SKRIPSI
17081498
SKRIPSI
Diajukan kepada :
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat
Sarjana Strata Satu (S1)
Oleh :
Ruth Amanda Siahaya
17081498
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2023
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
Yang menyatakan,
17081498
iii
HALAMAN MOTTO
dalam doa!”
(Roma 12 : 12)
“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”
(Amsal 23 : 18)
“Never give up! Because beautiful things can be born from misery”
(Bridgett Devoue)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus Kristus atas kehendak dan penyertaan-Nya maka skripsi ini dapat
dibuat dan diselesaikan. Puji syukur tak terhingga pada Tuhan Yesus Kristus yang
Kepada Bapak dan Mama yang senantiasa mengiringi doa untuk penulis serta
kasih sayang, nasihat serta dukungan moral dan materi yang tidak pernah berhenti
hingga saat ini. Terima kasih telah mengizinkan dan mempercayaiku untuk
terkasih yang selalu menghibur dan mendukung ketika saya merasa putusasa
dalam mengerjakan skripsi saya. Keluarga besar yang selalu mendukung dan
Diri Sendiri
Terimakasih sudah selalu kuat dan dapat bertahan hingga saat ini.
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus, atas hikmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam
penulisan dan penyusunan skripsi ini banyak pihak tang telah terlibat untuk
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, sehingga peneliti
mengucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada :
vi
10. Seluruh Guru Honorer di Kota Singkawang yang telah bersedia
berpartisipasi meluangkan waktu untuk mengisi skala penelitian penulis.
11. Kedua orang tua penulis, Bapak dan Mama tercinta yang selalu
mengasihi, memberikan doa serta dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Abang-abang terkasih Ismul Yazar, Sam Mario Siahaya dan Harry Junio
Siahaya serta Kakak-kakak ipar penulis Valentina Kuriawati dan Frisca
Tea Trifani tak lupa keponakan tercinta Almeta Nora Siahaya yang selama
ini selalu menghibur, mendukung dan mewarnai hari-hari penulis.
13. Keluarga besar Siahaya yang selalu memberikan doa dan dukungan
kepada penulis.
14. Kekasihku tercinta Julius Imanuel Bothmir, yang selalu menemani penulis,
mendengarkan keluhan dan selalu memberikan semangat dan doa kepada
penulis.
15. Sahabat terkasih penulis Grace Stella Pattikawa yang selalu memberikan
semangat dan juga setia mendengarkan curahan hati penulis.
16. Sahabat seperjuangan yang telah menemani penulis saat masa-masa
perkuliahan, Novita Simanjuntak, Wide Utari, Afifah Faradilla dan Faiz
Iqbal yang selalu menemani penulis dalam susah, senang, yang
memberikan banyak pelajaran berharga dan juga motivasi.
17. Sahabat-sahabat tercintaku Isti Pane, Elsa Cindy, dan Lia Apriyanti yang
selalu menghibur dan menemani penulis selama ini.
18. Semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan skripsi ini, yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
Yogyakarta,
Penulis,
Ruth Amanda Siahaya
17081498
vii
DAFTAR ISI
ix
2. Aspek - Aspek Dukungan Sosial .................................................................. 26
C. Hubungan Antara Dukungan Sosial dari Keluarga dengan Subjective well-
being ........................................................................................................................ 28
D. Hipotesis Penelitian.......................................................................................... 32
BAB III .................................................................................................................................. 33
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 58
B. Saran ................................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 61
LAMPIRAN ................................................................................................................ 64
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Subjective well-being Setelah Uji Coba …….. 39
Uji Coba………………………………………………………………. 40
Uji Coba…………….…………………………………………..…… 41
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Uji Coba Subjective Well-Being dan Dukungan Sosial dari
Keluarga.......................................................................................... 67
Lampiran 2. Data Uji Coba Subjective Well-Being dan Dukungan Sosial dari
Keluarga…………………………………………………...……… 75
Keluarga……………………………………………………......…. 88
Keluarga……………………………………………………....…... 96
xii
ABSTRAK
Kata kunci : dukungan sosial dari keluarga, guru honorer, subjective well-being
xiii
ABSTRACT
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah hal utama untuk sebuah Negara. Mutu dari sebuah
negara dapat dilihat dari beberapa sektor salah satunya adalah pendidikannya.
Negara yang mempunyai mutu pendidikan yang baik dan berkualitas pasti dapat
ekonomi, sosial, hukum dan lain-lainnya. Guru bagi dunia pendidikan adalah
jasa yang sangat dominan dan menjadi fungsi utama, baik itu pendidikan formal
atau pun non-formal. Untuk seorang guru yang profesional, mereka wajib
anak didiknya pada pendidikan dari usia dini, jalur pendidikan formal,
jumlah yang paling besar, dari pekerjaan tersebut diharapkan sebagai upaya
1
Guru didefinisikan sebagai sebuah profesi yang berkerja sebagai mengajar.
Guru sendiri bertugas untuk membagikan ilmu yang ia miliki baik secara
akademik ataupun non-akademik. Selain itu guru juga mempunyai peran lain
yaitu sebagai konselor, motivator, penasihat dan pemimpin dalam kelas. Peran
seorang guru tidak hanya mengajarkan atau membagikan ilmu saja, guru juga
mempunyai peran lain yaitu membimbing, mengarah, serta melatih anak didik
pengetahuan, ilmu serta harus menguasaai ilmu tersebut dengan baik, agar
mudah mengerti dan dipahami oleh perserta didik dengan cakap meskipun dari
pekerjaan tersebut ada beberapa menerima guru upah yang tidak sebanding
Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 16, guru
bulan gaji pokok, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah. Penerimaan
tentang ada dua klasifikasi guru yaitu guru PNS (pegawai negeri sipil) dan guru
non-PNS bukan pegawai negeri sipil (guru honorer dan guru bantu). Guru honorer
2
honorer di Indonesia masih tergolong rendah, hal tersebut berbanding terbalik
dengan guru PNS yang menerima tunjangan dan sertifikasi. Didukung oleh
kesejahteraan guru berpengaruh dari upah yang diterima, guru yang menerima
sertifikasi tentunya lebih sejahtera dibanding dengan guru yang tidak menerima
status kepegawaian negeri saja (PNS) sedangkan guru non-PNS termasuk guru
Guru honorer dan guru pegawai negeri sipil pada dasarnya memiliki tugas
dan tanggung jawab yang sama yaitu mengajar peserta didiknya. Namun,
keduanya hanya dibedakan oleh status pengangkatan saja. Guru dengan status
pegawai negeri sipil diangkat dan di legalkan langsung oleh pemerintah, maka
dari itu pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan guru PNS tersebut
(Romdin, (2020) . Untuk guru honorer belum diangkat oleh pemerintah, sehingga
honorer. Perbedaan itu menimbulkan keresahan untuk guru honorer. Guru honorer
yang ada hampir semua wilayah di Indonesia rata-rata mendapatkan upah dibawah
UMR (upah minimum regional). Gaji yang diterima di setiap daerah cenderung
dengan status guru pegawai negeri yang menerima tunjangan, sertifikasi, gaji tiga
belas, dan lain-lain. Sama halnya dengan guru honorer di Kota Singkawang,
3
daerah yang mengelola penyelenggaraan pendidikan termasuk di dalamnya
No.09 Tahun 2011. Pada perda tersebut pasal 123 menjelaskan terkait guru non
pegawai negeri sipil, yang dikategorikan menjadi dua yaitu guru bantu dan guru
sukarelawan. Guru bantu adalah guru yang diangkat oleh kepala dinas sedangkan
guru sukarelawan adalah guru yang diangkat oleh satuan pendidikan. Guru
honorer, guru bantu dan guru sukarelawan mendapatkan biaya berupa insentif dari
2022, terdapat sebanyak 24% atau 401.182 guru honorer, dan guru PNS sebanyak
52% atau 1.520.354 guru PNS yang ada dan menyebar luas di seluruh Indonesia,
sisanya 24% atau 401.182 merupakan guru tetap yayasan. Pada data tersebut
dengan banyaknya jumlah guru honorer yang tinggi, menurut laman resmi itu
sendiri menyatakan jika status guru yang bukan PNS atau Non-PNS termasuk
guru honorer atas kepegawaiannya masih bersifat tidak terikat dan memiliki
tergolong dalam jumlah kecil dengan persentase 7,8% atau 223 guru honorer
sedangkan guru PNS dengan persentase 92,2% atau 2.636 guru PNS dari 119
Sekolah Negeri yang tersebar di Kota Singkawang yang dikutip dari laman
sebanyak 75, Sekolah Menengah Pertama 20, Sekolah Menengah Atas 10,
4
Sekolah Menengah Kejuruan 5, Sekolah Luar Biasa 1. Banyaknya jumlah sekolah
jumlah yang kecil. Dikutip dari lama Tribunnews 2022 Pontianak hal tersebut
dikarenakan sebagian dari guru honorer tersebut telah lulus dan diangkat menjadi
guru PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja). Meski demikian, Guru
guru PNS, hal tersebut menjadi permasalahan yang serius karena guru memiliki
ambil bukan tanpa alasan. Mempertahankan dan menambah ilmu yang mereka
pelajari selama menjalankan kuliah salah satu alasan. Selain itu juga untuk
mempersiapkan diri untuk penerimaan CPNS nantinya, beberapa hal lainnya juga
cukup mempengaruhi, seperti faktor ekonomi dan faktor lingkungan sosial, ada
mempengaruhi para guru honorer untuk tetap bertahan sebagai guru non-PNS.
