Anda di halaman 1dari 13

ANALISA KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL

DI RUAS JALAN S.PARMAN DAN JALAN DI.PANJAITAN

Novriyadi Rorong
Lintong Elisabeth, Joice E. Waani
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: rorong_novriyadi@yahoo.com

ABSTRAK
Persimpangan adalah bagian dari ruas jalan dimana arus dari berbagai arah atau jurusan bertemu.
Itulah sebabnya di persimpangan terjadi konflik antara arus dari jurusan yang berlawanan dan
saling memotong, sehingga mengakibatkan terjadinya kemacetan di sepanjang lengan simpang.
Begitu juga pada simpang empat lengan tak bersinyal di ruas jalan DI.Panjaitan dan jalan S.Parman
terjadi kemacetan yang disebabkan oleh berkurangnya lebar efektif jalan karena adanya parkir
dibadan jalan. Pada simpang tak bersinyal di jalan DI.Panjaitan-jalan S.Parman terjadi kemacetan
yang di sebabkan oleh hambatan samping, tingginya populasi kendaraan yang tidak di imbangi
dengan ketersediaan infrastruktur (prasarana) jalan yang memadai. Sehingga penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa kinerja simpang empat lengan tak bersinyal tersebut berdasarkan
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dan menganalisa persimpangan untuk meningkatkan
kinerja simpang empat lengan tak bersinyal tersebut.
Analisis hasil penelitian menunjukan kinerja simpang untuk kondisi simpang tak bersinyal pada
keadaan eksisting dengan adanya parkir disisi jalan yang mengurangi lebar efektif, didapat jumlah
arus total 2050 smp/jam, kapasitas (C) = 2140 smp/jam dan derajat kejenuhan (DS) = 0,958.
Melebihi batas kejenuhan yang disarankan oleh Manual Kapasitas Jalan Indonesia yaitu > 0,75 dan
0,803 pada alternatif pelarangan parkir nilainya > 0,75 pada kondisi belum ada jalan alternatif
yang lain dimana jalan boulevard dua dan jembatan soekarno. Karena itu perlu ditinjau kembali
simpang empat lengan di ruas jalan S.Parman – DI.Panjaitan setelah dibukannya jalan boulevard
dua dan jembatan soekarno. Pada simpang empat lengan di ruas jalan S.Parman - jalan
DI.Panjaitan perlu di rencanakan gedung parkir/ lahan parkir karena di lokasi tersebut adalah lokasi
pertokoan.

Kata Kunci : Kinerja, Simpang Empat Lengan, Tak Bersinyal,

747
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Persimpangan adalah bagian dari ruas jalan dimana arus dari berbagai arah
atau jurusan bertemu. Itulah sebabnya di persimpangan terjadi konflik antara arus
dari jurusan yang berlawanan dan saling memotong, sehingga mengakibatkan
terjadinya kemacetan di sepanjang lengan simpang.
Pada persimpangan ini, terjadi kemacetan yang disebabkan oleh hambatan
samping, tingginya populasi kendaraan yang tidak di imbangi dengan
ketersediaan infrastruktur (prasarana) jalan yang memadai. Karena jalan
DI.Panjaitan-jalan S.Parman tersebut terletak di daerah bisnis (pertokoaan) maka
aktifitas di samping jalan seperti pengangkutan barangbarang, penyeberangan
orang yang tidak teratur, juga badan jalan yang menjadi tempat parkir bahkan
menjadi tempat berjualan, dan aktifitas naik-turun penumpang dari angkutan
umum, serta kendaraan yang berhenti menyebabkan kemacetan sehingga
membuat antrian kendaraan yang sangat panjang, bahkan bisa mengurangi waktu
tempuh perjalanan.
Berkurangnya lebar efektif dari ruas jalan serta konflik yang terjadi pada
persimpangan yang mengakibatkan kemacetan pada lengan persimpangan,
memerlukan analisa kinerja simpang tersebut berdasarkan ukuran-ukuran. Dari
analisis tersebut diharapkan kinerja simpang tak bersinyal di jalan DI.Panjaitan-
jalan S.Parman yang didasarkan pada ukuran-ukuran kinerja, kita bisa
merencanakan solusi agar di daerah simpang tak bersinyal itu kemacetannya dapat
dikurangi dengan memisalkan pemasangan rambu lalu lintas, pelebaran badan
jalan atau pengunaan lampu lalu lintas pengatur simpang.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana kinerja simpang empat lengan tak bersinyal di jalan DI.Panjaitan-
jalan S.Parman
2. Bagaimana merencanakan pengaturan simpang empat lengan tak bersinyal di
jalan DI.Panjaitan-jalan S.Parman untuk meningkatkan kinerja simpang.

