MATA KULIAH
SISTEM PERTANIAN TERPADU
Pinkan A. Tamu
P2120007
Agroforest biasanya dibentuk pada lahan bekas hutan alam atau semak belukar yang
biasanya diawali dengan penebangan dan pembakaran semua tumbuhan. Pembukaan lahan
ini biasanya dilakukan pada musim kemarau. Pada awal musim penghujan, lahan ditanami
padi gogo yang disisipi tanaman semusim lainnya (misalnya jagung dan cabe) selama satudua
kali panen. Setelah dua kali panen tanaman semusim, intensifikasi penggunaan lahan
ditingkatkan dengan menanam pepohonan misalnya karet atau damar atau tanaman keras
lainnya. Pada periode awal ini, terdapat perpaduan sementara antara tanaman semusim
dengan pepohonan. Pada saat pohon sudah dewasa, petani masih bebas memadukan
bermacam-macam tanaman tahunan lain yang bermanfaat dari segi ekonomi dan budaya.
Misalnya, petani sering menyisipkan pohon durian atau duku, di antara pohon karet atau
damar. Tanaman semusim tidak ada lagi karena adanya masalah naungan. Tumbuhan asli asal
hutan yang bermanfaat bagi petani tetap dibiarkan kembali tumbuh secara alami, dan
dipelihara di antara tanaman utama. Contoh pepohonan yang berasal dari hutan misalnya
pulai, kayu laban, kemenyan dan sebagainya. Pemaduan terus berlangsung pada keseluruhan
masa keberadaan agroforest. Tebang pilih akan dilakukan bila tanaman pokok mulai – 6 –
terganggu atau bila pohon telah terlalu tua sehingga tidak produktif lagi. Ditinjau dari
letaknya, agroforest biasanya berada di tepian hutan (forest margin) atau berada
ditengahtengah antara sistem pertanian dan hutan. Berdasarkan uraian di atas, semua
agroforest memiliki ciri utama yaitu tidak adanya produksi bahan makanan pokok. Namun
sebagian besar kebutuhan petani yang lain tersedia pada sistem ini, misalnya makanan
tambahan, persediaan bahan bangunan dan cadangan pendapatan tunai yang lain.
hasil-hasil yang dapat dipanen secara teratur seperti lateks, damar, kopi, kayu manis dan lain-
lain. Selain itu kebun juga menutupi atau membantu menutupi pengeluaran tahunan dari
hasil-hasil yang dapat dipanen secara musiman seperti buahbuahan, cengkeh, pala,dan lain-
lain. Komoditas-komoditas lain—seperti kayu—juga dapat menjadi sumber uang yang cukup
besar meskipun tidak tetap, dan dapat dianggap sebagai cadangan tabungan untuk kebutuhan
keragaman bentuk sumber uang sangatlah penting. Keluwesan agroforest juga penting di
daerah di mana kredit sulit didapatkan karena mahal atau tidak ada sama sekali, hal ini adalah
konvensional yang terdiri atas sejumlah kecil unsur, yakni unsur pohon yang memiliki peran
ekonomi penting (seperti kelapa, karet, cengkeh, jati, dll.) atau yang memiliki peran ekologi
(seperti dadap dan petai cina), dengan sebuah unsur tanaman musiman (misalnya padi,
jagung, sayur-mayur, rerumputan), atau jenis tanaman lain seperti pisang, kopi, coklat dan
sebagainya yang juga memiliki nilai ekonomi. Sistem agroforestry kompleks adalah sistem-
sistem yang terdiri dari sejumlah besar unsur pepohonan, perdu, tanaman musiman dan atau
rumput. Penampakan fisik dan dinamika di dalamnya mirip dengan ekosistem hutan alam
primer maupun sekunder. Sistem agroforestri kompleks bukanlah hutan-hutan yang ditata
lambat laun melalui transformasi ekosistem secara alami, melainkan merupakan kebun-kebun
1. Fungsi Ekonomi
bidang social ekonomi meliputi hasil hutan, hasil tanaman pangan dan ternak. Dalam sistem
agroforestri dapat mengahasilkan berbagai macam tanaman pangan dan tanaman pohon yang
2. Fungsi Ekologi
Sitem agroforestri memiliki peran dalam menjaga ekosistem lingkungan dengan menjaga
ketersediaan air, kesuburan tanah dan kelembaban udara. Hal ini disebabkan adanya tanaman
pepohonan yang melindungi dari panas terik matahari serta menjaga kelembaban udara
disekitarnya serta adanya tanaman yang mati di bawahnya yang akan menjaga kesuburan
3. Fungsi Produksi
Agroforestri berfungsi sebagai kebun produksi seperti hutan jati yang menghasilkan kayu jati,
pohon karet dan tebu yang ditanam bersebelahan yang menghasilkan karet dan gula di waktu
yang bersamaan. Selain itu dapat menghasilkan hewan ternak seperti sapi bahkan ikan dan
lebah madu.
4. Kesuburan tanah
Sistem agroforestri juga dapat menjaga kesuburan tanah dan membuat tanah yang awalnya
tidak subur menjadi subur. Dengan mempraktekkan sistem agroforestri pada lahan yang
tandus akan membuat tanah dan lingkungan disekitarnya berangsur membaik karena adanya
tanaman pepohonan yang akan menjaga kelembaban di udara dan di tanah dengan
melindungi dari terik matahari, tanaman perdu yang akan menjaga kelembaban tanah serta
hewan ternak yang akan menjaga ketersediaan unsur hara dengan kotoran yang ditinggalkan