Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan
akreditasi adalah bagaimana mengatur sistem pedokumentasian dokumen.
Pengaturan sistem dokumentasi dalam suatu pedoman untuk proses
implementasi akreditasi Puskesmas Wooi dianggap penting karena dokumen
merupakan acuan kerja, bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program
dan kegiatan, serta bagian dari salah satu persyaratan Akreditasi Puskesmas
Wooi. Dengan adanya system dokumentasi yang baik dalam suatu
institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap personil maupun bagian-
bagian dari organisasi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan bersama dalam
upaya mewujudkan kinerja yang optimal.
Dokumen yang dimaksud dalam Akreditasi Puskesmas Wooi secara garis
besar dibagi atas dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen
tersebut digunakan untuk membangun dan membakukan system manajemen
mutu dan sistem manajemen pelayanan. Dokumen internal tersebut berupa
Kebijakan, Pedoman/Panduan, Standar operasional prosedur (SOP) dan
dokumen lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoman-
pedoman (regulasi) eksternal yang berlaku. Agar para pemangku kepentingan
Akreditasi Puskesmas Wooi memiliki acuan dan memudahkan dalam melakukan
dokumentasi perlu disusun Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Pedoman ini dimaksudkan agar semua pemangku kepentingan memiliki
acuan dalam melakukan standarisasi tata naskah seluruh dokumen terkait
akreditasi Puskesmas Wooi.
2. Tujuan
a. Tersedianya pedoman bagi Kepala, penanggung jawab dan pelaksana
upaya kesehatan di Puskesmas Wooi dalam menyusun dokumen-
dokumen yang dipersyaratkan dalam standar akreditasi,
b. Tersedianya Pedoman bagi pendamping akreditasi di Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepulauan Yapen untuk melakukan pendampingan pada
Puskesmas Wooi,
c. Tersedianya pedoman bagi Surveior dalam melakukan penilaian
akreditasi Puskesmas Wooi,
d. Tersedianya pedoman penyusunan dokumen untuk pelatihan
akreditasi Puskesmas Wooi.

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 1


C. Dasar Hukum
Dasar hukum dalam penyusunan pedoman dokumen akreditasi Puskesmas Wooi
adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran,Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
112;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 80 Tahun 2012
tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2016
tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2022,
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter;

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 2


BAB II
DOKUMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS WOOI

A. Jenis Dokumen Berdasarkan Sumber


1. Dokumen Internal
Sistem manajemen mutu, system penyelenggaraan pelayanan upaya
kesehatan perorangan, dan sistem penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat yang berupa dokumen seperti Surat Keputusan, pedoman/
panduan, SOP (Standar Operasional Prosedur) serta Kerangka Acuan
Program maupun Kerangka Acuan Kegiatan perlu dibakukan sebagai
dokumen internal yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas Wooi. Dokumen
internal tersebut disusun dan ditetapkan dalam bentuk dokumen yang harus
disediakan oleh Puskesmas Wooi untuk memenuhi standar akreditasi.
2. Dokumen Eksternal
Dokumen eksternal yang berupa peraturan perundangan dan pedoman-
pedoman yang diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan, Pemerintah
Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan organisasi
profesi, yang merupakan acuan bagi Puskesmas Wooi dalam
menyelenggarakan administrasi manajemen dan upaya kesehatan perorangan
serta penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat. Dokumen-dokumen
eksternal sebaiknya ada di Puskesmas Wooi tersebut, sebagai dokumen yang
dikendalikan, meskipun dokumen eksternal tersebut tidak merupakan
persyaratan dalam penilaian akreditasi.

B. Jenis Dokumen Akreditasi


1. Dokumen Asli
Dokumen yang sudah disahkan oleh Kepala Puskesmas dengan tanda
tangan basah dan stempel basah dengan jumlah dokumen hanya satu. Pada
kiri atas, distempel ASLI dan disimpan dibagian admin (koordinator
pengendali dokumen)
2. Dokumen Master
Dokumen yang sudah disahkan oleh Kepala Puskesmas dengan tanda
tangan basah dan tidak distempel basah dengan jumlah dokumen hanya
satu. Disimpan dibagian admin (koordinator pengendali dokumen) dan
digunakan untuk menggandakan dokumen atau dokumen master inilah yang
difotocopi
3. Dokumen terkendali
Dokumen master yang difotocopi atau digandakan, distempel basah dan
pada kiri atas, distempel TERKENDALI. Jumlahnya sesuai kebutuhan dan

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 3


dicatat kemana akan didistribusikan serta dokumen ini digunakan untuk
kepentingan internal.
4. Dokumen tidak terkendali
Dokumen terkendali difotocopi atau digandakan dan pada kiri atas,
distempel TIDAK TERKENDALI. Jumlahnya sesuai kebutuhan dan tidak
perlu dicatat kemana akan didistribusikan serta dokumen ini digunakan
untuk kepentingan eksternal (diluar dari FKTP).
5. Dokumen Kadaluwarsa
Dokumen yang dinyatakan sudah tidak berlaku oleh karena telah
mengalami perubahan/revisi sehingga tidak dapat lagi menjadi acuan dalam
melaksanakan pekerjaan. Dokumen ini harus ada tanda/stempel
KADALUWARSA.