Pembatasan Masalah
1. Lokasi penelitian di fokuskan pada simpang tak bersinyal empat lengan di
jalan
DI.Panjaitan - jalan S.Parman
2. Kinerja simpang tak bersinyal di analisa berdasarkan MKJI 1997

Tujuan Penulisan.
1. Menganalisa Kinerja Simpang Tak Bersinyal di jalan DI.Panjaitan dan jalan
S.Parman berdasarkan parameter kinerja simpang tak bersinyal dengan
metode MKJI 1997.
2. Mencarikan solusi / alternatif untuk peningkatan kinerja simpang tak
bersinyal pada jalan DI.Panjaitan - jalan S.Parman.

Manfaat Penelitian
1. Mengetahui kinerja dari simpang empat lengan tidak bersinyal di jalan
DI.Panjaitan - jalan S.parman
2. Mengurangi kemacetan yang terjadi di ruas jalan DI.Panjaitan - jalan
S.Parman pada jam-jam sibuk
Memberi masukan kepada instansi terkait dalam hal pemecahan alternative
terhadap kemacetan simpang tak bersinyal di jalan DI.Panjaitan - jalan S.Parman.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota
yang diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber daya
untuk pembangunan jalan raya dan belum optimalnya pengoperasian lalu lintas
yang ada, merupakan persoalan utama yang harus di hadapi berbagai kota - kota
di Indonesia tidak terkecuali di Malang.
Kota Malang adalah salah satu kota yang terletak di Jawa timur. Kota
yang berada 90 km sebelah selatan Surabaya dan merupakan Kota terbesar kedua
di Jawa Timur setelah Surabaya, serta merupakan salah satu Kota terbesar di
Indonesia menurut jumlah penduduk. Kota Malang berada di dataran tinggi yang
cukup sejuk, dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Malang. Luas
wilayah Kota Malang adalah 252,10 km2. Menurut Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Malang, tahun 2017 penduduk Kota
Malang sebanyak 895.387 jiwa. Kota yang cukup memiliki kepadatan penduduk
ini juga dikenal sebagai salah satu Kota tujuan pendidikan terkemuka di Indonesia
karena banyak Universitas dan Politeknik negeri maupun swasta yang terkenal
hingga seluruh Indonesia dan menjadi salah satu tujuan pendidikan berada di Kota
ini, beberapa di antaranya yang paling terkenal adalah Univesitas Brawijaya,
Universitas Negeri Malang, dan Universitas Muhammadiyah Malang.
Padatnya jumlah penduduk di Malang baik penduduk asli Malang maupun
pendatang tentu memiliki dampak yang besar dalam permasalahan lalu lintas.
Kecelakaan adalah rentetan dari akibat permasalahan lalu lintas yang sering kali
terjadi di jalan, bagian jalan yang menimbulkan permasalahan lalu lintas biasanya
terjadi pada persimpangan jalan. Pada persimpangan terdapat pergerakan lalu
lintas menerus dan saling berpotongan dengan kendaraan lainnya yang
mengakibatkan banyak terjadinya gangguan lalu lintas.

