Anda di halaman 1dari 123

TIDAK ODERDAGANGXAN

-h\*t u \rtlur . X rt1

K MIA
KEBAHAGIAAN
Al-Gl2azali
\

Nr1-Sll
\

D
?El{It!!T ITZIX
Dit i.rn.l an ddi
Itu lktd, of Hal'?iM kur. ll]t:h@)t,
r.rbi6n AslEI Publi@rion.
Lhorc,M.l199
P.n€rlchah: Haidd B.gi.
P.nyundnE: Ahm.d Muchln
H.k l.rlem.hr d]lndud undsg{nde8
AI ndts rts.n.d
C€6ku I, 14O4l9€4
Clbkd II, 1105/985
C.r.kan ltr, 1406/1945
C€h.kq IV, 1106/S
C.t kln V, Mu[.lrm uoTApt mb.r 1S6
C.hlrtt VI, Sysw.l lator?lei ISO
C.n}a Vtr, Sy. ba lal lA{@t l99l
C.t hn vltr, Sya'bo lal?itmt l5r,
c..ale IX, Bjm.dho lal3A{4r 1993

Di.rb l{ ol.h Penerblt MI2e


ArlStot IKAII
In. YodL.X No. 16, Bsdulg l0l2a
T.lp. (022) 7Wl - F* (022)707038
D.,.in,amPut: cu! Balon
KATA PENGA\IAR

Ketahuilah, bahru manusia tidat diciptakan


secara main-main atau sembarangan. Ia diciptakan
dengan sebaik-baiknya dan demi suatu tujuan
agung. Meskipun bukan merupakan bagian Yang
Kekal, ia hidup selamanya; merki jasadnya rapuh
dan memburni, ruhnya mulia dan bersifat ketuhan-
an. Ketika, dalam tempaan hidup ,uhud, iz lersvci-
kan dari nafsu jasmanial, ia rnencapai tingkat ter-
tinggi: darr sebaliknya,dari menjadi budak nafsu
angkara, ia memiliki sifat-sifat malaikat. Dengn
mencapai tinglat ini, ia temukaflswganya di dalam
perenungan tentang Keindahan Abadi, dan tak lagi
pada kenikmatan-kenikmatan badani. Kimia nrla-
niah yang m€nghasilkan perubahan ini dalam diri-
nya, seperti kimia yang mengubah logam rendah
menjadi emas, tak bisa dengan mudah ditemukan.
Untuk menjelaskan kimla dan metode operasinya
itulah maka pengarang menyusun karya yang dibeti
Fdlrl Kimia Kebahagi.zah ini.
Khazanah-khaz ana}l Tuhan yang merBanduru
kimia ini, ada pada hati para nabi. Siapa saja yang
mencadnya di tempat lain akan kecewa dan bang-
krut di had kemudian, yakni ketika ia mendengar

)
fiman: ". . Telah Komi afigkat tirai tl'-t dcrit lu,
dan pandanganmu podtl hari ini sangatl4h taiam.
(QS 50r22)
A1lah telah menlutus ke duflia ini semtus dua-
puluh empat nabi untuk mengajar manusia tentang
rcsep kifiia ini, dan hagaimana cara mensucikan
hati mereka daai sifat-sifat rendah melalui tempaan
zltrrd. Kimia ini dapat secara ringlas diumikan se-
bagai beryaling dari dunia untuk menghadap kepa-
da ,A-llah. Bagiannya empat, Pettafia, pen$eta-
^da
lDran tentang di'1. Kedua, pengetahuan tentatg
llllah. Ketiea, penSetahuan tentang dunia ini seba-
gaimana adanya. l'sempdr, pengetahuan tentang
akhirat sebagaimana adanya.
Marilah kita mulai memaparkan keempat ba-
gian ini secata berturutan.

6
ISI BLIKU

KATA PENGANTAR 5

PENGETAHUAN TENTANG DIRI 9


PENGETAHUAN TENTANG TUHAN 23
PENGETAHUAN TENTANG DUNIA INI ,.,39
PENGETAHUAN TENTANG AKHTRAT 49
TENTANG MUSIK DAN TARIAN SEBAGAI
PEMBANTU KEHIDUPAN KEACAMAAN _ 65
PEMERIKSAAN DIRI DAN ZIKIR KEPADA
ALLAH 17
PERKAWINAN SEBACAI PENDORONC ATAU
PENGHALANG DALAM KEHIDUPAN KE.
AGAMAAN 9I
Hal-hal yang Harus Dikerjakan dalam Perkawinan
,98
CINTA KEPADA ALLAH _ IO5
Menampak Allah - lll
Tanda-tanda Kecintaan kepada Allah - 120
1

PENCETAHUAN TENTANG DIRI

Pentetahuan tentang diri adalai kunci pcnge-


tahuan tentang Tuhan, sesuai dengan Hadits: 'Did
yahg dengetahui dlrinyd sendl , akln fieLgetahui
Tuhan," daJr sebagaimana yang tcrtulis di dalam
al.Qur'an: 'A,tan Kadi tuniukkan ayatayat Kdmi
dl dunil dan di dalam diri mercka, agdr kebenara4
tampak bagi rnercka:.' Na.h, tida.k ada ysng lcbih
dekat kepada anda kecuali diri anda s€ndiri. Jika
anda tidak mengetahui did anda scndiri, bagaimalra
anda bisa mengetahui segala sesuatu yanS lain. Jika
anda berkata: "Saya tnengetahui did saya'l- yang
beErti bentuk luar anda; badan, rnuka, dalr
angSotr-anSgota badan lainnya - pengetaluatl
seperti itu tidak alan pemah bisa mer{edi krmci
pengetahuan tentang Tuha.n. Demikian pula
halnya jika pengetahuan anda hanyalah sekadar
bahwa kalau lapar anda malan, dan kalau marah
anda menyerang seseorang; al(ar*ah anda dapatkan
kemqiuan-kemajudn lebih laqiut di dalam lintssarr
ini, mengingot bahwa dalam hal ini hewanlah
kawan anda?
P€[gctahuan r€ntang diri y8n8 sebenamya,ada
dalarn peflgetahuan tcntsru .hal-ha.l berikut inil
Siapakah anda, dan dari mana anda datang? Ke
mana anda pergi, apa tujuan anda datang lalu
tinggal sejenat di sini. serta di manakah kebahagia-
an anda dan kesedihan anda yang sebenamya
berada? Sebagian sifat anda adalah sifatdfat
binatang, sebagian yang lain adalah sifat-sifat
setan dan selebihnya sifat-sifat malaikat. Mesti
anda temukan. mana di antara sifat{ifat ini
yang aksidertal dan mana yang esensial (pokok).
Sebelum anda ketahui hal ini. tak akan bisa
anda temukan letal kebahagiaan anda yanS
sebenarnya.
Pekerjaan hewan hanyalah malan, tidur dan
be*elahi. Oleh kaiena itu,jika anda seekor hewan,
sibukkan diri anda dengan pekerjaan-pekcrjaan ini.
Setan selalu sibuk mengobarkan kejahatan, akal
bulus dan kebohongan- Jika anda ternlasuk dalam
kelompok mereka, kerjakan pekerjaan mereka.
Malaikat-malaikat selalu merenungkan keindahafl
Tuhan dan sama sekali bebas dari kualitas-kualitas
hewan. Jika anda punya sifat-sifat malaikat, maka
berjuanglah untuk mencapai sifat-sifat asal anda
agarbisaanda kenali dan rcnungi Dia Yang Maha
Tinggi, serta merdeka dad perbudakan nafsu darl
amarah. Juga ftesti anda temukan sebabsebab
takan denga.n kcdua insting hewan ini:
keduarya menurdukkan dan me-
r anda. ataukah anda yang mesti
kan mereka Jan .lrlJm lrmdjurn
t tiodik"n salah salu di antaranyn sebrgai
kuda tunSgangan serta yimg lainnya sebaaai
senjata.
Langkah pertama menuiu pengetahuan tentang
diri adalai menyedari bahwa anda terdiri dari
hentuk ludt yang disebut sebagaijasad, dan wrl,r/
dalam ya g disebut sebagai hati atau ruh- Yang
seya mal(sudkan dengan "hati" bukanlah sepotong
daging yang terletak di bagian kiri badan, tetapi
sesuatu yang mengigunakan fakultas-fakultas lain_
nya sebaSai alat dan pelayannya. Pada halikatnya
dia tidak termasuk dalam dunia kasatiratr, fielain-
kan dunia maya; dia datang ke dunia ini sebaSai
pelancong yang mengudungi suatu n98eri asing
untuk kepeduan perdagangan dan yang lkhimya
akan kembali ke tanah asalnya. PenSetahuan
tentang wdud dan sifat-sifutnya inilah yang
merupakan kunci pengetahuan tentang Tuhan.
Beberapa SaSasan tentang hakikat hati atau
ruh bisa diperoleh seseomng yanB men8atupkan
matanya dan melupakan se821a sesuatu di sekitar-
nya selain individualitasnya. DenSan dernikian, ia
juga akan memperoleh pcnglihatan sekilas alan
sifat tak berujung dari individualitas itu. Meskipun
demikian, pemeriksaan yang terlalu dekat kepada
escnsi ruh dilarang oleh syariat. Di dalam alQur'an
tetl].rlisi "Meteta berlonyo keladamu tentang
ruh- Katakan: Ruh itk odtlah urusan Tuhanku."
( QS 17;85 ). Yang bisa diketahui adalal bahwa ia
merupeksn $ratu esensi trk Erpkehtrn ySrg R;r
msruk dalarn dunia titlh (dmt), bohvJr ia tidlk

tl
berasal dari sesuatu yeng abadi, melainlan di-
ciptalan- Pengetahuan filosofis yanS tepat tcntang
ruh bukanlah merupak l pendahuluan yang perlu
untuk pedalanan di atas lintasan agama. melainkan
muncul lebih sebagai alibat disiplh-diri dan ke-
sabaran bemda di alas lintasan itu, sebagaimana
dilatakan dalafi alQur'an: Itlapa yang 6e4uang
dl ialan Katui, pasti ak4n Kami tuniukka padanya
jalon yang lunts. <QS 29169\

Untuk fielaijuttan peperangafl luhaniah demi


mendapatka.n pengetahuan tentanS diri dan tenteng
Tuhan, jasad bisa digamba*an sebagai suatu
ker4jaan, jiwa (ruh) sebagai r4lanya serta berbagai
indeft dan fakultas lain sebagai tentaranya. Nalar
bisa disebut sabagai wazir atau perdana menteri,
nofsu seblg3J pemungrrt pqjak daa amaruh sebagai
petugrs polisi. Dengan berpura-pura mengumpul-
ken pqiak, dafsu terus-meneflls cend€rung untuk
memmpas demi kepentingannya sendiri, sementam
amarah selalu cenderung kepada kekasaran dan
kekerasan. Pemungut pqiat dan petugas polisi
keduaDya harus selalu dit€mpatkan di bawah rsja,
tetapi tidak dibunuh atau diungguli, mengin8at
mereka memitki fungsi-fungsi tersendi.i yug harus
dipenuhinya. Tapi jika nafsu dan amareh me-
ngualsi nalar, maka - tak bisa tidal - keruntuhM
jiwa pasti tedadi. Jiva yarg membiarkan fakultae
fakultas ya.ng l.bih reldah untuk menguasai yang
lebih tingBi ibalat seseorang yang menyemhkan

12
seoranS bidadari kepada kekuasaan scckor ading,
atau seorang muslim kepada tirani seolrng kafu.
Penanaman kualitas-kuaLitas rctafl, hcwan atau.
pun malaikat menghasilkan watak-watak yarg
sesuai dengan kualitas telseiut - yaIlg di Hari
Perhitungen akan diwujudkan dalam beatuk-
bentuk kasat-mata, seperti nafsu sebagai babi,
8anas sebagai ar{ing datl srigala, sarta suci sebaSsi
malaikat. Tujuan disiplin moral adalah untuk
memumilan hati dari karat-nafsu don amarah,
sehinSga bagailsn cermin yang jcmih, ia memryul-
kan cahaya Tuhan.
Baranglali di antara pembaoa ads yang akan
berkeberatan, "Tapi jika manusia tclah diciptakan
dengan kualitss-kualitas hewan, setan dan malaikat,
bagaimana bisa kita ketahui bahwa kualitas
malaikat merupa.kan esensinya yang sebenamya,
scmentara kualitas hewan dan sctan hanyalah
aksidental dan peralihan belala?" Atas pertanyaan
ini. saya jawab bahwa esensi tiap makhluk adalah
sesuatu yang tertinrgi di dalam dirinyo dan khas
baginya. Kuda dan keledai keduaduanya adalah
hewan penSangkut beban, tetapi kuda lebih
unggul dari kcledai karcna ia dimanfaatkan untuk
perang. Jika Sa8al dalam hal ini, iapun terpuuk
kc tingkatan binatanS pen8angkut bebatl. Demikian
pula halnya denSan manusia. Falultas tertinggi
di dalamnya adalah nalar yang meniadikannya bisa
merenung tentang Tuhan. Jika fakultas ini
dominan dalam dirinya, maka ketika mati dia

t3
tinSgalkan di belakanSnya seSenap kecenderungan
kepada nafsu dan amarah, s€hingaa memunSkin-
kannya berkawan dengan para maleikat- Dalam hal
pemilikal kualitas-kualitas hewan, manusia kalah
dibanding ba[yak hewan, tetapi nalar membuatnya
lebih unceul dari mereka. sebagaimana tertulis
di dalun al-Qur'an: "Telah Kami tundukkan segala
setuatu di atos bu i urt!,t mafllsid. " (QS. 45:13)
Tetapi jika kec€nderungia,l-kccenderunEBnrlya yang
lcbih rendah yang mcnang, rnaka setelah kematian-
nya, dia akan sela anya menghadap ke bumi dan
mendambakan kesenangan-kescnangan dunia$i.
Selariutnla, jiwa ra5ional di dalam manrsia
penuh dengan keajaiban-keajaiban pengetahuan
maupun kcluatiln. Dengan ltu scmua la mcngua\ai
seni dan sains, ia bisa menempuh jarak dad bumi
ke langit bolak-balik secepat kilat, dan mampu
merEatur lelal8it oan mcngukur jarak antar
bintang. Dengan itu juga ia bisa rnenanglap ikan
da.ri lautan dan buruna-buruna dad udara. serta
bisa menundukkan binatanS-binatang seperti gaiah,
unta dan kuda.
Panc{inderanyo bagaikan lima pifltu ys[8 ter
buka menghodap ke dunia lusr, Tetapi yang lebih
Ejatb dsri ini, hathya memiliki jendela yang
terbuka ke alah dirnia ruh yang tat kasat-mata.
Dalam keadaan tertidur, ketika saluran inderanya
tertutup, iendela ini terbuka dan ia menenma
kesan-kesan dari dunii tak-kasat-mata; kadang-
kadang bisa ia dapatkan isyaiat tentaru masa

I1
depan- Hatinya baSaikan sebuah cermin yanS
memantulkan segsla sesuatu yang tergambar
di dllAm Louhul-mahluzh. Tapi, bahkan dalam
keadaan tidur, pikiran-pikiran akan segala sesuatu
yang bersilnt koduniaan akan membumfikan
cermin ini, sehingga kesan-kesan yanS diterimanya
tidak jelas. Meskipun demikian setelah mati
pikiran-pikiran seperti itu sima dan segali sesuatu
tampak dalam hakikat-teladangnya. Dan kata-kata
di dalam arcur'an pun temyatakan. "Telah Kami
angkat tirul datimu dan hqi ini penglihotanmu

Membukanya sebuai jendela di d.l4m hati


mengarah kepada yang tak-kasat-mata ini ju8a
terjadi di dalam keadaan-kcadaan yang mendekati
ilham kenabian, yakni ketika intuisi timbul di
dalam pikiran tak terbawa lewat saluan-ifldera
apa pun. Ma.kjn seseoran8 memumikan dirinya
dari syahwat-syahwat badani dan memusatkan
pikirannya pada Tuhan, akar makin pckalah ia
terhadap intuisi-intuisi seperti itu. OEng-orang
yang tidak sadar akan hal ini tidak punya hak
untuk menyanCkal hakikatnya.
lntuisi-intuisi seperti itu tidal pula terbatas
hanya pada ti[gkatan kenabian s4ia. Sebagrimana
juga besi, dengan rnernolesnya secukupnya, ia akan
bisa diielmakan menjadi sebuah cermin. Jadi,
dengan dlsrplin yang rnemadri. pikiran siapa pun
bisa dijadika[ fiampu menerima kesan-kesan
seperti itu. Kebenaran inihh yang diisyaratkan oleh
Nabi ketika bcliau berkata: "Setiap anak lchir
dengcn suatu fitrah (untuk mefiiod{ mwlim);orong
tuanyalah yohg kemudian mehbuatnya meniadl
seorung Yahudi. Nasftni alau Moiusl." Sclrlp
manusie, di kedalaman kesedarannya, mendengar
gartanyaan "Bukankah Aku ini tuhanfiu?" din
menjawabr "fa.' Tetapi ada hali yang menyerupai
cerrnin yang telah sedemikjan dikotori oleh karat
dan kotoran sehinSta tdak lagi membedkan
pantulan-pantulan yanS jemih. Sementam hati
para nabi dan wali, meskiprm mereka juga mem-
punyai nafru seperti kita, sangat peka terhsdap
segcnap kesan-kesan ilahiah.
Bukan hanya dengan nalar penSetahuan capai-
an dan intuitif s4ja jiwa hanusia bila rnenempati
tinSkatan pa.ting utama di antara makhluk-rnakhluk
lain, tetapi juga dcngan nalar kekuatan. SebaSai-
mana malailat-maldikat berkuasa atas kekuatan-
kekuatan alam, dcmikisn jugalah jiwa mengatur
anggora-an8gota badan. Jiwa yang talah mencapai
suatu tingkatan kskuatan khusus, ridat sqja men8-
atur ja.sadnya sendiri, melainkan iuga jasad omng-
orang lain. Jika mereka ingin agar seseorang yang
sakit bisa sembuh, maka si sakit pun akan sembuh,
atau menginlinkan seseorang yant sehat agarjatuh
sakit, maka sakitlah orang itu, atau jila ia inginkan
kehadiran seseomng. maka datanSlah oranS itu
kepadanya. Sesuai denSan baik-buruknys akibat
yang ditimbulkan oleh jiwa yang sangat kuat ini,
hal tersebut diistilah.l(an sebagai mukjizat dan

l6
sihir. Jiwa ini berbeda dari orana biasa dalam
tiga hal:
l. Yang hanya dilihat oleh orang-orang lain
sebagai mimpi, mereka lihat pada saat{aat jaga.
2. Semcntara kehendak orang lain hanya mem-
pqngaruhi jasad mereka s4ja, jiwa id, dengan
kekuatan kehenrlaknya,bisa pula mentgerakkan
jasad-jasad di luar mereka-
3. Pengetahuan yang oleh orang lain diperoteh
dengan belajar secam sungguh-sungguh, sampai
kepada fiereka lev/at intuisi.
Tentutlya bulan hanya tiga tanda ini saja.lah
yang mefibedakan mereka dari orang-orang biasa!
tetapi h;mya ketiganya itulall ya4g bila kita
ketahui. Sebagaimana halnya. tidal ada sesuatu
pun yang melgetahui sifat-sifat Tulan yang
sebenamya, kecuali Tuhan sendid, maka tal ada
seomng pun yang mengetahui sifat sebemmya
seomng Nabi, kecuali seorang Nabi. HaI ini tak
perlu pula diherankan, sama halnya dengan di
dalam peristiwa sehari'hari kita melihat kemustahil-
an untuk menerangkan keindahan puisi pada
sescorang yang telinganya kebal terhadap irama,
atau menjelaskan keindahan warna kepada
seseorarS yang sarna sekali buta- Di sampiru
ketidakmampuan. ada juga hambatan-hambatan
lain di dalam pencapaian kebcnaran ruhaniah
Salah satu di antaranya adalah pengetahuan yang
dicapai secara eksternal. Sebagai misal, hali bNa
digambarkal sebagai sumur dan pancairdera

11
sebagai lima aliran yang dengan terus-menerus
membawa air ke dalamnya. Agar bisa menemukan
kandun8an hati yang sebenarnya. maka aliran-
aliran lni mesti dihentikan untuk sesaat dengan
cara apa pun dan sarnpah yang dibawa beNamanya
mesti dibersihk4n dari sumur itu. Dengan kata
lain. jika kita ingin sa$pai kepada kebenaran
nlhani yang mumi, pada saat itu ,nesti kita buanS
pengetahuan yang telah dicapai denean proses-
proses ekstemal dan yang sering sekali mengeras
menjadi prasangka dogmatis.
Kesalahan dari jenis lain, berlawanan dengan
itu, dibuat oleh orang-omng yang danlkal yang
- dengan menggemakan beberapa ungkapa$ yang
mereka tangkap dari guru-guru Sufi ke sana ke
mad menyebarkan kutukan terhadap semua
pengetahuan. Ia bagaik^n seseorang yang tidak
cakap di bidang kimia menyebarkan ucapan:
"Kimia lebih baik dari emas." dan menolak emas
katika ditawarkan kepadanya. Kimia memang
lebih baik dari emas, tapi para ahli kimia sejati
amatlah langka, demikian pula Sufi-s-c sejati.
Seseorang yang hanya memiliki pengetahuan yang
danglal tentang tasawuf, tidak lebih unggul da,:i-
pada seorimg yang teryelqjar. Demikian pula
seseorang yang baru mencoba bebelapa percobarn
kimia, tidak punya alasan untuk merer,dahkan
s€orang kaya,
Setiap orang yang mengkqii persoalan ini akan
ffelihat bahwa kebahagiaan memang terkaitkan

l8
dengan pengetahuan tentang Tuhan. Tiap fakulto-t
dalam diri kita senang denSan segala Sesuatu yaig
untuknya ia drcrptakan. Syahwal senang memuasi
nalsu, kemarahan senang membalas dendani. mara
senang melihat obyekobyek yang indah, dan
telinga senang nrendengar suara-suara yang seleras.
Fungsi tertinggi jiwa manusia adalai pelrcerapan
kebenaran. karena itu dalam mencerap kebeaaran
tersebut ia mendapatkan kesenangan tercendiri.
Bah-kan soal-soal remeh, seperti mempelaiari Catur,
juga InengarJung kebaikan. Dan makin tingai
materi subyek pengetaluan didapatnya, makin
besarlah kesenangannya. SeseomnS akan s€nang
jika dipercayai untuk jabatan Perdana Menteri,
terapi \etapa lebih senangnya ra Jika sang raja
sedemikial akrab dengannya sehingga membuka-
kan soal-soal rahasia basinya.
Seorang ahli astrononi yang dengan penge-
taluannya bisa memetaka.n bintang-bintanS dan
menguraikan linlasan-lintasannya. meregul lebih
banyak kenikmatan dari pengetahuannya di-
bandirg seoranS pemain catur. Setelah mengetahui
bahwa tak ada sesuatu yang lebih tinegi dali Allah,
maka bclapa ilan besarnya kebahaaiaan yilng
memancar dad pengetahuan sejati tentang-Nya
itul
Orang yang telah kehilangan keinginan akan
pengetahuan seperti ini adalah bagaikal -s€orang
yang telah kehilangan selcmnya tcrhadai hrkanan
sehat, atau yang untul hidupnyd lebih m€nyukai

l9
ng daripada roti, Semua nalsu badimi
saat kematian bersamaan dengal
gan yang biasa diperalat nafsu-
t. fetapi jiwa tidak. Ia simpan segala
tentang Tuhan yang dimilikinya,
malah menambahnya.
Suatu bagian penting dari pengetahuan kita
tentang Tuhan timbul da kajian dan rcnungan
atas jasad kita sendid yang menampakkan pada
kita kebijaksanaan, kekuasaan, serta cinta Sang
Pencipta. Dengan kekuasaan-Nya, Ia bangun ke-
rangka tubuh manusia yang luar biasa darj hanya
suatu tetesan belaka. Kebl,akan-Nya terungkapkan
di dalam kerumitan jasad kita serta kemampuan
bagian'bagiannya untuk saling menyesuaikan. Ia
perlihatkan cinta-Nya dengan memberikan lebih
dari sekadar orSan-organ yang memang mutlak
perlu bagi eksistcnsi seperti hati, jantung dan
otak tetapi .Juga yxng tidat mutlal perlu se-
peni tangan, kaki, lidah dan mata. Kcpada semua-
nya ini telah la tambahkan sebagai hiasan hitamnya
rambut, rnerahnya bibir dan melenCkungnya
bulu mata.
Manusia dengan tepat disebut sebagai 'alam rrr-
thaghir atan jagad-kecil di dalam dirinya. Strultur
jasadnyafi estidipelajari, bukan ft anya oleh orang-
olang yang inSin henjadi dokter, tetapi juga oleh
orlrng-orang yanS ingin mencaPai pengetahuan
yang l€bih dalam teotang Tuhao, sebagaimana
studi yang mendalam tefltang keindahan dafl corak

20
bahasa di dalam sebuah puisi yang agung:akan
mengungkapkEn pada kita lebih banyak terrarg
kejcniusan pengarangnya.
Di atas semuanya itu, pengeta,\uan tentang
jiwa memainkan peranan yang lebih penting delem
membimbing ke amh pen8etahuan tentang Tuhan
ketimbang pengetahuan tentang jasad kita dan
furgsi-fungsioya. Jasad bisa dipclbandingkan
denSan seekor kuda, dengan jiva s.b6gai pe
nungga-ngnya. Jasad diciptakan untuk jiwa dan jiwa
untuk jasad. Jika seorang manusia tidak mellge-
tahui jiwanya sendiri yanS merupakan sesualu
yang paling dekat dengannya maka apa arti
klainlnya bahwa ia telah mengetahui hal-hal
lain. Kalau demikian, ia bagaikan seorang pengemis
yang tidak memiliki persediaan makanan, lalu
men8klaim bisa memberi malan seluruh penduduk
kota.
Dalam bab ini kita lelah berusaha sampai
tingkal renenlu untuk memaparkan kebesaran jiwa
manusia. Seseorang yang mengabaikannya dan me-
nodai kapasitasnya dengan karat atau memerosol-
kannya, past menjadi pihak yang kalah di dunia ini
dan di dunia mendatang. Kebesamn manusia yang
sebenamya terletak pada kapasitasdya untuk
terus-menerus meraih kemqiuan. Jika tidak, di
dalam ruang temporal ini, ia.kan meniadi makhluk
ya.ng paling leoah di anlara segalanya
- t kluk
oleh kelaparan, kehausan, panas, dingin dan
penderitaan. Sesuatu yang paling ia senangi sering

1
merupakan sesuatu yang paling berbahaya baginya.
Dan sesuatu yang menSuntungkannya tidal bisa
ia peroleh kecuali denSan kesusahan dan kesulilan.
Mengenai inteleknya, sekadar suatu kekacauan
kecil s4ia di dalam otaknya sudah cukup untuk
mgmusnahl(an atau membuatnya gila. Sedangl(an
meruenai kekuatannya, sckadar sengatan tawon
sqia sudah bisa mengganggu iasa santai dan tidur-
nya. Mengenai tabiatnya, dia sudah akan gelisah
hanya dengan k€hilangan satu rupiah seia. Dan
tentang kecantilannya. ia hanya sedikit lebih
cantik daripada benda-benda memuakkan yang
diselubungi dengan kulit halus. Jika tidak sering
dicuci, ia akan menjadi san8at menjitikkan dan
memalukan.
Sebcnnmyalah manusia di dunia ini sungguh
amat lemah dan hina. Hanya di dalam kehidupan
yarg akan datang sqialah ia akan mempunyai nilai,
jika dengn sarana "kimia kebahagiaan" tersebut
ia meningkat dari tingkat hewafl ke tingkat
malaikat. Jika tidak, maka keadaannya alan
meniadi lebih buruk daripada orang-orang biadab
yang pasti musnah rlan fienjadi debu. Perlu bagi-
nya untuk - bersamaan dengan timbulnya
kesadaran akan keunggulannya s€bagai makhluk
terbaik - belajar mengetahui juga ketidakber-
dayaannya, karena hal ini juga merupakan salah
satu kunci kepada pengetahuan tefltang Tuhan.

