1 .469** .863**
Y1.1 Pearson 1 .457** .254* .286** .590 .737 correlation
correlation ** Sig. (2-tailde) .000 .000 .000 .000 .000
Sig. (2-tailde) .000 .011 .004 .000 .000 N 98 98 98 98 98 98
N 98 98 98 98 98 98 Y1.5 Pearson .413** .266** .283* .469** 1 .601**
Y1.2 Pearson .457** 1 .269** .229** .556 .686 correlation
correlation ** ** Sig. (2-tailde) .000 .008 .005 .000 .000
Sig. (2-tailde) .000 .000 .023 .000 .000 N 98 98 98 98 98 98
N 98 98 98 98 98 98 TOTAL Pearson .740** .770** .813** .863** .601** 1
Y1.3 Pearson .254** .296** 1 .552**. .210 .663 Y1 correlation
correlation * ** Sig. (2-tailde) .000 .000 .000 .000 .000
Sig. (2-tailde) .000 .000 .000 .038 .000 N 98 98 98 98 98 98
N
Y1.4 Pearson
98
.286**
98
.229*
98
.552**
98
1
98
.314
98
.696 **Correlation is significant at the 0.01
correlation ** **
Sig. (2-tailde)
N
.004
98
.023
98
.000
98 98
.002
98
.000
98
level (2-tailed)
Y1.5 Pearson
correlation
.590** .556** .210* .314** 1 .747
** Berdasarkan hasil olah data untuk
Sig. (2-tailde)
N
.000
98
.000
98
.038
98
.002
98 98
.000
98 reliabilitas variabel kinerja karyawan
TOTAL Pearson .737** .686** .663** .696** .747 1
Y1 correlation
Sig. (2-tailde) .000 .000 .000 .000
**
.000
dengan nilai 0.819 dimana nilai tersebut
N 98 98 98 98 98 98
lebih besar dari nilai r tabel 0,1986,
**Correlation is significant at the 0.01 sehingga variabel kinerja karyawan
level (2-tailed) dapat dinyatalan reliabel untuk
*Correlation is significant at the 0.05 penelitian ini. Sedangkan untuk hasil uji
level (2-tailed) korelasi guna mengetahui validitas dari
Berdasarkan hasil olah data setiap itemnya, maka didpatkan bahwa
variabel-variabel yang digunakan pada untuk nilai korelasi Y1.2 terhadap Y1.1
penelitian ini, maka hasil uji reliabalitas sebesar 0,376, nilai Y1.3 terhadap Y1.1
menunjukkan nilai 0,745, hal ini lebih sebesar 0,415, nilai Y1.4 terhadap Y1.1
besar bila dibandingkan nilai r tabel yang sebesar 0,567 dan nilai Y1.5 terhadap
sebesar 0,1598, ini berarti variabel Y1.1 sebesar 0,413, sehingga setiap item
komitmen karyawan dinyatakan reliabel. dalam variabel ini dinyatakan valid
Sedangkan untuk korelasi masing- untuk proses penelitian selanjutnya.
masing item untuk variabel komitmen
karyawan adalah sebagai berikut dimana Uji T
nilai korelasi antara Y1.2 terhadap Y1.1 Hasil uji regresi linear berganda dan uji
sebesar 0,457, untuk nilai Y1.3 terhadap t dimana nilai t tabel sebesar 1.984,
Y1.1 adalah sebesar 0,254, untuk nilai Adapun hasil uji regresi linear berganda
Y1.4 terhadap Y1.1 adalah sebesar dan uji T nya adalah sebagai berikut :
0,286, dan untuk nilai Y1.5 terhadap a) Model 1 (X1 à X2 = Y2)
Y1.1 adalah sebesar 0590, sehingga Tabel 7.
semua item dalam variabel komitmen Unstandardized Standardized t Sig
Coefficients Coefficients
karyawan dinyatakan valid untuk B Std. Beta
Model Error
dilanjutkan dalam proses penelitian. 1 (Constant) 1.410 .270 5.226 .000
X1_WLB .221 .067 .273 3.283 .001
X2_FLW .465 .073 .530 6.366 .000
Uji Reliabilitas dan Validitas Kinerja a. Dependent Variable: Y2_KIN
Karyawan Dari hasil olah data dan uji t yang
Reliability Statistic dilakukan untuk menguji apakah
Cronbach’s Alpha N of Items hipotesis yang diajukan dapat diterima
.819 5 atau tidak, maka dapat dijelaskan bahwa
Tabel 6. pengaruh antara Work Life Balance
Correlations berpengaruh positif dan signifikan
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 TOTAL
Y1 dengan Kinerja Karyawan, hal ini dapat