(Syukur, 2015)
beralasan mengingat honor mereka sebagai guru kurang sesuai dari jumlah yang
Indonesia menerima upah yang kecil memiliki ekonomi yang masih relatif rendah,
hal itu tentu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan bila dibandingkan dengan
5
upah pegawai di Indonesia. Rendahnya gaji yang dirasakan oleh guru honorer
kemampuan dan memelihara hubungan. Dimana hal jika hal tersebut dapat
(Belum adanya standarisasi untuk UMG (Upah Minimum Guru), sehingga upah
guru honor yang diterima setiap guru cukup kecil dan bervariasi di setiap
daerahnya. Sebagaimana kita tahu, bahwa guru honorer menerima upah yang kecil
setiap bulannya dengan beban kerja yang hampir sama dengan PNS. Disamping
itu, dengan munculnya virus pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) pada
saat ini menambah keresahan bagi guru honorer, sehingga adanya perubahan
metode dalam proses pembelajaran karena dilakukan secara online atau daring
(dalam jaringan) maka dari itu hal tersebut menambah tekanan bagi guru honorer.
berdampak pada upah guru honorer yang selalu terlambat dan terkadang diterima
beberapa bulan sekali saja dan hal tersebut jauh dari kata sejahtera . Dikutip dari
kompas.id pada Maret 2021 bahwa selama pandemi guru honorer menerima upah
tingginya stress kerja untuk seorang guru. Perubahan metode dan media belajar
6
menjadi masalah yang mengharuskan para guru hadapi sehingga mereka harus
tuntutan yang diterima oleh guru honorer dengan upah di bawah minimum
tentunya menimbulkan afek negatif yaitu perasaan sedih, hina dan kurang
kesejateraan subjektif. Afek negatif dan afek positif yang muncul berkaitan
dengan perasaan dan suasana hati individu (Boniwell, 2012). Afek positif
mengacu pada rasa senang ,bersemangat, nyaman dan bahagia. Afek negatif
kebalikan dari afek positif yaitu merujuk pada ketegangan sebagai respon dari
Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Bukhari & Khanam (2015)
menyatakan perasaan bahagia adalah bagian dari subjective well-being dimana hal
tersebut bersifat subjektif dan keseluruhan dari kehidupan yang dimiliki oleh
individu.
adalah salah satu hal yang penting bagi kehidupan. Subjective well-being adalah
dimana individu meyakini secara subjektif memiliki kehidupan yang sesuai dan
menyenangkan yang individu tersebut inginkan adalah hal yang sesuai. (E.
Diener, 2009).
7
Subjective well-being adalah kesejahteraan subjektif secara kognitif dan
tersebut memiliki subjective well-being yang tinggi. Ketika individu telah merasa
kognitif yaitu kepuasan hidup dan ulasan afektif seperti perasaan atau emosi
penilaian kognitif dan afektif. Aspek evaluasi Kognitif (penilaian atau judgment)
kepuasan hidup, yang didefinisikan sebagai penilaian atau diri hidup seorang.
evaluasi terhadap kepuasan hayati terbagi dua yaitu penilaian kepuasan hidup
secara holistik serta penilaian terhadap kepuasan domain eksklusif. Aspek afektif
dalam peristiwa yg terjadi dalam hayati seseorang. Adapun bagian penting dari
afektif terbagi menjadi dua yaitu afek positif dan afek negatif. Afek positif
menyenangkan.
8
Fakta menunjukan bahwa yang dapat memperbaiki kualitas pendidikan
adalah kesiapan guru yang besar dalam menghadapi masalah yang ada
dilingkungan sekolah. Lingkungan kerja tentu saja membuat guru harus terbiasa
dan siap jika mengalami rasa tidak nyaman, kelelahan dan rasa jenuh. Individu
yang sering mengalami afek negatif dibandingkan dengan afek positif maka
mereka memiliki subjective well-being yang rendah (E. Diener, 2015). Jadi, bisa
Hal ini sejalan dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada 5 Mei
2022 yang dilakukan secara online oleh 10 guru honorer yang di Kota
sering bekerja melebihi jam kerja yang telah ditentukan, upah yang didapatkan
dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang disalurkan tiap tahunnya
tergolong sedikit setiap bulannya dan upah tersebut tidak cukup untuk memenuhi
mengajar dilakukan secara online sehingga tenaga kerja guru honorer semakin
dengan hasil kerja yang mereka terima sehingga menggambarkan subjective well-
being atau kesejahteraan mereka. Kondisi yang dialami guru honorer tersebut
menjadi alasan peneliti untuk meneliti masalah terkait dengan kesejahteraan guru
9
Berdasarkan pada wawancara yang dilakukan oleh peneliti di lapangan
yang baik dengan tidak mempermasalahkan upah yang diterima dan menganggap
posisi guru honorer merupakan sebuah peran yang mulia, melatih mental dan
CPNS (calon pegawai negeri sipil) atau PPPK (pegawai pemerintah dengan
afek negatif yaitu merujuk pada emosi dan suasana hati yang rendah seperti sedih,
cemas, marah, tidak nyaman, takut, gelisah, dibenci dan dihina. Sedangkan afek
positif merujuk pada kesenangan subjek dalam mengajar dan bertemu dengan
siswa serta mendapat dukungan dari keluarga yang menciptakan rasa senang
dalam melakukan pekerjaan tersebut. Pada aspek kognitif, beberapa subjek merasa
kurang puas dan tidak bahagia karena beban kerja yang mereka terima sama
dengan PNS tetapi upahnya tidak setimpal, namun beberapa subjek lainnya
menerima dan menjalaninya dengan senang hati sebagai pengalaman dalam dunia
timbulnya rasa rendah diri, sedih, cemas, marah, tidak nyaman, takut, gelisah,
10
ada pada guru honorer. Kondisi tersebut tentu mempengaruhi tingkat stress yang
tinggi, situasi tidak menyenangkan, kelelahan fisik dan mental. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Issom & Makbulah (2017) yang menyatakan
semakin tinggi tingkat stress kerja pada guru honorer semakin rendah pula tingkat
kesejahteraannya.
seperti marah, cemas atau depresi memiliki self esteem yang rendah.
mengatakan meskipun mereka menerima upah yang kecil, mereka tetap merasa
jawaban guru honorer menyebutkan dengan mengajar dan bertemu dengan peserta
hanya itu bertemu dengan rekan kerja di sekolah juga membantu para guru
dalam kehidupan. Hal tersebut berdampak negatif pada guru honorer, secara aspek
sedih dan cemas dalam kehidupan dan lingkungan, kecenderungan terhadap afek
11
negatif tersebut tentu berpengaruh pada subjective well-being yang rendah pada
menimbulkan emosi seperti cemas, marah dan depresi terhadap individu dan
& Prastiti (2014). Menurut Diener, Richard, & Oishi (2005) ada beberapa faktor
peneliti memilih dukungan sosial dari keluarga sebagai variabel bebas dalam
penelitian ini. Seperti yang kita ketahui untuk mendapatkan subjective well-being
yang baik individu sangat membutuhkan dukungan sosial dari terutama dari
Sarafino & Smith (2016) Dukungan sosial merupakan bentuk dari sebuah
perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang diterima individu dari orang yang
Kumalasari & Ahyani, 2012) mengatakan bahwa dukungan sosial dari orang
Menurut Sarafino & Smith (2011) aspek-aspek dukungan sosial terdiri dari empat
12
jenis yaitu, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental,
dukungan informasi.
dukungan sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam hal tersebut. Dukungan
stres dan kesepian. Dukungan sosial ini bisa didapatkan dari keluarga, teman
dan lingkungan sekitar (Dwiyanti,N & Ediati, 2020) Guru honorer diharapkan
mendapat dukungan sosial terutama dari keluarga. Pada konsep dukungan sosial
menggambarkan dukungan sosial sebagai suatu informasi dari orang lain yaitu
komunikasi dan hubungan timbal balik dari orang tua, keluarga, teman, dan
komunitas sosial. Mendapatkan dukungan sosial dari keluarga yang baik membuat
individu cenderung merasa aman, di sayangi dan menerima afeksi positif, hal
& Sakti (2015) yaitu Dukungan Sosial dan Subjective well-being pada Tenaga
Kerja Wanita PT. Arni Family Unggaran, dalam penelitian tersebut mengatakan
13
sosial dengan subjective well-being sebesar 30,4%. Dari pemaparan di atas maka
penulis tertarik untuk membahas permasalahan terkait untuk melihat apakah ada
hubungan antara dukungan sosial dari keluarga dengan subjective well-being pada
guru honorer.
