Anda di halaman 1dari 4

1. hitunglah EOQ atas transaksi sol sepatu di toko sepatu PITA.

Jadi pemesanan paling ekonomis adalah 717,317 kg sol sepatu setiap kali pesan,
karena kebutuhan setahun anggaran adalah 500 kg sol sepatu, maka jumlah ini
harus dipesan sebanyak 0,697 kali (500 kg dibagi 717,137). Jika dianggap
bahan baku dikapai secara merata (asumsi perhitungan EOQ), maka:

1. Persediaan rata-rata adalah 358,569 kg (717,137/2)


2. Nilai persediaan rata-rata adalah Rp8.964.225 (358,569 kg @25.000)
3. Biaya penyimpanan adalah Rp625.495,75 (Rp8.964.225 x 7%)
4. Biaya pemesanan adalah Rp627.300 (Rp900.000 x 0,697)
5. Jadi, biaya persediaan total (di luar harga perolehan) dalam setahun
adalah Rp1.252.795,75

dengan perhitungan berikut:

 Biaya pemesanan: Rp900.000 x 0,697 Rp 627.300


 Biaya simpanan Rp 625.495,75
 Biaya persediaan total (paling ekonomis) Rp 1.252.795,75

Sumber referensi: BMP EKMA4570 – Modul 6, Hal 6.21 – 6.23


2. langkah-langkah penentuan tarif overhead pada saat sebelum produksi
dimulai:

a) menyusun Anggaran Overhead: Dalam penyusunan anggaran BOP


digunakan kapasitas produksi yang akan dimanfaatkan. Terdapat ragam
kapasitas produksi, tetapi penjelasan berikut hanya membahas 4 macam, yaitu:

Kapasitas teoritis. Adalah kapasitas produksi untuk menghasilkan produk pada


kecepatan penuh tanpa jeda dalam jangka waktu tertentu.

Kapasitas normal. Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi jumlah


produknya dalam jangka panjang. Kapasitas normal tidak hanya
mempertimbangkan masalah teknis dalam kegiatan [roduksi, namun juga
mempertimbangkan permasalahan kemampuan perusahaan dalam menjual
produknya.

Kapasitas praktis. Adalah kapasitas teoritis dikurangi berbagai kerugian yang


tidak dapat dihindarkan karena permasalahan internal perusahaan. kapasitas
praktis menggambarkan kemampuan produksi yang masuk akal karena
pertimbangan bahwa peralatan tidak mungkin dapat digunakan pada kapasitas
toritis. Dalam menentukan kapasitas praktis perlu dipertimbangkan hal teknis
yang tidak dapat dihindarkan, misalnya penentuan kapan sebuah mesin harus
dihentikan untuk perawatan rutin dan penghentian karena perbaikan.

Kapasitas aktual yang diharapkan. Adalah kapasitas sesungguhnya yang


diperkirakan akan dapat tercapai di periode yang akan datang. Seandainya
kapasitas aktual yang diharapkan dijadikan sebagai acuan dalam penentuan
anggaran overhead, maka perkiraan penjualan di periode yang akan datang akan
dijadikan dasar bagian produksi untuk melaksanakan pekerjaannya. Penentuan
tarif overhead dengan menggunakan kapasitas aktual yang diharapkan kurang
tepat untuk digunakan sebagai pendekatan jangka panjang. Besaran BOP yang
ditentukan dengan jenis kapasitas ini akan berdampak pada flukuitasi BOP.
Efek yang berbeda muncul dengan penggunaan pendekatan kapasitas praktis
dan kapasitas normal yang relatif stabil dan dapat digunakan untuk jangka
panjang.

b) Memilih dasar pembebanan overhead ke produk atau kegiatan: Pembebanan


dilakukan kepada setiap produk atau jasa (satuan kegiatan) yang dihasilkan oleh
perusahaan. satuan kegiatan menjadi hal yang sangat penting karena akan
menjadi dasar penggali untuk mendapatkan besaran BOP.

Satuan kegiatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

 Satuan produk
Penghitungan satuan produk dengan menggunakan satuan produk adalah
metode yang paling sederhana dan langsung melekatkan BOP ke setiap produk
yang dihasilkan. Tarif BOP per unit dapat dihitung dengan membagi antara
taksiran BOP dengan taksiran jumlah produk yang dihasilkan.

 Biaya bahan baku

Seandainya BOP adalah secara dominan bervariasi dengan nilai bahan baku,
seperti biaya asuransiuntuk bahan baku yang digunakan, maka dasar yang tepat
untuk mengalokasikan BOP dalah jumlah biaya bahan baku yang digunakan.
BOP yang dibebankan ke bahan baku dapat diketahui dnegan membagi jumlah
taksiran BOP dengan taksiran biaya bahan baku yang digunakan.

 Biaya tenaga kerja langsung

Satuan kegiatan biaya tenaga kerja langsung sebagai dasar perhitungan BOP
digunakan jika sebagaian besar biaya overhead berhubungan erat dengan
jumlah upah TKL. BOP per satuan kegiatan dapat dihitung dengan membagi
taksiran BOP dengan taksiran BTKL.

 Jam TKL

BTKL berkaitan erat dengan jumlah jam TKL. Oleh karena itu, BOP dengan
menggunkan dasar perhitungan jam TKL dapat digunakan. Caranya adalah
membagi taksiran BOP dengan taksiran jam TKL.

 Jam mesin

BOP sering berflukuitasi mengikuti banyaknya jumlah jam kerja mesin. Sebagi
contoh, semakin banyak jam kerja mesin maka jumlah biaya bahan bakar atau
listrik akan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Untuk menghitung BOP
per satuan kegiatan dapat dihitung dengan membagi antara jumlah taksiran
biaya overhead dengan taksiran jam kerja mesin.

c) Mengitung tarif overhead: Anggaran BOP yang telah selesai dihitung dan
ditentukan berdasarkan satuan kegiatan, maka tarif BOP dapat dihitung dengan
cara membagi jumlah BOP yang dianggarkan dengan tingkat kegiatan yang
direncanakan. Sebagimana pembaca dapat menerka, BOP yang bersifat variabel
dan juga yang bersifat tetap. Tarif overhead, oleh karena itu, harus ditentukan
berapa untuk overhead variabel dan berapa pula untuk overhead tetap. Kedua
jenis tarif ini kemudian menjadi tarif BOP total.

Sumber referensi: BMP EKMA4570 – Modul 6, Hal 6.43 – 6.45


3. Jika menggunakan metode Masuk pertama, Keluar pertama (MPKP):

Uraian Unit X HP/unit Saldo (Rp)


(Rp)
Saldo awal 300 X 45 13.500
Pembelian ke-1 750 X 50 37.500
Saldo 300 X 45 13.500
750 X 50 37.500
Pemakaian ke-1 (250) X 45 (11.250)
Saldo 50 X 45 2.250
750 X 50 37.500
Pembelian ke-2 650 X 70 45.000
Saldo 50 X 45 2.250
750 X 50 37.500
650 X 70 45.500
Pemakaian ke-2: 400 unit (50) X 45 (2.250)
(350) X 50 (17.500)
(400) (19.750)
Saldo akhir 400 X 50 20.000
650 X 70 45.500
65.500

Dari perhitungan di atas, anggaran pemakaian bahan baku adalah Rp11.250 +


Rp19.750 = Rp31.000, dan anggaran persediaan akhir adalah Rp65.500.

Sumber referensi: BMP EKMA4570 - MODUL 6, Hal 6.27 - 6.28

Sekian Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai