PENDIDIKAN
• S-I Fakultas Kedokteran Unair
• S-II Pasca Sarjana UI, Manajemen RS
PENGALAMAN KERJA
o Direktur RSK Sitanala Tangerang ( 2007 – 2010 )
o Ka Sub Dit RS Pendidikan, Kemkes ( 2005 – 2007 )
o Ka Sub Dit RS Swasta, Kemkes ( 2001 – 2005 )
o Ka Sub Dit Akreditasi RS, Kemkes (1995 – 2001)
15 - 16 Agustus 2022
F
f) Sistem dan peralatan listrik darurat/alternatif serta jalur kabel dan instalasi listrik.
MFK 6
EP 1 RS melakukan pengkajian risiko kebakaran(FSRA) setiap tahun meliputi:
& gas mudah terbakar, gas medis yg mengoksidasi seperti oksigen dan dinitrogen
pembedahan.
a) Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko seperti penyimpanan dan penanganan bahan -2 mudah
terbakar secara aman, termasuk gas-2 medis yg mudah terbakar seperti oksigen, penggunaan bahan yg non
combustible, bahan yg waterbase dan lainnya yang dapat mengurangi potensi bahaya kebakaran;
b) Pengendalian potensi bahaya dan risiko kebakaran yang terkait dengan konstruksi apapun di atau yang
berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien;
c) Penyediaan rambu & jln keluar (evakuasi) yg aman serta tidak terhalang apabila terjadi kebakaran;
d) Penyediaan sistem peringatan dini secara pasif meliputi, detektor asap (smoke detector), detektor panas (heat
detector), alarm kebakaran, dan lain-lainnya;
e) Penyediaan fasilitas pemadaman api secara aktif meliputi APAR, hidran, sistem sprinkler, dll
• Pengkajian risiko kebakaran di RS adalah alat untuk menilai risiko kebakaran secara
terorganisasi di RS. Kegiatan pengkajian dimulai dengan mengkaji kemungkinan kebakaran
dan menyebabkan bahaya bagi orang-orang di dalam dan di sekitar tempat tersebut.
• Untuk memutuskan tindakan pencegahan kebakaran fisik dan pengaturan manajemen yang
diperlukan untuk memastikan keselamatan orang-orang di RS jika terjadi kebakaran.
Lima langkah untuk penilaian risiko kebakaran
secara umum
Langkah 1: Identifikasi orang yang berisiko
c. Sudahkah RS mengambil langkah-2 untuk mengurangi sumber yang dapat memicu kebakaran?
d. Apakah tindakan yg diambil utk memperbaiki masalah yg ditemukan selama latihan kebakaran?
f. Sudahkah RS mengambil langkah-2 utk mengurangi sumber api yg dapat menyebabkan kebakaran?
g. Apakah orang-orang yang menggunakan tempat mengetahui rencana tindakan kebakaran darurat?
h. Sudahkah RS mengambil langkah-l2 utk mengurangi pasokan oksigen ke api yg mungkin menyala?
i. Apakah staf & pihak lain mengetahui apa yg diharapkan dari mereka dlm hal mengurangi risiko kebakaran?
Lima langkah untuk penilaian risiko kebakaran secara umum
a. Dapatkah sarana peringatan didengar dan dipahami dengan jelas oleh semua orang?
b. Apakah sarana untuk mendeteksi kebakaran dari jenis yang tepat dan di lokasi yang tepat?
c. Apakah ada rencana tindakan darurat kebakaran yang menetapkan tindakan yang harus diambil jika
terjadi kebakaran?
d. Jika sistem pendeteksi kebakaran menggunakan tenaga listrik, apakah memiliki catu daya cadangan?
e. Akankah alat pendeteksi kebakaran yang ada memastikan kebakaran itu ditemukan cukup cepat
sehingga alarm dibunyikan tepat waktu agar semua penghuni dapat melarikan diri dengan selamat?
Lima langkah untuk penilaian risiko kebakaran secara umum
d. Sarana untuk memadamkan api: Apakah alat pemadam kebakaran yang disediakan cocok untuk
lokasi?
e. Apakah jenis alat pemadam yang tepat terletak dekat dengan bahaya kebakaran dan dapatkah
pengguna mencapainya tanpa membahayakan diri mereka sendiri?