1803
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

dilihat dari nilai t hitung sebesar 3,283 Nilai uji F dengan F tabel sebesar
dengan signifikansi 0,001 dengan tingkat 2.70, adalah sebagai berikut :
kepercayaan 5%. Selain itu, pengaruh
antara Flaxible Working terhadap a) Model 1 (X1 à X2 = Y2)
Kinerja Karyawan diapatkan nilai t Tabel 10.
hitung sebesar 6,366 dengan nilai ANOVA
signifikansi sebesar 0,000, sehingga Model Sum of
Squares
df Mean
Squares
F Sig.

dapat dinyatakan bahwa terdapat 1 Regression 21.021 2 10.510 46.725 .000


Residual 21.370 95 .225
pengaruh positif dan signifikan antara Total 42.391 97
variabel flexible working dengan kinerja a. Dependent Variabel : Y2_KIN
karyawan. b. Predictors : (Constant), X2_FLW,
X1_WLB
b) Model 2 (X1 à X2 = Y1)
Tabel 8. b) Model 2 (X1 à X2 = Y1)
Unstandardized Standardized t Sig
Coefficients Coefficients Tabel 11.
B Std. Beta
Model Error ANOVA
1 (Constant) .985 .271 3.638 .000 Model Sum of df Mean F Sig.
X1_WLB .378 .068 .430 5.591 .000 Squares Squares
X2_FLW .425 .073 .446 5.799 .000
1 Regression 28.487 2 14.244 62.875 .000
a. Dependent Variable : Y1_KOM Residual 21.521 95 .227
Total 50.008 97
Berdasarkan hasil analisis dan uji t,
a. Dependent Variabel : Y1_KOM
dapat dijelaskan bahwa pengaruh antara
b. Predictors : (Constant), X2_FLW,
work life balance dengan komitmen
X1_WLB
karyawan dinyatakan terbukti
berpengaruh positif dan signifikan
c) Model 3 (Y1 = Y2)
dengan nilai t hitung sebesar 5,591 dan
Tabel 12.
nilai signifikansi 0,000. Sedangkan
ANOVA
untuk pengaruh variabel flexible Model Sum of df Mean F Sig.
working terhadap komitmen karyawan 1 Regression
Squares
23.839 1
Squares
23.839 123.359 .000
juga terbukti berpengaruh positif dan Residual
Total
18.552
42.391
96
97
.193

signifikan dengan nilai t hitung sebesar a. Dependent Variabel : Y2_KIN


5,799 dengan nilai signifikansi sebesar b. Predictors : (Constant), Y1_KOM
0,000.

c) Mode 3 (Y1 = Y2) 4.8. Uji Model Summary untuk R


Tabel 9. Square
Unstandardized Standardized t Sig
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Model
1 (Constant) 1.264
Error
.248 5.089 .000
a) Model 1 (X1 à X2 = Y2)
Y1_KOM .069 .062 .750 11.107 .000
Tabel 13.
a. Dependent Variable : Y2_KIN Model Summary
Berdasarkan hasil analisis terkait Model R R Square Adj R
Square
Std. Error
of the
Change Statistic Durbin
Watson
pengaruh variabel komitmen karyawan Estimate R Square F
Change Chang
df1 df2 Sig F Change

terhadap kinerja karyawan, maka 1 .704 .496 .485 .47428 .496


e
46.725 2 95 .000 1.797

didpaatkan hasil bahawa terdapat a. Predictors “(Constant), X2_FLW,


pengaruh yang positif dan signifikan X1_WLB
antara kedua variabel tersebut dengan b. Dependent Variable: Y2_KIN
nilai t tabel sebesar 11,107 dan tingkat
signifikan 0,000. b) Model 2 (X1 à X2 = Y1)
Tabel 14.
Uji F Model Summary

1804
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

mereka tidak bisa menikmati


Model R R Square Adj R Std. Change Statistic Durbin
Square Error of Watson
the R Square F Change df1 df2 Sig F

kehidupan pribadinya untuk


Estimate Change Change
1 .755 .570 .561 .47596 .570 62.875 2 95 .000 2.042

a. Predictors “ (Constant), X2_FLW, bersantai, berkumpul bersama teman,


X1_WLB bersosialisasi dan melakukan
b. Dependent Variable: Y1_KOM kegiatan yang menurut mereka
menyenangkan. Karyawan yang
c) Model 3 (Y1 = Y2) tergolong generasi millennial ini
Tabel 15. memiliki ciri khas sendiri bila
Model Summary dibandingkan dengan generasi
Model R R Adj R Std. Error Change Statistic Durbin
Square Square of the
Estimate R Square F Change df1 df2 Sig F
Watson
diatasnya yaitu generasi Baby
1 .750 .562 .558 .43960
Change
.562 123.359 1 96
Change
.000 1.903 Boomers, generasi X atau generasi Y.
a. Predictors “(Constant), Y1_KOM Masing-masing generasi memiliki
b. Dependent Variable : Y2_KIN ciri khasnya masing-masing.

Pembahasan b) Hipotesis Kedua: Pengaruh


a) Hipotesis Pertama: Pengaruh Flaxible Working terhadap
Work Life Balance terhadap Komitmen Karyawan
Komitmen Karyawan Berdasarkan hasil uji t,
Berdasarkan hasil uji t, didapatkan bahwa hipotesis yang
didapatkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh
menyatakan bahwa ada pengaruh antara flexible working terhadap
antara work life balance denga komitemen karyawan dapat diterima
komitmen karyawan dapat diterima dengan nilai t hitung sebesar 5,799
dengan nilai t hitung sebesar 3,283 dengan nilai signifikansi sebesar
dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Hal ini sesuai dengan
0,001. Nilai signifikan lebih kecil dari penelitian terdahulu dan juga teori
0,05 sebagai batas nilai kepercayaan yang menjelaskan bahwa model kerja
yang digunakan dalam penelitian ini. yang flesibel, artinya bisa dilakukan
Sehingga hasil penelitian ini dimanapun dan kapapun akan mampu
menyatakan adanya pengaruh antara meningkatkan komitmen karyawan
work life balance dengan komitmen pada perusahaan. Karyawan dengan
karyawan. Pada perusahaan yang model kerja yang fleksibel ini akan
menjadi objek penelitian yanitu PT. mampu meningkatakan kepuasannya
Alfaria Trijaya dengan memfokuskan dalam bekerja karena tidak terbatas
pada karyawan dengan usia 21 tahun oleh waktu atau tempat. Karyawan
sampai dengan 30 tahun. Usia bisa bekerja di rumah atau tempat
karyawan yang tergolong pada lainnya yang mendukung suasana
generasi milenial atau Gen Z ini kerja tanpa harus terbatas pada
memiliki kecenderungan untuk ruangan kantor. Hal inilah yang
mengutamakan kenyamanan dalam membuat karyawan memiliki tingkat
bekerja. Bukan berarti mereka tidak komitmen yang tinggi terhadap
bekerja keras. Karyawan dengan perusahaannya bekerja.
rentang usia 21 tahun sampai 30 tahun c) Hipotesis Ketiga: Pengaruh Work
ini, lebih menyukai kesimbangan Life Balance terhadap Kinerja
antara bekerja dan kehidupan Karyawan
pribadinya. Bekerja hingga larut Berdasarkan hasil uji t,
malam atau bekerja di luar jam kerja didapatkan bahwa work life balance
yang telah ditentukan membuat berpengaruh terhadap kinerja

