Anda di halaman 1dari 30

7 lapis hati dan Jiwa Manusia

7 lapis hati adalah sebuah makna akan arti hidup yang dimana manusia bisa mengerti akan dirinya
untauk menjadi manusia.
Jiwa Manusia [Wujud Rupa Rasa] WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUUN Artinya : Aku
ada di dalam Jiwamu, mengapa kamu tidak melihat?....................
Audzubillahiminasyaitonnirrojim… Bismillahirrahmaanirrahiim Artinya : Aku berlindung kepada
Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari [godaan] SIFAT syaitan yang terkutuk.
Manusia adalah tempatnya Idajil. Iblis, Syaitan, Jinn, 10 Malaikat [Sifat Malaikat] Surga dan
Neraka, 7 lapis langit 7 lapis bumi [Hati yang lapang].
Makna-makna yang terkandung dalam setiap kitab suci semuanya dirangkum dalam Al-Quran,
makna-makna yang terkandung dalam Al-Quran dirangkum semuanya dalam surat Al-Fatihah dan
makna-makna yang terkandung dalam surat Al-Fatihah dirangkum dalam kalimah Bismillaah.
Makna-makna yang terkandung dalam kalimah Bismillaah dirangkum dalam huruf Ba-nya, makna
yang terkandung dalam huruf Ba adalah : "Oleh-KU telah terjadi sesuatu yang telah terjadi dan
oleh-KU akan terjadi sesuatu yang akan terjadi" makna TITIK pada huruf "Ba" adalah HATI,
[Pintu masuk = "Man Arofa Nafsahu Faqod Arofa Robbahu"] ” Sesungguhnya syaitan berjalan
dalam tubuh Manusia di tempat peredaran darah.” [HR. Al Bukhari: 7171 dan Muslim: 2175 dari
hadits Shafiyyah Radhiyallahu ‘anha]

Cerita Dikit :
“Ketika Allah menciptakan Adam [Cahaya = Sifat Malaikat] di Surga, Allah pun meninggalkannya
sesuai dengan kehendak-Nya. Maka Iblis pun mengitari [Adam] dan memperhatikan bagaimana
keadaannya, ketika melihat ada sisi yang kosong, maka dia pun mengetahui bahwa Allah telah
menciptakan satu ciptaan yang tidak mampu untuk menahan diri.”
Ketika pindah ke Alam Dunia, Adam di masukkan ke dalam jasad, hakikat jasad adalah merupakan
penjara dunia.
Allah Subhana wa Ta'ala hanya menciptakan Rahmat dan Nikmat, Allah Subhana wa Ta'ala tidak
menciptakan Neraka ketika Adam berada di Alam Rahmat…
Di saat Iblis tidak mau bersujud/hormat kepada Adam maka lahirlah Neraka, Neraka adalah buah
TEKAD Iblis, ketika permohonannya dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menggoda
anak cucu Adam sampai hari Kiamat…
HUBBUD DUNIA adalah pangkal dari semua sifat-sifat ; sombong, ujub, riya, takabur, fasik,
munafik, iri, dengki, dendam, benci, dusta, sum’ah, bohong, zhalim, khianat, rakus, bakhil, kikir,
fitnah, ghibah, fitnah, mencela, menghina, mencemooh, perkataan kasar dan kotor dll.
RAHMAT ALLAH dan SYAFA'AT RASULULLAH sangat sulit untuk menetes ke dalam hati
yang di penuhi penyakit, Sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam : Allah tidak memandang
RUPA dan HARTAMU tetapi Allah memandang HATI dan AMALANMU
Sifat-sifat Iblis, Setan, Jinn :
1. Musyrik Dholalah : Latta, Uza, Manat, Hubal.
2. Syirik Khofi : Islam yang tekadnya berubah.
3. Syirik Lijati : Hati Islam, pekerjaan musyrik.
4. Syirik Li’ijati : Pindah-pindah Agama.
5. Kufur : Ucapan yang buruk.
6. Kafir : Manusia yang jahat hatinya.
7. Kufar : Prilaku dan langkah yang buruk.
Hadast-hadast BAATHIN [Berhala-berhala di dalam hati, uapnya akan menutupi Baathin]

SIFAT membuktikan ISI HATI


Akhlaq Baathin yang sudah buruk, karena Iblis, Syaitan dan Jinn telah mengkapling HATI,
membuat manusia berubah TEKAD. Perkataan, tekad dan tingkah lakunya cerminan dari
sifat-sifat Iblis, Setan dan Jinn. Mereka selalu membuat perangkap, jebakan halus, menghalangi
dan membelokan jalan menuju kepada kebenaran dan kebaikan [Menawarkan Surga, mengajak ke
Neraka] SATU KEBENARAN, DI BUNGKUS 100 KEPALSUAN. "Seperti semut hitam yang
berjalan di atas batu hitam, di kegelapan malam di dalam gua yang gelap"
Hadast Baathin menjadi benih KEBENCIAN akan menghasilkan HALUSINASI JIWA :
1. Merasa paling baik...
2. Merasa paling benar...
3. Merasa paling pandai...
4. Merasa banyak amal...
5. Merasa paling shaleh...
6. Merasa ahli ibadah...
7. Ingin dipuji...
8. Ingin disanjung...
9. Ingin di hormat...
10. Mengagumi diri...
11. Melupakan dosa...
12. Melupakan azab...
13. Berandai- andai terhadap Allah...
14. Berangan-angan Surga...
15. Benci kepada yang tidak shalat...
16. Benci kepada manusia yang tidak disukai...
17. Menghina...
18. Melecehkan...
19. Mencemooh...
20. Panjang angan - angan dll.
Ibadah yang dibarengi dengan perasaan akan membuka jebakan- jebakan dan perangkap yang
sangat halus, pintu masuknya syaitan ke dalam hati;
1. Seperti ahli ibadah...
2. Seperti ahli agama...
3. Seperti ahli shalat...
4. Seperti orang pandai...
5. Seperti ahli Surga...
6. Seperti orang baik...
Allah adalah Lam Yalid Wa Lam Yulad.
" Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan HAWA NAFSU-nya sebagai Tuhannya
dan Allah membiarkannya berdasarkan Ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati
PENDENGARAN dan HATI-nya dan meletakkan tutupan atas PENGLIHATAN-nya?...... Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah [membiarkannya sesat]. Maka mengapa
kamu tidak mengambil pelajaran?" [QS al-Jatsiyah:45: 23].
Jika kegelapan menutupi mata baathin maka menyebabkan
baathin terpisah dari kebenaran. Baathinlah yang tertutup
sedangkan kebenaran tidak tertutup. Dalil atau bukti yang
dicari bukanlah untuk menyatakan kebenaran dan keyakinan,
tetapi untuk mengeluarkan baathin dari lembah kegelapan
kepada cahaya yang terang benderang, keyakinan/iman di dapat
melalui pengamalan, sehingga cahaya akan menerangi atau
membuka hijab hati, kekuatan ilmu yang diperoleh di tentukan
oleh kekuatan hati, wadahnya harus bersih, ilmu tidak akan
masuk ke dalam hati yang kotor.
Apabila hatinya bersih maka cahaya Illahi semakin bersinar
menerangi dan dia mendapat ilmu yang lebih jelas, lalu
baathinnya menghadap kepada yang lebih benar, sehinggalah
dia menemui kebenaran hakiki, terbukanya mata baathin
memperlihatkan keberadaan Allah Ta’ala, kesaksian mata baathin memperlihatkan ketiadaan diri
selain Wujud-Nya, kesaksian hakiki mata baathin memperlihatkan bahwa hanya Dzat yang Wujud,
tidak terlihat lagi ketiadaan dan wujud diri, hal ini disebut Nafi Isbat.

Baathin yang terlantar tanpa makanan mengakibatkan peredaran darah menjadi kotor, akibatnya
menjadi penyakit, mudah marah, depresi, stress, was-was, keraguan, hati resah, jiwa gelisah, pikir
tidak tenang, hati panas, hati membatu, stroke, penyakit jantung, kanker, darah tinggi, tumor, sakit
yang panjang di masa tua, sakaratul maut yang lama dll.
Efek dari hadast-hadast baathin, akan membuat baathin terhijab dan qolbu menjadi gelap, hati
mengalami kebutaan... Firman Allah : "Sesungguhnya bukan buta mata itu yang buta, tetapi yang
buta ialah hati yang di dalam dada" [Al Hajj: 46].
BAATHIN adalah maqamnya RUH :
 BILLA HAEFFIN, artinya tak berwarna dan tak berupa, tidak merah tidak hitam, tidak
gelap tidak pula terang.
 BILLA MAKANIN, artinya tidak berarah tidak bertempat, tidak di barat tidak di timur,
tidak di utara maupun di selatan, tidak di atas maupun di bawah.
Baathin bisa kotor oleh uap-uap nafsu kotor dari :
1. NAFSU AMARAH.
2. NAFSU SAWIYAH.
3. NAFSU LAWAMMAH.
4. NAFSU MUTHMAINAH.
adalah nafsu yang diberikan bersamaan dengan RUH. Sifatnya nafsu adalah meliputi, jika Nafsu
Muthmainah menjadi penguasa [RASA] maka akan berubah sifat menjadi jiwa yang tenang. bukti
dari Nafsu adalah adanya segala keinginan... SIFAT RASA BAIK dan SIFAT RASA BURUK.
RUH - mengenai RUH, manusia hanya diberi pengetahuan yang sedikit, RUH SIFATNYA FITRAH
dan NETRAL, RUH ibarat minyaknya, NYAWA adalah api, NAFSU adalah panasnya, adanya
Nyawa adalah ketika bayi dari Alam Rahim keluar dan kontak dengan Alam Dunia, karena adanya
Jauhar Awwal Rasulullah.
I'TIQOD atau TEKAD [DASAR TAUHID] pada diri manusia adalah hal yang paling penting dan
mendasar, karena ini menyangkut Akar Hati = Tulang ekor = Balung Tunggal. Dalilnya : "Tiada
bagian dari tubuh manusia kecuali akan hancur [dimakan tanah] kecuali satu tulang, yaitu tulang
ekor, darinya manusia dirakit kembali pada hari kiamat." [HR. Al Bukhari, Nomor 4935].
Akarnya adalah Tekad / I'tiqod, batangnya adalah Syahadat, cabang dan ranting adalah Istigfar,
daunnya adalah Takbir, buahnya adalah Bismillah, pohon hati ini akarnya membenam ke dalam
tujuh lapis bumi, dan buahnya menjulang ke atas tujuh lapis langit, kedudukan NIAT adalah DI
LUAR TEKAD.
Surga dan Neraka ditentukan oleh manusia ketika hidup di dunia, sesuai dengan apa yang
dipertuhankannya/Itiqod/Tekad/Keyakinannya...
 Syahadat ; ILMU - AMAL - PERKATAAN
 Neraka > HAWA NAFSU
 Surga > ILMU

