Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Dirasatu An-Nushush Prof. Dr. Faisal Mubarak Seff, M.Pd

‫أ ّيها المحزون‬
Oleh :
Rifqi Nur Hadi 220211060139

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
2023

A. PENDAHULUAN
‫أيّها المحزون‬
ُ ‫ت َعلَى الدَّ ْه ِر َع ْهداً أ َ ْن يَ ُك ْونَ لَ َك َك َما ت ُ ِر ْيدُ فِي َج ِمي ِْع‬
‫ش ُؤ ْونِ َك‬ َ ‫ت تَ ْعلَ ُم أَنَّ َك قَ ْد أَ َخ ْذ‬
َ ‫ِإ ْن ُك ْن‬
،‫ار َك‬ ِ ‫ط َو‬ْ َ‫َوأ‬
Jika Anda tahu bahwa Anda telah membuat perjanjian dengan takdir untuk membuat
segalanya sesuai dengan keinginan dan gaya hidup Anda.
ْ ُ ‫ فَ َج ِدي ٌْر ِب َك أَ ْن ت‬،‫َوأَ ْن ََل يُ ْع ِطي َْك َو ََل يَ ْمنَعُ َك ِإ ََّل َك َما ت ُ ِحبُّ َوتَ ْشتَ ِهي‬
َ ‫طلِقَ ِلنَ ْفس‬
‫ِك فِي‬
.‫ب‬ٌ َ‫طل‬ْ ‫صى َعلَي َْك َم‬ َ ‫ أَ ِو ا ْست َ ْع‬،‫ب‬ ٌ ‫سبِ ْي ِل ال ُح ْز ِن َعنَانِ َها ُكلَّ َما فَات ََك َمأ ْ َر‬
َ
dan bahwa takdir hanya memberi atau mengambil sesuai keinginan Anda, maka pantas bagi
Anda untuk membiarkan kesedihan merajai diri Anda setiap kali ada kegagalan atau keinginan
yang tidak terpenuhi.

‫ َوأَنَّ َها ََل تَنَا ُم َع ْن‬،‫طائِ َها َو َم ْن ِع َها‬


َ ‫ َو ِع‬،‫ت تَ ْعلَ ُم أَ ْخلَقَ ال َيَّ ِام فِي أَ ْخ ِذ َها َو َر ِد َها‬
َ ‫َو ِإ ْن ُك ْن‬
،‫اجعَةً فَتَستَ ِردُ َها‬
ِ ‫ِم ْن َحة تَ ْمنَ ُح َها َحتَّى ت ُ ِك َّر َعلَ ْي َها َر‬
Dan jika Anda mengetahui etika waktu dalam mengambil dan memberikan, dan bahwa waktu
tidak pernah tidur terhadap hadiah yang diberikannya sampai Anda mengingat dan meraihnya
kembali,

‫سا ِك ُن‬
َ ‫ص ِر َو‬ َ ‫س َوا ٌء فِي ذَ ِل َك‬
ْ َ‫سا ِك ُن الق‬ َ ،‫اء آدَ ِم‬ ِ َ‫سنَّتَ َها َوتِ ْل َك َخلَّت َ َها فِي َج ِم ْي ِع أَ ْبن‬
ُ ‫َوأَ َّن َه ِذ ِه‬
‫ض ِم ْن‬ ْ ‫اء؛ فَ َخ ِف‬
ِ ‫اط الغُبَ َر‬
ِ ‫س‬ َ ‫ َو َم ْن يَنَا ُم َعلَى ِب‬،‫اء‬ ِ َ‫ام ال َج ْوز‬َ ‫طأ ُ ِبنَ ْع ِل ِه َه‬َ َ‫ َو َم ْن ي‬،‫خ‬ ِ ‫ال ُك ْو‬
.‫ُح ْزنِ َك‬
maka ini adalah sunatullah yang berlaku bagi semua anak manusia, baik yang tinggal dalam
istana atau di gubuk, baik yang berjalan dengan sepatu dari kayu ataupun yang tidur di atas
tikar ilalang.

