Anda di halaman 1dari 3

Gaya belajar ada bermacam-macam.

Gaya belajar berdasarkan memasukkan informasi ke


dalam otak melalui panca indra dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu penglihatan
(visual), pendengaran (auditori), dan gerakan (kinestetik). Seiring perkembangan zaman,
gaya belajar dapat dikelompokkan lagi menjadi: perabaan (tetile), penciuman (olfactory), dan
pengecapan (gustatori). Pada kenyataannya gaya belajar yang sering digunakan adalah peng-
lihatan (visual), pendengaran (auditori), dan gerakan (kinestetik). Pada umumnya, jarang
orang menggunakan satu macam gaya belajar, biasanya akan ada kombinasi. Jadi, sebagai
orang tua hen- daknya kita mampu mengombinasikan berbagai gaya belajar peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian, jumlah anak yang belajar secara visual sebanyak 27%, auditori
34%, dan 39% kinestetik. Hal ini kiranya dapat menjawab mengapa banyak anak yang
mengalami kesulitan belajar. Nah, untuk lebih jelasnya tentang penglihatan (visual),
pendengaran (auditori), dan gerakan (kinestetik).

1. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar penglihatan (visual) merupakan gaya belajar yang mengandalkan, mengakses,
menciptakan, dan mengingat segala hal dengan cara citra visual atau merekam segala sesuatu
dengan melihat. Modal dalam gaya belajar penglihatan atau visual ini adalah hubungan
warna, ruang, potret mental, dan gambar yang menonjol. Seseorang yang memiliki tipe visual
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Teratur karena selalu memerhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan.


b. La lebih suka membaca daripada dibacakan karena suka mengingat dengan
gambar.
c. Suka mencoret-coret.
d. Dapat menangkap segala sesuatu secara detail karena ia mengingat apa yang
dilihat.
e. Membutuhkan gambaran dan tujuan secara menyeluruh.
f. Jika berbicara menggunakan tempo yang cepat.
g. Saat berkomunikasi dengan orang lain sering menggunakan kata yang
berhubungan dengan penglihatan.

Setelah mengetahui ciri-ciri tipe visual, berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan guru jika
menghadapi anak dengan kecenderungan visual yaitu dengan:
a. Guru hendaknya menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna daripada papan tulis.

b. Guru mendorong anak untuk menggambarkan informasi dengan menggunakan diagram


dan warna.
c. Guru memberi kode warna untuk materi pelajaran dan mendorong anak untuk mencatat
dengan menggunakan pulpen aneka warna.

Adapun karakteristik umum gaya belajar visual sebagai beri- kut.


a. Lebih suka membaca daripada dibacakan.
b. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato atau ceramah.
c. Lebih suka mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar.

2. Gaya Belajar Pendengaran (Auditori)

Gaya belajar pendengaran (auditori) merupakan gaya belajar de- ngan modal mengakses
segala bunyi dan kata. Gaya belajar model ini lebih menonjolkan pendengaran, seperti
menyukai mendengarkan musik, nada, irama, rima, dialog, internal, dan suara yang menonjol.
Seseorang yang memiliki tipe auditori memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Kurang fokus artinya perhatiannya mudah terpecah.


b. Berbicara dengan pola berirama.
c. . Lebih menyukai belajar dengan cara mendengarkan.
d. Saat membaca suka menggerakkan bibir atau bersuara.
e. Dapat berdialog secara internal dan eksternal.
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk menghadapi anak dengan
kecenderungan visual.
a. Gunakan variasi vokal (perubahan nada, kecepatan, dan volume) dalam presentasi di
kelas.
b. Gunakan pengulangan dan mintalah anak untuk menyebutkan kembali konsep
pelajaran.
c. Gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin.
d. Optimalkan kemampuan anak didik dalam belajar secara auditori dengan cara setiap
segmen anak didik diminta memberitahukan pada teman.

3. Gaya Belajar Gerakan (Kinestetik)


Gaya belajar gerakan (kinestetik) adalah gaya belajar dengan modal mengakses segala jenis
gerak dan emosi. Gaya belajar ini sangat menonjolkan gerakan, koordinasi, irama, tanggapan
emo- sional, dan kenyamanan fisik. Seseorang yang sangat kinestetik bercirikan sebagai
berikut.
a. Seseorang yang sangat kinestetik suka melakukan banyak gerakan.
b. Memiliki kecenderungan untuk menyentuh orang yang berdiri berdekatan
dengannya.
c. Dalam melakukan proses belajar cenderung mempraktikkan.
d. Memiliki kemampuan mengingat sambil berjalan dan melihat.
e. Cenderung menunjuk tulisan saat membaca.
Anak yang memiliki gaya belajar kinestetik membutuhkan Bimbingan orang tua atau guru.
Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan orang tua atau guru untuk menghadapi anak
dengan kecenderungan kinestetik.

a. Menggunakan alat bantu saat belajar untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan
menekankan konsep kunci.
b. Menciptakan simulasi konsep. Hal ini dilakukan agar anak da- pat
mempraktikkannya.
c. Memperagakan konsep. Memperagakan konsep bertujuan memberikan kesempatan
kepada anak untuk mempelajari langkah demi langkah.
d. Memberikan izin kepada anak didik untuk berjalan-jalan di kelas. Hal ini bertujuan
mengembangkan kreativitas anak.
e. Menceritakan pengalaman guru atau kisah tokoh sukses lainnya tentang wawasan
belajar dan kegunaan belajar. Hal ini bertujuan mendorong anak didik untuk semangat
dalam belajar dan mempraktikkannya.

Yan Djoko Pietono, Anakku Bisa Brilliant (Sukses Menuju Brilliant), (PT. Bumi Aksara :
Jakarta, 201), hal. 100-107

Anda mungkin juga menyukai