Hukum Waris Adat memiliki sifat yang berbeda dengan hukum Waris Islam dan
Hukum Waris Barat, sehingga sifat-sifat Hukum Waris Adat adalah sebagai berikut:
@ Hukum Waris Adat adalah Hukum adat tentang pewarisan yang terdiri atas asas
dan norma beserta keputusan/ ketetapan hukum yang bersifat konkrit.
@ Sistem pewarisan sangat dipengaruhi oleh struktur sosial kemasyarakatan tau
sistem nilai yang dianut oleh suatu masyarakat hukum adat, walaupun tidak
berkenaan langsung dengan sistem kekerabatan.
@ Proses perwarisan dapat dilakukan sejak pewaris masih hidup maupun setelah
meninggal dunia.
@ Tidak mengenal hibah kepada ahli waris sehingga pemberian semasa hidup
diartikan sebagai pewarisan.
@ Pewarisan pada dasarnya berjalan menurun.
@ Terdapat lembaga penggantian waris.
@ Penerusan dan pengalihan tersebut dapat mengakibatka pembagian/ pemberian,
namun dapat pula yang mempertahankan keutuhan harta, untuk sementara maupun
seterusnya. Tergantung kuat lemahnya sistem nilai sosial budaya dimana
masyarakat tersebut tumbuh dan berkembang.
@ Harta warisan dapat berupa barang materiil maupun immateriil.
@ Fungsi utama pewarisan adalah memberi bekal hidup kepada keluarga yang baru
terbentuk sebagai peneru keturunan.
SISTEM KETURUNAN:
Sistem keturunan yang berbeda-beda juga berpengaruh dalam sistem pewarisan
dalam hukum waris adat. Sistem keturunan ini dapat dibagi menjadi 3 antara lain:
a. Sistem Patrilineal yaitu Sistem keturunan yang ditarik menurut garis keturunan
bapak, dimana kedudukan pria lebih menonjol pengaruhnya daripada kedudukan
wanita didalam pewarisan.
b. Sistem Matrilineal ialah Sistem keturunan dimana kedudukan wanita lebih
menonjol pengaruhnya daripada kedudukan pria didalam pewarisan.
c. Sistem Parental atau Bilateral adalah Sistem keturunan yang ditarik menurut garis
orang tua atau menurut garis dua sisi (bapak dan ibu) dimana kedudukan pria dan
wanita tidak dibedakan didalam pewarisan.