PENGARUH.PENGGUNAAN PROGRAM.GEOGEBRA.TERHADAP
PENALARAN.SISWA.DALAM.MATERI.MENENTUKAN.JARAK
TITIK.KE.GARIS.PADA.RUANG.DIMENSI.TIGA.UNTUK.SISWA
KELAS.X.MAN.2.TAPANULI.TENGAH
PROPOSAL PENELITIAN
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEDAN
2022
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI..................................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup Masalah............................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah......................................................................................................4
1.4 Batasan Masalah.........................................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian........................................................................................................4
1.6 Manfaat Penelitian......................................................................................................5
1.7 Defenisi Operasional..................................................................................................5
2
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................................31
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................................31
3.2 Populasi dan Sampel................................................................................................31
3.3 Desain dan Variabel Penelitian................................................................................31
3.3.1 Desain Penelitian................................................................................31
3.3.2 Variabel Penelitian.............................................................................33
3.4 Instrumen Penelitian.................................................................................................33
3.5 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................36
4.6 Prosedur Penelitian...................................................................................................37
3.7 Analisis Data............................................................................................................38
3.7.1 Uji Validitas Butir Soal......................................................................38
3.7.2 Uji Reliabilitas...................................................................................39
3.7.3 Analisis Tes Hasil Pembelajaran Siswa.............................................39
3.7.4 Uji Hipotesis.......................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................42
LAMPIRAN................................................................................................................................46
3
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi tes kemampuan awal dan tes hasil belajar........................................34
Tabel 3.2 Rubrik Penskoran Kemampuan Penalaran Matematika..................................34
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menurut Shulhany, dkk. (2014) pembelajaran dimesi tiga seharusnya tidak
dilakukan dengan metode yang biasa digunakan pada pembelajaran umumnya.
Pembelajaran dimensi tiga memerlukan pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk
melakukan aktivitas yang dapat membantu mereka membentuk konsep secara
menyeluruh. Menurut Mahmudi (2010) dalam proses pembelajaran geometri diperlukan
suatu media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk berinteraksi dengan objek-
objek geometri dan membantu siswa dalam memahami geometri secara visual. Salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu imajinasi siswa agar siswa mudah
memahami materi dimensi tiga secara efektif adalah dengan menggunakan media
komputer. Menurut Suherman, dkk. (2003: 293) komputer memiliki potensi yang besar
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pada pembelajaran matematika.
Banyak hal abstrak yang sulit dipikirkan siswa dapat dipresentasikan melalui simulasi
komputer. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami matematika. Menurut
Nopiyanti (2013) media dengan menggunakan komputer dapat membantu
memvisualisasikan konsep abstrak dan mampu melibatkan peran aktif siswa dalam
belajar.
Salah satu software pada komputer yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran matematika seperti materi dimensi tiga yaitu Geogebra. Menurut
Hohenwarter, dkk. (2008), Geogebra sangat bermanfaat untuk guru maupun siswa. Bagi
guru, Geogebra menawarkan kesempatan yang efektif untuk mengkreasikan lingkungan
belajar interaktif yang memungkinkan siswa mengeplorasi berbagai konsep matematika.
Menurut Mahmudi (2010) pemanfaatan program Geogebra memberikan keuntungan
seperti memberi pengalaman visual yang jelas sehingga membantu guru/ siswa untuk
menyelidiki atau menunjukkan sifat-sifat yang berlaku pada suatu objek geometri.
Selain itu Geogebra merupakan software open source atau gratis yang mudah
digunakan. Menurut Wess (2009) Program yang diciptakan oleh Markus Hohenwarter
pada tahun 2001/2002 ini bersifat dinamis dalam pembelajaran matematika, khususnya
geometri sehingga memungkinkan siswa untuk aktif dalam membangun pemahaman
konsep geometri. Menurut Putri, dkk. (2014) program Geogebra memungkinkan untuk
melakukan visualisasi yang sederhana dari konsep geometri yang rumit dan membantu
pemahaman siswa tentang konsep geometri tersebut.
2
Penelitian terkait pengembangan lembar aktivitas siswa berbantuan Geogebra telah
dilakukan peneliti lain diantaranya Rusmawati dan Rudhito (2012) serta Prayitno, dkk.
(2014). Dapat disimpulkan dari penelitian Rusmawati dan Rudhito (2012) serta
Prayitno, dkk. (2014) bahwa lembar aktivitas siswa berbantuan Geogebra dapat
digunakan sebagai bahan ajar yang baik. Namun kedua penelitian tersebut baru
mencakup materi geometri dimensi dua. Penelitian Rusmawati dan Rudhito pada materi
kesebangunan sedangkan penelitian Prayitno, dkk. pada materi segi tiga dan segi empat.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas X-IPA1 MAN 2 Tapanuli
Tengah dengan memberikan tes soal, hasilnya menunjukkan bahwa penalaran siswa
sebanyak 14 orang masih rendah, 3 orang dengan kategori sedang, 2 orang dengan
kategori tinggi, dan 17 orang siswa tidak mengerjakan soal tes tersebut. Berdasarkan
wawancara dengan guru matematika MAN 2 Tapanuli Tengah bahwasanya pengunaan
media pembelajaran masih kurang optimal, guru hanya menggunakan media
konvensional dengan sumber belajar dari buku paket dan papan tulis sebagai alat
penyampaian pesan kepada siswa. Selain itu guru juga menggunakan metode ceramah
yang membuat siswa bosan dan tidak memperhatikan guru dalam menjelaskan
pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan
menggunakan software Geogebra dikelas XII MAN 2 Tapanuli Tengah, dengan judul
penelitian “Pengaruh Penggunaan Programn Geogebra Terhadap Penalaran
Siswa Dalam Materi Menentukan Jarak Titik Ke Garis Pada Ruang Dimensi Tiga
Untuk Siswa Kelas X Man 2 Tapanuli Tengah.”
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan maka ruang lingkup
permasalahannya yaitu:
1. Siswa mengalami kesulitan dalam melakukan pemahaman mengenai materi geometri
sehingga hasil belajar siswa rendah;
2. Motivasi siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah dan tidak interaktif ;
3. Pelaksanaan pembelajaran kurang mengikuti perkembangan teknologi dengan
memanfaatkan komputer;
4. Kurangnya aplikasi guru pada alat peraga bangun ruang untuk meningkatkan
3
interaktif siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana penggunaan program Geogebra pada pembelajaran matematika materi
geometri terhadap motivasi belajar di kelas X IPA 1 MAN 2 Tapanuli Tengah?
4
Tengah.
3. Mendeskripsikan efektivitas penggunaan program Geogebra pada pembelajaran
matematika materi materi geometri terhadap motivasi dan hasil belajar di kelas X IPA 1
MAN 2 Tapanuli Tengah.
5
1.7 Defenisi Operasional
1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang
ikut membantu wata, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
2. Geogebra adalah program dinamis yang memiliki fasilitas untuk
memviualisasikan atau mendemonstrasikan konsep-konsep matematika serta
sebagai alat bantu untuk mengkonstruksikan konsep-konsep matematika.
