Anda di halaman 1dari 8

2 (Edisi Khusus 3) (2021) : 69 - 76

Indonesian Journal for


Physical Education and Sport
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/inapes

Pengaruh Latihan Konvensional dan Imagery Terhadap Latihan Tendangan Sabit


Atlet Kategori Tanding di Perguruan Silat Asad Kabupaten Wonosobo
Saefullah1, Heny Setyawati2
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang, Indonesia12
Info Artikel Abstrak
________________ _______________________________________________________________
Received : 18 January 2021 Metode latihan tendangan sabit yang diterapkan di perguruan silat Asad Kabupaten Wonosobo
Accepted : September 2021 belum menggunakan imagery. Metode latihan imagery tendangan sabit untuk menegetahui gerak
published:September2021 efektif dan efisien serta maksimal dalam melakukan gerakan teknik tersebut. Tujuan penelitian
________________ untuk mengetahui pengaruh latihan imagery terhadap tendangan sabit atlet di perguruan Asad
Keywords: Kabupaten Wonosobo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Conventional Exercise eksperimen dengan pola M-S (Matching Subject Design). Pemeriksaan keabsahan data
menggunakan uji t. instrument tes menggunakan tes hasil tendangan sabit dalam waktu 10 detik.
Method; Imagery Ex-ercise
Sampel penelitian ini menggunakan total sampling berjumlah 14 atlet. Hasil tendangan sabit
Method; Sickle Kick menggunakan metode latihan konvensional mengalami peningkatan rata rata = 1,57 dengan
____________________ persentase =8,65%. Hasil tendangan sabit menggunakan metode latihan imagery mengalami
peningkatan rata rata =3,57 dengan persentase =19,98%. Dan adanya perbedaan signifikan
peningkatan antara metode konvensional dan imagery yaitu selilih peningkatan rata rata =2 dan
selilih persentasenya =11,37%. Pembahasan bahwa metode imagery lebih efektif dan efisen serta
dapat memaksimalkan teknik tendangan sabit dari pada metode konvensional. Simpulan
Penelitian: 1) Ada pengaruh latihan konvensional terhadap peningkatan teknik tendangan sabit
atlet. 2) Ada pengaruh latihan imagery terhadap peningkatan teknik tendangan sabit atlet. 3) ada
perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan konvensional dengan latihan imagery terhadap
peningkatan teknik tendangan sabit atlet.

Abstract
_______________________________________________________________
The sickle-kick training method applied at the Asad silat school in Wonosobo Regency has not used imagery.
The crescent kick imagery training method is needed by athletes to determine the effective and efficient and
maximum motion in performing these technical movements. The purpose of this study was to determine the
effect of imagery training on the sickle kick of athletes at Asad College, Wonosobo Regency. The research meth-
od used in this research is an experimental method with the M-S pattern (Matching Subject Design). Checking
the validity of the data using the t test. The test instrument uses a sickle kick test result within 10 seconds. The
research sample used a total sam-pling of 14 athletes. The results of the sickle kick using conventional training
methods have an aver-age increase of = 1.57 with a percentage of = 8.65%. The results of the sickle kick using
the imagery training method have an average increase of = 3.57 with a percentage = 19.98%. And there is a
significant difference in the increase between conventional and imagery methods, namely select the average
increase = 2 and select the percentage = 11.37%. Discussion that the imagery method is more effective and
efficient and can maximize the sickle kick technique than the conventional method. Conclusions: 1) There is an
effect of conventional training on improving athlete's sickle kick technique. 2) Ther e is an effect of imagery
training on improving athlete's sickle kick technique. 3) there is a significant difference between conventional
training and imagery training on improving athlete's sickle kick technique.

How To Cite:
Saefullah & Setyawati, H. (2021). Pengaruh Latihan Konvensional dan Imagery Terhadap Latihan
Tendangan Sabit Atlet Kategori Tanding di Perguruan Silat Asad Kabupaten Wonosobo.
Indonesian Journal for Physical Education and Sport, 2 (Edisi Khusus 3), 69-76.

© 2021Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2723-6803
E-mail: saefullahwnsb@gmail.com e-ISSN 2774-4434
Saefullah & Heny Setyawati /Indonesian Journal for Physical Education and Sport (Edisi Khusus 3) (2021)

