SESI 5 TUGAS 2
EGI PRAMAYANDI, 043791299, ILMU HUKUM
Pertanyaan
Tergambar dari artikel diatas bagaimana sistem hukum adat yang ada mengatur hukum waris
adat yang berlaku di masyarakat adat itu sendiri, berdasar dari apa yang saudara pelajari
tentang sifat dari hukum waris adat yang mana sifat hukum waris adat berbeda dengan sifat
atau prinsip hukum waris islam dan hukum waris perdata/ barat. Berikan gambaran tentang
sifat dan corak daripada hukum waris adat yang ada di Indonesia.
Jawaban
Sifat dan corak hukum waris adat di Indonesia secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pengaturan Berdasarkan Adat dan Tradisi Setempat: Hukum waris adat di Indonesia
sangat bergantung pada adat istiadat dan tradisi lokal yang ada di masyarakat tersebut. Setiap
masyarakat adat memiliki aturan dan prosedur tersendiri dalam mengatur warisan, yang
disesuaikan dengan kondisi sosial, budaya, dan sejarah mereka. Aturan-aturan ini biasanya
diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi dan seringkali tidak tertulis. Ini menciptakan
keragaman yang kaya dalam hukum waris adat di Indonesia.
Pengutamaan Musyawarah dan Mufakat: Hukum waris adat di Indonesia cenderung
mengedepankan musyawarah dan mufakat dalam proses pengaturan warisan. Keputusan
diambil berdasarkan kesepakatan bersama anggota keluarga atau masyarakat, dengan
mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan semua pihak yang terlibat. Hal ini
mencerminkan nilai-nilai komunitas dan kebersamaan yang sangat dihargai dalam
masyarakat adat di Indonesia.
Sistem Pewaris Tunggal: Banyak masyarakat adat di Indonesia menganut sistem pewaris
tunggal, di mana satu orang (biasanya anak tertua atau anak laki-laki tertua) ditunjuk sebagai
pewaris utama yang berhak mengelola dan menguasai warisan keluarga. Sistem ini berbeda
dengan hukum waris perdata dan hukum waris Islam yang cenderung mengatur pembagian
warisan secara proporsional di antara semua ahli waris.
Pengangkatan Anak dan Penerus Keturunan: Dalam masyarakat adat yang menganut
sistem pewaris tunggal, sering terjadi pengangkatan anak untuk memastikan kelangsungan
keturunan dan pengelolaan warisan. Proses pengangkatan anak ini biasanya melibatkan
serangkaian musyawarah dan upacara adat yang melibatkan keluarga, kerabat, dan
masyarakat adat.
Fleksibilitas dan Dinamisme: Hukum waris adat di Indonesia bersifat fleksibel dan dinamis,
yang dapat berubah dan berkembang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat adat
tersebut. Aturan-aturan dapat disesuaikan dan direvisi melalui musyawarah dan mufakat
untuk menyesuaikan dengan perubahan sosial dan budaya.
Penekanan pada Hubungan Kekerabatan: Hukum waris adat di Indonesia sangat
menekankan pada hubungan kekerabatan dan kedekatan hubungan darah. Ahli waris
ditentukan berdasarkan hubungan keluarga dan garis keturunan, dengan prioritas pada anak
tertua atau anak laki-laki tertua sebagai pewaris utama.
Pemeliharaan Nilai-nilai Tradisional: Hukum waris adat di Indonesia memainkan peran
penting dalam memelihara dan melestarikan nilai-nilai tradisional dan budaya masyarakat
adat. Proses pewarisan tidak hanya melibatkan pembagian harta kekayaan, tetapi juga
penyerahan pengetahuan, keterampilan, dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke
generasi.
Hukum waris adat di Indonesia mencerminkan kompleksitas dan keragaman masyarakat adat
di negara ini. Sifat dan corak hukum waris adat tersebut menunjukkan bahwa hukum waris
adat lebih bersifat komunitas dan berorientasi pada kepentingan keluarga dan masyarakat
adat. Hal ini berbeda dengan hukum waris perdata yang bersifat lebih formal dan terstruktur,
serta hukum waris Islam yang bersifat lebih ketat dan terstruktur berdasarkan ketentuan
agama Islam.