Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

MATA KULIAH
SISTEM PERTANIAN TERPADU

Pinkan A. Tamu
P2120007

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO
GORONTALO
2023
Agroforest

Agroforest biasanya dibentuk pada lahan bekas hutan alam atau semak belukar yang

biasanya diawali dengan penebangan dan pembakaran semua tumbuhan. Pembukaan lahan

ini biasanya dilakukan pada musim kemarau. Pada awal musim penghujan, lahan ditanami

padi gogo yang disisipi tanaman semusim lainnya (misalnya jagung dan cabe) selama satudua

kali panen. Setelah dua kali panen tanaman semusim, intensifikasi penggunaan lahan

ditingkatkan dengan menanam pepohonan misalnya karet atau damar atau tanaman keras

lainnya. Pada periode awal ini, terdapat perpaduan sementara antara tanaman semusim

dengan pepohonan. Pada saat pohon sudah dewasa, petani masih bebas memadukan

bermacam-macam tanaman tahunan lain yang bermanfaat dari segi ekonomi dan budaya.

Misalnya, petani sering menyisipkan pohon durian atau duku, di antara pohon karet atau

damar. Tanaman semusim tidak ada lagi karena adanya masalah naungan. Tumbuhan asli asal

hutan yang bermanfaat bagi petani tetap dibiarkan kembali tumbuh secara alami, dan

dipelihara di antara tanaman utama. Contoh pepohonan yang berasal dari hutan misalnya

pulai, kayu laban, kemenyan dan sebagainya. Pemaduan terus berlangsung pada keseluruhan

masa keberadaan agroforest. Tebang pilih akan dilakukan bila tanaman pokok mulai – 6 –

terganggu atau bila pohon telah terlalu tua sehingga tidak produktif lagi. Ditinjau dari

letaknya, agroforest biasanya berada di tepian hutan (forest margin) atau berada

ditengahtengah antara sistem pertanian dan hutan. Berdasarkan uraian di atas, semua

agroforest memiliki ciri utama yaitu tidak adanya produksi bahan makanan pokok. Namun

sebagian besar kebutuhan petani yang lain tersedia pada sistem ini, misalnya makanan

tambahan, persediaan bahan bangunan dan cadangan pendapatan tunai yang lain.

Pendapatan dari agroforest umumnya dapat menutupi kebutuhan sehari-hari dari

hasil-hasil yang dapat dipanen secara teratur seperti lateks, damar, kopi, kayu manis dan lain-

lain. Selain itu kebun juga menutupi atau membantu menutupi pengeluaran tahunan dari
hasil-hasil yang dapat dipanen secara musiman seperti buahbuahan, cengkeh, pala,dan lain-

lain. Komoditas-komoditas lain—seperti kayu—juga dapat menjadi sumber uang yang cukup

besar meskipun tidak tetap, dan dapat dianggap sebagai cadangan tabungan untuk kebutuhan

mendadak. Di daerah-daerah di mana menabung uang tunai bukan merupakan kebiasaan,

keragaman bentuk sumber uang sangatlah penting. Keluwesan agroforest juga penting di

daerah di mana kredit sulit didapatkan karena mahal atau tidak ada sama sekali, hal ini adalah

kenyataan umum di sebagian besar pedesaan tropika.

Agroforestry dibagi menjadi dua kelompok, yakni agroforestry sederhana dan

agroforestry kompleks. Sistem agroforestri sederhana adalah perpaduanperpaduan

konvensional yang terdiri atas sejumlah kecil unsur, yakni unsur pohon yang memiliki peran

ekonomi penting (seperti kelapa, karet, cengkeh, jati, dll.) atau yang memiliki peran ekologi

(seperti dadap dan petai cina), dengan sebuah unsur tanaman musiman (misalnya padi,

jagung, sayur-mayur, rerumputan), atau jenis tanaman lain seperti pisang, kopi, coklat dan

sebagainya yang juga memiliki nilai ekonomi. Sistem agroforestry kompleks adalah sistem-

sistem yang terdiri dari sejumlah besar unsur pepohonan, perdu, tanaman musiman dan atau

rumput. Penampakan fisik dan dinamika di dalamnya mirip dengan ekosistem hutan alam

primer maupun sekunder. Sistem agroforestri kompleks bukanlah hutan-hutan yang ditata

lambat laun melalui transformasi ekosistem secara alami, melainkan merupakan kebun-kebun

yang ditanam melalui proses perladangan


Peranan dan Fungsi Agroforestri

1. Fungsi Ekonomi

Fungsi agroforestri yang mencerminkan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan di

bidang social ekonomi meliputi hasil hutan, hasil tanaman pangan dan ternak. Dalam sistem

agroforestri dapat mengahasilkan berbagai macam tanaman pangan dan tanaman pohon yang

dapat menopang perekonomian masyarakat.

2. Fungsi Ekologi

Sitem agroforestri memiliki peran dalam menjaga ekosistem lingkungan dengan menjaga

ketersediaan air, kesuburan tanah dan kelembaban udara. Hal ini disebabkan adanya tanaman

pepohonan yang melindungi dari panas terik matahari serta menjaga kelembaban udara

disekitarnya serta adanya tanaman yang mati di bawahnya yang akan menjaga kesuburan

tanah pada daerah agroforestri.

3. Fungsi Produksi

Agroforestri berfungsi sebagai kebun produksi seperti hutan jati yang menghasilkan kayu jati,

pohon karet dan tebu yang ditanam bersebelahan yang menghasilkan karet dan gula di waktu

yang bersamaan. Selain itu dapat menghasilkan hewan ternak seperti sapi bahkan ikan dan

lebah madu.

4. Kesuburan tanah

Sistem agroforestri juga dapat menjaga kesuburan tanah dan membuat tanah yang awalnya

tidak subur menjadi subur. Dengan mempraktekkan sistem agroforestri pada lahan yang

tandus akan membuat tanah dan lingkungan disekitarnya berangsur membaik karena adanya

tanaman pepohonan yang akan menjaga kelembaban di udara dan di tanah dengan

melindungi dari terik matahari, tanaman perdu yang akan menjaga kelembaban tanah serta

hewan ternak yang akan menjaga ketersediaan unsur hara dengan kotoran yang ditinggalkan

Anda mungkin juga menyukai