ITIQOD/TEKAD Lafadz Tauhid>proses>Kalimah Tauhid [Ruh Tauhid]


"DI DUNIA SEBAB AKIBAT, DI AKHIRAT SEBAB TEKAD"
QOLBU - adalah tempatnya SIFAT NUR ILMU RASULULLAH berfungsi sebagai penerang
Alam Hati [Cahaya Iman] Jika Ilmunya yang di dapatkan dari Ilmu yang bersih dan suci, maka
setitik Nur ini akan menjadi:
 CAHAYA NURR [Rijalullah] Sifat Nur Ilmu ini bermuara menjadi Nur Darah Merah, Nur
Darah Kuning, Nur Darah Putih, Nur Darah Hitam.
 CAHAYA API [Rijalul 'Alam] yang terbuat dari api yang bersih, dari Raja Jann, rajanya
para Jinn. Ilmunya di dapat dengan cara kotor [amalan junub] maka darah menjadi menjadi
kotor.
NYAWA - adanya nyawa adalah ketika jasad bayi dari Alam Rahim lahir, dan kontak dengan
Alam Dunia.
SIFAT FITRAH RUH berubah sifat menjadi ROH yang dikatakan Roh adalah [Wujud Rupa Jasad]
Jasad yang terbuat dari Hakikat Adam, SAEPI EMPAT :
1. Saripati Ruh Api
2. Saripati Ruh Air
3. Saripati Ruh Bumi
4. Saripati Ruh Angin.

1. Jutaan nyawa mati oleh API


2. Jutaan nyawa mati oleh ANGIN
3. Jutaan nyawa mati oleh BUMI
4. Jutaan nyawa mati oleh AIR
ketika beranjak dewasa jasad menjadi kotor, sedikit ataupun banyak, ada Roh - roh dari
API - ANGIN - AIR - TANAH yang menumpang pada makanan, sehingga menjadi kotor dan
masuk ke dalam tubuh, di cerna oleh tubuh menghasilkan darah, dalam peredaran darah inilah
Roh - roh bersemayam, sehingga menimbulkan penyakit, jadi asal usul penyakit adalah dari
makhluk atau dari Roh yang menumpang pada makanan.
Setiap perbuatan maksiat akan menjadi dosa. Setiap dosa manusia akan berpengaruh terhadap
darah, karena darah adalah merupakan sebuah alam atau sebuah wadah.
Di sinilah manfaatnya Aqiqah, Qurban, Kifarat agar AQO'IDUL IMAN tidak belok ke kiri dan
kanan. Allah ta'ala berfirman :
Artinya : Daging - daging unta dan darahnya itu tidak akan dapat mencapai kepada Allah, tetapi
ketakwaanmu yang dapat mencapainya.(Qs.Al Haj:37).
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda ; "Dosa itu membekas di dalam Hati."
(Al Hadits).
Proses Nabati dan Hewani + Ilmu di 7 turunan.
Eks : Habil dan Qobil > Faktor Genetik > HAWA NAFSU >SIFAT BAIK dan SIFAT BURUK
Halal, Haram, Syubhat> Darah > Sifat > Akhlak.
Sifat Ilmu/sifat pekerjaan seseorang ketika di dunia,
akan turun kepada keturunannya, Allah tidak akan
menerima keburukan dan... sifat buruk itu akan
kembali kepada keturunannya.
Ibnu Abbas Radhiallaahu'anhu : "Tidak ada dosa
kecil kalau dilakukan terus menerus dan tidak ada
dosa besar kalau dibarengi istighfar. Berkata pula
seorang salaf, "Jangan engkau memandang kepada
kecilnya dosa, namun lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat."
Firman Allah : Artinya "Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali NAFSU yang diberi RAHMAT oleh Rabbku. ”[QS Yusuf: 53].

MADI - WADI - MANI – MANIKEM.


Wujud jasmani manusia bakal rusak, tetapi RASA akan tetap ada, enak dan tidak enak, hanya
alamnya akan berbeda, itulah sebabnya makhluk umurnya tidak sama, bukan kehendak Allah
panjang dan pendeknya umur, tapi wadahnya yang tidak kuat, jadi suka cepat mengalami kematian.
Pekerjaan dari Bapak dan Ibu, proses Nabati dan Hewani, halal dan haram, namanya Madi, Wadi,
Mani, Manikem itulah yang kurang kuat, makanya cepat mati, wadahnya hidup, yang kurang kuat
adalah MANI, sebab asal mani, dari gulungan darah, jika darah Ibu dan Bapak, di waktu tadi keluar,
darah dalam keadaan tidak sehat, lagi ada penyakit, mani juga akan tidak sehat, tercampuri oleh
penyakit, jadinya tetap jadi, tapi cepat lapuk, umurnya tidak akan bertahan lama, karena sudah
keropos tadinya.
Darah harus jalan baik, proses Nabati dan Hewani yang halal agar menghasilkan keturunan yang
halal, yang disebut :
1. WADI asalnya dari API menjadi DAGING.
2. MADI asalnya dari ANGIN menjadi SUMSUM.
3. MANI asalnya dari AIR menjadi TULANG.
4. MANIKEM asalnya dari BUMI menjadi KULIT.
Kemuliaan manusia terletak pada akalnya ;
1. Penghalang AKAL adalah Setan.
2. Penghalang PIKIR adalah Jin.
3. Penghalang HATI adalah Iblis.
4. Penghalang BATHIN adalah Azazil/Idajil.

Jika penghalangnya tidak bisa disingkirkan maka manusia akan bermartabat seperti hewan, hanya
hawa nafsu buruk yang ada, kerjanya hanya makan, tidur, senggama, senang-senang, kemewahan,
bermegah-megahan, menghamburkan usia dan waktu, hidupnya hanya untuk menanti ajal, tidak
tahu asalnya dari mana, untuk apa dia ada di dunia, pulang mau kemana…
"Ada seseorang ketika hidup di dunia, dia banyak melakukan amalan Surga, tapi ujung-ujungnya
masuk Neraka".
"Ada seseorang ketika hidup di dunia, dia banyak melakukan amalan Neraka, tapi ujung-ujungnya
masuk Surga".
Dasar Ilmu adalah kesadaran diri : Ma'rifat tertinggi adalah ketika manusia berani dan jujur untuk
menelanjangi diri, menggali dosa, kesalahan dan kekurangan diri. Seperti Firman Allah : “ Ya
ayyuhan nafsul muthmainnah irji'i ila robbiki rodhiyatam mardhiyyah “ [QS al-fajr:27-28].
Artinya : “ WAHAI JIWA YANG TENANG, KEMBALILAH KEPADA ROBB-MU, DALAM
KEADAAN RIDHO DAN DI RIDHOI ”

4 Level Hati, menurut Tafsir Quran.


ada empat istilah yang digunakan Al-Quran dalam menunjukkan makna hati, yaitu, shard, Qolb.
Fuad atau afidah dan albab. Istilah-istilah inimengambarkan lapisan-lapisan hati manusia dan
kecenderungannya, baik ataupun buruk. Kalau seseorang menggunakan hatinya dalam arti shard,
qalb dan fuadnya, maka ia bias baik dan bias juga buruk. Tetapi kalau ia menggunakan albab,
maka orang itu sudah pasti baik.
1. Shard berarti hati bagian luar,
2. qalb berarti hati bagian dalam,
3. fuad atau afidah berarti hati yang lebih dalam, sedangkan
4. albab berarti hati yang paling dalam atau hati sanubari atau hati nurani.