1805
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

karyawan dengan nilai t hitung dibandingkan dengan generasi


sebesar 3,283 dengan nilai sebelumnya. Mereka yang tergolong
signifikasni sebesar 0,000. Hal ini dalam generasi milenail
berarti bahwa hipotesis yang membutuhkan ruang yang yeng lebih
menjatakan pengaruh work life felxibel dalam bekerja, baik secara
balance terhadap kinerja karyawan waktu maupun secara ruang.
dapat diterima. Kondisi perusahaan Kesempatan untuk melakukan kerja
yang di dominasi dengan karyawan yang flexible akan memungkinkan
milenial membutuhkan penyesuaian mereka dapat menunjukkan hasil
kerja, berbeda dengan perusahaan kerja yang maksimal ketimbang
yang di dominasi oleh kalangan baby ketima mereka harus bekerja yang
boomer. Kalangan milenial selalu dibatasi oleh ruang dan waktu.
memperhatikan keseimbangan dalam e) Hipotesis Kelima : Pengaruh
kehidupan pekerjaan maupun Komitmen Karyawan terhadap
kehidupan pribadinya. Oleh sebab itu, Kinerja Karyawan
work life balance yang merupakan Berdasarkan hasul uji t,
keseimbangan hidup yang diinginkan didapatkan bahwa komitmen
oleh karyawan generasi milenial ini karyawan berpengaruh terhadap
apabila mampu diakomodir maka hal kinerja dengan nilai t hitung sebesar
ini akan mampu meningkatakna 11,107 dengan nilai signifikansi
kinerjanya. Kinerja karyaan generasi sebesar 0,000 sehingga hipotesis yang
milenial sangat ditentukan oleh menyatakan bahwa terdapat pengaruh
kenyamanan dalam bekerja. Berbeda antara komitmen karyawan dengan
dengan generasi lainnya, generasi ini kinerja karyawan dapat diterima.
menuntut suatu kenyamanan dan Komitmen karyawan yang tinggi
kesimbangan dalam bekerja. Hasilnya terhadap perusaaahn hal ini juga akan
bahwa kinerjanya meningkat dengan meningkatkan kinerja karyawan
memberikan kebebasan dalam tersebut. Sebaliknya, komitmen
menyeimbangkan antara pekerjaan karyawan yang rendah, akan
dan kegiatan sehari-hari para tergambar dari kinerja karyawan
karyawan. tersebut. Komitmen karyawan
d) Hipotesis Keempat : Pengaruh menjadi satu indicator perusahaan
Flaxible Working terhadap abhwa karyawan yang bersangkutan
Kinerja Karyawan akan memiliki keterikatan yang kuat
Berdasarkan hasil uji t, dengan perusahaan. Keterikatan ini
didapatkan bahwa flexible working salah satunya diwujudkan dalam
berpengaruh terhadap kinerja bentuk kinerja yang maksimal dari
karyawan. Hal ini ditunjukkan karyawan tersebut.
dengan nilai t hitung sebesar 6,366 f) Uji Hipotesis Pengaruh Tidak
dengan nilai signifikansi sebesar Langsung (Mediasi)
0,000. Artinya bahwa hipitesis yang Pada uji hipotesis pengaruh
menyatakan bahwa flexible working tidak langsung menggunakan analisis
berpengaruh terhadap kinerja jalur dan sobel test. Berdasarkan hasil
karyawan dapat diterima. Hal ini uji pengaruh langsung pada model
menunjukkan bahwa perusahaan regresi yang dilakukan sebelumnya,
yang disii oleh karyawan dengan maka dapat diketahui koefisien
generasi milenial membutuhkan satu regresi. Hal ini dapat digambarkan
pola kerja yang berbeda pada Gambar sebagai berikut.