3. Penalaran adalah suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir.
4. Jarak adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh posisi objek.
5. Ruang dimensi tiga atau disebut juga dengan bangun ruang adalah sebuah
bangun yang memiliki ruang dan dibatasi oleh sisi-sisi seperti balok, bola, dan
banyak lagi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran
Menurut Siregar dan Nara (2010: 12) pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-
kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Tujuan pembelajaran menurut Helmiati
(2012: 5) ialah membantu siswa belajar dengan memanipulasi lingkungan dan merekayasa
kegiatan serta menciptakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa untuk melalui,
mengalami atau melakukannya. Dari proses melalui, mengalami dan melakukan itulah pada
akhirnya siswa akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, pembentukan sikap dan
keterampilan. Dalam konteks ini, siswalah yang aktif melakukan aktivitas belajar.Aktivitas
belajar siswa yang dimaksud adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Beberapa
ciri pembelajaran menurut Siregar dan Nara (2010: 13) sebagai berikut.
a) Merupakan upaya sadar dan disengaja.
b) Pembelajaran harus membuat siswa belajar.
c) Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.
d) Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.
Menurut Siregar dan Nara (2010) beberapa teori belajar yang secara umum dapat
dikelompokkan dalam empat kelompok atau aliran meliputi :
1. Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar diartikan sebagai
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antar stimulus dan respons.
Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari
lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung pada faktor-faktor kondisional yang
diberikan lingkungan. Beberapa ilmuwan yang termasuk pendiri sekaligus penganut
behavioristik antara lain adalah Thorndike, Watson, Hull, Guthrie, dan Skinner (Siregar dan
Nara, 2010: 25).
2. Teori Belajar Kognitivistik
Teori ini menekankan proses belajar dibandingkan dengan hasil belajar. Bagi
penganut aliran kognitivistik belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respons. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
7
Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuaan dibangun dalam diri seseorang melalui proses
interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpatah-
patah, terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, bersambung-sambung, menyeluruh.
Ibarat seseorang yang memainkan musik, tidak hanya memahami not-not balok pada partitur
sebagai informasi yang saling lepas dan berdiri sendiri, tapi sebagai suatu kesatuan yang
secara utuh masuk ke dalam pikiran dan persaaannya (Siregar dan Nara, 2010: 30).
3. Teori Belajar Humanistik
Bagi penganut teori humanistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia. Dari teori-teori belajar, seperti behavioristik kognitif dan konstruktivistik, teori
inilah yang paling abstrak, yang paling mendekati dunia filsafat daripada dunia pendidikan.
Pada kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar
dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada gagasan
tentang belajar dalam bentukknya yang paling ideal daripada belajar seperti apa yang biasa
diamati dalam dunia keseharian. (Siregar dan Nara, 2010: 34 – 35).
4. Teori Belajar Konstruktivistik
Teori konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi)
pengetahuan oleh sibelajar itu sendiri. Pengetahuan ada didalam diri seseorang yang sedang
mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seorang guru kepada
orang lain (siswa). Pengetahuan dipahami sebagai suatu pembentukan yang terus menerus
oleh seseorang yang setiap mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman
baru. Pengetahuan bukanlah kemampuan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari,
melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun
lingkungannya (Siregar dan Nara, 2010: 39 – 40).
B. Matematika
Matematika berasal dari kata mathema artinya pengetahuan, mathein artinya berpikir atau
belajar. Matematika merupakan ilmu yang dipelajari di seluruh jenjang pendidikan dan tidak
mudah untuk dikuasai oleh siswa. Penting bagi setiap manusia untuk mengenal dan
mempelajari matematika, serta memahami peran dan manfaat matematika bagi manusia.
Johnson dan Myklebust (dalam Abdurrahman, 2003:252) mengemukakan bahwa matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan
kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.
Seperti yang telah dipelajari mulai dari jenjang pendidikan dasar, dalam matematika dikenal
banyak simbol maupun notasi yang hanya bisa dibayangkan dalam pikiran saja namun
memiliki makna.
8
Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi,
alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi,
analisis dan kontruksi, generalitas dan individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara
lain aritmatika, aljabar, geometri dan analisis (Uno, 2008:129). Selain objek kajian yang
bersifat abstrak, matematika juga memiliki objek kajian yang sangat berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari dan mudah untuk dipahami. Berdasarkan pendapat para ahli di atas,
penulis dapat menyimpulkan bahwa matematika merupakan bahasa simbol yang disebut
dengan pengetahuan, ilmu, atau pola berpikir terkait logika, bilangan dan ruang, rangkaian
metode untuk menarik kesimpulan, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika,
aljabar, geometri dan analisis.
Menurut Jamaris (2014: 3) kesulitan belajar atau learning disability yang biasa
disebut dengan istilah learning disorder atau learning difficulty adalah suatu kelainan yang
membuat individu bersangkutan sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif. Faktor
yang menjadi penyebab kesulitan belajar tidak mudah ditetapkan karena faktor tersebut
bersifat kompleks, bahkan faktor penyebab tersebut tidak diketahui, namun mempengaruhi
kemampuan otak dalam menerima dan memproses informasi dan kemampuan dalam belajar
bidang-bidang studi tertentu (Jamaris, 2014: 3).
Kesulitan belajar merupakan rentangan dari kesulitan belajar ringan sampai pada
kesulitan belajar berat. Kesulitan ini mempengaruhi salah satu atau lebih dalam proses
penerimaan, pengelolaan, dan penggunaan informasi yang berkaitan dengan hal-hal berikut
ini (Jamaris, 2014: 32) :
a) Kesulitan berbahasa lisan yang mencakup (mendengar, berbicara, dan memahami
pembicaraan).
b) Kemampuan membaca yang mencakup encoding, pengetahuan tentang fenotik,
pengenalan dan pemahaman arti kata.
c) Kemampuan menulis, yang mencakup mengeja, menulis, dan mengarang.
d) Kemampuan matematika, yang mencakup berhitung dan pemecahan masalah.
9
a) Kelemahan dalam menghitung.
b) Kesulitan dalam mentransfer pengetahuan.
c) Pemahaman bahasa matematika yang kurang.
d) Kesulitan dalam persepsi visual.
Penalaran merupakan suatu kegiatan atau proses berpikir untuk menarik kesimpulan
atau membuat pernyataan baru yang didasarkan pada pernyataan sebelumnya dan
kebenarannya telah dibuktikan (Sumartini, 2015). Secara garis besar penalaran terbagi
menjadi dua, yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif merupakan
penarikan kesimpulan dari hal yang umum menuju hal yang khusus berdasarkan fakta-fakta
yang ada. Penalaran induktif merupakan suatu proses berpikir dengan mengambil suatu
kesimpulan yang bersifat umum atau membuat suatu pernyataan baru dari kasus-kasus yang
khusus.
Meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa perlu didukung oleh
pendekatan pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kemampuan penalaran matematis membantu siswa dalam menyimpulkan dan membuktikan
suatu pernyataan, membangun gagasan baru, sampai pada menyelesaikan masalah-masalah
dalam matematika. Oleh karena itu, kemampuan penalaran matematis harus selalu
dibiasakan dan dikembangkan dalam setiap pembelajaran matematika (Sumartini, 2015:10).
