Anda di halaman 1dari 24

Vol. 6 No.

1 Januari 2017

PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Mohammad Muhyidin Nurzaelani


Program Studi Teknologi Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Ibn Khaldun Bogor
Jl. KH. Sholeh Iskandar Km. 2 Kd. Badak, Bogor
chruizzy@gmail.com

Abstrak: Artikel ini mengkaji tentang peran guru dalam pendidikan lingkungan
hidup (PLH). Di latar belakangi masalah lingkungan merupakan masalah nyata
yang dihadapi manusia dan disebabkan pola perilaku manusia yang tidak selaras
dengan lingkungan. Oleh karena itu tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
untuk mengubah perilaku sudah sangat tepat, dengan belajar dari alam dalam
memelihara lingkungannya yaitu dengan prinsip keberlanjutan dan menerapkan
beberapa pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif secara mental
sesuai dengan filsafat kontruktivis seperti pembelajaran berbasis masalah,
pemecahan masalah, inkuiri, pembelajaran kontekstual dan klarifikasi nilai
diharapkan pembelajaran PLH menjadi lebih efektif. Guru PLH khususnya dan
bahkan semua guru memiliki peran penting di dalam menyukseskan program
PLH, membangun gaya hidup dan menanamkan prinsip keberlanjutan dan
menerapkan etika lingkungan..

Kata Kunci : Pendidikan Lingkungan Hidup, Peran Guru.

1. PENDAHULUAN Meningkatnya populasi manusia yang


A. Latar Belakang puluhan bahkan ratusan ribu orang per
Hal yang sangat mengejutkan bagi hari telah meningkatkan kebutuhan
para pencinta, pemerhati dan mungkin untuk makanan, air, perumahan dan
setiap orang bahwa setiap hari 195 sumber lainnya. Akibat semua itu
km2 hutan hujan tropik telah hilang maka planet bumi menjadi lebih panas,
menjadi jalan, lahan pertanian dan hujan menjadi sedikit asam, dan
keperluan lainnya, 98 km2 tanah telah jaringan kehidupan menjadi tercabik-
berubah menjadi padang pasir, 1,5 juta cabik (Chiras, 1993 dalam Adisendjaja,
ton bahan buangan beracun dilepaskan 2003).
ke lingkungan, 50 sampai 100 species Berdasarkan angka statistik di atas
tumbuhan dan binatang punah akibat para pengamat menyimpulkan bahwa:
penggundulan hutan (Myers, 1991 masyarakat manusia sedang menuju
dalam Adisendjaja, 2003). kepada kepunahan. Hal ini bukan

1
Vol. 6 No. 1 Januari

hanya manusia sedang berada dalam ini diperlukan karena tujuan utama
malapetaka yang sangat besar tetapi PLH adalah mengubah pola perilaku
manusia tak mampu lagi hidup di manusia.
planet bumi setelah malapetaka Pendidikan Lingkungan Hidup
lingkungan telah berlangsung sejak (PLH) sebenarnya sudah dilaksanakan
lima sampai enam dekade yang lalu. sejak 26 tahun yang lalu dengan nama
Masalah lingkungan merupakan Pendidikan Kependudukan dan
masalah nyata yang dihadapi manusia Lingkungan Hidup (PKLH) dengan
dan disebabkan pola perilaku manusia cara mengintegrasikan ke dalam mata
yang tidak selaras dengan lingkungan. pelajaran lain. Namun hasilnya tidak
Oleh karena itu tujuan Pendidikan berhasil karena berbagai masalah
Lingkungan Hidup (PLH) untuk diantaranya ketidaksiapan pemerintah
mengubah perilaku sudah sangat tepat, dalam mendukung program PKLH,
tetapi dengan pendekatan seperti apa ketidaksiapan guru dalam mengajarkan
mengubah perilaku itu? Dengan belajar PKLH yang sama dengan mengajarkan
dari alam dalam memelihara mata pelajaran lain, dan
lingkungannya yaitu dengan prinsip kekurangtepatan metode yang
keberlanjutan dan menerapkan digunakan yang umumnya berupa
beberapa pendekatan pembelajaran ceramah. Tentu belajar dari
yang melibatkan siswa aktif secara pengalaman, kegagalan atau
mental sesuai dengan filsafat ketidakberhasilan ini jangan terulang
kontruktivis seperti pembelajaran lagi. Agar tidak terulang maka
berbasis masalah, pemecahan masalah, diperlukan kesungguhan pemerintah
inkuiri, pembelajaran kontekstual dan dalam menunjang program muatan
klarifikasi nilai diharapkan lokal ini dengan mempersiapkan
pembelajaran PLH menjadi lebih gurunya melalui pelatihan. PLH
efektif (Adisendjaja dan Romlah, memiliki karakteristik tersendiri
2009). Selain filosofi dan pendekatan sehingga gurunyapun harus disiapkan,
yang sesuai juga diperlukan guru yang demikian juga dengan segala perangkat
tidak hanya menguasai konsep dasar dan fasilitas untuk melaksanakan
pengetahuan lingkungan tetapi juga program tersebut.
menguasai konsep dasar manusia. Hal

2
Vol. 6 No. 1 Januari 2017

B. Rumusan Masalah kosmogenesis yakni perkiraan tentang


Dalam upaya ikut serta dalam program proses terjadinya alam semesta
pelestarian lingkungan hidup maka bermiliar abad yang telah lampau.
diperlukan beberapa pengetahuan Kumpulan benda angkasa berupa nbula
berikut: dan beberapa gugus galaksi. Salah satu
1) Apa definisi dari lingkungan, diantaranya adalah Galaksi Bima Sakti
lingkungan hidup dan jenis- (Milky Way) dalam mana terdapat
jenisnya? salah satu bintangnya: Matahari.
2) Apa saja yang menjadi masalah Dalam biologi, lingkungan dapat
terkait lingkungan hidup? didefinisikan sebagai iklim yang
3) Bagaimanakah pemecahan kompleks, faktor biotik, sosial dan
masalah lingkungan hidup? edafis yang bertindak atas organisme
4) Bagaimana pendidikan lingkungan serta menentukan bentuk dan
hidup dilaksanakan? kelangsungan hidupnya. Termasuk
segala sesuatu yang secara langsung
C. Tujuan dapat mempengaruhi metabolisme atau
Tujuan disusunnya makalah ini perilaku organisme hidup atau spesies,
adalah untuk mengetahui lebih dalam termasuk cahaya, udara, air, tanah, dan
tentang lingkungan hidup, jenis- makhluk hidup lainnya(Pandey,
jenisnya, masalah serta pemecahannya, 2006:1).
juga bagaimana pendidikan lingkungan Menurut Anil Kumar De dan
hidup dilaksanakan. Arnab Kumar De (Anil dan Arnab,
2004:1) lingkungan berarti semua yang
2. PEMBAHASAN mengelilingi (seputar) kita. Secara
A. Definisi Lingkungan Hidup umum, lingkungan didefinisikan
Menurut Mohammad Soerjani sebagai jumlah total dari semua
(Soerjani, 2008: xii) lingkungan adalah kondisi dan pengaruh yang
batasan tentang ruang yang diciptakan mempengaruhi perkembangan dan
Tuhan Yang Maha Esa di Alam Raya. kehidupan semua organisme di bumi.
Termasuk segenap benda angkasa Organisme hidup bervariasi dari
(kosmos) yang dipelajari dalam mikro-organisme seperti bakteri
kosmologi dilengkapi dengan terendah, jamur dan lainnya ke yang

3
Vol. 6 No. 1 Januari

tertinggi termasuk manusia. setiap organisme dan berpengaruh pada


organisme memiliki lingkungan kehidupannya. Contoh, pada hewan
sendiri. seperti kucing, segala sesuatu di
Ahmad (1987:3) mengemukakan sekeliling kucing dan berpengaruh
bahwa lingkungan hidup adalah sistem pada keberlangsungan hidup kucing
kehidupan di mana terdapat campur tersebut maka itulah lingkungan
tangan manusia terhadap tatanan hidupnya. Demikian pula pada suatu
ekosistem. jenis tumbuhan tertentu, misalnya
St. Munajat Danusaputra dalam pohon mangga atau padi di sawah,
(Samadi, 2007:112): Lingkungan segala sesuatu yang mempengaruhi
adalah semua benda dan kondisi pertumbuhan atau kehidupan tanaman
termasuk di dalamnya manusia dan tersebut itulah ling kungan hidupnya
aktivitasnya, yang terdapat dalam (Samadi, 2007:112).
ruang di mana manusia berada dan Menurut UU No. 4 Tahun 1982
mempengaruhi kelangsungan hidup dan UU No. 23 Tahun 1977 tentang
serta kesejahteraan manusia dan jasad Pengelolaan Lingkungan Hidup
hidup lainnya. dinyatakan bahwa lingkungan hidup
Emil Salim dalam (Samadi, adalah kesatuan ruang dengan semua
2007:112): Lingkungan hidup adalah benda, daya, keadaan dan makhluk
segala benda, kondisi, keadaan dan hidup termasuk di dalamnya manusia
pengaruh yang terdapat dalam ruangan dan perilakunya yang mempengaruhi
yang kita tempati dan mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan
hal yang hidup termasuk kehidupan kesejahteraan manusia serta makhluk
manusia. hidup lainnya.
Otto Soemarwoto (ahli ilmu
lingkungan) dalam (Samadi, 2007:112) B. Ekologi Sebagai Ilmu yang
mengemukakan bahwa dalam bahasa Mempelajari Lingkungan Hidup
Ilmu yang mempelajari tentang
Inggris istilah lingkungan adalah
lingkungan hidup adalah Ekologi.
environment. Selanjutnya dikatakan,
Istilah ekologi untuk pertama kali
lingkungan atau lingkungan hidup
diperkenalkan oleh Ernest Haeckel,
merupakan segala sesuatu yang ada
seorang ahli biologi berkebangsaan
pada setiap makhluk hidup atau
Jerman. Istilah ekologi berasal dari

4
Vol. 6 No. 1 Januari 2017

bahasa Yunani, yaitu oikos yang hidrologi, oseanografi, fisika,


artinya rumah tangga atau habitat dan kimia, geologi, dan analisis tanah.
logos yang artinya telaah atau ilmu. b. Ilmu-ilmu fisik : perilaku hewan,
Berikut beberapa pengertian ekologi taksonomi, psikologi, dan
menurut beberapa ahli: matematika.
Menurut Odum, 1971 dalam
(Samadi, 2007:114) mengemukakan 2). Aspek utama ekologi
bahwa ekologi adalah kajian struktur Tiga aspek utama ekologi antara
dan fungsi alam, tentang struktur dan lain sebagai berikut (Samadi,
interaksi antar sesama organisme 2007:114):
dengan lingkungannya. a. Studi tentang hubungan organisme
Odum, 1975 dalam (Samadi, atau grup organisme dengan
2007:114): ekologi adalah kajian lingkungannya;
tentang rumah tangga bumi termasuk b. Studi tentang hubungan antara
flora, fauna, mikroorganisme, dan organisme atau grup organisme
manusia yang hidup bersama dan terhadap lingkungannya;
saling bergantung satu sama lain. c. Studi tentang struktur dan fungsi
Miller, 1975 dalam (Samadi, alam.
2007:114): ekologi adalah ilmu tentang
hubunhan timbal balik antara 3. Prinsip utama ekologi
organisme dan sesamanya serta dengan Prinsip-prinsip utama ekologi
lingkungan tempat tinggalnya. antara lain sebagai berikut (Samadi,
Otto Soemarwoto dalam (Samadi, 2007:114):
2007:114): ekologi adalah ilmu tentang a. Interaksi (interaction);
hubungan timbal balik antara makhluk b. Saling ketergantungan
hidup dengan lingkungannya. (interdependence);
c. Keanekaragaman (diversity);
1). Ilmu pendukung ekologi d. Keharmonisan (harmony);
Beberapa ilmu pendukung ekologi e. Kemampuan berkelanjutan
antara lain (Samadi, 2007:114): (sustainabilityi).
a. Environmentaly (ilmu-ilmu
lingkungan) : klimatologi,

5
Vol. 6 No. 1 Januari

C. Jenis – Jenis Lingkungan lingkungan hidup binaan tertentu yang


Hidup 1). Lingkungan Hidup bercirikan perilaku manusia sebagai
Alami. makhluk sosial. Hubungan antara
Lingkungan hidup alami individu dan masyarakat sangat erat
merupakan lingkungan bentukan alam dan saling mempengaruhi serta saling
yang terdiri atas berbagai sumber alam bergantung (Samadi, 2007:115).
dan ekosistem dengan komponen-
komponennya, baik fisik, biologis. b. Lingkungan hidup sosial seluruh
Lingkungan hidup alami bersifat makhluk hidup
dinamis karena memiliki tingkat Dalam kenyataan kehidupan sosial
heterogenitas organisme yang sangat juga diisi dengan kekerabatan sosial
tinggi (Samadi, 2007:115). antara individu dari jenis yang sama.
Misalkan kekerabatan harimau dengan
2). Lingkungan Hidup harimau sejenis, antara gajah dengan
Binaan/Buatan.
Lingkungan hidup binaan/buatan gajah, antara burung dengan burung.
mencakup lingkungan buatan manusia Jika dalam UU No, 4 Tahun 1982
yang dibangun dengan bantuan atau maupun UU No. 23 Tahun 1997 yang
masukan teknologi, baik teknologi disebutkan lingkungan hidup sosial
sederhana maupun teknologi modern. adalah kelompok sosial manusia saja,
Lingkungan hidup binaan/buatan padahal makhluk hidup jenis lain juga
bersifat kurang beraneka ragam karena memiliki kekerabatan sosial diantara
keberadaannya selalu diselaraskan sesama jenis bahkan sering kali juga
dengan kebutuhan manusia (Samadi, ada gejala adanya kerukunan sisual
2007:115). antara makhluk hidup yang berbeda
jenis (Soerjani, 2008:14).

3. Lingkungan Hidup Sosial. Lingkungan binaan makhluk hidup


Lingkungan hidup sosial terbagi dimungkinkan karena adanya
menjadi dua, yaitu: komponen “daya” dari berbagai
a. Lingkungan hidup sosial manusia makhluk hidup untuk survive,

Lingkungan hidup sosial manusia mempertahankan keberadaan

terbentuk karena adanya interaksi (eksistensi) diri dan keturunannya

sosial dalam masyarakat. Lingkungan seperti lebah yang membuat sarang,

hidup sosial ini dapat membentuk

6
Vol. 6 No. 1 Januari 2017

berisi madu untuk keturunannya, dikemukakan Maslow (1970) yang


bahkan juga untuk makhluk hidup lain. disebut Grumbles theory (Teori
Madu juga dimakan beruang madu, keluhan) atau Maslow’s hierarchy
bahkan juga olh manusia. Sarangnya yang diawali dengan kebutuhan paling
berupa lilin yang digunakan manusia dasar, yaitu kebutuhan fisiologis
untuk lampu, dan sebagai “malam” seperti makanan dan air sampai kepada
untuk membatik. kebutuhan fisiologis seperti
Kupu-kupu yang merupakan unsur keselamatan, rasa dicintai dan
keindahan serta menjadi penyerbuk mencintai, rasa memiliki sampai
bunga, sedang dalam mengisap nektar kepada aktualisasi diri. Bila kebutuhan-
sekaligus berakibat terjadinya kebutuhan tersebut tak dapat dipenuhi
penyerbukan bunga dalam proses karena sesuatu hal maka manusia akan
terjadinya bunga dan/atau buah mengeluh dan hal tersebut merupakan
(Soerjani, 2008:15). masalah.
Menurut Soemarwoto (1992)
D. Masalah Lingkungan dalam Adisendjaja(2003:2) dalam
Menurut James dan Stapp (1974) kaitannya dengan lingkungan maka
seperti yang dikutip oleh Adisendjaja lingkungan yang menjadi rintangan
dan Romlah (2009:2) masalah dapat atau penghalang untuk memenuhi
diartikan segala sesuatu yang kebutuhan tersebut. Masalah tersebut
merintangi atau menghalangi timbul karena ada perubahan di dalam
keinginan manusia. Masalah juga lingkungan sehingga lingkungan
merupakan kesenjangan antara tersebut tidak sesuai lagi dan tidak
kenyataan dan harapan atau ekspektasi mendukung kehidupan manusia serta
yang semestinya didapatkan. Masalah mengganggu kesejahteraan hidupnya.
lingkungan adalah kondisi-kondisi Lingkungan yang dimaksudkan adalah
dalam lingkungan biofisik yang lingkungan hidup, yaitu segala benda,
menghalangi pemuasan atau kondisi dan pengaruh yang terdapat
pemenuhan kebutuhan manusia untuk dalam ruang yang kita tempati dan
kesehatan dan kebahagiaan. mempengaruhi hal, hal yang hidup
Berkaitan dengan kebutuhan termasuk manusia. Dengan demikian
manusia ada satu teori yang maka masalah lingkungan tersebut

7
Vol. 6 No. 1 Januari

bersumber pada ketidakseimbangan (Zen, 1979 dalam Adisendjaja,


dalam lingkungan hidup manusia 2003:3).
(Salim, 1982 dalam Adisendjaja,
2003:2).
Masalah lingkungan bukan lagi
menjadi masalah suatu bangsa dan
negara saja tetapi seluruh dunia
dihadapkan pada masalah yang sangat
kompleks dan pelik. Kita bahkan
semua lapisan masyarakat sudah tahu
tentang masalah tersebut sehingga tak
perlu dirinci satu persatu.
Gambar 1. Interaksi antara dinamika
Kompleksnya dan menyeluruhnya
kependudukan, pengembangan SDA
masalah lingkungan dapat dibuktikan
dan energi, Pertumbuhan ekonomi,
dengan tayangan di berbagai media Perkembangan IPTEK serta benturan
cetak dan media elektronik yang terhadap tata lingkungan (Zen, 1979)
hampir tiap hari dimunculkan. Dari
sekian banyak permasalahan yang Menurut Salim (1981) yang
dihadapi mulai dari masalah pangan, dikutip oleh Adisendjaja (2003:4) ada
energi, kerusakan lingkungan, dua hal yang paling menggoncangkan
industrialisasi, pencemaran, keseimbangan lingkungan, yaitu
pengangguran perekonomian sampai perkembangan ilmu dan teknologi serta
masalah sosial sepintas tampaknya ledakan penduduk. Perkembangan
terpisah-pisah tetapi kalau dicermati IPTEK telah mengubah keadaan
akan tampak bahwa permasalahan lingkungan tempat hidup sehingga
tersebut saling kait mengait dan menimbulkan gangguan. Ledakan
bersumber pada rangkaian masalah penduduk yang terjadi telah memicu
pokok, yaitu: dinamika kependudukan, percepatan perubahan lingkungan agar
pengembangan sumber daya alam dan kebutuhan manusia dapat terpenuhi.
energi, pertumbuhan ekonomi dan Ledakan penduduk telah
perkembangan ilmu dan teknologi serta mendorong keharusan untuk
benturan terhadap tata lingkungan melancarkan pembangunan sekaligus

8
Vol. 6 No. 1 Januari 2017

dengan pengembangan lingkungan. 1970-an sangat membingungkan yaitu


Untuk dapat memulihkan dengan tingginya inflasi dan
keseimbangan lingkungan yang rusak pengangguran yang tinggi pula. Para
adalah penting untuk menciptakan ahli ekonomi sependapat bahwa ada
keragaman dalam sistem lingkungan. sesuatu yang tak beres tetapi tidak
Semakin beragam isi lingkungan maka banyak yang menyadari bahwa
makin stabil sistem tersebut. perkembangan ekonomi secara global
Beragamnya isi lingkungan akan dalam tiga dasawarsa terakhir terus
memperbesar daya dukung lingkungan meningkat di negara maju dan
untuk menampung gangguan- sebagian negara berkembang disertai
gangguan. Pembangunan pada laju pertumbuhan penduduk yang
hakekatnya menimbulkan keragaman tinggi pula (Brown, 1982 dalam
dan diversifikasi dalam kegiatan Adisendjaja, 2003:4). Pertumbuhan
ekonomi (Salim, 1981 dalam penduduk yang tinggi secara cepat
Adisendjaja, 2003:4). Semakin telah melampaui batas daya tampung
beragam kegiatan ekonomi semakin sistem biologi bumi disertai dengan
besar kemampuan ekonomi negara itu menyusutnya sumber daya.
untuk tumbuh cepat dan stabil. Dengan demikian permasalahan
Namun demikian, keragaman lingkungan berakar pada hubungan
dalam kegiatan ekonomi harus sejalan jumlah penduduk dengan sistem alam
dengan usaha meragamkan sistem serta sumber dayanya. Pada dasarnya
lingkungan. Hal ini hanya mungkin perekonomian dunia berdasar pada
apabila dalam proses pembangunan empat sistem biologis yaitu tanah
sudah diperhitungkan segi lingkungan pertanian, padang rumput, kehutanan,
hidup dan diusahakan keselarasan dan perikanan (Brown, 1982). Selain
antara pengembangan keragaman sebagai sumber pangan juga
kegiatan ekonomi dengan merupakan sumber bahan mentah
pengembangan keragaman sistem untuk industri.
lingkungan. Pengaruh samping dari
Proses pembangunan sebenarnya pembangunan seperti menyusutnya
sudah berjalan sejak lama. Namun sumber daya dan pencemaran telah
pergolakan ekonomi dalam tahun mengancam kehidupan manusia di

9
Vol. 6 No. 1 Januari

seluruh dunia tak terkecuali negara E. Pemecahan Masalah Lingkungan


maju. Adanya permasalahan Hidup
lingkungan ini mendapat perhatian Menurut Swan & Stapp (1974)
dalam dasawarsa tahun 1970-an setelah seperti yang dikutip oleh Adisendjaja
diadakan Konferensi PBB tentang (2003:5) proses pemecahan masalah
Lingkungan Hidup di Stockholm tahun lingkungan yang dihadapi manusia
1972 dan sekarang dikenal dengan melalui tiga tahapan. Pertama
Konferensi Stockholm dan hari menyadari adanya masalah. Hal ini
pembukaan konferensi tanggal 5 Juni telah disadari oleh semua bangsa yang
telah disepakati untuk dijadikan Hari mencapai puncaknya dengan
Lingkungan Hidup Sedunia. Namun peringatan Hari Bumi (Earth Day).
demikian setelah 30 tahun konferensi Kedua, adalah analisis masalah untuk
tersebut ternyata masalah linglkungan mengidentifikasi akar penyebabnya
semakin menjadi alias tak mampu (root causes). Akar penyebab dari
mengatasi masalah lingkungan. semua permasalahan lingkungan
Negara maju masih dengan pola adalah: ledakan penduduk
hidupnya yang mewah, boros dan (overpopulation), konsumsi yang
pencemaran, sebaliknya negara berlebihan (overconsumption), ketidak
berkembang makin mengeksploitasi efisienan, prinsip linieritas,
sumber daya alamnya untuk memacu ketergantungan akan bahan bakar
pembangunan dan untuk membayar minyak, dan mentalitas untuk tetap
utang luar negerinya. Dengan mempertahankan kebiasaan. Ketiga
kemampuan ekonomi, teknologi dan adalah hal yang mengikuti pemahaman
kesadaran lingkungan yang masih tentang akar permasalahannya yaitu
terbatas maka peningkatan mengembangkan strategi untuk
pembangunan tidak diimbangi dengan mengoreksi masalah yang ada pada
perlindungan lingkungan. Akibatnya saat sekarang dan mencegah kejadian
kerusakan lingkungan akibat di masa datang.
overeksploitasi dan pencemaran di Selama bertahun-tahun para ahli
negara berkembang masih tetap saja mencari jawaban untuk memecahkan
berlangsung. masalah lingkungan dengan
konsentrasi terhadap pemahaman dan

1
Vol. 6 No. 1 Januari 2017

pemecahan masalah lingkungan seperti keberlanjutan (sustainable) yaitu


pemanasan global dan kepunahan dengan melakukan efisiensi
species, tetapi tak disadari bahwa penggunaan sumber daya alam dan
masalah tersebut memang yang ada menerapkan prinsip etika lingkungan.
dan kenyataannya hanya gejala Hidup selaras dengan alam hanya akan
(symptoms) yang melandasi krisis dicapai jika setiap orang memahami
tidak berkelanjutan (crisis of prinsip keberlanjutan dan
unsustainability) (Chiras, 1991 dikutip melaksanakan etika lingkungan.
oleh Adisendjaja, 2003:5). Kelemahan Prinsip keberlanjutan memiliki
dari respons manusia terhadap masalah implikasi kemampuan untuk
lingkungan dapat dijajaki terhadap mempertahankan. Dalam konteks
berbagai faktor. Salah satu faktor ekologis, prinsip keberlanjutan berarti
terpenting adalah mengenali dan hidup sejalan dengan daya dukung
menghadapi akar penyebab (root biosfir. Daya dukung biosfir adalah
causes) dari krisis lingkungan. Dengan kemampuan alam untuk menyediakan
demikian untuk dapat memecahkan makanan dan sumber daya lainnya
masalah krisis lingkungan harus serta mengasimilasikan sisa buangan
ditujukan pada akar penyebabnya seluruh organisme yang hidup. Krisis
(Chiras,1993 dikutip oleh Adisendjaja, lingkungan yang sekarang kita rasakan
2003:5). akibatnya adalah karena kehidupan
manusia sudah melebihi daya dukung
lingkungan tempat kita hidup.
Menurut Chiras (1993) (dalam
Adisendjaja 2012:3) prinsip
keberlanjutan ini meliputi: konservasi
(conservation), pendaurulangan
(recycling), penggunaan sumber daya

Gambar 2. Akar penyebab masalah yang dapat dibarukan (renewable


resource use), pengendalian populasi

Penanggulangan masalah (population control) dan restorasi

lingkungan harus melalui pemecahan (restoration). Prinsip keberlanjutan ini

yang menekankan prinsip sebenarnya dapat kita pelajari dari

1
Vol. 6 No. 1 Januari

alam secara langsung yaitu pada buangan dan sampah, menggunakan


ekosistem alam. sumber daya secara tidak terkendali
Prinsip konservasi, ekosistem alam dan menggunakan sumber daya yang
tetap ada karena organisme tidak dapat dibarukan, pertambahan
menggunakan sumber daya secara penduduk yang tidak terkendali, dan
efisien dan umumnya hanya manusia melakukan perusakan alam
menggunakan sumber daya yang tanpa memperbaikinya. Untuk
dibutuhkan saja. Prinsip daur ulang, menangani masalah ini bukan hanya
ekosistem tetap ada karena mendaur memberlakukan kebijakan pemerintah
ulang nutriens, air, dan materi lain (misalnya hukum) tetapi yang lebih
yang vital untuk kelangsungan hidup. penting adalah pengubahan gaya hidup
Prinsip penggunaan sumber daya yang setiap manusia. Sekali lagi karena
dapat dibarukan, organisme hidup masalah lingkungan adalah tanggung
dengan hanya menggunakan sumber jawab semua manusia yang hidup.
yang dapat dibarukan dan hal ini Gaya hidup yang dapat memecahkan
penting untuk keberlanjutan ekosistem. masalah adalah gaya hidup yang
Prinsip pengendalian populasi, memegang prinsip keberlanjutan dan
ekosistem mampu menahan organisme menerapkan etika lingkungan di dalam
yang hidup di dalamnya karena ada kehidupannya.
beberapa bentuk pengendalian Prinsip etika lingkungan menurut
populasi. Pengendalian populasi di Chiras (1993) seperti yang dikutip oleh
alam diantaranya diakibatkan oleh Adisendjaja (2009:3) adalah: Pertama,
cuaca buruk, predasi, kompetisi, dan bumi memiliki persediaan sumber daya
kekuatan alam lainnya. Ekosistem alam yang terbatas dan harus
alam mampu bertahan karena adanya digunakan oleh semua organisme.
proses regenerasi melalui proses Kedua, manusia merupakan bagian
suksesi. Alam memiliki kemampuan dari alam oleh karena itu harus tunduk
merestorasi sendiri sehingga mampu kepada hukum-hukum alam dan tidak
mendukung kelangsungan hidup. kebal terhadap hukum alam tersebut.
Sebaliknya, manusia Manusia bukan merupakan puncak
menggunakan sumber daya secara pencapaian alam tetapi merupakan
tidak efisien, membuang bahan anggota dari jaringan kehidupan yang

1
Vol. 6 No. 1 Januari 2017

saling berhubungan sehingga harus mengintegrasikan PKLH ke dalam


patuh kepada hukum-hukum dan semua mata pelajaran
keterbatasan-keterbatasan alam. Pada jenjang pendidikan dasar dan
Ketiga, keberhasilan manusia terletak menegah (menengah umum dan
dalam bentuk kerjasama dengan kejuruan), penyampaian mata ajar
kekuatan-kekuatan alam bukan tentang masalah kependudukan dan
mendominasi alam. Keempat, lingkungan hidup secara integratif
ekosistem yang berfungsi baik dan dituangkan dalam sistem kurikulum
sehat adalah sangat penting bagi semua tahun 1984 dengan memasukkan
kehidupan. masalah-masalah kependudukan dan
Masyarakat yang mampu lingkungan hidup ke dalam hampir
mempertahankan dan memelihara semua mata pelajaran. Sejak tahun
lingkungan (sustainable society) 1989/1990 hingga saat ini berbagai
memiliki karakter: sangat alami (very pelatihan tentang lingkungan hidup
nature), berpikir dan bertindak telah diperkenalkan oleh Departemen
menyeluruh (holistic), selalu Pendidikan Nasional bagi guru-guru
mengantisipasi kemungkinan yang SD, SMP dan SMA termasuk Sekolah
ditimbulkan (anticipatory), dam semua Kejuruan.
keputusannya selalu menekankan Di tahun 1996 terbentuk Jaringan
kepada biosfer keseluruhan dan selalu Pendidikan Lingkungan (JPL) antara
mengantisipasi semua akibat yang LSM-LSM yang berminat dan
ditimbulkan menembus ruang dan menaruh perhatian terhadap
waktu. pendidikan lingkungan. Hingga tahun
2004 tercatat 192 anggota JPL yang
F. Pendidikan Lingkungan Hidup bergerak dalam pengembangan dan
Pada tahun 1986, pendidikan pelaksanaan pendidikan lingkungan.
lingkungan hidup dan kependudukan Selain itu, terbit Memorandum
dimasukkan ke dalam pendidikan Bersama antara Departemen
formal dengan dibentuknya mata Pendidikan dan Kebudayaan dengan
pelajaran “Pendidikan kependudukan Kantor Menteri Negara Lingkungan
dan lingkungan hidup (PKLH)”. Hidup No. 0142/U/1996 dan No Kep:
Depdikbud merasa perlu untuk mulai 89/MENLH/5/1996 tentang Pembinaan

1
Vol. 6 No. 1 Januari

dan Pengembangan Pendidikan ini, sangat ditekankan bahwa


Lingkungan Hidup, tanggal 21 Mei pendidikan lingkungan hidup
1996. Sejalan dengan itu, Direktorat dilakukan secara integrasi dengan mata
Jenderal Pendidikan Dasar dan ajaran yang telah ada.
Menengah (Dikdasmen) Depdikbud Kegagalan PKLH terjadi karena
juga terus mendorong pengembangan lembaga pendidikan formal terlalu
dan pemantapan pelaksanaan menekankan kepada pencapaian
pendidikan lingkungan hidup di individu untuk bersaing menjadi yang
sekolah-sekolah antara lain melalui terbaik untuk mendapatkan
penataran guru, penggalakkan bulan penghargaan. Akibatnya individu
bakti lingkungan, penyiapan Buku menjadi egocentris dan sulit untuk
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan menempatkan dirinya menjadi bagian
Kependudukan dan Lingkungan Hidup kecil dari sistem yang lebih besar, baik
(PKLH) untuk Guru SD, SLTP, SMU sistem sosial maupun sistem alami
dan SMK, program sekolah asri, dan padahal persepsi terhadap kedua sistem
lain-lain. Sementara itu, LSM maupun (sosial dan alami) serta persepsi
perguruan tinggi dalam ekologis yang esensial untuk
mengembangkan pendidikan pemecahan masalah lingkungan
lingkungan hidup melalui kegiatan (Dabusaputro, 1981 dalam Adisendjaja
seminar, sararasehan, lokakarya, dan Romlah, 2009:7).
penataran guru, pengembangan sarana Pendidikan Lingkungan Hidup
pendidikan seperti penyusunan modul- (PLH) mulai tahun ajaran 2007/2008
modul integrasi, buku-buku bacaan dan dijadikan muatan lokal di sekolah,
lain-lain. mulai dari Taman Kanak-kanak sampai
Pada tanggal 5 Juli 2005, Menteri dengan Sekolah Menengah Atas.
Lingkungan Hidup dan Menteri Kebijakan Dinas Pendidikan yang
Pendidikan Nasional mengeluarkan SK dipelopori oleh Dinas Pendidikan Kota
bersama nomor: Kep No Bandung dengan instruksi walikota
07/MenLH/06/2005 No Bandung merupakan kebijakan yang
05/VI/KB/2005 untuk pembinaan dan membahagiakan dan membanggakan.
pengembangan pendidikan lingkungan Kebijakan ini sekarang diikuti oleh
hidup. Di dalam keputusan bersama beberapa kota di Jawa Barat.

1
Vol. 6 No. 1 Januari 2017

Kebijakan ini dilakukan untuk ke arah positif terkait dengan masalah


menanggulangi masalah lingkungan, lingkungan. Program mulok juga
khususnya lingkungan perkotaan yang dimaksudkan untuk mengenalkan dan
semakin mengkhawatirkan. Menyikapi menumbuhkan kecintaan akan
kebijakan ini ada beberapa lingkungan sejak dini. Pertanyaan yang
kekhawatiran berkaitan dengan sudah dituliskan di atas akan dicoba
efektivitas pembelajaran untuk diurai dengan kajian pustaka sehingga
mencapai tujuan PLH. Kekhawatiran ditemukan beberapa pendekatan
ini didasarkan atas pengalaman masa pembelajaran PLH yang lebih efektif.
lalu saat Pendidikan Kependudukan Berikut prinsip-prinsip pendidikan
dan Lingkungan Hidup dimasukkan ke lingkungan yang diutarakan oleh
dalam kurikulum sekolah secara Kirubakaran Samuel dan I. Sundar
terintegrasi ke dalam mata pelajaran- (Samuel dan Sundar, 2007: 1-2):
mata pelajaran pada tahun 1984. 1. Pendidikan lingkungan harus
Hasilnya dipertanyakan dengan kondisi melibatkan setiap orang;
kerusakan lingkungan yang terus 2. Pendidikan lingkungan haruslah
berlanjut sampai sekarang. sepanjang hayat;
Menurut Kirubakaran Samuel dan 3. Pendidikan lingkungan haruslah
I. Sundar (Samuel dan Sundar, 2007:1) menyeluruh dan terhubung;
pendidikan lingkungan didefinisikan 4. Pendidikan lingkungan harus
dalam arti luas untuk mencakup praktis;
peningkatan kesadaran, memperoleh 5. Pendidikan lingkungan harus
perspektif baru, nilai-nilai, selaras dengan tujuan sosial dan
pengetahuan dan keterampilan, dan ekonomi dan diberikan prioritas yang
proses formal dan informal yang sama.
mengarah ke perubahan perilaku dalam
mendukung lingkungan ekologis G. Tujuan Pendidikan Lingkungan
berkelanjutan. Hidup
Salah satu puncak perkembangan
Menurut Adisendjaja dan Romlah
pendidikan lingkungan adalah
(2009) Pendidikan Lingkungan Hidup
dirumuskannya tujuan pendidikan
(PLH) bertujuan untuk mengubah
lingkungan hidup menurut UNCED
perilaku dan pola pandang masyarakat

1
Vol. 6 No. 1 Januari

seperti yang dikutip oleh Fadli (2005) dasar tentang lingkungan dan
adalah sebagai berikut: masalahnya.
“Pendidikan lingkungan Hidup 3. Sikap, yaitu membantu setiap
(environmental education – EE) adalah individu untuk memperoleh
suatu proses untuk membangun seperangkat nilai dan kemampuan
populasi manusia di dunia yang sadar mendapatkan pilihan yang tepat, serta
dan peduli terhadap lingkungan total mengembangkan perasaan yang peka
(keseluruhan) dan segala masalah yang terhadap lingkungan dan memberikan
berkaitan dengannya, dan masyarakat motivasi untuk berperan serta secara
yang memiliki pengetahuan, aktif di dalam peningkatan dan
ketrampilan, sikap dan tingkah laku, perlindungan lingkungan.
motivasi serta komitmen untuk bekerja 4. Keterampilan, yaitu membantu
sama , baik secara individu maupun setiap individu untuk memperoleh
secara kolektif , untuk dapat keterampilan dalam mengidentifikasi
memecahkan berbagai masalah dan memecahkan masalah lingkungan.
lingkungan saat ini, dan mencegah 5. Partisipasi, yaitu memberikan
timbulnya masalah baru” [UN - Tbilisi, motivasi kepada setiap individu untuk
Georgia - USSR (1977) dalam Unesco, berperan serta secara aktif dalam
(1978)]. pemecahan masalah lingkungan.
6. Evaluasi, yaitu mendorong setiap
Menurut Adisendjaja (2012:5) individu agar memiliki kemampuan
tujuan pendidikan lingkungan tersebut mengevaluasi pengetahuan lingkungan
dapat dijabarkan menjadi enam ditinjau dari segi ekologi, sosial,
kelompok, yaitu: ekonomi, politik, dan faktor-faktor
1. Kesadaran, yaitu memberi pendidikan.
dorongan kepada setiap individu untuk
memperoleh kesadaran dan kepekaan Pendidikan Lingkungan Hidup
terhadap lingkungan dan masalahnya. memasukkan aspek afektif yaitu
2. Pengetahuan, yaitu membantu tingkah laku, nilai dan komitmen yang
setiap individu untuk memperoleh diperlukan untuk membangun
berbagai pengalaman dan pemahaman masyarakat yang berkelanjutan
(sustainable). Pencapaian tujuan afektif

1
Vol. 6 No. 1 Januari 2017

ini biasanya sukar dilakukan. Oleh kepemimpinan, pengambilan


karena itu, dalam pembelajaran guru keputusan dan kerjasama.
perlu memasukkan metode-metode
yang memungkinkan berlangsungnya Dalam pendidikan lingkungan
klarifikasi dan internalisasi nilai-nilai. hidup sendiri harus memperhatikan
Dalam Pendidikan Lingkungan Hidup hal-hal sebagai berikut (Fadli, 2005):
perlu dimunculkan atau dijelaskan 1) Mempertimbangkan lingkungan
bahwa dalam kehidupan nyata memang sebagai suatu totalitas — alami
selalu terdapat perbedaan nilai-nilai dan buatan, bersifat teknologi dan
yang dianut oleh individu. Perbedaan sosial (ekonomi, politik, kultural,
nilai tersebut dapat mempersulit untuk historis, moral, estetika);
derive the fact, serta dapat 2) Merupakan suatu proses yang
menimbulkan kontroversi/pertentangan berjalan secara terus menerus dan
pendapat. Oleh karena itu, Pendidikan sepanjang hidup, dimulai pada
Lingkungan Hidup perlu memberikan jaman pra sekolah, dan berlanjut
kesempatan kepada siswa untuk ke tahap pendidikan formal
membangun ketrampilan yang dapat maupun non formal;
meningkatkan “kemampuan 3) Mempunyai pendekatan yang
memecahkan masalah”. sifatnya interdisipliner, dengan
Beberapa ketrampilan yang menarik/mengambil isi atau ciri
diperlukan untuk memecahkan spesifik dari masing-masing
masalah adalah sebagai berikut ini disiplin ilmu sehingga
(Fadli:2005). memungkinkan suatu pendekatan
1. Berkomunikasi: mendengarkan, yang holistik dan perspektif yang
berbicara di depan umum, menulis seimbang.
secara persuasive, desain grafis; 4) Meneliti (examine) issue
2. Investigasi (investigation): lingkungan yang utama dari sudut
merancang survey, studi pustaka, pandang lokal, nasional, regional
melakukan wawancara, menganalisa dan internasional, sehingga siswa
data; dapat menerima insight mengenai
3. Keterampilan bekerja dalam kondisi lingkungan di wilayah
kelompok (group process): geografis yang lain;

1
Vol. 6 No. 1 Januari

5) Memberi tekanan pada situasi terhadap lingkungan tempat


lingkungan saat ini dan situasi mereka hidup;
lingkungan yang potensial, dengan 10) Membantu peserta didik untuk
memasukkan pertimbangan menemukan (discover), gejala-
perspektif historisnya; gejala dan penyebab dari masalah
6) Mempromosikan nilai dan lingkungan;
pentingnya kerjasama lokal, 11) Memberi tekanan mengenai
nasional dan internasional untuk kompleksitas masalah lingkungan,
mencegah dan memecahkan sehingga diperlukan kemampuan
masalah-masalah lingkungan; untuk berfikir secara kritis dengan
7) Secara eksplisit ketrampilan untuk memecahkan
mempertimbangkan/memperhitun masalah.
gkan aspek lingkungan dalam 12) Memanfaatkan beraneka ragam
rencana pembangunan dan situasi pembelajaran (learning
pertumbuhan; environment) dan berbagai
8) Memampukan peserta didik untuk pendekatan dalam pembelajaran
mempunyai peran dalam mengenai dan dari lingkungan
merencanakan pengalaman belajar dengan tekanan yang kuat pada
mereka, dan memberi kesempatan kegiatan-kegiatan yang sifatnya
pada mereka untuk membuat praktis dan memberikan
keputusan dan menerima pengalaman secara langsung (first
konsekuensi dari keputusan – hand experience).
tersebut;
9) Menghubungkan (relate) kepekaan Karena langsung mengkaji
kepada lingkungan, pengetahuan, masalah yang nyata, Pendidikan
ketrampilan untuk memecahkan Lingkungan Hidup dapat
masalah dan klarifikasi nilai pada mempermudah pencapaian ketrampilan
setiap tahap umur, tetapi bagi tingkat tinggi (higher order skill)
umur muda (tahun-tahun pertama) seperti (Fadli, 2005):
diberikan tekanan yang khusus 1) Berfikir kritis
terhadap kepekaan lingkungan 2) Berfikir kreatif
3) Berfikir secara integratif

1
Vol. 6 No. 1 Januari 2017

4) Memecahkan masalah. Kehutanan, Perikanan,


Pertambangan, Industri, dan
Persoalan lingkungan hidup Perdagangan
merupakan persoalan yang bersifat 2) Pilar Sosial: menekankan pada
sistemik, kompleks, serta memiliki upaya-upaya pemberdayaan
cakupan yang luas. Oleh sebab itu, masyarakat dalam upaya
materi atau isu yang diangkat dalam pelestarian lingkungan hidup. Isu
penyelenggaraan kegiatan pendidikan atau materi yang berkaitan adalah:
lingkungan hidup juga sangat beragam. Kemiskinan, Kesehatan,
Sesuai dengan kesepakatan nasional Pendidikan, Kearifan/budaya
tentang Pembangunan Berkelanjutan lokal, Masyarakat pedesaan,
yang ditetapkan dalam Indonesian Masyarakat perkotaan, Masyarakat
Summit on Sustainable Development terasing/terpencil,
(ISSD) di Yogyakarta pada tanggal 21 Kepemerintahan/kelembagaan
Januari 2004, telah ditetapkan 3 (tiga) yang baik, dan Hukum dan
pilar pembangunan berkelanjutan yaitu pengawasan
ekonomi, sosial, dan lingkungan. 3) Pilar Lingkungan: menekankan
Ketiga pilar tersebut merupakan pada pengelolaan sumberdaya
satu kesatuan yang bersifat saling alam dan lingkungan yang
ketergantungan dan saling berkelanjutan. Isu atau materi
memperkuat. Adapun inti dari masing- yang berkaitan adalah:
masing pilar adalah : Pengelolaan sumberdaya air,
1) Pilar Ekonomi: menekankan pada Pengelolaan sumberdaya lahan,
perubahan sistem ekonomi agar Pengelolaan sumberdaya udara,
semakin ramah terhadap Pengelolaan sumberdaya laut dan
lingkungan hidup sesuai dengan pesisir, Energi dan sumberdaya
prinsip-prinsip pembangunan mineral, Konservasi
berkelanjutan. Isu atau materi satwa/tumbuhan langka,
yang berkaitan adalah: Pola Keanekaragaman hayati, dan
konsumsi dan produksi, Teknologi Penataan ruang.
bersih, Pendanaan/pembiayaan,
Kemitraan usaha, Pertanian,

1
Vol. 6 No. 1 Januari

H. Peran Guru Dalam Pendidikan dalam menyukseskan program PLH,


Lingkungan Hidup
membangun gaya hidup dan
Berdasarkan tujuan di atas, tersirat
menanamkan prinsip keberlanjutan dan
bahwa masalah lingkungan hidup
menerapkan etika lingkungan.
terutama berkaitan dengan manusia,
Bagaimana guru PLH mencapai tujuan
bukan hanya lingkungan. Oleh karena
PLH dan membangun gaya hidup yang
itu pengelolaan lingkungan hidup
selaras dengan lingkungan? Guru
intinya atau makna sebenarnya adalah
memulai dengan menampilkan
pengelolaan perilaku makhluk hidup
permasalahan (belajar berbasis
terutama (termasuk) sikap, kelakuan
masalah) lingkungan yang dihadapi
dan berbagai aspek terjang
dalam dunia kehidupan seharihari di
manusia(Soerjani, 2009:54). Dalam
sekitar siswa kemudian dilanjutkan
pengembangan program PLH haruslah
dengan diskusi aktif untuk mencari
ditujukan pada aspek tingkah laku
akar permasalahan dan dilanjutkan
manusia, terutama interaksi manusia
dengan langkah pemecahan masalah.
dengan lingkungan hidupnya dan
Langkah berikutnya adalah
kemampuan memecahkan masalah
menampilkan prinsip-prinsip
lingkungan. Dengan demikian guru
keberlanjutan dan etika lingkungan
PLH tidak hanya memiliki pemahaman
melalui diskusi aktif di dalam kelas.
tentang lingkungan, tetapi juga harus
Guru dapat mendorong siswa untuk
memiliki pemahaman mendasar
memperluas.
tentang manusia. Setiap teori dalam
Joseph Cornell, seorang pendidik
PLH harus merupakan peleburan dari
alam (nature educator) yang terkenal
dua kelompok pengetahuan tersebut.
dengan permainan di alam, sekitar
Selanjutnya, tujuan PLH harus sejalan
tahun 1979 mengembangkan konsep
dengan tujuan pendidikan secara
belajar beralur (flow learning).
umum. Sangat tidak realistik
Berbagai kegiatan atau permainan
memikirkan pendidikan manusia dalam
disusun sedemikian rupa untuk
segmen-segmen. Hal penting lainnya
menyingkronkan proses belajar di
adalah membantu manusia
dalam pikiran, rasa, dan gerak. Ia
merealisasikan potensinya.
merancang sedemikian rupa agar
Guru PLH khususnya dan bahkan
kondisi emosi anak dalam keadaan
semua guru memiliki peran penting di