ll
n

PENGETAHUAN TENTANC TUHAN

Sebuah hadits Nabi yang telkenal berbunyi:


"Dia tang mengenal diin).a, mengenal Allah."
Artinya, dengan merenungkan wqjud dan sifat-
sifatnya, manusia sampai pada sebagian pengc-
tahuan tentang Tuhan- Tetapi karena banyak
oranS yanS merenunSkan Jilinya tiJa.k juga me-
nemui Tuhan, bera i bahwa tentulah ada cara-cala
teBendiri untuk melakukan hal tersebut. Ke[yata-
arnya, ada dua metode untuk bisa sampai pada
pengetahuan ini.Salah satu di antaranya sedemi-
kian musykil sehinSga tidak bisa dicerna dengan
kecerdasan biasa dan karena.nya lebih baik tidak
diielaskan.
Metode yang lain ad6'ah sebagai berikut. Jila
seorang rnanusia mercnuns}an dirinya, ia ekqn
tahu balw6 sebelumnya ia tidak ada, sebagaimana
tertulis di dalam al-Qu/an : "Tldokkah nu usia
tahu bahwa sebelumnya ia bukan apaapa?" Se-
laqiutnya ia ketahui bahwa ia terbuat dari satu
tetes air yang tidak mengandung intelek, petr-
dengarafl, kepala, tangan, kaki dan sebagainya. Dari
shi jelaslah bahwa, setinSgi apapun tinSkat k+
sempurnaannya! ia tidak mcnciptakan dirinya
dan tidak pula ia mampu mencipta seutas rambut
sekaliplln.
Betapa sangat tak berdayanya ia pada waktu
ia baru hanya berupa setetes air itu! Jadi, sebagai-
mana telah kita lihat pada bab pertarna, dia dapati
p.da wujudnyc sndiri terp&tulksl katakadall
Buatu Itriniatur kekussaan, kebiisl(an dan cinta
Sang P€Dcipta. Jika semua orarg pandai dati sc-
luruh dunia dikumpulkan dan hidup mereka
diperpadang sampai waktu yary tidak terbatas,
tidel akan bisa mereka hasilkanpcrbaikan apa pun
atr! satu bsgisn raja dari bangun jarsd ma[usia-
Misalnya, pada penyesuaian geligi depan dan
t.lnptu& psds pengunyahan makaien, *rte pada
b.niufl lidah, keletjar.keleqjar air liur dan
keronSkongan untuk penelanannya, kita dapati
peralatan-peralatan yang tidak bisa dibuat lebih
baik laai. Demikian pula seseorang yang merenrmg-
kan tangan dcflgan iima jari-jarirya yang tidat
sama pat$aru empat di antaranya dengan tiSa
peB€ndian dan jcmpol yang hanya mempunyai
dua - serta dengan cala bagaimsna ia bisa diper-
gunakan untuk mencekal, mcrtinjing atau
memukul, secara terus terang akan mengakui
b.hwa tidal akan munglin kebijakan manusia
bba membuatnya lebih baik la8i dengan mengubah
jumlah dan eturan jari-jad tersebut, atau dengan
jalan lain apa pun.
Jika seorung menusia lebih laqiut memikirkan
baSaimana beragarn keinginannya ak&n makanan,

24
pengmapan dan lain sebagainya, pemenuhrinye
begitu balyak disodo*an dari guduu penciptaal,
ia pun medadi sadar bahwa rahmat AIah adalah
sebesar kekuasaan dan kebiialan-Nya, sebagaimana
Ia sendiri berkata: "RahmatKu lebih luas ddrl
kutukan-Ku:'Dan fienurut hadits Nabi, Allah lebih
lembut kepada hamba-hamba-Nya ketimbang
seola[g ibu terhadap anak kandungnya- Jadi,
melalui penciptann dirinya sendiri, mantlsia
medadi tahu akan kcmaujudan Tuhan. Dari
kerer8ka tubuhnya yang mcnah,ubkan ia mengc-
t hui kekuass.n drn krbiiskri AfulL Datt Lwlt
karunia yang berlimpai untuk memenuhi berbagai
kebutuhannya, ia mengelahui kecifltaan Allah.
Dengan cara ini pengetahuan tentang diri fier\iadi
kunci ba8i pengetahuan tentang Allah.
Bukan saja sifat-sifat manusia merupakan suafu
pantulan sifat-sifat Tuhan, tetapi bentuk k+
maujudan jiwa fianusia pun melghasilkan suatu
wawasan tentang bentut kemadudan Allah.
DenSan demikiar bisa dikatakan bahwa Allah dan
jiwa kcduaduanya tidak kasat-mata, tidak terpisah-
kan dan tidak terbalasi oleh ruang dan waktu,
serta berada di luar penSelompokan-pengelompok-
an jurhlah dan kualitas. Demikian pula g,agasan-
gagagn tentang bentuk, wame ateu uku.an tidak
bisa pula dihubungkan dcng& keduanya-
Orang mengalami kqulitan untuk membentuk
suatu konsepsi tenteng hekikat samacam ifu
yanS h.mpa kualitas, jumlah, dan sebaSainya,

25
padahal kesulitan yanS sama te*aitkan pula
dengan konsepsi tentanS perasaan kita sehari-hari,
seperti marah, sa](it, senang atau cinta. Semuanya
itu adalah konsepkonsep pikiran dan tidak bisa
dimengedi oleh indera, sementara kualitas, jumlah
dan lain sebagainya adalah konsep-konsep indera.
Sebagaiftana telinga tidak bisa mengenali warna,
tidak pula mata bisa mengenali suafi; dalam
ketidakmampuan kita membayangkan hakikat-
hakikat puncak, yaitu Allah dan ruh, kita dapati
diri kita berada di dalam suatu wilayah di mana
konsepkonsep indera tidal bisa ambil bagian.
Meskipun demikian, sebagaimaaa bisa kita lihat,
Allah adalah pengatur jagat dan Ia yang berada
di luar ruang dan waktu. kuantitas dan kualitas
mengatur apa-apa yanS sedemikian terkondisikan.
Bcgitu pulalah ruh mengatur jasad dan anggota-
ilnggotanya dalam keadaan ia sendiri tidak kasat-
mata, tidak terbagi-bagi dan tak tertempatkan
di suatu bagian khusus mana pun. Karena, bagai-
mana bisa sesuatu yang tidak terbagi-bagi ter-
tempetkan di dalam sesuatu yang bisa dibagi-bagi.
Dari semuanya ini bisa kita lihat betapa benarnya
hadjts Nabi: "Allah meficiptakan manusia di
dalam kemiipan 4engai diri-Nya sendiri.'
Dan setel4h kila sampai pada sebagian penSe-
tahuan tentang esensi dan srfat-sifat Allah lewat
perenungan akan esensi dan sifat-sifat ruh, maka
alan bjsa kila pahami metode kerja, pengaturar
dan pendelegasian kekuasaan Allah kepada k+

26
kuatankekLratan kemalailatan dan sebagainya,
yaitu dengan jalan mengamali bagaimana masing-
masing kita menSatur kerqiaah-kerqiaan kecilnya
sendiri, Sebagai contoh sederhana, misalkan
seorang manusia ingin menulis nama Allah.
Pertama sekali keinginar ini terbetit di dalam hati,
baru kemudian dibawa kc otak olch ruh-ruh vital.
Bentuk kata "Allah" tergambar di dalam relung-
relung otak, kemudian bedalan sepadanS saluran
syaraf dan menggeratkan jari-jari yang pada
gilirannya menggerakkan pena. Dengan demikian
nama "Allah" terguratkai di atas kertas tepat
sebagaimana dibayanekan di dalam otak penulis.
nya. Demikiafl pula, jike Allah menghendaki
sesuatu, maka sesuatuitu ta$pil di dalam dataran
ruh,niah yang di dalam alQur'an disebut lebagai
"Singgasana" kl-'arsy). Dai singcasara itu ia
berlalu lewat suatu arus spiritual ke arah suatu
dataran yang lebih rendah yang disebut kursi
(al-kursiy), kemu.Jtan bentuknya tampil dalam
al-laull al-nahjuzh yang, dengan perantaraan
kekuatan-kekuatan yang disebutsebagai "malaikat-
malaikat", mewujud dan tampil di atas bumi
dalam bentuk tetanaman, pepohonan dan hewan-
hewan, sebaSai penceminan keinginan dan pikiran
Allah, sebaSamafla huru[huruf yang tertulis
mencerminkan kcinginan yang terbetik di dalam
hati dan bentuk yang hadir di dalam otak sarg
penulis,
Tidak seorang pun bisa memahami seorang raia

:1
kecuali seorang raja. Karena itu Tuhan telah men-
jadikan masing-masing kita sebagai, katakanlah,
seorang raja dalam miniatur, atas suatu keqiaan
yang merupakan tiruan dad ke&jaan-Nya yang
telah disusutkan secara tidak terbatas. Di dalam
kemjaan manusia, singCasana Allah dicerrninkan
oleh ruh, malaikat (Jibril) oleh hati, &rrsi, oleh
otak dfi lauhul-mahfuzh oleh ruang-gudang
pikiran. Jiwa yang ia sendiri tal te empatkan
dan tal terbagi-bagi - mengaturjasad sebagaimana
Allah mengatur jagat. Pendeknya, kepada kita
diarnanattafl suatu ker4iaan kecil, dan kita diwajib-
kan untuk tidak ceroboh dalam mengatumya.
Mengenai pengenalan tentang bagaimana Allah
memelihara, ada banya.l( tingkatan pengetahuan,
Ahli fisika biasa, sep€rti seekor semut yang fie-
rangkak di atas selembar kertas dan mengamati
huruf-huluf hitam yang tersebar di atasnya, akan
menujukan "sebab' hanya kepada pena saja.
SeomnS astronom, seperti seekor semut deflgan
pa[dangan agak lebih luas, bisa melihat jaii-jari
yang menggerakkan pena. Maksudnya, ia menge-
tahui bahwa unsur-unsur te$ebut berada di bawah
kekuasaafl bifltang-bintang, tetapi ia tida.l( men8e-
tahui bahwa bintang-bintang berada di bawah
kekuasaan malaikat-malaikat. Jadi. sehubungan
dengan berbagai tingkat persepsi omng, perdebatan
mesti tirnbul dalam melacak sebab dari akibat.
Orang-orang yang matanya tidak pemah melihat
ke balik dunia-gejala, adalah seperti orang-oratlg