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
penelitian yang ada dapat membawa banyak manfaat, baik itu dipandang
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
14
keluarga dengan subjective well-being atau kesejahteraan pada guru
honorer.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Subjective well-being
Menurut Diener (2009) Subjective well-being adalah situasi yang mengacu pada
sesuatu yang diinginkan, menyenangkan dan baik. Diener et al. (2005) mendefinisikan
subjective well-being merupakan sebuah konsep yang luas yang meliputi pengalaman
emosi yang menyenangkan, jarang merasakan keadaan emosi yang negatif, serta
memiliki kepuasan hidup yang tinggi. Subjective well-being mengacu pada semua
jenis evaluasi, baik positif maupun negatif. Termasuk yaitu evaluasi kognitif reflektif,
seperti kepuasan hidup dan kepuasan kerja, minat dan keterlibatan, dan reaksi afektif
yang berbeda mengenai hidup mereka, peristiwa terjadi pada mereka, tubuh dan
pikiran mereka, dan keadaan tempat tinggal mereka. Selanjutnya Lucas dan Diener
mana individu berpikir dan merasa bahwa hidup mereka berjalan dengan baik.
Selain itu subjective well-being juga didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap
16
Terdapat dua pendekatan teori yang digunakan dalam kesejahteraan subjektif,
yaitu :
a. Bottom up theories
dari banyaknya kebahagiaan kecil atau kumpulan peristiwa bahagia. Semakin banyak
individu memiliki peristiwa bahagia, maka semakin bahagia individu tersebut (Diener
tergantung pada pikiran seseorang. Apabila seseorang memiliki keadaan pikiran yang
well-being adalah penilaian seseorang yang berbeda mengenai hidup mereka dengan
menggunakan dua komponen utama, yaitu komponen kognitif atau disebut juga
sebagai kepuasan hidup dan komponen afektif atau disebut juga sebagai afek positif-
negatif, kemudian dijabarkan secara luas sebagai evaluasi atau penilaian individu pada
kehidupannya yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian yang ia alami. Individu
menganggap peristiwa yang terjadi sebagai hal yang tidak menyenangkan, oleh sebab
itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti kecemasan, depresi dan
17
2. Aspek-aspek Subjective Well Being
ada tiga yaitu Aspek kognitif, afek positif dan afek negatif.
hidup, yang didefinisikan sebagai penilaian atau diri hidup seseorang. Evaluasi
terhadap kepuasan hidup terbagi 2 yaitu evaluasi kepuasan hidup secara keseluruhan
dengan didasarkan pada satu set kriteria yang unik yang mereka tentukan
18
keluarga. Biasanya individu menunjukkan bagaimana cara mereka
pengalaman dasar dalam peristiwa yang terjadi dalam hidup seseorang. Adapun bagian
penting dari afektif terbagi menjadi 2 yaitu afek positif dan afek negatif.
yang mereka alami. Afek negatif seperti marah, sedih, cemas, khawatir,
umum, yakni:
19
hidup (life satisfaction) dan kepuasan terhadap domain (domain
Berdasarkan uraian pada aspek-aspek yang ada di atas dapat disimpulkan jika
subjektive well-being menurut Diener et al. (2005) Aspek dari subjective well-being
ada dua yaitu evaluasi kognitif dan afektif. Berdasarkan kedua aspek tersebut memiliki
kepuasan hidup secara keseluruhan dan evaluasi kepuasan domain tertentu. Aspek
kedua yaitu aspek afektif yang merefleksikan sesuatu pengalam dasar dalam peristiwa
baik secara afek positif ataupun negatif, afek positif mempresentasikan suasana hati
mempresentasikan suasana hati dan emosi yang tidak menyenangkan. Begitu juga
merupakan refleksi dari perasaan antusias, aktif, dan siaga, sedangkan komponen
negatif merupakan dimensi umum dari keadaan yang menyedihkan dan tidak
20
1. Kepribadian
2. Faktor Demografis
1. Pendapatan
analisis pada suatu tingkat dalam suatu Negara dan antar Negara,
namun dalam analisis di dalam individu itu sendiri dan dalam tingkat
21
SWB bahkan ketika pendidikan, pendapatan, dan status pekerjaan
dimilikinya.
4. Pekerjaan
5. Pendidikan
22
6. Ras
7. Agama
perasaan positif.
8. Hubungan Sosial
ukuran objektif dari aktivitas sosial dan berbagai ukuran SWB misalnya
9. Dukungan Sosial
penyakit, dan dapat lebih cepat dalam proses pemulihan dari gangguan
23
orang lain bisa menimbulkan cinta dan rasa nyaman sehingga kepuasan
dan dukungan social yaitu Kepribadian Subjective well-being adalah sesuatu yang
stabil dan konsisten, secara empiris berhubungan dengan konstruk kepribadian, Faktor
kebahagiaan dan orang yang sangat Bahagia, Hubungan Sosial meliputi berbagai
ukuran objektif dari aktivitas sosial dan berbagai ukuran SWB misalnya kesepian dan
SWB, dan Social support dikenal dapat mengurangi pengalaman stres, meningkatkan
kesejahteraan, mengurangi keparahan penyakit, dan dapat lebih cepat dalam proses
24
B. Dukungan Sosial dari Keluarga
Menurut Sarafino & Smith (2016) Dukungan sosial adalah suatu bentuk
orang yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok. Konteks dukungan
sosial dari keluarga senada dengan pendapat di atas, Taylor (2015) menggambarkan
dukungan sosial sebagai suatu informasi dari orang lain yaitu berupa cinta, perhatian,
timbal balik dari orang tua, keluarga, teman, dan komunitas sosial. La Rocco (dalam
Purnama, 2009) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah tindakan menolong yang
sosial sebagai kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh orang lain.
Sedangkan menurut Gottlieb (dalam Smet, 1994) dukungan sosial terdiri dari
informasi atau nasehat verbal dan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang
tersebut dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.
keluarga, sama halnya dengan dukungan sosial sehingga dapat disimpulkan bahwa
dukungan sosial dari adalah bantuan atau dukungan yang bermanfaat bagi individu
25
yang berada di lingkungan keluarga sehingga individu tersebut merasa diperhatikan,
dihargai, dicintai, disayangi, serta merasa hidup bahagia dan sejahtera selain itu juga
merasakan adanya keakraban sosial, manfaat emosional serta adanya efek perilaku.
Menurut Sarafino & Smith (2011) dukungan sosial terdiri dari empat aspek,
yaitu:
perhatian dan afeksi seta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain.
pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa
orang lain.
tugastugas tertentu.
d. Dukungan informasi. Dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa saran,
Sedangkan menurut Cohen dan Hoberman (dalam Isnawati & Suhariadi, 2013)
26
a. Appraisal Support, yaitu adanya bantuan yang berupa nasihat yang berkaitan
b. Tangiable support, yaitu bantuan yang nyata yang berupa tindakan atau
c. Self esteem support, yaitu dukungan yang diberikan oleh orang lain terhadap
perasaan kompeten atau harga diri individu atau perasaan seseorang sebagai
menurut Sarafino & Smith (2011) terdiri dari empat aspek yaitu dukungan
langsung secara fisik, dan dukungan informasi yang berupa saran, feedback
dan solusi kepada orang lain. Sedangkan menurut Cohen dan Hoberman
(dalam Isnawati & Suhariadi, 2013) dukungan sosial terbagi menjadi empat
aspek, yaitu Appraisal Support, Tangiable support, Self esteem support dan
Belonging support.
27
C. Hubungan Antara Dukungan Sosial dari Keluarga dengan Subjective
well-being
merupakan suatu variabel dukungan sosial yang diperoleh dari lingkungan sosial
seperti teman, keluarga atau orang lain baik verbal maupun non verbal, bantuan nyata
atau tidak nyata sehingga dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan terbebas dari perilaku
negatif. Menurut Sarason, Sarason, & Piece (2008) dalam penelitianya menyatakan
dukungan sosial memiliki dua komponen dasar, yang pertama adalah persepsi individu
terhadap berapa jumlah orang yang dapat diandalkan ketika individu tersebut
membutuhkan bantuan dan yang kedua adalah persepsi individu bahwa kebutuhannya
akan terpenuhi.
Kualitas hubungan sosial adalah salah satu prediktor paling konsisten dari
sosialnya, akan merasa lebih bahagia menurut Diener & Seligman (2015) dalam
maka individu tersebut juga memiliki relasi sosial yang kuat juga. Penelitian yang
menyatakan bahwa dukungan dari teman dan keluarga memiliki relasi yang positif
tinggi akan memiliki perasaan yang positif dan berdamai dengan masa lalunya.
28
Dukungan sosial menurut Marni & Yuniawati (2015) merupakan suatu informasi
dan umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa suatu individu
mereka akan merasa tidak dihargai, dicintai, dihormati dan diperhatikan. Hal ini
didukung pada peneliti yang membuktikan bahwa ada efek positif dari dukungan
sosial dan subjective well-being (Nabulsi, 2015). Mereka yang memiliki mendapat
dukungan sosial akan memiliki subjective well-being yang tinggi dan membuat mereka
Pemaparan diatas didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Samputri &
Sakti (2015) yaitu Dukungan Sosial dan Subjective well-being pada Tenaga Kerja
Wanita PT. Arni Family Unggaran, dalam penelitian tersebut menunjukan hubungan
positif yang signifikan antara dukungan sosial dan subjective well-being pada wanita
di PT. Arni Family tersebut. Dukungan sosial menjadi pertimbangan bagi peneliti
Subjective well-being yang tinggi pada seseorang tentunya berdampak kecil terhadap
stressor seseorang untuk mendukung hal tersebut dukungan sosial menjadi jawaban
yang tepat.
