Anda di halaman 1dari 17

RAHASIA POTENSI DIRI UNTUK MENEMBUS

DIMENSI Ma'RIFAT KETUHANAN


"Dari pengtahuan buku inilah rahasia keTuhanan yang ada dalam diri kita akan
mulai tersingkap":

Prof.Ahmad Hidayat, Direktur Pascasarjana UIN Bandung

Daftar isi 2

TANDA-TANDA PENGETAHUAN TENTANG DIRI 10

PASAL MENGENAI PENGETAHUAN DIRI PRIBADI 15

PASAL MENGENAI HATI, JIWA & RUH 22

PASAL MENGENAI HAKIKAT HATI &RUH 25

PASAL MENGENAI

JIWA SEBAGAI KENDARAAN HATI 30

PASAL MENGENAI SYAHWAT & AMARAH 33

PASAL MENGENAI MENGETAHUI HATI DAN BALA TENTARANYA 35

PASAL MENGENAI AMARAH&SYAHWAT PEMBANTU JIWA 38

PASAL MENGENAI TIGA FORMASI KEBAHAGIAN 43

PASAL MENGENAI HATI;PRILAKU JELEKNYA &BAGUSNYA 45

PASAL MENGENAI EMPAT HAKIKAT DALAM KULIT MANUSIA 48

PASAL MENGENAI EMPAT KONDISI MANUSIA PADA HARI KIAMAT 52

PASAL MENGENAI KELEBIHAN MANUSIA ATAS BINATANG 54

PASAL MENGENAI KEAJAIBAN HATI & DUA PINTU HATI 57

PASAL MENGENAI CERMIN HATI 59

PASAL MENGENAI HATI, ILHAM &ALAM MALAKUT 61

PASAL MENGENAI DIBALIK KETERBUKAAN HATI 62

PASAL MENGENAI SEMUA MANUSIA BERHAK ATAS RAHASIA KETUHANAN 69


PASAL MENGENAI NIKMAT DAN KEBAHAGIAAN MANUSIA TERLETAK PADA MA’RIFAH ALLAH 73

PASAL MENGENAI ALAM DAN SARIPATI MANUSIA 76

PASAL MENGENAI PENGETAHUAN TENTANG KOMPOSISI JASAD BADAN DAN MANFAAT-MANFAAT


ANGGOTA TUBUH 78

PASAL MENGENAI URAIAN BENTUK MANUSIA MERUPAKAN KUNCI MENGETAHUI SIFAT-SIFAT


KETUHANAN DAN TERMASUK ILMU MULIA 81

PASAL PENUTUP 82

PEMBUKAAN

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puja puji kepada Allah Swt yang telah mengangkat jiwa orang-orang yang
suci dengan mujahadah[1], yang telah membahagiakan hati para wali dengan
musyahadah[2], yang telah menghiasi lisan orang-orang mukmin dengan zikir,
yang telah mengagungkan bisikan hati orang-orang Arif (berpengetahuan pada
Allah) dengan berfikir, yang telah menjaga khalayak hamba dari kerusakan, yang
telah menahan segala kesulitan dari para ahli zuhud, yang telah menghindarkan
orang-orang yang bertaqwa dari bayang-bayang syahwat, yang telah mensucikan
ruh orang-orang yakin dari gelapnya keraguan, yang telah menerima semua amal
perbuatan para manusia terpilih melalui do’a-do’a dan yang telah menguatkan
tali kaum merdeka dengan ikatan yang kokoh.

Aku memuji-Nya dengan pujian mereka yang telah melihat tanda-tanda kekuasaan
dan kekuatan-Nya, yang telah menyaksikan ke-Mahatunggalan dan wahdaniyah-Nya,
yang telah mengetuk pintu-pintu rahasia-Nya dan kemuliaan-Nya, yang telah
memetik buah dari sujud dan ketaatan-Nya. Aku mensyukuri-Nya dengan syukur
mereka yang telah terbakar dan hanyut dalam aliran sungai kemuliaan dan
pemuliaan-Nya.

Aku mengimani-Nya dengan iman mereka yang telah mengakui kitab-kitab-Nya,


perintah-Nya, para nabi-Nya, para wali-Nya, janji-janji-Nya, ancaman-Nya,
pahala dan azab-Nya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Tunggal
dan tak memiliki sekutu. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-
Nya, yang diutus untuk menghancurkan mata rantai kefasikan dan kerusakan
moral, diutus untuk memporakprandakan golongan pembangkang, diutus untuk
memaksa orang-orang musyrik dan peragu, diutus untuk menolong para pengikut
kebenaran dan kebaikan. Maka semoga keselamatan senantiasa Allah anugerahkan
kepadanya dan para sahabatnya.

TANDA-TANDA
PENGETAHUAN TENTANG DIRI
Ketahuilah ! bahwa pengetahuan tentang kimia kebahagiaan[3] yang bersifat
dhohir tidak ada dalam perbendaharaan ilmu kaum awam kebanyakan, akan tetapi
tersimpan dalam gudang ilmu para raja, demikian juga dengan kebahagiaan. Ia
hanya ada dalam gudang rahmat Allah Swt. Di langit sana tersimpan esensi
(jawhar) para malaikat, dan di bumi tersimpan di hati para wali yang
Arifbillah. Dan setiap orang yang mencari ini tanpa bersandar hadrat
kenabian[4], maka ia telah salah jalan dan semua daya upayanya tak lebih
seperti uang dinar palsu. Ia kira dirinya kaya raya, tapi sebenarnya miskin di
hari kiamat sebagaimana ditegaskan Allah Swt:

“Maka Kami singkapkan daripadamu tutup yang menutupi matamu, maka


penglihatanmu pada hari itu amat tajam.” (Q.S. Qaf [50]: 22).

Dari sekian rahmat Allah pada hamba-Nya, Dia telah mengutus seratus dua puluh
empat ribu nabi untuk mengajarkan seluruh manusia tentang naskah kimia ini,
mengajarkan mereka bagaimana menjadikan hati sebagai tempaan mujahadah[5],
mengajarkan bagaimana membersihkan hati dari budi pekerti yang buruk dan
mengajarkan bagaimana mengendalikanya untuk menyusuri lorong-lorong kesucian,
seperti dijelaskan Allah Swt:

“Dialah yang mengutus pada kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka,
yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
kitab dan hikmah.” (Q.S. al-Jum’ah [62]: 2).

Yaitu mensucikan mereka dari akhlak yang buruk dan sifat-sifat kebinatangan
serta menjadikan sifat-sifat malaikat sebagai baju dan hiasan mereka.

Adapun maksud dari Kimia ini adalah bahwa semua yang berhubungan dengan
sifat-sifat negatif maka wajib menanggalkannya, dan semua yang berhubungan
dengan sifat-sifat kesempurnaa maka wajib mengenakannya. Satu-satunya rahasia
keberhasilan KIMIA KEBAHAGIAAN ini adalah kembali mundur dari keduniawian
seperti ditegaskan oleh Allah Swt:

“Dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (Q.S. al-Muzammil [73]:


8).

Dan keutamaan ini sangat banyak dan luas.

PASAL MENGENAI
PENGETAHUAN DIRI PRIBADI
Ketahuilah ! bahwa kunci mengetahui Allah (ma’rifah Allah) adalah mengetahui
diri sendiri. Seperti firman-Nya:

“Kami akan memperlihatkan pada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami atas segenap ufuk dan
pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an adalah benar.”
(Q.S. Fussilat [41]: 52).

Demikian pula sabda Nabi Saw:

“Siapa saja yang tahu akan dirinya, maka ia telah mengetahui Tuhannya.”

Tidak ada sesuatupun paling dekat denganmu kecuali dirimu sendiri. Maka jika
kamu tidak mengetahui dirimu, bagaimana mungkin kamu bisa mengetahui Tuhanmu?
Jika kamu katakan bahwa aku telah mengetahui diriku, yang kamu tahu sebenarnya
adalah diri bagian jasmani (anggota badan) yang terdiri dari tangan, kaki,
kepala dan lainnya. Kamu tidak mengetahui apa yang tersimpan dalam batinmu,
yang bila sedang marah, ia mendorongmu untuk bertengkar. Jika sedang bernafsu,
ia mengajakmu kawin. Jika sedang lapar, ia memintamu makan, jika sedang haus,
ia menuntutmu minum, dan hewan sangat mirip denganmu dalam hal ini. Maka itu,
yang wajib Anda lakukan adalah mengenalkan hakikat pada dirimu hingga Anda
tahu apa sebenarnya dirimu, dari mana kamu datang hingga sampai di tempat ini,
untuk tujuan apa kamu diciptakan, dengan apa kamu bisa meraih kebahagiaan dan
dengan apa kamu mendapatkan kepuasan.

Dalam jiwamu terkumpul berbagai macam sifat, diantaranya sifat-sifat binatang


jinak, binatang buas, pun demikian sifat-sifat malaikat. Maka ruh adalah
hakikat jauharmu yang paling esensial, lainnya adalah unsur asing dan kosong
telanjang. Maka yang wajib kamu lakukan adalah mengetahui hal ini. Bahwa bagi
sifat-sifat itu ada ransom makananya dan kebahagianya.

Kebahagiaan binatang jinak terletak pada makan, minum, tidur dan kawin, maka
jika kamu merasa bagian dari mereka, kenyangkan perutmu dan puaskan kelaminmu.
Kebahagiaan akan dirasakan binatang buas ketika mampu menyerang dan
melumpuhkan mangsa, kebahagiaan setan terletak pada makar, kejahatan dan
tipuan, maka jika kalian merasa bagian dari mereka, berbuatlah seperti yang
mereka perbuat.

Kebahagiaan para malaikat, ketika mereka hadir mengalami indahnya hadrat


kesakralan Tuhan, bagi mereka tak ada jalan sedikitpun untuk amarah dan
syahwat. Jika Anda merasa bagian dari jauhar hakikat malaikat, berjuanglah
mengenal asalmu sampai Anda tahu jalan menuju Hadrat Ilahiah(hadirnya
kesakralan Tuhan), sampai Anda bisa menyaksikan Jalal-Nya(keagungan) dan
Jamal-Nya(keindahan), sampai Anda mampu menjernihkan dirimu dari belenggu
amarah dan syahwat, sampai Anda tahu untuk apa sifat-sifat ini menjadi bagian
darimu. Allah Swt tidak menciptakan semua sifat itu agar mereka menawanmu,
tapi Ia menciptakannya agar mereka menjadi tawananmu, agar bisa mendorongmu
berjalan, yaitu kedua kakimu dan agar salah satunya bisa Anda jadikan
tunggangan sedangkan lainnya sebagai senjata hingga Anda mencapai kebahagiaan.
Jika Anda telah sampai pada tujuanmu, maka tekanlah ia di bawah kedua kakimu
dan kembalilah ke tempat kebahagiaanmu. Tempat itu adalah rumah bagi para
khawas (orang-orang khusus) yang menyaksikan Hadirat Ilahi (al-Hadrah al-
Ilahiyyah), sedang rumah-rumah para awam adalah tingkatan-tingkatan dalam
syurga. Anda sangat memerlukan dan mengerti makna-makna ini untuk bisa
mengetahui sedikit saja tentang dirimu.

Dan barangsiapa yang tidak memahami pada makna-makna ini, maka ia hanya
mendapat bagian kepingan-kepingannya saja, karena hakikat yang sebenarnya
terhijab (tertutup) baginya.

Ed:1

PASAL MENGENAI HATI, JIWA & RUH


Jika Anda berkemauan mengetahui dirimu, maka ketahuilah ! bahwa Anda
sebenarnya terdiri dari dua hal:
Pertama, hati, dan

Kedua yang disebut jiwa atau ruh. Jiwa atau ruh adalah hati yang biasa Anda
sebut sebagai mata hati. Hakikatmu adalah yang batin, karena jasad yang tampak
pertama sebenarnya merupakan yang terakhir, dan jiwa yang Anda sangka sebagai
terakhir sebenarnya yang pertama, atau disebut hati.

Hati bukanlah sepotong daging yang terletak di dada sebelah kiri, karena itu
hanya berlaku bagi binatang dan jasad mati. Segala sesuatu yang Anda lihat
dengan mata dhohir adalah alam ini atau yang disebut alam syhadah. Sedangkan
hakikat hati bukanlah bagian alam ini, tapi alam ghaib, dan hati dialam ini
adalah hal asing. Potongan daging itu hanyalah wadahnya, semua anggota tubuh
jasmanii adalah bala tentaranya, sedang ia adalah rajanya. Ma’rifah Allah
(mengetahui Allah) dan musyahadah (menyaksikan) keindahan hadir-Nya adalah
sifat-sifat hati, beban baginya dan perintah untuknya. Dari situ ia
mendapatkan pahala dan siksa, kebahagiaan dan kepuasan mengikutinya, demikian
ruh hewani pun senantiasa mengintainya dan selalu membuntutinya.