‫صابُ َك ِبال ِب ْد َع ِة‬


َ ‫و َما ُم‬،
َ ‫ان‬ َّ ‫س ْه ُم‬
ِ ‫الز َم‬ َ َ‫ت ِبأ َ ِو ِل َغ ْرض أ‬
َ ُ‫صابَه‬ َ ‫ف ِم ْن دَ ْم ِع َك؛ فَ َما أَ ْن‬
ْ ‫َو َك ْف ِك‬
ِ َ‫ب َوال َحْ ز‬
.‫ان‬ ِ ِ‫صائ‬ َ ‫الط ِر ْيفَ ِة فِي َج ِر ْيدَةِ ْال َم‬
َّ
Maka kurangilah kesedihan Anda dan tahan air mata Anda, karena Anda bukan orang pertama
yang terkena panah zaman, dan apa yang menimpa Anda adalah peristiwa biasa dalam buku
penderitaan dan kesedihan.
ُ ‫اء َحيَاتِ َك فَيَ ْم َل‬ َ ‫ت َح ِز ْي ٌن ِل َ َّن نَجْ ما ً زَ ا ِهرا ً ِمنَ ال َ َم ِل َكانَ يَتَ َرا َءى لَ َك فِي‬
ِ ‫س َم‬ َ ‫أَ ْن‬
.ً‫س ُر ْورا‬ُ ‫ َوقَ ْل َب َك‬،ً‫َع ْينَ ْي َك نُ ْورا‬
Anda sedih karena ada bintang cemerlang harapan yang selalu menghiasi langit kehidupan
Anda, memenuhi mata Anda dengan cahaya dan hati Anda dengan kebahagiaan.

َ ‫ َولَ ْو أَنَّ َك أَجْ َم ْل‬،ُ‫ فَ َما َو َج ْدتَه‬،ُ‫ف أَ ِن ا ْفتَقَ ْدتَه‬


‫ لَ َّما‬،‫ت ِفي أ َ َم ِل َك‬ َّ ُ ‫ي ِإ ََّل َك َّرة‬
ِ ‫الط َر‬ َ ‫َو َما ِه‬
.ً ‫اطفا‬ َ ‫ظ َر َك فِ ْي َما تَ َرا َءى لَ َك لَ َرأَ ْي‬
ِ ‫ت َب ْرقا ً َخ‬ َ ‫ت أَ ْنعَ ْم‬
َ َ‫ت ن‬ َ ‫ َولَ ْو ُك ْن‬،‫ت فِي ُح ْزنِ َك‬
َ ‫َغلَ ْو‬
Dan itu hanyalah isyarat sekilas ketika kamu merindukannya, dan ketika kamu
menemukannya, meskipun kamu telah membuatnya sangat indah dalam harapanmu, kamu
tidak akan terlalu terkejut dengan kilauannya.

.ُ‫ فَ َل َي ْف َجعُ َك أ ُفُ ْولُه‬،ُ‫عه‬


ُ ‫ َو ُهنَا ِل َك ََل َي ْب َه ُر َك طُلُ ْو‬،ً‫ظنُّهُ نَجْ ما ً زَ ا ِهرا‬
ُ َ‫َما ت‬
Itu bukan bintang yang bersinar, dan pada saat itu, cahayanya tidak akan mengagetkanmu

،‫الن ْع َمةُ ت ُ ْن ِك ُر لَ َها‬ ِ َّ‫أَ ْس َعدُ الن‬


ِ ُ‫اس ِفي ِه ِذ ِه ال َح َيا ِة َم ْن ِإذَا َوافَتْه‬
Orang yang paling bahagia dalam hidup ini adalah orang yang ketika diberkati, dia
mensyukurinya.

َ ‫فَإِ ْن بَقَ ْي‬،‫سا َعة زَ َوالَ َها َوفَنَا َء َها‬


‫ت فِي‬ َ ‫ب فِي كُ ِل‬ ْ َ‫ظ َر إِلَ ْي َها ن‬
ِ ‫ظ َرةَ ْال ُم ْستَ ِر ْي‬
ُ ُ‫ب بِ ِها َوتَ ْرق‬ َ َ‫َون‬
َ َ‫َي ِد ِه فَذ‬
،‫اك‬
Dan ia memandangnya seperti orang yang melirik dengan hati-hati dan selalu memantau setiap
saat yang berlalu dan berakhir, jika ia tetap ada dalam genggamanmu, maka begitulah adanya.

ُ ‫َوإِ ََّل فَقَ ْد أَ َعدَّ ِل ِف َراقِ َها‬


.‫ع ْدتَهُ ِم ْن قَ ْب ُل‬
Namun jika tidak, dia telah bersiap untuk berpisah darinya sejak awal

‫الوث ُ ْوقَ بِدَ َو ِام‬


ُ ‫ َولَ ْو ََل‬،‫ت‬ ِ ‫سا َع ِة ْال َم ْو‬
َ ‫سا َع ِة ْال ِم ْي َل ِد َما َكانَ البُ َكا ُء فِي‬ َ ‫س ُر ْو َر فِي‬ُّ ‫لَ ْو ََل ال‬
.‫ق‬ ِ ‫ت ت ُ ْر َحةُ ال ِف َرا‬
ْ َ‫ َما َكان‬،‫ق‬ ِ َ‫ لَ ْو ََل فَ ْر َحةَ الت َّل‬،‫ال ِغنَى َما َكانَ ال ُج ْزعُ ِمنَ الفَ ْق ِر‬
Seandainya tidak ada kebahagiaan di saat kelahiran, maka tidak ada tangisan di saat
kematian, dan seandainya tidak ada keyakinan akan kekayaan yang kekal, maka tidak ada
kegelisahan akibat kemiskinan, dan jika tidak ada kegembiraan pertemuan, maka tidak ada
kesedihan perpisahan.
B. PEMBAHASAN

"‫المحزون‬ ‫( "أيها‬Ayyuha Al-Muḥzun) adalah kalimat dalam bahasa Arab


yang artinya "Hai yang bersedih" atau "Hai yang merasa sedih." Kalimat ini
merupakan awal dari beberapa ayat dalam Al-Quran dan diambil dari Surah Al-Duha

(‫)الضحى‬, yang merupakan surah ke-93 dalam Al-Quran.

Surah Al-Duha adalah salah satu surah pendek dalam Al-Quran yang berisi

pesan-pesan positif dan menghibur. Surah ini dimulai dengan kalimat " ‫حى‬
َ ‫ض‬
ُّ ‫" َوال‬
(Waḍ-ḍuḥā) yang berarti "waktu matahari terbit" atau "waktu dhuha." Kemudian,
surah ini menyampaikan pesan tentang perlindungan Allah dan janji-Nya kepada Nabi
Muhammad SAW.

Surah Al-Duha dapat dianggap sebagai penyemangat bagi siapa saja yang
merasa sedih atau terpuruk, karena surah ini mengajarkan bahwa Allah tidak
meninggalkan hamba-Nya dalam kesulitan dan bahwa ada harapan dan kebahagiaan
yang akan datang setelah kesulitan.

Selain pesan agama, kalimat "‫المحزون‬ ‫ "أيها‬atau "Hai yang bersedih" juga
sering digunakan dalam berbagai konteks untuk menghibur atau memberikan
semangat kepada seseorang yang sedang menghadapi kesedihan atau masalah. Ini
mencerminkan makna positif dan dukungan yang terkandung dalam pesan tersebut.

Cerita ini merupakan salah satu karya sastra yang ditulis oleh Musthafa Al-
Manfaluti yang berisikan tentang perasaan orang-orang yang sedang bersedih hati.
Salah satunya Menjelaskan tentang kesedihan yang terjadi apabila hasil yang
didapatkan itu tidak sesuai dengan yang direncanakan. Kemudian tentang waktu yang
tidak bias di putar balik. Apa yang kita lakukan saat ini merupakan kenangan untuk
masa yang akan datang, tidak bisa di ulang akan tetapi patut dijadikan pelajaran.

Dari teks diatas dapat kita temukan beberapa unsur karya sastra diantaranya:
1. Gaya Bahasa
a. Qashr
Qashr adalah pengkhususan suatu perkara lain dengan cara yang khusus.

‫يُ ْع ِط َي َك َوَلَ َي ْمنَ َع َك إَِلَّ َك َما ت ُ ِحبُّ َو تَ ْشتَ ِهى‬


(Dia memberikan padamu dan Dia tidak melarangmu, kecuali apa yang
kamu suka dan inginkan)

b. Thibaq
Thibaq adalah berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu
kalimat.

‫سا ِك ُن ال ُك ْوخ‬ ْ َ‫سا ِك ُن الق‬


َ ‫ص ِر َو‬ َ
(penghuni istana dan penghuni pondok)
ْ َ‫( "ق‬istana) dan "‫خ‬
Di sini, penggunaan "‫ص ِر‬ ِ ‫( " ُك ْو‬pondok) secara langsung
merujuk pada perbedaan sosial, tetapi mereka digunakan secara majaz untuk
menggambarkan perasaan kesedihan.

c. perbandingan (‫)التمثيل‬
1) Dalam hal ini, unsur majaz muncul dengan perbandingan antara "ً‫"عهدا‬
(perjanjian) dan "‫سبِي ِل ال ُح ْز ِن‬
َ " (jalan kesedihan). Dalam konteks ini,
pembicara menggunakan perjanjian sebagai sebuah kiasan untuk
menggambarkan betapa seringnya seseorang menghadapi kesedihan ketika
keinginan atau harapan mereka tidak tercapai.
2) Penggunaan "‫( "نَجْ ما ً زَ ا ِهرا ً ِمنَ ال َ َم ِل‬bintang yang bersinar dari harapan)
adalah contoh tamsil yang digunakan untuk menggambarkan harapan yang
hilang.

3) Ungkapan "‫بِ َها‬ ِ ‫َظ َرة َ ْال ُم ْستَ ِر ْي‬


‫ب‬ ْ ‫ظ َر إِلَ ْي َها ن‬
َ َ‫"ن‬ (melihatnya seperti yang
memandangnya dengan tatapan penuh kerinduan) adalah contoh
perbandingan atau majaz tamsil. Di sini, penggunaan tatapan yang dipenuhi
rindu digunakan untuk menggambarkan bagaimana seseorang menghargai
nikmat ketika dia mengalami kebahagiaan.

ِ ‫سا َع ِة ْال َم ْو‬


4) "‫ت‬ َ ‫البُ َكا ُء فِي‬ َ‫سا َع ِة ْال ِمي َْل ِد َما َكان‬
َ ‫( "لَ ْو ََل الس ُُّر ْو َر فِي‬Seandainya
tidak ada kebahagiaan di saat kelahiran, maka tidak ada tangisan di saat
kematian). Maksud dari majaz ini adalah untuk mengekspresikan bahwa
kebahagiaan saat kelahiran seseorang adalah begitu besar hingga
menghilangkan kesedihan dan ketakutan saat kematian. Dalam konteks ini,
penulis ingin menyoroti bagaimana momen kelahiran seseorang membawa
kebahagiaan dan harapan yang besar, sehingga tangisan saat kelahiran
dianggap sebagai tanda kegembiraan. Sementara itu, kematian, yang
merupakan momen perpisahan dan berakhirnya kehidupan, seringkali
dianggap sebagai momen kesedihan dan duka cita.

5) "‫الفَ ْق ِر‬ َ‫الوث ُ ْوقَ بِدَ َو ِام ال ِغنَى َما َكانَ ال ُج ْزعُ ِمن‬
ُ ‫( "لَ ْو ََل‬Seandainya tidak
ada keyakinan akan kekayaan yang kekal, maka tidak ada kegelisahan akibat
kemiskinan).Maksud dari majaz ini adalah untuk menekankan betapa besar
pengaruh keyakinan akan kekayaan yang kekal (atau kemakmuran yang
berkelanjutan) dalam menghilangkan kegelisahan atau kekhawatiran yang
disebabkan oleh kemiskinan. Dalam konteks ini, penulis ingin menyoroti
bahwa keyakinan seseorang dalam memiliki sumber daya keuangan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara berkelanjutan dapat
memberikan perasaan keamanan dan ketenangan, sehingga mengurangi
kecemasan terkait dengan kemiskinan.

