Anda di halaman 1dari 4

DISKUSI 5 PENGANGGARAN

1. Hitunglah EOQ atas transaksi sol sepatu di toko sepatu PITA berikut:

- Kebutuhan sol sepatu setahun 500 kg


- Biaya pemesanan sol tiap pesan Rp900.000
- Harga beli per kilo Rp25.000.
- Biaya penyimpanan per unit per tahun 7% dri rata-rata nilai persediaan

Diketahui:
R = 500 Kg
S = Rp900.000
P = Rp25.000
I = 7%

Jawab:
2𝑥𝑅𝑥𝑆
EOQ =√ 𝑃𝑥𝐼
2 𝑥 500 𝑥 900.000
=√ 25.000 𝑥 7%
900.000.000
= √ 1750

= √514.285,714
= 717,13 kg
= 717 kg
Jadi, pemesanan paling ekonomis adalah 717 kg sol sepatu setiap kali pesan.

2. Jelaskan langkah-langkah penentuan tarif overhead pada saat sebelum produksi dimulai!
Jawab:
Langkah-langkah penentuan tarif overhead pada saat sebelum produksi dimulai adalah
sebagai berikut: (a) menyusun anggaran overhead pabrik, (b) memilih dasar pembebanan,
dan (c) menghitung tarif overhead pabrik.
a) Menyusun anggaran overhead
Dalam penyusunan anggaran BOP digunakan kapasitas produksi yang akan
dimanfaatkan. Terdapat ragam kapasitas produksi, tetapi penjelasan berikut hanya
membahas 4 macam. Pertama, kapasitas teoritis. Kapasitas teoritis adalah kapasitas
produksi untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa jeda dalam jangka
waktu tertentu.
Kedua, kapasitas normal. Kapasitas normal adalah kemampuan perusahaan untuk
memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang. Kapasitas normal tidak
hanya mempertimbangkan masalah teknis dalam kegiatan produksi, namun juga
mempertimbangkan permasalahan kemampuan perusahaan dalam menjual produknya.
Misalkan saja departemen produksi mampu memproduksi 10.000 unit barang dalam
setahun setelah mempertimbangkan berbagai permasalahan teknis. Andaikan
perusahaan hanya mampu menjual sebanyak 8.000 unit barang dalam setahun, maka
perusahaan seharusnya tidak memaksakan bagian produksi untuk berproduksi pada
tingkat 10.000 unit.
Ketiga, kapasitas praktis. Kapasitas praktis adalah kapasitas teoretis dikurangi berbagai
kerugian waktu yang tidak dapat dihindarkan karena permasalahan internal perusahaan.
Kapasitas praktis menggambarkan kemampuan produksi yang masuk akal karena
pertimbangan bahwa peralatan tidak mungkin dapat digunakan pada kapasitas teoritis.
Dalam menentukan kapasitas praktis perlu dipertimbangkan hal teknis yang tidak dapat
dihindarkan, misalnya penentuan kapan sebuah mesin harus dihentikan untuk perawatan
rutin dan penghentian karena perbaikan.
Keempat, kapasitas aktual yang diharapkan. Ini adalah kapasitas sesunguhnya yang
diperkirakan akan dapat tercapai di periode yang akan datang. Seandainya kapasitas
aktual yang diharapkan dijadikan sebagai acuan dalam penentuan anggaran overhead,
maka perkiraan penjualan di periode yang akan datang akan dijadikan dasar bagian
produksi untuk melaksanakan pekerjaannya. Penentuan tarif overhead dengan
menggunakan kapasitas aktual yang diharapkan kurang tepat untuk digunakan sebagai
pendekatan jangka panjang. Besaran BOP yang ditentukan dengan jenis kapasitas ini
akan berdampak pada fluktuasi BOP. Efek yang berbeda muncul dengan penggunaan
pendekatan kapasitas praktis dan kapasitas normal yang relative stabil dan dapat
digunakan untuk jangka panjang.