Lima langkah untuk penilaian risiko kebakaran secara umum
a. Sudahkah RS menilai potensi api, panas, dan asap menyebar secara tidak terkendali ke seluruh
gedung dan kemungkinan orang tidak dapat menggunakan rute evakuasi tersebut?
b. Apakah rute evakuasi yang ada memadai untuk jumlah dan jenis orang yang mungkin perlu
menggunakannya, misalnya anggota masyarakat, termasuk mereka yang memiliki kesulitan
mobilitas?
c. Apakah pintu keluar berada di tempat yang tepat dan apakah rute evakuasi mengarah langsung ke
tempat yang aman?
d. Jika terjadi kebakaran, dapatkah semua pintu keluar yang tersedia dapat digunakan atau akankah
setidaknya satu rute dari bagian mana pun dari bangunan tetap tersedia?
Lima langkah untuk penilaian risiko kebakaran secara umum
3.4. Rute/Jalur Evakuasi
e. Apakah rute evakuasi dan pintu keluar terakhir selalu jelas? Apakah pintu pada rute evakuasi
terbuka ke arah evakuasi?
f. Apakah semua pintu keluar akhir dpt dibuka dengan mudah dan segera/cepat jika terjadi keadaan
darurat?
g. Apakah semua orang dari semua tempat dapat dengan aman menggunakan rute evakuasi dan
dalam waktu yang wajar?
h. Apakah orang-orang yang bekerja di gedung menyadari pentingnya menjaga integritas jalur
penyelamatan, misalnya dengan memastikan bahwa pintu kebakaran aman dan terbuka dan bahan
yang mudah terbakar tidak disimpan di dalam jalur penyelamatan?
Lima langkah untuk penilaian risiko kebakaran secara umum
3.5. Pencahayaan rute evakuasi
a. Apakah RS memiliki catu daya cadangan untuk penerangan rute evakuasi RS?
b. Apakah semua rute pelarian RS tercakup oleh bentuk pencahayaan yang sesuai? Apakah akan selalu ada
penerangan yang cukup untuk menggunakan rute pelarian dengan aman?
a. Apakah rute pelarian dan pintu keluar ditunjukkan dengan rambu-rambu yang sesuai?
b. Apakah RS memelihara semua tanda dan pemberitahuan agar tetap benar, terbaca dan dipahami?
c. Apakah RS memelihara tanda-2 yg telah disediakan untuk informasi dinas kebakaran dan penyelamatan, seperti
tanda-2 yg menunjukkan lokasi katup penghenti air dan penyimpanan zat berbahaya?
b. Apakah ada pemeriksaan rutin terhadap sistem deteksi dan alarm kebakaran?
c. Apakah RS secara teratur memeriksa semua pintu kebakaran dan rute pelarian serta
penerangan dan rambu terkait?
b. Apakah catatan RS tersedia untuk diperiksa oleh otoritas pemeriksa dari luar RS (misalnya Dinas
Pemadam Kebakaran)?
c. Sudahkah RS mencatat apa yang telah dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi risiko?
b. Setelah meninjau penilaian risiko keselamatan kebakaran RS, apakah langkah-langkah keselamatan
kebakaran masih memadai?
Penjelasan
• Penilaian risiko ini digunakan secara menyeluruh di setiap bangunan dan
ruangan di RS, bisa dimulai dng unit melakukan self assessment
• Penilaian membutuhkan tim bedah untuk mengidentifikasi 3 elemen kunci yang diperlukan untuk
menyalakan api—segitiga api:
• panas
• bahan bakar
• oksigen.
Menetapkan skor risiko kebakaran
• Dalam kamar operasi, 3 risiko utama adalah:
✓ sumber oksigen terbuka (yaitu, pasien yang menerima oksigen tambahan melalui masker wajah
atau kanula hidung)
✓ sumber pengapian yang tersedia (yaitu, unit bedah listrik, laser, atau sumber cahaya serat
optik).
Menetapkan skor risiko kebakaran
• Dalam penilaian, masing-masing risiko tersebut diberi skor. Skor tersebut ditabulasikan untuk
menentukan skor risiko kebakaran total.
