MAKALAH DIRASAH AN NUSHUS ا -أيها المحزون
MAKALAH DIRASAH AN NUSHUS ا -أيها المحزون
أ ّيها المحزون
Oleh :
Rifqi Nur Hadi 220211060139
A. PENDAHULUAN
أيّها المحزون
ُ ت َعلَى الدَّ ْه ِر َع ْهداً أ َ ْن يَ ُك ْونَ لَ َك َك َما ت ُ ِر ْيدُ فِي َج ِمي ِْع
ش ُؤ ْونِ َك َ ت تَ ْعلَ ُم أَنَّ َك قَ ْد أَ َخ ْذ
َ ِإ ْن ُك ْن
،ار َك ِ ط َوْ ََوأ
Jika Anda tahu bahwa Anda telah membuat perjanjian dengan takdir untuk membuat
segalanya sesuai dengan keinginan dan gaya hidup Anda.
ْ ُ فَ َج ِدي ٌْر ِب َك أَ ْن ت،َوأَ ْن ََل يُ ْع ِطي َْك َو ََل يَ ْمنَعُ َك ِإ ََّل َك َما ت ُ ِحبُّ َوتَ ْشتَ ِهي
َ طلِقَ ِلنَ ْفس
ِك فِي
.بٌ َطلْ صى َعلَي َْك َم َ أَ ِو ا ْست َ ْع،ب ٌ سبِ ْي ِل ال ُح ْز ِن َعنَانِ َها ُكلَّ َما فَات ََك َمأ ْ َر
َ
dan bahwa takdir hanya memberi atau mengambil sesuai keinginan Anda, maka pantas bagi
Anda untuk membiarkan kesedihan merajai diri Anda setiap kali ada kegagalan atau keinginan
yang tidak terpenuhi.
سا ِك ُن
َ ص ِر َو َ س َوا ٌء فِي ذَ ِل َك
ْ َسا ِك ُن الق َ ،اء آدَ ِم ِ َسنَّتَ َها َوتِ ْل َك َخلَّت َ َها فِي َج ِم ْي ِع أَ ْبن
ُ َوأَ َّن َه ِذ ِه
ض ِم ْن ْ اء؛ فَ َخ ِف
ِ اط الغُبَ َر
ِ س َ َو َم ْن يَنَا ُم َعلَى ِب،اء ِ َام ال َج ْوزَ طأ ُ ِبنَ ْع ِل ِه َهَ َ َو َم ْن ي،خ ِ ال ُك ْو
.ُح ْزنِ َك
maka ini adalah sunatullah yang berlaku bagi semua anak manusia, baik yang tinggal dalam
istana atau di gubuk, baik yang berjalan dengan sepatu dari kayu ataupun yang tidur di atas
tikar ilalang.
Surah Al-Duha adalah salah satu surah pendek dalam Al-Quran yang berisi
pesan-pesan positif dan menghibur. Surah ini dimulai dengan kalimat " حى
َ ض
ُّ " َوال
(Waḍ-ḍuḥā) yang berarti "waktu matahari terbit" atau "waktu dhuha." Kemudian,
surah ini menyampaikan pesan tentang perlindungan Allah dan janji-Nya kepada Nabi
Muhammad SAW.
Surah Al-Duha dapat dianggap sebagai penyemangat bagi siapa saja yang
merasa sedih atau terpuruk, karena surah ini mengajarkan bahwa Allah tidak
meninggalkan hamba-Nya dalam kesulitan dan bahwa ada harapan dan kebahagiaan
yang akan datang setelah kesulitan.
Selain pesan agama, kalimat "المحزون "أيهاatau "Hai yang bersedih" juga
sering digunakan dalam berbagai konteks untuk menghibur atau memberikan
semangat kepada seseorang yang sedang menghadapi kesedihan atau masalah. Ini
mencerminkan makna positif dan dukungan yang terkandung dalam pesan tersebut.
Cerita ini merupakan salah satu karya sastra yang ditulis oleh Musthafa Al-
Manfaluti yang berisikan tentang perasaan orang-orang yang sedang bersedih hati.
Salah satunya Menjelaskan tentang kesedihan yang terjadi apabila hasil yang
didapatkan itu tidak sesuai dengan yang direncanakan. Kemudian tentang waktu yang
tidak bias di putar balik. Apa yang kita lakukan saat ini merupakan kenangan untuk
masa yang akan datang, tidak bisa di ulang akan tetapi patut dijadikan pelajaran.
Dari teks diatas dapat kita temukan beberapa unsur karya sastra diantaranya:
1. Gaya Bahasa
a. Qashr
Qashr adalah pengkhususan suatu perkara lain dengan cara yang khusus.
b. Thibaq
Thibaq adalah berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu
kalimat.
c. perbandingan ()التمثيل
1) Dalam hal ini, unsur majaz muncul dengan perbandingan antara "ً"عهدا
(perjanjian) dan "سبِي ِل ال ُح ْز ِن
َ " (jalan kesedihan). Dalam konteks ini,
pembicara menggunakan perjanjian sebagai sebuah kiasan untuk
menggambarkan betapa seringnya seseorang menghadapi kesedihan ketika
keinginan atau harapan mereka tidak tercapai.
2) Penggunaan "( "نَجْ ما ً زَ ا ِهرا ً ِمنَ ال َ َم ِلbintang yang bersinar dari harapan)
adalah contoh tamsil yang digunakan untuk menggambarkan harapan yang
hilang.
