Anda di halaman 1dari 1

“Kegagalan Dishub Jember” dalam penerapan SSA di wilayah kampus!!

Akhir-akhir ini ramai di perbincangkan perihal Sistem Satu Arah (SSA) yang tidak efektif dan malah
menyusahkan pengguna jalan.Sistem satu arah ini adalah sebuah sistem Lalu lintas yang diterapkan
Dinas Perhubungan(Dishub) Kabupaten Jember dengan merubah Jalan dua arah menjadi jalan satu
arah lintas guna menertibkan jalan, yang pada awalnya diterapkan pagi hari pukul 06.00 sampai
08.00 dan sore pukul 16.00 sampai 18.00, namun seiring jalanya waktu SSA diterapkan selama 24
jam dan dijaga ketat oleh Dishub.

Alih-alih menertibkan jalan,kebijakan ini justru mengundang banyak kontroversi dan penolakan dari
sejumlah masyarakat dan pengendara.Sebab pengendara harus berputar mengelilingi jalan jawa,
mastrip dan sekitarnya untuk mencapai tempat yang ingin di tuju.Sehingga banyak pengendara yang
beralih melalui jalan tikus, jalan yang awalnya sepi tiba-tiba menjadi padat dengan kendaraan yang
ingin menghindari SSA.Masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah tersebut merasa terganggu dengan
kepadatan kendaraan yang melintasi jalan tikus tersebut.

Bahkan para pejalan kaki juga kesulitan untuk menyebrang dikarenakan para pengendara yang
kebut-kebutan yang terjadi karena para pengendara yang terburu-buru dan terkadang juga lalu lintas
yang tiba-tiba menjadi macet.Masalah selanjutnya dialami driver ojek online yang harus mengantar
jemput pelanggan yang seharusnya bisa 10 menit, dengan adanya SSA menjadi 20 sampai 30 menit
dengan tarif yang sama.Hal ini juga kerap dirasakan para mahasiswa yang harus pergi ke kampus
tepat waktu tapi harus memilih jalan memutar untuk mencapai tujuan, selain memakan waktu ini
juga menguras bensin lebih banyak dari sebelum berlakunya SSA.

Sistem Satu Arah (SSA) ini menerima berbagai penolakan sampai masyarakat melakukan unjuk rasa
dengan cara mamasang banner yang bertuliskan ”KAMI WARGA JALAN TEGAL GEDE MENOLAK SSA
24 JAM”, banner ini terpapang jelas di keempat ruas jalan yang mejadi satu arah tersebut. Disisi lain
warga yang bermata pencaharian sebagai seorang Ojol dan sejenisnya melakukan demo dengan
mencabut tanda satu arah yang ada di jalan tegal boto dan jalan mastrip.

Penolakan dari masyarakat ada pada puncaknya terjadi demonstrasi yang dipelopori oleh
mahasiswa,driver ojol dan masyarakat sekitar di daerah gedung DPRD Jember . Banyaknya
demonstran melakukan aksi anarkis dengan membongkar paksa barrier atau pembatas jalan di jalan
kawasan kampus sebagai bentuk penolakan terhadap penerapan Sistem Satu Arah (SSA).Dengan
banyaknya aksi penolakan oleh warga sekitar membuat Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten
Jember Agus Wijaya mengumumkan untuk mencabut penerapan SSA 24 jam dan hanya
memberlakukan kembali SSA pada jam 06:00-08:00 WIB dan 16:00-18:00 WIB.

Dari sini sungguh terlihat “Kegagalan Dishub Jember” yang optimis dalam menerapkan kebijakan
SSA.Banyaknya dampak yang terjadi nampaknya kebijakan tersebut sepertinya harus direkonstruksi
kembali, karena banyak masyarakat yang resah dengan adanya SSA, seharusnya pemerintah sebelum
menerapkan SSA, terlebih dahulu di tahap uji coba dishub menganalisis dampak lingkungan (amdal)
terlebih dahulu, agar sistem tersebut bisa diterapkan secara efisien dan relevan untuk jangka
panjang. Jika pemerintah menerapkan amdal terlebih dahulu sebelum membuat kebijakan tidak akan
ada masalah bagi masyarakat, karena mereka akan tahu sistem ini cocok diterapkan atau tidak
ditengah padatnya aktivitas manusia dan pusat kota.

Anda mungkin juga menyukai