Anda di halaman 1dari 3

Kebijakan Pariwisata UK

Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, berbagai sektor mengalami


keterpurukan perihal pendapatan secara ekonomi, salah satunya adalah industri
pariwisata. Pemerintah masing-masing negara mengeluarkan berbagai kebijakan guna
melancarkan kembali industri pariwisata di negara mereka masing-masing. Salah satu
negara yang mengeluarkan kebijakan dalam pariwisata adalah Inggris (United
Kingdom).

Pemerintahan Inggris tidak membatasi larangan bagi wisatawan asing yang ingin
berkunjung ke Inggris. Beberapa ketentuan dan persyaratan terkait turis masih berlaku
seperti sebelum pandemi, misalnya perihal visa dan lain sebagainya. Namun, ada
beberapa hal yang membedakan dari sebelum pandemi dan sesudah pandemi Covid-19.
Pemerintahan Inggris memberlakukan aturan bahwa setiap wisatawan yang berkunjung
ke Inggris pada era pandemi, wajib untuk melakukan karantina mandiri seusai tiba di
Inggris. Tes PCR juga harus dilakukan untuk menyatakan dan membuktikan status
negatif Covid-19.

Selanjutnya, pemerintah juga membentuk gugus tugas untuk memulihkan


berbagai macam persoalan yang ada pada industri pariwisata selama masa pandemi
Covid-19. Gugus tugas tersebut menjamin bahwa setiap turis yang masuk ke Inggris
dijamin keselamatannya selama berada di Inggris. Berbagai macam strategi dilakukan
guna memberikan jaminan kepada industri pariwisata secara aman dan berkelanjutan
pada era pandemi Covid-19. Tak hanya itu, mereka juga memfasilitasi apa saja yang
harus difasilitasi kepada para wisatawan untuk meningkatkan kepercayaan dan
kepuasan mereka. Tidak ada pembeda dari manakah para wisatawan itu berasal, semua
dapat berkunjung ke Inggris untuk berwisata. Namun, kebijakan karantina mandiri bagi
wisatawan seusai tiba di Inggris tetap berlaku.

Selain kebijakan pada hal aturan wisatawan yang menyesuaikan dengan kondisi
pandemi virus Covid-19, berbagai kebijakan perihal keuangan juga dilakukan untuk
menyelamatkan industri UMKM yang sedikit banyak juga memiliki kesinambungan
terhadap industri pariwisata. Kebijakan tersebut misalnya:
 Pemerintah menerapkan sebuah kebijakan dengan mengalokasikan anggaran
sebesar 330 miliar Euro guna dialokasikan pada pembebasan tarif yang
ditujukan untuk bisnis ritel dan perhotelan selama 12 bulan.
 Pemerintah memberikan dana hibah sebesar 25 ribu Euro untuk bisnis ritel,
perhotelan, dan hospitality dengan rata-rata antara 15 ribu Euro sampai 52
ribu Euro.
 Dana hibah sebesar 10 ribu Euro untuk semua bisnis berskala kecil
 Pinjaman kepada British Business Bank hingga 5 juta Euro yang mana
selama 12 bulan tidak dikenakan bunga sama sekali. Pemerintah juga
menjamin kepada pemberi pinjaman sebesar 80 persen dari setiap pinjaman
kepada sektor usaha tersebut.

Referensi

Sugihamreta, I. G. (2020). Respon Kebijakan: Mitigasi Dampak Wabah Covid-19 Pada


Sektor Pariwisata. The Indonesian Journal of Development Planning, 4(2), 191-
206.

OkeTravel. (2020). Inggris Bentuk Tim Gugus Tugas Pemulihan Pariwisata.


Diakses pada 13 Maret 2021,dari
https://travel.okezone.com/read/2020/10/09/406/2291146/inggris-bentuk-
tim-gugus-tugas-pemulihan-pariwisata

OkeTravel. (2020). Inggris Tetap Welcome bagi Wisatawan Indonesia di Tengah


Pandemi Covid-19. Diakses pada 13 Maret 2021, dari
https://travel.okezone.com/read/2020/09/23/406/2282226/inggris-tetap-
welcome -bagi -wisatawan -indonesia-di-tengah-pandemi-covid-19?page=2

Anda mungkin juga menyukai