Menurut Putri, dkk (2019:12) mengukur kemampuan penalaran matematis siswa
diberikan soal yang berpedoman pada aspek penalaran yaitu
a) Aspek memahami pengertian
b) Berpikir logis
c) Memahami contoh negatif
d) Berpikir sistematis
e) Berpikir konsisten
f) Membuat alasan
g) Menentukan strategi
h) Berpikir deduksi
i) Menentukan metode
j) Menarik kesimpulan.
10
2.4 Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang
secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi (Falahudin,
I., 2014). Belajar adalah sebuah proses perubahan didalam kepribadian manusia dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain (Ekayani, N. L. P., 2017).
Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha pembelajar untuk membuat belajar para
pelajarnya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar
pada para pelajarnya. Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika si pelajar secara aktif
mengalami sendiri proses belajar. Seorang pembelajar tidak dapat "mewakili" belajar untuk
pelajarnya. Seorang pelajar belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang
berada dalam satu ruangan dengan pembelajar yang sedang mengajar (Falahudin, I., 2014).
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan, media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari pembelajar untuk pelajarnya dalam rangka
membantu proses belajar para pelajar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga
dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik (Ekayani, N. L. P., 2017).
Menurut Haryanto (dalam Ekayani, N. L. P., 2017) media pembelajarannya mempunyai
beberapa tujuan, adapun tujuan media pembelajaran sebagai berikut:
1. mempermudah proses belajar mengajar;
2. meningkatkan efisiensi belajar mengajar;
3. menjaga relevansi dengan tujuan belajar;
4. membantu konsentrasi Mahasiswa;
5. menurut Gagne: Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk
belajar; 6. menurut Briggs: Wahana fisik yang mengandung materi instruksional;
7. menurut Schramm: Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional;
8. menurut Y. Miarso: Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa.
Media merupakan komponen dari pembelajaran, manfaat dan fungsi dalam pembelajaran
sangat dirasakan baik oleh tenaga pendidik maupun siswa. Keberhasilan media dalam
meningkatkan kualitas belajar siswa d itentukan pada bagaimana kemampuan guru dalam
memilih media yang akan digunakan.
11
Ada beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan oleh guru untuk memilih media yaitu:
a. pertimbangan siswa;
b. pertimbangan tujuan pembelajaran;
c. pertimbangan strategi pembelajaran;
d. pertimbangan kemampuan dalam merancang dan menggunakan media;
e. pertimbangan biaya;
f. pertimbangan sarana dan prasarana;
g. pertimbangan efesiensi dan efektifitas (Mahnun, N., 2012)
12
2.5.3 Kelebihan dan Kekurangan Geogebra
Geogebra memiliki fitur-fiturnya lengkap sehingga mempunyai keunggulan dalam
membuat objek geometri secara cepat dan akurat. Selain itu Geogebra juga didukung oleh
lebih dari 40 bahasa termasuk bahasa Indonesia sehingga memudahkan pengguna dalam
pengoperasianya. Namun perlu disadari bahwa tidak terdapat media yang paling baik atau
paling paling tepat untuk semua topik pembelajaran matematika. Demikian halnya dengan
pemanfaatan komputer program Geogebra. Untuk mencapai efektivitas pembelajaran
geometri, media ini perlu dikombinasikan dengan media pembelajaran lainnya, termasuk
dengan media konvensional dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
13
aljabar untuk perhitungan simbolik. Tampilan CAS ini terdiri dari baris yang setiap
barisnya memiliki input dibagian atas dan layar output pada bagian bawah.
e) Tampilan grafik 3 dimensi (3D Graphics), merupakan tempat menampilkan gambar atau
grafik 3 dimensi dari objek/persamaan yang dimaksud.
f) Tampilan probabilitas statistik (Probability), merupakan tampilan bentuk statistik. Pada
tampilan ini kita dapat melihat bentuk distribusi statistik dan melakukan perhitungan uji
statistik.
14
Open : membuka tempat file yang akan dituju/dicari
Open Recent : membuka file Geogebra terakhir (tertera)
Save : menyimpan file yang sedang aktif dengan nama lama
Save As : menyimpan file yang sedang aktif dengan nama baru
Share : mengupload/membagikan Geogebra ke you tube
Export : mengekspor lembar kerja atau tampilan grafik
Print Preview : pratinjau cetakan
Close : menutup file yang aktif
15
Gambar 2.3 Menu View Geogebra
16
Advanced : lanjutan pengaturan fitur tampilan
Save Settings : menyimpan pengaturan
Restore Default Settings : kembali ke pengaturan awal
17
Gambar 2.7 Menu Help Geogebra
Tutorials : tutorial
Manual : manual
Geogebra Forum : forum Geogebra
Report Bug : laporkan Bug
About/License : keterangan/lisensi
18
1. Jarak antara dua titik
Jarak antara dua titik adalah panjang garis hubung terpendek dari kedua titik itu.
Misalkan kita memiliki dua titik A dan B. Jarak antara titik A dan titik B adalah panjang garis
lurus yang melalui kedua titik itu. Dengan demikian, jarak antara titik A dan titik B adalah
panjang ruas garis AB.
. .
A B
Titik A dan B
Misalkan titik A dan B terletak pada bidang koordinat berdimensi tiga, dimana
koordinat titik A adalah (a 1 , a2 , a3) dan koordinat titik B adalah (b 1 , b2 , b3) maka jarak antara
titik A dan B dapat ditentukan dengan rumus panjang,
Panjang AB = √ ¿ ¿
. .
A B
Gambar 2.8 Ruas garis AB
Contoh :
Tentukan jarak antara titik A(8, 5, 4 ) B (5, 9, 4).
Jawab :
Jarak titik A ke titik B adalah panjang ruas garis AB
AB = √ ¿ ¿
= √¿¿
= √ 25
=5
Jadi, jarak titik A dan B adalah 5 satuan panjang
2. Jarak titik ke garis
Diketahui sebuah titik B terletak diluar garis g seperti pada gambar dibawah ini. Jarak
antara titik B ke garis g lintasan terpendek dari titik B ke garis g.
Panjang lintasan terpendek diperoleh dengan menarik garis dari titik B tegak lurus
memotong garis g. Misalkan titik potongnya adalah titik C. Jarak dari B ke C itulah yang
disebut jarak titik B ke garis g. Lihat Gambar 2.9 (b)
19
Gambar 2.9 Jarak titik ke garis
Contoh :
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 5 cm.
Tentukan jarak titik dan garis berikut.
Titik A ke garis BC c. Titik E ke garis BC
Titik B ke garis FG d. Titik G ke garis AB
Jawab :
Jarak titik A ke garis BC sama dengan panjang rusuk AB = 5 cm.
Jarak Titik B ke garis FG sama dengan panjang rusuk BF = 5 cm.
Jarak Titik E ke garis sama BC dengan panjang diagonal sisi EB.
Panjang EB kita tentukan dengan teorema Phythagoras.
EB = √ AB2 + AE2
= √ 52 +52
= √ 25+25
= √ 50
= 5 √2
Jadi, jarak titik E ke garis BC adalah 5 √ 2 cm
Jarak Titik G ke garis BC sama dengan panjang diagonal sisi BG. Panjang BG
merupakan diagonal sisi kubus. Karena ukuran sisi kubus semua sama maka panjang BG =
EB = 5 √ 2
Jadi, jarak titik G ke garis AB adalah 5 √ 2
3. Jarak Titik ke Bidang
Diketahui sebuah bidang α dan titik B di luar bidang tersebut. Untuk mengukur jarak
antara titik B dan bidang α , tariklah garis tegak lurus bidang α yang melalui titik B. Titik
potong antara garis tersebut dengan bidang α dengan titik P. Jarak antara titik B dan bidang α
sama dengan panjang ruas garis BP.
20
Contoh :
Diketahui kubus ABCD.EFGH. Panjang rusuk kubus adalah 7 cm. Tentukan jarak
a. Titik A ke bidang ABCD
b. Titik A ke bidang EFGH
c. Titik H ke bidang BCGF
Jawab :
a. Karena titik A terletak pada bidang ABCD, berarti jarak titik A ke bidang ABCD
adalah 0 cm.
b. Jarak titik A ke bidang EFGH, berarti menentukan panjang AE. Karena AE
merupakan rusuk kubus maka panjang AE = 7 cm. Jadi, jarak titik A kr bidang
EFGH adalah 7 cm.
c. Jarak titik H ke bidang BCGF, berartimenentukan panjang HG. Karena HG
merupakan rusuk kubus maka panjang HG = 7 cm. Jadi, jarak titik H ke bidang BCGF
adalah 7 cm.
21
Gambar 2.12 Kubus pada contoh soal
Tentukan :
a) Jarak titik A ke garis BC
b) Jarak titik A ke garis FG
c) Jarak titik C ke garis FH
d) Jarak titik P ke garis CD
e) Jarak titik P ke garis BF
f) Jarak titik P ke garis BD
Penyelesaian :
a) Jarak titik A ke garis BC
Untuk menentukan jarak titik A ke garis BC maka terlebih dahulu harus dibuat garis
yang melalui titik A dan tegak lurus garis BC. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
garis yang melalui titik A dan tegak lurus garis BC adalah garis AB. Maka jarak titik
A ke garis BC adalah sepanjang garis AB yaitu 5 cm.
b) Jarak titik A ke garis FG
Untuk menentukan jarak titik A ke garis FG maka terlebih dahulu harus dibuat garis
yang melalui titik A dan tegak lurus garis FG. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
garis yang melalui titik A dan tegak lurus garis FG adalah diagonal sisi AF. Maka
jarak titik A ke garis FG adalah sepanjang diagonal sisi AF. Untuk menentukan
AF= √ ¿ ¿
AF= √ 52 +52
AF= √ 25+ 25
AF= √ 50
AF=5 √ 2
Untuk menentukan jarak titik C ke garis FH maka terlebih dahulu harus dibuat garis
22
yang melalui titik C dan tegak lurus garis FH. Dari gambar tersebut terlihat bahwa garis
yang melalui titik C dan tegak lurus garis FH adalah garis OC, dengan titik O adalah
titik tengah garis FH. Maka menentukan dahulu panjang OF. Karena FH adalah
diagonal sisi seperti yang telah ditentukan diatas, maka panjang FH adalah 5 √ 2 cm,
5
dan OF adalah setengah dari panjang FH. Sehingga panjang OF adalah √ 2 cm. Garis
2
CF juga merupakan diagonal sisi dengan panjang 5 √ 2 cm. Untuk menentukan panjang
OC =√ ¿ ¿
OC =√ ¿ ¿
√
OC = 50−(
25
2
)
OC =
√ 75
2
5
OC = √6
2
5
Sehingga jarak titik C ke garis FH adalah OC ¿ √ 6 cm
2
23
maka terlebih dahulu harus dibuat garis yang melalui titik P dan tegak lurus garis CD.
Dari gambar tersebut terlihat bahwa garis yang melalui titik P dan tegak lurus garis
CD adalah garis PC. Maka jarak titik P ke garis CD adalah sepanjang garis PC yaitu
5:2 = 2,5 cm
e) Jarak titik P ke garis BF
Untuk menentukan jarak titik P ke garis BF maka terlebih dahulu harus dibuat garis
yang melalui titik P dan tegak lurus garis BC. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
garis yang melalui titik P dan tegak lurus garis BF adalah garis PQ, dengan Q adalah
titik tengah garis BF. Maka jarak titik P ke garis BF adalah sepanjang garis PQ,
Untuk menentukan jarak titik P ke garis BD maka terlebih dahulu harus dibuat garis
yang melalui titik P dan tegak lurus garis BD. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
garis yang melalui titik P dan tegak lurus garis BD adalah garis PR, dengan R adalah
titik tengah garis BD. Maka jarak titik P ke garis BD adalah sepanjang garis PR. Jadi,
terlebih dahulu menentukan panjang RC. Dari gambar terlihat bahwa RC merupakan
sebagai berikut :
PR= √ ¿ ¿
PR= √ ¿ ¿
PR=
√ 25 25
+
2 4
PR=
√ 75
4
5
PR = √3
2
24
5
Sehingga jarak titik P ke garis BD adalah PR = √ 3 cm
2
Gambar 2.14 Jarak titik P ke garis BD
25
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif dan
pastisipatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran penemuan
terbimbing dengan software Geogebra telah terlaksana sesuai indikator keberhasilan,
motivasi belajar siswa telah mencapai 77,68% dengan kategori tinggi dan telah mencapai
indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Maika Aprienti pada tahun 2020 dengan judul “ Pengaruh
Penggunaan software Geogebra Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Kota Jambi ”. Penelitian in bertujuan untuk mendapatkan
bukti bahwa penggunaan media software Geogebra berpengaruh terhadap kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa pada materi fungsi kuadrat dan untuk mengetahui
berapa skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan dan tanpa
menggunakan media software Geogebra pada kelas IX MTsN 5 Kota Jambi. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode True Exprerimental Design
yaitu Posttest-only Control Design. Dan hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan software Geogebra terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa diperoleh dari hasil perhitungan analisis effect size menggunakan rumus
cohens yaitu d = 1,5 dengan nilai sebesar 93,3% yang berarti pengaruh penggunaan software
Geogebra terhadap pemahaman konsep matematis siswa tinggi. Skor kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa menggunakan software Geogebra pada materi fungsi
kuadrat diperoleh hasil rata-rata nilai test (posttest) sebesar 71 dengan standar deviasi 16,788
dan tanpa menggunakan software Geogebra diperoleh hasil rata- rata nilai test (posttest)
sebesar 48,3 dengan standar deviasi 14,674.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbantuan Geogebra lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan
pembelajaran tanpa bantuan Geogebra.
26
penyampaian materi. Pada umumnya system yang digunakan guru dalam proses belajar
mengajar yaitu sistem pembelajaran yang monoton dan konvensional dimana guru
memberikan penjelasan tentang materi dan siswa menerima menyimak. Sistem ini tidak
menginterpretasikan imajinasi setiap bentuk dan proyeksi dari bangun ruang dimensi tiga.
Sehingga setiap siswa sulit untuk memahami proyeksi mengenai titik, jarak, dan bangun
ruang yang merupakan inti dari materi geometri bangun ruang.
Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran materi bangun ruang
dimensi tiga sangat dibutuhkan, karena dengan strategi yang tepat materi akan tersampaikan
seluruhnya kepada peserta didik. Salah satunya dengan media komputasi menggunakan
program geogebra. Dalam strategi ini siswa dituntut untuk ikut aktif dan tidak menjadikan
siswa takut dalam belajar matematika khususnya materi geometri bangun ruang dimensi tiga.
Dalam system pembelajaran ini siswa mampu memvisualisasikan bangun ruang dan
cara belajar yang menyenangkan dan menarik minat siswa dalam belajar. Jika pembelajaran
menyenangkan dan menyediakan fitur-fitur yang menunjang penalaran siswa maka motivasi
atau ketertarikan, interaktif , dan nilai siswa dalam ujian akan meningkat.
27
Proses Pembelajaran Geometri dimensi tiga di kelas X MAN 2
TAPANULI TENGAH
Kegiatan
Pembelajaran
Peningkatan motivasi, ketertarikan, dan interaktif siswa dalam belajar yang daapat dilihat melalui
nilai belajar siswa
28
2.9 Hipotesis
29
BAB III
METODE PENELITIAN
30
desain eksperimen menurut Creswell adalah:
1. Penugasan acak (Random Assignment).
Sebagai peneliti eksperimen, anda akan menetapkan siswa menjadi kelompok-kelompok.
Pendekatan yang paling tepat adalah untuk menetapkan siswa secara acak untuk perlakuan.
Penugasan acak merupakan proses untuk menetapkan siswa pada kelompok acak atau pada
kelompok yang berbeda dalam eksperimen. Dengan menggunakan penugasan acak maka
penyimpangan pada karakteristik siswa dalam eksperimen dapat disalurkan secara merata
pada tiap kelompok. Dengan pengacakan maka dapat mengontrol karakteristik yang tidak
diinginkan yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil.
2. Kontrol variabel asing (Control Over Extranous Variables).
Dalam menugaskan acak siswa, kita mengatakan bahwa kita mengontrol variabel asing yang
mungkin dapat mempengaruhi hubungan antara kebiasaan baru dan hasilnya. Faktor asing
adalah beberapa pengaruh dari pemilihan subjek, prosedur, statistik, atau desain yang
kemungkinan mempengaruhi hasil dan menghasilkan penjelasan lain untuk hasil yang telah
diperkirakan.
3. Manipulasi perlakuan (Manipulation of Treatment Conditions)
Setelah anda memilih subjek, maka secara acak menetapkan subjek pada salah satu kondisi
perlakuan atau kelompok eksperimen. Pada perlakuan ekperimental, peneliti secara jasmani
turut mengubah kondisi yang dialami oleh unit eksperimental.
4. Pengukuran hasil (Outcome Measures)
Dalam semua situasi eksperimental, anda menilai apakah kondisi perlakuan mempengaruhi
hasil atau variabel terikat. Pada eksperimen, hasil penelitian adalah variabel terikat yang
diduga berpengaruh pada variabel perlakuan. Pengaruh ini juga telah diperkirakan pada
hipotesis
dalam persamaan sebab akibat.
5. Perbandingan kelompok (Group Comparison)
Pada eksperimen, anda juga membandingkan skor untuk perlakuan yang berbeda pada hasil.
Perbandingan kelompok adalah proses dari peneliti menghasilkan skor untuk individu
maupun kelompok pada variabel terikat dan membandingkan rata-rata dan selisih pada
individu maupun kelompok.
6. Ancaman validitas (Threats of Validity)
Ide akhir dalam eksperimen adalah untuk merancang sehingga penarikan kesimpulan benar
atau tepat. Ancaman untu k menarik kesimpulan yang tepat dibutuhkan untuk ditujukan pada
penelitian eksperimen. Ancaman validitas mengacu pada alasan khusus mengapa
31
dapat terjadi kesalahan ketika membuat kesimpulan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh tiap variabel. Penelitian
kuantitatif hasilnya akan berupa angka yang di deskripsikan dan ditarik kesimpulan.
Penelitian ini juga menggunakan perhitungan statistik untuk mendapatkan hasil yang valid
serta akurat secara pasti. Adapun diagram desain yang digunakan dalam melakukan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Populasi
(kelas X Man 2 Tapanuli Tengah)
Penarikan simpulan
32
1. Variabel Bebas
Variabel bebas atau lebih dikenal dengan variabel independen pada prinsipnya
variabel bebas ini adalah suatu variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan program Geogebra. Program ini adalah
program dinamis yang memiliki fasilitas untuk memviualisasikan atau mendemonstrasikan
konsep-konsep matematika serta sebagai alat bantu untuk mengkonstruksikan konsep-konsep
matematika (Syahbana,2016:2).
2. Variabel Terikat
Variabel terikat atau sering disebut dengan variabel dependen. Variabel terikat
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas.. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penalaran siswa. Penalaran adalah suatu
proses berpikir dalam menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dikaitkan dengan
kegiatan berpikir (Jujun, 2009).
Berdasarkan penjelasan tersebut maka ditetapkan variable-variabel pada penelitian
ini yaitu
1. Variabel Bebas dalam penelitian ini yaitu media belajar dengan program Geogebra
dan guru yang memahami dan mendukung program Geogebra.
2. Variable terikat pada penelitian ini yaitu nilai siswa pada uji materi geometri bangun
ruang dimensi tiga, ketertarikan/minat siswa dalam belajar matematika khususnya materi
bangun ruang dimensi tiga, dan interaktif siswa dalam kegiatan beajar mengajar.
33
data langsung dari lapangan (Semiawan, 2010). Observasi dilaksanakan sebelum
penelitian berlangsung untuk mengetahui situasi awal lingkungan tersebut.
b) Tes Tertulis
Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai test. Tes dilaksanakan dua kali yaitu
sebelum dan sesudah proses pembelajaran dengan menggunakan Geogebra, yang biasa
dinamakan Tes Kemampuan Awal dan Tes Hasil Belajar. Tes Kemampuan Awal dan Tes
Hasil Belajar bertujuan untuk membandingkan hasil prestasi belajar siswa.
Berikut ini adalah kisi-kisi Tes Kemampuan Awal dan Tes Hasil Belajar :
Tabel 3.1 Kisi-kisi tes kemampuan awal dan tes hasil belajar
34
memperkirakan proses penyelesaian 4
2. Menggunakan pola Tidak dapat menuliskan pola yang
dan hubungan untuk diketahui dari soal dan tidak dapat
menganalisa menghubungkan dengan yang 1
matematis ditanyakan dalam soal.
Dapat menuliskan pola yang
diketahui dari soal tetapi tidak dapat 2
menghubungkannya dengan yang
ditanyakan dalam soal.
Dapat menuliskan pola yang
diketahui dari soal dan dapat 3
menghubungkannya dengan yang
ditanyakan dalam soal tetapi salah
Dapat menuliskan pola yang
diketahui dari soal dan dapat 4
menghubungkannya dengan yang
ditanyakan dalam soal
3. Tidak tepat dalam menyusun
Menyusun argument
argumen yang valid dengan 2
yang valid dengan
menggunakan langkah penyelesaian
menggunakan
yang tidak sistematis
langkah sistematis
Kurang tepat menyusun argumen
yang valid dengan langkah 2
penyelesaian yang kurang sistematis
Dapat menyusun argumen yang valid
dengan langkah penyelesaian yang 3
kurang sistematis
Dapat menyusun argumen yang valid
dengan tepat menggunakan langkah 4
penyelesaian yang sistematis
Tidak tepat menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan
4. yang logis dan tidak dapat 1
yang logis
memberikan alasan dengan benar
35
pada langkah penyelesaian
Kurang tepat menarik kesimpulan
yang logis dan memberikan alasan 2
yang kurang tepat pada langkah
penyelesaian
Tepat menarik kesimpulan yang
logis namun memberikan alasan 3
yang kurang benar pada langkah
penyelesaian
Tepat menarik kesimpulan yang
logis dan memberikan alasan yang 4
benar pada langkah penyelesaian.
(Nurhayati dkk, 2013)
Keterangan :
1 = Sangat Kurang
2 = Kurang
3 = Cukup
4 = Baik
36
Geogebra dalam proses pembelajaran.
3. Pemberian Tes Hasil Belajar
Pemberian Tes Hasil Belajar merupakan tahapan yang paling penting, karena dengan
pemberian Tes Hasil Belajar, peneliti dapat melihat hasil akhir dari pembelajaran dengan
menggunakan Geogebra sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai pengaruh
penggunaan program Geogebra terhadap penalaran siswa. Tes ini berupa soal-soal uraian
terdiri dari 5 soal. Tingkat kesulitan kedua tes sama. Hasil dari Tes Hasil Belajar ini akan
dijadikan data penelitian dan akan dibandingkan dengan data Tes Kemampuan Awal.
4. Pemberian Kuesioner
Pemberian kuesioner bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan
program Geogebra. Menurut Sugiyono (2010) kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.
37
d. Peneliti membagi siswa menjadi 7 kelompok untuk menyelesaikan soal-soal dan
salah satu kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.
e. Peneliti memberikan Tes Hasil Belajar untuk mengetahui penalaran siswa setelah
peneliti memberikan pembelajaran dengan program Geogebra. Tes Hasil Belajar
dilaksanakan selama 1 jam pelajaran. Tahap terakhir adalah membagikan
kuesioner untuk diisi oleh siswa.
38
Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang
dinilainya (Sudjana,2004). Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas dengan
metode Internal Konsistensi yaitu dengan teknik koefisin alpha (Surapranata,2014:114),
sebagai berikut :
( )( )
2
k Σ Si
r 11 = 1− 2
k −1 St
2 2
Si =Σ X t −¿ ¿ ¿
Dengan :
r 11= reliabilitas tes
k = jumlah soal
2
Si = jumlah varian dari skor soal
2
St = jumlah varian dari skor total
Kemudian menentukan kriteria tiap butir soal dengan interval sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kriteria reliabilitas
jawaban yang telah dibuat oleh peneliti. Kisi-kisi soal dibuat dengan terlebih dahulu
2) Data dari hasil tes yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan persentase yang
39
F
P= × 100 %
n
Keterangan:
P : Presentase
F : Frekuensi jawaban siswa
n : Jumlah skor keseluruhan (skor maksimum)
Peneliti menganalisis data tersebut berdasarkan jawaban siswa dengan melihat tingkat
kemampuan penalaran matematika siswa. Adapun tingkat kemampuan penalaran matematis
adalah sebagai berikut ( Suprihatin dkk, 2018) :
a. Uji F
Pada uji ini perlu digunakan untuk mengetahui dari uji besarnya tingkat pengaruh dari
variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji tersebut dilakukan secara bersamaan secara
simultan. Berikut rumusnya :
R .2( N −m−1)
F =
m(1−R .1)
Keterangan :
F = Garis regresi
N = Sampel
M = Prediktor
R = Koefisien kolerasi antara kriterium dengan predictor
Selanjutnya akan dilihat output ANOVA dari uji regresi linear berganda tersebut.
Penentuannya sebagai berikut :
40
1) Apabila F yang dihitung kurang dari sama dengan F tabel maka variabel independen
tidak berpengaruh bagi variabel depend
2) Apablia F hitung tersebut lebih dari sama dengan F tabel maka varibael indpenden
berpengaruh pada dependen.
b. Uji R
Pada uji ini nilai determinasi adalah ukuran yang dapat dilihat dari adanya sumbangan
variabel yang dijadikan sebagai penjelas bagi variabel responnya. Bila koefisien determinasi
tersebut sama dengan 1 maka terbentuk kecocokan sempurna sesuai dengan hasil nilai-nilai
yang digunakan sebagai observasinya. Maka pada uji ini nilai naik turunnya Y disebabkan
oleh X sehingga bila mengetahui nilai X maka bisa mengetahui secara sempurna nilai Y.
Koefisien determinasi tersebut dapat digunakan untuk :
1) Ketepatan ataupun kesesuaian data yang didapatkan melalui observasi. Sehingga,
semakin besar nilai dari R2 maka semakin besar pula regresi yang terbentuk.
2) Determinasi dapat digunakan sebagai pengukuran besarnya persentase dari Y sebagai
model dari regresi dan digunakan mengukur sumbangan variabel yang digunakan
penjelas yaitu X terhadap Y.
c. Uji T
Pada uji ini dapat digunakan untuk mengetahui dan menguji dari pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Berikut rumusnya :
t= √
r n−2
( √ 1−r 2)
t = t hirung
r = Koefisien Kolerasi
n = Jumlah ke-n
Dalam menguji signifikan dari pengaruh variabel bebas maupun terikat secara parsial
maka dapat diambil penentuan sebagai berikut :
1) Apabila t hitung kurang dari t tabel maka dapat diketahui bahwa variabel independen
secara individual tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini juga
berlaku sebaliknya apabila t hitung lebih besar dari t tabel maka memiliki pengaruh.
2) Nilai siginfikasi yang digunakan pada regresi logistik yaitu 5%. Jika signifikasi t tersebut
lebih kecil dari 5% maka terdapat pengaruh yang kuat dan hipotesis dapat diterima.
41
DAFTAR PUSTAKA
Abdussakir, 2009. Pembelajaran berdasarkan teori Van Hiele. Berbanntuan computer. Jurnal :
MATEMATIKA tahun VIII edisi khusus
Ario, Marfi. (2016). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMK Setelah
Mengikuti Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Ilmiah Edu Research. 5 (2) : 125-
134
Hadi M.S., Fattah A.H. & Rizta A. (2018). Penggunaan Geogebra Terhadap Hasil Belajar
Matematika Materi Program Linier. INDIKTA, 1 (1) : 65-74.
42
Hidayat, B., dkk. (2013). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal pada Materi
Ruang Dimensi Tiga ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa. Jurnal Pendidikan
Matematika Solusi. 1(1): 39-46.
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Krismanto, A. (2008). Pembelajaran Sudut dan Jarak Dalam Ruang Dimensi Tiga.
Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Mailani, dkk. (2019). Media Pembelajaran Matematika. Malang : CV. Azizah Publishing
Nurhayati, Susiana dkk. (2013). Kemampuan Penalaran Siswa Kelas VIII dalam
Menyelesaikan Soal Kesebangunan. MATHEdunesa. 2(1) : 4-9
Prayitno, dkk. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika SMP
Berbantuan Software Geogebra dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education
(RME) pada Materi Segitiga dan Segiempat Kelas VII SMP Negeri 2 Pucakwangi.
Prosiding. Dalam: Mathematics and Sciences Forum (2014). ISBN 978-602-0960-00-
5. http://prosiding.upgris.ac.id/index.php/masif(2014)/masif(2014)/paper/vie
w/513/449. Diakses pada 18 Maret 2022.
Putri, dkk. (2019). Kemampuan Penalaran Matematis Ditinjau dari Kemampuan Pemecahan
Masalah. International Journal Of Elementary Education. 3 (3) : 351-357
43
Putri, N. W. S., dkk. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tandur Berbantuan
Geogebra sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi dan Aktivitas Belajar Geometri
Siswa. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program
Studi Matematika. Vol 3. https://media.neliti.com/media/publications/103046-ID-
pengembanganperangkat-pembelajaran-tand.pdf. Diakses pada 18 Maret 2022.
Rusmawati, P. H., dkk. (2012). Desain Lembar Kerja Siswa Dengan Pemanfaatan Program
Geogebra Melalui Demonstrasi Pada Meteri Kesebangunan di Kelas IX SMP Negeri
2 Jetis Bantul. Prosiding. Dalam : Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika FMIPA UNY Yogyakarta, 10 November. ISBN : 978-979-16353-8-7.
http://eprints.uny.ac.id/10074/1/P%20-%2071.pdf. Diakses pada 18 maret 2022.
Safrina, K., dkk. (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri Melalui
Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele. Jurnal Didaktik
Matematika._ISSN_:_2355-4185.
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/DM/article/download/1333/1214. Diakses pada 23
Mei 2018.
Salmina, Mik, dkk. (2018). Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Berdasarkan Gender
pada Materi Geometri. Jurnal Numeracy. 5 (1) : 41-48
Sari, N. L. I. (2012). Asyiknya Belajar Bangun Ruang Sisi Datar. Jakarta : PT Balai Pustaka.
Shulhany, A., dkk. (2014). Abstraksi Siswa SLTA pada Materi Dimensi Tiga dengan
Bantuan Geogebra. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika (JPPM) Untirta.
7(2): 31-42.
Siregar, Evelinie & Nara, Hartini. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia
Indonesia
Siswanto. (2015). Matematika Untuk Kelas X SMA dan MA. Solo : PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri
Sudjana, Nana. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Roksadakarya.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
44
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sumartini, Tina Sri. (2015). Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika. 5(1) : 1-9
Suprihatin, T.R. & Senjayawat, E. (2018). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
SMP pada Materi Segitiga dan Segiempat. Jurnal Kajian Pembelajaran Matematika.
2(1) : 9-13
Surapranata, Sumarma. (2004). Analisis Validitas Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes.
Bandung : Remaja Roksadakarya
Suwarno. (2012). Media Pembelajaran Matematika dengan Geogebra (Topik Dimensi Tiga).
Buletin STKIP Surya. Edisi 1.
http://www.stkipsurya.ac.id/download/Suryakanta/Suryakanta-Edisi1vol1.pdf.
Diakses pada 18 Maret 2022.
Uno, H.B. (2011). “Teori Motivasi dan Pengukurannya”. Jakarta: PT Bumi Aksara
45
46
LAMPIRAN
TES KEMAMPUAN
Identitas :
Nama :
Kelas :
Petunjuk :
1. Isilah identitas terlebih dahulu.
2. Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
3. Kerjakan soal mulai dari yang paling mudah.
4. Dilarang bekerjasama dengan teman.
5. Dilarang membuka buku.
Soal :
Bonar memiliki dua pekerjaan paruh waktu. Untuk mengantar barang, Bonar dibayar Rp
15.000,00 per jam. Untuk pekerjaan mencuci piring di restoran, Bonar dibayar Rp
9.000,00 per jam. Dia tidak dapat bekerja lebih dari 10 jam. Bonar membutuhkan uang
sebesar Rp 120.000,00. Berapa jam dia harus bekerja untuk masing-masing pekerjaan ?
1. Tuliskan model matematikanya.
2. Apakah model matematika tersebut merupakan sistem pertidaksamaan linear ?
3. Gambarkan grafiknya.
4. Tentukan koordinat titik-titiknya.
5. Tentukan daerah yang memenuhi sistem pertidaksamaan linear.
6. Apakah Bonar bisa mendapatkan uang yang dia butuhkan dengan bekerja mengantar
barang selama 4 jam ?
7. Apakah Bonar bisa mendapatkan uang yang dibutuhkan jika bekerja selama 9 jam ?
47
JAWABAN SOAL OBSERVASI
Jika x adalah lamanya Bonar bekerja mengantar barang dan y adalah lamanya Bonar bekerja
mencuci piring, maka
1. Model matematikanya adalah
4. Berpotongan di (5,5)
5. Daerah yang berwarna ungu pada grafik
6. Tidak. Tidak ada daerah dengan koordinat (4,y) pada daerah hasil (berwarna ungu).
7. Ya, titik (9,1) terletak pada daerah hasil (berwarna ungu). Bonar bisa bekerja selama 9
jam sebagai pengantar barang dan 1 jam sebagai pencuci piring untuk mendapatkan uang
yang dibutuhkan.
48
Lampiran 2. Hasil Observasi
49
NO Nama Siswa Kode Siswa
1. Adinda Apriyanti A1
2. Ahmad Fauzi A2
3. Aji Irwansyah A3
4. Alis Karina A4
5. Alvina Zahra A5
6. Anisyah Amelia A6
7. Awaliyah Rahma A7
8. Dila Suryani A8
9. Dini Dramisti A9
10. Dwi Safitri A10
11. Elviyanti A11
12. Hesya Anandita A12
13. Husnul Naufal A13
14. Iqbal Rizki A14
15. Irmanda A15
16. Ishfa A16
17. Kaisar A17
18. Lestari A18
19. Lilis A19
20. Maysarah A20
21. Nadiyah A21
22. Nurhanifah A22
23. Putri Deswita A23
24. Putri Lestari A24
25. Putri Nabila A25
26. Raihan A26
27. Reifan A27
28. Rivaldi A28
29. Rika Nopianti A29
30. Ririn A30
31. Rizka A31
32. Siti Soleha A32
33 Suci Ramadhani A33
34. Sultan Aji 50
A34
35. Widya A35
30. Zahra Dina A36
Skor Hasil Observasi Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
PEDOMAN WAWANCARA
51
6. Media apa saja yang bapak gunakan pada pembelajaran matematika ?
7. Menurut bapak apa kelebihan dari media pembelajaran yang bapak gunakan dalam
pembelajaran matematika ?
8. Menurut bapak apa kekurangan dari media pembelajaran yang bapak gunakan dalam
pembelajaran matematika ?