PENDAHULUAN harus mendapatkan nilai. Nilai dapat diperoleh


dengan banyak salah satunya dengan teknik se-
Pencak silat adalah seni beladiri yang be- rangan. Teknik serangan dibagi menjadi 2 bagian
rasal dari nusantara dan sudah berkembangkan di menurut Ihsan, N (2018 : 2). serangan dibagi men-
dalam negeri bahkan sampai ke mancanegara. jadi beberapa bagian berdasarkan alat yang
Perkembangan seni beladiri ini membuat pencak digunakan yaitu a). Serangan lengan atau tangan
silat sangat dikenal oleh negara negara lain. Se- yang lazim disebut pukulan b). Serangan tungkai
hingga banyak sekali yang ingin belajar dan menge- atau kaki yang lazim disebut tendangan. Se-
tahui tentang pencak silat. Dengan perkembangan dangkan teknik tendangan dalam pencak silat ada
yang hebat ini membuat pembinaan pencak silat banyak seperti (a) tendangan depan, (b) tendangan
sangat baik. Sehingga banyak kejuaraan pencak T, (c) tendangan gajul, (d) tendangan jejeg/jegos,
silat baik tingkat regional sampai internasional agar (e) tendangan belakang, (f) tendangan sabit atau
mengetahui tingkat keberhasilan dari proses pem- samping.
binaan. Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak
Keterampilan gerak dalam olahraga pencak terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali,
silat diantaranya meliputi tendangan, pukulan, yang mempunyai empat aspek sebagi satu kesatu-
tangkisan, hindaran dan jatuhan. Masing-masing an, yaitu aspek mental spiritual, aspek beladiri,
teknik gerak tersebut mempunyai fungsi dan aspek olahraga, dan aspek seni budaya. Sedangkan
kegunaannya sendiri. (Amrullah,R, 2016:88). menurut Djoko Pekik Irianto (2002: 80) teknik ada-
Pengaruh latihan training resistense xander ter- lah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam
hadap kemampuan tendangan sabit pencak silat. praktek dengan sebaik mungkin untuk me-
Dengan demikian penulis beranggapan suatu ket- nyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang
erampilan teknik dasar merupakan faktor yang ter- olahraga, teknik pencak silat adalah: (1) belaan
penting dalam pencapaian suatu prestasi. Mes- yaitu: tangkisan elakan, hindaran, dan tangkisan;
kipun masih banyak faktor-faktor yang lain tetapi (2) serangan yaitu: pukulan, tendangan, jatuhan,
faktor keterampilan teknik dasar merupakan faktor dan kuncian; (3) teknik bawah yaitu: sapuan
utama dan terpenting didalam pencapaian suatu bawah, sirkel bawah, dan guntingan. Kesamaan
prestasi. (Abdurahman, R. dkk ,2014:6).. Pencak teknik dasar yang harus dikuasai oleh semua
Silat memiliki perbedaan dengan bela diri lain ka- beladiri adalah sikap kuda-kuda.
rena di dalamnya harus menampilkan sikap Teknik-teknik serangan yang ada dalam
pasang, pola langkah, serang-bela, dan kembali ke pencak silat menurut Joko Subroto yang dikutip
sikap pasang. Dalam pencak silat tanding, teknik (Maemun.N, 2015:4) adalah terdiri dari : “(a) Kai-
da-lam upaya pencapaian hasil maksimal dapat dah melakukan serangan tangan/lengan; (b) Kai-
menggunakan pukulan, tendangan, juga den-gan dah melakukan serangan siku; (c) Kaidah
teknik sambut, guntingan atau jatuhan di-sertai melakukan serangan kaki/tungkai;(d) Kaidah
dengan tangkapan. Langkah dan pola langkah, b). melakukan serangan lutut”. Teknik serangan
Sikap pasang pengembangannya, c). Teknik menggunakan kaki (teknik tendangan) merupakan
elakan, d). Teknik serangan, e). Teknik jatuhan dan teknik yang sering digunakan dalam suatu pertand-
f). Teknik kuncian. ingan pencak silat. Teknik tendangan lebih
Prinsip dasar pencak silat kategori tanding menguntungkan dibanding dengan teknik pukulan.
adalah melakukan serangan menggunakan teknik Disamping nilainya lebih tinggi, yaitu 2 dan puku-
pukulan, dan tendangan dengan cepat dan keras lan 1, dari segi jangkauan tendangan juga lebih
pada sasaran yang telah ditentukan sehingga lawan kuat dan panjang
tidak dapat melakukan hindaran maupun balasan Tendangan sabit adalah salah satu teknik
serta melakukan teknik jatuhan atas maupun yang di gunakan dalam pencak silat. Menurut
bawah yang disahkan oleh wasit dan juri (Abdul Sucipto (2008) Tendangan busur/sabit adalah ten-
Rosad & Taufig Hidayah: 2015: 1). Pencak silat dangan yang perkenaannya menggunakan pangkal
kategori tanding merupakan olahraga body kontak jari atau punggung kaki. Tendangan busur/sabit
sehingga diperlukan faktor untuk bertahan dan adalah tendangan yang lintasannya setengah ling-
menyerang. Menurut Iswana & Siswantaya (2013, karan kedalam, sasaran seluruh bagian tubuh,
p.27) Prinsip dasar olahraga pencak silat adalah dengan punggung telapak kaki atau jari telapak
membela diri yang di dalamnya terdapat nilai me- kaki. Sehingga tendangan sabit sangat di butuhkan
nyerang dan bertahan. Sehingga dalam melakukan oleh atlet karna mempunyai kecepatan (speed) dan
serangan dan bertahan dalam pertandingan di bu- daya ledak (power) yang bagus.
tuhkan faktor fisik. Oleh karna itu dalam kategori Adapun komponen komponen utama yang
tanding untuk memenangkan pertandingan seorang harus dipenuhi dalam melakukan teknik sabit ada-
atlet harus mampu menguasai teknik teknik itu lah :
terutama teknik serangan. Seorang atlet harus Keseimbangan Keseimbangan merupakan
mempunyai teknik serangan ini karna untuk mem- kemampuan seseorang mempertahankan sikap dan
peroleh kemenangan dalam suatu pertandingan posisi tubuh secara cepat pada saat berdiri (static

70
Saefullah & Heny Setyawati /Indonesian Journal for Physical Education and Sport (Edisi Khusus 3) (2021)

balance)atau pada saat melakukan gerakan (dy- Kelompoiilatihaniibiasanya homogen.


namic balance) (Widiastuti, 2015) Pemimpinikelompokiibiasanyaiiditentukan
Kelentukan atau kelenturan menurut Sajoto, oleh pelatih atau kelompok
Moch yang dikutip (Maemun.N, 2015:36) adalah dibiarkan untuk
efektivitas seseorang dalam penyesuaian diri untuk memilihiipemimpinya dengan
segala aktivitas dengan penguluran yang luas. Se- cara masing-masing.
hingga termasuk faktor atau kompenen untuk Keterampilan sosial sering tidak secara
menunjang teknik tendangan sabit menjadi lebih langsung diajarkan.
benar adalah kelenturan badan sesorang. Pemantauaniimelaluiiobservasiiidan
Daya ledak di peroleh dari kecepatan dan intervensi sering tidak dilakukan
power yang dijadikan satu. Daya ledak menurut oleh pelatih pada saat latihan
Ahmad Damiri yang dikutip dalam jurnal skripsi sedang berlangsung.
Mochamed Zein, Dian (2014 : 9-10) daya ledak Penekan hanya padaiipenyelesaian tugas.
atau sering disebut dengan istilah muscular power
adalah kekuatan untuk mempergunakan kekuatan Sehinggaiipara atlet dalam melakukan
maksimal yang digunakan dalam waktu yang teknik tendanganiisabit tidak bisa memaksimalkan
sesingkat-singkatnya. Dalam teknik tendangan power dan speednyaii
sabit daya ledak yang baik akan menghasilkan ten- dipertandinganiikarenaiimasih terbawa
dangan sabit yang susah untuk diantispasi oleh keraguan.iDalam pertandingan atlet pada saat
lawan. melakukan tendangan sabit dengan ragu ragu
Didalam pembinaan atlet perguruan pencak mudah di tangkap dan di banting. Hal itu sangat
silat ASAD Kabupaten Wonosobo sudah banyak merugikan bagi atlet yang bertanding. Kurangya
sekali teknik teknik yang di latih. Pelatih sudah konsentrasi dalam melakukan teknik tendangan
memberikan teknik teknik dalam pencak silat sabit termasuk faktor kegagalan atlet memperoleh
kepada atletnya dengan baik. Akan tetapi nilai dan bahkan merugikan. Teknik tendangan
berdasarkan pengalaman penulis sebagai pelatih sabit harus membutuhkan konsetrasi ,fokus dan
ada beberapa teknik yang mana kurang maksimal percaya diri yang tinggi. Dengan faktor itu
seperti halnya teknik tendangan sabit. Teknik membuat teknik tendangan sabit lebih maksimal.
tendangan sabit yang mana sudah di ajarkan oleh Oleh karna itu latihan bayangan untuk tendangan
para pelatih itu masih kurang maksimal. Para sabit juga perlu dilakukan oleh atlet agar dapat
pelatih dalam melatihnya masih hanya menumbuhkan kepercayaan diri,fokus dan
menggunakan metode kovensional. Menurut Ari konsentrasi.
Karyanto (2010:16) mengemukakaniibahwa dalam Singgih Gunarsa dalam bukunya
latihan konfensional cenderungiipadaoilatihan mengemukakan bahwa menurut ahli psikologi
hafalan yang mentoleririirespon-respon yang terkenal, Terry Orlick (dikutip oleh David Yukel-
bersifat konvergen, menekankan informasi konsep son), imagery merujuk pada proses merasakan yang
yang diberikan oleh pelatih. Pelatih hanya melatih sangat intens, seolah-olah perasaan tersebut meru-
secara monoton dan tidak adaiiinovasi baru untuk pakan keadaan yang sebenarnya
merubah keadaan dalam melatihiiagar atlet lebih Ali Maksum (2011:64) mengemukakan
bersemangatiicontohnyaii dengan menerapkan bahwa Latihan imagery merupakan suatu proses di
programiilatihan yang variatif. Ciri-ciri latihan dalam pikiran, dimana pengalaman sensori
konvensional menurut Ari karyanto (2010:16) disimpan di dalam memori dan secara internal
adalah: diulang dan dialami lagi di dalam pikiran, tanpa
Atletiiadalahiipenerima informasi secara pasif, perlu menghadirkan stimulus eksternalnya. Artinya
dimana atlet imajeri merupakan suatu pengulangan gerakan,
menerimaiipengetahuaniidari pelatih kejadian, situasi atau pengalaman di dalam pikiran,
dan pengetahuan diasumsikan sebagai yang dilakukan secara sengaja namun tidak
badan dari informasi dan keterampilan memerlukan adanya suasana, kondisi, peralatan
yang dimiliki keluaran standar. ataupun orang-orang yang sebenarnya ada di
Latihanosecaraoindividual. dalam pengalaman atau kejadian yang
Latihanosangatoabstrak. sesungguhnya. Imagery merupakan salah satu
Perilakuodibangunoatasokebiasaan. teknik atau metode latihan keterampilan mental
Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan yang harus dikuasai oleh atlet. Imagery bisa
bersifat final. digunakan untuk berbagai keperluan. Meningkat-
Pelatihoadalahopenentu jalanya proses latihan. kan performa, konsentrasi hingga proses penyem-
Latihan konvensional sendiri mempunyai sifat: buhan cedera bisa menggunakan proses imagery.
Pelatihoseringiimembiarkaniiadanya atlet Imagery bisa menjadi bagian dari proses latihan
yang mendominasi kelompok- yang diberikan secara rutin dan berkala (Setyawa-
iatauimenggantungkan diri pada ti,H 2014:56) Latihan imagery terbukti memberikan
kelompoki manfaat kepada atlet untuk menciptakan kembali