5) "الفَ ْق ِر َالوث ُ ْوقَ بِدَ َو ِام ال ِغنَى َما َكانَ ال ُج ْزعُ ِمن
ُ ( "لَ ْو ََلSeandainya tidak
ada keyakinan akan kekayaan yang kekal, maka tidak ada kegelisahan akibat
kemiskinan).Maksud dari majaz ini adalah untuk menekankan betapa besar
pengaruh keyakinan akan kekayaan yang kekal (atau kemakmuran yang
berkelanjutan) dalam menghilangkan kegelisahan atau kekhawatiran yang
disebabkan oleh kemiskinan. Dalam konteks ini, penulis ingin menyoroti
bahwa keyakinan seseorang dalam memiliki sumber daya keuangan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara berkelanjutan dapat
memberikan perasaan keamanan dan ketenangan, sehingga mengurangi
kecemasan terkait dengan kemiskinan.
6) "ق
ِ ال ِف َرا َُت ت ُ ْر َحة ِ َ"لَ ْو ََل فَ ْر َحةَ التَّل
ْ َما َكان،ق (Seandainya tidak ada
kegembiraan pertemuan, maka tidak ada kesedihan perpisahan)Maksud
dari majaz ini adalah untuk menekankan kontras antara dua perasaan atau
situasi yang berlawanan, yaitu perasaan kegembiraan saat pertemuan
( )التَّلَقdan perasaan kesedihan saat perpisahan ()الف َِراق. Penulis ingin
menyatakan bahwa kebahagiaan yang dirasakan saat bertemu dengan
orang yang dicintai adalah yang menciptakan kontras dengan kesedihan
yang muncul saat harus berpisah daripada sebaliknya. Dengan kata lain,
tanpa kebahagiaan pertemuan, tidak akan ada kesedihan perpisahan.
d. Tashbih (Penyerupaan)
Penggunaan kata-kata untuk menyerupai atau menunjukkan kesamaan.
َ ِم ْن
1) Contohnya, ketika pembicara menyatakan, "حة " َوأَنَّ َها ََل تَنَا ُم َع ْن
(bahwa waktu tidak tidur dalam memberi).
Ini adalah tashbih yang digunakan untuk menyiratkan bahwa waktu tidak
pernah berhenti memberikan peluang.
e. Tawriyah (Penyamaran)
Penggunaan kata-kata yang memiliki makna ganda atau ambigu.
1) Misalnya, ketika pembicara menyatakan,
"ان َّ
ِ الز َم س ْه ُم َ َ " َما أَ ْنتَ بِأ َ ِو ِل غ َْرض أ
َ ُصابَه
(Anda bukanlah yang pertama kali terkena panah waktu).
Di sini, pembicara menggunakan penyamaran untuk menyiratkan bahwa
setiap orang menghadapi kesedihan pada suatu titik dalam hidup mereka.
ِ ََوال َ ْحز
"ان ب َ الط ِر ْيفَ ِة فِي َج ِر ْيدَةِ ْال َم
ِ ِصائ َّ ("بِالبِ ْد َع ِةdalam bentuk baru di
koran penderitaan dan kesedihan).
َ ( "بِ ْدinovasi) dan "ِ( " َج ِر ْيدَةkoran) di sini juga bisa dianggap
Penggunaan "ع ِة
sebagai majaz mubham yang memberikan kesan bahwa manusia sering
menemukan cara baru untuk menghadapi kesedihan.
2) Ungkapan "ف َّ
ِ الط َر ُ ( " َك َّرةbola mata) adalah contoh majaz mubham, di
mana bentuknya kurang terdefinisi dan membawa makna metaforis tentang
kehilangan.
ُ قَ ْب
3) Kalimat "ل ع ْدتَهُ ِم ْن َ َ َو ِإ ََّل فَقَدْ أ، َ( "فَإِ ْن َبقَيْتَ ِفي َي ِد ِه فَذَاكjika
ُ عدَّ ِل ِف َرا ِق َها
tetap berada dalam genggamanmu, maka itu baik, jika tidak, Dia telah
menyiapkan perpisahan sejak lama) adalah contoh majaz mubham. Ungkapan
ini kurang terdefinisi dan mengandung makna filosofis tentang takdir dan
perpisahan.
2. Perasaan
Al-Khunsa’ meratapi saudaranya, Shakhr dengan qasidah:
Perasaan yang diungkapkan oleh penulis pada teks diatas adalah ketika dalam
keadaan bersedih disebabkan oleh berbagai macam seluk beluk permasalahan
kehidupan, ingatlah bahwasanya setiap manusia itu porsinya sama, miskin
atau pun kaya. Tergantung bagaimana diri pribadi masing masing dalam
menyikapinya. Dan penulis juga mengingatkan untuk mempergunakan waktu
dengan sebaik-baiknya agar tidak ada penyesalan di kemudian hari
C. KESIMPULAN
"المحزون ( "أيهاAyyuha Al-Muḥzun) adalah kalimat dalam bahasa Arab yang artinya
"Hai yang bersedih" atau "Hai yang merasa sedih." Kalimat ini merupakan awal dari
beberapa ayat dalam Al-Quran dan diambil dari Surah Al-Duha ()الضحى, yang
merupakan surah ke-93 dalam Al-Quran.
Kesimpulan dari cerita ini adalah bahwa hidup adalah perjalanan yang
melibatkan dua sisi, yaitu momen bahagia dan melankolis. Kita perlu menerima
keduanya sebagai bagian alami dari pengalaman manusia. Dalam momen kesedihan,
kita dapat menemukan hikmah dan belajar untuk menghargai momen bahagia lebih
dalam. Cerita ini mengajak kita untuk menghadapi tantangan dan kontrast dalam hidup
dengan bijak dan kesabaran.