Ada beberapa persimpangan di Kota Malang yang menarik untuk dikaji,


meskipun terkenal dengan padatan kendaraanya, akan tetapi masih adanya
simpang tak bersinyal di daerah tersebut dan berpotensi terjadi permasalahan lalu
lintas, yaitu di Jl. Mayjend Sungkono – Jl. Raya Tlogowaru
Pada persimpangan Jl. Mayjend Sungkono – Jl. Raya Tlogowaru memiliki 3
lengan. Masing – masing lengan memiliki lebar jalan pendekat utara - selatan
memiliki lebar jalan 8,4 meter, pendekat barat lebar jalan 6,1 meter, Pada kondisi
eksisting simpang Jl. Mayjend Sungkono – Jl. Raya Tlogowaru memiliki jam
sibuk 06.00 – 08.00 dengan arus lalu lintas 3151 kend/jam. Panjang antrian
kendaraan di jalan ini 35 meter dengan lama waktu tundaan 30 detik. Selain
itu kurang taatnya pengemudi terhadap tata tertib berlalu lintas juga sering terjadi
pada simpang ini.
Panjangnya antrian kendaraan dan lamanya waktu tundaaan terjadi karena
banyaknya pengemudi kendaraan yang kurang taat peraturan lalu lintas seperti
menggunakan jalur kendaraan lain untuk bergegas berbelok, bermanuver
berlawanan arah, dan tidak mau mengalah antara pengendara satu dengan yang
lain. dari simpang ini jika menuju ke Timur, terdapat sekolah TK-SD Model Kota
Malang, Politeknik Kota Malang, SMK Negri 10 Malang, SMP 23 Malang
dengan jarak 200 meter dari simpang. hal ini tentu bekontribusi aktif juga dalam
permasalahan lalu lintas pada persimpangan, anak-anak sekolah yang
mengendarai motor banyak terlihat memotong jalur kendaraan lain dengan
sembrono dan sangat membahayakan untuk kendaraan lainnya.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada persimpang
tersebut dan melihat potensi dari banyaknya masalah yang terjadi maka
diperlukan studi evaluasi simpang tak bersinyal pada simpang tiga Jl. Mayjend
Sungkono – Jl. Raya Tlogowaru

1.2 Identifikasi Masalah


a. Pada simpang tiga Jl. Mayjend Sungkono – Jl. Raya Tlogowaru untuk
ruas Jl. Mayjend Sungkono lengan utara-selatan memiliki volume
kendaraan sebesar 2096 kend/jam, Jl. Raya Tlogowaru lengan timur
sebesar 1055 kend/jam,

b. Aktivitas samping pada simpang tiga Jl. Mayjend Sungkono – Jl. Raya
Tlogowaru yaitu pada simpang ini terdapat beberapa pedagang serta
kendaraan parkir di bahu jalan tepatnya pada ruas Jl. Tlogowaru
sehingga pada saat arus kendaraan dari arah Jl. Mayjend Sungkono
selatan menuju lurus ke Jl. Tlogowaru timur dan saat berbarengan
terdapat arus kendaraan belok dalam hal ini belok kanan menuju Jl.
Myajend Sungkono, maka harus menunggu kendaraan berbelok terlebih
dahulu dikarenakan badan jalan yang terpakai oleh pedagang dan
kendaraan parkir, hal ini menyebabkan antrian pada simpang Jl.
Tlogowaru arah pendekat timur.

c. Dari simpang ini jika menuju ke sekolah TK-SD Model Kota Malang,
Politeknik Kota Malang, SMKN 10 Malang, SMP 23 Malang, dengan
jarak 200 meter dari simpang. Sedangkan jika menuju selatan menuju
arah buluagung

1.3 Rumusan Masalah


a. Bagaimana kinerja simpang tak bersinyal tiga lengan pada Jl. Mayjend
Sungkono – Jl. Raya Tlogowaru pada saat ini?

b. Bagaimana jika kinerja pada simpang tak bersinyal Jl. Mayjend


Sungkono – Jl. Raya Tlogowaru buruk?

1.4 Batasan Masalah


Tidak menganalisa dampak lingkungan yang terjadi serta dampak Biaya
Operasional Kendaraan (BOK).

