Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DAN KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK

Evolutionary Model Prototyping

Disusun oleh:

Alegrarsio Gifta L 607062300029


R. Clara Angelica Surya Kusumah 607062300007
Muh Zayyan Al Thaaf Nur 607062330072
Muhammad Ramadhan Fathoni 607062300055
Manda Aysy Erina Bhakti 607062300101

D3IF-47-03

TELKOM UNIVERSITY
BANDUNG
2023
Evolutionary Model : Prototyping

Pengertian Evolutionary Model


Evolutionary model adalah salah satu model pengembangan sistem informasi yang berdasarkan
pada konsep evolusi, yaitu perubahan yang terjadi secara bertahap dan berulang untuk mencapai hasil
yang lebih baik.

Evolutionary Model Prototyping


Evolutionary model prototyping adalah metode pengembangan sistem informasi yang
menggunakan prototipe sebagai alat untuk mengeksplorasi dan memvalidasi persyaratan sistem.
Prototipe adalah versi awal dari sistem yang dibuat untuk menunjukkan fungsi dan fitur utama kepada
pengguna dan pelanggan. Prototipe evolusioner dibangun berdasarkan persyaratan dasar yang
dikumpulkan dari pengguna akhir, dan kemudian disempurnakan secara bertahap melalui umpan balik
dan evaluasi. Tujuan dari metode ini adalah menghasilkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pengguna, serta mempercepat proses pengembangan. Model evolusioner prototipe biasanya
digunakan dalam situasi-situasi tertentu di mana kebutuhan dan persyaratan proyek mungkin tidak
sepenuhnya diketahui atau dapat berubah selama siklus pengembangan. Prototyping aplikasi adalah
sebuah metode yang digunakan untuk mendesain suatu aplikasi perangkat komputasi yang akan di
kembangkan.

Karakteristik Evolutionary Model Prototyping


1. Pengembangan bertahap
2. Umpan balik pengguna yang intensif
3. Fleksibilitas terhadap perubahan
4. Identifikasi resiko
5. Iterasi dan peningkatan berkelanjutan

Alur Evolutionary Model Prototyping


1. Pengembang dan pengguna melakukan komunikasi untuk mengidentifikasi dan menentukan
persyaratan dasar sistem yang diinginkan. Persyaratan ini dapat berupa fungsi, fitur, antarmuka,
atau kinerja sistem.
2. Pengembang membuat prototipe awal dari sistem berdasarkan persyaratan dasar yang telah
disepakati. Prototipe ini dapat dibuat dengan menggunakan alat-alat yang mudah dan cepat,
seperti bahasa pemrograman tingkat tinggi atau aplikasi generik. Prototipe ini bertujuan untuk
menunjukkan konsep dan ide utama dari sistem kepada pengguna.
3. Pengembang menunjukkan prototipe awal kepada pengguna dan meminta umpan balik dan
evaluasi dari mereka. Pengguna dapat memberikan saran, kritik, atau permintaan perubahan
terhadap prototipe. Pengembang juga dapat melakukan pengujian dan verifikasi terhadap
prototipe untuk mengecek kebenaran dan kualitasnya.
4. Pengembang memperbaiki dan menyempurnakan prototipe berdasarkan umpan balik dan
evaluasi dari pengguna. Pengembang dapat menambahkan, mengubah, atau menghapus fungsi,
fitur, antarmuka, atau kinerja sistem sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna.
Pengembang juga dapat melakukan optimasi dan refaktor terhadap prototipe untuk
meningkatkan efisiensi dan reliabilitasnya.
5. Pengembang mengulangi langkah kedua hingga keempat secara iteratif sampai mendapatkan
prototipe akhir yang memenuhi semua persyaratan dan harapan pengguna. Prototipe akhir ini
merupakan versi lengkap dan final dari sistem yang akan diimplementasikan.
6. Pengembang mengimplementasikan prototipe akhir menjadi sistem operasional yang siap
digunakan oleh pengguna. Pengembang juga dapat melakukan dokumentasi dan pelatihan
terhadap sistem kepada pengguna.

Kelebihan dan Kekurangan Evolutionary Model Prototyping


 Kelebihan
 Umpan balik pengguna yang intensif
 Fleksibilitas terhadap perubahan
 Visibilitas awal terhadap fungsionalitas
 Pemahaman kebutuhan yang lebih baik
 Pemecahan resiko yang cepat
 Kekurangan
 Biaya dan waktu
 Kesulitan manajemen konfigurasi
 Pentingnya pengawasan manajemen proyek
 Kualitas prototipe yang tidak konsisten
 Kemungkinan kesalahan interpretasi

Manfaat Prototyping
1. Prototipe memberikan perspektif orang luar dan sudut pandang yang berbeda sehingga aplikasi
akan dapat lebih mudah untuk direkayasa
2. Menciptakan ruang untuk bereksperimen
3. Membantu meringankan biaya pembentukan aplikasi
4. Melibatkan pengembangan dan investasi

Langkah-langkah
1. Tentukan fungsionalitas yang ingin dibuat
2. Membuat sketsa di layar utama
3. Berikan tampilan profesional
Gambar : kita bisa menggunakan figma sebagai aplikasi perancang digital
4. Bagikan prototipe dengan pihak yang berminat

Hal yang Perlu dipertimbangkan pada Prototyping Aplikasi


1. Uji prototipe dalam aplikasi
2. Buat desain aplikasi
3. Jelajahi pola dan pustaka siap pakai

Macam-macam Metode
1. Wires
2. Preview
3. Fixed Elements
4. Overlays
5. Time-based Triggers
6. Auto-Animate
7. Drag Gestures
8. Voice-based Triggers
9. Keyboard Triggers
10. Gamepad Triggers
11. Speech playback
12. Export to After Effect
13. Easing and Animation

Contoh Prototype

Anda mungkin juga menyukai