NIM : E1B020036
KELAS : INTERNASIONAL
1. A. Pebuatan hukum yang terdapat pada penerbitan Cek dan Bilyet Giro
- Cek
Ketika penerbitan cek penerbit mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dalam menjamin
pembayaran surat cek yang diterbitkannya kemudian dana agar tersedia pada saat cek
tersebut dicairkan
- Bilyet Giro
Ketika peneribitan penarik harus memenuhi semua ketentuan secara lengkap, yaitu harus
menyediakan dana yang cukup selama Tenggang Waktu Efektif serta harus penarik harus
memberi informasi kepada Bank Tertarik mengenai Bilyet Giro yang terblokir blokir
pembayarannya.
B. Alasan nya karena Bilyet giro bisa digunakan untuk memindahtangankan dana dalam
jumlah yang besar dan penggunaanya terjamin lebih aman karena adanya data yang lengkap
mengenai yang menggunakan bilyet tersebut dengan begitu jika terjadi kehilangan, seseorang
akan sulit untuk menggunakan giro tersebut.
2. a. Karena ada beberapa alasan mengapa timbul Bank Garansi dalam praktik perbankan di
Indonesia yaitu :
- Sebagai antisipasi dan perlindungan bagi nasabah jika terjadi kerugian akibat wanprestasi.
- Sebagai itikad baik pihak bank kepada nasabah
b. Konstruksi hubungan hukum yang terdpata antara Bank Penjamin, Terjamin, dan Penerima
Jaminan :
- Antara penjamin dan terjamin mengadakan perjanjian garansi bank dan terbit apa yang
disebut dengan surat garansi bank.
- Antara terjamin dengan penerima jaminan dilakukan perjanjian untuk melakukan suatu
pekerjaan atau pemberian prestasi.
- Penerima degan penjamin, APBL EVENEMEN terjadi maka dengan surat garansi
bank,penerima jaminan dapat menuntut ganti rugi kepada penjamin
3. A. Jika perusahaan telah memastikan bahwa mereka sedang mengalami kesulitan fiskal
yang menyebabkan tidakmampunya memenuhi kewajiban finansial seperti membayar
pinjaman, atau dapat dikatakan perusahaan yang memiliki lebih banyak utang daripada
pendapatan barulah bisa dilakukan restrukrisasi kredit.
B. Retstrukturisasi kredit tidak bisa dilakukan untuk semua kredit macet karena
restrukturisasi dilakukan setelah upaya penyelamatan kredit macet penjadwalan kembali,
penataan kembali, dan reorganisasi telah gagal. Apabila restrukturisasi langsung dilakukan
sebelum diusahakan upaya penyelamatan akan berdampak kepada bank yang mengalami
kerugian dikarenakan terjadinya keringanan terus menerus kepada debitur yang dilakukan
oleh bank.
B. Perlindungan penerbit apabila tidak adanya agunan khusus dan jika dibawa kedalam
pengadilan gugatannya hanya gugatan perdata, untuk penerbitan kredit, karena tidak adanya
angunan khusus maka mengikuti peraturan yang sifatnya umum dalam KUHPer yang
terdapat pada Pasal 1365 KUHper. Maka bisa ditarik kesimpulan demi menutupi lemahnya
hukum yang melindungi penerbit kredit, penerbit disaat dilakukannya pengajuan kredit
sebelumnya akan melakukan analisa terlebih dahulu