6) "‫ق‬
ِ ‫ال ِف َرا‬ ُ‫َت ت ُ ْر َحة‬ ِ َ‫"لَ ْو ََل فَ ْر َحةَ التَّل‬
ْ ‫ َما َكان‬،‫ق‬ (Seandainya tidak ada
kegembiraan pertemuan, maka tidak ada kesedihan perpisahan)Maksud
dari majaz ini adalah untuk menekankan kontras antara dua perasaan atau
situasi yang berlawanan, yaitu perasaan kegembiraan saat pertemuan
(‫ )التَّلَق‬dan perasaan kesedihan saat perpisahan (‫)الف َِراق‬. Penulis ingin
menyatakan bahwa kebahagiaan yang dirasakan saat bertemu dengan
orang yang dicintai adalah yang menciptakan kontras dengan kesedihan
yang muncul saat harus berpisah daripada sebaliknya. Dengan kata lain,
tanpa kebahagiaan pertemuan, tidak akan ada kesedihan perpisahan.
d. Tashbih (Penyerupaan)
Penggunaan kata-kata untuk menyerupai atau menunjukkan kesamaan.
َ ‫ِم ْن‬
1) Contohnya, ketika pembicara menyatakan, "‫حة‬ ‫" َوأَنَّ َها ََل تَنَا ُم َع ْن‬
(bahwa waktu tidak tidur dalam memberi).
Ini adalah tashbih yang digunakan untuk menyiratkan bahwa waktu tidak
pernah berhenti memberikan peluang.
e. Tawriyah (Penyamaran)
Penggunaan kata-kata yang memiliki makna ganda atau ambigu.
1) Misalnya, ketika pembicara menyatakan,

"‫ان‬ َّ
ِ ‫الز َم‬ ‫س ْه ُم‬ َ َ ‫" َما أَ ْنتَ بِأ َ ِو ِل غ َْرض أ‬
َ ُ‫صابَه‬
(Anda bukanlah yang pertama kali terkena panah waktu).
Di sini, pembicara menggunakan penyamaran untuk menyiratkan bahwa
setiap orang menghadapi kesedihan pada suatu titik dalam hidup mereka.

2) Contoh selanjutnya, "ً ‫زَ اهِرا‬ ُ َ‫" َما ت‬


ً ‫ظنُّهُ ن َْجما‬ (yang kamu kira sebagai
bintang yang bersinar).

3) Contoh lainnya,"ً ‫َاطفا‬


ِ ‫خ‬ ً ‫( " َب ْرقا‬kilat yang menyambar) digunakan dengan
cara yang ambigu untuk menggambarkan bahwa harapan yang hilang
sebenarnya kurang indah daripada yang terlihat
f. Majaz Mursal (Kiasan Langsung)
Penggunaan bahasa figuratif tanpa menggunakan kata-kata yang khusus untuk
kiasan. Contohnya, ketika pembicara menyatakan,

" َ‫دَ ْمعِك‬ ْ ‫ َو َك ْف ِك‬،‫ض ِم ْن ُح ْزنِ ِك‬


‫ف ِم ْن‬ ْ ‫( "فَخ َِف‬Jadi, kurangi kesedihanmu dan
tahan air matamu).

g. Majaz Mubham (Kiasan yang Kurang Terdefinisi)


majaz mubham adalah gaya Bahasa yang menggambarkan makna dengan
sedikit ketidakpastian atau ambigu.
1) Contohnya, ketika pembicara mengatakan :

ِ َ‫َوال َ ْحز‬
"‫ان‬ ‫ب‬ َ ‫الط ِر ْيفَ ِة فِي َج ِر ْيدَةِ ْال َم‬
ِ ِ‫صائ‬ َّ ‫("بِالبِ ْد َع ِة‬dalam bentuk baru di
koran penderitaan dan kesedihan).
َ ‫( "بِ ْد‬inovasi) dan "ِ‫( " َج ِر ْيدَة‬koran) di sini juga bisa dianggap
Penggunaan "‫ع ِة‬
sebagai majaz mubham yang memberikan kesan bahwa manusia sering
menemukan cara baru untuk menghadapi kesedihan.