b) Memilih dasar pembebanan overhead ke produk atau kegiatan


Pembebanan BOP dilakukan kepada setiap produk atau jasa (satuan kegiatan) yang
dihasilkan oleh perusahaan. Satuan kegiatan menjadi hal yang sangat penting karena
akan menjadi dasar pengali untuk mendapatkan besaran BOP. Satuan kegiatan yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut.
Satuan produk. Penghitungan satuan kegiatan dengan menggunakan satuan produk
adalah metode yang paling sederhana dan langsung melekatkan BOP ke setiap produk
yang dihasilkan. Tarif BOP per unit dapat dihitung dengan membagi antara taksiran BOP
dengan taksiran jumlah produk yang dihasilkan.
Biaya bahan baku. Seandainya BOP adalah secara dominan bervariasi dengan nilai
bahan baku, seperti biaya asuransi untuk bahan baku yang digunakan, maka dasar yang
tepat untuk mengalokasikan BOP adalah jumlah biaya bahan baku yang digunakan. BOP
yang dibebankan ke bahan baku dapat diketahui dengan membagi jumlah taksiran BOP
dengan taksiran biaya bahan baku yang digunakan.
Biaya tenaga kerja langsung. Satuan kegiatan biaya tenaga kerja langsung sebagai
dasar penghitungan BOP digunakan jika sebagian besar biaya overhead berhubungan
erat dengan jumlah upah TKL. BOP per satuan kegiatan dapat dihitung dengan membagi
taksiran BOP dengan taksiran BTKL.
Jam TKL. BTKTL berkaitan erat dengan jumlah jam TKL. Oleh karena itu, BOP dengan
menggunakan dasar perhitungan jam TKL dapat digunakan. Caranya adalah membagi
taksiran BOP dengan taksiran jam TKL.
Jam mesin. BOP sering berfluktuasi mengikuti banyaknya jumlah jam kerja mesin.
Sebagai contoh, semakin banyak jam kerja mesin maka jumlah biaya bahan bakar atau
listrik akan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Untuk menghitung BOP per satuan
kegiatan dapat dihutung dengan membagi antara jumlah taksiran biaya overhead dengan
taksiran jam kerja mesin.

c) Menghitung tarif overhead


Anggaran BOP yang telah selesai dihitung dan ditentukan berdasarkan satuan kegiatan,
maka tarif BOP dapat dihitung dengan cara membagi jumlah BOP yang dianggarkan
dengan tingkat kegiatan yang direncanakan. Sebagaimana pembaca dapat menerka,
BOP ada yang bersifat variabel dan ada juga yang bersifat tetap. Tarif overhead, oleh
karena itu, harus ditentukan berapa untuk overhead variabel dan berapa pula untuk
overhead tetap. Kedua jenis tarif ini kemudian dijumlahkan menjadi tarif BOP total.

3. Persediaan bahan baku awal diperkirakan sebesar 300 unit dengan harga perolehan
(harga pokok/HP) per unit Rp45. Ururan rencana pembelian dan pemakaian bahan baku
sebagai berikut:
a. Pembelian 1 sebanyak 750 unit dengan HP per unit Rp50
b. Pemakaian 1 untuk produksi 250 unit
c. Pembelian ke-2 sebanyak 650 unit dengan HP per unit Rp70
d. Pemakaian ke-2 untuk produksi 400 unit

Hitunglah berapa anggaran harga pokok bahan baku yang dipergunakan dalam proses
produksi dan berapa harga pokok bahan baku yang tersedia pada akhir periode, jika
menggunakan metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (MPKP)?

Jawab:

Persediaan awal 300 x 45 …………………………………………. Rp13.500


Pembelian ke-1: 750 x 50 ………………………………………….. Rp37.500
Pembelian ke-2: 650 x 70 ………………………………………….. Rp45.500
Tersedia 1.700 unit untuk produksi …………………………… Rp96.500
Pemakaian ke-1: 250 x Rp45 = Rp11.250
Pemakaian ke-2:
a. 50 unit x Rp45 ..………………………….Rp2.250
b. 350 unit x Rp50 ……………………………Rp17.500 (+)

Rp31.000 (-)
Persediaan Akhir ………………………………………………………. Rp65.500

Jadi, pemakaian bahan baku menurut metode identifikasi khusus adalah Rp31.000
sedangkan persediaan akhir adalah Rp65.500.

Perhitungan Arus Harga Pokok Bahan Menurut Metode MPKP

Uraian Unit x HP/unit (Rp) Saldo


(Rp)
Saldo Awal 300 x 45 13.500
Pembelian ke-1 750 x 50 37.500
Saldo 300 x 45 13.500
750 x 50 37.500
Pemakaian ke-1 (ambil dari saldo awal (250) x 45 (11.250)
terlebih dahulu)
Saldo 50 x 45 2.250
750 x 50 37.500
Pembelian ke-2: 650 x 70 45.500
Saldo 50 x 45 2.250
750 x 50 37.500
650 x 70 45.500
Pemakaian ke-2: 400 unit (50) x 45 (2.250)
(350) x 50 (17.500)
(400) x 70 (28.000)
(47.750)
Saldo akhir 400 x 50 20.000
650 x 70 45.500
65.500

Dari perhitungan diatas, anggaran pemakaian bahan baku adalah


Rp11.250 + Rp47.750 = Rp59.000, dan anggaran persedian akhir adalah Rp65.500.

Sumber Referensi: BMP PENGANGGARAN/EKMA4570

Anda mungkin juga menyukai