Anda di halaman 1dari 1

Mabes Polri menangkap dan menahan tujuh tersangka kasus uang palsu.

Dari tujuh tersangka tersebut lima di antaranya adalah anggota Badan


Intelijen Negara (BIN) dan dua warga biasa atau warga sipil.
Selain menangkap para tersangka, polisi juga menyita barang bukti
berupa uang palsu pecahan Rp 100.000,00 sebanyak 2000 lembar,
peralatan cetak uang palsu, serta pita cukai uang palsu.
Berdasarkan tersangka dalam kasus di atas, pengadilan manakah
yang berwenang menyelesaikan kasus tersebut?
Pengadilan yang berwenang mengadili pelaku dua warga sipil adalah
Pengadilan Negeri, hal ini karena keduanya melakukan pelanggaran
pidana.
Sementara pelaku yang merupakan lima anggota BIN akan diadili dan
disidang oleh Pengadilan Militer karena status mereka sebagai anggota
TNI.
Hal ini sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang Nomer 48 tahun
2009 pasal 18, dimana lingkungan kehakiman mencakup empat lembaga
peradilan yakni sebagai berikut:
- Peradilan Umum
Peradilan umum berwenang menangani perkara pidana serta perdata,
termasuk di sini adalah kasus korupsi dan pemalsuan uang.
Pada kasus tersebut, warga sipil yang bertindak sebagai pelaku
pemalsuan akan disidang di pengadilan negeri sebab tindakannya ialah
tindakan pidana yang menurut ketentuan disidang di pengadilan negeri.
- Peradilan Agama
Wewenang Peradilan Agama yakni menangani perkara yang ada
hubungannya dengan hukum Islam mencakup perkara cerai dan
perselisihan.
- Peradilan Militer
Peradilan militer menangani perkara atau kasus yang dilakukan oleh
anggota TNI.
Pada kasus tersebut, lima anggota BIN yang ikut menjadi pelaku
pemalsuan uang akan disidang di pengadilan militer yang fungsinya untuk
mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh oknum anggota TNI.
- Peradilan Tata Usaha Negara
Peradilan Tata Usaha Negara berwenang menangani perkara tata usaha
negara seperti pemberhentian PNS dan anggota kenegaraan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai