Anda di halaman 1dari 18

Kisah Keluarga Bahagia - Bagian 18

Pembelajaran Nikmat 1

CRET... CREET CREECEEET... CREET.... CREETTT....

Tubuh Clara mengejang hebat. Punggungnya menggeliat-geliat seperti orang yang sedang
menahan gelitikan. Matanya terpejam erat dengan sesekali membuka dan hanya
menampakkan warna putih. Mukutnya megap-megap seperti ikan yang kekurangan air. Kakinya
menghentak-hentak hebat, menendangi apa aja yang ada dibawah.

"Ooooohhhhh... Karniaaaaa.... Rasa apa iniiii....? Ooohhhh.... Enak sekali Sayaaang... " Lenguh
Clara terus menggelijang,"Sumpaaah... Rasaanyaaaa.... Oooohhhhh...."
"Hihihi... Itu tadi... yang kamu rasain.... Adalah orgasme Sayang... Nikmatin aja..." Senyum
Karnia puas.
"Ooohhh.... Geeeelllliiiiii.... Ngiiiilllllluuuu.... Tapi Ennaaaakkk... Hhhhhhhhh....."

Mungkin karena tak kuat menahan rasa nikmat dari orgasme, Clara menjatuhkan tubuhnya
kedepan. Keatas meja saji sembari menekan-nekan selangkangannya dengan tangannya.
Tubuhnya terasa begitu lemas, kehabisan tenaga karena gelijang nikmat dari vaginanya. Dan
karena tak sadar, Clara tak sengaja menyenggol gelas kopinya hingga jatuh berkeping-keping
kelantai.

PRANG... PYAR...

"Ups... Aduuuuhhhh....Maaf.... Say.... Sssshhh...."Desah Clara singkat tanpa ekspresi. Karena


lelah, ia tak merubah posisi rebahannya diatas meja.
"Hehehehe... Iya nggak apa-apa Sayang... Biarin aja ntar juga diberesin ama mas-mas
penjaganya..." Ucap Karnia lirih sembari mengusap lembut rambut dan dahi Clara yang penuh
akan keringat nikmatnya.

"Aku berisik banget ya Kar...?" Tanya Clara lemas sambil mengatur nafasnya.
"Hehehe... Nggak apa-apa Say... Wajar itu...." Jawab Karnia.
"Malu aku jadinya..." Ucap Clara dengan tubuh yang sesekali mengelejat. Dengan susah payah,
gadis cantik itu mencoba mengatur posisi duduknya dan bertingkah senormal mungkin.
Berusaha tak menunjukkan jika ia baru saja merasakan sensasi ter-aneh yang belom pernah ia
rasakan seumur hidupnya.
"Malu kenapa....? Wong kamu nggak telanjang...? Hehehe...."
"Hihihi... Iya juga sih... Cuman sumpah... Baru kali ini aku ngerasain memek aku terasa
bener-bener enak Say..." Lenguh Clara pelan dengan senyum lebar menghiasi wajahnya..
"Baguuussss.... Itu baru namanya Clara....."
"Met malem Non... Non nggak kenapa-napa..?" Tanya salah seorang waitress yang segera
datang begitu mendengar suara gaduh dari arah meja Clara. Walau letak meja Clara dan Karnia
cukup tersembunyi dari meja yang lain, harus selalu ada waitress yang menjaga untuk melayani
pelanggan.
"Iyah... Maasss..." Jawab Clara terngah-engah.

Mendengar jawaban Clara yang kedengarannya aneh, waitress itu kemudian menatap kedua
customernya itu dari ujung rambut sampai ujung kaki, "Maaf Non... Apa Non sakit....?" Tambah
waitress itu kearah Clara.
"Ohhh.... Aku.... Ehhmmmmhhh... " Lenguh Clara susah berbicara. Ia hanya bisa merem melek,
berusaha menyembunyikan dera nikmat orgasme yang baru saja ia dapatkan dari dildo yang
masih bergetar pelan di vaginanya.

"Apa ada yang bisa saya bantu Non...?" Tanya si waitress


"Oooohhhh.. Karnia.... Stoopp dulu... Ehmmmhh..... " Rintih Clara lagi sembari meremasi
tangan sepupunya, berharap supaya Karnia menghentikan getaran dildo divaginanya.

"Hehehe.. Yaudah disambung nanti lagi ya Say..."


KLIK.

"Ohhhh... Makasih ya Kaarrr... Ehhmmhhhh.... Shhh..." Lenguh Clara begitu getaran dildo
berhenti, wajah Clara langsung terlihat begitu lega. Namun ia masih merasa malu jika sampai
ketahuan sedang bermasturbasi di tempat umum.
"Non... Kalo Non sakit... Mau saya bantu ke klinik...? Di Mall ini ada klinik juga loh Non..." Jelas
waitress itu memastikan.
"Enggak Masssshhh... Ehhhmmmm...." Jawab Clara sambil terus menggigit bibir bawahnya.

"Hihihi....Nggg.. Mas Asep...." Ucap Karnia sambil membaca nama waitressnya yang
terpampang diseragamnya, " Dia... Nggak apa-apa kok Mas... Dia baik-baik aja...." Tambah
Karnia sambil senyum-senyum sendiri, seolah sedang menertawakan reaksi Clara ketika baru
saja orgasme.
"Beneran Non ini nggak kenapa-napa..." Tanya Asep lagi dengan mata yang terus mencari tahu
mengenai kondisi gadis seksi yang menelungkup diatas meja cafenya.
"Iya Mass... Aku nggak kenapa-napa...Sssshh...." Sahut Clara dengan sesekali mengelejat
nikmat.

"Baiklah kalo begitu... Permisi ya Non... Saya mau ngebersihin lantai dulu...." Ucap Usep
setelah melihat kekacauan dibawah meja cafe tempat Clara dan Karnia duduk, buru-buru
jongkok dan mengambil pecahan gelas yang bertebaran dilantai.

"Wooww....?" Kaget Asep dalam hati ketika melihat kebawah kolong meja. Ia mendapati dua
pasang kaki putih mulus yang benar-benar menggoda birahi.
Dikolong meja sebelah kanan, waitress itu melihat seorang gadis bertubuh mungil berambut
hitam panjang sepunggung dengan payudara berukuran ekstra besar. Mengenakan atasan
kemeja yang sepertinya kekecilan, sehingga membuat payudara besarnya itu tercetak dengan
jelas. Terlebih dengan 3 kancing atas kemeja yang terbuka, seolah sengaja memperlihat
gundukan payudaranya yang tak tertampung beha. Bawahannya, gadis itu mengenakan rok
lebar pendek yang membuat kaki putih mulus tanpa bulunya terlihat begitu mengkilap licin.