Menurut Sarafino & Smith (2011) dukungan sosial terdiri dari empat aspek yaitu
informasi. Dukungan emosional, dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan
perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan
29
diperhatikan. Dukungan ini meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi
serta bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain. Seseorang yang menerima
dukungan emosional akan merasakan afek positif yang merupakan salah satu aspek
dari subjective well-being karena cenderung menerima cinta kasih, kehangatan dan
rasa bahagia, maka dari itu individu memiliki suasana hati yang baik Sarafino (2007).
social support tersebut dapat menciptakan rasa percaya diri yang ada pada individu
dan menurunkan tingkat stress pada individu. Social support yang sangat penting
dalam membantu individu dalam menghadapi stressor atau masalah yang sedang
dihadapinya hal ini tentu berkaitan dengan aspek afek positif pada subjective well-
pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang
lain. Individu yang menerima dukungan penghargaan seperti apresiasi orang terdekat
baik teman atau keluarga dari apa yang diterima oleh individu menciptakan emosi
menciptakan afek positif Boren (2013). Afek positif merupakan aspek dari subjective
hidup.
langsung, misalnya yang berupa bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan
30
tugas-tugas tertentu. Dukungan instrumental yang diterima oleh individu dapat
rendah menciptakan afek negatif yang merupakan aspek dari subjective well-being
yang rendah, Afek negatif seperti marah, sedih, cemas, khawatir, dan stress. (Diener,
2015)
Aspek Dukungan informasi, dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa
saran, pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan.
Individu yang menerima masukan baik secara etika dan moral, saran dan solusi dari
lingkungan sosial baik teman, keluarga dan rekan terkait dengan kehidupan atapun
pekerjaan cenderung dapat mengelola waktu lebih efisien dan mendelegasi tugas-
tugasnya dengan baik (Taylor, Peplau, & Sears, 2009). Individu dengan dukungan
informasi sangat terbuka dalam menerima nasihat, saran, solusi, arahan langsung, dan
subjective well-being, individu dengan subjective well-being yang tinggi tentu saja
senang dan rasa puas dalam hidupnya sebagai guru honorer, selain itu performa kinerja
belajar mengajar pun menjadi maksimal ketika mendapat dukungan sosial yang baik.
hidupnya dan menganggap peristiwa yang terjadi sebagai hal yang tidak
31
menyenangkan, oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kecemasan, depresi dan kemarahan (Myers & Diener dalam Rohmad & Prastiti, 2014).
sosial yang diberikan oleh lingkungan sosial seperti keluarga, teman dan orang lain
berperan sebagai pengelola stressor sehingga dapat mengurangi afek negatif dari
subjective well-being yang menimbulkan perasaan sedih, tekanan kerja dan perasaan
kurang puas yang dihadapinya, Menurut Apollo & Cahyadi (2012) manfaat dukungan
sosial adalah mengurangi kecemasan, depsresi dan simptom simptom ganguang tubuh
bagi orang yang mengalami stress dalam pekerjaan. Didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Gurung, Taylor, & Seeman (2003) mengatakan bahwa dukungan sosial
atas menunjukan bahwa guru honorer membutuhkan dukungan sosial dari lingkungan
sekitar agar tidak menimbulkan dampak negatif dari subjective well-being, sehingga
D. Hipotesis Penelitian
penelitian ini, yaitu ada hubungan positif antara dukungan sosial dari keluarga dengan
subjective well-being pada guru honorer. Semakin tinggi dukungan sosial yang
diterima oleh guru honorer maka semakin tinggi pula subjective well-being yang
dirasakan. Semakin rendah dukungan sosial dari keluarga yang diterima oleh guru
32
BAB III
METODE PENELITIAN
dan afektif seseorang. Evaluasi kognitif adalah berupo kepusan hidup seseorang
sedangkan evaluasi afektif adalah tentang perasaan emosi atau perasaan yang ada
dalam hidupnya. Subjective well-being pada skala penelitian yang peneliti gunakan
memodifikasi pada skala penelitian terdahulu dengan meminjam kerangka teoritis dan
beberapa aitem yang relevan pada penelitian peneliti pada skripsi Ridho Yurio Kristo
yang berjudul Hubungan antara Dukungan Sosial dan Subjective Well-Being pada
Guru Honorer di Kabupaten Gunung Kidul. Skala yang disusun berdasarkan aspek
33
Hasil dari skor subjective well-being yang diperoleh direpresntasikan dari skor
yang diperoleh subjek. Skor yang dihasilkan oleh subjek pada guru honorer yang ada
kenyamanan, penghargaan atau bantuan yang diterima oleh guru honorer dari orang
terdekatnya yaitu keluarga Menurut Sarafino & Smith (2016) Dukungan sosial adalah
individu dari orang yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok.
Hasil skor dari skala dukungan sosial dari keluarga menunjukan tinggi
rendahnya peran dukungan sosial dari keluarga yang dialami oleh guru honorer di
Kota Singkawang. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi
dukungan sosial dari keluarga yang di dapat oleh guru honorer di Kota Singkawang.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru honorer yang tersebar di Kota
dimana setiap individu yang berada dalam suatu populasi memiliki kesempatan
yang sama menjadi sampel (Siregar, 2014). Teknik pengambilan data dilakukan
dengan teknik simple random sampling. Hal ini bertujuan agar individu dalam
34
suatu populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel ( Siregar,
2014)
Mengajar di SD, SMP dan SMA Negeri, berjenis kelamin laki- laki maupun
perempuan dengan tidak dibatasi umur, agama, status pernikahan. Pada laman
untuk seorang pengajar yang bekerja di sekolah atau institusi milik perorangan
atau kelompok.
Masa kerja adalah lamanya waktu seorang bekerja pada suatu instansi,
organisasi dan perusahaan. Siagian (2001) lamanya masa kerja dapat menjadi
menjalankan. Enam bulan masa kerja merupakan waktu ideal bagi seseorang
dan perannya.
35
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang
ada di dalam alat ukur. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert
yaitu metode pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012).
Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu skala
dukungan sosial dan subjective well-being. Skala yang digunakan dalam penelitian ini
disusun dengan menggunakan model skala yang terdiri dari empat jawaban alternatif,
yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS 32 (Sangat Tidak
Sesuai). Kriteria pemberian skor untuk aitem-aitem pada skala berkisar antara satu
sampai empat tergantung dari favorable dan unfavorable suatu aitem. Pernyataan
skor =3, TS (Tidak Sesuai) diberikan skor = 2, STS (Sangat Tidak Sesuai) diberikan
diberikan skor = 3, S (Sesuai) diberikan skor =2, TS (Tidak Sesuai) diberikan skor =
Sebelum skala digunakan, peneliti akan melakukan uji coba skala untuk
mengetahui validitas dan relabilitas alat ukur. Jenis validitas yang digunakan dalam
skala ini adalah validitas konstruk yaitu validitas yang menyatakan sejauh mana
36
skorskor hasil pengukuran dengan suatu instrumen itu merefleksikan konstruk
Peneliti juga melakukan uji coba skala terlebih dahulu untuk mengetahui daya
beda aitem dan reliabilitas alat ukur. Menurut Hadi (2016) peneliti pada umumnya
melakukan uji coba terhadap alat ukur terlebih dahulu dengan tujuan untuk
kata yang asing, terlalu akademi, kata yang menimbulkan kecurigaan, untuk
jawaban-jawaban yang dangkal, dan untuk menambahkan aitem yang sangat perlu
atau meniadakan aitem yang teryata tidak begitu relavan dengan tujuan riset. . Indeks
daya beda aitem yang dianggap memuaskan adalah 0.30, tetapi apabila jumlah aitem
mempertimbangkan untuk menurunkan batas kriteria menjadi 0.25 atau 0.20 (Azwar,
2016).
Skala subjective well-being yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
yang disusun oleh peneliti sendiri. Skala ini berjumlah 24 aitem pernyataan terdiri
dari favorabel dan unfavorabel. Skala ini disusun berdasarkan aspek yang disusun
37
a. Aspek afektif
dalam hidup seseorang dengan mood dan emosi terhadap pengalaman yang
menunjukan bahwa hidup berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Adapun
bagian penting dari afektif terbagi menjadi 2 yaitu afek positif dan afek negatif.
b. Aspek kognitif
Aspek kognitif adalah evaluasi dari kepuasan hidup, yang didefinisikan sebagai
penilaian dari kehidupan seseorang secara umum dan keseluruhan. Evaluasi ini
yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS),
untuk aspek kognitif. Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), Tidak Pernah (TP) untuk
berpendapat dan tidak bersikap netral, apabila pilihan tengah atau netral disediakan
nilai 4, Sesuai (S) memperoleh nilai 3, Tidak Sesuai (TS) memperoleh nilai 2, dan
favourable untuk pilihan jawaban Selalu (SL) memperoleh nilai 4, Sering (SR)
memperoleh nilai 3, Jarang (JR) memperoleh nilai 2, Tidak Pernah (TP) memperoleh
38
nilai 1 dan sebaliknya. Adapun blueprint dari skala subjective well-being sebelum uji
Jumlah 10 14 24
Keterangan : nomor aitem yang berwarna merah dan bercetak tebal adalah aitem-
uji coba skala untuk mengetahui daya beda aitem dan reliabilitas alat ukur. Uji coba
skala akan dilakukan pada tanggal 5 Juli 2022 sampai 10 Juni 2022 kepada 40 guru
aitem menggunakan batas kriteria koefisien aitem total yang dipakai adalah 0,30 (rix ≥
0,30) Hasil uji coba yang dari 24 aitem tersebut diperoleh 17 aitem lolos dan 7 aitem
yang gugur. Nilai koefisien korelasi total-aitem dari skala subjective well-being
masing-masing adalah rentang dari 0,417 sampai 0,772 maka aitem tersebut layak
39
Tabel 2.Distribusi Aitem Skala Subjective well-being Setelah Uji Coba
Aitem
No. Aspek Jumlah
Favorable Unfavorable
1. Afektif 1(6),6(1) 2(7),7(2) 4
12(3),13(8),14(4), 17(5), 18(9), 19,(12)
2. Kognitif
15(11),16(14) 20(10),21(13),22(16), 13
23(17),24(15)
Jumlah 7 10 17
Keterangan : Nomor aitem dalam () dan ditebalkan adalah nomor baru yang akan
konsistensi atau sejauh mana pengukuran dapat dipercaya. Koefisien reliabilitas (rxx’)
berada dalam rentang angka dari 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas (rxx’) yang mendekati angka 1,00 berarti pengukuran semakin reliabel.
Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas (rxx’) yang mendekati angka 0,00
berarti pengukuran semakin tidak reliabel. Uji reliabilitas yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini adalah Alpha Cronbach dengan koefisien reliabilitas alpha (α)
yang reliabel
2. Dukungan Sosial
Untuk mengukur tingkat dukungan sosial dalam penelitian ini akan digunakan
40
sosial dari Sarafino & Smith (2011). Skala ini memuat aitem-aitem yang mengacu
orang lain.
persoalan.
41
Adapun blueprint skala dukungan sosial, dapat dilihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 3.Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial dari Keluarga Sebelum Uji Coba
No Aitem Jumlah
Aspek
. Favourable Unfavourable
1. Dukungan Emosional 1,6,12 7,10,11 6
2. Dukungan Penghargaan 2,5,9 4,13,19 6
3. Dukungan Instrumental 8,15,20 3,17,22 6
4. Dukungan Informasi 14,21,23 16,18,24 6
Jumlah 12 12 24
Sebelum Skala dukungan sosial ini digunakan, peneliti akan melakukan uji
coba skala untuk mengetahui daya beda aitem dan reliabilitas alat ukur. Uji coba
skala akan dilakukan pada tanggal 5 Juli 2022 sampai 10 Juli 2022 kepada 40 guru
aitem menggunakan batas kriteria koefisien aitem total yang dipakai adalah 0,30 (rix
≥ 0,30). Hasil uji coba yang diperoleh dari 24 aitem tersebut lolos maka aitem
tersebut layak dijadikan aitem dalam penelitian. Nilai koefisien korelasi total-aitem
dari skala dukungan sosial dari keluarga masing-masing adalah 1,000 dan lebih dari
0,30. Adapun distribusi Skala dukungan sosial setelah uji coba dapat dilihat pada
tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Dukungan Sosial dari Keluarga Setelah Uji Coba
No Aitem Jumlah
Aspek
. Favourable Unfavourable
1. Dukungan Emosional 1(3),6 (1),12(6) 7(11),10(7),11(12) 6
2. Dukungan Penghargaan 2(4),5(2),9(5) 4(13),13(14),19(19) 6
3. Dukungan Instrumental 8(9),15(8),20(15) 3(16),17(22),22(17) 6
4. Dukungan Informasi 14(10),21(23),23(21) 16(20),18(24),24(18) 6
Jumlah 12 12 24
42
Keterangan : Nomor aitem dalam () dan ditebalkan adalah nomor baru yang akan
digunakan untuk skala penelitian.
Uji reliabilitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Alpha
Cronbach dengan koefisien reliabilitas alpha (α) sebesar 1.000. Dengan demikian
Skala Dukungan Sosial dari Keluarga merupakan pengukuran yang reliabel.
product moment yang dikembangkan oleh Pearson untuk menguji hubungan antara
ini karena analisis korelasi product moment sesuai untuk menguji hipotesis
Prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini melalui tahapan- tahapan, sebagai berikut:
setiap variabel yang diteliti sebagai langkah awal pembuatan skala. Aitem-
43
dikonsultasikan dengan dosen pembimbing harus melalui proses uji coba (uji
2. Peneliti menyusun aitem- aitem alat ukur melalui google form dan di isi oleh
3. Uji coba skala (tryout) yaitu Skala Dukungan Sosial dan Skala Subjective
sampai 10 Juli 2022 kepada Guru Honorer yang ada di Kota Singkawang
Sosial dan Skala Subjective well-being peneliti menghitung uji reliabilitas dan
5. Hasil uji coba yang dilaporkan kepada dosen pembimbing kemudian disetujui
guru honorer di Kota Singkawang yang berbentuk google form pada subjek
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil
Dalam penelitian ini subjek berjumlah 71 guru honorer, jumlah tersebut terdiri
atas 45 guru honorer perempuan (63,4%) dan 26 guru honorer laki-laki (36,6%) yang
tersebar di Kota Singkawang. Dapat disimpulkan jika persentase jenis kelamin dalam
Dalam penelitian ini subjek berjumlah 71 guru honorer, terdiri dari 63 guru
honorer berusia 20 sampai 30 tahun dengan persentase (88,7%) dan 8 guru honorer
yang berusia diatas 30 tahun dengan persentase (11,3%). Dapat disimpulkan jika dari
penelitian tersebut lebih banyak guru honorer yang berusia dibawah 30 tahun.
Dalam penelitian ini subjek berjumlah 71 guru honorer, terdiri dari 40 guru
honorer yang sudah mengajar minimal 6 bulan hingga 1 tahun dengan persentase
(64,8%), 26 guru honorer yang sudah mengajar 1 sampai 3 tahun dengan persentase
45
(28,2 %) dan 5 guru honorer yang telah mengajar lebih dari 3 tahun dengan
persentase (7%). Dapat disimpulkan jika persentase masa kerja dalam penelitian ini di
dominasi oleh guru honorer yang mengajar minimal 6 bulan hingga 1 tahun.
Dalam penelitian ini berjumlah 71 guru honorer, terdiri dari 27 guru honorer
yang mengajar di Sekolah Dasar (36%), 36 guru honorer yang mengajar di Sekolah
Menengah Pertama (50,7%) dan 8 guru honorer yang mengajar di Sekolah Menengah
Atas (11,3%). Dapat disimpulkan jika persentase tempat mengajar guru honorer
46
2. Deskripsi Data
Data dari penelitian ini diperoleh dari skala subjective well-being dan skala
dukungan sosial dari keluarga akan digunakan sebagai dasar pengujian hipotesis
dengan menggunakan skor hipotetik dan empirik. Data skor hipotetik dan skor
(range), standar deviasi dan rata-rata (mean). Berdasarkan hasil analisis skala
subjective well-being diperoleh data hipotetik dengan skor minimum subjek yaitu 1 x
17 = 17 dan skor maksimal 4 x 17 = 68, rerata hipotetik (68 + 17) : 2 = 42,5 , jarak
hasil analisis data empirik yaitu skor minimum 37 dan skor maksimum 68 dengan
Pada hasil perhitungan data skala dukungan sosial diperoleh data hipotetik
dengan skor minimum subjek yaitu 1 x 24 = 24 dan skor maksimal 4 x 24 = 96, rerata
hipotetik (96 + 24) : 2 = 60 dengan standar deviasi (96 – 24) : 6 = 11,66. Sedangkan
hasil analisis data empirik diperoleh skor minimum 49, skor maksimal 96, rerata
empirik 70,41 dan standar deviasi 8.393. Ringkasan deskripsi data dari variabel
47
Tabel 9. Deskripsi Statistik Data Penelitian (N=71)
Keterangan :
N = Jumlah Subjek
Mean = Rerata
Min = skor minimal atau terendah
Max = skor maksimal atau tertinggi
SD = Standar Deviasi
atribut yang diukur (Azwar, 2016). Kategorisasi skor jawaban subjek dalam
penelitian menggunakan tiga kriteria yaitu tinggi, sedang, rendah. Klasifikasi skor
48
Tabel 10. Kategorisasi Skala Subjective well-being
29.6% subjek dengan subjektive well-being yang tinggi, 50 subjek atau 70.4% subjek
dengan kategori sedang dan 0 atau 0% subjek dengan kategori rendah. Dapat
disimpulkan dari data kategori diatas jika subjective well-being pada guru honorer di
49
Bedasarkan kategori diatas dapat diketahui bahwa terdapat 41 responden atau
57,7% subjek dengan dukungan sosial yang tinggi, 30 subjek atau 42,3% subjek
dengan kategori sedang dan 0 atau 0% subjek dengan kategori rendah. Dapat
disimpulkan dari data kategori diatas jika dukungan sosial dari keluarga pada guru
4. Uji Prasyarat
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan uji prasyarat yaitu uji
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data tersebut sudah memiliki.