71
Saefullah & Heny Setyawati /Indonesian Journal for Physical Education and Sport (Edisi Khusus 3) (2021)

pengalaman gerak di dalam otaknya, sehingga atlet penelitian ini adalah metode eksperimen dengan
memungkinkan untuk menampilkan pola gerak pola Matching Subject Design.
tersebut dengan baik. Prosesnya terjadi dengan Guna menyamakan atau menyeimbangkan
cara mengamati, memperhatikan, dan kedua grup tersebut dengan cara subject matching
membayangkan pola gerak tertentu dan mengingat- ordinal pairing dengan cara hasil pre-test tersebut di-
ingat pola gerak tersebut di dalam otaknya peringkat kemudian dipasangkan dengan metode
(Komarudin, 2013:85). (Mental imagery) merupakan A-B-B-A. Sehingga didapat dua kelompok yaitu
suatu bentuk latihan mental yang berupa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Ada-
pembayangan diri dan gerakan di dalam pikiran. pun rancangan penelitian tersebut digambarkan
Manfaat dari latihan imagery, antara lain adalah sebagai berikut:
untuk mempelajari atau mengulang gerakan baru, Kelompok -1
Latihan
memperbaiki suatu gerakan yang salah atau belum Konvensional
sempurna, latihan simulasi dalam pikiran, dan
latihan bagi atlet yang sedang rehabilitasi cedera. Populasi Sampel Pre-test
jd Post-test
Latihan imagery sangat baik bagi atlet dalam
Kelompok-2
mengasah teknik yang mereka meliki. Latihan
Latihan imagery sebenarnya sudah diterap- Imagery
kan dalam perguruan ASAD Kabupaten Wono-
sobo. Akan tetapi latihan penerapanya hanya Gambar 1. Rancangan Penelitian
diberikan di kategori seni dan kategori tanding Variabel bebas dalam penelitian ini ada 2
ketika menjelang pertandingan serta belum diberi- yaitu: latihan konvensional (X1) dan latihan
kan ketika atlet mengasah salah satu teknik.. imagery (X2). Variabel terikat dalam penelitian ini
Muchamad Sulton Manazi dan Faridha adalah teknik tendangan sabit pencak silat (Y).
Nurhayati (2013) melakukan penelitian yang ber- Populasi pada penelitian ini adalah atlet kat-
judul : Pengaruh Latihan Imagery Terhadap Hasil egori tanding perguruan PERSINAS ASAD Kabu-
Tembakan Pada Jarak 30 Meter Ekstrakulikuler paten Wonosobo.
Olahraga Panahan SMP N 02 Bakung Blitar. Teknik pengambilan sampel dalam
Subjek penelitian ini adalah 27 siswa SMP N 02 penelitian ini menggunakan teknik purposive sam-
Bakung Blitar yang mengikuti ekstrakulikuler pling, yaitu teknik penentuan sampel dalam per-
panahan dan menggunakan Non-Probability Sam- timbangan tertentu (Sugiyono, 2013: 61). Pertim-
pling, perhitungan data menggunakan paired sam- bangan penelitian dalam mengambil sampel yaitu
ple test. Hasil penelitian menunjukan peningkatan Atlet Perguruan Silat ASAD Kabupaten Wono-
hasil tembakan jarak 30 meter olahraga panahan. sobo yang telah mengikuti dan terdaftar sebagai
Perkembangan latihan mental merupakan anggota Pencak Silat Perguruan ASAD Kabupaten
istilah yang dipakai untuk menggambarkan teknik Wonosobo dan yang memenuhi kriteria berjumlah
latihan imagery, tetapi istilah ini hanya merujuk 14 atlet.
pada gambaran umum dari strategi berlatih dengan Dalam penelitian ini berlangsung 14 kali
modalitas sensorik atau kognitif yang digunakan pertemuan perlakuan (treatment) dan dua kali
(Taylor & Wilson, 2005:1) yang dikutip sukamto pertemuan untuk pre-test dan post-test. Sebelum data
(2013:10) terkumpul proses untuk memperoleh data tersebut
Hasil observasi peneliti pada program meliputi pre-test, pelaksanaan latihan dan post-test.
latihan konvensional atau latihan teknik tendangan Teknik pengumpulan data dengan tes yang
sabit yang sudah dilaksanakan di perguruan ASAD digunakan adalah tes kecepatan teknik tendangan
Kabupaten Wonosobo dalam melatih penguasaan sabit. Tes ini dilakukan dua kali yaitu pada saat
teknik tendangan sabit masih menggunakan latihan pre-test dan post-test. Data yang di ambil dalam
drill tendangan sabit yaitu melakukan tendangan penelitian ini adalah jumlah nilai yang meliputi
sabit sebanyak banyaknya dalam durasi waktu. unsur perolehan jumlah tendangan sabit yang
Peneliti tertarik untuk mengetahui lebih didapat dari Waktu selama 10 detik.
lanjut dengan melakukan penelitian dengan judul Penelitian ini menggunakan analisis
“pengaruh latihan konvensional dan imagery statistik. Langkahiiawalnyaiiadalah menyusun
terhadap hasil latihan tendangan sabit atlet kategori perhitungan statistik pada pola M-S terhadap hasil
tanding Perguruan Silat ASAD Kabupaten Wono- post-test. Setelah diperoleh hasil post-test pertand-
sobo”. ingan Teknik tendangan sabit, maka perlu diuji
signifikansinya dengan menggunakan rumus t-test
METODE rumus pendek (short methode).