"ASTAGAAA itu teteeek... Kok bisa cewek semungil itu punya tetek super besar gitu... ?" Batin
Asep melihat payudara Clara yang penyet karena terhimpit tubuhnya ketika menelungkup
diatas meja ," Ck... Ck... Ck... Ck...Gedhe banget... Mana urat-urat hijaunya keliatan... Pasti
bakalan merah tuh tetek kalo aku cupangin....." Tambah Asep sembari berusaha membasahi
tenggorokannya yang seketika menjadi kering

"Pasti enak banget tuh kalo diremes-remes...." Ucap Asep yang kemudian mengambil
handphone dari saku bajunya. Mematikan suara handphonenya dan mengaktifkan kameranya.
Setelah itu, ia mengambil gambar payudara Clara secara diam-diam.

KLIK...KLIK...KLIK
Beberapa gambar aurat tubuh seksi Clara berhasil ia abadikan.

Sedang dikolong meja sebelah kirinya, Asep melihat gadis yang juga tak kalah cantiknya.
Bertubuh tinggi langsing dengan potongan tambut sepundak. Mengenakan tshir ketat plus rok
pendek sepaha yang tertarik naik seiring posisinya duduk. Seolah memamerkan paha dan betis
panjangnya kepada siapa aja yang melihatnya.

"Ooohhh.... Itu selangkangan... Putih benerrrr yaak.... Enak banget tuh kalo dijilat-jilat..." Ucap
Asep yang sesekali melirik kearah paha dalam Karnia, "Ditapuk-tapuk kontol juga sepertinya
enak.... Ooohhhh Muluuuussnyaaaa....." Tambah Asep yang juga mengambil gambar kaki dan
paha Karnia secara sembunyi-sembunyi.

KLIK...KLIK...KLIK

Cukup lama, Asep berpura-pura membersihkan lantai yang sudah kering itu sembari terus
memphoto aurat kedua gadis yang ada didepannya. Berulangkali ia juga terlihat menelan ludah
birahinya yang terus keluar. Tak jarang, ketika mengelap lantai, ia juga sengaja menempelkan
kulit lengannya ke kaki Clara ataupun Karnia, demi bisa merasakan kemulusan kulit kedua
gadis itu.

"Hehehe... Lumayaaann....Mulus banget Cuiy...." Batin Asep girang sambil terus sengaja
menggoser-goserkan tangannya ke kulit mulus kaki Clara dan Karnia.

Merasa ada keanehan yang sedang terjadi dibawah meja, Karnia pun mengintip kearah Asep.
Dan begitu melihat senyum mesumnya, Karnia pun langsung sadar jika waitress itu sengaja
mengisenginya.
"Kampreeeett... Waitres ini cabul juga ya....?" Umpat Karnia dalam hati ketika mendapati ulah
cabul Asep ketika menatap dan memphoto payudara Clara dan isi selangkangan Karnia.
"Waaahhh... Nggak bener ini.... Cowo cabul begini... Nggak boleh dibiarkan niiihhh..."

Tiba-tiba, sebuah pemikiran iseng melintas dibenak Karnia.

Dengan santai, Karnia pelan-pelan menyandarkan badan kebelakang sambil berpura-pura


memainkan handphonenya. Ia nyalakan perekam video dan secara diam-diam lalu
mengarahkan handphone miliknya kearah Asep. Setelah itu, secara pelan-pelan, Karnia mulai
membuka kedua pahanya.

Sedikit demi sedikit, kedua lututnya semakin menjauh. Membuka pahanya semakin lebar.
Melebar dan melebar. Hingga Asep dapat melihat isi selangkangannya.

"GLEK...." Batin Asep ketika pada akhirnya menyadari ada pemandangan yang menakjubkan
dari arah selangkangan Karnia. Matanya melotot, tak berkedip sedikitpun. Mulutnya menganga
lebar dan tubuhnya membeku.

"KENA LO...." Batin Karnia sambil tersenyum.

"Mas Asep...? Gimana Mas selangkangan aku....? " Celetuk Karnia iseng, " Suka
ngelihatnya...?".
"Suka banget Non... " Jawab waitres itu tak sadar akan pertanyaan Karnia, "Putih bangeeet....."
"Kalo suka... Dipegang dong... " Sahut Karnia lagi.

"Loh eh...? " Sadar Asep tiba-tiba, "Maaf Non... Maaf....Saya nggak sengaja...." Tambahnya lagi
dengan muka merah padam.

"Ada apa Say...?" Tanya Clara sambil bangun dari posisi tidurannya.
"Hehehe.. Nggak apa-apa kok..." Jawab Karnia yang kemudian mematikan perekam videonya
dan menyerahkan ke Clara.

"Astaga... Kita diisengi ama Mas Waitress ini ya...?" Bisik Clara sambil menunjuk kearah
penjaga cafe yang masih pura-pura membersihkan lantai dibawah meja mereka.

Karnia tak menjawab, ia hanya tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Masih lama ngebersihinnya Mas...?" Tanya Karnia pelan.


"Ee... Eeehh... Iya Non sebentar lagi.. " Jawab Asep buru-buru, "Ini juga sudah mau selesai...."

Tiba-tiba Karnia melirik kearah Clara sambil tersenyum.

"Kenapa lagi Say...? " Tanya Clara heran.


"Isengin aaaahhh....." Celetuk Karnia dengan senyum yang makin lebar, "Rekam dia..." Tambah
Karnia meminta tolong.
"Maksudnya....?" Tanya Clara yang tanpa menu ggu jawaban sepupunya, sudah langsung
ngerti maksud kalimatnya barusan.

Dengan santai, Karnia berpura-pura membongkar isi tasnya, dan dengan sengaja menyenggol
gelas kopinya.

KLUTUK.... PYUK... SEEERRR....

Gelas kopi itu terguling kearah Karnia, langsung menumpahkan isinya ke meja dan membasahi
rok pendek beserta kaki mulusnya.

"Yaaahhh... Yaahh... Aduuuhh.... Tumpah.... " Pekik Karnia berpura-pura kaget sembari
berusaha menepiskan cairan kopi yang sudah terlanjur mengenai dirinya, "Addduhh Maass..
Maaf..." Tambah Karnia sambil terus menepis-nepiskan cairan hitam kecoklatan itu.
"Iihhhsss.. Karniaaaa.... Awas itu tas kamu kena kopi...." Panik Clara yang ikut-ikutan heboh.