• Skor 2 = Risiko rendah dengan potensi berubah menjadi risiko tinggi. Skor ini diberikan ketika
prosedur di rongga dada, sumber pengapian jauh dari sumber oksigen terbuka, sumber
pengapian dekat dengan sumber oksigen tertutup, atau tidak ada tambahan oksigen digunakan.
• Formulir dokumentasi memungkinkan perawat sirkulasi untuk menunjukkan bahwa risiko tinggi
protokol dimulai. Hal ini juga memungkinkan untuk dokumentasi waktu yang cukup itu
memungkinkan asap menghilang ketika larutan persiapan berbasis alkohol digunakan.
Komunikasi meningkatkan kesadaran
• Memastikan teknik draping yang tepat untuk meminimalkan konsentrasi oksigen di bawah drapes (yaitu,
tenting, incise drape)
• Menilai waktu yang diizinkan untuk asap dari persiapan berbasis alcohol sampai dengan solusi untuk
menghilang (minimal 3 menit)
• Pastikan baskom berisi saline steril dan bulb syringe tersedia untuk pemadam kebakaran
Fire risk protocols
• Provider anestesi
✓ Memastikan bahwa jarum suntik penuh garam dapat dijangkau untuk prosedur yang dilakukan di dalam
rongga mulut
✓ Menggunakan monitoring anestesi circuit untuk pemberian oksigen awalnya pada FiO2 sebesar 0,30
menggunakan aliran gas segar minimal 12 L/menit.
HAZARD
VULNERABILITY
ASSESSMENT
(HVA)
Standar MFK 9
15 - 16 Agustus 2022
Elemen Penilaian MFK 9 Instrumen Penilaian Skor
2. Rumah sakit telah mengidentifikasi risiko bencana D • Dokumen identifikasi risiko bencana internal dan 10 TL
internal dan eksternal dalam Analisa kerentanan eksternal rumah sakit
5 TS
bahaya/Hazard Vulnerability Analysis (HVA) secara proaktif • Dokumen Analisa kerentanan bahaya/Hazard
0 TT
setiap tahun dan diintegrasikan ke dalam daftar risiko/risk Vulnerability Analysis (HVA) secara proaktif
register dan profil risiko. • Bukti Integrasi HVA dalam risk register
• Bukti Integrasi HVA dalam profil risiko
W • Komite / Tim K3 RS
4. RS telah melakukan simulasi penanggulangan bencana S Simulasi penanggulangan bencana (disaster drill) 10 TL
(disaster drill) minimal setahun sekali termasuk debriefing.
5 TS
15 - 16 Agustus 2022 0 TT
HVA adalah proses untuk mengidentifikasi
kerentanan (vulnerabilitas) tertinggi RS terhadap
bahaya alam & buatan manusia serta dampak
langsung & tidak langsung bahaya ini terhadap RS dan ASESMEN
masyarakat. RS harus mendokumentasikan tinjauan RISIKO
HVA mereka setiap tahun dan menginformasikan
keseluruh staf RS
ANALISA RISIKO
EVALUASI RISIKO
Asesmen risiko
KELOLA/PENGENDALIAN RISIKO
HVA
Risk Register
Manrisk sarpras UMY 31
ALAT PENILAIAN BAHAYA DAN KERENTANAN
KEJADIAN YANG TERJADI SECARA ALAMI
KEMUNGKINAN RISIKO
DAMPAK TERHADAP DAMPAK TERHADAP
DAMPAK TERHADAP USAHA KESIAPAN RESPONS INTERNAL RESPONS EKSTERNAL
MANUSIA PROPERTI
KEJADIAN
Kemungkinan hal ini akan terjadi Komunitas/staf yang saling membantu Ancaman
Kemungkinan kematian atau cedra Kerugian dan kerusakan fisik Gangguan pelayanan Perencanaan sebelumnya Waktu, efektifitas dan sumber daya
kembali dan persediaan relatif*
0 = Tidak dapat diterapkan 1= 0 = Tidak dapat diterapkan 1= 0 = Tidak dapat diterapkan 1= 0 = Tidak dapat diterapkan 1= 0 = Tidak dapat diterapkan 1= 0 = Tidak dapat diterapkan 1=
0 = Tidak dapat diterapkan 1 = Tinggi
SKOR Rendah 2 = Sedang 3= Rendah 2 = Sedang 3= Rendah 2 = Sedang 3= Rendah 2 = Sedang 3= Tinggi 2 = Sedang 3= Tinggi 2 = Sedang 3=
2 = Sedang 3 = Rendah atau Tidak Ada 0 - 100%
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah atau Tidak Ada Rendah atau Tidak Ada
0%
Terorisme, Biologis
Situasi VIP 0%
Penculikan Bayi 0%
Situasi Penyanderaan 0%
Gangguan Sipil 0%
Aksi Demo 0%
Penerimaan Forensik 0%
Ancaman Bom 0%
IMPACT MITIGATION
Katagori Definisi Pertimbangan untuk skala
skoring
Risk Kemungkinan suatu peristiwa terjadi dan
dampaknya pada fasilitas, berdasarkan
kemampuan mitigasi fasilitas saat ini. Risiko
Relatif = Kemungkinan x Keparahan
(Dampak & mitigasi)
Probability Tinjauan sejarah 10 tahun terakhir dan Risiko yang Diketahui
kemungkinan peristiwa itu akan terjadi Data Historis (Jangka Waktu 10
dalam 10 tahun ke depan. Tahun)
Katagori Definisi Pertimbangan untuk skala skoring
Human Jumlah total pasien dan kegawatan daruratan Kegawatdaruratan dan volume
Impact cedera dan / atau potensi kematian bagi cedera / kematian staf, pasien, &
karyawan, pasien, dan pengunjung yang pengunjung
External Sumber daya eksternal tersedia • Jenis perjanjian dengan badan pelatihan
Response untuk RS untuk membantu • Koordinasi dengan Dinkes dan organisasi
dalam respons insiden dan perumahsakitan
M operasi pemulihan. • Koordinasi dengan fasilitas perawatan
I kesehatan proksimal
Severity T
I • Koordinasi dengan fasilitas khusus
G perawatan
A
• Sumber daya komunitas
S
I • Saatnya mengatur respons di tempat
• Cakupan kemampuan respons
• Evaluasi historis keberhasilan respons
• Ketersediaan respons darurat lokal
Katagori Skor Skala Penjelasan
No Total % Analysis
Rumah sakit membuat Program pengelolaan bencana di rumah sakit berdasarkan hasil
Analisa kerentanan bahaya/Hazard Vulnerability Analysis (HVA) setiap tahun.
Proses pengelolaan bencana dalam Program MFK
a) Menentukan jenis yang kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman, dan kejadian;
b) Menentukan integritas struktural dan non struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada dan
bagaimana bila terjadi bencana;
f) Mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk tempat pelayanan alternatif pada waktu kejadian;
g) Mengidentifikasi dan penetapan peran serta tanggung jawab staf selama kejadian dan; dan
h) Proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab pribadi staf dan
tanggung jawab RS untuk tetap menyediakan pelayanan pasien termasuk kesehatan mental dari staf.
Konstruksi dan Renovasi
Kegiatan konstruksi, renovasi, pembongkaran, dan pemeliharaan di RS dapat berdampak pada semua
orang dalam area RS. Namun, pasien mungkin menderita dampak terbesar. Misalnya, kebisingan &
getaran yg terkait dng aktivitas ini dpt memengaruhi tingkat kenyamanan pasien, dan debu serta bau dpt
mengubah kualitas udara, yg dpt mengancam status pernapasan pasien. Risiko terhadap pasien, staf,
pengunjung, badan usaha independen, & lainnya di RS akan bervariasi tergantung pada sejauh mana
aktivitas konstruksi, renovasi, pembongkaran, atau pemeliharaan & dampaknya terhadap perawatan
pasien, infrastruktur, & utilitas.
RS melakukan penilaian risiko prakontruksi (PCRA) bila ada rencana kontruksi, renovasi & demolisi.
RS melakukan tindakan berdasarkan hasil penilaian risiko untuk meminimalkan risiko selama
pembongkaran, konstruksi, dan renovasi.