Metode penelitian adalah sesuatu cara untuk HASIL DAN PEMB AHASAN
melakukan penelitian atau penyelidikan ilmiah.
Metode penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen,
variabel yang diukur adalah hasil penilaian teknik

72
Saefullah & Heny Setyawati /Indonesian Journal for Physical Education and Sport (Edisi Khusus 3) (2021)

tendangan sabit. Pengukuran variabel dilakukan Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data
dua kali yaitu sebelum perlakuan dan setelah Kontrol Ekspe Kontrol Ekspe
perlakuan. Setelah eksperimen selesai dilakukan rimen rimen
maka diakhiri dengan tes, yang kemudian (Pre- (Pre- (Post-Test) (Post-
dilanjutkan dengan tabulasi data untuk dilakukan Test) Test) Test)
perhitungan statistik. Adapun hasil perhitungan Kolmogro 0.2 0.2 0.2 0.2
statistik deskriptif dapat dilihat seperti pada tabel v-Smirnov
berikut : Z
Tabel 1. Perhitungan Data Statistik Deskripsi Shapiro- 0.873 0.873 0.591 0.215
Pre- Post Selisi Wilk
Kelompok
test -test h
18.1 19.7 Berdasarkan Tabel 2 diatas, diperoleh nilai
Mean 1.57 hasil uji Shapiro-Wilk dan Kolmogorov-Smirnov.
4 1
N 7 7 - Nilai p-value (Sig) Kolmogorov-Smirnov 0,200 pada
Std. De- 1.34 1.49 dua kelompok kontrol dimana > 0,05. Maka ber-
Kontrol - dasarkan uji Kolmogorov-Smirnov data tiap ke-
viation 5 6
Minimum 16 18 2 lompok kontrol berdistribusi normal. Uji p-value
Maxi- (Sig) pada Shapiro-Wilk pada pre-test kelompok
20 22 2 kontrol adalah 0,873 > 0,05 dan pada post-test ke-
mum
17.8 21.4 lompok kontrol adalah 0,591 > 0,05. Maka kedua
Mean 3.57 kelompok kontrol sama sama berdistribusi normal
6 3
N 7 7 - berdasarkan uji Shapiro-Wilk. Sedangkan hasil uji
Std. De- 1.34 1.27 Shapiro-Wilk dan Kolmogorov-Smirnov. Nilai p-
Eksperi- - value (Sig) Kolmogorov-Smirnov 0,200 pada dua
men viation 5 2
Minimum 16 20 4 kelompok eksperimen dimana > 0,05. Maka ber-
Maxi- dasarkan uji Kolmogorov-Smirnov data tiap ke-
20 23 3 lompok eksperimen berdistribusi normal. Uji p-value
mum
(Sig) pada Shapiro-Wilk pada pre-test kelompok
eksperimen adalah 0,873 > 0,05 dan pada post-test
Tabel 1 memperlihatkan bahwa pada kelompok eksperimen adalah 0,215 > 0,05. Maka
kelompok kontrol yaitu latihan dengan kedua kelompok eksperimen sama sama berdistri-
menggunakan metode latihan konvensional busi normal berdasarkan uji Shapiro-Wilk.
diperoleh rata-rata pre-test mencapai 18.14 dan rata-
rata post test sebesar 19.71. Pada kelompok Uji Homogenitas
eksperimen yaitu latihan dengan metode latihan Uji homogenitas digunakan untuk
imagery diperoleh rata-rata pre-test sebesar 17.86 dan mengetahui homogen tidaknya variasi sampel yang
rata-rata post-test sebesar 21.43. Untuk mengetahui diambil dari populasi yang sama dalam penelitian.
perbedaan rata-rata tersebut dilakukan uji t dengan Hasil uji homogenitas data dapat dilihat dari hasil
beberapa syarat yaitu normal dan homogen. levene statistic.. Hasil perhitungan menggunakan
SPSS versi 20 tampak pada Tabel 3 berikut :
Uji Prasyarat Analisis
Agar memenuhi persyaratan analisis dalam Tabel 3. Uji Homogenitas Varians Data
menguji hipotesis penelitian menggunakan uji t, Levene Sig. Kriteria
akan dilakukan beberapa langkah uji persyaratan, statistic
meliputi : uji normalitas data dan uji homogenitas Kelompok .156 .700 Homogen
varians data. Kontrol
Kelompok .013 .911 Homogen
Uji Normalitas Data
Eksperimen
Uji normalitas data dilakukan untuk
mengetahui normal tidaknya data yang dianalisis.
Uji normalitas menggunakan statistik kolmogrov- Berdasarkan Tabel 3 diatas, diperoleh levene
Smirnov. Perhitungan menggunakan program SPSS statistic untuk data kelompok kontrol sebesar 0.156
versi 20. Apabila hasil perhitungan diperoleh dengan probabilitas = 0.700> 0.05, berarti data ke-
probabilitas (p) lebih besar dari taraf kesalah (0.05), lompok kontrol tersebut homogen atau mempunyai
maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi varians yang sama. Nilai levene statistic untuk data
normal. Hasil uji normalitas tersebut dapat dilihat kelompok eksperimen sebesar 0.013 dengan probabili-
pada Tabel 2 berikut : tas = 0.911> 0.05, berarti data kelompok eksperi-
men tersebut homogen atau mempunyai varians
yang sama.

73
Saefullah & Heny Setyawati /Indonesian Journal for Physical Education and Sport (Edisi Khusus 3) (2021)

Uji Hipotesis tidaknya peningkatan hasil latihan teknik


Uji Hipotesis Peningkatan Hasil pre-test tendangan sabit dan membandingkan lebih efektif
dan post-test Kelompok Kontrol Latihan mana latihan menggunakan metode latihan padat
Konvensional (Uji Hipotesis 1) atau latihan distribusi antara kelompok kontrol dan
Setelah dilakukan treatmen selama 14 kali kelompok eksperimen sesudah diberikan treatmen.
pertemuan dilanjutkan dengan post-test diperoleh Tabel 6. Uji Hipotesis Perbandingan Hasil Post-test
data sebagai berikut Tabel 4. :
Rat Sig Kete
thitun
Tabel 4. Uji Paired Sampel T Test Kelompok Kelomp N a- ttabel rang
g
Kontrol Latihan Konvensional ok rata an
Rata-rata Pen- Pen-
ing- Ket- 19, Ada
Pre- Post ing- t t Sig Kontrol 7 - 0,0
katan hitung tabel erangan 71 2,1 perb
test -test katan 2,3 40
% 78 edaa
09
Terdapat Eksperi 21, n
- perbe- 7
18,1 19,7 2,17 0,00 men 43
1,57 8,65% 7,77 daan Sumber: Hasil Penelitian 2020
4 1 8 0
8
Berdasarkan Tabel 6 hasil perhitungan di-
Sumber: Hasil Penelitian 2020 peroleh nilai thitung = -2,309>ttabel = 2.178 jadi “Ho
Berdasarkan Tabel 4 hasil perhitungan di- ditolak”, maka dapat disimpulkan terdapat perbe-
peroleh nilai thitung = -7,778 >ttabel = 2.178 jadi “Ho daan pengaruh latihan konvensional dan latihan
ditolak”, maka dapat disimpulkan ada pengaruh imagery terhadap hasil latihan teknik tendangan
latihan konvensional terhadap teknik tendangan sabit pencak silat pada atlet di perguruan ASAD
sabit pencak silat pada atlet di perguruan ASAD Kabupaten Wonosobo setelah diberikan perlakuan
Kabupaten Wonosobo setelah diberikan treatmen. atau treatmen. Dilihat dari rata-ratanya menunjuk-
kan bahwa pada kelompok kontrol sebesar 19,71
Uji Hipotesis Peningkatan Hasil pre-test dan kelompok eksperimen sebesar 21,43 dapat
dan post-test Kelompok Eksperimen disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil yang sig-
Latihan Dengan Imagery (Uji Hipotesis 2) nifikan dari latihan teknik tendangan sabit pada
Setelah dilakukan treatmen selama 14 kali atlet kategori tanding pada metode konvensional
pertemuan dilanjutkan dengan post-test diperoleh dan latihan dengan imagery.
data sebagai berikut Tabel 5:
Pada penelitian yang berjudul Latihan Im-
Tabel 5. Uji Paired Sampel T Test Kelompok Eksper-
agery Terhadap Hasil Latihan Tendangan Sabit At-
imen Latihan Imagery
let Kategori Tanding di Perguruan Silat Asad Ka-
bupaten Wonosobo yang membahas ada tidaknya
Rata-rata Pening -katan Pening katan % t hi t ung t tabel Sig
perbedaan latihan dengan metode konvensional
Keterang dan imagery terhadap teknik tendangan sabit.
an Penelitian ini meneliti 14 atlet yang mana dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan
Pre-tes t Po s t-tes t eksperimen melalui pretest. Kelompok kontrol
melakukan latihan tendangan sabit dengan metode
17,86 21,43 3,57 19,98% -17,678 2,178 0,000 Terdapat perbedaan konvensional. Sedangkan kelompok eksperimen
melakukan latihan tendangan sabit dengan metode
Sumber: Hasil Penelitian 2020 imagery. Penelitian ini dilakukan selama 14 kali
Beredasarkan Tabel 5 hasil perhitungan di- pertemuan.
peroleh nilai thitung=-17.678>ttabel = 2.178 jadi “Ho Setelah data diperoleh dan telah dianalisis
ditolak”, dapat disimpulkan ada pengaruh latihan bahwa terdapat perbedaan peningkatan yang signif-
ikan latihan konvensional dengan latihan imagery
imagery terhadap teknik tendangan sabit pencak silat
setelah diberikan perlakuan atau treatmen. Hal ini
pada atlet di perguruan ASAD Kabupaten Wono-
dikarenakan latihan teknik tendangan sabit dengan
sobo setelah diberikan treatmen.
menggunakan program latihan konvensional yang
Uji Hipotesis Perbandingan Hasil Latihan hanya melakukan gerakan secara monoton tanpa
Teknik tendangan sabit Pencak Silat memahami gerakan yang sesuai dan efektif. Ardani
Kategori Tanding Hasil Post-test Herfiantoro, Heny Setyawati & Soekardi (2019)
Kelompok Kontrol dan Kelompok proses latihan imagery seseorang akan meletakan
Eksperimen (Uji Hipotesis 3) setiap pengalaman masa lalu ketika latihan atau
Uji peningkatan hasil latihan teknik perlombaan yang sudah dilalui dan mensimu-
tendangan sabit data post-test untuk mengetahui ada lasikan perlombaan yang akan dihadapinya dalam