"Wadduuuhh...." Jawab Asep yang segera menghindar dari cipratan kopi Karnia. Buru-buru
bangkit dari posisi jongkoknya lalu berdiri. "Hati-hati Non.... "
"Aduuuhh... Iyaaa... Maaf ya Maas.. Aku nggak sengaja...."
"Eeee..I...Iya Non... Nggak apa-apa..." Ucap Asep sambil menarik nafas karena melihat lantai
dibawah meja itu kembali kotor.

"Maaf ya Mas... Mas jadi kerja dua kali deh..... " Ucap Clara ikut-ikutan bersimpatik, "Lantainya
jadi kotor lagi Mas....
"Iya Non... Nggak apa-apa kok..." Jawab Asep sambil tersenyum kecut sebelum akhirnya
kembali jongkok dan mengelap lantai.

"Eh iya Mas....?" Panggil Karnia lembut.


"Ya Non....?" Jawab Asep yang masih sibuk mengelap lantai.

"Ada tissu nggak.... ?


"Ada Non..." Jawab Asep yang kemudian berdiri lagi guna mengambil persediaan tissu di
kantong samping celemeknya lalu menyodorkan ke arah Karnia.

"Nggg.... Bisa minta tolong lagi nggak Mas....?"


"Apa Non...?"
"Nggg.... Bisa minta tolong Mas buat sekalian ngelap kaki ama rok aku...? Aku nggak mau
tangan aku lengket Mas..." Tanya Karnia dengan nada genit.

"Hah...? Ngelap Ka...Kaki ama rok Non...?" Tanya Asep gugup.


"Iya... Pleaseeee.... Lengket banget nih Mas... " Ucap Karnia menyodorkan kaki panjang yang
basah karena kopi pada Asep.
"Bi... Bisa Non..." Jawab Usep girang sekaligus bingung.
"Yaudah.... Usap aja mas.... Nggak apa-apa kok..."
"Be... Beneran.. Non..?

Karnia mengangguk,

"Ngggg..... Permisi ya Non...."

Dengan perasaan gugup, akhirnya waitress itu menuruti apa permintaan Karnia.
Perlahan-lahan, ia membersihkan tumpahan kopi di telapak kaki Karnia. Kemudian punggung
kakinya, tumit, betis, tulang kering, hingga lutut. Namun ketika Asep ingin melap naik untuk
membersihkan paha, waitress itu kebingungan.

"Kenapa Mas...? Kok berhenti...? Paha aku khan belum dilap...?"


"Pa... Pahanya juga Non...?" Tanya Asep sambil dengan nada gugup.
"Iya dong... Khan biar badan aku nggak lengket...." Jawab Karnia cue, "Sekalian ama rok dan
dalem pahanya juga ya Mas..."

"Haaaaah..." Kaget Asep.


'Hihihi... Kenapa Mas...? Kok sepertinya kaget gitu...?" Tanya Karnia dengan wajah iblis
imutnya, "Emang Mas belom pernah pegang paha cewe ya...?"
"Nnngg...Anu... Udah pernah kok..."
"Yaudah kalo gitu... Bisa khan sekalian ngelap paha aku...?"
"Bi... Bisa Non...." Jawab Asep dengan muka merah. Kembali meletakkan tissu kering keatas
permukaan kulit Karnia yang putih mulus.
"GLEGHH...Mulus banget ini pahaaa...." Batin Asep yang menyempatkan diri melihat ujung
selangkangan Karnia.

Tak pernah sekalipun Asep bermimpi akan mengusap-usap paha seorang gadis seksi di tempat
kerjanya. Oleh karena itu, ketika tangan Asep bersentuhan dengan paha Karnia, berulang kali
jakunnya naik turun. Penisnya perlahan membengkak dan semakin mengeras.

"Paha dalamnya sekalian Mas..." Pinta Karnia sembari membuka kembali kedua lututnya.
"Pa... Paha da.. Dalam...?"
"Iya... Paha yang ini loooohhhh...." Tunjuk Karnia kearah paha sebelah dalamnya sembari
mengarahkan tangan Asep kedekat selangkangannya.
"Ehhh... Non...." Gugup Asep yang langsung celingukan kesekelilingnya ketika tangan Karnia
memegang tangannya untuk mengelap paha dalamnya.
"Kenapa Mas...? Gugup ya...?" Tanya Karnia genit.
"Eh... I..Iya...." Jawab Asep yang terus-terusan mengawasi area sekelilingnya.
"Hehehe.. Biasa aja Mas.... Orang saya juga biasa....Hihihi...." Ucap Karnia berusaha
menenangkan waitres yang sedang panik itu, "Tenang aja Mas.... Kita disini nggak ada yang liat
kok... Yuk... Keringin paha aku lagi...."
"Astaga..." Bingung Asep yang berulangkali menarik nafas, "I... Iya Non...."

Melihat kegugupan Asep, Karnia hanya bisa tertawa-tawa. Clara yang mengabadikan adegan
mereka berdua, hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah sepupunya melakukan kebiasaan
isengnya. hanya Asep yang bingung, sekaligus bersyukur atas kesempatan langka ini.

Sembari mengusap paha dalam Karnia, Asep berusaha mencari kesempatan untuk bisa melihat
lebih dekat celana dalam pelanggan didepannya. Dan ketika udapan tangannya semakin naik,
akhirnya ia berhasil mendapati apa yang ia cari sedari tadi.

"ANJRIIITTT... Warnanya Biru mudaaaaa...." Girang Asep begitu mendapati warna celana
dalam Karnia, "Kulitnya putih bangeeet Cuuuiiyyy.. Dan mekinya... Ooohhh... Gemuk banget tuh
meeekiiiii... Tembeeemm..." Tambah Asep yang semakin susah menahan konaknya.

Penisnya cenut-cenut melihat keberanian Karnia. Ditambah dengan melihat muka cantik nan
pasrah pelangannya itu, membuat Asep semakin berani memasukkan tangannya kedalam area
dekat selangkangan Karnia.

"Karnia... .." Bisik Clara khawatir dengan apa tujuan sepupunya itu membiarkan tangan Asep
makin merogoh-rogoh paha dalamnya.
"Tenang aja Say..." Karnia berkomat-kamit tanpa suara.

"Kenapa Mas...? Daritadi kok sepertinya gelisah...?" Tanya Karnia yang tiba tiba menatap tajam
kearah selangkangan Asep, "Kontol Mas... Sakit ya...?" Tambah Karnia langsung menebak.
"Ehhh...? Ke... Kenapa...? Kok...?"
"Iya... Kontol Mas Asep sakit ya..? Pengen ngaceng tapi nggak bisa.. Ketekuk karena kecepit
celana dalam sempit Mas.....?"
"Nngggg.... Anu... Eh... Iya Non... Hehehe..." Ucap Asep malu-malu.