9. Apa saja kendala yang bapak alami dalam pembelajaran matematika ?
10. Apa harapan bapak agar pembelajaran matematika bisa lebih efektif untuk
kedepannya ?
TES KEMAMPUAN
Identitas :
Nama :
Kelas :
Petunjuk :
1. Isilah identitas terlebih dahulu.
2. Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
3. Kerjakan soal mulai dari yang paling mudah.
4. Dilarang bekerjasama dengan teman.
5. Dilarang membuka buku.
52
Soal :
1. Jarak titik ke garis adalah ruas garis yang menghubungkan titik itu dan titik kaki
garis tegak lurus yang dibuat dari titik itu ke garis tersebut. Cara menentukan jarak
titik ke garis adalah dengan membuat garis yang melewati titik itu dan tegak lurus
dengan garis yang dimaksud.
53
2. Garis yang sejajar DH
Garis DF merupakan diagonal ruang, maka untuk mencari panjang diagonal ruang
DF yaitu menggunakan rumus pythagoras.
Penyelesaian :
DF = √ ¿ ¿
DF = √ 82 +¿ ¿
DF = √ 64+128
DF = √ 192
DF = 8√ 3
6. Jarak titik A ke garis DH
Jarak titik A ke garis DH adalah sepanjang garis AD karena AD tegak lurus DH. Jadi
jarak titik A ke garis DH adalah 8 cm.
7. Jarak titik G ke garis AD
54
Jarak titik G ke garis AD adalah sepanjang diagonal sisi DG, karena DG tegak lurus
AD. Jadi, jarak titik G ke garis AD = DG = 8 √ 2
8. Jarak titik H ke garis AC
Misalkan titik P adalah titik tengah garis AC, maka jarak titik H ke garis AC adalah
sepanjang garis HP.
Panjang garis HP :
HP = √ ¿ ¿
HP = √ ¿ ¿
HP = √ 128−32
HP = √ 96
HP = 4√ 6
9. Jarak titik B ke garis AG
Titik T adalah titik yang terletak pada garis AG. Jarak titik B ke diagonal ruang AG
adalah sepanjang garis BT, karena BT tegak lurus AG. Untuk
mencari panjang BT menggunakan perbandingan sisi :
BT BG
=
AB AG
BT 8 √ 2
=
8 8 √3
8 ×8 √ 2
BT =
8 √3
64 √ 2
BT =
8 √3
8 √2 √3
BT = ×
√3 √3
8 √6
BT = ≈ 6 , 5 cm
3
10. Jarak titik R ke garis AC, dengan titik R adalah titik potong diagonal ruang
Titik R merupakan titik potong diagonal ruang sehingga berada di tengah.
1
Jadi jarak titik R ke garis AC = ×8 cm = 4 cm
2
55
Lampiran 5. Kuesioner
Kuesioner
Nama :
56
2. Menurut anda, apakah program Geogebra memiliki kegunaan
dalam menjelaskan materi ruang dimensi 3 ?
a. Ya
b. Tidak
57
Alokasi Waktu : 3 ×45 menit
A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
KI-4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan
ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
58
1) Siswa dapat mengetahui jarak titik ke garis
2) Siswa dapat menentukan jarak titik ke garis dalam ruang dimensi tiga
4) Siswa dapat menentukan jarak titik ke bidang dalam ruang dimensi tiga
5) Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jarak titik ke garis
dalam ruang dimensi tiga
6) Siswa dapat menyelasaikan masalah yang berkaitan dengan jarak titik ke bidang
dalam ruang dimensi tiga.
D. Metode Pembelajaran
Metode yang akan digunakan adalah metode cooperative learning. Pembelajaran
cooperativ merupakan suatu model pembelajaran yang saaat ini banyak digunakan untuk
mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa, terutama untuk
mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, tidak dapat
bekerjasama, dan yang tidak peduli pada yang lain.
E. Media Pembelajaran
Media yang akan digunakan adalah program Geogebra.
F. Sumber Pembelajaran
Buku Matematika untuk Kelas X SMA dan MA (Siswanto).
59
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
a. Guru memberikan salam a. Siswa menjawab salam guru
60
a. Guru a. Siswa mengenal
memperkenalkan program Geogebra
program Geogebra dan mengetahui cara
dan menunjukkan penggunaannya
Present bagaimana cara b. Siswa memperhatikan
information
penggunaannya. soal-soal padates
(Menyajikan
Informasi) b. Guru memperlihatkan c. kemampuan awal
soal-soal pada tes yang telah dikerjakan 20 Menit
kemampuan awal sebelumnya
yang telah siswa d. Siswa memperhatikan
kerjakan sebelumnya. dan membahas
c. Guru membahas jawaban pada tes
jawaban pada tes kemampuan awal
kemampuan awal dengan menggunakan
dengan menggunakan program Geogebra
program Geogebra.
61
kelompok.
d. Siswa diberi
kesempatan untuk
mencoba
menggunakan
program Geogebra.
a. Jika siswa didalam a. Siswa bertanya jika
kelompoknya belum memahami
menghadapi materi yang
kebingungan, maka dijelaskan oleh guru
siswa dipersilahkan b. Siswa
mengajukan mendengarkan dan
Assist team
work and pertanyaan yang mengikuti yang
study 15 Menit
belum dipahami disampaikan oleh
(Membantu
kerja tim dan mengenai materi guru pada saat
belajar)
yang diajarkan. mengalami kesulitan
b. Guru
membantu/mengara
hkan siswa yang
mengalami
kesulitan.
a. Guru meminta salah a. Salah satu kelompok
satu kelompok dari siswa
untuk mempresentasikan
mempresentasikan hasil diskusi mereka
hasil diskusi. dan kelompokyang
b. Guru meminta lain memperhatikan
62
pengerjaannya, dicocokkan dengan
kemudian jawaban bantuan Geogebra
tersebut dicocokkan dan kelompok yang
dengan bantuan lain memperhatikan
program Geogebra. kelompok yang
c. Guru meminta presentasi.
kelompok lain c. Kelompok yang
untuk bertanya atau tidak presentasi
menanggapi apa bertanya atau
yang menanggapi
dipresentasikan. apayang
dipresentasikan.
a. Guru memberikan a. Kelompok yang
Provide
recognition penghargaan kepada presentasi dan
(Memberika setiap kelompok yang kelompok yang
n pengakuan
atau presentasi dan bertanya atau
penghargaa kelompok yang menanggapi
n)
bertanya atau menerima
menanggapi. penghargaan dari
b. Guru memandu siswa guru.
15 Menit
untuk menyimpulkan b. Siswa
pembelajaran hari ini menyimpulkan
terkait materi dan pembelajaran hari
latihan yang telah ini terkait materi dan
diberikan latihan yang telah
disampaikan
Kegiatan Penutup
Kegiatan Guru Kegaiatan Siswa Alokasi
Waktu
a. Guru meminta siswa untuk a. Siswa membacakab
membacakan surah pendek surah pendek.
7 Menit
b. Guru menutup pembelajaran b. Siswa menjawab salam
dengan memberi salam kepada dari guru
semua siswa
63
H. Penilaian
a. Individu
b. Tertulis
64