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 4


BAB III
TATA NASKAH AKREDITASI

A. Tata Naskah
Untuk ketentuan tata naskah Puskesmas Wooi memberlakukan terhadap
semua dokumen yang akan disusun dalam system manajemen mutu dan
akreditasi dengan mengacu pada Surat Keputusan Kepala Puskesmas Wooi
Nomor : /445/SK-ADM/PKM.W.DW/2023 tentang Tata Naskah Puskesmas
Wooi. Adapun ketentuan yang dipergunakan oleh Puskesmas Wooi adalah
sebagai berikut:
1. Pengertian
a. Tata Naskah dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi
pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi
dan penyimpanan naskah dinas serta media yang digunakan dalam
komunikasi kedinasan.
b. Naskah Dinas adalah Informasi tertulis sebagai alat komunikasi
kedinasan yang dibuat dan atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang
di Puskesmas Wooi.
c. Format adalah naskah dinas yang menggambarkan tata letak dan
redaksional, serta penggunaan lambang/logo dan stempel.
d. Stempel/cap dinas adalah tanda identitas dari suatu jabatan atau instansi.
e. Kop naskah dinas adalah kop surat yang menunjukan nama instansi
f. Penanda tanganan naskah dinas adalah hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang ada pada seorang pejaba tuntuk menanda tangani naskah dinas
sesuai dengan tugas dan kewenangan pada jabatannya.
g. Keputusan kepala adalah naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk
hukum yang bersifat penetapan, individual, konkrit dan final.
h. Logo adalah gambar atau huruf sebagai identitas instansi.
2. Asas Naskah Dinas, terdiri atas :
Asas efisien dan efektif, Asas pembakuan, Asas akuntabilitas, Asas
keterkaitan, Asas kecepatan dan ketepatan, Asas keamanan.
3 . Prinsip Naskah dinas:
Ketelitian, kejelasan,singkat dan padat,logis dan meyakinkan.

4. Pengetikan:
a. Bentuk Huruf (fonts)
1. Setiap tulisan naskah dinas termasuk SK dan dokumen lainnya
menggunakan bentuk huruf Times New Roman ukuran 12 dan spasi
1,5.

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 5


2. Untuk tulisan cover judul depan diatur ditiap format penyusunan
dokumen Panduan/Manual, Rencana Lima Tahunan dan Kerangka
Acuan Kegiatan (KAK), dst.
b. Ruang Tepi (Margin)
Demi keserasian dan kerapian (estetika) dalam penyusunan naskah dinas,
diatur supaya tidak seluruh permukaan kertas digunakan secara penuh.
Oleh karena itu, perlu ditetapkan batas antara tepi kertas dan naskah, baik
pada tepi atas, kanan, bawah, maupun pada tepi kiri sehingga terdapat
ruang yang dibiarkan kosong. Penentuan ruang tepi dilakukan
berdasarkan ukuran normal yang terdapat pada peralatan yang digunakan
untuk membuat naskah dinas,yaitu :
1) Portrait
a) Ruangtepi atas : 4cm dari tepi atas kertas;
b) Ruangtepi bawah : 3 cm dari tepi bawah kertas;
c) Ruangtepi kiri :4 cm dari tepi kiri kertas;
d) Ruangtepi kanan : 3 cm dari tepi kanan kertas;
2) Landscape
a) Ruangtepi atas : 3 cm dari tepi atas kertas;
b) Ruangtepi bawah : 2 cm dari tepi bawah kertas;
c) Ruangtepi kiri : 3 cm dari tepi kiri kertas;
d) Ruangtepi kanan : 2 cm dari tepi kanan kertas;
Catatan:
Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi seperti tersebut di atas
bersifat fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau tidaknya isi suatu
naskah dinas.
c. Format kepala naskah
Format kepala naskah diperuntukkan terhadap dokumen surat
keputusan,sedangkan format kepala naskah Standar Prosedur Operasional
(SOP) mengikuti aturan pedoman penyusunan akreditasi Puskesmas
Wooi.
Catatan:
Dalam pelaksanaannya, penggunaan format kepala naskah seperti
tersebut di atas bersifat fleksibel, sesuai keperluan dokumennya. Untuk
contoh format kepala naskah yaitu kop surat keputusan Puskesmas
Wooi beserta cara pembuatan isinya,susunannya adalah sebagai berikut:
Keterangan pada kop surat keputusan: kop surat keputusan menggunakan
spasi 1,garis bawah kop surat keputusan ukuran 2,5 pt, Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepulauan Yapen menggunakan huruf Times New Roman 12
dengan bold/ditebalkan, Puskesmas Wooi menggunakan huruf Times New

