Anda di halaman 1dari 2

REVISI TUGAS 2

PENGANTAR ILMU HUKUM

1.Analisis perbuatan apakah yang dilakukan oleh Feri, serta apa saja konsekuensi dari perbuatan tersebut. Jelaskan
disertai dasar hukumnya!

Tindakan yang dilakukan feri adalah membersihkan pekarangan rumah firman,diliat dari segi sosial feri ada baik dan
tidaak baik nya.Baik nya feri membersihkan pekarangan rumah firman dengan sesuka hati tanpa meminta imbalan
apapun karena ia merasa tidak nyaman dengan kondisi rumah firman yang di tinggal kan oleh firman karena tidak
terawat dan sampai rumput rumputnya menutupi rumah firma terutama di depan belakang samping rumah nya karena
feri merasa tidak enak rumput samping rumah fiman mendekati rumah feri.dan feri inisatif membersihkan nya tanpa
suruhan firman itu baik nya.
Tidak baiknya feri membersihkan rumah firman tanpa seizing nya karena menunjuk pada hukum positif,tindakan yang
dilakukan feri,Menurut kitab undang undang hukum pidana atau KUHP pasal 167 ayat 1,disebutkan bahwa orang yang
memaksa masuk ke dalam rumah ,ruangan atau perkarangan tertutup milik orang lain dengan melawan hukum atau
berada ditempat tersebut dengan melawan hukum ,dan tidak mengindahkan permintaan pemilik rumah untuk lekas
pergi,maka orang tersebut diancam dengan sanki pidana.Selain masuk tanpa izin masuk kerumah orang lain juga bisa
dikriminalisis jika merusak dan memanjat menggunakan kunci palsu ,perintah palsu atau pakaian jahat pasku.Termasuk
memasuki rumah orang lain tanpa sepengetahuan pemilik rumah.dan bukan karena kekhilafan dan kedapatan
ditemapat itu pada malam hari.Namun dengan lain halnya feri meminta izin ke firman,tidak terkena pasal
diatas ,ataupun telah ada perjanjian anata kedua belah pihak terkait hal tersebut.

2. Analisislah oleh saudara tergolong hukum apakah kasus di atas jika dilihat dari isinya serta dari masa berlakunya!
Berdasarkan isinya, kasus di atas dapat tergolong dalam hukum perdata dan hukum lingkungan.Dalam hukum perdata,
terdapat hubungan antara Feri dan Firman sebagai teman dekat yang dapat diatur oleh hukum perjanjian atau
perikatan.Jika Feri membersihkan halaman rumah Firman tanpa sepakat sebelumnya, maka dapat dianggap sebagai
suatu tindakan sukarela atau bantuan yang diberikan oleh Feri.Namun, jika ada kesepakatan atau perjanjian
antara Feri dan Firman mengenai pemeliharaan atau perawatan rumah, maka Feri dapat menuntut ganti rugi atas biaya
yang dikeluarkan untuk membersihkan rumah Firman. Di sisi lain, kasus ini juga dapat tergolong
dalam hukum lingkungan karena berkaitan dengan perawatan lingkungan hidup.
Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, setiap orang
wajib menjaga lingkungan hidup yang sehat dan lestari.Oleh karena itu, jika Feri membersihkan halaman rumah Firman
yang telah menjadi tempat tumbuhnya rumput yang lebat, maka ia dapat dianggap sebagai warga yang bertanggung
jawab terhadap lingkungan hidupnya.Adapun berdasarkan masa berlakunya, kasus ini dapat tergolong
dalam hukum yang berlaku saat ini, yaitu hukum positif yang mengatur tentang hak dan kewajiban individu dalam
masyarakat.Dalam hal ini, Feri sebagai warga masyarakat dapat mengambil tindakan untuk membersihkan lingkungan
rumah Firman yang ditinggalkan agar lingkungan sekitarnya tetap bersih dan sehat.Feri juga harus memperhatikan hak-
hak Firman sebagai pemilik rumah dan harus berhati-hati agar tidak merusak atau mencuri barang-barang milik Firman
selama membersihkan rumahnya. Selain itu, Feri juga dapat memperoleh dukungan dan bantuan dari pihak lain seperti
kelompok masyarakat atau pemerintah setempat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi dampak buruk
dari lingkungan yang tidak terawat.

3. Dalam mazhab ilmu hukum dikenal beberapa aliran, salah satunya adalah aliran positivisme, jelaskan serta kaitkan
dengan kasus di atas!

Aliran postivisme merupakan salah satu aliran dalam ilmu hukum yang memandang hukum sebagai seperangkat
peraturan yang dibuat oleh penguasa dan harus ditaati oleh masyarakat.Pandangan ini tidak mempertimbangkan faktor
moral atau etika dalam menentukan kebijakan hukum, dan menganggap bahwa hukum harus diimplementasikan secara
objektif tanpa pengaruh subjektif dari individu atau kelompok.Dalam kasus di atas, Feri dapat dianggap sebagai pihak
yang mematuhi hukum positivistik dengan membersihkan halaman rumah kosong Firman tanpa perlu
mempertimbangkan faktor moral atau etika. Feri bertindak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, yaitu menjaga
kebersihan dan keteraturan lingkungan, dan dengan demikian memperlihatkan ketaatan pada hukum.
Konsep positivisme ini memiliki dampak pada perkembangan ilmu hukum di Indonesia.Seperti yang dijelaskan oleh Prof.
Jimly Asshiddiqie dalam bukunya yang berjudul "Memperkenalkan Hukum Indonesia: Perkembangan dan Problematika"
(2015), bahwa dalam sistem hukum Indonesia, pengaruh positivisme cukup kuat terutama pada masa penjajahan
Belanda.Konsep ini menekankan pada pentingnya hukum yang tertulis dan dihasilkan oleh lembaga yang berwenang,
dan bukan pada adat atau tradisi yang berlaku di masyarakat.Kembali pada kasus di atas, Feri dapat dianggap sebagai
pihak yang menerapkan konsep positivisme dalam tindakannya untuk membersihkan halaman rumah kosong milik
Firman.Feri melakukan tindakan tersebut karena ia menganggap bahwa tindakannya akan memberikan manfaat pada
masyarakat sekitar, termasuk dirinya sendiri, dan juga karena hal tersebut tidak bertentangan dengan aturan yang
berlaku.Meskipun Feri dan Firman adalah teman dekat, Feri tetap memandang tindakannya tersebut dari sudut
pandang positivisme.Dalam hal ini, konsep positivisme menjadi landasan bagi Feri untuk melakukan tindakan
membersihkan halaman rumah kosong milik Firman.
Konsep ini juga menjadi dasar bagi hukum positif yang berlaku di Indonesia, dimana aturan hukum dihasilkan oleh
lembaga yang berwenang dan harus ditaati oleh seluruh warga negara tanpa terkecuali.
Sumber:

Anda mungkin juga menyukai