"Kok bisa ngaceng sih Mas...? Mas suka ya ama apa yang Mas lihat...? Goda Karnia, Mas suka
ya megang-megang paha aku...? Mas suka ya ngintipin celana dalem aku..?"
"Ehhhh... Anu... Maaf Non... Saya nggak sengaja ngintip..."
"Iyaaa... Nggak apa-apa kok...Wajar kalo Mas penasaran..."
"Eeh.. I.... I.... Iya Non... "
"Kaasihaaaan... Sampe ngejendol banget itu kontol... Benerin aja dulu mas... Biar enak ngelap
paha dalem aku... Hihihi... " Goda Karnia sambil terus duduk dengan paha yang terbuka lebar,
semakin menggoda waitres mesum itu.

Mendengar saran Karnia, Asep buru-buru meremas penisnya, membetulkan batangnya yang
benar tertekuk. Namun karena susah, waitres itu tak juga berhasil juga meluruskan batang
penisnya.
"Hihihihi... Rogoh aja Mas... Biar gampang ngelurusinnya... " Saran Karnia, "Atau kalo perlu
keluarin aja dari celana... Biar nggak sakit kesiksa gitu..."
"Eh... Iya ya Non..." Tanya Asep yang langsung memasukkan tangannya kedalam celana
kemudian meluruskan batang penisnya, "Uuuhhhh.... Akhirnyaaaa lurus juga....." Lega Asep.

"Hihihi... Enak khan Maaas..." Tanya Karniia genit.


"Iya Non..." Jawab Asep singkat.
"Enak lagi... Kalo bisa sekalian coli disini ya Mas...? Hihihihi..."
"Hehehe... Ah Non bisa aja..."

"Kalo Mas mau... Mas boleh kok ngocok kontol mas sembari ngelap paha dalem aku...." Celetuk
Karnia tanpa ekspresi.

"KARNIA...." Kaget Clara dengan mata melotot

GLEGH.. Jakun Asep naik turun.


"Be... Beee. Beeeneran Nooonnnn......?"

"Hihihi....Iya......" Jawab Karnia menganggukkan kepala, " Malahan... Kalo Mas mau... Aku kasih
liat deh tetek sepupu aku buat ngebantu mas biar kontolnya cepet ngecrot.... Hihihi..

"IiIhhhsss..... Karnia... Apa-apaan sih...?" Kaget Clara keberatan


"Hehehe ya itu kalo kamu mau Say..."
"Iiihhhsss... Ogah bangeet..."

"Be.. Beneran boleh Non..." Tanya Asep lagi memastikan, tak mempedulikan perdebatan antara
Clara dan Karnia.
"Iya Maaasss... Gih... Keluarin kontolnya... Trus langsung kocok-kocok..."

Merasa mendapat durian runtuh disore hari, Asep langsung menurunkan resleting celana
kerjanya. Merogoh batang penisnya lagi dan mengeluarkannya. Tepat didepan kedua gadis
belia itu.

"Astaga... " Kaget Clara sambil menutup mulutnya.


"Hihihi... Kok kaget Say... Kontol Mas ini khan nggak seserem kontol Kak Ciello...."
"Hiya sih... Lebih kecil sih...." Celetuk Clara yang membandingkan penis Asep dengan penis
kakak kandungnya, "Lebih kurus juga.... Trus biji pelernya... mungil banget...."
"Hihihi... Jadi pakar kontol kamu sekarang Say...?" Ejek Karnia santai.
"Iiihhss.. Nggak juga sih... Cuman mau komen aja..."

"Hehehe... Iya deeeehh... Yang punya kakak kandung berkontol raksasa... " Goda Karnia lagi.
"Apaan siiihh.. Nggak gitu juga kali Saaay.. Hihihihi...." Balas Clara dengan muka merahnya.

"Hmmm... Kontolmu panjang juga ya Mas...Boleh aku pegang....?"


"Waaah.... Bo... Boleh Non... " Girang Asep.
"Hiya Say... Digenggam dua tangan, udah abis ini batangnya..." Ucap Karnia menyimpulkan.
"Iya khaaan.... Ga sepanjang kontol Kak Ciello..." Jawab Clara.

"Wah... Wah... Wah... Non ini suka ya ama kontol kakak Non...?"
"Ssstt.... Nggak usah ikut campur deh..." Tegur Karnia dan Clara hampir berbarengan.

"Hehehe... Berarti kalian ini cewe-cewe nakal ya...?" Tebak Asep, "Kalo gitu... Boleh dong saya
minta kontol saya disepongin sekalian.....? Hehehe...."

"Yeee....Itumah maumu Mas..." Ucap Karnia sambil menggenggam batang penis Asep.
"Yaaa.. Kali aja Non pengen sekalian... Hehehe....Ssshhh..." Lenguh Asep yang merasa
keenakan karena batang penisnya dipegang-pegang gadis belia, "Tangan Non halus banget ya
Non... Kocokin dooong..."
"Nggg... Mungkin nanti aja kali yaaaa Maasss... Hihihi..." Tolak Karnia sopan, "Mendingan
sekarang Mas keringin paha dalem aku aja dulu... Udah mulai lengket nih rasanya..."

"Hehehe. Iya... Baik Non..." Ucap asep yang segera celingukan kearah sekitarnya.
"Aman kok Mas... Jam segini mah pengunjung cafe Mas sedikit..." Jelas Karnia yang begitu
awas dengan situasi cafe.

Mendengar penjelasan Karnia, Asep buru-buru berjongkok lagi disamping meja. Lalu masuk ke
kolongnya. Setelah itu ia duduk diantara kaki Clara dan Karnia. Dengan detak jantung yang
berdetak kencang, waitress itu menjulurkan salah satu tangannya untuk mengelap sisa cairan
kopi yang masih membasahi paha dalam karnia. Sementara tangan satunya lagi mulai
mengocok batang penisnya kuat-kuat.

TEK TEK TEK TEK....

"Hihihi... Mas Asep pasti udah nafsu banget ya...? Masa baru ngelihat paha dalem aku aja udah
ngocok secepet itu....."
"Hehehe... Iya Non... Saya udah terlanjur nafsu banget ngelihat ini paha Non..."
"Jangan kenceng-kenceng ngocoknya Mas... Kasihan ama kontolnya ... Ntar patah
looohh...Hihihihi..."
"Hehehe... Kontol saya kuat kok Non... Nggak mungkin patah..." Sombong Asep yang semakin
mempercepat kocokan penisnya.
"Wooww.. Perkasa banget dong Masss...?" Goda Karnia yang sengaja
menyenggol-nyenggolkan kepala penis Asep dengan jari kakinya.
"Ooohh..... Noon.. Kalo begini caranya.. Bisa ngecrot cepet nih saya...".