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 6


Roman 12 dengan bold/ditebalkan, Distrik Yapen Utara menggunakan
huruf Times New Roman 12 dengan bold/ditebalkan,alamat dan kode pos
menggunakan huruf Times New Roman 12 dengan bold/ditebalkan,
sementara alamat email menggunakan huruf Times New Roman 9
berwarna biru bergaris bawah. Logo Puskesmas dan Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Yapen menggunakan ukuran 2 cm berwarna.

Contoh Kop Surat Portrait


DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPUPLAUAN YAPEN
PUSKESMAS WOOI
DISTRIK WONAWA
Alamat :Jln.Kamp.Rembai Email:Puskesmaswooi@gmail.com

d. Penggunaan kertas surat:


Kertas yang digunakan untuk naskah dinas adalah HVS 70/80 gram,
ukuran kertas untuk semua naskah dinas yang digunakan adalah F4(21,6
cm x33 cm).
e. Tinta
Yang digunakan untuk penanda tanganan dan paraf naskah dinas
berwarna hitam.
f. Metode Penomoran
Metode penomoran dokumen ditetapkan sebagai berikut:
1) Pedoman menggunakan formasi: AA/XX/DD/BB/YY
Keterangan:
AA : Menyatakan nomor urut dokumen
XX : Kode Surat Keluar
DD : Menyatakan unit kerja/Program
BB :Menyatakan Nama Distrik
YY :Tahun terbit
2) Surat Keputusan (SK) menggunakan formasi : AA/SK/DD/PKM-
WOOI/BB/YY
Keterangan:
AA : Menyatakan nomor urut dokumen
SK : Menyatakan Surat Keputusan
DD : Menyatakan Pokja (ADM,UKM, dan UKP)
PKM-WOOI : Menyatakan Puskesmas Wooi
BB : Menyatakan Nama Distrik
YY : Tahun terbit
3) Standar Prosedur Operasional (SOP) menggunakan formasi:
AA/SOP/DD

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 7


Keterangan:
AA : Menyatakan nomor urut SOP
SOP : Standar Operasional Prosedur
DD : Menyatakan Pokja (ADMEN,UKM, dan UKP)
4) Daftar Tilik menggunakan formasi: AA/DT/DD
Keterangan:
AA :Menyatakan nomor urut Daftar Tilik
DT :Daftar Tilik
DD :Menyatakan unit kerja /Program
5) Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) menggunakan formasi:
AA/KAK/DD/BB/YY
Keterangan:
AA : Menyatakan nomor urut dokumen
KAK : Menyatakan kerangka acuan kegiatan
DD : Menyatakan unit kerja/Program
BB : Bulan terbit (Angka Romawi)
YY : Tahun terbit

Unit Kerja/bagian Kode


Kepala Puskesmas KAPUS
TataUsaha TU
Ketua Tim Mutu KTM
Pendaftaran PDF
Pemeriksaan Umum PU
KesehatanIbuAnak&KB KIA
Farmasi FARM
Laboratorium LAB
Pelayanan Gizi PZ
Kesehatan Lingkungan KL
TB Paru TB
Kusta KST
Imunisasi IMUN
Promkes PROM
P2P P2P

B. KEBIJAKAN
Kebijakan adalah Peraturan/SuratKeputusan yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas Wooi yang merupakan garis besar yang bersifat mengikat dan
wajib dilaksanakan oleh penanggung jawab maupun pelaksana. Berdasarkan
kebijakan tersebut, disusun pedoman/panduan dan standar operasional
prosedur (SOP) yang memberikan kejelasan langkah-langkah dalam
pelaksanaan kegiatan di Puskesmas Wooi.
Penyusunan Peraturan/Surat Keputusan tersebut harus didasarkan pada
peraturan perundangan,baik Undang-undang,Peraturan Pemerintah, Peraturan

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 8


Presiden,Peraturan Daerah,Peraturan Kepala Daerah,Peraturan Menteri dan
pedoman pedoman teknis yang berlaku seperti yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan,Kementerian Dalam Negeri, Dinas Kesehatan
Provinsi,dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Peraturan/Surat Keputusan
Kepala Puskesmas Wooi dapat dituangkan dalam lampiran dari
peraturan/keputusan tersebut. Format Surat Keputusan disesuaikan dengan
Peraturan Daerah yang berlaku atau dapat disusun sebagai berikut:
1. Pembukaan ditulis dengan huruf kapital:
a. Kebijakan : Keputusan Kepala Puskesmas Wooi,
b. Nomor : ditulis sesuai system penomoran di FKTP,
c. Judul : ditulis judul Peraturan/Keputusan tentang,
d. Jabatan pembuat keputusan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin
diakhiri dengan tandakoma (,)
2. Konsideran,meliputi:
a. Menimbang:
1) Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi
latar belakang dan alasan pembuatan keputusan,
2) Huruf awal kata“menimbang” ditulis dengan huruf capital diakhiri
dengan tanda baca titik dua (:), dan diletakkan di bagian kiri,
3) Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan
huruf kecil dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan “b” huruf
kecil, dan diakhiri dengan tanda baca (;).
b. Mengingat :
1) Memuat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang
memerintahkan pembuat Peraturan/Surat Keputusan tersebut,
2) Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan
yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi,
3) Kata“mengingat” diletakkan di bagian kiri sejajar kata menimbang,
4) Konsideran yang berupa peraturan perundangan diurutkan sesuai
dengan hirarki tata perundangan dengan tahun yang lebih awal
disebut lebih dulu, diawali dengan nomor 1,2, dst, dan diakhiri
dengan tanda baca (;).
3. Diktum :
a. Diktum“MEMUTUSKAN” ditulis simetris di tengah, seluruhnya
dengan huruf capital;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar
dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan
ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua
(:);

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 9


4. Batang Tubuh.
a. Batang tubuh memuat semua substansi Peraturan/ Surat Keputusan
yang dirumuskan dalam diktum, misalnya: Kesatu: Kedu: Dst.
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat Keputusan,
perubahan, pembatalan,pencabutan ketentuan, dan peraturan
lainnya,dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/Surat
Keputusan, dan pada halaman terakhir ditanda tangani oleh pejabat
yang menetapkan Peraturan/Surat Keputusan.
5. Kaki:
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang
memuat penanda tangan penerapan Peraturan/Surat Keputusan,
pengundangan peraturan/keputusan yang terdiri dari:
a. Tempat dan tanggal penetapan,
b. Nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,),
c. Tanda tangan pejabat, dan
d. Nama lengkap dan NIP pejabat yang menanda tangani.
6. Penanda tanganan:
Peraturan/Surat Keputusan, Pedoman/Panduan, KAK dan SOP Puskesmas
Wooi ditandatangani oleh Kepala Puskesmas Wooi, dituliskan nama tanpa
gelar dan tinta yang digunakan untuk penanda tanganan berwarna hitam.
7. Lampiran Peraturan/Surat Keputusan:
a. Halaman pertama harus dicantumkan nomor dan Judul Peraturan/ Surat
Keputusan,
b. Halaman terakhir harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas Wooi
c. Hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen Peraturan/Surat
Keputusanyaitu:
1) Kebijakan yang telah ditetapkan Kepala Puskesmas Wooi tetap
berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala Puskesmas Wooi
hingga adanya kebutuhan revisi atau pembatalan.
2) Untuk kebijakan berupa peraturan, pada batang tubuh tidak ditulis
sebagai diktum tetapi dalam bentuk Bab-bab dan pasal-pasal

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 10


Contoh Surat Keputusan:

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEPUPLAUAN YAPEN


PUSKESMAS WOOI
DISTRIK WONAWA
Alamat :Jln.Kamp.Rembai Email:Puskesmaswooi@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS WOOI


NOMOR:....../445/SK-ADM/PKM.W.DW/2023

TENTANG
TATA NASKAH PUSKESMAS WOOI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS WOOI,

Menimbang : a. bahwa…………………………………………….;
b. bahwa…………………………………………….;
Mengingat : 1. …………………………………………………….;
2. ……………………………………………………;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS.............


TENTANG ………………………………………..
Kesatu : ……………………………………………. .
Kedua : …………………………………………… .
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Wooi
Pada tanggal : 10 Januari 2023
KEPALA PUSKESMAS WOOI,

ZIKHRI REMATOBI,

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 11


Contoh lampiran Surat Keputusan :
Lampiran I : Keputusan Kepala Puskesmas Wooi
Nomor : ..... /445/SK-ADM/PKM-WOOI/I/2023

JUDUL PENETAPAN
DI PUSKESMAS WOOI

A. ....................................................................................................................
I. ..................................................................................
1) ...........................................
- .........................
2) ...........................................
3) ..........................................
- .........................
- ........................
- ........................
4) ..........................................
5) ..........................................
- ........................
- .......................
- .......................
6) ...........................................
II. ......................................................................................
1) .............................................
2) .............................................
3) ............................................
Dst……

Ditetapkan di : Wooi
Pada tanggal : Januari 2023

KEPALA PUSKESMAS WOOI,

ZIKHRI REMATOBI,
NIP. 198205092006051002

C. PEDOMAN–PANDUAN

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 12


Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan
kegiatan.Sehingga dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal, Panduan
adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan.Pedoman/panduan dapat diterapkan dengan baik
dan benar melalui penerapan SOP. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk pedoman atau panduan yaitu:
1. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan Kepala Puskesmas Wooi untuk pemberlakuan pedoman/
panduan tersebut.
2. Peraturan Kepala Puskesmas Wooi tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala Puskesmas Wooi.
3. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal setiap
2-3 tahun sekali.
4. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman/Panduan untuk
suatu kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Puskesmas Wooi dalam
membuat pedoman/panduan wajib mengacu pada pedoman/panduan yang
diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan.
5. Sistematika pedoman panduan yang digunakan sebagai berikut:
Format sistematika pedoman antara lain:

Contoh Format Pedoman Tata Naskah Akreditasi :


HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Dasar Hukum
Bab II Dokumentasi Akreditasi
A. Jenis Dokumen BerdasarkanSumber
B. Jenis Dokumen Akreditasi
C. Jenis Dokumen yang perlu di sediakan
Bab III Tata Naskah Akreditasi
A. Tata Naskah
B. Kebijakan
C. Pedoman/panduan
G. Penyusunan Kerangka Acuan
H. SOP
I. Rekam Implementasi

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 13


Bab IV Penutup
Daftar Pustaka

Sistematika pedoman/panduan Puskesmas Wooi, dapat dibuat sesuai


dengan materi atau isi pedoman/panduan. Pedoman/panduan yang harus
dibuat adalah pedoman/panduan minimal yang harus ada di
Puskesmas Wooi yang dipersyaratkan sebagai regulasi yang diminta dalam
elemen penilaian.

D. PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN PROGRAM/ KEGIATAN


Kerangka acuan disusun untuk program atau kegiatan yang akan dilakukan
oleh Puskesmas Wooi. Program/kegiatan yang dibuat kerangka acuan adalah
sesuai dengan Standar Akreditasi.
Format Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah sebagai berikut :
A. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan upaya/ kegiatan.
B. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
C. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/ kegiatan. Tujuan umum
adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah
tujuan secara rinci.
D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan
yang harus dilakukan sehingga tercapainyaa tujuan upaya/ kegiatan
tersebut. Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan
sejalan.
E. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan
pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan
membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain
F. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/kegiatan. Sasaran upaya/kegiatan
menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir tujuan

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 14


tertentu. Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
1) Spesific : spesifik dan jelas,sehingga dapat dipahami dan tidak ada
kemungkinan kesalahan interpretasi atau tidak multitafsir dan
menjawab masalah.
2) Measurable : dapat diukur secara objektif baik yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif, yaitu 2 atau lebih mengukur indicator
kinerja mempunyai kesimpulan yang sama.
3) Achievable: dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting,
dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan masukan,
pengeluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta proses.
4) Relevan/realistic: indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan
yang berlaku.
5) Efective : data atau informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja
yang bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan
biaya yang tersedia.
6) Sensitive : harus cukup fleksibel dan sensitive terhadap perubahan
atau penyesuaian pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan.
7) Time specific : jelas kapan harus mencapai tujuan yang ditetapkan
(target bulanan, triwulan,tahunan dsb).
G. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah perencanaan waktu melaksanakan langkah-langkah
pelaksanaan upaya/ kegiatan. Lama waktu tergantung rencana upaya/
kegiatan tersebut dilaksanakan. Untuk program tahunan, maka jadwal
yang dibuat adalah jadwal untuk 1 tahun, sedangkan untuk upaya/
kegiatan 5 tahun maka jadwal yang harus dibuat adalah jadwal 5 tahun.
H. Monitoring Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan monitoring adalah melaksanakan pemantauan
terhadap pelaksanaan program/kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan,
sementara evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan
kegiatan terhadap jadwal yang direncanakan. Jadwal tersebut akan
dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu tertentu), sehingga
apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan
jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu upaya/
kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam kerangka
acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi
pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 15


Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan
evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut harus
dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara
bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus
dibuat dan ditujukan kepada siapa.
I. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan
adalaah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat
dokumentasi kegiatan.Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan
program dan kurun waktu (kapan) laporan harus diserahkan dan kepada
siapa saja laporan tersebut harus diserahkan. Evaluasi kegiatan adalah
evaluasi pelaksanaan Upaya/ kegiatan secara menyeluruh. Jadi yang di
tulis didalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan
evaluasi harus dilakukan.

E. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


Terdapat sejumlah pengertian istilah prosedur, diantaranya:
1. Standar Prosedur Operasional (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis
yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas
organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa
dilakukan (Permenpan No.35 tahun 2012).
2. Instruksi kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang dibuat secara
rinci, spesifik dan bersifat instruktif, yang dipergunakan oleh pekerja
sebagai acuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan spesifik agar dapat
mencapai hasil kerja sesuai persyaratan yang telah ditetapkan
(Susilo,2003).
3. Langkah didalam penyusunan instruksi kerja,sama dengan penyusunan
prosedur,namun ada perbedaan,instruksi kerja adalah suatu proses yang
melibatkan satu bagian/unit/ profesi, sedangkan prosedur adalah suatu
proses yang melibat lebih dari satu bagian/unit/profesi. Prinsip dalam
penyusunan prosedur dan instruksi kerja adalah kerjakan yang ditulis,
tulis yang dikerjakan, buktikan dan tindak-lanjut, serta dapat ditelusur
hasilnya.
4. Istilah Standar Prosedur Operasional (SOP) digunakan di UU Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan UU Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan dan UU Nomor 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit.
5. Beberapa Istilah Prosedur yang sering digunakan yaitu:
a. Prosedur yang telah ditetapkan disingkat Protap,
b. Prosedur untuk panduan kerja (prosedur kerja,disingkat PK),

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 16


c. Prosedur untuk melakukan tindakan,
d. Prosedur penatalaksanaan,
e. Petunjuk pelaksanaan disingkat Juklak,
f. Petunjuk pelaksanaan secara teknis,disingkat Juknis,
g. Prosedur untuk melakukan tindakan klinis: protokol klinis,
Algoritma/Clinical Pathway.
Karena beranekaragamnya istilah tentang prosedur dan untuk
menghindari salah tafsir serta dalam rangka menyeragamkan
istilah maka dalam pedoman penyusunan dokumen ini digunakan
istilah “Standar Operasional Prosedur“ (SOP) sebagaimana yang
tercantum dalam Permenpan Nomor 35 tahun 2012. Prosedur yang
dimaksud dalam Istilah“Standar Operasional Prosedur (SOP)“
bersifat institusi maupun perorangan sebagai profesi sehingga
dianggap lebih tepat karena prosedur yang dimaksud dalam pedoman
penyusunan dokumen akreditasi Puskesmas Wooi ini adalah
prosedur yang bersifat institusi maupun perorangan sebagai profesi,
sementara istilah“Standar Operasional Prosedur“ (SOP) yang
dipergunakan dalam undang-undang Praktik Kedokteran maupun
dalam undang-undang Kesehatan lebih bersifat perorangan sebagai
profesi.
6. Tujuan Penyusunan SOP
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/ seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
7. Manfaat SOP
a. Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas Wooi
b. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan
c. Memastikan staf Puskesmas Wooi memahami bagaimana
melaksanakan pekerjaannya.
8. Format SOP
a. Jika sudah terdapat Format baku SOP berdasarkan Peraturan Daerah
(Perda) masing-masing, maka Format SOP dapat disesuaikan dengan
Perda tersebut.
b. Jika belum terdapat Format Baku SOP berdasarkan Perda, maka SOP
dapat dibuat mengacu Permenpan No.35/2012 atau pada contoh
format SOP yang ada dalam buku Pedoman Penyusunan Dokumen
ini.
c. Prinsipnya adalah“Format”SOP yang digunakan dalam satu institusi
harus “SERAGAM”

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 17


d. Contoh yang dapat digunakan diluar format SOP Permenpan
terlampir dalam Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi
Puskesmas Wooi
e. Format ini merupakan format minimal, oleh karena itu format ini
dapat diberi tambahan materi/kolom misalnya,nama penyusun
SOP,unit yang memeriksa SOP. Untuk SOP tindakan agar
memudahkan di dalam melihat langkah- langkahnya dengan
menggunakan diagram alir, persiapan alat dan bahan dan lain-lain,
namun tidak boleh mengurangi item-item yang ada di SOP. Dalam
hal ini disepakati pencantuman diagram alir, alat dan bahan, serta
dokumen terkait pada dokumen SOP yang berlaku di Puskesmas
Wooi bersifat opsional, artinya bila memang diperlukan maka boleh
ditambahkan komponen-komponen tersebut.
Format SOP sebagai berikut :
1) Kop/heading SOP