Mengetahui hakikat hati dan memahami sifat-sifat hati adalah kunci


Ma'rifatullah (mengetahui Allah Swt). Maka Anda harus berjuang keras untuk
mengetahuinya, karena ia adalah jauhar aziz (esensi mulia) bagian dari Jauhar
Malaikat (esensi para malaikat) yang bahan dasarnya berasal dari Hadirat
Ilahi, dari tempat itu ia datang dan ke tempat yang sama ia kembali.

Ed2

PASAL MENGENAI HAKIKAT HATI &RUH


Adapun pertanyaanmu apa hakikat hati, syari’ah tidak menjelaskannya secara
panjang lebar kecuali dalam satu ayat:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah: “Ruh itu termasuk
urusan Tuhanku.” (Q.S. al-Isra [17]: 85).

Karena ruh merupakan bagian dari kekuasaan ilahiah, yaitu dari ‘alam al-amr
(kuasa perintah Tuhan) Allah Swt berfirman:

“Ingatlah, yang menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.” (Q.S. al-A’raf
[7]: 54).

Dengan demikian, pada satu sisi manusia merupakan bagian dari ‘alam al-khalq
(alam ciptaan) dan pada sisi lain bagian dari ‘alam al-amr. Segala sesuatu
yang bisa dikenai ukuran panjang lebar, kadar dan mekanisme adalah termasuk
‘alam al-khalq[6], namun hati tak memiliki ukuran panjang lebar dan ukuran
tertentu. Oleh karena itu, ia tak menerima pembagian. Jika bisa dibagi, maka
ia termasuk ‘alam al-khalq. Contohnya, dari sisi sifat bodoh, maka ia pun
menjadi bodoh dan dari sisi sifat pintar, ia pun menjadi pintar. Namun segala
sesuatu yang terdiri dari sifat bodoh dan pintar pada saat yang sama adalah
mustahil. Dengan kata lain, ia bagian dari ‘alam al-amr, karena dalam ‘alam
al-amr tidak berlaku ukuran panjang lebar dan ukuran tertentu.
Sebagian dari mereka mengira bahwa ruh bersifat qadim (awal), maka mereka
telah salah. Sebagian lain berpendapat ruh adalah ‘ard (sifat), maka mereka
pun salah, karena sifat tak pernah berdiri sendiri, tapi mengikuti yang lain.

Maka, ruh adalah asal anak Adam, dan hati adalah tempat tumbuhnya mereka.
Jadi, bagaimana mungkin dia adalah sifat! Sebagian golongan mengatakan ruh
adalah badan jamani, mereka juga salah, karena badan jasmani menerima
pembagian.

Dan ruh yang sejak tadi kita sebut hati adalah media untuk mengetahui Allah.
Oleh karena itu, ia bukan merupakan badan, juga bukan sifat, melainkan unsur
esensi malaikat.

Mengetahui tentang ruh sangatlah sulit[7], karena agama tak memberi jalan
sedikit pun. Dan agama tak memerlukan untuk mengetahuinya, sebab agama
esensinya adalah kesungguhan (mujahadah), sedang ma’rifah (mengetahui) adalah
tanda hidayah, sebagaimana firman-Nya:

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar


akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (Q.S. al-Ankabut [29]:
69).

Dan barangsiapa yang tidak bersungguh-sungguh, ia tidak boleh membahasnya atau


mencari hakikat ruh. Dasar utama dari mujahadah adalah mengetahui tentara
hati, karena manusia jika tidak mengetahui seluk beluk kemiliteran, ia tidak
dibenarkan untuk berjihad.

Ed3

PASAL MENGENAI JIWA SEBAGAI KENDARAAN HATI


Ketahuilah ! bahwa jiwa adalah kendaraan hati, hati memiliki bala tentara,
seperti dijelaskan Allah Swt:

“Dan tak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri.” (Q.S. al-
Mudatstsir [74]: 31).

Hati diciptakan untuk pekerjaan alam akhirat, agar mendapatkan kebahagiaannya.


Kebahagiaan hati adalah dengan mengetahui Tuhannya. Mengetahui Tuhannya bisa
didapatkan melalui ciptaan Allah swt dari berbagai ‘alam-Nya. Keajaiban alam
tak mungkin terlihat kecuali melalui panca indera, dan panca indera berasal
dari hati yang mengambil jiwa sebagai sarananya. Kemudian dilanjutkan dengan
mengetahui tehnis kerjanya dan jaringannya. Jiwa tak berfungsi kecuali dengan
makan, minum, suhu panas dan kelembapan tertentu. Ia lemah saat dihampiri
bahaya dari dalam, yaitu lapar dan haus, demikian juga saat melawan bahaya
luar, seperti air dan api. Ia menghadapi banyak musuh.

Ed4

PASAL MENGENAI SYAHWAT & AMARAH


Anda juga perlu mengetahui adanya dua macam bala tentara, yaitu bala tentara
bagian luar(dhohir) yang terdiri dari syahwat dan amarah, berikut tempat-
tempatnya pada kedua tangan,kedua kaki, kedua mata, kedua telinga dan semua
anggota badan. Sedangkan tentara bagian dalam terletak dalam otak kepala,
yaitu daya khayal, daya pikir, daya hafal, ingatan dan bingung. Setiap
kekuatan ini memiliki fungsi khusus, jika salah satunya lemah, maka kondisi
manusia pun akan lemah dalam dua alam (dunia-akhirat). Satu bagian yang
mencakup dua hal ini adalah hati dan ia adalah pemimpinnya. Jika hati menyuruh
lidah menyebutkan sesuatu, maka ia akan menyebutkannya. Jika memerintahkan
tangan untuk menyerang, maka ia akan menyerang. Jika menyuruh kaki untuk
melangkah, maka ia pun akan melangkah. Demikian pula panca indera, hingga bisa
menjaga diri agar tetap bisa menyimpan pahala untuk di akhirat, berfungsi
secara baik, menyeselesaikan kontrak kerja dan menghimpun butiran-butiran
kebahagiaan. Dan mereka semua tunduk dan patuh kepada perintah hati
sebagaimana para malaikat yang tunduk dan patuh pada perintah Tuhannya dan
tidak berani menentang perintahnya.

Ed5

PASAL MENGENAI MENGETAHUI HATI DAN


BALA TENTARANYA
Ketahuilah !, seperti dikatakan dalam pepatah terkenal; jiwa diibaratkan
sebuah kota, kedua tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh sebagai lahannya,
kekuatan syahwat sebagai walikotanya, amarah sebagai kendaraanya, hati sebagai
rajanya dan akal sebagai perdana menterinya. Raja bertugas mengatur segenap
aparatur agar kondisi kerajaan tetap stabil, karena sang walikota atau syahwat
adalah pembohong, acuh tak acuh dan ambisius. Demikian pula kendaraan yaitu
amarah teramat jahat, pembunuh dan perusak. Jika sejenak saja sang raja
meninggalkan mereka dalam keadaan aslinya, mereka akan menguasai kota dan
merusaknya. Maka sang raja wajib berkonsultasi pada sang menteri dan
menjadikan sang wali dan bagian transportasi dibawah pengawasan sang menteri.
Jika ia melakukan hal itu, maka kondisi kerajaan akan tetap stabil, dan kota
akan makmur. Demikian juga hati juga bermusyawarah pada akal untuk menjadikan
syahwat dan amarah di bawah kekuasaannya sampai kondisi jiwa menjadi stabil
dan bisa mengantarkan pada sebab-sebab kebahagiaan, yaitu mengetahui Hadirat
Ilahi ( Ma'rifat alhadrat al-ilahiyah).

Seandainya akal dalam kondisi di bawah kekuasaan amarah dan syahwat, maka
jiwanya akan rusak dan hatinya tidak akan bahagia di akhirat kelak.

Ed 6

PASAL MENGENAI
AMARAH&SYAHWAT PEMBANTU JIWA
Ketahuilah ! bahwa syahwat dan amarah pembantu jiwa. Keduanya senantiasa
menarik-nariknya, terus mempertahankan urusan makan, minum dan kawin sebagai
media indera. Kemudian jiwa mempekerjakan indera sebagai jaringan akal dan
mata-matanya, yang dengannya ia mampu menyaksikan kehadiran Allah Swt.
Kemudian indera juga mempekerjakan akal, yaitu hati sebagai lentera dan lampu
yang melalui cahayanya ia bisa melihat Hadrat Ilahiah . Dengan demikian,
kenikmatan perut dan kemaluannya menjadi terhinakan. Kemudian akal juga
memfungsikan hati, sebab hati diciptakan untuk memandang keindahan Hadrat
Ilahiah. Barang siapa yang berdaya upaya dalam fungsi ini, maka ia adalah
hamba yang sebenarnya, yang terlahir dari al-hadrah al-ilahiyah, sebagaimana
firman-Nya:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku.” (Q.S. az-Zariyat [61]: 56).

Artinya, bahwa Kami telah menciptakan hati, memberinya kerajaan dan


memberinya pasukan tentara. Kami juga telah menjadikan jiwa sebagai
kendaraannya hingga ia bisa berjalan dari alam ke-Tanah-an ke alam atas yaitu
‘Illiyin.

Maka jika berkeinginan melaksanakan hak anugerah kenikmatan ini, duduklah


dalam kerajaannya, jadikan Hadrat al-Ilahiah sebagai kiblat dan tujuannya,
jadikan akhirat sebagai tanah air dan akhir keputusannya, jadikan jiwa sebagai
kendaraannya, dunia sebagai rumahnya, kedua tangan dan kaki sebagai
pembantunya, akal sebagai menterinya, syahwat sebagai karyawannya, amarah
sebagai angkutannya dan indera sebagai mata-matanya.

Masing-masing bagian itu adalah cerminan dari setiap alam yang menghimpun
semua keadaan mengenai keadaan alam-alam lainnya. Daya khayal di bagian
permukaan otak seperti seorang komandan yang bertugas menghimpun semua
informasi para mata-mata. Daya hafal pada bagian tengah otak bagaikan pemilik
peta yang bertugas menghimpun penggalan-penggalan dari tangan sang komandan
yang kemudian disampaikan kepada akal. Jika informasi-informasi ini sampai
pada sang menteri, maka ia akan melihat keadaan kota yang sebenarnya.

Jika Anda melihat salah satu dari mereka melanggar, seperti syahwat dan
amarah, maka Anda harus berusaha keras( bermujahadah) menaklukanya. Tidaklah
mujahadah ini untuk membunuh syahwat dan amarah, sebab kerajaan tak akan
bertahan tanpa keduanya. Jika Anda melakukannya, maka Anda adalah orang yang
berbahagia, yang telah melaksanakan urusan yang hak untuk dilakukan yaitu
anugerah nikmat, wajib bagimu menghadiahkan sesuatu pada saatnya, jika tidak,
maka Anda tidak akan bahagia, dikenai siksa dan diwajibkan bertaubat.

ed

PASAL MENGENAI
TIGA FORMASI KEBAHAGIAN
Kebahagiaan sempurna dibangun di atas tiga hal, kekuatan amarah, kekuatan
syahwat dan kekuatan ilmu[8]. Tiga hal ini harus diseimbangkan agar kekuatan
syahwat tidak muncul menguasai yang justru akan merusak anda. Demikian juga
kekuatan amarah agar tidak menguasai dan membodohi, yang akan merusak dan
mengahncurkan anda. Jika kedua kekuatan tersebut seimbang dengan adanya
kekuatan keadilan dan keseimbangan, maka keduanya akan menuju pada jalan
hidayah. Jika amarah semakin menguat, maka akan mudah pada terjadinya
penyerangan dan pembunuhan, sebaliknya jika amarah melemah, maka kewaspadaan,
ketentraman dalam agama dan dunia akan hilang. Namun jika diseimbangkan, yang
akan muncul adalah kesabaran, keberanian dan kebijaksanaan.

Syahwat-pun demikian, jika semakin mendominasi, maka akan muncul adalah


kejelekan dan kejahatan, sebaliknya jika syahwat melemah , maka akan
menyebabkan kelemahan dan ketidakgairahan. Namun jika terkendali seimbang,
yang ada adalah kesucian (‘iffah), kepuasan (qana’ah) dan sifat-sifat sejenis
lainnya.

ed

PASAL MENGENAI HATI;PRILAKU JELEKNYA &


BAGUSNYA
Ketahuilah ! bahwa hati dan bala tentaranya memiliki keadaan dan sifat-sifat
yang sebagian disebut dengan budi pekerti buruk dan sebagian lain disebut budi
pekerti terpuji. Budi pekerti terpuji akan mengantarkan pada kebahagiaan, dan
akhlak buruk mengantarkan pada kehancuran dan siksa.

Semua ini terdiri dari empat jenis budi pekerti( akhlak). Yaitu: akhlak setan,
akhlak binatang jinak, akhlak binatang buas dan akhlak malaikat. Perilaku
jelek, yaitu makan, minum, tidur dan kawin adalah akhlak binatang jinak.
Tingkah laku amarah pemukulan, pembunuhan dan pertikaian adalah akhlak
binatang buas. Prilaku-prilaku jiwa seperti makar, penipuan, kecurangan dan
hal lain sejenis adalah akhlak setan. Terakhir, kegiatan berfikir yang
menghasilkan rahmat, ilmu dan kebaikan adalah akhlak malaikat.

ed

PASAL MENGENAI
EMPAT HAKIKAT DALAM KULIT MANUSIA
Ketahuilah ! bahwa dalam kulit anak adam(manusia) terdapat empat hal, anjing,
babi, setan dan malaikat. Anjing tercela dari segi sifatnya dan bukan dari
bentuknya. Begitupun setan dan malaikat, hal-hal tercela dan keterpujianya[9]
hanya pada sifat-sifatnya dan bukan pada bentuk atau prilakunya. Babi pun
demikian, tercela dalam sifat-sifatnya bukan pada bentuk dan tingkah lakunya.

Karenanya manusia diperintahkan untuk menyingkap gelapnya kebodohan dengan


cahaya akal, agar terhindar dari segala macam fitnah. Seperti ditegaskan Rasul
Saw:

“Tak seorangpun (dari manusia) kecuali memiliki setan, aku juga memiliki
setan. Sungguh Allah telah menjagaku dari setanku hingga aku bisa
menguasainya.”[10]

Demikian syahwat dan amarah seharusnya berada dibawah kendali akal, keduanya
hanya boleh berbuat bergerak melakukan sesuatu dengan kendali akal. Maka jika
seseorang berbuat demikian, ia benarlah baginya disebut berakhlak terpuji
yaitu; sifat malaikat dan merupakan benih kebahagiaan. Jika melakukan
kebalikannya, maka ia disebut berakhlak tercela yaitu sifat-sifat setan dan
merupakan benih dari siksa.Dalam tidur ia akan melihat dirinya seakan berdiri
terpasung menjadi budak anjing dan babi. Orang ini seperti lelaki muslim yang
membawa beberapa muslim lainnya dan menahan mereka di penjara orang-orang
kafir.

Bagaimana keadanmu jika nanti pada hari kiamat sang raja, yaitu akal,
menahanmu dibawah kekuasaan syahwat dan amarah, yaitu anjing dan babi?

ed

PASAL MENGENAI EMPAT KONDISI MANUSIA PADA


HARI KIAMAT
Ketahuilah ! bahwa manusia saat ini dalam bentuk anak Adam, esok saat makna-
makna itu tersingkap, mereka pun keluar dalam bentuk menyesuaikan dengan makna
masing-masing. Mereka yang dominan amarahnya, maka akan berdiri dalam bentuk
anjing. Mereka yang dominan nafsunya, maka akan berdiri dalam bentuk babi,
sebab bagaimanapun bentuk selalu mengikuti makna-makna. Seorang yang tertidur
akan melihat semua yang ada dalam jiwanya. Demikian pula karena isi jiwa
manusia teridentifikasi dalam empat hal di atas, maka ia harus mengintai
setiap gerak-geriknya, diamnya dan mengenali diri termasuk bagian mana dari
yang empat. Sifat-sifat itu ada dalam hati dan terus bertahan hingga hari
kiamat, dan jika masih tersisa secuil kebaikan, maka itu adalah benih
kebahagiaan. Sebaliknya jika yang tersisa adalah secuil kejelekan, maka ia pun
merupakan benih dari siksa. Manusia tak akan pernah berhenti bergerak dan
diam, hatinya bagaikan kaca, akhlak tercela bagaikan asap dan kegelapan, jika
menyentuhnya, maka seketika ia menggelapkan jalan menuju kebahagiaan. Akhlak
terpuji bagaikan cahaya dan pancarannya, jika sampai pada hati, maka ia akan
membersihkannya dari gelapnya kemaksiatan. Seperti sabda Rasul Saw:

“Ikutkanlah pada perbuatan jelek itu perbuatan baik yang akan


menghapusnya.”[11]

Dan hati bisa jadi terang dan gelap, semua tak akan lolos kecuali mereka yang
mendatangi Allah dengan hati yang pasrah.

PASAL MENGENAI KELEBIHAN MANUSIA ATAS


BINATANG
Ketahuilah ! bahwa nafsu dan amarah yang ada bersama binatang juga terdapat
pada anak Adam. Akan tetapi manusia diberi tambahan lain[12] sebagai bekal
untuk memperoleh kemuliaan dan kesempurnaan. Dengan hal tersebut, ia bisa
mengetahui Allah dan keindahan ciptaan-Nya. Dan dengan hal tersebut manusia
bisa menyelamatkan dirinya dari kekuasaan nafsu dan amarah serta meraih sifat-
sifat malaikat. Dengan demikian, manusia diberi sifat-sifat binatang jinak dan
buas, yang semuanya ditundukka Allah untuk manusia. Hal ini sebagaimana yang
difirmankan Allah:
“Dia telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan yang ada di bumi
semuanya.” (Q.S. al-Jasiyah [45]: 13).

PASAL MENGENAI
KEAJAIBAN HATI&
DUA PINTU HATI
Ketahuilah ! bahwa hati memiliki dua pintu ilmu, satu untuk mimpi-mimpi dan
lainnya untuk ilmu sadar, yaitu pintu untuk ilmu realita (zahir). Saat manusia
tertidur, pintu-pintu indera tertutup, dibukakanlah pintu bathin dan
disingkapkan realitas alam ghaib dari alam malakut dan Lauh Mahfudz seperti
cahaya yang terang benderang. Untuk menyingkapnya dibutuhkan semacam tafsir
mimpi. Sedang ilmu yang dihasilkan dari realita (zahir) dikira oleh manusia
akan memunculkan kesadaran diri, dan bahwa keadaan sadar lebih utama, meskipun
sebenarnya ia tidak bisa melihat sesuatupun dari alam ghaib. Bagaimana pun
sesuatu yang terlihat antara keadaan sadar dan tidur tetap lebih utama sebagai
pengetahuan daripada apa yang terlihat melalui indera.

PASAL MENGENAI CERMIN HATI


Disamping itu, Andapun mesti tahu bahwa hati seperti cermin, Lauh Mahfudz pun
demikian. Karena di dalamnya terdapat gambaran dari semua realitas (mawjudat).
Jika Anda hadapkan cermin satu dengan lainnya, maka masing-masing gambar pada
setiap cermin akan saling menghiasi yang lainnya. Demikian pula semua gambar
(suwar) pada Lauh Mahfudz akan tampak dalam hati jika ia telah suci dari nafsu
dunia. Jika masih disibukkan dengannya, maka alam malakut akan tetap tertutup.
Jika pada saat tidur manusia tak terhubungkan dengan obyek indera, maka ia
akan menyaksikan esensi (jawhar) alam malakut dan akan terlihat sebagian
gambar yang ada pada Lauh Mahfudz. Jika manusia menutup pintu indera hanya
sekedarnya, maka ia hanya memasuki dunia khayal. Karena itu, ia melihat
sesuatu yang masih tertutupi pada bagian luarnya dan bukanlah hakikat murni
yang tersingkapkan. Jika hati telah mati bersama si pemiliknya, maka pada saat
itu tidak ada yang namanya khayal, dan tidak juga indera. Oleh karena itu,
pada saat tersebut hati mampu melihat dengan tanpa keraguan ataupun khayalan.
Dan ketika itu, diucapkan padanya:

“Maka penglihatanmu pada hari itu sangat tajam.” (Q.S. Qaf [50]: 22).

PASAL MENGENAI HATI, ILHAM &ALAM


MALAKUT
Ketahuilah! bahwa tak seorangpun dari anak Adam kecuali hatinya telah dimasuki
sentuhan-sentuhan suci melalui jalan ilham, dan hal itu tidak masuk melalui
indera, akan tetapi masuk dalam hati tanpa tahu dari mana asalnya, sebab hati
termasuk alam malakut, dan indera tercipta untuk alam ini, yaitu alam al-mulk
(alam kuasa). Karenanya ia menjadi penghalang jiwa dari menyaksikan alam
malakut manakala tidak tersucikan dari aktifitas indera.

PASAL MENGENAI DIBALIK KETERBUKAAN HATI


Jangan Anda kira kelembutan ini hanya terbuka pada saat tidur dan mati saja,
tapi ia pun terbuka saat sadar bagi mereka yang ikhlas berjihad, ikhlas
melakukan riyadah (latihan) dan menyelamatkan diri dari kekuasaan nafsu,
amarah, akhlak tercela dan perbuatan buruk. Jika ia duduk di tempat sepi dan
mengosongkan dirinya dari dari aktifitas indera, kemudian membuka mata hati
dan pendengarannya, menjalankan fungsi hatinya sebagai bagian dari alam
malakut, terus menerus menyebut kalimat Allah, Allah, Allah, dengan hatinya
dan dengan tidak dengan lidahnya sampai ia tak mendapatkan informasi dari
dirinya dan alam sekitarnya sedikitpun, dan yang ia lihat hanyalah Allah[13],
maka kekuatan itu akan terbuka, apa yang ia lihat disaat tidur, ia bisa
lakukan pada saat sadar, yang tampak adalah ruh para malaikat dan para nabi,
gambar-gambar bagus yang indah dan mulia, saat itu tersingkaplah kerajaan
langit dan bumi. Ia bisa lihat semua yang tak bisa dijelaskan dan tak bisa
digambarkan, sebagaimana sabda Rasul Saw:

“Dibentangkan padaku bumi, seketika kulihat ujung barat dan timur.”[14]

Allah Swt menjelaskan:

“Dan demikianlah Kami perlihatkan pada Ibrahim tanda-tanda keagungan Kami


(yang terdapat) di langit dan bumi.” (Q.S. al-An’am [6]: 75).

Karena semua ilmu para nabi melalui jalan ini dan bukan melalui jalan indera,
seperti ditegaskan Allah Swt:

“Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.”


(Q.S. al-Muzammil [73]: 8).

Artinya terputus dari segala sesuatu, penyucian diri dari segalanya dan terus
memohon kesempurnaan pada-Nya, ini adalah jalan (tariq) kaum sufi zaman ini.
Sedang cara pengajaran, adalah jalan (tariq) para ulama. Semua ini dirangkum
dari jalan kenabian. Begitu juga ilmu para auliya’, sebab ilmu itu tertanam
dalam hati mereka tanpa melalui perantara, yaitu dari Hadirat Ilahi
sebagaimana firman-Nya:

“Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan
kepadanya di antara ilmu-ilmu dari sisi Kami.” (Q.S. al-Kahfi [18]: 65).

Jalan ini tidak akan dipahami tanpa melalui latihan, dan jika tak dihasilkan
dengan rasa, maka ia pun tak bisa dihasilkan melalui pengajaran[15]. Yang
seharusnya dilakukan adalah mempercayainya hingga kita bisa mendapatkan
kebahagiaan mereka, dan ini adalah sebagian keajaiban hati. Siapa yang tak
melihat, ia tidak akan mempercayainya, seperti firman-Nya:
“Yang sebenarnya mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan
sempurna, padahal belum datang kepada mereka penjelasannya.” (Q.S. Yunus [10]:
39), dan firman-Nya:

“Dan ketika mereka tidak mendapat petunjuk dengannya (Alqur’an) maka mereka
berkata:

“Ini adalah dusta yang lama.” (Q.S. al-Ahqaf [46]: 11).

PASAL MENGENAI SEMUA MANUSIA BERHAK ATAS


RAHASIA KETUHANAN
Jangan Anda mengira semua ini khusus untuk para nabi dan para wali saja, sebab
esensi anak Adam dari asal penciptaannya memang untuk tujuan ini, seperti
unsur besi agar dibuat cermin yang bisa digunakan untuk melihat gambaran alam,
kecuali yang berkarat dan membutuhkan penyepuhan, atau besi kering yang
membutuhkan pengecatan sebab sewaktu-waktu bisa patah. Demikian juga hati,
jika nafsu dan kemaksiatan mendominasinya, maka ia tidak akan mencapai derajat
ini. Hal ini sebagaimana yang disabdakan Rasul Saw:

“Semua yang terlahir berada dalam fitrah (esensi) Islam.”,[16]

Allah berfirman:

“Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah


Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Anda Tuhan kami).” (Q.S. al-A’raf
[7]: 172).

Begitupun anak Adam, fitrahnya adalah mempercayai akan ketuhanan Allah,


seperti dalam firman-Nya:

“Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.” (Q.S. ar-Rum
[30]: 30).

Para nabi dan para wali adalah anak Adam, Allah berfirman:

“Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu.” (Q.S.