1. Shard.
Kerena pengertiannya sebagai hati bagian luar, maka istilah sadr biasa pula diartikan sebagai dada.
Hanya dada disini tidak hanya berarti fisik, tetapi juga non fisik, seperti aqal dan hati. Ini kerena
menurut Amir An-Najr, sadr merupakan pintu masuknya segala macam godaan nafsu, penyakit
hati dan juga petunjuk dari Tuhan. Sadr juga merupakan tempat masuknya ilmu pengetahuan ke
dalam dirinya manusia.
Dada adalah wilayah pertempuran utama antara kekuatan positif dan negatif dalam diri kita, tempat
kita di uji dengan kecendrungan-kecendrungan nagatif nafsu. Kalau sisi positif itu yang dominan,
maka dada dipenuhi oleh cahaya dan berada dalam pengawasan jiwa ilahi. Tapi jika sebaliknya
yakni sisi negatif yang dominan, seperti dengki, syahwat, keangkuhan, atau kepedihan,
penderitaan atau tragedi yang berlangsung lama, maka dada akan dilingkupi oleh kegelapan. Hati
akan mengeras dan cahaya bhatiniyah menjadi redup.
Selain itu, kata “shadr” atau dada dalam bahasa Arab seakar dengan “akal”, yakni tempat seluruh
pengetahuan yang dapat dipelajari dengan dikaji, dihafalkan dan usaha individual serta dapat
didiskusikan, ditulis atau diajarkan kepada orang lain. Pengetahuan yang tersimpan dalam hati
tersebut pengetahuan laur atau pengetahuan diuniawi, kerena ia berguna untuk mencari
penghidupan dan efektif dalam menangani urusan-urusan duniawi.
Kemudian Maulana Jalaluddin Rumi menyebutkan dua proses pengetahuan itu sebagai kecerdasan
utuh dan kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan buatan memiliki banyak tingkatan yang berbeda,
tetapi masing-masing memperolah pengetahuannya di luar. Sedang kecerdasan utuh didapatkan
dari dalam. Kemudian sebagai bukti bahwa kata shadr tidak hanya berarti dada secara fisik, tetapi
juga non fisik, yaitu hati dan akal dijelaskan dalam firman Allah SWT, diantaranya terdapat surat
Al-Araf ayat 2 dan Al-An’am ayat 125.
Shodr, sebagai hati terluar dari struktur hati, adalah pintu gerbang masuknya informasi, ujian, dan
peluang (IUP) yang sudah dicerna oleh otak hasil tayangan tiga dimensi yang diliput panca indera.
Jika, melihat data-data yang ada maka ciri Shodr adalah sebagai berikut :
1. Hati yang lapang karena sudah dimudahkan dari kesulitan hidup Q.S. 94 : 1-8, Q.S.
2. Hati yang (banyak hal/berbagai macam isi) di dalamnya Q.S. 100 : 9-11
3. Hati yang dibisiki setan. Q.S. 114 : 5
4. Hati yang menjadi sempit menerima alkitab Q.S. 7 : 2
5. Hati yang bisa menghilangkan dendam karena beramal saleh Q.S. 7:43
6. Hati yang diketahui segala isinya oleh Allah Q.S. 35 : 38
7. Hati yang lapang karena sudah dimudahkan dari kesulitan hidup Q.S. 20 : 25-35
8. Hati yang disaat sempit membuat jadi sulit berbicara Q.S. 26 : 12-14
9. Hati yang isinya tidak bisa kita sembunyikan dihadapan Allah Q.S. 27 : 74-75, Q.S. 28 :
69, Q.S. 3:29
10. Hati yang bisa berarti Pikiran/bayangan Q.S. 17 :51
11. Hati yang bisa diobati dengan pelajaran dari Allah Q.S. 10 : 57
12. Hati yang bisa berpaling dari kebenaran Q.S. 11 : 5
13. Hati yang sempit menolak sebagian wahyu karena tidak ada bukti berupa harta kekayaan
atau malaikat Q.S. 11 : 12
14. Hati yang tanpa dendam dan bersaudara di surga Q.S. 15 : 47
15. Hati yang bisa menjadi sempit karena perkataan/hinaan orang lain Q.S. 15 : 97
16. Hati yang lapang memeluk Islam, Hati yang sempit tersesat dan sesak seolah-olah sedang
mendaki ke langit (kekurangan oksigen) Q.S. 6 : 125
17. Hati yang diketahui segala isinya oleh Allah Q.S. 39:7
18. Hati yang dibukakan Allah untuk menerima ajaran Islam Q.S. 39:22
19. Hati yang bisa diketahui penghianatannya lewat pandangan mata Q.S. 40 : 19
20. Hati yang menginginkan kebesaran (penghormatan) karena memperdebatkan ayat-ayat
Allah Q.S. 40 : 56.
21. Hati yang memiliki berbagai keperluan, termasuk kendaraan Q.S. 40:80.
22. Hati yang diketahui segala isinya oleh Allah Q.S. 42:24.
23. Hati yang bisa lapang dengan kekafiran Q.S. 16:106.
24. Hati yang menyimpan rahasia perkataan, tapi Allah Mengetahuinya Q.S. 67 : 13.
25. Hati yang didalamnya menyimpan Al-Quran sebagai ayat-ayat yang nyata Q.S. 29:49.
26. Hati yang mudah gentar dan suka berbantah-bantahan, dan Allah Mengetahui isi hati. Q.S.
8 : 41-43.
27. Hati yang bisa diketahui sinyal-sinyal kebenciannya lewat ucapan Q.S. 3 : 118.
28. Hati yang bisa marah dan benci. Q.S. 3 : 119.
29. Hati yang diuji agar Qolbu dibersihkan. Q.S. 3 153-154.
30. Hati yang bisa berkeberatan/protes. Q.S. 4 : 88-90.
31. Hati yang terindikasi ada keselarasan dengan proses terjadinya siang dan malam Q.S. 57:6.
32. Hati yang menaruh keinginan-keinginan. Q.S. 59:9.
33. Hati yang bisa ditakuti oleh manusia yang tidak takut kepada Allah. Q.S. 59 : 11-13.
34. Hati yang di dalamnya ada Qolbu. Q.S. 22 : 45-46.
35. Hati yang lega mendapatkan pertolongan Allah Q.S. 9 : 14.
Sehingga, jika kita lihat dari ke-16 data yang berhasil dikumpulkan, maka Shodr itu banyak
berkaitan dengan pikiran dan perasaan yang sifatnya keduniawian, apalagi jika telah dibisiki
syaitan, maka keserakahannya akan dunia kian menjadi-jadi. Sehingga jika dihadirkan ujian
ataupun perintah-perintah dari Allah, Shodr bisa menjadi lapang (ikhlas) atau sempit (sombong).
Dan, yang terpenting adalah bahwa ALLAH paling tahu isi SHODR. Dengan demikian dapat
disimpulkan secara sederhana bahwa Karakter Shodr = Mudah terbuka, Wawasan & Pola pikir.