Judul
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
(Logo Halaman : (Lambang Puskesmas)

Pemda)
Nama Ttd Ka.Puskesmas Nama Ka. Puskesmas
Puskesmas NIP

a) Jika SOP disusun lebih dari satu halaman, pada halaman kedua
dan seterusnya SOP dibuat tanpa menyertakan kop/heading.
2) Komponen SOP

1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Prosedur/Langkah-langkah
7. Diagram Alir (jika dibutuhkan)
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan
9. Unit terkait
10. Dokumen terkait

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 18


11. Rekaman historis perubahan

Penulisan SOP yang harus tetap di dalam tabel/kotak adalah:


nama Puskesmas Wooi dan logo, judul SOP, nomor
dokumen, tanggal terbit dan tanda tangan kepala Puskesmas
Wooi, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan,
prosedur/langkah-langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi
tabel/kotak.
f. Petunjuk Pengisian SOP
1) Logo :
a) Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten, dan
lambang puskesmas.
2) Kotak Kop/Heading diisi sebagai berikut :
a) Heading hanya dicetak halaman pertama.
b) Kotak FKTP diberi logo pemerintah daerah dan nama
puskesmas.
c) Kotak judul diberi judul/nama SOP sesuai proses kerjanya
d) Nomor dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomoran
yang berlaku di Puskesmas/FKTP yang bersangkutan, dibuat
sistematis agar ada keseragaman.
e) No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan
huruf. Contoh : dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi
pertama diberi huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga
dengan angka, misalnya untuk dokumen baru dapat diberi
nomor 0, sedangkan nomor revisi pertama diberi nomor 1, dan
seterusnya.
f) Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau
tanggal diberlakukannya SOP tersebut.
g) Halaman: diisi nomor halaman dengan mencamtumkan juga
total halaman untuk SOP tersebut (misal 1/5). Namun, ditiap
halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman
kedua : 2/5, halaman terakhir : 5/5.
h) Ditetapkan Kepala FKTP: diberi tanda tangan Kepala FKTP
dan nama jelasnya.
3) Isi SOP
Isi dari SOP setidaknya adalah sebagai berikut :
a) Pengertian : diisi defenisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan
atau defenisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau
menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi persepsi.

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 19


b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata
kunci “Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
untuk..............”.
c) Kebijakan : berisi kebijakan kepala FKTP yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada
bayi, pada kebijakan dituliskan : Keputusan Kepala Puskesmas
No. 005/2019 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
d) Referensi: berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan
SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan,
ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka.
e) Alat dan bahan : terkait alat atau bahan yang digunakan
seperti Alat tulis kantor atau peralatan.
f) Langkah-langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian
utama yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk
menyelesaikan proses kerja tertentu.
g) Diagram Alir/ bagan alir (bila diperlukan): Di dalam
penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah-langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram
alir/bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-
langkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi
menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagram alir
mikro.
(1) Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan
secara garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan,
hanya mengenal satu simbol, yaitu symbol balok:

(2) Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-


kegiatan dari tiap tahapan diagram makro,bentuk
symbol sebagai berikut:

o Awal kegiatan:

o Akhir kegiatan:

oSimbol Keputusan: Ya

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 20


Tidak

o Penghubung:

o Dokumen:

o Arsip:

h) Hal-hal yang perlu diperhatikan


i) Unit terkait :berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur
terkait dalam proses kerja tersebut.
j) Dokuemen terkait
k) Rekaman historis perubahan

9. Syarat penyusunan SOP:


1) Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang
melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut.Tim atau
panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas Wooi hanya untuk
menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut. Hal tersebut sangatlah
penting,karena komitmen terhadap pelaksanaan SOP hanya diperoleh
dengan adanya keterlibatan personel/unit kerja dalam penyusunan
SOP.
2) SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana
atau unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya
kemudian Tim Mutu diminta memberikan tanggapan.
3) Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan
apa, dimana, kapan,dan mengapa.
4) SOP jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat dan
objek SOP harus jelas.
5) SOP harus menggunakan kalimat kerja bag ipelaksana dengan bahasa
yang dikenal pemakai.
6) SOP harus jelas, ringkas,dan mudah dilaksanakan.Untuk SOP
pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan,

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 21


keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk SOP profesi harus
mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan,
dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.

