Anda di halaman 1dari 14

Penegakan Hukum yang Berkeadilan

Mengapa Diperlukan Penegakan Hukum yang Berkeadilan?


• Salah satu agenda dari enam agenda reformasi adalah penegakan
hukum.
• Dari banyaknya tuntutan masyarakat, beberapa sudah mulai terlihat
perubahan ke arah yang positif, namun beberapa hal masih tersisa.
• Mengenai penegakan hukum ini, hampir setiap hari, media massa
baik elektronik maupun cetak menayangkan masalah pelanggaran
hukum baik terkait dengan masalah penegakan hukum yang belum
memenuhi rasa keadilan masyarakat maupun masalah pelanggaran
HAM dan KKN.
Pada Bab I, telah diungkapkan sejumlah permasalahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Beberapa di antaranya yang terkait dengan masalah penegakan hukum adalah :

 Perilaku warga negara khususnya oknum aparatur negara banyak yang belum baik dan terpuji (seperti
masih ada praktik KKN, praktik suap, perilaku premanisme, dan perilaku lain yang tidak terpuji);

 Masih ada potensi konflik dan kekerasan sosial (seperti SARA, tawuran, pelanggaran HAM, etnosentris, dan
lan-lain);

 Maraknya kasus-kasus ketidakadilan sosial dan hukum yang belum diselesaikan dan ditangani secara
tuntas;
 Penegakan hukum yang lemah karena hukum bagaikan pisau yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas,
dan
 Pelanggaran oleh Wajib Pajak atas penegakan hukum dalam bidang perpajakan.
Salah Satu Tujuan Negara

Secara Eksplisit terdapat dalam

“negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah


darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan
kehidupan bangsa serta melaksanakan ketertiban dunia”
• Agar negara dapat melaksanakan tugas dalam bidang ketertiban dan perlindungan warga
negara, maka disusunlah peraturan-peraturan yang disebut peraturan hukum.
• Peraturan hukum mengatur hubungan antara manusia yang satu dengan manusia lainnya,
di samping mengatur hubungan manusia atau warga negara dengan negara, serta
mengatur organ-organ negara dalam menjalankan pemerintahan negara. Ada dua
pembagian besar hukum.
• Ada dua pembagian besar hukum. Pertama, hukum privat ialah hukum yang mengatur
hubungan antarmanusia (individu) yang menyangkut "kepentingan pribadi" (misalnya
masalah jual beli, sewa-menyewa, pembagian waris). Kedua, hukum publik ialah hukum
yang mengatur hubungan antara negara dengan organ negara atau hubungan negara
dengan perseorangan yang menyangkut kepentingan umum. Misalnya, masalah
perampokan, pencurian, pembunuhan, penganiayaan, dan tindakan kriminal lainnya.
Untuk mewujudkan masyarakat yang tertib, maka hukum harus
dilaksanakan atau ditegakkan secara konsekuen.
• Gustav Radbruch, seorang ahli filsafat Jerman (dalam Sudikno
Mertokusumo, 1986:130), menyatakan bahwa untuk menegakkan
hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan yaitu:
(1) Gerechtigheit, atau unsur keadilan;
(2) Zeckmaessigkeit, atau unsur kemanfaatan; dan
(3) Sicherheit, atau unsur kepastian.
KEADILAN
• Keadilan merupakan unsur yang harus diperhatikan dalam
menegakkan hukum. Artinya bahwa dalam pelaksanaan hukum para
aparat penegak hukum harus bersikap adil. Pelaksanaan hukum yang
tidak adil akan mengakibatkan keresahan masyarakat, sehingga
wibawa hukum dan aparatnya akan luntur di masyarakat. Apabila
masyarakat tidak peduli terhadap hukum, maka ketertiban dan
ketentraman masyarakat akan terancam yang pada akhirnya akan
mengganggu stabilitas nasional.
KEMANFAATAN

•Selain unsur keadilan, para aparatur penegak hukum


dalam menjalankan tugasnya harus mempertimbangkan
agar proses penegakan hukum dan pengambilan
keputusan memiliki manfaat bagi masyarakat. Hukum
harus bermanfaat bagi manusia. Oleh karena itu,
pelaksanaan hukum atau penegakan hukum harus
memberi manfaat atau kegunaan bagi manusia.
KEPASTIAN HUKUM
• Penegakan hukum pada hakikatnya adalah perlindungan hukum
terhadap tindakan sewenang-wenang. Adanya kepastian hukum
memungkinkan seseorang akan dapat memperoleh sesuatu yang
diharapkan. Misalnya, seseorang yang melanggar hukum akan dituntut
pertanggungjawaban atas perbuatannya itu melalui proses
pengadilan, dan apabila terbukti bersalah akan dihukum. Oleh karena
itu, adanya kepastian hukum sangat penting. Orang tidak akan
mengetahui apa yang harus diperbuat bila tanpa kepastian hukum
sehingga akhirnya akan timbul keresahan.
STUDI KASUS DAN UPAYA DALAM PENEGAKAN HUKUM
KASUS
DUA PETUGAS PAJAK DIBUNUH PENUNGGAK MILIARAN RUPIAH Christie Stefanie, CNN Indonesia Selasa, 12/04/2016 20:09
WIB Nias, CNN Indonesia -- Dua petugas Direktorat Jenderal Pajak di Kepulauan Nias, Provinsi Sumatera Utara ditusuk hingga
tewas oleh seorang wajib pajak, hari ini. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan berita duka dalam rapat kerja
bersama Komisi XI DPR dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly malam ini. "Dua pegawai pajak asal Sumatera Utara dari KPP
Sibolga meninggal dunia ditusuk wajib pajak, “ujar Bambang di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (12/4).Kedua petugas pajak itu
adalah Juru Sita Penagihan Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sibolga Parado Toga Fransriano Siahaan dan Tenaga
Honorer di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Gunungsitoli Sozanolo Lase. Lihat juga:Tak Perlu
Jokowi, Cukup Menteri Jelaskan Tax Amnesty ke DPR Pelaku pembunuhan tersebut adalah Agusman Lahagu (45) yang berprofesi
sebagai pengusaha jual beli karet. Dia menusuk kedua petugas pajak di Jalan Yos Sudarso, Desa Hilihao km 5, Kota Gunungsitoli.
Agusman kemudian menyerahkan diri ke polisi membawa korban ke rumah sakit dan meninggal dunia. Pelaku diduga menunggak
pajak hingga miliaran rupiah. "Wajib pajak tidak mematuhi keharusan membayar. Sayangnya mereka malah ditusuk saat
melakukan tugas negara," kata dia. Lihat juga:Wapres JK: Bisnis Keluarga di Perusahaan Offshore Bukan Dosa. Sementara itu
Kepala Bidang Humas Polda Sumut Komisaris Besar Pol Helfi Assegaf di Medan, mengatakan pihaknya mendapatkan informasi
mengenai peristiwa pembunuhan yang dialami dua petugas pajak pada Selasa siang sekitar pukul 11.30. Pihak kepolisian telah
memeriksa dan meminta sembilan saksi yang dianggap mengetahuikronologis atau penyebab peristiwa pembunuhan. Pelaku yang
telah ditahan mengakui telah membunuh dua petugas pajak tersebut. Meski demikian, pihak kepolisian belum mengetahui motif
atau tujuan pelaku ketika membunuh dua petugas pajak tersebut. "Modus operandinya masih dalam penyelidikan," kata Helfi
seperti dilaporkan Antara. (yul)
Sumber: http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160412201033-12-123478/dua-petugas-pajakdibunuh-penunggak-miliaran-
rupiah/
• Di era globalisasi yang penuh dengan iklim materialisme, banyak tantangan
yang dihadapi oleh aparat penegak hukum. Mereka harus memiliki sikap baja,
akhlak mulia, dan karakter yang kuat dalam menjalankan tugas. Dalam hal ini,
aparatur penegak hukum harus kuat dan siap menghadapi berbagai cobaan,
ujian, godaan yang dapat berakibat jatuhnya wibawa sebagai penegak hukum.
Penegak hukum harus tahan terhadap upaya oknum masyarakat atau pejabat
lain yang akan mencoba menyuap, Selain itu, Pemerintah perlu melakukan
upaya preventif dalam mendidik warga negara termasuk melakukan pembinaan
kepada semua aparatur negara secara terus menerus. Apabila hal ini telah
dilakukan, maka ketika ada warga negara yang mencoba melakukan
pelanggaran hukum pihak aparatur penegak hukum harus bekerja secara
profesional dan berkomitmen menegakkan hukum.
Kasus Sandal Jepit Ketidakadilan bagi Masyarakat Kecil

Ada sesuatu hal yang menarik yang terjadi di Negara ini dalam sidang kasus
‘Sandal Jepit’’ dengan terdakwa siswa SMK di pengadilan Negeri Palu.
Sungguh ironi, ketika seorang anak diancam hukuman lima tahun penjara
akibat mencuri sandal jepit milik Briptu Ahmad Rusdi Harahap dan Briptu
Simson Sipayung, anggota Brimob Polda Sulteng pada Mei 2011 lalu
sehingga terjadi gerakan pengumpulan 1.000 sandal jepit di berbagai kota di
Indonesia. Bahkan media asing seperti Singapura dan Washington Post dari
Amerika Serikat menyoroti sandal jepit sebagai simbol baru ketidakadilan di
Indonesia dengan berbagai judul berita seperti ‘’Indonesians Protest With
Flip-Flops’’,’’Indonesians have new symbol for injustice: sandals’’,
‘’Indonesians dump flip206flops at police station in symbol of frustration over
uneven justice’’, serta ‘’Indonesia fight injustice with sandals’’.
Sumber: http://hukum.kompasiana.com/2012/01/08/
Bagaimana pendapat Anda setelah menyimak kasus di atas? Setujukah Anda dengan tindakan pihak
pengadilan terhadap perbuatan siswa SMK? Bagaimana dengan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak? Apakah perbuatan siswa SMK dapat dibenarkan dalam sistem hukum di
Indonesia?

Dari fakta tersebut sangat jelas bahwa keberadaan hukum dan upaya
penegakannya sangat penting. Ketiadaan penegakan hukum, terlebih tidak
adanya aturan hukum akan mengakibatkan kehidupan masyarakat “kacau”
(chaos). Negara-Bangsa Indonesia sebagai negara modern dan menganut sistem
demokrasi konstitusional, telah memiliki sejumlah peraturan perundangan,
lembaga-lembaga hukum, badan-badan lainnya, dan aparatur penegak hukum.
Namun, demi kepastian hukum untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat, upaya
penegakan hukum harus selalu dilakukan secara terus menerus.

Anda mungkin juga menyukai