Daftar Risiko
MFK 10
Pre Construction
Risk Assessment
di RS
Regulasi tentang penerapan penilaian risiko prakontruksi pada
EP 1 rencana kontruksi, renovasi dan demolisi
22 September 2021 58
Konteks/Ruang Lingkup PCRA meliputi :
22 September 2021 59
Pre Construction Risk Assessment (PCRA)
PCRA meliputi: Asesmen risiko Pengendalian risiko
a. Kualitas udara
b. Pengendalian infeksi (ICRA)
c. Utilitas
d. Kebisingan
e. Getaran
f. Bahan Berbahaya
Project Title:
Project Coordinator: Project Start Date:
Contractor Performing Work: Estimated Duration:
Supervisor: Telephone:
Description of Project:
Kegiatan kontruksi
1. Proyek-proyek berikut tidak memerlukan pengisian formulir Pra-Konstruksi / Penilaian
Risiko Keselamatan:
CONTOH: 2. Pengecatan dan pemasangan wallpaper baru di kantor/adminsitrasi RS dan area non-
pasien.
3. Pengecatan di ruang pasien, jika tertutup untuk pengecatan dan luas dinding kurang dari 3
meter persegi harus ditambal dan dicat. Kontraktor harus mengganti filter udara untuk unit
AC ruangan setelah menyelesaikan pengecatan.
4. Pemasangan tempat dispenser sabun / kotak jarum / tempat handuk/tissue di ruang pasien
5. Perbaikan tirai jendela.
6. Penggantian ubin langit-langit untuk area yang kurang dari sepuluh (10) ubin 2 'x 2', jika
tidak di kantor RS dan area non-pasien.
7. Penggantian ubin langit-langit untuk area yang kurang dari lima (5) ubin 2 'x 2' di area
pasien, jika pasien berada di luar area dan pembersihan dapat dilakukan sebelum pasien
kembali.
8. Perbaikan Minimal Sistem Panggilan Perawat / TV / Tempat Tidur / Telepon.
9. Memeriksa atau mengganti outlet listrik.
10. Mengganti bola lampu.
11. Membongkar wastafel / toilet tanpa air di lantai.
12. Melepas toilet ketika air di lantai membutuhkan perawatan agar Housekeeping segera
membersihkan area.
13. Perbaikan outlet gas medis. (Bodi Depan)
14. Mengambil pembacaan pengukuran keseimbangan udara.
15. Memeriksa unit / sistem pendingin udara.
16. Pekerjaan menengah yang menciptakan jumlah debu sedang di dalam ruangan dengan
tekanan udara negatif yang dipertahankan di dalam ruangan melalui penggunaan unit
yang dilengkapi HEPA dengan minimum 10 ACH dan semua udara dibuang ke luar. Unit
HEPA harus terus beroperasi 2 jam setelah pekerjaan selesai dan Housekeeping harus
membersihkan kamar sebelum unit HEPA dikeluarkan dari ruangan. Semua pekerjaan dan
penggunaan unit HEPA harus didokumentasikan dan salinannya diteruskan ke Komite PPI.
CATATAN: Semua ventilasi saluran harus ditutup selama bekerja!
Yes No Apakah akan terjadi kebisingan yang akan berdampak pada unit/ruangan
yang berdekatan, di atas, atau di bawah area konstruksi?
a. Jika demikian, unit/ruangan ini harus diberi tahu.
b. Bagaimana anda akan mengurangi kebisingan ke tingkat yang dapat
diterima?
Yes No Apakah akan ada getaran yang ditimbulkan yang akan berdampak pada
unit/ruangan yang berdekatan, di atas, atau di bawah area konstruksi?
a. ika demikian, Unit/ruangan ini harus diberi tahu setiap kali jenis pekerjaan ini akan
dilakukan.
b. Bagaimana anda akan mengurangi getaran ke tingkat yang dapat diterima?
Yes No Apakah Prosedur emergensi sudah ada dan dipasang di setiap pekerjaan
untuk kejadian tidak disengaja yang dapat sangat mempengaruhi asuhan
Pasien atau Life safety ke fasilitas?
Biasanya item yang disertakan dalam prosedur ini adalah:
• Nomor telepon darurat dari departemen utama.
• Rencana kontinjensi yang menjelaskan lokasi katup utama, sakelar, dan kontrol.
• Rencana darurat untuk pemadaman tak terduga.
Environment
Yes No Apakah ada bahaya lingkungan berikut ini?
CONTOH: Apakah bahan kimia berbahaya akan digunakan dalam proyek ini? Bagaimana asap
dan bau dikendalikan? Material Safety Data Sheets (MSDS) diperlukan.
Apakah pengurangan asbes diperlukan dalam pekerjaan ini? Jika demikian, beri tahu
K-3 pada Pertemuan Pra-Konstruksi.
Apakah akan ada pekerjaan panas (pengelasan, mematri, menyolder) yang dilakukan
pada proyek ini? Jika demikian, maka Izin Kerja Panas harus dipasang di situs kerja.
Semua pekerjaan panas harus memiliki arloji api yang ditugaskan ke setiap area saat
pekerjaan panas sedang dilakukan.
Apakah akan ada pekerjaan yang dilakukan di atas langit-langit? Apakah kegiatan
perbaikan / konstruksi melibatkan penetrasi ke dinding, langit-langit, kusen pintu,
atau pintu yang ada? Jika demikian, harus mengajukan Izin Masuk di Atas Langit-
langit dan Izin Konstruksi Dinding.
Akankah entri ruang terbatas diperlukan pada proyek ini? Jika demikian, Ketentuan
Program Masuk Ruang Terbatas harus diikuti.
Utility Failures
Yes No Apakah salah satu dari sistem berikut akan tidak berfungsi suatu waktu selama
proyek berlangsung?
• Alarm kebakaran (Untuk pemadaman lebih dari 4 jam, Tindakan ILSM
harus diterapkan.) (Untuk pemadaman lebih dari 4 jam, Interim Life
Safety Measures must be implemented.)
• Sprinkler (For outages greater than 4 hours, Interim Life Safety
Measures must be implemented.)
• Electrical
• Domestic water (Untuk air mati lebih dari 2 minggu, sistem air rumah
tangga yang terkena dampak akan dibilas 5 kali volume pipa untuk
memastikan tidak ada kontaminan yang tersisa, yaitu Legionella.)
• Oxygen
• Sewage
• HVAC
* Kontraktor harus memberikan pemberitahuan kepada RS minimal 3 minggu sebelum
utilitas terjadwal pemadaman.
Yes No
Apakah akan ada pekerjaan yang memerlukan aktivasi Interim Life Safety
Measures (ILSM) selama proyek ini? Pekerjaan lain mungkin memerlukan ILSM,
tetapi pekerjaan tipikal yang membutuhkan penerapan ILSM adalah:
• Setiap konstruksi yang berdampak pada pintu keluar atau tangga
• Setiap konstruksi yang berdampak pada kerusakan besar dalam kebakaran atau
dinding asap
• Menghilangkan sistem proteksi kebakaran utama (sprinkler)
• Menghilangkan sistem alarm kebakaran utama
• Menonaktifkan sistem alarm kebakaran atau kebakaran "area" selama lebih dari 4
jam dalam periode 24 jam
Pelaksanaan ILSM membutuhkan pengawas api dan formulir ILSM yang harus diisi.
Additional Safety Concerns
Yes No
CONTOH: Apakah konstruksi akan mempengaruhi rute keluar dari area yang ditempati yang
berdekatan dengan lokasi konstruksi?
Apakah proyek akan mempengaruhi pola lalu lintas di suatu daerah? Jika ya, jelaskan
rencananya.
Akankah proyek melibatkan penyebaran crane untuk mengirimkan peralatan ke
fasilitas yang ditempati?
• Harus menyerahkan Rencana Keselamatan Perlaatan berat dan Rencana
Pengangkatan Kritis Rumah Sakit & Izin Crane ke Kantor yg ditetapkan untuk
persetujuan minimal 3 minggu sebelum kedatangan crane di Rumah Sakit . Ikut format
Rencana Keselamatan Peralatang berat Kantor Keselamatan dan sertakan informasi
berikut: spesifikasi derek, daftar inspeksi derek, dan sertifikasi / catatan pelatihan staf
derek. Kontraktor harus
memelihara dan menyajikan item berikut sebelum crane start (item dapat
disimpan di kabin crane): sertifikasi crane, registrasi crane, pemadam kebakaran,
dan manual pengoperasian dan keselamatan crane.
The following must be completed prior to any construction activities:
• Bangun dinding pemisah sebelum proyek dimulai.
• Sistem proteksi kebakaran harus tetap utuh.
• Sediakan alat pemadam kebakaran ekstra di area kerja.
• Pertahankan lampu keluar di area kerja.
• Pertahankan tekanan udara negatif di area konstruksi (24/7) selama durasi
proyek.
• Pertahankan sarana untuk memantau dan memastikan tekanan negatif melalui
barometer / magnahelix.
• Tidak ada aliran udara balik dari dalam area konstruksi ke seluruh bangunan.
• Arahkan ulang rute keluar; jangan izinkan rute keluar melewati area konstruksi.
• Menyediakan dan memelihara tanda "Area Konstruksi-Jangan Masuk" di pintu
yang menuju ke area konstruksi.
• Menjaga log harian terbaru dan mempertahankan Izin Kerja Panas saat ini.
• Menyediakan dan memasang alas anti selip di pintu yang keluar dari area
konstruksi.
• Semua pembersihan puing harus dilakukan dengan kereta tertutup.
• Menjaga area kerja yang bersih dan teratur.
• Tentukan bagaimana, jika ada, proyek ini akan mempengaruhi departemen di
Apakah akan ada pekerjaan yang memerlukan aktivasi Interim Life Safety
Measures (ILSM) selama proyek ini? Pekerjaan lain mungkin memerlukan ILSM,
tetapi pekerjaan tipikal yang membutuhkan penerapan ILSM adalah:
• Setiap konstruksi yang berdampak pada pintu keluar atau tangga
• Setiap konstruksi yang berdampak pada kerusakan besar dalam kebakaran atau
dinding asap
• Menghilangkan sistem proteksi kebakaran utama (sprinkler)
• Menghilangkan sistem alarm kebakaran utama
• Menonaktifkan sistem alarm kebakaran atau kebakaran "area" selama lebih dari 4
jam dalam periode 24 jam
Pelaksanaan ILSM membutuhkan pengawas api dan formulir ILSM yang harus diisi.
Additional Safety Concerns
Yes No
Apakah konstruksi akan mempengaruhi rute keluar dari area yang ditempati yang
berdekatan dengan lokasi konstruksi?
Apakah proyek akan mempengaruhi pola lalu lintas di suatu daerah? Jika ya, jelaskan
rencananya.
CONTOH: Akankah proyek melibatkan penyebaran crane untuk mengirimkan peralatan ke
fasilitas yang ditempati?
• Harus menyerahkan Rencana Keselamatan Perlaatan berat dan Rencana
Pengangkatan Kritis Rumah Sakit & Izin Crane ke Kantor yg ditetapkan untuk
persetujuan minimal 3 minggu sebelum kedatangan crane di Rumah Sakit . Ikut format
Rencana Keselamatan Peralatang berat Kantor Keselamatan dan sertakan informasi
berikut: spesifikasi derek, daftar inspeksi derek, dan sertifikasi / catatan pelatihan staf
derek. Kontraktor harus
memelihara dan menyajikan item berikut sebelum crane start (item dapat
disimpan di kabin crane): sertifikasi crane, registrasi crane, pemadam kebakaran,
dan manual pengoperasian dan keselamatan crane.
The following must be completed prior to any construction activities:
• Bangun dinding pemisah sebelum proyek dimulai.
• Sistem proteksi kebakaran harus tetap utuh.
• Sediakan alat pemadam kebakaran ekstra di area kerja.
• Pertahankan lampu keluar di area kerja.
• Pertahankan tekanan udara negatif di area konstruksi (24/7) selama durasi
proyek.
• Pertahankan sarana untuk memantau dan memastikan tekanan negatif melalui
barometer / magnahelix.
• Tidak ada aliran udara balik dari dalam area konstruksi ke seluruh bangunan.
• Arahkan ulang rute keluar; jangan izinkan rute keluar melewati area konstruksi.
• Menyediakan dan memelihara tanda "Area Konstruksi-Jangan Masuk" di pintu
yang menuju ke area konstruksi.
• Menjaga log harian terbaru dan mempertahankan Izin Kerja Panas saat ini.
• Menyediakan dan memasang alas anti selip di pintu yang keluar dari area
konstruksi.
• Semua pembersihan puing harus dilakukan dengan kereta tertutup.