74
Saefullah & Heny Setyawati /Indonesian Journal for Physical Education and Sport (Edisi Khusus 3) (2021)

pikiran. Akhirnya atlet akan dapat mengontrol terhadap peningkatan teknik tendangan sabit
kecemasannya. Imagery bisa menjadi bagian dari pencak silat pada atlet di perguruan ASAD
program latihan yang seharusnya diberikan secara Kabupaten Wonosobo. Latihan dengan
terstruktur. Menurut Ari Karyanto(2010:16) latihan menggunakan program latihan imagery lebih baik
konvensional cenderung pada latihan hafalan yang dibandingkan menggunakan program latihan
mentolerir respon-respon yang bersifat konvensional.
konvergen,menekankan informasi konsep yang
diberikan oleh pelatih. REFERENSI
Pelatih melatih secaraiiimonoton daniitidak
Abdurahman, R. M., Simanjuntak, V., & Purnomo, E.
ada inovasiiibaruiiuntukiimerubah keadaan dalam
(2014). Keterampilan Gerak Dasar Tendangan
melatihiiagariiatlet lebihiibersemangatiicontohnya
Sabit di Perguruan Pencak Silat Kijang Berantai
dengan menerapkan program latihan yang variatif.
Kota Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelaja-
Sehingga hasil posstest kelompok kontrol ran Khatulistiwa, 3(6).
mengalami peningkatan yang tidak terlalu Amrullah, R. (2016). Pengaruh latihan training resistense
signifikan dikarenakan metode yang monoton dan xander terhadap kemampuan tendangan sabit
kurang variatif. Sedangkan Berdasarkan teori pencak silat. Jurnal Pendidikan Olah Raga, 4(1), 88-
imagery yang menyatakan bahwa latihan imagery 100.
memberikan manfaat kepada atlet untuk Djoko Pekik Irianto. 2002. Dasar Kepelatihan. Yogyakar-
menciptakan kembali pengalaman gerak di dalam ta: FIK UNY.
Herfiantoro, A., Setyawati, H., & Soekardi, S. (2019).
otaknya, sehingga atlet memungkinkan untuk
The effect of imagery exercises and emotional
melatih pola gerak tersebut dengan baik. Prosesnya
quotient on the athletes’ anxiety level. Journal of
terjadi dengan cara mengamati, memperhatikan, Physical Education and Sports, 8(2), 1
dan membayangkan pola gerak tertentu dan Herfiantoro, A. (2019). Pengaruh Latihan Imagery Dan
mengingat-ingat pola gerak tersebut di dalam Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat
otaknya (Komarudin, 2013:85). Sehingga hasil Kecemasan Atlet Club Atletik Glagah Wangi
posstest kelompok eksperimen latihan teknik Demak (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
tendangan sabit dengan program latihan imagery Semarang). 53-159.
lebih memahami secara detail baik secara Ihsan, N., & Suwirman, S. (2018). Sumbangan Konse n-
trasi terhadap Kecepatan Tendangan Pencak Si-
pergerakan maupun keefektifan serta peningkatan
lat. Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 8(1), 1-6.
lebih signifikan. Karyanto, A. 2010. Perbedaan Pengaruh Latihan Inovatif
Dapat disimpulkan bahwa kedua dan Konvensional Terhadap Kemampuan
eksperimen sama-sama baik untuk melatih teknik Jumping Service Dalam Permainan Bola Voli Pa-
tendangan pada atlet kategori tanding. Seperti da Klub Bola Voli Putra POPSI Kabu-
