Waris Adat
RIKA SARASWATI
Prof.Dr.R.Soepomo, S.H., 1986, Bab-bab tentang
Hukum Adat, Pradnya Paramita. Cet 10
Tamakiran S, SH., 1992, Asas-asas Hukum
Waris:Menurut Tiga Sistim Hukum, Pionir Jaya.
Ter Haar, Asas-asas dan Susunan Hukum Adat,
Diterjemahkan oleh K. Ng. Soebekti Proesponoto,
PradnyaParamita, Jakarta, 1982,
Pengertian
Menurut Soepomo
hukum waris adat sebagai hukum yang menurut
peraturan-peraturan yang mengatur proses meneruskan
serta mengalihkan barang-barang harta benda dan barang-
barang tidak berwujud dari suatu angkatanmanusia
kepada turunannya.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa:
Hukum waris adat itu meliputi keseluruhan asas, norma
dan keputusan hukum yang bertalian dengan proses
penurunan serta pengalihan harta benda ( material ),
harta cita ( nonmaterial ) dari generasi satu kepada
generasi berikutnya.
Mengatur pewarisan akibat kematian seseorang
saja,melainkan juga mengatur pewarisan sebagai akibat
pengalihan harta kekayaan. Kekayaan tersebut baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud, baik yang
bernilai uang maupun yang tidak bernilai uang dari
pewaris kepada ahli warisnya, baik ketika masih hidup
maupun sesudah meninggal dunia.
Jadi ada tiga unsur dalam hk.waris adat:
1.Proses pengoperan atau hibah atau penerusan
warisan;
2.Harta benda materiil dan immateriil;
3.Satu generasi ke generasi selanjutnya.
Pengalihan (lintiran)
Hak milik atas harta telah dialihkan dari pewaris
kepada ahli waris (sudah dipindahtangankan),
dalam hal ini melalui hibah, sehingga ahliwaris
mempunyai kekuasaan penuh layaknya seorang
pemilik;
HIBAH
a. Sistem Kolektif
b. Sistem Mayorat
c. Sistem individual
Sistem Kolektif