TEK TEK TEK TEK....TEK TEK TEK TEK....

"Hehehe... Baru juga kena kaki aku Mas... Masa udah mau keluar...?" Ejek Karnia, "Gimana
kalo kena badan aku yang lainnya...?"
"Hehehe... Habisan Non nafsuin banget.... "
"Mas suka...?"
"Suka banget Non... Apalagi disuruh ngelap-elap paha semulus ini... Bisa bikin saya makin
cepet keluarnya nih Non..."
"Hihihi... Baguussslah kalo begitu... Yaudah... Terusin Mas..."

Dengan seksama, Asep mengusap-usap paha mulus Karnia. Mengusap mulai dari paha dekat
lutut dengan gerakan keatas. Naik sedikit demi sedikit hingga usapannya semakin mendekat
kearah selangkangan Karnia.
"Kok bisa sampe sini ya Non tumpahan kopinya...?" Ucap Asep yang terus mengusap paha
dalam Karnia secara bergantian.
"Iya ya Mas.. Aku juga heran... Nakal banget kopinya ya... Sampe-sampe masuk ke
selangkangan aku..." Goda Karnia terus, "Kalo gitu..... Nggggg.... "Sejenak, gadis belia itu
pura-pura berpikir, sebelum akhirnya mengucapkan kalimat nakalnya lagi.
"Kenapa Non...?"
"Kalo gitu.... Boleh nggak Mas.... Nggg.... Mas sekalian ngelap celana dalem aku..." Pinta
Karnia sambil tersenyum genit.

"Haaah....? Ngelap.... Ce...Celana dalem...?" Kaget Asep dengan mulut menganga lebar.
"Iya Mas....Kok kaget...? Mas mau khaann...? Ketimbang nanti gara-gara lengket... Memek aku
jadi dikerubutin semut...?"
"Waaaaahhh... Ya jelas mau Non... Mau banget..." Ucap Asep bersemangat.

Waitress itu pun langsung memindahkan tangannya dari yang semula mengusap paha, menjadi
mengusap celana dalam Karnia. Tissunya yang sudah mengecil tipis pun sengaja tak ia ganti.
Asep ingin tangannya sendiri yang mengelap celana dalam beserta permukaan kulit nan halus
milik Karnia itu.

"ANJROOOTTTT... EMPUK BENER INI MEKIIIII...." Batin Asep dengan jakun naik turun.
Seolah kesulitan menelan liur birahinya. "Udah kulitnya putih... Tembem pula dagingnya..."
Tambah Asep yang langsung mempercepat kocokan batang penisnya

TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK...


Kocokan penis Asep terdengar semakin cepat dan nyaring. Memperlihatkan tingkat birahi
waitress itu yang sudah semakin memuncak.
TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK TEK...
"Hoooohhh.... Nooonnn... Seksi banget kamu Nooonnn..."
"Hihihi... Santai aja Mas ngocok kontolnya... Ntar malah bener-bener patah loooh... "

Melihat Asep yang mati kutu menahan birahi, keisengan Karnia pun semakin menjadi-jadi.

"Aman..." Batin Karnia yang sekilas, menyapu situasi disekitarnya.


"Kamu mau apa lagi Say..." Tanya Clara dengan mulut komat kamit.
Karnia tak menjawab, ia hanya tersenyum sembari meminta Clara supaya terus merekam aksi
mesum Asep.

Karena letak tempat duduk yang jauh dari pandangan dan pembatas meja yang tinggi,
memungkinkan Karnia bertindak lebih nekat lagi. Menggoda Asep dengan hal yang sama sekali
tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

"Nggg... Sebentar Mas... Sebentar.... Tangan Mas jangan disitu dulu...." Celetuk Karnia yang
tiba-tiba menyingkirkan tangan Asep dari selangkangannya, "Kok celana dalem aku berasa risih
banget ya..? Seperti nggak bisa kering nih Mas...?" Tambahnya lagi sambil berpura-pura
membuka pahanya lebih lebar lagi sambil mengangkat roknya keatas. Mencoba melihat kondisi
celana dalam berwarna biru mungilnya dengan seksama.

"Sepertinya air kopinya ada yang masuk ke memek aku deh Mas...." Kata Karnia yang tanpa
diduga-duga, menyibakkan salah satu lubang kain celana dalamnya kesamping.
Memperlihatkan setengah daging vagina gundulnya dengan jelas. Setelah itu ia meraba celah
kewanitaannya dan mencolek cairan vaginanya dengan dua jari lentiknya.

"UHUK..UHUK...UHUK.... " Kaget Asep tiba-tiba, tersedak liur birahinya karena melihat
keberanian Karnia. "UHUK...UHUK...UHUK..."
"KARNIIIAAAA..." Tegur Clara juga yang terkaget-kaget melihat tingkah nakal sepupunya.

"Ssshh... Kok air kopinya bisa masuk kesini sih...?" Tanya Karnia polos sembari terus
mengusap bibir vaginanya didepan mata Asep.
"Astagaaa... Ma..Masa sih Noonn...? " Gugup waitress itu sambil mendekatkan wajahnya
keselangkangan Karnia.

"Iya Mas... Beneran... Memek aku berasa basah banget iniihh..." Jawab Clara yang kemudian
mengeluarkan jarinya dari dalam celana dalam dan mendekatkannya ke wajahnya.

"Coba liat Non..."


"Eeeh... Bukan ding Mas.... Hehehehe.... Sorry..... Ini yang basah ternyata bukan kopi... Tapi
lendir memek aku.... Hehehe...." Tawa Karnia renyah tanpa merasa malu.
"Waaahhh... Kamu sange ya Non...?" Tebak Asep, "Sange kenapa Non...?"
"Ssssttt.... Nggak usah dibahas Mass... Ayo dibersihin lagi celana dalem aku ya..."

"Ehhh... Isshhh... I.. Iya.....Non..." Ucap Asep yang tanpa basa-basi, langsung mengelap celana
dalam Karnia yang ternyata udah basah karena lendir kewanitaannya, "Meki Non... Bening
banget ya Non... Bikin kontol saya makin nyut-nyutan..."
"Masa sih Mas...? Nyut-nyutan gimana...?"

"Iya Non... Lihat nih... Kenceng banget khaaan...?" Unjuk Asep menepuk-tepukkan batang
penisnya yang sangat keras itu ke kaki Karnia sembari terus mengusapi celana dalam gadis
belia itu.
"Ngggg... Iya.. keras banget...."
"Gara-gara nguselin celana dalam Non inih... Hehehehe..."