1.5 Tujuan Studi


a. Mengetahui kinerja simpang tak bersinyal tiga lengan pada jl. Mayjend
Sungkono – jl. Raya Tlogowaru
b. Mengetahui jika kinerja pada simpang tak bersinyal Jl. Mayjend
Sungkono – Jl. Raya Tlogowaru buruk?
1.6 Manfaat
a. Manfaat penelitian bagi Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan utuk penelitian
selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
pengetahuan tentang evaluasi kinerja simpang tak bersinyal.
b. Manfaat penelitian Pemerintahan Kota Malang
Sebagai alternative masukan dan pertimbangan untuk instansi
terkait dalam penanganan dan pengelolaan lalu lintas Kota Malang.
c. Manfaat penelitian bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan di bidang transportasi dalam
mengevaluasi tingkat kinerja pada simpang tak bersinyal.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persimpangan merupakan salah satu sarana transportasi darat yang
mempertemukan dua atau lebih jalan dan membentuk jaringan transportasi.
Jaringan transportasi mempengaruhi berbagai elemen kehidupan seperti
bidang ekonomi, bisnis, sosial maupun pendidikan. Seiring meningkatnya
kepemilikan kendaraan, serta kemajuan dibidang industri, perdagangan,
distribusi barang dan jasa menyebabkan menigkatnya volume lalu lintas.
Kota Purwokerto merupakan salah satu kota kecil yang berkembang
pesat. Karena itu, aktivitas masyarakatnya tergolong kategori tinggi. Dengan
demikian salah satu dukungan yang paling prioritas diperlukan dalam suatu
proses untuk menjangkau antara satu tempat ketempat yang lain adalah
adanya sarana dan prasarana yang memadai.
Jalan Gatot Subroto merupakan salah satu jalan utama yang padat
lalu lintas. Jalan tersebut menjadi prioritas aktivitas masyarakat Purwokerto
karena terdapat beberapa sekolah, tempat ibadah (masjid dan gereja), kantor
dan cafe and resto.
Pada Skripsi Analisis Efektivitas Simpang Tak Bersinyal Jalan Gatot
Subroto dan Jalan Gereja di Purwokerto Untuk 10 Tahun ini, penulis meneliti
simpang tak bersinyal Jalan Gatot Subroto dan Jalan Gereja karena dinilai
kurang efektif. Simpang tak bersinyal yang menghubungkan antara Jalan
Gatot Subroto dan Jalan Gereja ini menyebabkan penumpukan kendaraan
pada saat puncak kepadatan lalu lintas yang menimbulkan konflik internal
dan eksternal. Konflik internal yaitu faktor yang dipengaruhi oleh
karakteristik jalan tersebut yang termasuk jalan kota dengan sistem jaringan
jalan sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota,
menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil,
serta menghubungkan antar pusat permukiman yang berada di dalam kota.
Sedangkan konflik eksternal yaitu faktor yang dipengaruhi oleh prilaku
pengguna jalan raya / warga yang melintas pada jalan tersebut.

Atas dasar uraian di atas maka pada Skripsi Analisis Efektivitas


Simpang Tak Bersinyal Jalan Gatot Subroto dan Jalan Gereja di Purwokerto
Untuk 10 Tahun ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur kelayakan
pelayanan jalan pada ruas jalan tersebut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Skripsi Analisis Efektivitas Simpang Tak

Bersinyal Jalan Gatot Subroto dan Jalan Gereja di Purwokerto Untuk 10


Tahun adalah sebagai berikut :
1. Barapa DS (Derajat Kejenuhan) pada simpang tak bersinyal Jalan Gatot

Subroro dan Jalan Gereja di Purwokerto pada tahun 2017, 2022, dan

2027?

2. Bagaimana menejemen lalu lintas pada simpang tak bersinyal Jalan Gatot

Subroro dan Jalan Gereja di Purwokerto?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada Skripsi Analisis Efektivitas Simpang Tak
Bersinyal di Jalan Raya Jendral Soedirman Purwokerto Untuk 10 Tahun
adalah sebagai berikut :
1. Menghitung DS (Derajat Kejenuhan) pada simpang tak bersinyal Jalan

Gatot Subroto dan Jalan Gereja di Purwokerto pada tahun 2017, 2022,

dan 2027.

2. Mengetahui menejemen lalu lintas pada simpang tak bersinyal Jalan

Gatot Subroro dan Jalan Gereja di Purwokerto.