1806
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

bekerja, tidak ingin dibatasi oleh ruang


dan waktu, selain itu, mereka lebih
menjaga keseimbangan hidup antara
bekerja dengan urusan pribadi atau
keluarga. Perusahaan yang menerapkan
Gambar 3. Model Persamaan atau memfasilitasi karyawan generasi
Gambar menunjukkan nilai milenial dengan pola kerja yang fleksibel
koefisien regresi (b1) pengaruh X1 dan lebih mengutamakan keseimbangan
terhadap Y2 sebesar 0,221, nilai tentunya saja mengharpakan adanay
peningkatakan komitmen yang tinggi
koefisien regresi (b2) pengaruh X2
dari karyawannya. Dalam penelitian ini,
terhadap Y2 sebesar 0,690, nilai
terbutkit bahwa work life balance dan
koefisien regresi (b3) pengaruh X1
flexible working mempengaruhi
terhadap Y1 sebesar 0,378, nilai
komitemn karyawan dalam bekerja.
koefisien regresi (b4) pengaruh X2 Begitu juga dengan pengaruhnya
terhadap Y2 sebesar 0,425 dan nilai terhadap kinerja karyawan. Komitmen
koefisien regresi (b5) pengaruh Y1 karyawans ebagai avriabel mediasi
terhadap Y2 sebesar 0,690. memperkuat pengaruh antara work life
Berdasarkan hasil uji analisis pengaruh balance dan flexible working dengan
tak langsung antara work life balance kinerja. Hal ini juga sejalan yang terjadi
dengan kinerja yang dimediasi oleh di perusahaan yang menjadi objek
komitemen karyawan menunjukkan nilai penelitian ini.
yang lebih tinggi ketimbang pengaruh Diharapkan, perusahaan lebih
langsungnya, artinya komitmen memperhatikan pola kerja yang dibentuk
karyawan memperkuat pengaruh antara yang diselaraskan dengan kondisi
work life balance dengan kinerja karyawan yang didominasi oleh
karyawan dengan nilai beta sebsar 0,221. kalangan milenial. Perusahaan
Sedangkan untuk pengaruh tidak disarankan merubah pola kerja yang
langsung antara flexible working dengan terikat pada ruang dan waktu menjadi
kinerja yang di mediasi oleh komitjen lebih fleksibel dan memberikan ruang
karyawan juga menunjukkan hal yang kepada karyawanya untuk menerpakan
sama, dimana pengaruh tidak langsung keseimbangan dalam berkerja.
tersebut sebesar 0,465 dengan nilai SE
sebesar0,073. Artinya variabel Daftar Pustaka
komitmen karyawan memperkuat Angin, Saragih, (2021), Pengaruh Work
pengaruh antara flexible working dengan Life Balance Terhadap Kinerja
kinerja. Karyawan Generasi X dan Y di
Jakarta, Journal of Emerging
PENUTUP Business Management and
Kesimpulan Enterprenuership Studies. 1(1).
Perkembangan dunia usaha yang April 2021.
didominasi oleh generasi milenial Ardiansyah, Surjanti, (2020), Pengaruh
menuntut perusahaan harus Work Life Balance Terhadap
menyesuaikan pola kerjanya. Hal ini, Kinerja Karyawan Melalui
mau tidak mau harus dilakukan Komitemen Organsiasi Pada
perusahan untuk keberlangsungan Karyawan PT. Bhinneka Life
bisnsinya. Generasi milenial memiliki Indonesia Cabang Surabaya,
ciri khusus dalam bekerja salah satunya Jurnal Ilmu Manajemen. 8(4)
mengutamkan fleksibilitas dalam

