Anda di halaman 1dari 2

Haa, otoman teman semua!

Aku menandir ada stand yang berhada di tanggerang.


Hari ini aku akan menceritakan sobel, tentang, kancil, dan buayak.
Yung kita simang bersama-sama!
Soat tuh hari ada sekor kancil sedang berjalan-jalan santaai dihutan.
Disana ada sungai yang besar, dan akhirnya cukup dalam.
Rupa-pawak tuh kemudian peraknya keron-calan!
Iya sedang berpikir untuk mendapatkan mentimon yang letaknya berada di sebraksuai.
Tiba-tiba terdengar suara kecippak keras dari dalam sungai.
Dernyata itu adalah buayak.
Kancil yang cerdik itu, bol punya idej itu untuk mengalahkan rasa laparnya.
Ya bangkit-dejuduknya dan perjalan-jalan ke pakar-jalan suai untuk menghampir
buayak.
Selamat siang buayak! Apakah kau sudah makan?
Tanya kanca berbura-bura!
Nah, bol buayak itu tetap saja yang.
Nampaknya, iya tetiduk kulas.
Saya ingat tidak mencoba pertanyaan kacok.
Sekacoknya pun mendengar.
Ini jaraknya dengan buayak hanya satu meter saja.
Hai buayak!
Aku punya banyak dari seger!
Apakah kau sudah makan siang?
Tanya kanca dengan suar yang dikeras.
Buayak itu dibati-bati memilibaskan ekornya di air.
Ya bangun dari tetiduknya?
Ada apa?
Kau mengganggu tidur kusaja?
Coba buayak agak kesaluk.
Sudah gue bilang, aku punya banyak daging seger.
Tapi aku mau langsung tepung makanya.
Kau tahu bukan kalau aku tidak suka daging.
Jadi aku berniap memberikan daging seger ini untuk mau dan teman-teman mau.
Jawab kanca polos.
Benarkah itu?
Aku dan beberapa teman aku memang belum makan siang.
Hari ini ikan- ikan tak pergi ke mana?
Sehingga kami tak punya cukup makanan.
Coba buayak kejirangan.
Kebutulan sekali, kau tidak perlu havat dirakan ke laparan buayak.
Selamat kampunya teman baik sepertiku benarkah.
Ujar kancil sembari memperlihatkan diratan yg jirunya.
Terima kasih kancil.
Pernyata hati membukitum muliyak.
Sangat berbeda dengan apa yang dikatakan oleh teman itu?
Manjul percana.
Merakadilang kalau kau lecik dan suka memanfaatkan ke luar temanmu
untuk memenuhi segala ambisinmu.
Jawab buayak yang polos tanpa ragu-ragu.
Mendingar itu kancil sebenarnya gak kosong.
Namun, ya harto tata terlihat baik.
Dengar-dengar mendapatkan mentimun yang banyak di seberang sungai.
Aku tidak mungkin seharian sejahat itu.
Mialah mereka hanya belum menangkos aja.
Sekarang tanggila teman-temanmu.
Ujar kancil.
Buayak itu pun tersebutnya melega.
Ayernya ada jatah makan siang untuk hari ini.
Teman-teman!
Ayuh keluarlah!
Kita punya jatah makan siang daging segar yang sangat menggoda.
Alian sangat lupa bukan?
Pek buayak dengan suara yang selesa dikraskan
haker teman-temannya cepat keluar.
Tak lama kemudian muncullah buay-buayak lain.
Kalo warr secara bersamaan.
Melihat kedatangan buayak itu kancil berkata.
Ayuh-ayuh berbari siang rapi aku punya banyak dari yang segar untuk kalian.
Mendingar itu buay-buayak itu pun berbaris rapi di suai.
Bawa ikhla aku akan menghitung jumlah kalian
agar yang yang aku mengikan bisa merapan dan adil.
Kripukan jel.
Kancil pun melempat-lempat giring melawat buayak itu
sebari berkata.
Satu, dua, tiga, empat!
Medaan seterusnya hingga iya sampai di sebrang-fuel.
Buayak-buayak itu berkata.
Mana udah yang segar untuk makan siang kami?
Kancil terbahag bahag kemudian bergata.
Petabah bodohnya kalian.
Puka aku tak mau seputung pun dari yang segar di tangan.
Itu artinya aku tak punya dari yang segar untuk jatah makan siang kalian.
Enak saja mana bisa kalian makan tanpa usaha.
Buay-buayak itu pun merasa tertipu.
Salah satu di antara mereka berkata kancil.
Aku ngubalas semua perbuatanmu.
Kancil pun pergi sebari berkata.
Terima kasih, Buay-Baudoh.
Aku paham itu untuk pergi mencari mentimu yang banyak.
Aku laper sekali.
Nggak temat-teman.
Itu tadi ada lah cerita fabel tentang kancil dan buayak.
Terima kasih sudah mendengarkan
sampai jumpa!

Anda mungkin juga menyukai