Pedoman untuk uji normaliitas dengan sebaran data mengikuti distribusi normal
apabila nilai signifikan dari uji Kolmogrov-Smirnov > 0,050 da n apabila nilai
signifikan Kolmogrov-Smirnov < 0,050 maka sebaran data tidak mengikuti distribusi
normal (Siregar, Selvy, Gurning, & Angga, 2019). Dari hasil Uji Normalitas variabel
Subjective well-being diperoleh KS-Z = 98 dengan p = 0,087 (p > 0,050), maka dapat
sebaran data normal. Pada hasil uji normalitas variabel dukunga sosial dari keluarga
di peroleh KS-Z = 194 dengan p = 0,000 (p < 0,050), maka dapat disimpulkan bahwa
sebaran data dari dukungan sosial pada keluarga mengikuti sebaran data yang tidak
normal. Hadi (2015) menyatakan hasil normal atau tidaknya data dalam penelitian
50
tidak berpengaruh kepada hasil akhir, jika data yang penelitian tidak memenuhi
b. Uji Linieritas
tergantung dan bebas linier atau tidak. Pedoman yang digunakan adalah jika p <
0,050 berarti kedua variabel tersebut ada hubungan yang linier apabila nilai p > 0,050
berarti kedua variabel tersebut tidak ada hubungan yang linier (Hadi, 2015).
Berdasarkan hasil uji linieritas pada variabel subejctive well-being dan dukungan
sosial dari keluarga di peroleh F = 12,958 dan p = 0,001. Hal tersebut menunjukan
bahwa variabel subjective well-being dan dukungan sosial dari keluarga tersebut
5. Uji Hipotesis
corelation) yang dikembangkan oleh Karl Pearson (Sugiyono, 2016). Menurut Hadi
anatara dua variabel yaitu variabel bebas dan tergantung, jika diperoleh korelasi yang
signifikan berarti ada hubungan anatara variabel satu dengan variabel yang lain.
Pedoman untuk uji korelasi adalah apabila p = < 0,050 berarti ada korelasi dan
(rxy) hipotesis = 0.342 dengan p = 0.004 (p < 0,005) yang berarti ada hubungan
51
positif antara dukungan sosial dari keluarga dengan subjective well-being pada
guru honorer di Kota Singkawang. Selain itu, hasil analisi data tersebut juga
C. Pembahasan
dukungan sosial dari keluarga dengan subjective well-being pada guru honorer
dengan nilai korelasi (rxy) sebesar r = 0.342 dengan p = 0.004. Hal ini berarti
bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara dukungan sosial
peran penting terhadap subjective well-being pada guru honorer. Hal itu sejalan
dengan hasil dalam hipotesis yang diajukan oleh peneliti dimana semakin tinggi
dukungan sosial dari keluarga maka akan semakin tinggi subjective well-being .
Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial dari keluarga maka semakin rendah
penelitian ini menunjukan bahwa dukungan sosial dari keluarga dapat dianggap
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mauna &
Kurnia (2018) dari hasil uji hipotesis menyatakan dukungan sosial berpengaruh
52
Hasil kategori skala subjective well-being diketahui bahwa terdapat 21
subjek atau 70.4% subjek dengan kategori sedang dan 0 atau 0% subjek dengan
kategori rendah. Dapat disimpulkan dari data kategori diatas jika subjective well-
being pada guru honorer di Kota Singkawang tergolong sedang. Pada hasil
kategori skala dukungan sosial dari keluarga terdapat 41 responden atau 57,7%
subjek dengan dukungan sosial yang tinggi, 30 subjek atau 42,3% subjek dengan
disimpulkan dari data kategori diatas jika dukungan sosial dari keluarga pada
faktor yang sangat diperlukan dalam dunia bekerja dan aktivitas yang
53
individu. Menurut Sarafino dan Smith (2011) dukungan sosial terdiri dari empat
ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut
merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan. Dukungan ini meliputi perilaku seperti
memberikan perhatian dan afeksi serta bersedia mendengarkan keluh kesah orang
lain. Seseorang yang menerima dukungan emosional akan merasakan afek positif
yang merupakan salah satu aspek dari subjective well-being karena cenderung
menerima cinta kasih, kehangatan dan rasa bahagia, maka dari itu individu
memiliki suasana hati yang baik. Orang terdekat seperti teman dan keluarga
menciptakan rasa percaya diri yang ada pada individu dan menurunkan tingkat
stress pada individu. Social support yang sangat penting dalam membantu
individu dalam menghadapi stressor atau masalah yang sedang dihadapinya hal
ini tentu berkaitan dengan aspek afek positif pada subjective well-being (Gordon
dalam Diener, 2016). Hal ini diperkuat dengan penyataan subjek yang
menyatakan jika subjek merasa senang mendapat perhatian dari keluarga yang
berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan
54
performa orang lain. Individu yang menerima dukungan penghargaan seperti
apresiasi orang terdekat baik teman atau keluarga dari apa yang diterima oleh
keceriaan, dan kebahagiaan hidup. Hal ini diperkuat dengan penyataan subjek
bagaimana subjek senang jika mendapatkan apresiasi terhadap hasil yang subjek
peroleh.
berpengaruh pada kualitas hidup individu mengukur kriteria yang mereka tentukan
dan perbandingan hidupnya dengan standar yang mereka miliki (Diener, 2009).
aspek dari subjective well-being yang rendah, Afek negatif seperti marah, sedih,
cemas, khawatir, dan stress (Diener, 2015). Hal ini diperkuat dengan penyataan
subjek yang menyatakan bahwa subjek tidak pernah merasa kekuarangan dalam
55
hal finansial dan selalu berkecukupan meskipun penghasilan yang diterima subjek
tidaklah besar.
berupa saran, pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan
persoalan. Individu yang menerima masukan baik secara etika dan moral, saran
dan solusi dari lingkungan sosial baik teman, keluarga dan rekan terkait dengan
kehidupan atapun pekerjaan cenderung dapat mengelola waktu lebih efisien dan
dukungan informasi sangat terbuka dalam menerima nasihat, saran, solusi, arahan
langsung, dan sugesti dari orang lain. (Apollo & Cahyadi, 2012). Hal ini diperkuat
Individu dengan subjective well-being yang tinggi tentu saja menerima hal-hal
tersebut secara baik sehingga menimbulkan perasaan nyaman, senang dan rasa
puas dalam hidupnya sebagai guru honorer, selain itu performa kinerja belajar
mengajar pun menjadi maksimal ketika mendapat dukungan sosial yang baik.
rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang terjadi sebagai hal yang tidak
menyenangkan, oleh sebab itu timbul emosi yang tidak menyenangkan seperti
kecemasan, depresi dan kemarahan (Myers & Diener dalam Rohmad, 2014).
56
Berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa dukungan sosial dari keluarga
penting dalam meningkatkan subjective well-being pada guru honorer. Hal tersebut
11,7% terhadap subjective well-being dan sisanya 88,3 % dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
hubungan yang positif anatar dukungan sosial dari keluarga dengan subjective well-
being pada guru honorer . Artinya semakin tinggi dukungan sosial dari keluarga maka
semakin tinggi subjective well-being pada guru honorer. Sebaliknya semakin rendah
dukungan sosial dari keluarga maka semakin rendah subjective well-being guru
honorer. Sedangkan hasil dari kategorisasi dapat diketahui bahwa sebagian besar guru
honorer memiliki dukungan sosial dari keluarga yang cenderung tinggi, untuk hasil
cenderung sedang.
bahwa terdapat 21 responden atau 29.6% subjek dengan subjektive well-being yang
tinggi, 50 subjek atau 70.4% subjek dengan kategori sedang dan 0 atau 0% subjek
dengan kategori rendah. Kemudian pada hasil kategori skala dukungan sosial dari
keluarga terdapat 41 responden atau 57,7% subjek dengan dukungan sosial yang
tinggi, 30 subjek atau 42,3% subjek dengan kategori sedang dan 0 atau 0% subjek
58
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagi subjek
Subjek dalam penelitian ini pada umumnya telah memiliki tingkat subjective
diharapkan subjek yang mengambil bagian dalam penelitian ini yaitu guru
afek positif sehingga memiliki performa yang baik dalam menjalankan tugas dan
Guru honorer diharapkan mampu dalam untuk terus menjalankan tugasnya dan
menjaga keharmonisan dalam keluarga dan dapat berinteraksi sosial dengan baik
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa dukungan sosial dari keluarga terbukti
dan 88,3% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain yang tidak dapat
diungkap dalam penelitian ini. Hal tersebut membuka ruang bagi peneliti
being dan melihat faktor-faktor yang lain yang berkaitan dengan subjective well-
being. Kekurangan dalam penelitian ini adalah peneliti keterbatasan jumlah guru
59
jumlah yang besar. Selain itu bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan
60
Daftar Pustaka
Apollo, & Cahyadi, A. (2012). Konflik peran ganda perempuan menikah yang
bekerja ditinjau dari dukungan sosial keluarga dan penyesuaian diri.
Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.