Fussilat [41]: 6).

Setiap yang menanam pasti memetik, siapa saja yang berjalan, pasti sampai,
siapa yang memohon, pasti akan mendapatkan. Permohonan tidak akan berhasil
tanpa mujahadah – permintaan orang yang telah renta dan arif telah melalui
jalan ini – jika dua hal ini berlaku pada seseorang, maka Allah telah
berkehendak menganugerahinya kebahagiaan dengan hukum azali hingga ia mencapai
derajat ini.

PASAL MENGENAI NIKMAT DAN KEBAHAGIAAN


MANUSIA TERLETAK PADA MA’RIFAH ALLAH
Ketahuilah ! bahwa segala sesuatu memiliki rasa bahagia, nikmat dan kepuasan.
Rasa nikmat akan diperoleh apabila ia melakukan semua yang diperintahkan oleh
tabiatnya. Tabiat segala sesuatu adalah semua yang tercipta untuknya.
Kenikmatan mata pada gambar-gambar indah, kenikmatan telinga pada bunyi-bunyi
yang merdu, dan demikian semua anggota badan. Kenikmatan hati hanya dirasakan
ketika mengetahui Allah (ma’rifah Allah), sebab ia diciptakan untuk melakukan
hal itu. Semua yang tidak diketahui manusia, tatkala ia mengetahuinya maka ia
akan berbahagia, seperti permainan catur, ketika mengetahuinya ia pun senang,
jika ia dijauhkan dari permainan itu, maka ia takkan meninggalkannya dan tak
akan sabar untuk kembali memainkannya. Begitu juga mereka yang telah sampai
pada ma’rifah Allah[17], pun merasa senang dan tak sabar untuk menyaksikan-
Nya, sebab kenikmatan hati adalah makrifat, setiap kali makrifat bertambah
besar, maka nikmatpun bertambah besar pula.

Karenanya, ketika manusia mengetahui sang menteri, maka ia akan senang, lebih-
lebih jika tahu sang raja, maka kebahagiaannya tentu lebih besar lagi.

Tak ada satu keberadaan pun di alam ini yang lebih mulia dari Allah Swt, sebab
kemuliaan yang dimiliki, semua oleh sebab-Nya dan dari-Nya, semua keajaiban
alam adalah karya-Nya, tak ada pengetahuan (ma’rifah)

PASAL MENGENAI
ALAM DAN SARIPATI MANUSIA
Ketahuilah ! bahwa jika anak Adam disarikan dari alam, padanya terdapat segala
gambaran alam yang masih bisa kita temukan akarnya, sebab tulang-belulang ini
seperti pegunungan, dagingnya seperti debu, bulu-bulunya bagaikan tumbuhan,
kepalanya bagaikan langit, inderanya seperti bintang, penjelasan mengenai hal
ini sangatlah panjang. Demikian bagian dalamnya pun menyimpan gambaran alam,
sebab fungsi pencernaan yang ada dalam lambung mirip dengan seorang ahli
masak. Kekuatan yang ada pada limpa sama dengan pembuat roti, kekuatan pada
usus bagaikan tukang cukur, kekuatan yang memutihkan susu dan memerahkan darah
bagaikan tukang sepuh, penjelasan mengenai hal ini cukup panjang, yang penting
adalah hendaknya kamu mengetahui berapa banyak alam yang tersimpan bersamamu,
yang terus sibuk melayanimu, sedang Anda malah mengabaikannya, dan mereka
takpernah beristirahat, Anda bahkan tak mengenalnya dan tak bersyukur pada-Nya
yang telah menganugerahkan semua itu untukmu.

PASAL MENGENAI PENGETAHUAN TENTANG


KOMPOSISI JASAD BADAN DAN MANFAAT-MANFAAT
ANGGOTA TUBUH
Ilmu ini sangatlah agung, kebanyakan manusia mengabaikannya, demikian juga
ilmu kedokteran. Setiap mereka yang ingin melihat dirinya dan keajaiban karya
Allah Swt dalam dirinya, membutuhkan minimal tiga sifat dari sfat-sifat
ketuhanan.

Pertama, hendaknya mengethui bahwa yang menciptakan seseorang juga mampu


membawanya pada kesempurnaan dan bukan pada sebaliknya, Ia adalah Allah Swt.
Tak satu pun perbuatan di dunia yang lebih ajaib dari penciptaan manusia yang
berasal dari air hina dan pembentukan fisik dengan bentuk yang sangat
menakjubkan, sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang


bercampur.” (Q.S. al-Insan [76]: 2).

Maka untuk mengembalikannya setelah mati adalah lebih mudah lagi, sebab
pengulangan selamanya lebih mudah daripada permulaan.

Kedua, pengetahuan tentang ilmu Allah Swt bahwa ia mencakup segala sesuatu.
Sebab keajaiban dan keanehan ini tak mungkin ada kecuali dengan kesempurnaan
ilmu.

Ketiga, hendaknya Anda tahu bahwa keramahan-Nya, rahmat-Nya dan perlindungan-


Nya mengenai segala sesuatu, tak terbatas di saat Anda melihat tumbuhan, hewan
dan kandungan bumi, semua berada dalam keluasan kuasa-Nya, bentuk yang baik
dan warna yang indah.

PASAL MENGENAI URAIAN BENTUK MANUSIA


MERUPAKAN KUNCI MENGETAHUI SIFAT-SIFAT
KETUHANAN DAN TERMASUK ILMU MULIA
Yaitu pengetahuan tentang keajaiban karya-karya Ilahi, pengetahuan tentang
keagungan dan kekuasaan Allah Swt, yang merupakan ringkasan (sari) dari
pengetahuan hati. Ilmu ini begitu mulia, sebab berbicara tentang karya Ilahi,
sebab jiwa bak kuda, akal sebagai penumpangnya dan keduanya terhimpun dalam
kalimat penunggang kuda (joki). Siapa yang tak mengenal dirinya dan mengaku
mengenal lainnya, maka ia seperti seorang lelaki bangkrut yang tak memiliki
makanan sedikitpun untuk dirinya dan mengaku menafkahi orang-orang miskin di
kotanya.

PASAL PENUTUP
Jika Anda mengetahui kemuliaan, kehormatan, kesempurnaan, keindahan dan
keagungan setelah Anda menyadari bahwa esensi hati adalah esensi yang paling
mulia, yang semua itu telah dianugerahkan kepadamu dan kelak akan ditarik
kembali, dan Anda justru tidak memintanya, malah mengabaikannya dan
menghilangkannya, maka Anda akan sangat menyesal pada hari kiamat. Berjuanglah
untuk mendapatkannya, tinggalkanlah segala kesibukan duniawi! Dan segala
kemuliaan yang tidak tampak di dunia, maka di akhirat kelak akan menjadi
kebahagiaan, keabadian tanpa kefanaan, kekuasaan tanpa kelemahan, pengetahuan
tanpa kebodohan, keindahan sekaligus keagungan.

Sedang hari ini, tak seorang pun yang lebih lemah darinya, sebab ia termiskin
dan kekurangan, akan tetapi kemuliaan akan ia alami esok jika ia tancapkan
pengetahuan tentang kebahagiaan ini dalam inti hatinya, hingga ia bisa
menyelamatkan dirinya dari perumpamaan binatang dan bisa mencapai derajat
malaikat.
Jika ia kembali pada nafsu dunia, maka ia lebih memilih menjadi binatang pada
hari kiamat, karena sebenarnya ia kembali ke asalnya yaitu tanah. Dan ia pun
akan abadi dalam siksa.

Kami berlindung kepada Allah Swt dari semua itu, kami meminta pertolongan-Nya,
sebab Ia sebaik-baik Pemelihara dan Penolong, dan rasa syukur ini untuk Alah
Swt, Tuhan semesta alam. Semoga keselamatan senantiasa dianugerahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Saw dan keluarga berikut para sahabatnya.

The End

[1] Perjuangan membersihkan hati dengan beragam ibadat.

[2] Penyaksian pada cahaya keTuhanan.

[3]Menghilangkan kotoran hati an mensucikannya diisi dengan keutamaan. Menurut


Imam Jurjani ada juga kimia awam;menggantikan kenikmatan dunia dengan
kenikmatan akhirat dan kimia orang khusus;memurnikan hati dari alam beralih ke
Pencipta alam

[4] Sebab Nabi saw lah yang menerima wahyu dan menerangi jalan.

[5] Hati ditempa dengan Mujahadah ibadah agar suci, seperti besi berkarat
ditempa dalam bara api agar murni.

[6] Imam Qohtoby berkata ruh tidak masuk dalam katagori objek KUN, artinya
bahwa ruh adalah kehidupan itu sendiri .Hidup dan kehidupan adalah sifat Yang
maha hidup. Ruh yang berada dalam jasad bukanlah makhluk sebagaimana jasad.
( Lihat; aTaaruf limadzhab ahli tasawwuf; alKalabadzi, hal 68, Darul kutub
ilmiah, bairut)

[7] Berkata Imam Junaidy alBagdadi Ruh adalah sesuatu yang dibiasi oleh ilmu
Allah dan tak seorangpun yang memahaminya dari makhlukNya. Dan tak
diperkenankan mengibaratkannya dengan apapun.

[8] Orang kuno yang pertama mendefinisikan tugas Jiwa adalah Plato bahwa jiwa
memiliki tiga kekuatan;kekuatan syahwat, kekuatan amarah, kekuatan Akal.
Dimanasyahwat dan amarah adalah pembantu bagi kekuatan akal. Plato
mengibaratkan Manusia dengan kekuatan dan perangkatnya adalah sebuah kota yang
mesti ditata, dimana penduduknya dibagi dalam tiga kasta: kasta buruh para
pekerja, kasta peperangan dan kasta hakim, dimana kasta buruh sebanding dengan
kekuatan syahwat, dan kasta peperangan sebanding dengan kekuatan amarah dan
kasta hakim sebanding dengan kekuatan akal. Demikian juga berpendapat
Cendikiawan Alfarabi dalam kitabnya" Aro' ahlil madinah alfadilah"

[9] Ketercelaan syetan dan keterpujian malaikat, sebab syetan hanya memilki
sifat tercela saja sedang malaikat hanya memilki sifat keterpujian.

[10] Riwayat muslim, kitab sifat kaum munafiq hadis no 70, Imam Ahmad;
Musnad;juz 6 hal 115. dari Aisyah.

[11] Riwayat: aTurmudzi;albar,asilah;bab 55, Adda romy; arroqoiq,bab 73, Imam


Ahmad;Musnad; juz 5 hal 153, Hadis dari Mu'az bin jabal.
[12] Kekuatan akal

[13] Imam Jurjani berkata dalam Ta'rifat hal 163: lenyapnya hati dari
mengetahui hal ihwal makhluk bahkan dari keadaan dirinya, ia liputi oleh
Sulthon hakikat, ia hadir dalam AlHaq, gaib dari dirinya dan dari makhluk.
Sebanding dengan ini adalahl kisah dalam al-Qur'an tentang Nabi yusuf, dimana
para perempuan ketika menyaksikan ketampanan Nabi Yusuf merekapun memotong
tangan sendiri, bagaimana keadaan jika seseorang melihat keindahan Dzat sang
pemilik keindahan?.

Fana menurut ahli tasauf adalah tenggelam dalam keagungan dan penyaksian
alHaq.

[14] Riwayat: Muslim;Fitan;no 19, Abu Dawud; Fitan, bab


1,Atturmudzi;Fitan;bab 14, Ibnu Majah;Fitan;bab9, Imam Ahmad;Musnad; Juz 5,hal
278. Hadis dari Syadad bib Aus dari Nabi Saw.

[15] Ini sebagaimana terjadi pada zaman alGhazali dimana para Murid penggemar
tasauf dibebani beragam aturan oleh para Syeh Tasauf yang akan menunjukan
jalan istiqomah. Adapun Tehnik tasauf alGhazali Ia mengambil langsung dari
petunjuk kenabian tanpa perantara para Syeh tasauf, dan jenis tasauf ini
doperuntukkan bagi penggemar berat seperti algazali sendiri.

[16] Riwayat: Ahmad,Malik, Abu Dawud,atTurmudzi, adDaromy.

[17] Sepakat para ahli Tasauf bahwa ma'rifat tidak akan sempurna dengan akal.
Dalil mereka; bagi Allah adalah Allah semata. Menurut mereka jalan akal adalah
jalan orang yang berakal adalam kebutuhanya pada dalil, kerena akal adalah
baru dan yang baru hanya kan menunjukan pada yang baru juga. Seorang pria
bertanya pada Imam Annury: apa dalilnya Allah? Ia Jawab: Allah, Maka dimana
fungsi akal? Ia jawab:Akal lemah, yang lemah hanya akan menunjukan pada yang
lemah juga.

Anda mungkin juga menyukai