2. Qalb
Kemudian lapisan hati yang kedua adalah Qolb, yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai
kalbu atau hati. Hubungan antara Qolb dengan Shadr ialah bahwa Qolb merupakan sumber mata
air, sedangkan Shadr diibaratkan sebagai danaumnya, atau shadr merupakan lapangan bagi Qolb.
Nabi Muhammad bersabda bahwa ada dua jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan lidah dan
pengetahuan hati, pengetahuan yang benar-benar berharga. Masyarakat modernn sekarng
terdahulu menekannkan pada pengetahuan lidah, yaitu pengetahuan pengetahuan yang dipelajari,
salah satu tingkat kecerdsan buatan.
Hati berisakan prinsip-prinsip pengetahuan yang mendasar. Ia bagaikan air yang mengisi kolam
pengetahuan dalamdada. Hati adalah akar dan dada merupakan cabang yang diberikan makan oleh
hati. Pengetahuan bathiniyah dari hati atau pengetahuan luar dari akal sama-sama penting.
Pengeahuan luar mencakup informasi kita yang kita perlukan untuk bertahan, termasuk keahlian
profesional, maupun kecerdasan yang dibutuhkan untuk membentuk keluarga. Ia juga diperlukan
dalam upaya menjalani kehidupan yang bermoral dan etis yang dapat membedakan antara yang
benar dan yang salah.
Qolbu, dalam hadist Arba’in yang ke-6 dipadankan dengan karakter sebuah pagar, antara yang
“sebelah sini” dan yang “sebelah situ”. Antara halal dan haram. Antara dunia dan akhirat. Sehingga
Qolbu itu berada di antara Jasad (Shodr) dan Ruh (Fuad). Baiklah, sebelum kita melihat data-data
dari Al-Quran mengenai Qolbu, kami akan memperlihatkan hadist tersebut kepada Anda.
“Sesungguhnya yang halal itu telah terbukti (jelas) dan yang haram itu pun telah terbukti (jelas).
Sedangkan diantaranya ada perkara yang samar-samar (syubhat) yang kebanyakan manusia tidak
mengetahui (bukti-bukti)nya. Barang siapa yang menghindari perkara yang samar-samar, maka ia
telah membersihkan agama dan kehormatannya. Barang siapa yang jatuh ke dalam perkara yang
samar-samar, maka ia telah jatuh ke dalam perkara yang haram. Seperti pengembara yang berada
di dekat pagar (milik orang lain); dikhawatirkan ia akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah bahwa
setiap raja memiliki pagar. Ketahuilah, bahwa pagar Allah adalah larangan-larangan-Nya.
Ketahuilah, bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging (yang berfungsi sebagai
pagar – pen). Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasadnya. Dan jika ia jelek, maka jelek pula
seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah Qolbu. (H.R. Bukhori dan
Muslim)“
Ternyata, dari hadist tersebut tersirat bahwa Qolbu itu ibarat pagar dalam diri kita, yaitu pagar
Antara Shodr dan Fuad, pagar Antara wilayah pengaruh Syaitan dengan Baitullah jiwa, pengaruh
suci/fitrah dari Allah. Maka wajar saja dari sisi arti pun Qolbu itu adalah yang bisa terbolak-balik.
Wallahu a’lam. Baiklah, langsung saja kami akan munculkan definisi Qolbu menurut Al-Quran.
1. Hati yang berpenyakit. Q.S. 74 : 31
2. Hati yang bertobat Q.S. 50 :33
3. Hati yang mendapat peringatan dari apa yang didengar dan disaksikannya Q.S. 50:37
4. Hati yang dikunci mati oleh Allah: Q.S. 7:100
5. Hati yang terkunci mati karena mendustakan kebenaran/bukti-bukti yang nyata 7:101
6. Hati yang berfungsi untuk memahami kebenaran Q.S. 7:179
7. Hati yang bersih siap menghadap Allah Q.S. 26:89
8. Hati (Muhammad) sebagai tempat turunnya Al-Quran (yang dibawa oleh Ruhul
Amin/Jibril) Q.S. 26:194
9. Hati yang durhaka pun tetap dimasukkan ayat-ayat AlQuran di dalamnya Q.S. 26:200
10. Hati yang dindingnya tertutup sehingga tuli dari kebenaran : Q.S. 17 : 45-46
11. Hati yang dindingnya tertutup sehingga tuli dari kebenaran : Q.S. 6:25
12. Hati yang keras sehingga merasa benar dengan tindakan yang salah Q.S. 6:43
13. Hati yang tertutup bersamaan dengan pendengaran dan penglihatan Q.S. 6:46
14. Hati yang terkunci mati sampai datangnya siksaan Q.S. 10:88
15. Hati yang terkunci mati karena melampaui batas Q.S.10:74
16. Hati yang berdosa karena suka memperolok-olok Rosul Q.S. 15:11-12
17. Hati yang suci akan mendatangi Tuhannya Q.S. 37 : 84
18. Hati yang dihilangkan rasa takut dalam mengatakan kebenaran Q.S. 34: 23
19. Hati yang membatu dari mengingat Allah Q.S. 39 : 22
20. Hati yang tenang ketika mengingat Allah bersamaan dengan tenangnya kulitnya Q.S. 39 :
23
21. Hati yang kesal ketika disebutkan nama Allah Q.S. 39:45
22. Hati yang girang ketika disebut nama selain Allah Q.S. 39:45
23. Hati yang dindingnya tertutup sehingga tuli dari kebenaran : Q.S. 41: 5
24. Hati yang dikunci mati olehNya karena mengada-adakan dusta terhadap Allah Q.S.42:24
25. Hati yang diteguhkan oleh-Nya setelah melewati masa-masa sulit Q.S.18:10-14
26. Hati yang tertutup sehingga menjadi tuli dan tidak bisa memahami kebenaran Q.S. 18 : 57
27. Hati yang ingkar karena sombong Q.S. 16 : 22
28. Hati yang tetap tenang dalam kebenaran walau ucapannya mengatakan kekufuran Q.S.16 :
106
29. Hati yang terkunci karena lebih mengutamakan dinia daripada akhirat, sehingga
pendengaran dan penglihatannya tertutup dari kebenaran Q.S. 16 : 108
30. Hati yang lalai karena suka “bercanda” dan tidak serius mendengarkan petuah kebenaran
Q.S.21:2-3
31. Hati yang takut berbuat buruk dan bersegera berbuat baik Q.S. 23 : 60-61
32. Hati yang sesat dan banyak berbuat buruk Q.S. 23 : 63
33. Hati yang ketakutan ketika ditiupkan sangkakala Q.S. 79:8
34. Hati yang terkunci mati karena tak mau memahami ayat-ayat Allah Q.S. 30:59
35. Hati yang tertutup karena sering berbuat ekstrim dan dosa Q.S. 83 : 12-16
36. Hati yang terkunci bersamaan dengan terkuncinya pendengaran dan tertutupnya
penglihatan dari kebenaran Q.S. 2 : 7
37. Hati yang berpenyakit. Q.S. 2 : 10
38. Hati yang merasa berbuat benar padahal salah Q.S. 2: 10-12
39. Hati yang lebih keras dari batu, sebab batu saja menurut kepada Allah Q.S. 2:74
40. Hati yang tertutup karena tidak beriman Q.S. 2 : 88
41. Hati yang mencintai Tuhan selain Allah Q.S. 2 : 93
42. Hati (Muhammad) sebagai tempat turunnya Al-Quran (yang dibawa oleh Jibril) Q.S. 2:97
43. Hati yang menuntut tanda-tanda kekuasaan Allah Q.S. 2 :118
44. Hati yang tertarik dengan kehidupan dunia Q.S. 2:204
45. Hati yang terpaksa atau menyengaja bersumpah Q.S. 2:225
46. Hati yang bergetar (mukmin) ketika disebut nama Allah Q.S. 8 :2
47. Hati yang tentram mendapat kabar gembira Q.S. 8:10
48. Hati yang menguat ketika diturunkan kantuk dan hujan Q.S. 8 : 11
49. Hati yang ketakutan melihat keteguhan orang-orang yang beriman Q.S. 8:12
50. Hati yang berpenyakit menyangka orang mukmin tertipu oleh agamanya Q.S. 8:49
51. Hati yang dipersatukan dengan Hati orang-orang mukmin lainnya Q.S. 8 : 63
52. Hati yang ada nilai kebaikan Q.S. 8:70
53. Hati yang condong kepada kesesatan suka menimbulkan fitnah dengan cara mencari-cari
takwil ayat-ayat mutasyabihat Q.S. 3 : 7
54. Hati yang condong kepada kesesatan tidak akan mendapat rahmat dari sisiNya Q.S. 3 : 8
55. Hati yang dipersatukanNya Q.S. 3:103
56. Hati yang tentram mendapat kabar gembira Q.S. 3:126
57. Hati yang ketakutan karena suka berbuat syirik Q.S. 3 : 151
58. Hati yang dibersihkan setelah Shodr-nya diuji Q.S. 3:154
59. Hati yang menyesal telah berbuat benar Q.S. 3 : 156
60. Hati yang sengaja berbuat dosa Q.S. 33:5
61. Hati yang sesak dan tergoncang karena berburuk sangka kepada Allah Q.S. 33:10
62. Hati yang munafik dan berpenyakit Q.S. 33 : 12-13
63. Hati yang takut mati Q.S. 33 : 26
64. Hati yang isinya diketahui oleh Allah Q.S. 33 : 51
65. Hati yang suci menjaga pandangan mata dari istri-istri nabi Q.S. 33 : 53
66. Hati yang berpenyakit dan suka menebar kabar bohong Q.S. 33 : 60
67. Hati yang terkunci mati karena kekafirannya Q.S. 4 : 155
68. Hati yang tunduk karena beriman Q.S. 57 :16
69. Hati yang fasik dan menjadi keras Q.S. 57 : 16
70. Hati yang santun dan penuh kasih sayang Q.S. 57:27
71. Hati yang mengikuti hawa nafsu dan dikunci mati oleh Allah Q.S. 47 : 16
72. Hati yang berpenyakit dan takut mati Q.S. 47 : 20
73. Hati yang terkunci takkan mampu memperhatikan Al-Quran Q.S. 47:24
74. Hati yang berpenyakit dengki akan ketahuan/terlihat aslinya Q.S. 47 : 29
75. Hati yang tentram karena mengingat Allah Q.S. 13 : 28
76. Hati yang terguncang dan taku di yaumul akhir Q.S. 24:37
77. Hati yang bertaqwa karena mengagungkan syiar-syiar Allah Q.S. 22:32
78. Hati yang buta berada di dalam Shodr (dada) Q.S. 22:46
79. Hati yang takut dengan azab Allah Q.S. 59:2
80. Hati yang dengki kepada orang-orang yang beriman Q.S. 59 : 10
81. Hati yang berpecah belah walau tampak bersatu secara fisik 59 : 14
82. Hati yang lalim, berpenyakit, dan ragu-ragu Q.S. 24 : 50
83. Hati yang bergetar ketika disebut nama Allah Q.S. 22 : 35
84. Hati yang berpenyakit dan kasar bisa dimasuki syaitan Q.S. 22 : 53
85. Hati yang tunduk dan beriman kepada Al-Quran Q.S. 22 : 54
86. Hati yang terkunci mati karena setelah beriman kafir lagi Q.S. 63 : 3
87. Hati yang ditanamkan keimanan oleh-Nya Q.S. 58 :22
88. Hati yang merasakan indahnya (manisnya) iman karena tidak menurti hawa nafsu Q.S. 49:7
89. Hati yang belum dimasuki keimanan Q.S. 49:14
90. Hati yang teruji dan bertaqwa berbicara dengan suara rendah di hadapan Rosulullah saw
Q.S. 49 : 33
91. Hati yang dipalingkan dari kebenaran Q.S. 61 : 5
92. Hati yang tidak selaras dengan ucapannya Q.S. 48:11
93. Hati yang Sombong karena jahil Q.S. 48 : 26
94. Hati yang tenang karena imannya betambah Q.S. 48:4
95. Hati yang menyangka bahwa ia telah berbuah baik, padahal tidak Q.S. 48: 13
96. Hati yang keras dan membatu karena (suka) melanggar janji Q.S. 5 : 13
97. Hati yang tidak akan disucikan-Nya karena suka menubah-ubah firman Allah Q.S. 5 : 41
98. Hati yang berpenyakit (munafik) Q.S. 5:52
99. Hati yang tentram karena melihat bukti Q.S. 5 : 114
100. Hati yang munafik (lain di kata lain di hati) Q.S. 9:8
101. Hati yang panas Q.S. 9 : 15
102. Hati yang bimbang dan ragu Q.S. 9 : 45
103. Hati yang dibujuk Q.S. 9 : 60
104. Hati yang mnyembunyikan sesuatu Q.S. 9:64
105. Hati yang diberikan kemunafikan olehNya Q.S. 9 : 77
106. Hati yang dikunci mati karena takut berjihad Q.S. 9:87, Q.S. 9:93
107. Hati yang dikunci mati karena takut berjihad Q.S. 9:93
108. Hati yang ragu Q.S. 9:110
109. Hati yang hancur Q.S. 9: 110
110. Hati yang hampir berpaling karena kesulitan masih diterima tobatnya Q.S. 9:117
111. Hati yang berpenyakit, diberitahu malah tambah ingkarnya Q.S. 9:125
112. Hati yang dipalingkanNya karena tidak mau mengerti Q.S. 9:127
Sehingga, saya disimpulkan bahwa Qolbu itu Filter atau Penyampai Pesan dari informasi yang
diterima SHODR kepada FUAD, atau dari FUAD ke SHODR. Jika Qolbunya kotor maka
informasi dari SHODR tidak disampaikan ke FUAD atau hanya disampaikan sebagian. Jika Qolbu
kotor, maka cahaya dari FUAD tidak bisa keluar menuju SHODR. Dan ketika Qolbu sangat kotor,
maka Fuad jadi gelap, pingsan atau mati seperti tanpa cahaya, dan akhirnya membentuk watak
yang negatif. Itu sebabnya Qolbu disebut sebagai KUNCI / PINTU KARAKTER. Adapun
Karakter dari Qolbu = Buka Tutup, dipengaruhi kinerja Shodr dan Fuad.

3. Af’idah/Fuad
Selanjutnya lapisan hati yang ketiga adalah “fuad” atau “afidah”. Dalam bahasa Arab kata “fuad”
berarti hati, tetapi letaknya lebih dalam dari Qolb, srhingga kata “fuad” biasa dikatakan sebagai
“hati yang lebih dalam”
Qolb dan fuad berkaitan erat dan pada waktu tertentu hampir tidak dapat dibedakan. Qalb
mengetahui, sedangkan fuad melihat. Mereka saling melengkapi, seperti halnya pengetahuan dan
penglihatan. Jika pengetahun dan penglihatan dipadukan, maka yang gaib manjadi nayat dan
keyakinan kita akan menjadi kuat.

4. Albab
Fuad, sebagai hati terdalam, diduga kuat sebagai tempat bersemayamnya ruh suci dari Allah. Itu
sebabnya kinerja “suara hati” itu diduga kuat berasal dari Fuad. Maka kami menduga bahwa
jikalau Baitullahnya BUMI itu berada di kota Makkah, maka Manusia yang beriman itu
Baitullahnya berada di “kota” Fuad. Namun demikian, jika manusianya tidak beriman, maka
entah dimana ruh suci dari Allah itu disemayamkan. Ataukah mungkin jika manusianya tidak
beriman maka akan mirip dengan fenomena jaman jahiliyyah dahulu - dimana justru di sekitar
Ka’bah (Baitullah) berjejer berhala-berhala terlarang. Wallahu a’lam.
Alhasil, kalau diperhatikan data-data yang ada pada Al-Quran yang suci, maka Fuad
terdefinisikan sebagai berikut, perhatikanlah :
1. Hati yang tidak mendustakan Q.S. 53:11
2. Hati yang dibakar di neraka Huthomah Q.S. 104 : 5-7
3. Hati yang semakin kuat ketika dibacakan Al-Quran Q.S. 25 : 32
4. Hati yang bisa menjadi Kosong (frustasi) Q.S. 28 : 10
5. Hati yang dimintai pertanggungjawaban Q.S. 17 : 36
6. Hati yang semakin teguh dengan kisah-kasah dari Rasul Q.S. 11:120
7. Hati yang dipalingkan oleh Allah sehingga sesat Q.S. 6 : 110
8. Hati yang tidak beriman Q.S. 6:113
9. Hati yang bekerja sinergis bersama Pendengaran dan Penglihatan Q.S. 46 : 26
10. Hati yang membuat kita menjadi berilmu dan harus kita syukuri (optimalkan)
Q.S. 16 : 78.
11. Hati yang mencintai/cenderung kepada sebagian manusia Q.S. 14:37.
12. Hati yang bisa kosong (melamun/mata tak berkedip) Q.S. 14:43.
13. Hati yang diaktifkan setelah hadirnya Ruh (pendengaran, penglihatan, dan Fuad)
Q.S.32 : 9
Dengan demikian, Fuad adalah jenis hati yang pertama kali aktif dan juga yang terakhir
kali mempertanggungjawabkan kinerjanya selama di bumi kepada Allah SWT. Fuad adalah watak,
memberikan energi (misal : cinta) kepada tempat yang kosong. Jika Fuadnya bercahaya maka
insya Allah akan membuat jasad kita relatif bersih dari penyakit fisik, dan qolbu kita lebih mudah
bersih dari penyakit hati. Dengan demikian bisa disimpulkan secara sederhana bahwa Karakter
Fuad = Sangat tertutup dan Rahasia, sangat menentukan, ia menjadi Watak atau Karakter Asli.
Akhirnya, lapisan hati yang paling dalam ialah Albab. Kata “albab” merupakan jamak dari
kata “lubb”. Dalam bahasa Arab katab “lubb” berarti racun, akal, hati, inti. Dan sari. Sedang dalam
tasawwuf istilah “lubb” berarti hati terdalam atau hatinya hati.
Kalau ada orang hanya menggunakan shadr, Qalb, dan fuad, orang itu bisa baik dan bisa juga
buruk, tapi kalau ia menggunakan albabnya, maka ia pasti baik

7 lapisan langit dan kaitannya dengan dimensi


Bila membaca sejarah Isra’ Mi’raj nabi, kemungkinan yang dimaksud 7 lapisan langit di sini
bukan berarti langit tersebut menumpuk secara berlapis-lapis seperti kue lapis, tapi ketujuh
lapisan tersebut semakin meningkat kedudukannya sesuai dengan bertambah tingkat dimensinya.
Pertambahan tingkat dimensi ketujuh lapisan langit tersebut hanya bisa digambarkan dengan
memproyeksikannya ke langit pertama (dimensi ruang yang dihuni oleh kita) yang berdimensi
tiga. Karena hanya ruang berdimensi tiga inilah yang bisa difahami oleh kita. Secara analog, kita
bisa membuat perumpamaan sebagai berikut :

Pada gambar 1 tampak bahwa sebuah garis berdimensi 1 tersusun dari titik-titik dalam jumlah
tak terbatas. Sama kayak istilah pixel dalam desain grafis, dimana gambar yang tercipta adalah
himpunan titik2 yang sangat banyak dan dengan warna yang beragam sehingga membentuk pola
tertentu menjadi gambar. Titik2 ini akan membentuk garis yang kemudian garis-garis tersebut
disusun dalam jumlah tak terbatas hingga menjadi sebuah luasan berdimensi 2 (Gambar 2). Dan
jika luasan-luasan serupa ini ditumpuk ke atas dalam jumlah yang tak terbatas, maka akan
terbentuk sebuah balok (ruang berdimensi 3).

Kesimpulannya adalah sebuah ruang berdimensi tertentu tersusun oleh ruang berdimensi lebih
rendah dalam jumlah yang tidak terbatas. Atau dengan kata lain ruang yang berdimensi lebih
rendah dalam jumlah yang tidak terbatas akan menyusun menjadi ruang berdimensi yang lebih
tinggi. Misalnya, ruang 3 dimensi – dimensi ruang yang sekarang dihuni oleh kita ini – dengan
jumlah tak terbatas menyusun menjadi satu ruang berdimensi empat. Demikian seterusnya
sehingga setiap dimensi yang satu dengan yang lain saling berkaitan.

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Langit pertama
Ruang berdimensi 3 yang dihuni oleh makhluk berdimensi 3, yakni manusia, binatang,
tumbuhan dan lain-lain yang tinggal di bumi beserta benda-benda angkasa lainnya dalam
jumlah yang tak terbatas. Namun hanya satu lapisan ruang berdimensi 3 yang diketahui
berpenghuni, dan bersama-sama dengan ruang berdimensi 3 lainnya. Jadi dimensi 3 adalah
dimensi yang sangat kasar dan padat, sehingga dapat diraba dan dilihat dengan kasat mata.
Alam semesta kita ini menjadi penyusun langit kedua yang berdimensi 4. Benarkah
demikian? Mari difikirkan bersama kebenarannya..
Langit kedua
Ruang berdimensi 4 yang dihuni oleh bangsa jin beserta makhluk berdimensi 4 lainnya.
Sehingga mahluk di dimensi 3 tidak akan bisa melihat mahluk di dimensi 4, tetapi mahluk
dimensi 4 kemungkinan bisa melihat mahluk dimensi 3. Ruang berdimensi 4 ini bersama-
sama dengan ruang berdimensi 4 lainnya membentuk langit yang lebih tinggi, yaitu langit
ketiga.
Langit ketiga
Ruang berdimensi 5 yang di dalamnya “hidup” arwah dari orang-orang yang sudah
meninggal atau mungkin alam kubur. Mereka juga menempati langit keempat sampai
dengan langit keenam tergantung tingkatannya. Dalam perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad, diceritakan bahwa Rasulullah bertemu dengan nabi2 terdahulu yang berbeda2
disetiap lapisannya. Langit ketiga ini bersama-sama dengan langit ketiga lainnya menyusun
langit keempat dan seterusnya hingga langit ketujuh yang berdimensi 9.
Bisa dibayangkan betapa besarnya langit ketujuh itu. Karena ia adalah jumlah kelipatan tak
terbatas dari langit dunia (langit pertama) yang dihuni oleh manusia. Berarti langit dunia kita ini
berada dalam struktur langit yang enam lainnya, termasuk langit yang ketujuh ini. Jika alam akhirat,
surga dan neraka terdapat di langit ke tujuh, maka bisa dikatakan surga dan neraka itu begitu dekat
dengan dunia kita tapi berbeda dimensi.
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa langit dunia kita ini merupakan bagian dari struktur langit
ketujuh. Berarti alam dunia ini merupakan bagian terkecil dari alam akhirat. Penjelasan ini sesuai
dengan hadist Nabi : “Perbandingan antara alam dunia dan akhirat adalah seperti air samudera,
celupkanlah jarimu ke samudera, maka setetes air yang ada di jarimu itu adalah dunia, sedangkan
air samudera yang sangat luas adalah akhirat”.
Perumpamaan setetes air samudera di ujung jari tersebut menggambarkan dua hal:

1. Ukuran alam dunia dibandingkan alam akhirat adalah seumpama setetes air di ujung jari
dengan keseluruhan air dalam sebuah samudera. Hal ini adalah penggambaran yang luar
biasa betapa luasnya alam akhirat itu.
2. Keberadaan alam dunia terhadap alam akhirat yang diibaratkan setetes air berada dalam
samudera. Perumpamaan tersebut menunjukkan bahwa alam dunia merupakan bagian dari
alam akhirat, hanya ukurannya yang tak terbatas kecilnya. Begitu juga dengan kualitas dan
ukuran segala hal, baik itu kebahagiaan, kesengsaraan, rasa sakit, jarak, panas api, dan lain
sebagainya, di mana ukuran yang dirasakan di alam dunia hanyalah sedikit sekali.

Berbagai ruang dimensi dan interaksi antar makhluk penghuninya

1. Langit pertama atau langit dunia

Seperti disebutkan pada ayat 11-12 Surat Fushshilat di atas, maka yang disebut langit yang dekat
tersebut adalah langit dunia kita ini atau disebut juga alam semesta kita ini. Digambarkan bahwa
langit yang dekat itu dihiasi dengan bintang-bintang yang cemerlang, dan memang itulah isi yang
utama dari alam semesta. Bintang-bintang membentuk galaksi dan kluster hingga superkluster.
Planet-planet sesungguhnya hanyalah pecahan dari bintang-bintang itu. Seperti tata surya kita,
matahari adalah sebuah bintang dan sembilan planet yang mengikatinya adalah pecahannya, atau
pecahan bintang terdekat lainnya. Sedangkan tokoh utama di langit pertama ini adalah kita
manusia yang mendiami bumi, planet anggota tata surya.

Langit pertama ini tidak terbatas namun berhingga. Artinya batasan luasnya tidak diketahui tapi
sudah bisa dipastikan ada ujungnya. Diperkirakan diameter alam semesta mencapai 30 miliar
tahun cahaya. Artinya jika cahaya dengan kecepatannya 300 ribu km/detik melintas dari ujung
yang satu ke ujung lainnya, maka dibutuhkan waktu 30 miliar tahun untuk menempuhnya.

Penjelasan gambar:

Apabila digambarkan bentuknya kira-kira seperti sebuah bola dengan bintik-bintik di


permukaannya. Di mana bintik-bintik tersebut adalah bumi dan benda-benda angkasa lainnya.
Apabila kita berjalan mengelilingi permukaan bola berkeliling, akhirnya kita akan kembali ke
titik yang sama. Permukaan bola tersebut adalah dua dimensi. Sedangkan alam semesta yang
sesungguhnya adalah ruang tiga dimensi yang melengkung seperti permukaan balon itu. Jadi
penggambarannya sangat sulit sekali sehingga diperumpamakan dengan sisi bola yang dua
dimensi agar memudahkan penjelasannya.

2. Langit kedua

Seperti diterangkan sebelumnya bahwa setiap lapisan langit tersusun secara dimensional.
Diasumsikan bahwa pertambahan dimensi setiap lapisan adalah 1 dimensi. Jadi apabila langit
pertama atau langit dunia kita ini berdimensi 3, maka langit kedua berdimensi 4. Langit kedua ini
kemungkinan dihuni oleh makhluk berdimensi 4, yakni bangsa jin.

Bayangkanlah permukaan tembok dan sebuah ruangan yang dikelilingi oleh dinding-dindingnya.
Umpamakan ada dua jenis makhluk yang tinggal di sana. Makhluk pertama adalah makhluk
bayang-bayang yang hidup di permukaan tembok berdimensi 2. Sedangkan makhluk kedua
adalah makhluk balok berdimensi 3. Ingatlah analogi alam berdimensi 3 dengan makhluk
manusianya adalah permukaan tembok dan makhluk bayang-bayangnya, sedangkan alam
berdimensi 4 dan makhluk jinnya adalah ruangan berdimensi 3 dengan baloknya.

Tampak dengan mudah dilihat bahwa kedua alam berdampingan dan kedua makhluk hidup di
alam yang berbeda. Kedua makhluk juga mempunyai dimensi yang berbeda, bayang-bayang
berdimensi 2 sedangkan balok berdimensi 3. Makhluk berdimensi 2, yaitu bayang-bayang tidak
bisa memasuki ruangan berdimensi 3, dia tetap berada di tembok, sedangkan makhluk
berdimensi 3 yakni balok dapat memasuki alam berdimensi 2, yakni tembok. Bagaimanakah
caranya balok bisa memasuki dinding yang berdimensi 2?
Balok yang berdimensi 3 memiliki permukaan berdimensi 2 yakni bagian sisi-sisinya. Apabila si
balok ingin memasuki alam berdimensi dua, dia cukup menempelkan bagian sisinya yang
berdimensi 2 ke permukaan tembok. Bagian sisi balok sudah memasuki alam berdimensi 2
permukaan tembok. Bagian sisi balok ini dapat dilihat oleh makhluk bayang-bayang di tembok
sebagai makhluk berdimensi 2 juga. Analoginya adalah jin yang dilihat oleh kita penampakannya
di alam dunia sebenarnya berdimensi 4 tetapi oleh indera kita dilihat sebagai makhluk
berdimensi 3 seperti tampaknya sosok kita manusia.

3. Langit ketiga sampai dengan langit ketujuh

Langit ketiga sampai dengan keenam dihuni oleh arwah-arwah, sedangkan langit ke tujuh adalah
alam akhirat dengan surga dan nerakanya. Analoginya sama dengan langit kedua di atas, karena
pengetahuan kita hanya sampai kepada alam berdimensi 3.

Dapat diartikan bahwa sebenarnya alam semesta ini ada dalam satu ruang lingkup namun
berbeda tingkatannya. Tingkatan yang dimaksud disini adalah tingkatan kepadatan partikel dan
dimensi penyusun bentuk atau zatnya. Dengan demikian, dunia tempat kita berpijak ini titik
koordinatnya sama dengan dunia pada dimensi lain hanya saja terpisah alam atau dimensi. Nah,
cerita ini agak sedikit berbeda ni dengan yang pernah saya tulis di Misteri Luas Alam Semesta
dan Ramalan Perbintangan (2).

Tingkatan Mahluk dan Unsur Kehidupan

Ini dari pendapat saya sendiri setelah mengamati dan membaca banyak buku kemungkinan
mahluk hidup yang ada dialam semesta ini tercipta dari beberapa tingkatan partikel atau
penyusun jasadnya. Dari adanya perbedaan dimensi tersebut maka dapat difikirkan bahwa
mahluk hidup dan unsurnya juga memiliki beberapa tingkatan. Mulai dari unsur yang keras dan
padat, cair, gas, dan cahaya. Partikel yang paling padat adalah benda keras dan tampak dengan
kasat mata seperti kita manusia yang terbentuk dari banyak partikel padat, tanah, batu, pasir,
debu, termasuk air, sedangkan partikel padat yang paling kecil adalah gas. Mahluk yang tercipta
dari partikel padat ini adalah seperti manusia, hewan, tumbuhan, beserta semua benda yang ada
di alam semesta Dimensi 3 kita ini.

Partikel kedua adalah partikel halus yang tidak kasat mata seperti listrik, bau, suara, angin atau
udara, partikel ini memiliki unsur penyusun tetapi sangatlah halus atau ghaib. Misalnya listrik
yang tersusun dari ion2 positif dan negatif, dan udara yang merupakan partikel ringan yang
melayang atau Oksigen. Partikel ini tidak dapat ditangkap dan dilihat tetapi dapat dirasakan serta
dapat juga memberikan sentuhan, dorongan, panas, dingin, serta getaran. Misalnya angin yang
bergesek dengan benda padat akan menghasilkan suara, demikian pula suara yang kita keluarkan
dari mulut adalah hasil gesekan antara angin yang keluar dari paru2 kita dengan pita suara.

Partikel yang paling halus lagi adalah api, dimana api ini sifatnya hidup, membutuhkan oksigen
dan mengeluarkan unsur panas. Api tidak dapat disentuh tetapi dapat dilihat karena adanya
cahaya yang merupakan hasil dari pembakarannya dan dapat dirasakan yakni adanya panas. Api
juga memiliki warna sehingga cahaya yang dihasilkannya juga bisa menghasilkan warna
tergantung unsur pembakarnya. Mahluk yang tercipta dari api ini adalah sebangsa jin yang
berada di Dimensi 4.

Partikel yang sangat halus adalah cahaya, cahaya ini sebenarnya berasal dari adanya api atau
pembakaran. Cahaya tidak terpengaruh dengan hukum2 fisika dan momentum. Cahaya dapat
mengisi ruang gelap, dan dapat pula berwarna sesuai dengan warna dari unsur padat yang
dipantulkannya. Cahaya tidak dapat dipegang, kalaupun bisa dilihat sifatnya adalah semu… dan
tidak bisa kita gambarkan dengan rumus kimia apapun. Mahluk yang tercipta dari cahaya ini
adalah bangsa Malaikat dan berada di Dimensi 9.

Selanjutnya ada lagi yang misteri, yaitu ruh… apakah ruh ini bisa digambarkan dengan lugas
seperti yang dijelaskan dalam dimensi2 diatas? Kemungkinan, ruh ini lebih halus lagi dari semua
unsur yang kita kenal.. ruh inilah yang hidup dan kekal tidak mati. Artinya meskipun jasad kita
telah mati, akan tetapi itu tidak berlaku pada ruh. Apakah benar ruh juga berada pada dimensi
yang berbeda seperti yang dijelaskan pada cerita diatas? Ruh orang yang telah mati akan tertahan
sementara di alam atau dimensi lain sebelum akhirnya nanti dikumpulkan dan dihidupkan
kembali, yaitu alam barzah. Benarkah..? ini opini berdasarkan yang pernah saya baca dan dengar
saja. Ruh ini tidak terpengaruh oleh waktu, sehingga sifatnya kekal.

Dengan demikian berarti kita manusia adalah mahluk yang paling rendah unsur penyusunnya,
itulah sebabnya mengapa bangsa jin tidak mau bersujud dihadapan Adam karena mereka merasa
bahwa mereka mahluk yang lebih tinggi dari manusia. Tetapi dari semua mahluk ciptaan Allah
SWT, ruh kita adalah sama meskipun unsur penyusunnya berbeda. Benarkah demikian? Belum
tahu kebenarannya ni karena belum ada juga dalil dan teorinya atau mungkin saya belum pernah
baca kali ya?

Zat Sang Pencipta


Zat sang maha pencipta adalah zat yang maha mulia dan maha sempurna, kita tidak akan bisa
mengetahui seperti apa zatnya dan seperti apa bentuknya. Allah SWT tidak berada di dimensi
manapun, tapi meliputi semua dimensi itu. Wajah Allah tidak serupa dengan wajah manapun.
Dalam keberadaannya,Tuhan tidak bukan berada di sini bukan di situ, bukan begini bukan
begitu. Tidak ada yang bisa menjelaskan kecuali Allah sendiri yg menjelaskan.

Muhammad SAW sendiri terpesona dan tidak mampu berkata apa-apa ketika berhadapan dengan
Allah Swt, lalu beliau tersungkur dan tidak mampu memandang. Nabi Musa As pun tersungkur
menatap kehadiran Allah di bukit Sinai, untuk itu Allah “terpaksa” menghadirkan simbol di
dimensi ketiga berupa pancaran api yang membakar ilalang agar Musa sanggup menghadapinya.

Keajaiban Isra dan Miraj

Cerita mengenai luasnya alam semesta ini sebenarnya bisa dijelaskan melalui peristiwa
perjalanan Rasulullah saat Isra’ Mi’raj… Saya aja baru menyadari akan hal ini, padahal dari
kecil acara Isra’ Mi’raj selalu saya ikuti tapi maksudnya yang diambil hikmahnya hanya perintah
menunaikan ibadah Sholat lima waktu. Ternyata ada ilmu pengetahuannya juga bila kita lihat
dari sudut pandang yang berbeda, yaitu segi keilmuan.

Allah Swt berfirman di dalam Alquran Surah Al-Israa’ ayat 1:

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda–tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.”

Dari ayat tersebut tampak jelas bahwa perjalanan luar biasa itu bukan kehendak dari Rasulullah
Saw sendiri, tapi merupakan kehendak Allah Swt. Untuk keperluan itu Allah mengutus malaikat
Jibril as (makhluk berdimensi 9) beserta malaikat lainnya sebagai pemandu perjalanan suci
tersebut. Dipilihnya malaikat sebagai pengiring perjalanan Rasulullah Saw dimaksudkan untuk
mempermudah perjalanan melintasi ruang waktu.

Selain Jibril as dan kawan-kawan, dihadirkan juga kendaraan khusus bernama Buraq, makhluk
berbadan cahaya dari alam malakut. Nama Buraq berasal dari kata barqun yang berarti kilat.
Perjalanan dari kota Makkah ke Palestina berkendaraan Buraq tersebut ditempuh dengan
kecepatan cahaya, sekitar 300.000 kilo meter per detik.
Pertanyaan mendasar adalah bagaimanakah perjalanan dengan kecepatan cahaya itu dilakukan
oleh badan Rasulullah Saw yang terbuat dari materi padat? Untuk malaikat dan Buraq tidak ada
masalah karena badan mereka terbuat dari cahaya juga. Seandainya badan bermateri padat
seperti tubuh kita dipaksakan bergerak dengan kecepatan cahaya, bisa diduga apa yang akan
terjadi. Badan kita mungkin akan terserai berai karena ikatan antar molekul dan atom bisa
terlepas.

Jawaban yang paling mungkin untuk pertanyaan itu adalah tubuh Rasulullah Saw diubah susunan
materinya menjadi cahaya. Bagaimanakah hal itu mungkin terjadi?

Teori yang memungkinkan adalah teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi
(zat) memiliki anti materinya. Dan jika materi direaksikan dengan anti materinya, maka kedua
partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gamma.

Hal ini telah dibuktikan di laboratorium nuklir bahwa jika partikel proton direaksikan dengan
antiproton, atau elektron dengan positron (anti elektron), maka kedua pasangan tersebut akan
lenyap dan memunculkan dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV
(Multiexperiment Viewer) untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk pasangan
partikel proton.

Sebaliknya apabila ada dua buah berkas sinar gamma dengan energi sebesar tersebut di atas
dilewatkan melalui medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2
buah pasangan partikel tersebut di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi bisa dirubah menjadi
cahaya dengan cara tertentu yang disebut annihilasi dan sebaliknya.

Nah, kalau dihitung jarak Mekkah – Palestina sekitar 1500 km ditempuh dengan kecepatan
cahaya, maka hanya dibutuhkan waktu sekitar 0,005 detik dalam ukuran waktu kita di bumi.

Sesampainya di Palestina tubuh Rasulullah Saw dikembalikan menjadi materi. Peristiwa ini
mungkin lebih dikenal seperti teleportasi dalam teori fisika kwantum. Dari Palestina dilanjutkan
dengan perjalanan antar dimensi ke Sidratul Muntaha, yakni dari langit dunia (langit pertama) ke
langit kedua, ketiga sampai dengan langit ketujuh dan berakhir di Sidratul Muntaha.
Yang perlu dipahami adalah perjalanan antar dimensi bukanlah perjalanan berjarak jauh atau
pengembaraan angkasa luar, melainkan perjalanan menembus batas dimensi. Karena walaupun
tubuh Rasulullah Saw diubah menjadi cahaya seperti perjalanan dari Mekkah ke Palestina, tidak
akan selesai menempuh perjalanan di langit pertama saja. Bukankah untuk menempuh diameter
alam semesta diperlukan 30 miliar tahun dengan menggunakan kecepatan cahaya. Jadi
bagaimana caranya?

Seperti telah disebutkan di atas dalam penjelasan posisi antar dimensi bahwa posisi langit kedua
dengan langit pertama dianalogikan seperti sebuah ruangan berdimensi 3 dengan dinding tembok
berdimensi 2. Makhluk bayangan berdimensi 2 di tembok tidak bisa memasuki ruangan
berdimensi 3, kecuali ada bantuan dari makhluk berdimensi lebih tinggi, minimal dari makhluk
berdimensi 3, yakni balok. Caranya si balok menempelkan salah satu sisinya ke tembok dan
makhluk bayangan menempelkan diri ke sisi balok itu. Dengan menempel di sisi balok dan
mengikutinya, makhluk bayangan bisa memasuki ruang berdimensi 3 dan meninggalkan wilayah
berdimensi 2, yakni dinding tembok.

Begitulah kira-kira analogi bagaimana Rasulullah Saw melakukan perjalanan antar dimensi.
Dengan kehendak Allah Swt, Jibril membawa Rasulullah Saw melakukan perjalanan dari langit
pertama hingga langit ketujuh lalu ke Sidratul Muntaha. Perjalanan ini bukan perjalanan jauh
seperti telah disebutkan tadi. Kejadian itu terjadi di tempat Rasulullah Saw terakhir duduk shalat
di Masjidil Aqsa Palestina, karena ruang berdimensi 4, 5 dan seterusnya itu persis berada di
sebelah kita, hanya kita tidak melihatnya dan tidak bisa mencapainya.

Wajar saja perjalanan Isra Miraj Rasulullah Saw dari Mekkah ke Palestina dan kemudian
dilanjutkan dengan perjalanan ke Sidratul Muntaha hanya terjadi dalam semalam. Bayangkan
dalam zaman ketika pemahaman manusia tentang sains dan teknologi belum seperti sekarang,
seorang Abu Bakar Ash Shiddiq Ra. Sahabat yang suci bisa beriman dan menerima kebenaran
cerita Rasulullan Saw tanpa sanggahan.

Begitu dekatnya jarak alam dunia (langit pertama) dengan alam akhirat (langit ketujuh) yang
sangat dekat sudah digambarkan oleh hadist dari Jabir bin Abdullah. Ketika itu Rasulullah Saw
didatangi oleh lelaki berwajah bersih dan berbaju putih (yang ternyata adalah malaikan Jibril as
yang memasuki dimensi alam manusia) :

Bertanya orang itu lagi (yakni Jibril as), “Berapakah jaraknya dunia dengan akhirat?” Bersabda
Rasulullah SAW, “Hanya sekejap mata saja.”
Tapi kebenaran yang diungkap ini bukan untuk mencari fakta kesalahan, tetapi untuk
menguatkan iman kita betapa maha agungnya Allah SWT sebagai pencipta. Betapa luasnya alam
semesta yang diciptakannya. Hingga saat ini misteri 7 lapis langit ini masih banyak
perdebatannya, karena maklum manusia ini penuh dengan logika dan terlalu rasional… maka
Allah SWT menyuruh kita memperkuat iman baru akal fikiran, agar kita tidak sesat karena
pemikiran kita sendiri.
Penjelasan Qolbu, Ruh, Akal Dan Nafsu
APA ITU HATI (QOLBU) ? ………………
Banyak orang memahami bahwa hati (qolbu) itu adalah
segumpal daging dalam diri manusia. Pemahaman ini
tidak salah karena didasarkan pada sabda Rosululloh
Saw sebagai berikut : Artinya : “…
bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia
baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk,
maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia
adalah hati (qolbu) “. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Namun pemahaman ini adalah pemahaman yang sangat
mendasar yang diajarkan oleh Rosululloh Saw kepada
umatnya yang pada waktu itu masih kental dengan
kejahiliyahan dan tidak mau menerima sesuatu yang
sulit difahami secara akal. Adapun maksudnya agar
umatnya mudah mengerti dan tidak timbul banyak
pertanyaan yang menjadikannya kembali kepada kemusyrikan dan kekufuran.
Qolbu adalah sebuah latifah/titik sensor/dimensi ketuhanan yang tidak mempunyai bentuk fisik
sebagaimana difahami oleh sebagian kita. Untuk membuktikan bahwa qolbu itu bukanlah daging
hati, kita bisa melihat dan menyaksikan seekor ayam atau kambing yang kita potong kemudian
kita bedah perutnya maka kita akan menemukan pada hewan tersebut segumpal daging yang
disebut daging hati, tapi pernahkah setelah kita cari kemudian kita temukan di dalam perut hewan
yang sudah dibedah tersebut ada daging qolbu. Kemudian kita pergi ke sebuah warung makan atau
restoran lalu kita bertanya apakah disana ada sop daging hati atau goreng daging hati, maka pasti
di salah satu warung makan atau restoran itu ada dan disediakan menu makanan dengan lauk sop
atau goreng daging hati. Tapi coba kita tanyakan apakah disana ada sop atau goring daging qolbu,
maka jawabannya pasti tidak ada karena qolbu tidak diperjualbelikan dan bukan untuk dimakan
dan bukan pula berbentuk segumpal daging. Daging hati yang berbentuk segumpal daging itu
dalam bahasa arab disebut “kabid” bukan qolbu. Adapun qolbu menurut Imam Al-Ghozali r.a
adalah ruh, akal atau nafsu.

APA ITU RUH ?


Firman Alloh Swt dalam surah Al-Israa ayat 85 : Artinya : dan mereka bertanya kepadamu tentang
roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit". Makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Alloh Swt adalah ruh, ruh
siapa?..... Ruh Muhammad. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam hadits qudsi : “Aku
ciptakan ruh Muhammad dari cahayaKu”. Ruh adalah hakikat Muhammad dan hakikat
Muhammad disebut Nur kenapa disebut nur?...... karena bersih dari segala kegelapan. Ruh
Muhammad adalah ruh termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk, sebagaimana
sabda beliau Saw : “aku dari Allah dan makhluk lain dari aku”. Dari ruh Muhammad inilah Allah
menciptakan semua ruh di alam lahut (negeri asal setelah 4.000 tahun dari penciptaan ruh
Muhammad). Kemudian ruh-ruh tersebut diturunkan ke tempat yang terendah, dimasukkan kepada
makhluk yang terendah, yaitu jasad. Jasad itu sendiri diciptakan Allah dari bumi yang tersusun
dari empat unsur (tanah, air, api dan angin). Setelah diwujudkan jasad itu maka Allah menitipkan
ruh darinya ke dalam jasad, dan sebagai barang titipan pastinya Allah akan mengambil kembali
titipannya itu. Ketahuilah ruh itu memiliki perjanjian awal di negeri asalnya yaitu alam lahut dan
isi perjanjiannya adalah ketika Allah bertanya kepada semua ruh : “Alastu birobbikum?....”
Artinya : (Bukankah Aku ini Tuhanmu sekalian?..........) Ruh-ruh menjawab : “Benar, Engkau
adalah Tuhan kami”. (Al-‘A’raf 172). Tapi sayang banyak ruh yang lupa dengan perjanjian
awalnya terhadap Allah, sehingga mereka terlena dan betah tinggal di dalam jasad sebagai tempat
terendah bagi mereka. Ruh-ruh yang setia dan tetap memegang perjanjian awal pada hakikatnya
mereka tetap berada pada negeri asalnya yaitu alam lahut meskipun badannya di bumi. Namun
sangat sedikit orang yang sadar dan berkeinginan pulang atau kembali ke negeri asalnya. Oleh
karena itu Allah melimpahkan kenabian kepada ruh agung Muhammad sebagai penunjuk jalan
dari kesesatan mereka. Nabi mengajak mereka agar kembali dan sampai serta bertemu dengan
Allah. Tapi sebagai manusia biasa Nabi memiliki keterbatasan waktu di dunia ini untuk
menjalankan tugasnya tersebut, maka kemudian Allah mewariskan tugas ini kepada para ulama
yang shalih yang sudah mencapai kesucian ruh dan telah Allah berikan bashirah (pandangan
yang jelas) kepadanya. Siapa mereka?........
Mereka adalah para wali Allah.
Para wali Allah sebagai ahli bashirah telah dibukakan mata hatinya untuk mengetahui jalan menuju
Allah, mereka itulah yang disebut ahli ruhani. Ruh terbagi ke dalam 4 bagian :
1. Ruh Al-Qudsi (ruh termurniatau ruh yang suci), yaitu ruh yang berada di alam lahut atau alam
ma’rifat atau alam tertinggi. Ruh ini adalah hakikat manusia yang disimpan di dalam lubuk
hati. Keberadaannya akan diketahui dengan taubat dan talqin kalimat “Laa Ilaaha Illallah”.
Ruh ini dinamakan oleh ahli Tasawuf sebagai bayi ma’nawi (thiflul ma’ani). Ruh inilah yang
senantiasa akan mampu berhubungan dengan Allah sedangkan badan atau jasmani ini bukan
mahramnya bagi Allah. Ruh Al-Qudsi telah Allah tempatkan di dalam rasa (sirri). Alatnya
adalah ilmu hakikat, yaitu ilmu tauhid. Amalannya adalah mudawamah nama-nama Tauhid
dengan lisan sir tanpa suara dan huruf. Siapapun tidak ada yang mampu melihat/menelitinya
kecuali Allah. Adapun keuntungannya yaitu keluarnya tiflul ma’ani, musyahadah serta terarah
dan melihat kepada zat Allah dalam keagungannya dan dalam keindahannya dengan
penglihatan sirri.

2. Ruh Sulthon, adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam jabarut. Tempat ruh
ini adalah fuad (mata hati). Alatnya adalah ma’rifat dan amalannya adalah mudawamah asma
Alloh dengan lisan dan hati (qolbu). Adapun keuntungan pengolahan dari ruh sultani adalah
melihat pantulan “Jamalullah” (keindahan Allah). Tempatnya adalah di surga ketiga yaitu
surga firdaus.
3. Ruh Sairani Rawani (ruh ruhani), adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam
malakut. Tempatnya adalah hati (qolbu). Alatnya adalah mudawamah asma’ul bathin tanpa
suara dan huruf, hasilnya adalah ma’rifat kepada Alloh Swt, ilmu bathin, memperoleh
ketenangan didalam bergaul, hidupnya hati dan musyahadah di alam malakut (seperti
menyaksikan sorga dan ahlinya dan malaikat-malaikatnya). Tempatnya di akhirat adalah sorga
tingkat ke dua yaitu sorga na’im.

4. Ruh Jasmani, adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam mulki (alam terendah
bagi ruh). Ruh jismani Alloh telah tempatkan di dalam jasad antara daging dan darah tepatnya
di wilayah dada dan anggota badan yang zahir. Alat untuk mengolah ruh ini adalah syari’at,
hasilnya adalah wilayah (pertolongan Alloh), mukasyafah (terbukanya hijab antara manusia
dengan Alloh), dan musyahadah (merasa berhadap-hadapan dengan Alloh) begitupula
karomatul kauniyah pada martabat kewalian seperti ; berjalan di atas air, terbang di udara,
menyingkat jarak, mendengar dari jauh, melihat rahasia badan dsb. Keuntungan di akhirat akan
ditempatkan di sorga ma’wa. Setiap ruh itu mempunyai hanut (tempat) di daerah
keberadaannya, dan bekal/alat pengolahannya dan keuntungan/hasil pengolahannya dan cara
pengolahannya yang tidak pernah sia-sia yang diketahui secara tertutup (rahasia) maupun
secara terbuka. oleh karena itu wajib bagi setiap manusia untuk mengetahui cara mengolah
dirinya, sebab apa yang dilakukan di muka bumi ini akan diminta pertanggung jawabannya
kelak di hari kiamat. Tujuan utama didatangkannya manusia kealam terendah adalah agar
manusia berupaya kembali mendekatkan diri kepada Alloh dan mencapai darajat (kembalinya
manusia ke tempat asalnya) dengan menggunakan hati (qolbu) dan jasad. Maka perlu
ditanamkan bibit tauhid di ladang hati agar tumbuh menjadi pohon tauhid yang akarnya
tertanam di dalam rasa dan menghasilkan buah tauhid untuk mencapai ridho Alloh Swt.

Syekh Abdul Qodir Al-Jailani menyebut ruh atau hakikat Muhammad itu adalah akal.

APA ITU AKAL ?


Kebanyakan kita mengatakan bahwa akal itu adalah otak, sehingga kalau kita berkata kepada orang
lain “gunakan akalmu!” maka kita akan menunjuk dan mengarahkannya kepada kepala kita
sebagai isyarat bahwa tempatnya akal disana. Ketahuilah wahai saudaraku akal bukanlah otak, jadi
letak keberadaannya bukan di kepala. Keberadaan akal tidaklah berbentuk secara fisik sehingga
tidak dapat dilihat oleh mata kepa ini. Tapi meskipun demikian, fungsi dan gerakannya dapat
dirasakan. Semoga Alloh senantiasa menjaga kita dari kesesatan, semoga kita diberikan
pemahaman yang mendalam akan akal ini sehingga kita tahu sebenarnya akal itu apa. Sulit
saudaraku untuk yakin dan beriman dengan menggunakan otak kita ini, otak ini selalu menuntut
bukti nyata, alasan dan sebab yang benar menurutnya. Dengan selalu menggunakan otak dan
menuntut segala sesuatunya harus rasional akhirnya kita tidak bisa beriman secara betul-betul akan
tetapi malah bermain-main dalam keimanan. Seperti dalam melaksanakan sholat, perhatikanlah
firman Alloh berikut : Artinya : “dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sholat,
mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. yang demikian itu adalah karena mereka
benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal”. (Al-Maaidah ayat 58) Akal adalah alat
untuk berfikir dan memahami ayat-ayat Alloh baik yang kauniyah maupun quraniyah. Tapi berfikir
dengan akal tidak seperti berfikir dengan otak, berfikir dengan akal itu akan berujung dengan satu
kesimpulan : “robbana maa kholaqta hadza baathila” tidak ada sesuatu apapun yang Alloh telah
ciptakan itu sia-sia. Apabila seseorang telah mempergunakan akalnya dalam berfikir dengan baik
dan benar maka keimanannya akan semakin mantap dan terus meningkat. Sekarang kita buktikan
bahwa akal bukanlah otak, pernahkah anda makan goring atau pepes ikan mas ? ketika kita makan
dibagian kepalanya akan terdapat yang disebut otak ikan. Tapi sekarang adakah di kepala ikan itu
akal, maka pasti tidak ada karena akal bukan di kepala dan akal bukan otak. Kalau akal diartikan
otak seperti yang ada di kepala ikan maka berarti ikan juga punya akal. Jadi jelas bahwa akal
bukanlah otak dan otak bukanlah akal. Akal itu adalah qolbu, sebagaimana Alloh firmankan dalam
surah Qoof ayat 37 : Artinya : “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya,
sedang Dia menyaksikannya”. Dalam ayat di atas Alloh menggunakan kata qolbun untuk
menyatakan akal.

APA ITU NAFSU ?


Nafsu adalah elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi
mendorong pada tabi’at badaniyah/biologis dan
mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk.
Nafsu itu pula adalah ruh sebagaimana dimaksud dalam
firman Alloh surah At-Takwir ayat 7 : Artinya : “dan
apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)”. Nafsu
di dalam ayat ini diartikan ruh. Adapun nafsu memiliki
tingkatan-tingkatan. Syekh Muhammad Nawawi
Al-Jawi membagi nafsu dalam 7 tingkatan yang dikenal
dengan istilah “marotibun nafsi” yaitu terdiri dari :

5. Nafsu Amarah.
Nafsu amarah tempatnya adalah “ash-shodru” artinya
dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit.
2. Al-Hirsh artinya tamak atau rakus.
3. Al-Hasad artinya hasud.
4. Al-Jahl artinya bodoh.
5. Al-Kibr artinya sombong.
6. Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi.

2. Nafsu Lawwamah.
Nafsu lawwamah tempatnya adalah “al-qolbu” artinya hati, tepatnya dua jari di bawah susu
kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
a. Al-Laum artinya mencela
2. Al-Hawa artinya bersenang-senang
3. Al-Makr artinya menipu
4. Al-Ujb artinya bangga diri
5. Al-Ghibah artinya mengupat
6. Ar-Riya’ artinya pamer amal
7. Az-Zulm artinya zalim
8. Al-Kidzb artinya dusta
9. Al-ghoflah artinya lupa.

3. Nafsu Mulhimah
Nafsu mulhimah tempatnya adalah “Ar-ruh” tepatnya dua jari di bawah susu kanan.
Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. As-Sakhowah artinya murah hati
2. Al-Qona’ah artinya merasa cukup
3. Al-Hilm artinya murah hati
4. At-Tawadhu’ artinya rendah hati
5. At-Taubat artinya taubat atau kembali kepada Alloh
6. As-Shobr artinya sabar
7. At-Tahammul artinya bertanggung jawab.

4. Nafsu Muthmainnah
Nafsu muthmainnah tempatnya adalah “As-Sirr” artinya rahasia, tepatnya dua jari dari
samping susu kiri kea rah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Juud artinya dermawan
2. At-tawakkul artinya berserah diri
3. Al-Ibadah artinya ibadah
4. Asy-Syukr artinya syukur atau berterima kasih
5. Ar-Ridho artinya rido
6. Al-Khosyah artinya takut akan melanggar larangan.

5. Nafsu Rodhiyah
Nafsu rhodiyah tempatnya adalah “Sirr Assirr” artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung
yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya sebagai
berikut :
1. Al-Karom artinya
2. Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas atau tanpa pamrih
4. Al-Waro’ artinya meninggalkan syubhat
5. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri
6. Al-Wafa’ artinya tepat janji

6. Nafsu Mardhiyah
Nafsu mardhiyah tempatnya adalah “Al-khofiy” artinya samar, tepatnya dua jari dari
samping susu kanan ke tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak
2. Tarku maa siwalloh artinya meninggalkan selain Alloh
3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada makhluk
4. Hamluhum ‘ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu ‘an dzunubihim artinya mema’afkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari
arwahihim artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka
guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah
bercahayanya ruh-ruh mereka.

7. Nafsu Kamilah
Nafsu kamilah tempatnya adalah “Al-Akhfa” artinya sangat samar, tepatnya di tengah-
tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Ilmu Al’Yaqiin
2. Ainul Yaqiin
3. Haqqul Yaqiin.

QOLBU = RUH = AKAL = NAFSU ADALAH SATU WUJUD.


Kenapa dikatakan demikian, karena memang benar seperti itu adanya. Mari kita lihat bersama
apabila ada di hadapan kita sosok mayat. Apabila saya tanyakan, mayat ini sudah tidak ada apanya :
qolbunya, ruhnya, akalnya atau nafsunya. maka pasti jawabannya : “semuanya”. Tidak salah
apabila ada yang mengatakan qolbunya yang tidak ada, karena ketika seseorang meninggal maka
qolbunya yang selalu menjadi sumber perasa ketika masih hidup seperti ; sedih, senang, tentram,
menyesal, marah maka setelah meninggal perasaan di mayat itu hilang, dia tidak merasakan
apa-apa lagi.
Tidak salah juga kalau orang berkata ruhnya yang tidak ada, karena ruh adalah nyawa bagi mayat
itu. Setelah ruhnya tidak ada maka mayat itu tidak bernyawa lagi, tidak bernafas lagi tidak berdetak
lagi jantungnya serta nadinyapun tidak berdenyut lagi.
Apabila ada yang mengatakan akalnya yang tidak ada, maka ini juga betul karena setelah
meninggalnya seseorang maka mayat orang tersebut tidak akan berfikir lagi dan tidak akan faham
lagi dengan ilmu-ilmu yang dulu pernah dipelajarinya selagi hidup.
Terakhir jika dikatakan yang tidak ada itu nafsunya, maka ini pun betul. Karena nafsu itu adalah
unsur dalam jiwa orang yang masih hidup yang memiliki keinginan-keinginan baik maupun buruk.
Dengan demikian setelah menjadi mayat maka tidak ada lagi pada mayat itu nafsunya sehingga
dia tidak memiliki keinginan apapun. Sekarang dapat kita simpulkan kalau semua jawaban tersebut
adalah benar, maka berarti keempat nama yang berbeda itu adalah satu, qolbu, ruh, akal dan nafsu
itu adalah satu. (syai’un wahidun).

Anda mungkin juga menyukai