Arianti. (2019). Dampak perceraian orang tua terhadap pendidikan anak di desa
Gale-gale kecamatan Seram utara barat kabupaten Maluku tengah. IAIN
Ambon.
Brannan, D., Biswar-Diener, R., Mohr, C. D., Mortazavi, S., & Stein, N. (2016).
Friends and family: A cross-cultural investigation of social support and
subjective well-being among college students. The Journal of Positive
Psychology, 8(1), 65–75.
Bukhari, R., & Khanam, S. J. (2015). Happiness and life satisfaction among
depressed and non depressed university student. Journal of Clinical
Psychology, 14(2), 49–59.
61
Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005,
Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Depdiknas.
Diener, E. (2015). Guidelines for national indicators of subjective well-being and ill-
being. Sinet: University Of Illines.
Diener, E. (2016). Subjective well being: the science of happiness and proposal for a
national index. American Psychologist, 55(1), 33–43.
Diener, E., Emmons, R. A., Larsen, R. J., & Griffin, S. (1985). The satisfaction with
life scale. Journal of Personality Assessment, 49(1).
Diener, E. L., Richard, E., & Oishi, S. (2005). Subjective well being: The science of
happiness and life satisfaction. Handbook of Positive Psychology.
Diener, E., Wirtz, D., Tov, W., Kim-Prieto, C., Choi, D. W., Oishi, S., & Biswas-
Diener, R. (2010). ew well-being measures: Short scales to assess flourishing
and positive and negative feelings. Social Indicators Research, 97(2), 143–
156.
Diener, Ed., & Ryan, K. (2009). Subjective well being: A general overview. South
African Journal of Psychology, 39(4), 391–406.
Dwiyanti, N., & Ediati, A. (2020). Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan
motivasi belajar siswa SMA N 1 Batangan Kabupaten Pati. Jurnal
Empati, 7(2), 647-653.
Gurung, R. A., Taylor, S. E., & Seeman, T. E. (2003). Accounting for changes in
social support among married older adults: Insights from the MacArthur
Studies of Successful Aging. Psychology and Aging, 18(3).
62
Hadi, S. (2015). Statistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isnawati, D., & Suhariadi, F. (2013). Hubungan antara dukungan sosial dengan
penyesuaian diri masa persiapan pensiun pada karyawan PT pupuk Kaltim.
Jurnal Psikologi Industri Dan Organisasi, 2(1), 1–6.
Issom, F. L., & Makbulah, R. (2017). Pengaruh stres situasi kerja terhadap
psychological well-being pada guru honorer madrasah ibtidayah di kota
Tangerang. Perspektif Ilmu Pendidikan, 31(1), 61–67.
Istiarini, R., & Sukanti, S. (2012). Pengaruh sertifikasi guru dan motivasi kerja guru
terhadap kinerja guru SMA negeri 1 Sentolo kabupaten Kulon Progo tahun
2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 10(1).
Kristo, Ridho,Y. 2019. Hubungan antara dukungan sosial dan subjective well-being
pada guru honorer di kabupaten gunung kidul. Skripsi. Universitas Sanata
Dharma
Kumalasari, F., & Ahyani, L. N. (2012). Hubungan antara dukungan sosial dengan
penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, 1(1), 21–31.
Marni, A., & Yuniawati, R. (2015). Hubungan antara dukungan sosial dengan
penerimaan diri pada lansia di panti wredha budi dharma Yogyakarta.
EMPATHY, Jurnal Fakultas Psikologi, 3(1), 1–7.
Mauna, M., & Kurnia, P. I. (2018). Pengaruh persepsi dukungan sosial terhadap
subjective well-being pada guru honorer sekolah dasar negeri di Jakarta utara.
JPPP-Jurnal Penelitian Dan Pengukuran Psikologi, 7(2), 76–80.
63
Permana, A. Y. (2006). profesionalisme guru sebagai tenaga kependidikan dalam
mempersiapkan lulusan yang profesional: Sudah siapkah. In Seminar
Nasional PTK.
Pramono, A., & Suddin, A. (2011). Pengaruh kecerdasan emosional dan komitmen
organisasi terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel
moderating. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia, 5(1), 54–64.
Purnama, A. (2009). Kepuasan hidup dan dukungan sosial lanjut usia. Yogyakarta:
B2P3KS PRESS.
Purwanto, A., Asbari, M., Fahlevi, M., Mufid, A., Agistiawati, E., Cahyono, Y., &
Suryani, P. (2020). impact of work from home (wfh) on indonesian teachers
performance during the covid-19 pandemic: An exploratory study.
International Journal of Advanced Science and Technology, 29(5), 6235–
6244.
Rahmanillah, C., Pratiwi, E. Y., & Sari, F. H. (2018). Pengaruh social support dan
self-esteem terhadap subjective well-being remaja korban bullying di pondok
pesantren. Intuisi: Jurnal Psikologi Ilmiah, 10(3), 269–276.
Sabiq, Z., & Miftahuddin. (2017). Pengaruh optimisme, dukungan sosial, dan faktor
demografis terhadap kesejahteraan subjektif pada perawat. Jurnal JP31, 6(2).
Samputri, S. K., & Sakti, H. (2015). Dukungan sosial dan subjective well-being pada
tenaga kerja wanita PT. Arni family unggaran. Jurnal Empati, 4(4), 208–216.
64
Sarafino, Edward P, & Smith, T. W. (2011). Health psychology biopsychosocial
interactions. New York: John Willey & Sonc Inc.
Sarason, B. R., Sarason, G. I., & Piece, G. R. (2008). Social support: An Interactional
View. Washington DC: John Wiley & Sons.
Sarason, I. G., Henry, M. L., Robert, B. B., & Barbara, R. S. (2014). Assesing social
support: the social support questionnaire. Journal of Personality and Social
Psychology, 44, 127–139.
Sarason, I. G., Sarason, B. R., Shearin, E. N., & Pierce, G. R. (1987). A brief measure
of social support: practical and theoretical implications. Journal of Social and
Personal Relationships, 4(4), 497–510.
Shogren, K. A., Wehmeyer, M. L., Buchanan, C. L., & Lopez, S. J. (2006). The
application of positive psychology and self-determination to research in
intellectual disability: A content analysis of 30 years of literature. Research
and Practice for Persons with Severe Disabilities, 31(4), 338–345.
Siregar, I. N. P., Selvy, Gurning, H. R., & Angga, E. (2019). Pengaruh rekrutmen dan
komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Budi raya perkasa.
Jurnal Manajemen, 5(1), 71–80.
Syukur, A. (2015). Pilihan rasional guru honorer (studi pada guru honorer sekolah
dasar negeri di kota Jogjakarta wilayah utara). Universitas Gadjah Mada.
Taylor. (2015). Health psychology. New York: McGraw- Hill Companies, Inc.
65
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Wangi, E. N., & Annisaa, F. R. (2015). Subjective well-being pada guru honorer di
smp terbuka 27 Bandung. Seminar Psikologi & Kemanusiaan, 978–979.
Watson, D., Clark, L. A., & Tellegen, A. (1988). Development and validation of
brief measures of positive and negative affect: the SPANE scales. Journal
of personality and social psychology, 54(6), 1063.
Wulan, Syarifah (November 2020). Pemkot Singkawang tambah gaji guru honorer.
Tribun Pontianak. Diakses dari https://TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
Yurni. (2015). Perasaan kesepian dan self-esteem pada mahasiswa. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 15(4), 123–128.
66
LAMPIRAN
67
68
Lampiran 1
69
Skala Psikologi
Assalamualaikum Wr. Wb
Salam Sejahtera
Buana Yogyakarta. Saat ini sedang melakukan pra penelitian untuk memenuhi tugas
akhir/ skripsi. Saya meminta kesediaan saudara/i untuk mengisi skala saya, semua
hasil jawaban dan identitas yang saudara/i berikan dijamin kerahasiannya serta hanya
Atas kesediaan saudara/i dalam mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terimakasih.
IDENTITAS RESPONDEN
Usia :
70
PETUNJUK PENGISIAN
saat ini. Baca dan pahami setiap pernyataan dengan teliti dan pilihlah salah satu
jawaban yang tersedia dengan cara memberikan tanda centang ( ) pada kolom yang
telah disediakan di sebelah kanan pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan
Anda saat ini. Adapun pilihan jawaban yang telah tersedia, dengan sebagai berikut:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
Berilah tanggapan pada setiap pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan
anda. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam memberikan jawaban pada
setiap pernyataan. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. Oleh karena itu,
setelah selesai telitilah kembali jawaban anda sehingga tidak ada pernyataan yang
terlewatkan.
71
No Pernyataan SS S TS STS
No. Pertanyaan S SS TS ST
berada dirumah
menyampaikan materi
72
sekolah
mengajar
sebagai guru
saat ini
73
16. Hidup saya sesuai dengan apa
seorang guru
kelelahan bekerja
guru
74
24. Terkadang saya berpikir untuk
No. Pertanyaan S SS TS ST
saya
profesi saya
berada dirumah
75
mendengarkan cerita saya di
rumah
keadaan saya
kelelahan
ingin bercerita
terhadap saya
76
14. Saran yang diberikan oleh
kemampuan saya
cukup
77
22. Saya tidak mendapat dukungan
dengan baik
masing
78
Lampiran 2
Data Uji Coba Subjective well-being dan Dukungan Sosial
79
Tabulasi Data Skala Try Out Subjective well-being
X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
No. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 66
2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 63
3 4 2 2 4 2 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 67
4 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 58
5 3 2 3 3 1 3 3 1 1 1 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 70
6 4 3 4 3 2 3 4 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 78
7 4 3 3 4 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 1 64
8 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 54
9 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 65
10 4 3 3 3 2 4 4 1 1 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 74
11 4 2 3 4 1 4 1 3 2 3 2 4 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 3 3 64
12 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 57
13 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 55
14 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 59
15 3 2 3 3 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 61
16 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 55
17 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 65
18 4 1 1 4 1 4 4 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
19 4 3 2 3 2 3 3 1 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 66
20 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 60
80
21 3 2 3 4 1 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 56
22 4 2 3 3 2 3 4 1 1 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 73
23 3 2 2 4 2 3 4 1 2 1 3 3 3 4 3 1 3 1 1 1 2 2 2 2 55
24 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 65
25 3 2 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 62
26 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 72
27 4 4 4 4 1 4 4 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
28 3 2 2 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 60
29 3 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 61
30 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 61
31 4 2 3 3 2 4 3 4 3 3 1 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 60
32 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 71
33 3 3 1 4 1 3 4 2 1 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 72
34 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 56
35 3 3 3 4 2 3 1 3 1 2 3 4 3 3 4 2 3 1 3 1 3 4 2 4 65
36 4 4 1 4 2 3 3 2 2 1 4 3 4 4 4 4 3 2 2 2 3 3 2 3 69
37 4 4 1 4 2 3 3 2 2 1 4 3 4 4 4 4 3 2 2 2 3 3 2 3 69
38 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 64
39 3 2 3 3 1 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 66
40 4 3 4 4 1 4 4 2 1 2 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 74
81
Tabulasi Data Skala Try Out Dukungan Sosial
X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
No 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 48
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
82
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
83
Hasil try out Subjective well-being
84
85
86
Hasil try out Dukungan Sosial
87
88
89
Lampiran 3
Skala Penelitian
Skala Psikologi
Assalamualaikum Wr. Wb
Salam Sejahtera
Buana Yogyakarta. Saat ini sedang melakukan pra penelitian untuk memenuhi tugas
akhir/ skripsi. Saya meminta kesediaan saudara/i untuk mengisi skala saya, semua
hasil jawaban dan identitas yang saudara/i berikan dijamin kerahasiannya serta hanya
Atas kesediaan saudara/i dalam mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terimakasih.
IDENTITAS RESPONDEN
Usia :
Jenis Kelamin :
90
Sekolah (SD, SMP atau SMA) :
Masa Kerja :
PETUNJUK PENGISIAN
saat ini. Baca dan pahami setiap pernyataan dengan teliti dan pilihlah salah satu
jawaban yang tersedia dengan cara memberikan tanda centang ( ) pada kolom yang
telah disediakan di sebelah kanan pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan
Anda saat ini. Adapun pilihan jawaban yang telah tersedia, dengan sebagai berikut:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
Berilah tanggapan pada setiap pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan
anda. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam memberikan jawaban pada
setiap pernyataan. Jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. Oleh karena itu,
setelah selesai telitilah kembali jawaban anda sehingga tidak ada pernyataan yang
terlewatkan.
91
No Pernyataan SS S TS STS
No. Pertanyaan S SS TS ST
sekolah
92
membuat saya lelah
sebagai guru
seorang guru
kelelahan bekerja
saat ini
saat ini
93
16. Saya merasa terbebani dengan
guru
No. Pertanyaan S SS TS ST
rumah
berada dirumah
profesi saya
94
5. Keluarga saya peduli ketika saya
kelelahan
ingin bercerita
keadaan saya
95
13. Keluarga saya menghargai setiap
terhadap saya
cukup
berada dirumah
masing
kemampuan saya
96
dari keluarga saya
dengan baik
97
Lampiran 4
98
Tabulasi Data skala Subjective well-being
X X X X X X X X X X X X X X X X X
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Jumlah
1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 44
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 49
3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 4 3 2 3 47
4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 54
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 50
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 50
7 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52
8 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3 57
9 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 48
10 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 1 3 3 4 3 3 57
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 51
12 3 3 4 4 3 4 4 4 2 1 3 2 3 2 3 2 1 48
13 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 52
14 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 51
15 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 59
16 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 4 3 2 50
17 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 59
18 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 55
19 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 49
20 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 54
21 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 4 3 4 2 3 4 3 51
22 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 40
23 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 40
99
24 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 41
25 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 40
26 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 41
27 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 41
28 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 46
29 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 42
30 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 43
31 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 40
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 50
33 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 48
34 3 3 3 3 3 4 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 51
35 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 39
36 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 58
37 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 60
38 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 2 3 3 1 3 2 47
39 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 44
40 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 44
41 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 59
42 4 1 4 3 1 4 2 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 45
43 3 2 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 2 3 2 42
44 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 37
45 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 41
46 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 45
47 3 2 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39
48 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 50
49 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
100
50 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 51
51 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 40
52 3 3 2 3 2 3 2 3 1 2 3 1 2 2 2 2 2 38
53 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 59
54 3 4 3 4 3 3 2 3 1 1 3 1 2 1 2 2 2 40
55 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 47
56 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 43
57 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 54
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
59 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 42
60 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 41
61 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 45
62 4 3 4 4 1 4 2 4 1 1 4 1 1 4 1 1 1 41
63 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 53
64 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 58
65 2 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 41
66 3 1 4 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 2 4 4 2 49
67 3 3 3 4 3 4 4 4 2 2 4 2 3 4 3 3 2 53
68 3 3 3 4 3 4 4 4 2 2 4 2 3 4 3 3 2 53
69 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 47
70 4 2 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 46
71 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 54
101
Tabulasi Data Penelitian Skala Dukungan Sosial dari Keluarga
X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
N0. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 Jumlah
1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 61
2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 67
3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 1 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 77
4 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4 3 4 1 4 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 74
5 4 3 2 3 3 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
6 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
7 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 68
8 3 3 2 4 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 74
9 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 72
10 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 75
11 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73
12 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 64
13 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 72
14 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 71
15 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 78
16 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70
17 4 4 2 4 4 4 3 2 4 4 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 1 74
18 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 74
19 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 68
20 3 4 1 3 4 4 4 2 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 76
21 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 72
22 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 64
23 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 59
102
24 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 65
25 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 66
26 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 60
27 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 62
28 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 61
29 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 56
30 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 67
31 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 66
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
34 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 67
35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
36 4 2 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
37 3 3 2 4 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 74
38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
41 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 73
42 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 60
43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
44 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 60
45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
47 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 49
48 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
49 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
103
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
53 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 67
54 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 66
55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
57 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
58 3 3 2 2 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 70
59 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
62 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 60
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
64 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 60
65 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 85
66 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 61
67 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 61
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
69 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 73
70 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 73
71 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 61
104
Lampiran 5
105
Hasil Analisis Data Subjective well-being dan Dukungan Sosial
Descriptives
Statistic Std. Error
X Mean 48.28 .827
95% Confidence Interval Lower
46.63
for Mean Bound
Upper
49.93
Bound
5% Trimmed Mean 48.00
Median 48.00
Variance 48.520
Std. Deviation 6.966
Minimum 37
Maximum 68
Range 31
Interquartile Range 11
Skewness .521 .285
Kurtosis -.246 .563
Y Mean 70.41 .996
95% Confidence Interval Lower
68.42
for Mean Bound
106
Upper
72.40
Bound
5% Trimmed Mean 69.91
Median 72.00
Variance 70.445
Std. Deviation 8.393
Minimum 49
Maximum 96
Range 47
Interquartile Range 7
Skewness .847 .285
Kurtosis 2.479 .563
Tests of Normality
Kolmogorov-
Smirnova Shapiro-Wilk
Statisti Statisti
c df Sig. c df Sig.
X .098 71 .087 .957 71 .017
Y .194 71 .000 .891 71 .000
a. Lilliefors Significance Correction
A. Subjective well-being
107
108
B. Dukungan Sosial dari Keluarga
109
Uji Linieritas
110
X* 100.0 100.0
71 0 0.0% 71
Y % %
ANOVA Table
Mean
Sum of Squares Df Square F Sig.
X* Betwee (Combined) 1955.086 23 85.004 2.772 .002
Y n Linearity 12.95
397.377 1 397.377 .001
Groups 8
Deviation
1557.709 22 70.805 2.309 .008
from Linearity
Within Groups 1441.280 47 30.666
Total 3396.366 70
Measures of Association
R Eta
R Squared Eta Squared
X
.34
* .117 .759 .576
2
Y
111
Lampiran 6
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis
Correlations
X Y
X Pearson
1 .342**
Correlation
Sig. (1-tailed) .004
N 71 71
Y Pearson
.342** 1
Correlation
Sig. (1-tailed) .004
N 71 71
**. Correlation is significant at the 0.01
level (2-tailed).
112
Lampiran 7
113
Surat Izin Pra Penelitian
114
Penyebaran melalui Instagram Story dan Whatsapp Story
115
116
Surat Izin Penelitian
117
118
Bukti Penyebaran
119