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu paten Sragen. Skripsi. Universitas Sebelas
sukamto (2013) yang berjudul Pengaruh Latihan Maret
Imagery Terhadap Peningkatan Ketrampilan Lay Komarudin. 2013. Psikologi Olahraga. Bandung: PT
Up Shoot Permainan Bola Basket Siswa Peserta Remaja Rosdakarya
Lubis, M. R dan A.G. Permadi. 2020. Perbedaan
Ekstrakulikuler Bola Basket di SMKN 1 Bantul
Pengaruh Latihan Imagery Dan Tanpa Latihan
bahwa adanya peningkatan dalam mempelajari
Imagery Terhadap Peningkatan Kemampuan
dan meningkatkan keterampilan. Akan tetapi Shooting Game Atlet Petanque Un-
dalam penelitian latihan konvensional sampel dikma. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 6(1) : 25-
sudah terbiasa melakukan gerakan tendangan sabit 27.
akan tetapi sering melakukan kesalahan gerakan Maksum, A. 2008. Psikologi Olahraga Teori dan Aplikasi.
dan tidak bisa melakukan gerakan dengan Surabaya: Unesa University Press
maksimal, dalam latihan imagery atlet lebih Manazi, M, S. dan F. Nurhyati. 2013. Pengaruh Latihan
memahami gerakan teknik tendangan sabit secara Imagery Terhadap Hasil Tembakan Pada
detail dan bertahap sehingga latihan imagery Jarak 30 Meter Ekstrakulikuler Olahraga Panahan
SMP Negeri 02 Bakung Blitar. Journal. Uni-
berpengaruh didalam melatih teknik tendangan
versitas Negeri Surabaya
sabit, karena teknik tendangan sabit memerlukan Mardotillah,Mila & Zein, Dian Mochammad. (2017).
konsentrasi yang baik sehingga latihan imagery Silat : Identitas Budaya Pendidikan, Seni Bela
dapat dijadikan sebagai variasi latihan teknik Diri dan Pemeliharaan Kesehatan. Jurnal An-
tendangan sabit pencak silat pada atlet kategori tropologi : Isu-isu Sosial Budaya, 121-133.
tanding. Nusufi, M. (2015). Hubungan Kelentukan Dengan Ke-
mampuan Kecepatan Tendangan Sabit Pada Atlet
SIMPULAN Pencak Silat Binaan Dispora Aceh (Pplp Dan
Diklat) Tahun 2015. Jurnal Ilmu Keolahragaan,
Dari hasil penelitian, analisis data dan 14(1), 35-46..
pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut: Widiastuti. (2015). Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakar-
ta: Rajagrafindo
Ada perbedaan pengaruh yang signifikan
Rosad, A dan T. Hidayah. 2015. pengaruh progam lati-
antara latihan konvensional dengan latihan imagery
han imagery terhadap peningkatan teknik

75
Saefullah & Heny Setyawati /Indonesian Journal for Physical Education and Sport (Edisi Khusus 3) (2021)

bantingan cabang olahraga pencak silat pada lati- Sucipto. 2008. Materi Pokok Pencak Silat. Jakarta: Univer-
han ekstrakurikuler pencak silat di man 2 sitas Terbuka
semarang. Journal of Sport Scienceand Fitness, 4(1): Sukamto. 2013. Pengaruh Latihan Imagery Terhadap
24-39. Peningkatan Keterampilan Lay Up Shoot
Setyawati, H. (2014). Strategi intervensi peningkatan rasa Permainan Bola Basket Siswa Peserta
percaya diri melalui imagery training pada atlet Eksrakulikuler Bola Basket Sma N 1 Bantul.
wushu jawa tengah. Journal of Physical Education Skripsi. Program Sarjana Universitas Negeri Yog-
Health and Sport, 1(1), 48-59. yakarta

76

Anda mungkin juga menyukai