"Sepertinya bakalan susah kering ya Mas....?"


"Iya Non... Mungkin karena basahnya bukan karena kopi sih..."
"Hmmm... .. Kalo aku lepas aja ya celana dalamnya... Kira-kira Mas jadi lebih gampang
ngeringinnya nggak...?"

"Dilepas....? Waaah... Bo.. Boleh banget tuh Non... Pasti bakalan lebih cepet kering..." Girang
Asep yang membetot-betot batang penisnya sekuat mungkin.

TEK TEK TEK... TEK TEK TEK... TEK TEK TEK...

Betotan kulit penis asep, terdengar begitu nyaring. Tertarik ulur dengan kecepatan tinggi.

"Hihihi... Mas Aseeeppp... Udah nafsu banget nih sepertinya... " Celetuk Karnia yang tanpa
ragu, segera melepas celana dalamnya. Dengan gerakan lambat. Sengaja membuat Asep
semakin tersiksa karena birahinya.

"KARNIAA.. JANGAAANN... Nekat banget sih kamu Say... "Tegur Clara yang melihat Karnia
semakin berbuat asusila ditempat umum.
"Hihihi.. Nggak apa-apa Say... Biar Mas Waitress ini cepet ngecrotnya..." Ucap Karnia santai,
membiarkan ketelanjangan vaginanya menjadi santapan mata mesum waitress kafe itu. "Ini
Mas celana dalamku... "
"Waaah... Kalo gini.... Pasti lebih cepet keringnya Non... Hehehehe..."

"Nggg.... Sepertinya nggak usah kamu keringin deh Mas... "


"Loh kok....?"
"Iya... Itu celana dalam... buat kamu aja deh.... Buat ngebungkus kontol Mas biar nanti pas
muncrat... Pejuh Mas nggak nyepret kemana-mana..."
"Beneran nih Non...? Ntar Non masuk angin loh kalo nggak pake celana dalam...."
"Hihihi... Nggaklaah... Aku udah biasa kok 'polosan' seperti ini...."

"Woooowww... Nakal sekali kamu Non...Yaudah... Makasih ya Noon... " Ucap Asep yang tanpa
berpikir panjang langsung meletakkan celana dalam Karnia itu kewajahnya. "Oooohhh.... Bau
meki dan lendir gadis cantik memang berbeda ya Non... Bener-bener wangi... Bikin saya nggak
kuat lagi nahan ngecrot Non..." Tambah Asep yang terus menghirup dalam-dalam aroma
kewanitaan Karnia.
"Hihihihi... Mukamu mesum banget Mas... "
"Ohhh... Non cantiiikkk...." Kata Asep yang kemudian buru-buru melilitkan celana dalam kecil itu
ke batang penisnya. Setelah itu ia kembali mengocok batang penisnya kencang-kencang.

TEK TEK TEK... TEK TEK TEK...TEK TEK TEK.... TEK TEK... TEK TEK TEK...TEK TEK TEK....
"Ooohhh Nooonnn... Rasanya makin enaaakk.."
"Hihihi... Bagus deh kalo Mas suka...."
"Suka banget Noonn... Apalagi meki non sepertinya wangi deh... Seksi... Boleh nggak saya
cium sedikit....?" Tanya Asep sembari menciumi tissu bekas mengeringkan lendir vagina Karnia.
"Colek aja deh ya Mas... Jangan dicium..."
"Oooohhh... Nooooonnnn.... Makasih Noooo... " Girang Asep yang buru-buru mengusel lendir
vagina Karnia dan mencolek lendir birahinya yang semakin membanjir basah, "Anjriitt Nooon...
Sumpah... Ini meki tercantik yang pernah saya lihat... Udah kulitnya putih... Bersih... Wangi
pulaaaa.... Ooohhhh.... Seksi sekaali kamu Nooonn..."

TEK TEK TEK... TEK TEK TEK...TEK TEK TEK.... TEK TEK... TEK TEK TEK...TEK TEK TEK....

"Aaahh..... Mas Asep bisa aja ngegombalnya...." Toyor Karnia ke kepala Asep.
"Beneran Non... Meki Non beneran jauh lebih bagus daripada meki istri saya.... Bahkan... Meki
Non jauh lebih bagus daripada meki pemain film bokep yang sering saya liat...
"Masa sih Mas... Mas berlebihan deh kalo muji akunya...."
"Iya Non... Beneran... Kalo dibanding ama meki Non mah meki punya istri saya nggak ada
apa-apanya Non... " Jelas Asep, "Kalo meki istri saya tuh item.... Bauk... Trus longgar pula...
Beda banget ama meki punya Non.." Tambah Asep sambil terus mecolek-colek celah vagina
Karnia yang makin basah akan lendir kemaluannya. Bahkan, tak jarang Asep menjilati lendir
vagina Karnia yang melumuri jarinya.
"Sssttt... Nggak boleh Mas ngehina barang milik istri sendiri...."
"Saya nggak ngehina Non... Itu beneran... Kalo meki Non ini mah udah pasti enak banget... "
Puji Asep tak henti-hentinya, "Apalagi kalo dikobel-kobel begini..." Iseng Asep yang tiba-tiba
melesakkan satu jarinya masuk kedalam liang vagina Karnia.

PLAAAK....
"Heeehh... Nggak boleh...." Tampar Karnia ke tangan Asep. Mencegah jemari tangannya masuk
lebih jauh kedalam celah sempitnya.
"Hehehe... Ayolaaahh.... Dikit aja Non..." Pinta Asep yang kembali mencoba menusukkan jemari
tangannya ke liang vagina Karnia.

PLAAAKK
"Nggak boleh..." Tampar Karnia lagi lebih keras.
"Ayolah Noonn... Masukin dikit aja..." Pinta Asep yang kemudian menyibakkan kedua bibir
vagina Karnia kesamping. Mengintip celah kemaluannya yang berwarna merah muda.

PLAAAKK
"JANGAN...DITUSUK-TUSUK...! " Larang Karnia, "Kalo mau... pegang aja..."

"WAAAHHH... Beneran Nooon.... ?"


"Iya... " Ucap Karnia sambil mengamit tangan Asep. Kemudian meletakkan pada tengah
tengah-tengah selangkangannya.
"ASTAGAAA... KARNIAAA... Kok kamu...."
"Ssstt... " Bisik Karnia tersenyum penuh misteri, melarang Clara berkalimat lagi.

TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK
TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....

"Ohh Nooonnn... Mekimu empuuk bangeeett... Saya jadi mbayangin sedang ngentotin meki
tembem Non niiihh.... Ooohh.. Ohhh... Ohhh..." Lenguh waitress itu sambil terus mengocok
batang penisnya dengan brutal.

TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK
TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....

"Ooohh Nooonnn.. Saya nggak kuat laaagii...Saya mau keluaaar Nooonnn.... Mau
ngecroooott... Shhh... Oooohhh....."
"Hihihi.. Iyaaa Maaasss.. Keluarin ajaaa … " Senyum Clara licik sambil melirik kearah Clara.

TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK
TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....TEK TEK TEK.....

"Saya keluarin sekarang ya Nonn.. Saya keluariinnn... Ohhh.. Anjriiiitttt...."

Seiring kocokan tangannya, tubuh Asep mulai bergetar. Matanya terpejam erat dan mulutnya
meringis. Otot lehernya bertonjolan dengan nafas mendengus-dengus.

"Nikmatin aja Mas... Orgasme terhebatmu...." Seru karnia yang tiba-tiba menekan tombol
remote yang tergeletak di meja. Membuat dildo di vagina Clara seketika itu bergetar.

DRRDTTTDEETTT... DRRDTTTDEETTT... DRRDTTTDEETTT... DRRDTTTDEETTT...

"Loohh...? Kok dildonya geter-geter lagi....?" Kaget Clara yang semula lemas, kembali
merespon getaran dan gelitikan pada vaginanya. Menggeliat-geliat tak terkendali karena
rangsangan yang teramat nikmat.
"Loohhh....? Kar.... Karnia... Kamu mau ngapain....? Kok dildonya digeterin lagi...? Oohh...
Oohh... Oohh... Karnia....?" Lenguh Clara bingung.

Melihat kebingungan Clara, Karnia malah tersenyum lebar. Kemudian ia menekan tombol lain di
remote. Sengaja menggetarkan dildo di vagina Clara dengan mode kecepatan yang lebih tinggi.

DRETDRETDETDET....DRETDRET... DRDTTTDEETTT..... DRETDRETDETDETDRETDRET...


DRETDRETDETDET....DRETDRET... DRDTTTDEETTT..... DRETDRETDETDETDRET...

"Ooooohhhh.... Ohhh.... Karniiiiiaaaaa....." Pekik Clara kaget yang spontan kembali


mengejat-kejat karena merasa kegelian yang amat sangat pada vaginanya. Kakinya kembali
bergerak tak terkontrol. Menendang-nendang kesegala arah. Termasuk kearah Asep yang
masih berada di bawah meja.

JBUG... JBUG... JBUG... JBUG...

"Aduh.... Aduh... Non.... Kok saya ditendangi...? Aduh Stop...." Teriak Asep kaget karena
menerima tendangan dari arah belakang tubuhnya.

"Ooohh... Karnia... Stoop... Stoop... Memek aku masih ngiluu iniihh... Ooohh... Oohh.. " Lenguh
Clara sembari terus menendang Asep yang duduk dibawah mejanya. Seolah mengganggu
orgasme waitress yang akan orgasme karena mengusap-usap vagina sepupunya itu.

JBUG... JBUG... JBUG...

Antara kesakitan dan ingin cepat-cepat orgasme, Asep berusaha tak menghiraukan tendangan
Clara. Selain itu karena birahinya udah terlanjur tinggi, tendangan acak dari kaki Clara seolah
tak berdampak apapun padanya. Karena tak lama kemudian, Asep berhasil mendapatkan
kenikmatan masturbasi yang telah lama ia nantikan.

"Ooohh.. Nooonn Cantikkuuuu..... Sayaaa.... Keluuuaaaarrr nih Nooonn..... SAYA KELUAR....


SAYA NGECROOOTTT.... Oohhh... ANJRIIIIITTT... OOHHH.. OOOHHH..."

CROT... CROT CROOCOOT CROOT... CROOT... CROOT..

Semburan sperma Asep memancar cepat ke segala arah, melenting tinggi dan mendarat di kaki
Karnia. Begitu kental. Begitu lengket. Begitu banyak.
"Ihhhsss.... Maaasss kok dimuncratinnya ke kaki aku siiihh...?" Pekik Karnia geli, "Ihh... Khan
joroookk... " Tambah Karnia yang ikut-ikutan menedang-nendang kearah Asep.
"Ooohh.. Ohhh... Maaf Non... Habisan saya nggak nahan lagi... Oohhh.... Oohhh...." Lenguh
Asep yang terus-terusan mengocok batang penisnya nikmat, "Maaf Nooonnn... Ssshh...".

"Aaaahhhh.... NAJIS... Mas tuh yaa... Udah dikasih enak malah ngelunjak.... Mana pejuh Mas
bauk banget..." Bentak Karnia emosi.
"Ooohh.. Maaf Nooonnn.... Karena Non bukan cewe baik-baik... Saya pikir Non suka kalo
dimuncratin pejuh...."

"APA...? GW BUKAN CEWE BAIK-BAIK....?" Bentak Karnia semakin emosi, "Nama lo Asep
khan...?"
"Ehhh... Iya... Emangnya kenapa Non...?"
"Gw mau LAPOR ke bos lo..." Ancam Karnia.
"Loohhh....? Lapor...?" Heran waitres itu, "Kok malah lapor Non...?"

"Karena lo habis ngelakuin perbuatan yang tak senonoh pada kami berdua...."
"Waduh...? Ma... Maksudnya gimana ya Non...?"
"Iya... karena lo habis melakukan perlakuan cabul... Gw mau laporin lo ke bos lo..."

"Loh loh loooh.. Non...? Kok gitu sih...?" Kaget Asep yang buru-buru keluar dari kolong meja.
Mengelap penisnya yang masih meneteskan sperma dan memasukkannya kedalam celana.

"Atau kalo nggak... Gw mau laporin lo ke satpam.... Kalo ada karyawan di cafe ini yang suka
berbuat cabul...." Ancam Karnia lagi, "Udah suka ngintipin badan cewek... Suka ngambil photo
diem-diem pake hape.... Trus barusan... Enak-enakan kamu ngocok kontol didepan kami
berdua...."
"Wa.. Waduh....?" Bingung Asep, "Ja... Jangan asal nuduh Non...? Saya nggak photo-photo
Non berdua kok....?"
"Hmmm... Lo mau ngelak ya...?"
"Saya nggak ngelak Non... Cuman khan tadi kalo ngocok kontol... Itu Non sendiri yang minta..."

"APA....? LO BILANG GW YANG MINTA LO NGOCOK KONTOL KECIL LO DIDEPAN GW...?"


Amuk Karnia dengan nada pelan namun tajam.