D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian pada Skripsi Analisis Efektivitas Simpang Tak
Bersinyal di Jalan Raya Jendral Soedirman Purwokerto Untuk 10 Tahun
adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pentingnya efektivitas

pada simpang tak bersinyal Jalan Gatot Subroto dan Jalan Gereja di

Purwokerto.

2. Memberikan informasi kepada pihak Pemerintah kota Purwokerto tentang

pentingnya rekayasa lalu lintas pada simpang tak bersinyal Jalan Gatot

Subroto dan Jalan Gereja di Purwokerto.


ANALISIS KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL
JALAN RESIDEN PAMUJI – JALAN PANGLIMA BESAR
SUDIRMAN KOTA MOJOKERTO, JAWA TIMUR.

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Teknik


Disusun Oleh :

RAFIAH ALFISYA KUMALA S.


201210340311194

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018

ABSTRAK

Persimpangan merupakan tempat bertemunya jenis kendaraan mulai


dari mobil, sepeda motor, bus, truk hingga kendaraan lainnya. Seperti
yang terjadi pada persimpangan Jalan Residen Pamuji – Jalan Panglima
Besar Sudirman Kota Mojokerto. Arus lalu lintas pada simpang ini
menjadi tidak teratur, sehingga menimbulkan kecelakaan, dan tundaan
pada tengah - tengah persimpangan. Persimpangan ini merupakan
kawasan komersial dimana terdapat pusat perbelanjaan seperti toko di
sepanjang jalan, pasar besar Kota Mojokerto, dan pusat peribadatan
umat Hindu yaitu Vihara Hok Sian Kiong yang berada tepat di sebelah
Selatan simpang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara manual,
yaitu menghitung setiap kendaraan yang melewati simpang sesuai
dengan jenis kendaraannya. Dari hasil studi analisis ini diperoleh
jumlah arus kendaraan sebesar 5563,8 smp / jam. Untuk nilai derajat
kejenuhan (DS) terbesar adalah simpang Jalan Residen Pamuji (0,85)
dan Jalan Panglima Besar Sudirman (0,84).

Kata kunci : Analisis Kinerja Simpang, Kota Mojokerto


ABSTRACT

An intersection is a point at which vehicles such as car,


motorcycle, bus, and truck intersect. On the intersection of
Letkol Sumarjo – Residen Pamuji – Panglima Besar
Sudirman – Jaksa Agung Suprapto roads in Mojokerto City,
most road users are in rush. This leads to accident and traffic
congestion. The intersection is a commercial area with stores
along the roadsides, a big traditional market of Mojokerto,
and a monastery named Hok Sian Kiong at the south side.
The data were collected manually by counting every passing
vehicles according to their types. The analysis results showed
that traffic - flow rate is 5563,8 PCE/hour. Meanwhile, the
Degree of Saturation (DS) value was >0,8. As conclusion, the
intersection needs improvement

Keyword: Intersection Performance Analysis, Mojokerto City

1. Untuk mengurangi kemacetan di simpang jalan tak bersinyal


terutama dibadan jalan didepan pertokoan, sebaiknya untuk
pengangkutan barang-barang dari truk ke toko dilakukan dipagi
hari disaat lalu lintas belum terlalu padat. Atau ketika
pengangkutan barang sudah selesai, truk diharuskan langsung
keluar dari badan jalan dan melanjutkan perjalanan. Supaya tidak
terjadi kemacetan ketika ada kendaraan berat yang lewat di
persimpangan tak bersinyal.
2. Untuk aktifitas-aktifitas yang masih menggunakan badan jalan
untuk tempat berhentinya kendaraan pribadi, angkutan umu, untuk
berjualan, atau bahkan digunakan untuk parkir kendaraan,
sebaiknya dilakukan pemasangan rambu-rambu lalu lintas
dipinggir jalan seperti “DILARANG PARKIR DIBADAN
JALAN”. Dan untuk yang menggunakan badan jalan sebagai
tempat berjualan, sebaiknya diberi saran atau masukan kalo
berjualan dibadan jalan itu bahaya dan bisa mendapatkan
sanksi/denda. Alangkah baikya berjualan didalam pasar karena
lebih aman.
3. Kondisi yang diinginkan

Anda mungkin juga menyukai