10. Evaluasi SOP


Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP.
1) Evaluasi penerapan/ kepatuhan terhadap SOP dapat dilakukan dengan
menilai tingkat kepatuhan terhadap langkah-langkah dalam SOP.
Untuk evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar
tilik/check list:
a) Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan
secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian
kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan diberitanda (check
mark).
b) Daftar tilik merupakan bagian dari system manajemen mutu
untuk mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.
c) Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk SOP yang kompleks.
d) Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor SOP, bukan untuk menggantikan
SOP itu sendiri.
e) Langkah-langkah menyusun daftar tilik :
Langkah awal menyusun daftar tilik dengan melakukan
identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk
mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya.
(1) Buat daftar kerja yang harus dilakukan,
(2) Susun urutan kerja yang harus dilakukan,
(3) Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,
(4) Lakukan uji-coba,
(5) Lakukan perbaikan daftar tilik,
(6) Standarisasi daftar tilik
f) Daftar tilik untuk mengecek kepatuhan terhadap SOP dalam
langkah- langkah kegiatan,dengan rumus sebagai berikut.
Compliance rate (CR) =Σ Ya x 100%
Σ Ya + Tidak
2) Evaluasi isi SOP
a) Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua
tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 22


b) Hasil evaluasi: SOP masih tetap bias dipergunakan, atau SOP
tersebut perlu diperbaiki/direvisi. Perbaikan/revisi isi SOP bisa
dilakukan sebagian atau seluruhnya.
c) Perbaikan/revisi perlu dilakukan bila:
• Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada,
• Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK)
pelayanan kesehatan,
• Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru,
• Adanya perubahan fasilititas.
d) Peraturan Kepala Puskesmas Wooi tetap berlaku meskipun terjadi
penggantian Kepala Puskesmas Wooi.

Contoh SOP

JUDUL
No. Dokumen : .../SOP/ADMEN
No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 13 Mei 2023
Halaman : 1/1

PUSKESMAS ZIKHRI REMATOBI


Ttd/stempel
WOOI NIP.
1. Pengertian Definisi judul SOP adalah…………………….

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ……………….

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Wooi Nomor.


445/SK-ADM/PKM.W.DW/2023Tentang: …………………….

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Puskesmas

5. Alat dan
bahan
6. Prosedur/
Langkah-
langkah
7. Bagan Alir Bila diperlukan
(Times New Roman 10)

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 23


8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Berisi Unit-unit yang terkait dalam proses kerja

10. Dokumen Semua catatan yang dibuat/dikerjakan


terkait
11.Rekaman Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
historis diberlakukan
perubahan

Contoh Daftar Tilik


JUDUL
No. Dokumen :....../DT/PDF
DAFTAR No. Revisi : 00
TILIK Tanggal Terbit : 12 Meei 2019
Halaman : 1/1
PUSKESMAS ZIKHRI REMATOBI
WOOI NIP.

Unit :
Nama :
Tanggal Pelaksanaan :

KEGIATAN YA TIDAK KETERANGAN

1. Apakah petugas ....................... ?


2. Apakah petugas ........................ ?
3. Apakah petugas ........................ ?
4. Apakah petugas ........................ ?
5. Apakah petugas ........................ ?

Jumlah

Compliance rate (CR)

Compliance rate (CR) =Σ Yax100%


ΣYa+Tidak

CR dikatakan BAIK jika hasilnya ≥ 80%

Auditie Pelaksana/Auditor

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 24


(.............................) (..........................)
BAB IV
PENUTUP

Pada prinsipnya dokumen akreditasi adalah “TULIS SEMUA YANG


DIKERJAKAN DAN KERJAKAN SEMUA YANG DITULIS, BISA
DIBUKTIKAN SERTA DAPAT DITELUSURI DENGAN BUKTINYA”.
Namun pada penerapannya tidaklah semudah itu. Penyusunan kebijakan,
pedoman/panduan, standar operasional prosedur dan program, selain diperlukan
komitmen Kepala Puskesmas Wooi juga diperlukan staf yang mampu dan mau
menyusun dokumen akreditasi tersebut.
Dengan tersusunnya Pedoman Tata Naskah Akreditasi Puskesmas Wooi
diharapkan dapat membantu Puskesmas Wooi dan fasilitator pendamping
akreditasi dalam menyusun dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh standar
akreditasi Puskesmas.

Pedoman Tata Naskah Puskesmas Wooi 25


DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 tahun 2017 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Kementrian Kesehatan;
2. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
3. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan
Kesehatan Tahun 2017. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama. Kementrian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai