Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 3

MATA KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM

Dikerjakan Oleh

Nama : Aprilia Widiana


NIM : 048827561

FALKUTAS HUKUM
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBBJ JAKARTA
2023
KOMPAS.com - Hak asasi manusia (HAM) merupakan hak dasar yang secara kodrati
melekat pada manusia, bersifat universal dan langgeng. Hak asasi manusia harus
dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau
dirampas oleh siapapun, termasuk oleh pemerintah dan aparatur negara. Negara pun
melalui UUD 1945 dan sejumlah perangkat hukum telah menjamin perlindungan HAM.
Sayangnya, pelanggaran HAM di Indonesia masih saja terus terjadi.
Beberapa kasus HAM pada tahun 2022

Kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat


Kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat Pada Januari 2022, penjara atau
kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat, Sumatera Utara, Terbit Rencana
Peranginangin, terungkap. Kerangkeng tersebut ditemukan saat Sang Bupati terjaring
operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Atas temuan ini,
polisi pun mendatangi lokasi dan mendapatkan informasi bahwa kerangkeng manusia
itu merupakan tempat rehabilitasi narkotika. Akan tetapi, belum ada izin sebagai
tempat rehabilitasi narkoba di rumah tersebut. Komnas HAM yang juga melakukan
penyelidikan menemukan minimal 26 bentuk penyiksaan, kekerasan, dan perlakuan
yang merendahkan martabat terhadap para penghuni kerangkeng. Beberapa di antara
penghuni dipukuli, ditendang, disuruh bergelantungan di kerangkeng seperti monyet,
dicambuk anggota tubuhnya dengan selang, dan lainnya. Hasil investigasi Komnas
HAM menunjukkan pula keterlibatan oknum TNI-Polri dalam tindak penyiksaan,
kekerasan, dan perlakuan yang merendahkan martabat para penghuni kerangkeng.
Selama didirikan sejak 2012, ada enam orang yang meninggal di dalam kerangkeng
tersebut. Kasus dugaan tindak pidana kekerasan di dalam kerangkeng manusia ini
masih berjalan di pengadilan hingga sekarang. Terdapat delapan tersangka yang diadili.
Satu di antaranya merupakan anak kandung dari Bupati Terbit berinisial DP. Empat
tersangka, yaitu DP, HS, HG, dan IS didakwa dengan pasal penganiayaan yang
menyebabkan kematian terhadap korban. Sementara SP, JS,RG, dan TS didakwa
dengan tindak pindana perdagangan orang.

Tindak Kekerasan Aparat di Wadas


Tindak kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap warga terjadi di desa
Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, pada 8 Februari 2022. Kericuhan berujung kekerasan
oleh polisi ini terjadi dalam proses pengukuran lahan warga untuk penambangan batu
andesit di desa tersebut. Batu andesit diperlukan untuk proyek pembangunan
Bendungan Bener di wilayah tersebut. Sebagian warga setuju membebaskan lahan
mereka. Namun, sebagian lainnya menolak karena khawatir penambangan batu
andesit berakibat pada rusaknya sumber mata air Wadas. Dalam kericuhan ini, Komnas
HAM menemukan bahwa sejumlah warga ditendang dan dan dipukul. Tak hanya itu,
puluhan warga juga ditangkap dan ditahan polisi. Akibat kejadian tersebut, warga pun
mengalami trauma. Pasca kejadian, beberapa orang bahkan tidak berani pulang ke
rumah dan bersembunyi di hutan karena ketakutan.

1
1. Telaah oleh saudara berdasarkan kasus di atas, Bagaimana agar sistem hukum di
Indonesia dapat bekerja dengan baik dalam penegakan HAM

Agar sistem hukum di Indonesia dapat bekerja dengan baik dalam penegakan HAM perlu
Peningkatan Sistem Hukum di Indonesia, seperti ini
 Penyelidikan dan Penuntutan yang Transparan: Penting untuk memastikan bahwa
penyelidikan dan penuntutan kasus-kasus pelanggaran HAM dilakukan secara transparan
dan adil. Proses hukum harus terbuka untuk umum agar masyarakat dapat mempercayai
keberlanjutan sistem peradilan.
 Penguatan Lembaga Penegak HAM: Mendukung dan memperkuat peran lembaga-
lembaga seperti Komnas HAM dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam
menginvestigasi dan menindak kasus-kasus pelanggaran HAM. Menjamin independensi
dan integritas lembaga-lembaga ini sangat penting.
 Pendidikan dan Pelatihan untuk Aparat Penegak Hukum: Meningkatkan pendidikan dan
pelatihan untuk aparat penegak hukum, termasuk polisi dan jaksa, terkait dengan hak
asasi manusia. Ini akan membantu mereka lebih memahami dan menghormati hak-hak
individu.
 Reformasi Hukum: Evaluasi dan reformasi hukum yang memadai untuk memastikan
adanya hukuman yang sesuai dengan pelanggaran HAM. Hal ini melibatkan perubahan
peraturan dan prosedur hukum untuk memastikan keadilan dan perlindungan hak asasi
manusia.

2. Bagaimana jaminan Hak Asasi Manusia ditinjau dari sudut pandang Hukum Tata Negara?

Jaminan Hak Asasi Manusia dari Sudut Pandang Hukum Tata Negara:
 Konstitusi dan Hukum Dasar: Pastikan bahwa konstitusi dan hukum dasar memberikan
jaminan yang kuat terhadap hak asasi manusia. Menegakkan prinsip-prinsip demokrasi,
keadilan, dan perlindungan hak-hak individu.
 Independensi Kekuasaan Kehakiman: Menjaga independensi kekuasaan kehakiman agar
dapat mengadili secara adil tanpa adanya tekanan politik atau pengaruh dari kekuatan
lain.
 Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses hukum dan
pembuatan kebijakan. Masyarakat harus merasa memiliki dan terlibat dalam
pembentukan regulasi yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
 Hak Asasi Manusia Sebagai Nilai Dasar: Menyadari bahwa hak asasi manusia bukan hanya
kewajiban negara, tetapi juga nilai-nilai dasar yang harus dipegang oleh setiap warga
negara.

3. Analisis oleh saudara terkait konflik agraria yang terjadi di Indonesia yang beririsan
dengan HAM. Serta bagaimana upaya yang perlu dilakukan dalam menyelesaikan konflik
tersebut.

Analisis Konflik Agraria dan Upaya Penyelesaiannya:


 Pengakuan dan Perlindungan Hak Tanah: Penting untuk mengakui dan melindungi hak
tanah masyarakat, terutama dalam konteks konflik agraria. Proses pemberian izin dan
penggunaan lahan harus melibatkan partisipasi masyarakat dan menghormati hak-hak
mereka.
 Dialog dan Mediasi: Mendorong dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik
agraria. Pendekatan mediasi dapat membantu mencapai kesepakatan yang dapat diterima
oleh semua pihak.

2
 Reformasi Agraria: Melakukan reformasi agraria untuk memperbaiki ketidaksetaraan
dalam kepemilikan dan penggunaan lahan. Hal ini dapat membantu mengurangi potensi
konflik agraria di masa depan.
 Penguatan Hukum Agraria: Memperkuat kerangka hukum yang mengatur konflik agraria
dan menegakkan hukum dengan adil. Memastikan bahwa hukuman yang sesuai diberikan
kepada pihak yang terbukti melakukan pelanggaran.

Upaya ini harus dilakukan secara holistik dan melibatkan kolaborasi antara pemerintah,
masyarakat, dan lembaga-lembaga penegak hukum serta lembaga HAM untuk mencapai
penyelesaian yang adil dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai