Anda di halaman 1dari 9

HUKUM WARIS ISLAM DAN ADAT

PERTEMUAN 1

PENGELOMPOKAN AHLI WARIS /MACAM-MACAM AHLI WARIS

1.ahli waris dzawil furudz adalah ahli waris yang bagian-bagiannya sudah ditentukan sedemikian
rupa

2.ahli waris Asoba adalah ahli waris yang tidak ditentukan bagiannya, menentukan warisannya
dengan mendapatkan sisanya yaitu sisa dari setelah dibagikan kepada ahli waris dzawil furudz.
Dalam pembagian warisan itu ketika mmbagi kepada ahli waris berikanlah dulu kepada ahli waris
dzawil furudz. Contohnya ada orang meninggal dunia yaitu A ahli waris yang ada ayah,ibu,istri, dan
anak laki-laki. Anak laki-laki sebagai ahli waris asoba. Caranya memberikan kepada ahli waris dzawil
furudz ayah,ibu,istri dan sisanya diberikan kepada ahli waris anak laki-laki. Ahli waris asoba dibagi
menjadi 3 macam:

-asoba bil nafsih artinya dengan sendirinya seseorang itu menjadi ahli waris asoba sudah dari
pembawaannya sejak lahir (kodrat). Karakterisktik nya ahli waris nya selalu laki-laki dan laki-laki
diturunkan dari garis laki-laki. Skala prioritas adalah anak laki-laki dan seterusnya kebawah,
kemudian ke atas ayah dan kemudian menyamping pada sodara laki-laki.

-asoba bil ghoir seseorang menajdi asoba itu karena ditarik oleh asoba yang lain (asoba bil nafsih)
ada istilah Tarik menarik, maka yang ditarik adalah ahli waris perempuan dan ahli waris laki-laki
antara yang ditarik dan yang menarik harus setingkat atau sederajat. Katakteristik nya yang ditarik
ahli waris perempuan ditarik oleh ahli waris laki-laki asoba bil nafsih. (anak perempuan ditarik oleh
anak laki-laki dan seterusnya) ditariknya ahli waris ini itulah yang dinamakan asoba bil ghoir.
Contohnya ada seorang Bernama A meninggal dunia disitu punya ayah, ibu, istri, anak perempuan
semuanya merupakan ahli waris dzawil furudz (kalau tidak ½ atau 2/3). Contoh lain ahli warisnya
ayah,ibu,istri,anak perempuan dan anak laki-laki maka bagian anak perempuan dia sudah tidak lai ½
atau 2/3 maka anak perempuan ditarik anak laki-laki menjadi asoba (asoba bil ghoir) dan anak
perempuan sudah tidak menuduki ahli waris dzawil furudz beralih menajdi ahli waris asoba bil ghoir
karena menjadi asoba anak perempuan mendapatkan sisanya.

-asoba ma’al ghoir sesrorang menajdi ahli waris Bersama-sama dengan ahli waris lain siapa Bersama
siapa? Saudara perempuan kandung/se ayah Bersama-sama dengan anak perempuan dan/atau cucu
perempuan” dengan dalil seperti itu maka ada 6 pasang asoba ma’al ghoir

1.saudara perempuan kandung Bersama dengan anak perempuan

2.saudara perempuan se ayah Bersama-sama dengan anak perempuan

3.Saudara perempuan kandung Bersama cucu perempuan

4.Saudara perempuan se ayah dengan cucu perempuan

5.Saudara perempuan kandung dengan anak perempuan dan cucu permpuan

6.Saudara perempuan se ayah denga anak perempuan dan cucu perempuan

3.ahli waris dzawil arham yaitu yang diluar tadi bukan ahli waris dzawil furud dan ahli waris asoba
HUKUM WARIS ADAT
PERTEMUAN 2
POLITIK HUKUM NASIONAL HUBUNGANNYA DENGAN HUKUM WARIS ADAT DAN
PERKEMBANGANNYA

 Kenapa 3 sistem waris masih harus dipelajari oleh mahasiswa? Karena sistem waris
masih berlaku di Indonesia, kenapa masih berlaku? Karena dasar hukumnya pasal 1
aturan peralihan UUD 1945.
 Kenapa belum dapat di sahkan UU waris nasional? Disebabkan karena salah satu
kendala yang belum dapat disahkan bahwa adanya usulan bagian laki-laki menjadi
sama dengan bagian perempuan, (pasal 31 UU No.1 tahun 1974) “kedudukan suami
adalah seimbang dengan kedudukan isteri” sehingga perlu ada pembagian yang
sama dalam waris pada saat ini. Jika masih ada usulan seperti itu UU Nasional tidak
dapat disahkan. Kenapa tidak disahkan? Karena akan terjadi perbenturan. Waris
islam berasal dari wahyu Allah (yang berasal dari wahyu Allah tidak akan bisa dirubah
oleh siapapun). Jika UU Nasional ingin di sahkan maka harus memuat 3 sistem waris
yang ada di Indonesia yaitu waris adat, islam, barat. Namun waris islam tidak dapat
dirubah oleh siapapun yang menjadikan ke 3 sistem waris masih berlaku dan UU
Nasional tidak dapat di berlakukan.
 UU No.1 tahun 1974 (ps 31) yang harus di perbaiki penafsirannya. UU Perkawinan
tujuan nya melindungi wanita dalam hal terjadi putusnya perkawinan. Seblum UU
perkawinan disahkan suami yang mengucapkan atau putus hubungan, hubungan
suami isteri sudah putus dan hubungannya menjadi haram. Dengan begitu banyak
suami yang berwenang-wenang kepada wanita, kemudian wanita di lindungi dengan
disahkannya UU Perkawinan meskipun suami mengucapkan putus hubungan tidak
akan terjadi perceraian dan harus melewati proses perceraian jika hubungan suami
isteri haram. Dalam pandangan hukum positif hubungan suami isteri tetap sah
namun dalam hukum islam tidak sah karena merubah hukumnya (kata-kata yang
bermakna talak). Perbuatan hukum yang dapat dilakukan oleh wanita apabila dalam
rumah tangga terjadi masalah, isteri diberi kewenangan yaitu mengajukan cerai
gugat ke pengadilan. “yang mempunyai hak talak adalah mutlak yaitu suami”
meskipun ada kewenangan wanita melakukan perbuatan hukum yaitu cerai gugat
tidak bisa dilakukan, yang dilakukan isteri yaitu memohon kepada pengadilan agar
suami menceraikan isteri nya. Oleh karena itu yang dimaksud dengan
keseimbangan bukan sampai pada usulan pembagian warisan menjadi sama.
Sistem waris di Indonesia mempunyai perbedaan.
 Pewarisan adalah proses penerusan pengoperan peralihan harta yang bersifat
materiil dan imateriil dari satu generari ke generasi berikutnya. Dalam sistem
masyarakat adat ada yang meninggal tidak berpengaruh dengan harta warisan
karena hanya aka nada pengoperan, peraliha bukan pembagian.
Pembagian warisan dengan hukum waris adat yaitu adanya sistem kemasyarakatan:
 Sistem patrilineal, sistem ini menganut pembagaian warisan berdasarkan keturunan
dari bapak atau ayah (laki-laki) sehingga perempuan tidak mendapat porsi dari
warisan. Sistem ini diterapkan didaerah batak, gayo, nias, lampung, NTT dan lainnya.
 Sistem matrinileal, sistem ini pembagian warisan berdasarkan keturunan dari ibu
(perempuan) . sistem ini diterapkan di minagkabau, timor dan enggano.
 Sistem parental atau bilateral, sistem ini merupakan jalan tengah yang mengaur
pembagian harta warisan berdasarkan garis keturunan ayah dan ibu (anak-anak
garis keturunanya).
Masyarakat unilateral patrilineal dan matrilineal adanya pewarisan tidak ada pembagian
waris. Unsur waris adat sistem (aturan-aturan terstruktur yang terdiri bagian bagian yang
satu sama lain saling berkaitan dalam rangka mencapai suatu tujuan) susunan nya harus
berupa sistematika/berurutan, unsur pewarisan adalah tidak boleh ditulis boalk-balik.
Unsur-unsur waris adat:
 Pewaris, orang yang meninggal dunia dan meninggalkan harta harisan dan
meninggalkan ahli waris. Ketika pewaris masih hidup boleh membagikan harta
kepada ahli waris., namun ketika meninggal dunia belum tentu dapat membagikan
harta nya kepada ahli waris. Maksudnya yaitu Kembali ke sistem hukum waris adat
(3 sistem kemasyarakatan) jika terjadi dalam masyarakat bilateral atau parental yang
terjadi adalah hukum waris atau pembagian warisan (pewaris yang meninggal ada
pada masyarakat unilateral baik dalam masyarakat patrinireal atau matrilineal).
 Harta warisan, dalam sistem masyarakt adat yaitu harta yang bersifat materiil dan
immaterial. Harta yang bersifat materiil yaitu harta yang dapat di nilai dengan uang,
harta immaterial adalah harta yang tidak dapat dinilai dengan uang, Kenapa masuk
kedalam harta warisan? Karena Kembali lagi kepada sifat hukum adat yaitu
mempunyai sifat hukum adat yang religious maghis (contohnya jabatan, gelar, kris).
 Ahli waris, yang menjadi ahli waris dalam sistem hukum adat yaitu tergantung
kepada sistem kemasyarakatannya (generasi berikutnya) patrlineal adalah laki-laki.
Matrilineal yaitu wanita dan keturunanya. Parental yaitu anak-anak atau
keturunannya. Perbedannya dengan hukum waris islam yaitu mereka yang
mempunyai keluarga sedarah, mereka yang mempunyai hubungan perkawinan.
Ketiga unsur diatas harus terpenuhi jika tidak terpenuhi maka tidak ada pewarisan, berbeda
dengan unsur dalam hukum islam. Unsur hukum waris islam adalah tirkah (harta warisan),
muwaris (pewaris) warita (ahli waris).
 Patrilineal hanya garis keturunan berdasarkan laki-laki, sehingga dalam masyarakat
patrilineal harta akan diteruskan atau dioperkan kepada keturunan laki-laki
tergantung sistem kewarisan yang berlaku di daerah tersebut.
HUKUM WARIS ADAT
PERTEMUAN 3
ISTILAH-ISTILAH RANCU TERHADAP HUKUM WARIS ADAT

Hakim atau lawyer banyak yang tidak memahami istilah yang dipakai itu mempunyai
penafsiran sendiri sehingga tidak sesuai.
ISTILAH HUKUM WARIS ADAT DAN HUKUM ADAT WARIS
Terkadang hakim kadang menyebut hukum waris adat dan hukum adat waris sebenarnya
keduanya berbeda. Sudut pandang bahasa Indonesia mengenal adanya D (diterangkan
hukum waris) dan M (menerangkan hukum adat) waris adat maka secara umum kita sedang
bicara mengenai hukum waris secara umum. Maka yang diterangkan disini adalah adatnya
maka yang benar dalam penggunaan istilah ini adalah hukum waris adat. Sebalikny ketika
membicarakan hukum adat waris, secara umum sedang membicarakan hukum adat
khususnya membicarakan hukum waris. Yang dibicarakan dalam hukum adat yang lainnya.

ISITILAH PEMBAGAIAN WARISAN ATAU PEWARISAN


Pembagian warisan itu milim sistem hukum waris islam dan barat ada pembagian warisan
artinya harta warisan pasti dibagikan kepada ahli waris. Namun dalam hukum waris adat
maka belum tentu terjadi pembagian warisan. Dalam hukum adat masih ada sistem
kemasyarakatan. Dalam hukum adat pewarisan jika terdapat dalam sistem kemasyarakatan
patrilineal dan matrilineal.

ISTILAH HARTA WARISAN ATAU HARTA PENINGGALAN


Bisa sama dan bisa juga tidak sama. Menurut hukum adat yng dimaksud harta peninggalan
harta yang ada dan yang akan pada saat pewaris meninggal dunia. Harta warisan yaitu harta
peninggalan dan harta yang telah diberikan pewaris masih hidup. Contoh A B dan kemudian
ahli warisnya C (100 JT) D (100JT) masing-masing diberi harta kemudian pewaris meninggal
dunia dan harta yang ada 600jt maka harta peninggalan A B dan harta warisan A B adalah
Meninggal = 600jt (harta peninggalan) harta warisan 600+100+100= 800jt (harta warisan).
Menurut hukum waris islam dan barat maka harta yang diberikan pewaris masih hidup tidak
di perhitungkan.sedangkan menurut hukum waris adat

HARTA BAWAAN DENGAN HARTA ASAL


Bisa sama dan juga bisa tidak sama. Jika di tafsirkan harta bawaan adalah harta yang dibawa
masuk kedalam perkawinan yang dimiliki sebelum perkawinan atau diterima selama
perkawinan tetapi berasal dari warisan (sudah meliputi harta asal). Harta asal adalah harta
asal usul merupakan sebagain dari harta bawaan. Harta asal sama dengan harta bawaan
sedangkan harta bawaan belum tentu dengan harta asal. Dalam UU No.1 74 hanya ada
harta bawaan. Padahal dalam hukum waris adat masih ada harta asal. Contohnya A pada
sebelum menikah sudah mempunyai gaji (1 bulan 2jt) dari gaji itu dibelikan mobil kemudian
setelah A menikah dia mendapat warisan dari orang tua nya berupa 1 unit rumah, kemudian
harta yang diperoleh selama 1 tahun setelah perkawinan ada 50jt maka bisa melihat mana
harta bersama mana harta bawaan mana yang harta asal.
Harta asal: hanya rumah
Harta bawaan: rumah dan mobil
Harta bersama: 50 jt (dari penghasilan yang diperoleh)

ISTILAH HIBAH YANG ADA DLM SISTME HUKUM WARIS ISLAM ADAT DAN BARAT
Istilah hibah milik sistem hukum waris islam, kalau shengking itu milik hukum waris barat.
Hukum adat mengikuti sistme hukum waris islam, supaya dapat membedakan hibah hukum
adat dan hibah hukum islam maka dalam hukum adata ditambah kalimat “semacam hibah”.
Hibah adalah pemberian secara sukarela atau Cuma-Cuma hanya ada sepihak, hadiah ini
menurut hukum adat dan islam berbeda ketika hadiah atau pemberian secara Cuma-Cuma
pewaris masih hidup dalam sistem hukum adat di perhitungkan dengan pembagian warisan
(apa yang diterima ketik pewaris masih hidup akan diperhitungkan dalam pembagian
warisan) dalam sistem hukum waris adat jawa “nyusui” contohnya pemberian rumah oleh
pewaris kemudian ahli waris sepakat untuk tidak menjual rumah tersebut yng seperti ini
tidak dibenarkan. Wasiat adalah pesan terakhir sebelum meninggal dunia (apa yang
diucapkan itu menjadi wasiat terhadap harta hukumnya wajib untuk di laksanakan. Hibah
wasiat adalah pemberian wasiat secara spesifik barang apa yang akan di wasiatkan. SEMA
No.25 tahun 1969 Ada 3 ketentuan tentang hibah dan hibah wasiat:
1. hibah tidak membutuhkan persetujuan ahli waris yang lain, kenapa? Karena nnti akan
diperhitungkan sebagai harta warisan
2. penerima hibah bukan berati tidak mempunyai hak lagi untuk mendapatkan warisan,
melainkan tetap akan memperoleh warisan.
3. hibah wasiat tidak boleh merugikan ahli waris
Contoh misalnya A B mempunyai harta 1M kemudian mempunyai 3 keturunan C D E
kemudian pada waktu menikah diberi harta 150jt dan pada saat A B meninggal ada harta
500jt dan mewasiatkan untuk memberikan sebagian harta nya kepada Yayasan yatim piatu
sebesar 200jt. Apakah hibah wasiat wajib ditunaikan? Pelaksanaan nya apabila ahli waris
yang lain menyetujui maka wasiat bisa dilaksanakan sepenuhnya tetapi jika ada ahli waris
yang tidak sepakat yang menyelesaikan adalah hakim. Wasiat tidak boleh lebih dari 1/3
harta warisan, jika dihitung melebihi dari 1/3 maka yang dilaksanakan hanya 1/3 nya.
ISTILAH LEMBAGA INDUK WARIS ATAU LEMBAGA PENGGANTIAN TEMPAT AHLI WARIS
Induk waris milik waris islam dan barat (yang berhak mewaris adalah mereka yang masih
hidup), sedangkan dalam hukum waris adat mengenal lembaha penggantian tempat ahli
waris (ketika anaknya meninggal dunia duluan bisa digantikan keturunanya untuk
memperoleh harta warisan).

HUKUM WARIS ADAT


PERTEMUAN 4
TUJUAN MEMPELAJARI HUKUM WARIS ADAT

Tujuan mempelajari ilmu hukum yaitu Untuk mencari kebenaran ilmiah, kebenaran ilmiah
terbagi menjadi 2 yaitu:
Bersifat absolut, berati kebenaran ilmiah yang berasal dari wahyu tuhan, sudah tidak bisa
dikaji lagi dan hanya melaksanakan ketetapan yang sudah ada.
Bersifat relatef, kebenaran yang dibuat oleh manusia dan bisa dirubah dikurangi dan
ditambah menyesuaikan perkembangan masyarakat.

Hukum adat mem Menggunakan istilah pewarisan karena tidak selalu ada nya terbagi
warisan.
Tujuan pewarisan:
Subjek hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban, maka akan berbicara hubungan
antara subjek hukum dengan subjek hukum lainnya.
Dalam hukum perdata akan muncul obligato/ adanya hak dan kewajiban
Dalam hukum perikatan dalam hukum keluarga maka akan menimbulkan status
Dalam lapangan hukum perdata atau dibidang hukum benda akan menimbulkan
kepemilikan
Dalam lapangan hukum pidana, HTN, HAN maka akan menimbulkan lalu lintas hukum atau
ketertiban masyarakat.
Selama subjek hukumnya ada atau masih hidup maka lalu lintas hukum berjalan lancer,
sehingga ketika subjek hukum meninggal dunia maka ketertiban hukum akan menjadi
terganggu, maka agar lalu linta hukum menjadi normal maka harus mengetahui tujuan
mempelajari hukum waris adat.
Tujuan mempelajari hukum adat yaitu Menertibkan atau melancarkan Kembali lalu lintas
hukum.
Dalam sistem hukum waris adat kapan seseorang dikatakan mempunyai kewenangan
berhak/ rechtvervook yaitu sejak dia lahir dan hidup. Kalau bw sejak dalam kandungan.
Kewenangan bertindak handeling bevook, kapan seseorang dinyatakan mempunyai
kewenangan bertindak yaitu tidak ada kepastian hukum namun adanya kriteria nya yaitu
menurut soepomo sudah kuat bekerja, menurut joyodiguno sudah kawin dan mentas
yaitu keluarga (rumah tangga). Dalam UU Perkawinan 1974 pasal 1 “Perkawinan ialah ikatan
lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Mahaesa”.
Keluarga merupakan basic dari masyarakat yang idelanya terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Rumah tangga merupakan keluarga yang sudah mandiri yang sudah bisa membangun rumah
tangga sendiri (kawin dan mentas).
Ciri-ciri soemah menurut joyodiguno yaitu:
1.wanita yang sudah menikah itu diberi nama garwo, karena adanya pengaruh budaya barat
diganti menjadi isteri, ibu, nyonya.
2. ketika sudah menikah kedua mempelai akan melepaskan nama kecil nya masing-masing
dan membuat nama baru.
3.bersatu nya harta perkawinan yang menjadi persatuan harta.

Dalam masyarakat patrilineal adanya harta pusaka (tidak bisa ditambah atau dikurangi) ,
kalau matrilineal adanya harta kaum.
Harta pencaharian hanya boleh diambil oleh keluarga kecil.
Harta pusaka dan harta kaum tidak bisa dibagikan kepada ahli waris.
Contoh soal: pa imin mati tersambar gledek apakah itu dengan sendirinya muncul hukum
waris nya? Jika pa imin mati meninggalkan harta warisan dan ahli waris maka meninggalnya
pa imin adanya akibat hukum yaitu adanya pembagian warisan. Namun jika mati nya tidak
meninggalkan harta warisan maka meninggalnya tidak menimbulkan akibat hukum.
Konsep harta warisan harus sudah berish maksdunya yaitu, maka ketika subjek hukum
sebagai ahli waris harus menunaikan kewajiban terlebih dahulu terhadap pewaris meliputi
biaya perawatan, biaya selamatan dan biaya kubur.
Biaya kepentingan pewaris:
1. Penyelenggaraan jenazah, meliputi jika pewaris meninggal sakit dirumah sakit maka
biaya diawali dengan biaya administrasi rumah sakit.
2. Biaya memandikan, meliputi memandikan, mengkafani, menyolatkan dan
menguburkan. Kapur barus, sabun, shampoo, parfum.
3. Biaya untuk kepentingan para kreditur, ada konsep pasiva dan aktiva. Jika ternyata
hutangnya lebih banyak daripada harta yang ditinggalkan maka ahli waris juga
mendapatkan warisan aktiva dan pasiva namun ini hanya kewajiban moral saja.
4. Menyelesaikan wasiat jika pewaris meninggalkan wasiat sebelum warisan dibagikan.
Warisan yang wajib dilaksanakan yaitu warisan yang berkaitan dengan harta. Ketika
sudah melaksanakan wasiat maka akan diberikan harta nya.

HUKUM WARIS ADAT


PERTEMUAN 4
SKEMA AHLI WARIS

ahli waris yaitu orang yang tetap menerima ahli warisan dari ahli waris dan terus ke generasi
berikutnya. Patrilineal dan matrilineal
Masyarakat unilateral- Ahli waris adalah keturunan anak laki-laki maupun anak perempuan
(masyarakat unilateral)
Kedudukan anak adalah kuat bersifat mutlak (tidak bisa di putuskan ataupun hubungan
perwalian) si pewaris tidak boleh memutuskan hubungan pewarisan.
Jika ada anak angkat, ada anak tiri akan mempunyai kedudukan yang berbeda dengan anak
kandung, sebelum mengoperkan harta warisan harus diketahui dulu konsep anak.
Contoh kasus:
A(laki-laki) pacarana dengan B (perempuan) baru pacaran 3 bulan, kemudian B hamil dan A
pergi meninggalkan B. C datang dan kemudian mencintai B, namun B tidak mencintai C
namun karena keadaan darurat kemudian B dan C menikah. 3 bulan kemudian B melahirkan
anak yaitu D.
D anak siapa? Menurut biologis anak A dan B, namun menurut yuridis anak B dan C. lalu C
meninggalkan B selama 10 tahun untuk mencari pekerjaan dan Kembali pulang menemui B
namun B sudah mempunyai anak lagi yaitu E dan F.
E dan F anak siapa? Secara biologis E bukan anak C anak dan F ada kemungkinan anak C ,
secara yuridis E dan F adalah anak C.
C mengetahui bahwa B mempunyai dua anak yaitu E dan F dan B tidak mengakui selingkuh
maka C menceraikan B, setelah 6 bulan perceraian B mempunyai anak lagi yaitu G.
G anak siapa? Menurut hukum barat bisa jadi anak A atau C. Secara biologis G adalah anak
(hanya B yang tahu) dan secara yuridis G adalah anak (hanya B yang tahu).
Penegrtian anak kandung dilihat dari sistem hukum adat, islam, barat dan menurut UU.
 Menurut hukum adat, pengertian anak kandung yang sah itu memberikan
penjelasan yang sah, karena menurt hukum adat anak sah adalah anak yang
dilahirkan dari wanita yang melahirkan dengan laki-laki suami wanita tersebut.
 Dalam hukum islam anak sah adalah anak yang lahir minimal 6 bulan setelah
pernikahan orang tua nya.
 Hukum barat anak yang lahir setelah 300 hari perceraian orang tua nya.
 Menurut UU anak sah adalah anak yang lahir dari dan akibat perkawinan yang sah.
Maka hak bagian dari anak itu berarti di sesuaikan dengan status dari anak tersebut.
Bagiannya merupakan pembagian yang sama antara keturunan baik anak perempuan dan
laki-laki mempunyai bagian yang sama.
Bayi tabung adalah
Contoh soal
A dan B adalah keluarga yang kondisi keuangan dan sosial nya tinggi. A sebagai suami
mengadakan suatu kesepakatan supaya tubuhnya tetap bagus dan stabil maka A bilang
kalau B tidak usah hamil. Sementara B isteri nya menyetujui namun lama-lama B berpikir
kalau dia ingin mempunyai anak, kemudian mencari solusi untuk menyewa C dan D
(kalangan biasa). A dan B mengadakan suatu perjanjian dengan C dan D untuk menitipkan
janin dan segala kebutuhan akan menjadi tanggung jawab A dan B. karena C dan D memiliki
kehidupan pas-pasan dan membutuhkan biaya untuk pendidikan anaknya. Lalu D
mengandung dan melahirkan sesuai dengan perjanjian anak yang dilahirkan diberikan
kepada A dan B, namun naluri dari D muncul kalau bahwa D yang melahirkan lalu
mengajukan gugatan ke pengadilan untuk mendapatkan hak asuh anak. Apakah anak akan
diberikan kepada A dan B atau diberikan kepada C dan D, anak itu menjadi anak siapa?
Jawab: dilihat dari proses terjadi nya. Jika hakim Indoneisa tidak hanya melihat dari
peraturan perundangan yang ada namun juga dilihat dari sisi sosiologisnya.
Norma hukum terdiri dari, norma agama, norma kesusilaan, norma sopan santun , norma
hukum. Maka ketika hakim menyelesaikan permasalahan apakah perjanjian dengan norma
atau tidak. Norma agama (dengan adanya penitipan bayi tabung) jadi menurut norma
agama itu bertentangan dan itu tidak termasuk perbuatan zinah (namun termasuk
perbuatan dosa, karena ia menitipkan janin kepada wanita lain padahal ia mempunyai
isteri). Menurut norma kesusilaan bertentangan karena kodrat wanita adalah hamil.
Menurut norma sopan santun juga bertentangan karena tidak sopan menitipkan janin
kepada wanita lain. Maka dari kasus tersebut perjanjian itu batal demi hukum dan E adalah
anak C dan D karena norma hukum tidak boleh bertentangan dengan norma lain.

Anda mungkin juga menyukai