2) Ungkapan "‫ف‬ َّ
ِ ‫الط َر‬ ُ ‫( " َك َّرة‬bola mata) adalah contoh majaz mubham, di
mana bentuknya kurang terdefinisi dan membawa makna metaforis tentang
kehilangan.

ُ ‫قَ ْب‬
3) Kalimat "‫ل‬ ‫ع ْدتَهُ ِم ْن‬ َ َ‫ َو ِإ ََّل فَقَدْ أ‬، َ‫( "فَإِ ْن َبقَيْتَ ِفي َي ِد ِه فَذَاك‬jika
ُ ‫عدَّ ِل ِف َرا ِق َها‬
tetap berada dalam genggamanmu, maka itu baik, jika tidak, Dia telah
menyiapkan perpisahan sejak lama) adalah contoh majaz mubham. Ungkapan
ini kurang terdefinisi dan mengandung makna filosofis tentang takdir dan
perpisahan.

2. Perasaan
Al-Khunsa’ meratapi saudaranya, Shakhr dengan qasidah:

ِ‫ِإ َّن البُ َكا َء ه َُو ِل ِشفَاء ِمنَ ال َج ِو بَيْنَ ال َج ْو ِلح‬

Sesungguhnya tangisan itu adalah obat bagi kesedihan mendalam yang


terdapat di antara tulang rusuk.

Perasaan yang diungkapkan oleh penulis pada teks diatas adalah ketika dalam
keadaan bersedih disebabkan oleh berbagai macam seluk beluk permasalahan
kehidupan, ingatlah bahwasanya setiap manusia itu porsinya sama, miskin
atau pun kaya. Tergantung bagaimana diri pribadi masing masing dalam
menyikapinya. Dan penulis juga mengingatkan untuk mempergunakan waktu
dengan sebaik-baiknya agar tidak ada penyesalan di kemudian hari

C. KESIMPULAN

"‫المحزون‬ ‫( "أيها‬Ayyuha Al-Muḥzun) adalah kalimat dalam bahasa Arab yang artinya
"Hai yang bersedih" atau "Hai yang merasa sedih." Kalimat ini merupakan awal dari
beberapa ayat dalam Al-Quran dan diambil dari Surah Al-Duha (‫)الضحى‬, yang
merupakan surah ke-93 dalam Al-Quran.

Cerita "‫المحزون‬ ‫"أيها‬ menyoroti tema kebahagiaan dan kesedihan dalam


kehidupan. Kisah ini menyiratkan pesan bahwa dalam hidup, kita mengalami dua sisi
yang berbeda, yaitu momen kebahagiaan dan kesedihan. Momen kebahagiaan dapat kita
rasakan saat ada kelahiran, pertemuan, atau keyakinan akan kebaikan yang akan datang,
sementara momen kesedihan muncul saat kita dihadapkan pada kematian, perpisahan,
atau kecemasan finansial.

Kesimpulan dari cerita ini adalah bahwa hidup adalah perjalanan yang
melibatkan dua sisi, yaitu momen bahagia dan melankolis. Kita perlu menerima
keduanya sebagai bagian alami dari pengalaman manusia. Dalam momen kesedihan,
kita dapat menemukan hikmah dan belajar untuk menghargai momen bahagia lebih
dalam. Cerita ini mengajak kita untuk menghadapi tantangan dan kontrast dalam hidup
dengan bijak dan kesabaran.

Unsur-unsur majaz yang terdapat dalam potongan teks tersebut menggunakan


majaz tamsil, tashbih, Tibaqh, Majaz mursal, Majaz Mubham, Majaz tawriyah dan lain
sebagainya. Mengandung unsur perasaan yang mendalam terhadap sebuah kesedihan.

Anda mungkin juga menyukai