2
Vol. 6 No. 1 Januari 2017

sebaik-baiknya pada saat menerima 2) Tentukan tema


hal-hal yang penting dalam belajar. 3) Pilih obyek
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan 4) Susun alur kegiatan
adalah (Fadli, 2005): 5) Persiapkan alat bantu
1) Aspek afektif: perasaan nyaman, 6) Pelaksanaan kegiatan
senang, bersemangat, kagum, 7) Evaluasi kegiatan
puas, dan bangga;
2) Aspek kognitif: proses Penyusunan modul Pendidikan
pemahanan, dan menjaga Lingkungan Hidup Non Formal
keseimbangan aspek-aspek yang dilakukan setelah ditemukan tema yang
lain; akan dijadikan sebagai sentral topik
3) Aspek sosial: perasaan diterima pendidikan lingkungan hidup. Adapun
dalam kelompok; struktur dari modul Pndidikan
4) Aspek sensorik dan monotorik: Lingkungan Hidup sekurangnya
bergerak dan merasakan melalui meliputi (Fadli, 2005):
indera, melibatkan peserta 1). Tema Kegiatan
sebanyak mungkin; Tema kegiatan merupakan aspek
5) Aspek lingkungan: suasanan ruang utama dari kegiatan yang akan
atau lingkungan. dilakukan. Misalnya saja tema “Panas
Dingin” untuk menggambarkan
I. Menyusun Modul Pendidikan kondisi di kawasan hutan dan di
Lingkungan Hidup
Dalam melaksanakan aktivitas kawasan tak berhutan.
pendidikan lingkungan hidup, tenaga
pengajar disarankan untuk melakukan 2). Tujuan Umum/Khusus
tahapan perencanaan dan persiapan, Tujuan adalah hal-hal yang ingin
yang meliputi: pendalaman materi, dicapai dari pelaksanaan kegiatan.
penyusunan modul, dan persiapan Tujuan umum merupakan hal
kegiatan. besar/umum yang ingin diwujudkan,
Hal-hal yang dilakukan dalam sedangkan tujuan khusus adalah
perencanaan kegiatan pendidikan pencapaian secara spesifik/khusus.
lingkungan hidup adalah(Fadli, 2005): Misalnya: Tujuan umum: Mengetahui
1) Tentukan tujuan umum-khusus fungsi hutan. Tujuan khusus:

2
Vol. 6 No. 1 Januari

mengetahui fungsi hutan sebagai 7). Alur kegiatan


pelindung. Alur kegiatan merupakan rincian
tahapan kegiatan secara terstruktur.
3). Alat dan Bahan
Alat dan bahan adalah rincian 8). Evaluasi
peralatan dan bahan-bahan yang Evaluasi menegaskan cara
diperlukan dalam melakukan kegiatan melakukan penilaian terhadap
Pendidikan Lingkungan Hidup. Sangat indikator keberhasilan kegiatan. Disini
disarankan untuk melakukan pendataan dituliskan tentang apa dan bagaimana
serinci mungkin agar tak ada yang evaluasi dilakukan.
terlupakan saat pelaksanaan kegiatan.

9). Catatan
4). Obyek Catatan fasilitator merupakan
Obyek merupakan hal yang ingin bagian terakhir yang menjadi tambahan
diamati (bila ada) bila saja ada hal-hal penting yang
belum masuk dalam bagian lain di
5). Waktu modul. Catatan juga berfungsi sebagai
Waktu menunjukkan lamanya pengingat bagi fasilitator Pendidikan
kegiatan akan dilakukan. Dalam Lingkungan Hidup.
penulisan waktu, juga dapat dilakukan
bersama dengan penulisan setiap setiap 3. PENUTUP
tahapan alur yang akan dilaksanaan. A. Kesimpulan
Semakin detail akan sangat membantu Masalah lingkungan sudah
bagi fasilitator Pendidikan Lingkungan merupakan masalah semua bangsa di
Hidup. dunia, dengan dua tantangan yang
dihadapi yaitu menjaga keberlanjutan
6). Metoda ketersediaan sumber daya alam dan
Metoda merupakan penggambaran memelihara kualitas lingkungan
umum terhadap metoda yang hidupnya. Agar proses pembangunan
digunakan dalam pelaksanaan dapat terus berlangsung maka di dalam
kegiatan. Misalnya diskusi, permainan, memecahkan masalah lingkungan
dan lain-lain. tersebut harus mengacu kepada tiga hal

2
Vol. 6 No. 1 Januari 2017

yaitu menyadari adanya masalah, keterampilan secara lebih bermakna,


memahami akar penyebab (root mampu menerapkan dalam kehidupan
causes) dan menentukan strategi yang sehari-hari dan menularkan kepada
berpegang pada prinsip berkelanjutan. lingkungan keluarga dan masyarakat
Pendidikan Lingkungan Hidup sekitarnya.
perlu mendapatkan perhatian,
dukungan dari semua pihak, 4. DAFTAR PUSTAKA
kesungguhan pemerintah dan guru agar Adisendjaja,Yusuf Hilmi. 2012.
berjalan sesuai dengan yang Bagaimana Mengajarkan
diharapkan yaitu membangun Pendidikan Lingkungan Hidup?.
masyarakat yang peduli lingkungan Bandung: FMIPA Universitas
dan mampu berperan aktif dalam Pendidikan Indonesia.
memecahkan masalah lingkungan. Adisendjaja,Yusuf Hilmi. 2003.
Penekanan pembelajaran bukan pada Analisis Dampak Pembangunan
penguasaan konsep tetapi pengubahan Terhadap Lingkungan (Suatu
sikap dan pola pikir siswa agar lebih Tinjauan Ekologis). Bandung:
peduli terhadap masalah lingkungan, FMIPA Universitas Pendidikan
mampu menerapkan prinsip Indonesia.
keberlanjutan dan etika lingkungan. Adisendjaja,Yusuf Hilmi dan Oom
Oleh karena itu dalam pengembangan Romlah. 2009 Pembelajaran
program PLH harus ditujukan pada Pendidikan Lingkungan Hidup:
aspek tingkah laku manusia, terutama Belajar Dari Pengalaman Dan
interaksi manusia dengan lingkungan Belajar Dari Alam. Bandung:
hidupnya dan kemampuan FMIPA Universitas Pendidikan
memecahkan masalah lingkungan. Indonesia.
Dengan demikian guru PLH tidak De, Anil Kumar dan Arnab Kumar De.
cukup hanya dengan memiliki 2004. Environmental Education.
pemahaman tentang lingkungan, tetapi New Delhi: New Age
juga harus memiliki pemahaman International.
mendasar tentang manusia. Dengan Fadli, Ade. 2005. Pendidikan
cara-cara ini diharapkan siswa Lingkungan Hidup: Bukan untuk
mendapatkan pengetahuan, sikap dan pembebanan baru bagi siswa.

2
Vol. 6 No. 1 Januari

Diunduh dari Kehidupan Menuju Pembangunan


http://timpakul.web.id/plh-4.html Berkelanjutan. Jakarta: UI-Press.
(tanggal 1 Januari 2013 Pukul
16:14 WIB).
Fadli, Ade. 2005. Menyusun Modul
Pendidikan Lingkungan Hidup.
Diunduh dari
http://lingkungan.edublogs.org/20
05/11/13/plh-2/ (tanggal 1 Januari
2013 Pukul 16:14 WIB).
Kristiyanto, Ricky. 2011. Pendidikan
Lingkungan Hidup. Diunduh dari
http://edukasi.kompasiana.com/20
11/07/04/pendidikan-lingkungan-
hidup/ (tanggal 1 Januari 2013
Pukul 16:14 WIB).
Pandey, V. C. 2006. Environmental
Education. New Delhi: Isha
Books.
Samadi. 2007. Geografi 2 SMA Kelas
XI. Bogor: Quadra.
Samuel, Kirubakaran dan Sundar, I.
2007. Environmental Education :
Curriculum And Teaching
Methods. New Delhi: Sarup and
Sons.
Soerjani, Mohammad. 2009.
Pendidikan Lingkungan
(Environmental Education)
Sebagai Dasar Kearifan Sikap Dan
Perilaku Bagi Kelangsungan

Anda mungkin juga menyukai