• Menjaga area kerja yang bersih dan teratur.
• Tentukan bagaimana, jika ada, proyek ini akan mempengaruhi departemen di
Yes No
Sanding of walls--drywall finishing
Removal of floor coverings ceiling tiles casework Describe:
Cutting of walls or ceiling. Describe:
New wall construction
Minor ductwork or electrical work above ceilings
Major cabling activities
CONTOH: Activity cannot be completed within a single work shift
Type D Pembongkaran Besar dan Proyek Konstruksi. (Lihat Penilaian Risiko
Pengendalian Infeksi untuk Pemilihan Jenis)
Yes No
Akan membutuhkan pembongkaran berat atau pemindahan sistem plafon lengkap
New construction
Contractor Signature Pengawas K-3
Sebelum pembongkaran fisik atau pekerjaan konstruksi dilakukan, persyaratan berikut harus dipenuhi:
Selama kegiatan proyek, apakah salah satu dari berikut ini kemungkinan akan terganggu atau terkena
dampak di area mana pun di luar area kerja?
Ya Tdk TDD
Pasokan Air
Roof/Storm Drainage
Daya Normal
Daya Darurat
Panel Listrik
Sistem Ventilasi
Oksigen
Gas Medis
Vakum Medis
Nomor ruangan tempat katup sprinkler yang melayani area tersebut berada
…………………………………………………………………………..
Untuk sistem mana pun yang diperkirakan akan mengalami gangguan, harap
jelaskan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi dampaknya.
Harap dokumentasikan tindakan pencegahan apa pun yang akan diambil untuk
memastikan bahwa gangguan yang tidak direncanakan tidak akan terjadi:
PENILAIAN KHUSUS
Kegiatan: ………………………
Kegiatan:
Strategi Mitigasi:
Kegiatan:
Waktu & Durasi:
Strategi Mitigasi:
Kegiatan:
Strategi Mitigasi:
Peralatan Kritis
Ya Tdk
Apakah ada peralatan berisiko tinggi atau sensitif di atau dekat lokasi konstruksi?
• Radiologi
• Dukungan Hidup
• Lainnya
Lingkungan
Siapa yang bertanggung jawab untuk pembersihan harian di dalam area kerja?
………………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………
…………………………………………………………..
Diperlukan komunikasi
Harap dicatat setiap komunikasi khusus yang perlu diselesaikan sebelum, selama
atau setelah proyek.
…………………………………………………………..
Bahaya Keamanan
Harap berikan daftar Bahan Berbahaya yang digunakan atau disimpan di dalam
area proyek.
Ya Tdk
Apakah pekerjaan tersebut cenderung menghasilkan bau yang berbahaya atau
tidak biasa? \
Jika Ya, langkah apa yang harus diambil untuk meminimalkan dampak?
Apakah ada kontaminan yang diketahui? Ya Tidak Ya Tdk
• Asbeston
• Lead
• Cetakan (Mold)
Jika Ya, langkah apa yang harus diambil untuk meminimalkan dampak?
……………………………………………………………………………
Ya Tdk
• Apakah pekerjaan yang direncanakan mencakup salah satu dari berikut
ini?
• Entri Ruang Terbatas
• Penggalian yang membutuhkan perlindungan
• Prosedur Penguncian Tag Out
• Derek atau peralatan pengangkat
• Perancah
• Gangguan lalu lintas pejalan kaki atau kendaraan normal
Pekerjaan yang membutuhkan Perlindungan Jatuh Pekerjaan Listrik
Langsung
• Pekerjaan Listrik Langsung
Tanda tangan:
Manajer Proyek _______________ Tanggal ____________
Perwakilan Teknik _______________ Tanggal ____________
Perwakilan K-3 RS_______________ Tanggal ____________
Perwakilan Pencegahan Infeksi _______________ Tanggal ____________
Administrasi atau Yang Ditunjuk _______________ Tanggal ____________
CONTOH LAINNYA
PRE CONSTRUCTION RISK ASSESMENT (PCRA)
- -
menyed
iakan
Pembongkar dan
an ruang Menggu
KUALITAS rawat inap Gangguan nakan
Udara 243 dan 244 Bahaya Debu Pernafasan 4 416 H masker 1pd 2 24 L
- -
- -