18
yang salah mencmpatkal hamba-harnba dai
tinSkatan yary paling rendal ke liqkatan Rja.
Hukum-hukum tcntane gejala mesti tetap atau,
iika tidak, tak akan ada sains dan sebagainya;
tetapi untuk menempatkan hamba-hamba sebagai
mdikan adalah suatu kesalaha.n besar.
Selarna perbedaan di dalam fakultas perseptif
p:ua pengamat ini masih ada, perdebatan memanS
mesti perlu berlaqiut. Bagaikan bcberapa orang
buta yang mendengar bahwa seekor gqiah telah
datahg ke kotanya, lantas pelgi menyelidikinya-
Pengetaluan yang bisa mereka peroleh hanya.lah
lewat indera perasaan, sehingga kelika seorang
memeSang kaki sarg binatang, yang satu lagi
memegang gadingnya dan yang lain telinganya,
.lan. sesuai dengan persepsi mereka masinS-masing,
mereka menyatakarinya sebagai suatu batangan,
suatu tabung yang tebal dan suatu lapisan kapas,
masing-masing menSambil sebagian untuk menyata-
kan keseluruhannya. Jadi, sang ahli l6ika dan
astronomi mengacaukan hukum-hukum yang
mereka tanglap dengan Sang Penetap hukum-
hukum. Kesalahan yang sama dilemparkan kepada
Ibrahim di dalam al-Qur'an yang meriwayalkan
bahwa ia berturut-turut berpaling kepada binta.ng-
bintang, bulai dan matahari sebaSai obyek-obyek
penyembahan, sampai kemudian meqjadi sadar
tentang Dia yang nrembuat segala sasuatu. Ibrahim
pun herseru: 'Sat,a tidak merlyukai segala sesuatu
yang t?rbenam (QS 6:16\

t9
Kita memiliki sebuah contoh yang sudah
umum tentang pengacuan kepada sebab-sebab
kedua apa-apa yang seharusnya diacu kepada
Sebab Pertama, yaitu dalam persoalan apa yanS
disebut sebagai penyakit. Misalnya jika seseomng
kehilangan rasa tedariknya pada urusa! duniawi,
memiliki rasa benci terhadap kesenaJuan-kesenan8-
an umum, dan tampak tenggelam dalam depresi,
dokte! akan berkata: "lni adalah kasus melankoli
yang membutuhkan resep ini dan itu." SeoranS
ahli fisika akan berkata: "lfli adalah persoalan
kekeringan otak yang disebabkan oleh cuaca panas
dafl tidak bisa disembuhkan sampai udara menjadi
lembab kembali." Sang ahli astrologi akan mengait-
kar hal ini dengan konjungsi atau oposisi tertentu
plalet-planet. "Seiauh ianEkauak kebijakal
derekr," kata alQu/an. Tidak terbayangkan oleh
mereka bahwa yang sesungguhnya tedadi adalah
seperti demikian : bahwa Yang Maha Kuasa ber-
kehendak mengurus kesejalteman orang itu. dan
oleh karenanya telah memedntah-kan hamba'
hamba-Nya, ya-kni planet-planet atau unsur-unsur,
agar menciptakan keadaan seperti itu di dalam dirj
orang te$ebut, sellingga ia bisa berpaling dari
dunia ke arah Penciptanya. Pengctahuan tentang
kenyataan ini merupakan suatu ftutian yang
berkilauan dad lautan pengetahuan keilhaman.
yan8 dibandingkan dcngannya, semua bcntuk
pengetahuan lain menjadi bagaikan pulau-pulau
di tengah laut.

l0
Dokter, ahli fisika dan ahli astrologi tercebut,
tak syak lagi memang knar dalam cabang penge-
tahuan-khususnya masing-masing, tetapi mercka
tidak bisa melihat bahwa pcnyakit itu adalah,
katakanlah, suatu tali cinta yang digunakan oleh
Allah untuk menarik para wali mendekat kepada
diri-Nya. Tentang paia wali ini Allah berfl'man:
"Aku sakit dan kamu tidak enienguk-Ku..
Penyakit itu sendiri adalah salah satu di antara
bentuk-bentuk pergalaman yang me4iadi sarana
bagi manusia untuk sampai pada pengetahuan
tentang Allah, sebagaimana Ia lewat mulut nabi-
Nya: "Penyakit-penyakit itu sendiri adalah hamba-
hdmba-Ku, dan dikenakan atas pilihan-Ku-"
Catatan-catatan di atas memungkinkan kita
memasuki lebih dalafi makna seruan-seruan yang
melekat di bibir orang-orang mukmin: 'SuD-
hanlrlloh, alhamdulillah, la ilaha illallah, allahu
akbar.' Mengenai yang temkht, kita bisa berkata
bahwa hal itu tidaklah berarti bahwa Allah lebih
besar dari penciptaan, karena pcnciptaan adalah
pengejawantahan-Nya, sebaSaimana cahaya adalah
pengejawantahan matahari. Dan alan tidak benar
kalau dikatakan bahwa matahari lebih besar dari
cahayanya sendiri. Hal itu lebih berarti bahwa
kebesaran Allah sama sekali melampaui kemampu-
an koSnitif dan bahwa kita hanya bisa membentuk
suatu gagasan yang amat kabur dan tidak sempurna
tentang-Nya. Jika seomng anak meminta kita
untuk mcnerangkan padanya kcseiangan-kcsenang_

ll
an yang ada di dalam pemilikan kedaulatan, kita
bisa bcrkata bahwa hal itu adalrh seperti kesensnS-
an yang ia rasakan di dalam bermain-main der8an
alat pemutul dan bola, nreskipun pada hakikatnya
keduanya tidak memiliki sesuatu yang sama kecuali
bahwa keduanya ternrasuk ke dalam kategori
keseoangan. Jadi, seruan Allahu akbat bcrarti
bahwa kebesaran Nyajauh melampaui kemampuan
pemahirma[ kita. Lagi pula, pengetahuan tcntang
Allah yang tidak sen)purna seperti itu sebagai-
mana yang bisa kita peroleh bukanlah sekadar
suatu pengetahuan sp€kulatif belaka, tetapi mesti
dibarengi dengan penyerahan dan ibadah. Jika
seseotang meninggal dunia, dia berurusan hanya
dengan Allai saja. I)an jika kita harus hi(lup
bersama seseoran8, kebahagiaan kita sama sekali
tergantung pada tingkat kecintaan yang kita
rasakan kepadanya. Cinta adalah benih kebahagia-
an, dan cinta kepada Allah ditumbuhkan dan
dikembangkan oleh ibadah. lbadah dan zikir yan8
tenb-menerus sepertj itu mengisyaratkan suatu
tingkat tertentu dari keprihatinan dan penSekang-
an nafsu-nafsu badaniah. Hal ini tidak bcrarti
bahwa seseorang diharapkan untuk sama sekali
m€musnahkan nafsu-nafsu badanlah itu, karena
jika demikian halnya, maka ras maDusia alan
musnah. Tetapi balasan-hatasan yanS k€tat mesti
dikenakan pada usaha pemuasannya. Dan karena
manusia bul(an haki; yang terbait dalam kasus-
nya s€ndiri, mala untuk menetapkan batasan-

3l
batasan apa yang harus dikenakan itu sebaiknya
ia konsultasikan masalab tersebut kepada pem-
bimbinS-pembimbing ruhaniah. Pembimbing-
pembimbing tuhaniah seperti itu adalah pala
nabi. Hukum-hukum yanS telah mereka tetapkan
berdasar wahyu Tuhan menentukan batalen-
batasan yang mesti ditaati dalam peNoalan-peNoal-
an ini. Orang yang mela[88ar batas-batas ini
beraiti "telah menganiaya dirinya sendiri", sebagai-
mana tertulis di dalam arcur'an. Meskipun
pernyataan al-Quian ini telah jelas,masih ada juga
omnS-orang yang, karEna kejahilannya tentang
Allah, melangear batas-batas tersebut. Kejahilan
ini bisa disebabkan karena berbagai sebab-
Pertamo, ada oranS yang gagal menernukan
Allah lewat pengaflatanr iantas meflyiapulkan
bahwa Allah itu tidak ada dan bahwa dunia yang
p€nuh keaiaiban-keEisiban ini menciptalan dirinya
sendiri atau ada dari keabadian. Mereka bagaikan
seseorang yzmg melihat suatu huruf yanS tertulis
dengan indah kemudian mcnduEB ballwa tulisan itu
tertutis dengan sendirinya tanpa ada penulisnya,
atau memang sudah solalu ada. Olang-orang dengan
cara berpikir semacam ini sudah terlalu jauh
te$esat sehinCiga berdebat dengan meftka akan
sedikit sekali marfaahya. Orang-oiang seperti itu
mirip seorang ahli fhika dan astronomi yang kita
sebut di atas.
,(edua, seiumlah oranS yatg, akibal kejahitan
tentanS sifat jiwa yang sebenamya, menolak

33
doktrin kehidupan akhirat, tempat manusia aka.n
diminta portanggungiawabannya dan diberi balasan
baik atau dihukum. M.reka anggap diri mereka
sendiri scbagai tidak lebih baik dadpada hev/an-
hewan atau sayuriayuran, dan sama-salna bisa
musnah,
Ketiga, di lain pihak, ada orang yang percaya
pada Allalr dan kehidupan akhtat, tapi hanya
dengan iman yang lemah. Mereka berkata kepada
diri mereka sendiri: "Allal itu Maha Besar dan
tidak tergantung pada kita; kita beribadah atau
tidak menrpakan masalah yang sama sekali tidak
penting baei Dia." Mereka berpikir seperti orang
sakit yang ketika oleh dokter diberi peraturan
pengobatan tertentu kemudian berkata: "Yah,
saya ikuti atau tidak, apa urusannya dengafl
dokter itu." Tentunya hal ini tidat berakibat
epa-apa terhadap dokter tersebut, telapi pasien
itu bisa merusak dirinya sendiri akibat ketid6k-
taatannya. Sebagaimana pastinya penyakit jasad
yang tak terobati berakht dengan kematian
jasad, begitu pula penyakit jiwa ya.ng tak ter-
sembuhkan akan bera.khir dengan kepedihan
di masa datang. Sesuai dangan kata-kata arcur'ani
"Ordngnrang yang akan diselanatkan hanyalah
yang datdng kepada A ah dengan hati yang
bersih."
Keempat adalah orang-orang kafir yang ber-
kata: "Syariah meflgajarkan kepada kita untuk
melhlhan amarah, nafsu dan kemunafikan. Hal ini

34
jclas tidak mun8kin dilaksanakan, menr-
ma[r.rsia diciptakan dcnSan kualitaskuslir.
bawaan seperti ini di datam dirhya. Sama $qja
denga, kamu meminta ag,u kami jelmakan yang
futam mcnadi putih." Oran8-orars iahil itu serna
r€ksli bufa ekan kenyataar bahwa sysrirh tidak
m€ngrisr kitr unfut Dcnocrsbut nafsHrsfsu
ini, melainkan untuk meletalkan mcrcka di dalam
batagbatasnya. Sehingga, dengan mcnghiflda, dari
dosldosa bcsa!, kita bisa mcndapatkan ampunan
atas dosadosa kita yang lcbih kecil. Bal*an.
Nabi saw. bcrkata: "Sdya adahh tanusia seperti
komu iuga, dan n4ruh iepe i yong tain-lnin." Dan
di dalam alQur'an t rl\!lis'. "Allah mencintdi
ofanglfang yang mendhan dmatuhnya," blrk^l
orang{flug yanS tidak punya rasa marah satna
sekali.
Kelimd kelompok yang meno4jol-
^dal^h Allah seraya mengabaikan
nonjolkan kemurahan
keadilan-Nya, kemudian bcrkata kepada didnya
sendiri: "Ya, apa purl yang kita kedakan, A[ah
Maha Pemaaf." Mereka tidak berpikii bahwa
meskipun Allah itu bersifat pemaat beribu-ribu
manusia hancur secara mcnyediikan karena
kelaparan dan penyalit. Mereka menSetahui bahvr'a
siapa s4ia yang menginginkan suatu kehidupan,
kemalrnuran atau kepintaBn, tidak boleh sekadar
berkata, "Tuhan Maha Pcmaaf," tetapi mesti
berusaha s€ndiri dengan kcras. Mcskipur alQu/an
berkalai ''Semua nakhluk hidup tizkinya datang

35
sana tertulis pLJa: "Manusia tidak
,,E iesuatu kecuali clengan berusaha."
adalah: qjaran semacam itu berasal
r orang-orang seperti itu hanya ber-
bibimya, tidak dengan hatinya.
adalah kelompok yang mengklalm
sebagai telah mencapai suatu tingkat kesucian
tertentu. sehingga dosa tidak dapat lagi mem-
pengaruhi mercka. Meskipun demikian, jika anda
perlakukan salah seoranS di antara mereka dengan
tidak hormat, dia akan menaruh dendam terhadap
anda selama bertahun-tahun. Dan jika salah seoung
di antara mereka tidak mendapatkan sebutir
makanan yang dia pikir merupakan haknya,
seluruh dunia akan tampak gelap dan sernpit bagi-
nya. Bahl<an, jika ada di antara mereka benar-
benar bisa menallukkan nafsu-nafsunya, mereka
tidak punya hak untuk membuat klaim semacam
itu. mengmgal para nabi jenis manusia yang
tertinggi terus-rhenerus mengakui dan meratapi
dosa-dosa mereka. Beberapa di antaia mereka
mcmpunyai dosa yang sedemikian besar, sehingga
mereka bahkan menjauhkan did dari hal-hal yang
halal. Pemah dinwayatkan dari Nabi saw. bahwa
suatu had ketika sebutir korma dibawa kepadanya,
beliau tidak mau memakannya hanya lantaran
tidak yakin bahwa korma tersebut dipeloleh
secam halal. Sementam orang-orang yang ber-
kehidupan bebas mi mau meneguk berliter-liter
anggur dan mengklaim (saya menggigil pada saat

36
menulis ini) sebagai lebih unggul dari Nabi yang
kesuciannya diantam oleh sebutir kurma, se-
menta$ ftereka tidal terpengaruh oleh anggur
sebanyak itu. Patutlall jika setan membenamkan
mercka ke dalam kehaacuran total. OranS-oran8
suci sejati mengetahui bahwa oraag yang tidak
bisa menguasai nafsu-nafsunya tidak pantas disebut
sehagai seorang milnusia. Dan balwa seofing
muslim sejati adalah orang yang dengar senanS
hati mau mengakui batas-batas yang ditetapkan
oleh syariah. Orang yan8 berupaya dengan dalih
apa pun untuk mengabaikan kewaiiban-kewaiiban-
nya, sudah jelas berada dalam pengaruh setan
dan harus didak berbicara tidak dengan sebatang
pena, tapi dengan sebilah pedanS- Para penganut
mistik palsu semacam ini kadang-kadang berpura-
pura tela11 tenggelam di dalaft lautan ketakjuban.
'fetapj. jika anda bertanya kepada moreka tentang
apa yang mercka takjubkan, mereka tidak tahu.
Mereka mesti disuruh aSar ta\iub semau rnereka,
tetapi pada sdrt yang sinna agar mongingat bahwa
Yang Maha Kuasa adalah penciptanya, dan bahwa
mereka adalah abdi-abdi-Nya.

31
.,

PENCETAHUAN TtrNTANG DINIA INI

Dunia ini adalah sebuah parSSung atau pasar


yang disingSahi oleh pera musafir di tengah per-
jalanannya ke tempat lain. Di sinilah me!€ka
membekali diri dengan berbagai perbekalan untuk
perjalanan itu. Jelasnya, di sini manusia dengan
merugunakan indera-indera jasmanialnya, mem-
peroleh sejumlah pengetahuan tentang karya-Kafya
Allah serta, melalui karya-karya tersebut, tentang
Allah s€ndiri. Suatu pandangan tentang-Nya akan
menentukan kebahagiaan masa{epannya. Untuk
mempenoleh pengetahuan inilah ruh malusia
diturunkan ke alam air dan lempung inl Sclama
indera-inderanya masih tinSgal bersamanya, dikata-
kan balwa ia berada di "alam ini". Jika kes€mua-
nya itu pergi dan hanya sifat-sifat esensialnya saja
yary tinggal, dikatakan ia telah pergi te "alam
lain".
Sementaa manusia bcmda di dunia ini ada
dua hal yang perlu baginye. Pertama, perlindungan
dan pemeliharaan jiwanya; ke.lun, perawatan dan
pemelihaiaan jasadnya. Pemeliharaan yang tepat
atas jiwanya, sebaSaimana ditunjukkan di atas,
adalah pengetaiuan dan cinta akan Tuhan. Ter-

39
kecintaan akan segala sesuatu
bemrti keruntuhan jiwa. Jasad bisa
20 agai sekadar hewan tunggangan jiwa
, sementara jiwa terus abadi. Jiwa
badan peNis sebagaimana seoranS
pcziamh, dalam perjalanannya ke Makkah, mo-
rawat ontanya. Tetapi .jika sang peziarah menS-
habiskan *aktunya untuk memberi makan dan
menghiasi ontanya, kafilah pun aka.n meningSal-
kannya dan ia akan mati di padang pasir.
KebutuharFkebutuhan jasmaniah manusia itu
sedcrhana saja, hanya terdiri dari tiga hal; makan-
an, palaian dan tempat tinggal. Tetapi nafsu-nafsu
jasmaniah yang tertanam di dalam dirinya dan
keiruinan untuk memenuhinya cenderung untuk
memberontak melawan nalar yang l€bih belal<ant-
an tumbuh dari nafsu-nafsu itu. Sesuai denSan itu,
sebagaimana kita lihat di atas, mereka perlu di-
kckang dan dikendalikan denSan hukum-hukum
Tuhan yang disebarkan oleh para nabi.
Scdanglan mengenai dunia yang mesti kita
8amp, kita dapati ia te*elompokkan dalam tiga
bagian, hewan, letumbuhan dan barang tambang.
Produk-produk dari ketiganya terus-menerus di
butuhkan olch manusia dan telah mengembanlkrn
tiga pekerjaan besar; pekedaan para penenun,
pemban8un dan pr'kerja logam. Sekali lagi, semua-
nya itu memiliki banyak cabang yang lebih rendah
separti pcnjahit, tukanS batu dan tukang besi.
Tid.l ada daripadanya yang bisa sama sekali
40
bebas dari yang lain. Hal
ini mcnimbulkan berbaSai
macam hubungan perdagangan dan. sEringkali
mengakibatkan kebencian, iri hatj, cemburu'den
lain-lain penyakit jiwa. Karenanya timbtrllah
pefengkalan dan petselisihan, kebutuhan akan
pemcrintahan politik dan sipil scrta ilmu hukum.
Demikianlah, pekerjaan-p€kcrjaan dan bisnis-
bisnis di dunia ini telah menjadi mekin rumit
dan menimbulkan kr:kacauan. Sebab utamanya
adalah manusia telah lupa bahwa kebutuhan-
kebutuhan mereka sebenamya hanya tiga; pakaial,
makanan dan ternpat tinggal, dan bahwa kesemua-
nya itu ada hanya demi mcdadikan jasad sebagai
kendaraan yang layak bagi jiwa di dala$ perjahn-
annya menuiu dunia berikutnya. Mcreka ter-
jerumus ke dalam kesalahan yatu sama sebagai-
mana sang peziarah menuju Makkah yan8, kaEna
melupakan tujuan ziarah dan dirinya sendiri,
terpalsa menghabiskan seluruh waktunya untuk
memberi makan dan menghiasi ontanya. Seseorang
pasti akan terpikat dan tcrsibukkan oleh dunia -
yang oleh Rasulullah dikatakan sebagai tukang
sihir yang lgbih kuat daripada Harut dan Marut -
kecuali jika orang tersebut menyelenggarskan
pe4gawasan yang paling ketat.
Watak peidpu dari dunia ini bisa menSambil
berhagai bentuk. Pctama, ia berpura-pura seakan-
akan balal selalu tin8aal dongan ands, somentam
nyatanya ia pplan.pelan menyingkir dari anda
dan menyampaikan salam perpisahan, Sebagai$ana

4l
suatu bayangan yang tampaknya tetap, tetapi
kenyataannya selalu bergerak. Demikian pula,
dunia menampilkan dirinya di balik kedok nenek
sihir yang berseri-seri tetapi tak bermoml, berpura-
pura mencintai anda, ftenyayangi anda dan
kemudian membelot kepada musuh anda, rre-
ninggalkan anda mati memna karcna rasa kecewa
dan putus asa. Isa a.s. melihat dunia terungkapkan
dalarn bentuk seorang wanita tua yang buruk
muka- Ia bertanya kepada wanita itu, beftpa
banyal suami yang dipunyainya, dan fiefldapat
jawaban, jumlahnya tak terhitung. Ia bertanya
lagi, telah matikah mereka ataukah diceraikafl.
Kata si wanita, ia telah memenggal mereka sernua.
"Saya heranl' kata Isa a.s.. "atas kepandLan orang
yarg melihat apa yang telah kamu kerjalan kepada
orang lain, tetapi masih tetap menginginimu."
Wanita sihir ini meruatut dirinya dengan pakaian
indah-indah dan penuh permata, menutupi muka-
nla denSan cadar, kemudjan mulai merayu
manusia. Sangat banyak dari mereka yang meng-
ikutinya menuju kehancuran diri mereka sendiri.
Rasulullah saw. bersabda bahwa di Hari Pengadilan,
dunia ini a-kan tampak dalam bentuk seolang nenek
sihir yang seram, dengan mata yang hiiau dan
gigi bertonjolan. Omng-orang yang melihat mereka
a-kan berkata, "Ampun! Siapa ini?" Malaikat pun
akan menjawab, "lnilall dunia yang deminya
engkau bertengkar dan belkelahi serta salilg
merusakkan kehidupan satu sama lain.' Kemudian

42
wanita itu akan dicampakkan ke dalam neraka
semcntara dia menjedt keras-keras, "Oh Tuha[,
di mana p€ncinta-pencintaku dahulu?" Tuhan pun
kemudian akan memerintahkan agar mereka juga
dilemparkan mengikutinya.
Siapa pun yang mau sesara sedus mercnulg
tcntang keabadian yang telah lalu, yailu selama
dunia ini belum ada, dan keabadian masa depan,
saat dunia sudah tidak ada lagi, akan melihat balt-
wa kehidupan ini sep€rti scbuah petjalanan yang
babakannya diceminkan oleh tahuD, lig&ltat)
oleh bulan, mil-mil oleh hari, dan langkah-langkah
oleh saat. Kemudian, kata-kala apa yang bisa
menggambarkan ketololan msnusia yang benrpaya
untuk denjadikannya tempat tinggal abadi dan
memburt aencana rcncana untuk sepuluh tahun
flendatang mengenai apa-apa yang boleh jadi
tak pemah ia butuhkan, karcna sangat mungkin
ia scpuluh hari lagi sudah berada di bawah ranah.
Orang-omng yang telah mengumbar diri tanpa
batas d€ngan kesenangan-kesenangan dunia ini.
pada saat kematiannya akan seperti seseoeng yang
memenuhi perutnya dcngan bahan mal(arlan
tcrpilih dan lezat, kemudian memuntaikannya.
Kelezatannya telah hilang, tetapi ketidak€nakafl-
nya tinegal. Matin berlimpah harta yang telah
mereka nikrnati tamiul-taman. budak-budak
laki dan perempuan, emas, perak dan lain s€bagai-

.r LrtuBn jahk, kira+ira sm. d.nga. riqa hn-

43
nya - akan makin k€aaslai fieteka rasakan ke-
pahitan berpisah dari semuanya itu. Kepahitan ini
akan terasa lebih berat dari kematian, karena jiwa
yang telah meqjadikan ketsmalan sebagai suatu
kebiasaan tetap akan menderita di dunia yang akafl
datang akibat kepedihan flafsu-nafsu yanS tak
terpuasi.
Sifat b€.bahaya lainnya dari benda-benda
duniawi adalah bahwa pada rnulanya nereka
taflpak sebapi sekadar hal-hal sepele, tetapi
hat-hal yanS dianggap sepele ini masirg-masing
bercabang tak terhitung banlaknya sahpai me-
nelan seluruh waktu dan energi fianusia. Isa a.s.
beIs.:bda. "Pencitto dunia ini sepetti seseonng
yang minufi at laut; makin banyok minum, makin
hauslah b sampai okhithyo mati akibat kehousan
yafig tok tetpuasi.' Rasulullah saw. benabda:
"Engkou tak bisu ligi bercamp* dengan dunin
tanpo terkotori olehnla, sebogainana engkau
tak bisa fienyelam dalatu at ranpa menjadi
basah,'
Dunia ini seperti sebuah meja yang terhampar
bagi tamu-tamu yaru datanS dan pel3i silih
berganti. Ada piling-piring entas dan peGk, makan-
an dan parfum yaig berlimpahlimpah. Tamu yang
bijalsana makan sebanyak yang ia butuhkan,
menShirup harum-haruman, mengucapkan terima
kasih pada tuan rumah, lalu perBi. Sebaliknya
tamu-tamu yang tolol mencoba untuk membawa
b€berapa piring emas dan pemk ha[ya dengan

14
akibat sem\ra itu dircnggutkan dari tanpflnya dan
ia pun dicarnpakken dalam keadaan kecewa dan
flalu.
Akan kita tutup gambaran tentang sifat-menipu
dunia dengan tamsil pendek berikut ifli. Misalkan
sebuah kapal akar, sampai pada sebuah pulau yang
berhutan lebat. Kapten kapal berkata kepada para
penumpang bahwa ia akan berhenti selama bebe-
rapa jam di sana, dan mereka boleh bedalan-jalan
di pantai scb€ntar seraya memperingatkan meGk6
aga! tidak terlalu lama. Maka para penumpang pun
turun dan bertebaran k€ berbaSai arah. Meskipun
demikian, orang yanS paling bii.ksana akan segem
kembali, m€nemukan bahwa kapal itu kosong, lalu
memilih tempat yang paling nyaman di dalamnya.
K€lompok penumpang yang kedua menghabiskan
waktu yang agal lebih lama di pulau tersebut,
menSagumi dedaunan, pepohonan dan mendengar-
kan nyanyian bumng-burung. Ketika kembali
ke kapal mereka temui tempat-tempat yang paling
nyaman di kapal tersebut telah teTisi Can terpaksa
puas dengan tempat yang agal kurang nyaman.
Kelompok ketiga badalan-jalan lebih jauh lagi
dan menemukan batu-batu berwarna yang amat
indah, lalu membawanya kembali ke kapal. Keter-
Iambatan itu memaksa mereka untuk mendekam
jauh di badan paling rendah kapal itu, tempat
mereka dapati batu-batuan yang mereka bawa
yanS ketika itu telah kehilangan segenap keindah-
annya mengganggu mereka di perjalanan. Ke-
lompok teiatht berjalan-jalan sedemikian jauh
sehingga tak bisa diangkau lagi oleh suara kapten
kapal yang memanegil meleka untuk kembali
ke kapal. Sehingga kapal itu pun akhimya te4aksa
berlayar tanpa mereka. Mereka luntang-lantung
dalam keadaan tanpa harapan dan akhimya mati
kelaparan, atau menjadi marusa binatang buas.
Kelompok pertama mencerminl<an orarg-oran8
beriman yang sama sekali meAjauhl(an diri dari
dunia, dan kolompok yang terakhir adalali kelom-
pok oranS kafir yang hanya metuulusi dunia ini
dan sarna sekali tidak meflpcuhkan yang akan
datang. Dua kclompok di antaranya adalal orang-
omng yang masih mempunyai iman, taPi mo-
nyibukkan diri mcreka, sedikit atau banyak,
dengan kesia-siaan benda-benda sekarang.
Meskipun telah kita katakan banyak hal yanS
menentang dunia, mesti diingat bahwa ada bebe-
rapa hal di dunia ini yang tidak termasuk di dalam-
nya, s€perti ilmu dan amal baik. Seseorang mem-
bawa bersamanya ilmu yang ia miliki ke dunia
yang akan rlatang dan, meskipun amal-amal baik-
nya telah lampau, cfeknya tetap tinggal dalam
pribadinya. Khususnya deflgan ibadah yang men-
jadikan oranS terugmenerus ingat dan cinta kepada
Allah. Semuanya ini termasuk "hal-hal yarU baik",
dan, sebagaimana difirmankan dalam alQur'an,
''tiduk dka hopus".
Ada hal-hal lairr yang baik di dunia ini, sepefii
perkawinan, makanon, pakaian dan Iain sebagainya.