"I... Iya..." Jawab Asep gugup, "Bukan begitu khan Non...?" Tanya Asep pada Clara, berusaha
mendapat dukungan.
"Enggak kok... Mas yang cabul...." Jawab Clara, "Nih liat buktinya..." Tambah gadis mungil itu
sambil menunjukkan rekaman cabul barusan. Rekaman dimana Asep sedang mengocok
penisnya di bawah meja.

"Loh... Ehhh....? Waduh....?" Panik Asep


"Gimana...? Masih mau ngelak...?" Tanya Karnia ,"Pasti banyak banget ya photo cabul di hape
lo....? Udah... Buruan panggil Manager lo...."
"Waduh Non.... Maaf.... Jangan laporin saya ke manager ya...?"
"Nggak bisa.... Pokoknya... Gw mau laporin lo ke manager.... Kalo perlu... Gw mau laporin lo ke
Polisi...."

"Yaaah Non... Ampun Nooon...." Ucap Asep melas, "Saya bisa dipenjara Non..."
"Makanya... Jadi cowo jangan usil... Jangan suka iseng..."
"Maaf Non....Maaf... Jangan laporin Nooonn.... Pleaaseee... Damai aja ya Noon...." Pinta Asep
melas.

"Damai-damai gundulmu somplak...." Toyor Karnia ke kepala Asep.


"Jangan ya Nooon.... Saya punya anak Istri Nooon.... Kalo saya dipecat... Saya bingung
ngehidupin mereka...."
"Makanya... Jadi orang jangan suka berbuat cabul... Hmmmm... Kalo mau nggak gw laporin...
Lo berani bayar berapa...?"
"Nngggg... Sejuta deh Non...?"
"Hah...? Sejuta...?"
"Kedikitan ya Non...?" Bingung Asep, "Dua juta...?"
Karnia tak menjawab, ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tiga...? Empat....? Atau Lima...?" Tanya Asep terus menawarkan uang damai dengan nominal
yang semakin tinggi.

"ENGGAK..." Jawab Karnia singkat, "Gini aja deh...Kalo lo ga mau dilaporin ke Manager atau
Polisi... Gw mau.... Hmmmm.... Gw mau... Gw dan saudara gw... Bisa makan dan minum gratis
di cafe ini.... Gimana...? Setuju....?" Tembak Karnia pada Asep.
"Waduh....? Ngggg....."
"Yaudah... Kalo nggak mau... Gw mau ke manajement aja deh..."
"Iya Non... Baik... " Jawab Asep terpaksa, "Baik.... Non boleh makan minum gratis...."
"SELAMANYA....?"
"Iya Non... Iya... Selamanya......."

"Hihihihi..... Yaudah deh kalo gitu..... Sekarang Mas Asep bawain makanan gih... Aku dan
sepupuku udah laper banget nih..." Pinta Karnia sambil mengusap dan meremas pelan
selangkangan Asep pelan.
"Ssshhh... I... Iya Non..." Lenguh Asep keenakan.
"Cuman... Ntar nyuguhin makanannya... Jangan dikasih pejuh, ludah, atau ramuan yang
aneh-aneh ya Maasss Aseeepp..." Ucap Karnia, "Soalnya kalo aku nemuin hal aneh di pesanan
aku... Mas tau sendiri khan akibatnya....?"
"I... Iya Non...."

Dengan perasaan dongkol, Asep kembali ke tempat kerjanya. Mukanya merah padam,
menandakan perasaan malu yang amat sangat.

"Hahahaha.... MAMPUS...." Ucap Karnia dengan nada kemenangan,"Mulai sekarang... Kita bisa
makan dan minum di cafe ini sepuasnya Saaayyy...."
"Iihhhsss.. Karniaaa... Khan kasihan Mas waitressnya...." Ucap Clara iba.
"Kasihan....? Cowo seperti dia mah nggak perlu dikasihani Saay.... " Sengit Karnia, " Udah suka
ngintip... Ngambil photo cabul kita pula... Ntar kalo photo-photo kita disebar di internet gimana
coba...?"
"Hihihihi.... Kaya kamu nggak pernah photo-photo cabul aja Say....?" Sindir Clara sambil
menunjukkan puluhan photo mesum Karnia di handphonenya.
"Hehehehe.... Kalo itu ya beda Say...." Bela Karnia dengan wajah lugu.

"Hihihi... Kamu tuh ya... Nakal banget sih jadi cewe...." Ejek Clara
"Nakal...? Enggak ah... Aku itu cuman iseng..." Ucap Karnia yang tiba-tiba mengambil sesuatu
dari kakinya dan mengoleskan ke tangan Clara.

"Iiiiihhhhhhsssss... Karniaaaaa... Ini khan pejuh Mas tadi..." Geli Clara yang buru-buru
membersihkan tangannya
"Hahahaha.... Tadi katanya kamu udah mulai suka ama pejuh Say... Ini dikasih colek malah
kegelian... "
"Ya tapi nggak pejuh setiap cowo keleeeuusss..."
"Hahahahaha... Kamu cuman demen pejuh Kak Ciello aja ya Say...?"
"Hihihi... Iya kali..." Jawab Clara malu-malu.
"Ama pejuh Om Mike...?"
"Ngggg... Bisa.... Hehehe..." Tambah Clara dengan muka memerah.

"Dasar... Lonte murahan... Masa pengennya dipejuhin Bokap ama Kakak kandung sendiri.."
"Hihihi... Biarin.... Masih mending ketimbang pengen dipejuhin ama Mas penjaga cafe...?" Goda
Clara santai.

"Eh iya Kar... Tadi pas memek kamu diusap-usap jari Mas Asep... Kamu sange nggak...?"
"Cuman cewe bego yang dikobel nggak sange Say... Hihihi..."
"Walau kamu udah sering kobel-kobelan...? Masih bisa sange aja ama orang yang nggak
dikenal...?"
"Hehehe... Itu naluri Say..."
"Iya... Naluri Lonte ya... Hahahaha..." Tawa Clara lepas, "Omong-omong... Gimana ceritanya sih
Say...? Kamu sampe jadi binal seperti ini...?"

"Hehehe... Disinilah cerita kenakalan aku dimulai...." Ucap Karnia santai sambil kembali
menekan tombol remote dimeja. Menggetarkan dildo mungil yang masih terselip di liang
kewanitaan sempit milik Clara.

DRETDRETDETDET....DRETDRET... DRDTTTDEETTT..... DRETDRETDETDETDRETDRET...


DRETDRETDETDET....DRETDRET... DRDTTTDEETTT..... DRETDRETDETDETDRET...

" Eeehhhmmmmhhh........Kaaarrrniiiiiaaaaaaa..... Oooohhh... Oooohhh... Ooooooohhhhhhh..."

Anda mungkin juga menyukai