1807
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

Badrianto dan Ekhsan, (2021). Pengaruh Produksi PT Muara Tunggal


Work Life Balance terhadap Cibadak-Sukabumi, Jurnal Ekobis
Kinerja Karyawan yang di Mediasi Dewantara. 3(3).
Komitemen Organisasi, Jurnal Mallafi dan Silvianita, (2021). Pengaruh
Ekonomi & Ekonomi Syariah. Flaxible Working Arragemenet
4(2). dan Work Life Balance Terhadap
Dihaq, et all, (2022), Pengaruh Work Kinerja Karyawan (Studi Pada
Life Balance, Kepuasan kerja dan Karyawan Departemen Internal
Efikasi Diri Terhadap Komitmen Audit PT. Telkom Indonesia, TBK
Organsiasi Pada Perawat RSUD Bandung), e-Proceeding of
Generasi Y, Psyche: Junral Management. .8(6).
Psikologi Universitas Minarika, et all, (2020). Pengaruh Work
Muhammadiyah Lampung, l4(1). Family Conflict dan Work Life
Dina, (2018), Pengaruh Work Life Balance Terhadap Kinerja
Balance Terhadap Kinerja Karyawan (Suatu Studi Pada PT.
Karyawan di KUD Mintani Pasific Eastern Coconut Utama
Brondoong Lamongan, Jurnal Pangandaran), Business
Indonesia Mambangun, 17(2). Management and
Farah, et all, (2022), Pengarauh Flaxible Enterprenuership Journal. 2(1).
Working Arrangement dan Muliawati dan Frianto, (2020). Peran
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Work Life Balance dan Kepuasan
Pegawai Direktortat Tik Kantor Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Pusat Ditjen Pajak, Visionida : Milenial: Studi Literatur, Jurnal
Junral Manajemen dan Ilmu Manajemen. 20(20).
Bisnis,.8(2). Rahmayati, et all, (2022). Pengaruh
Farida, (2020). The Effect of Flexible Work Life Balance terhadap Work
Working Arrangements on Work Engagement pada DosenWanita
Engagement of Online Motorcycle dalam Menghadapi Dunia
Taxi Drivers, Psychological Pendidikan di Era Digital, Journal
Research and Intervention. 3(2). of Education Humaniora and
Gunawan dan Fransiska, (2020). The Social Seciences, 5(2). 2022.
Influence of Flaxible Working Ramadhan dan Miranda, (2019).
Arrangement To Employee Penagruh Work Life Balance dan
Performance With Work Life Kepuasan Kerja Terhadap
Balance As Mediating Variabel, Komitmen Organisasi pada Ibu
Procuratio: Jurnal Ilmaih Bekerja sebagai Guru PAUD di
Manajemen. 8(2). Kota Cimahi, Jurnal Manajemen
Johanes dan Oetami, (2016). Dampak dan Kewirausahaan. 4(3).
Waktu kerja Fleksibel Dalam Rene dan Wahyuni, (2018). Pengaruh
Meningkatkan Employee Work Life Balance Terhadap
Engagement, Studi pada Komitmen Organisasi, Kepuasan
Perusahaan Layanan Jasa Kerja dan Motivasi Kerja
Konstruksi di Indonesia, Jurnal Terhadap Kinerja Individu Pada
Manajaemen Bisnis Indonesia, Karyawan Perusahaan Asuransi di
3(2). Februari, 2016. Jakarta, Jurnal Manajemen dan
Lukmiati, et all, (2020). Pengaruh Work Bisnis Sriwijaya. 16(1).
Life Balance Terhadap Kinerja Saifullah, (2020). Pengaruh Work Life
Karyawan Pada Karyawan Staff Balance dan Flexible Work

1808
2023. COSTING:Journal of Economic, Business and Accounting 7(1):1791-1809

Arrangement Terhadap Kinerja


Karyawati Musliah Konveksi,
BISNIS: Jurnal Bisnis dan
Manajemen Islam. 8(2).
Saptono, et all, (2020). Pengaruh Work
Life Balance dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kepuasan Kerja
Melalui Employee Engagement
Dengan Kesehatan Mental Sebagai
Variabel Moderator Pada
Karyawan Generasi Milenial
(Studi Kasus: Direktorat
Keuangan PT Angkasa Pura 1
(Persero), Jurnal EKOBISMAN.
5(2).
Simanjuntak, et all, (2019). Pengaruh
Flexible Work Arrangement
Terhadap Ethical Decision
Making: Peran Employee
Engagement Sebagai Mediator,
Junral Diversita, 5(1).
Witriyani, et all, (2022). Pengaruh Work
Life Balance dan Flexible
Working Arrangement terhadap
Job Performance dengan dimediasi
oleh Employee Engagement, Fair
Value: Jurnal Ilmiah Akuntansi
dan Keuangan, 5(4).

1809

Anda mungkin juga menyukai