.1h
yarlg oleh olang yanS bijaksana digunaka[ sekadar-
nya untuk membantunya mencapai dunia yang
akan dataru. Bonda-benda laifl yang memikat
pikiEn yang menyebabkan setia kepada dunia ini
dan ceroboh tentanS dunia lair, adalah benar-benar
kejahatan dan disebuttan oleh Rasullal saw. dalam
sabdanyA: "Dunit ini terkutuk dan segalo seswtu
yang le lopal di Llulamnyo juga letkuluk, kectuli
zikit kepuda Alllth dan segula sesualu long men-
dukung perbuotan itu."

1t'
4
'I
PINGTl AIIUAN ENIAIIG AXHIRAT

Berkenaafl dengan nikmat surgawi dan siksaan-


siksaan neraka yaig akan mengikuti kehidupan
ini, s€mua olang yang percaya pada alQur'alr dan
Sun[ah 6udah cukup mengetahuinya. Tapi ada
suatu hal yang sering terlewatkan oleh meleka,
yaitu bahwa ada juga suatu surlE ruhaniah dan
nerala ruhaniah. Mengenai surga ruhanialt, Atlah
berfirmar kepada NabiNya, "rrdrd tidak melihat,
tidok pula teli ga fiendengamyd, tak penah pula
te intas daldm hati manusia apaapa yang dis tp
kan bagi orung{tung lang tabwa." Di dalan hah
manusia yanS tercefahkal ada sebuahjendela yang
membuka ke arah hakikat-hakikat du a ruhaniah,
sehin8ga ia mengetahui - bukaa dari kabar algin
atau kepercayaan tradisional, ftelainkan dengan
penSalaman nyata segala sesuatu yang menye-
babkan kerusakan ataupun kebahagiaan di dalam
iiwa, pe$is sama jelas dan tegasnya sebagaimana
seomlB dokter mengetahui apa yanS menyebabkan
pe[yakit ataupun menyehatkan tubuh. Ia tahu
bahwa pengetahuan t€ntana Allah dar ibadah
bersifat meagobati dan baiwa kejahilan dan dosa
adalah racun-racun maut bagi jiwa. Banyak olang,

19
bahkan juga yang disebut sebagai ulama, karena
mengikuti secara membuta pendapat orang lain,
tidak mempunyai keyakinan yang sesungguhnya
dalam iman mereka berkenaan dengan kebahagiaan
atau penderitaan jiwa di akhirat. Tetapi orang yang
mau mempelajari rnasalah ini dengan pikiran yang
tak terkotori oleh prasangka akan sampai pada
keyakinan yangjelas tentang masalah ini.
Alibat kematian atas sifat gabungan (kompo-
sit) manusia adalah sebagai berikut. Manusia punya
dua jiwa, jiwa hewani dan jiwa ruhani. Jiwa ruhani
ini bersifat inalaikat. Tempat jiwa hewaniah
adalah dalafi hati, tempat dari mana jiwa ini
menyebar seperti uap halus dan menyelusupi
semua anggota tubuh, memberikan tenaga atau
kemampuan melihat pada mata, mendengar pada
telinga, serta kepada semua anggota tubuh mem-
berikan kemampuan untuk menyelenggarakan
fungsifungsinya. Hal ini bisa dibandingkan dengan
sebuah lampu yang ditempatkan di dalam suatu
pondok yang cahayanya jatuh pada dinding-
dinding ke mana pun ia pergi. Hati adalah sumbu
lampu ini, dan jika penyalufin minyaknya diputus
karena suatu alasan, maka matilah lampu itu.
Seperti itulah kematian jiwa hewani. Tidak demi-
kian halnya dengan jiwa ruhani rtau jrwa manusia-
wi. Ia tal terpilallan Jan dengannya manusia
mengenali Allah. Boleh dikatakan dialah pengen-
dara jiwa hewani. Drn kelili ji!.+a hewani mus-
arh, iiw. ruhrni tehp tintgd. lsksana s€omng

50
penunggang kuda yang telah turun atau scperti
seorang pemburu yang tolah kehilangan scDjatanya.
Kuda dan senjata-seqiata itu dianugcrahkan pada
jiwa manusia agar dengan itu semua ia bisa me-
ngejar dan rncnangkap keabadian cinta dan penge-
tahuan tentanB Allah. Jika ia tclah berhasil melaku-
ka, penangkapan itu. m.h bukaony; be;keluh kc
sah, ia malah meriBa bga kctika bba.menyin8kir-
kan senjata-senjata itu dan turun (arl kuda yarl8
letih itu. Oleh karena itu Rasulullah saw. bersabda,
"Keiruliun &laluh s utu ltodiuh Tuhan yang
dihuap-hurap*an ol?h puru mukminin." Tapi
cdlakalah kalau jiwa itu kehilrngan kuda dan
senjata-sc ata pemburunya scbclum bcrhasil mem-
perolch hadiah tcrscbut. Kescdihan dan pcnyesal-
annya akan tak tcrperikan.
Pembahasan yang agak lcbih jauh eikan me-
nunjukkan bctapa bedanya .iiwa manusia dari
jasad dan arrggota-angSotarya. Setiap anggota
tubuh bisa rusak dan berhenti bekeia, tapi indi-
vidualjtas jiwa tak terSanggu. Lebihjauh lagi, jasad
yang anda miliki sekar.ng tidak lagi borupa jasad
sebagaimana yang anda miliki pada waktu kccil,
mola.ilkan sudah bcrb€da sama sckali. Meskipun
rlcmikran, krpribadian anda sukaranB ini sama
deruan pada waktu itu. Kitroru itu, sangat mudah-
Iah uDtuk mombayangkannya scbaSai tcrus ada
belsama-sama sifat-sifat csensialnya yanS ta.l(
loryantung pada tubuh, sopcrti pengetahuan
dan cinta akan Tuhan. Inilah arti ayat al-Qur'an!

5l
"hal-hal yang baik i a aDddi". Tetapi, jika sebalik-
nya dadpada membawa pengetahuan be$ama
anda, anda ftalah menyeleweng dalam kejahilan
tentang Allah. Kejahilan ini juga merupakan suatu
sifat esential dan liflegal abadi s€bagai kegelap
an jiwa dan benih kesedihan. Oleh karena itu,
al-Qur'an berkata, "Orung yang bfia di dalam
hidup ini akan buta di dkhirat dan tersesat dart
ialan yang lurus."
AJasan bagi kemba.linya ruh manusia yaJu
sedang kita bicamkan ini merujuk ke dunia yanS
lebih tinggi adalah bahwa ia berasal dari sana
dan bahwa ia bersifat malaikat. Ia dikirim ke
ruang yang lebih rendah ini berlawanan detgan
kehendaknya demi memperoleh pengetahuan dan
pengalaman, sebagaimana Allah berfirman di dalam
al-Qw'ary "Turunlah dari sini kimu semuanya,
akan datang pddamu perintah-perintah da -Ku
dan siopa yang menaatinya tidak petlu takut dan
tuk perlu pula melekr gelisah." Ayat. "Aku tiup-
kan ke dalam dii manarr., rul-(& 'jlrga menunjuk-
kan a3al samawi jiwa manusia. Seba8aimana
kesehatan jiwa hcwani adalah berupa keseimbangan
dad bagian-bagian penyusunnya, dan keseimbaruan
ini hisa dipuliikan jika mengalami gangguan, oleh
obat-obat yang sehat, demikian pulalah kesehatan
jiwa manusia berbentuk suatu keseimbangan moral
yafig dipeliha.a dan diperbaiki, jika dibutuhkan,
oleh perinlah-perinlah et;s dan ajaran-aiaran
moral-

52
Berkenaan dengan kemaujudan dunia di masa
yang akan datang, telah kita lihat bahwa jiwa
manusia secam esensial tak tcr8antung pada tubuh.
Semua keberatan terhadap kemaujudannya setelah
kematian, didasarkan pada dugaan adanya kepe u-
an akan pemulihan jasad terdahulunya yang telah
jatuh ke tanah. Bebcrapa ahli kalam menduga
bahwa jiwa manusia tak tcrmusnahkan setelah
mati, mal.h terpulihkan. Tetapi hal ini sesunS8uh-
nya bcrtentangan baik dengan natf maupun
al'Qur'an. Yang disebut tedahulu menunjukkan
pada kita bahwa kematian tidak menghancurkan
individualitas esensial seorang manusia dan
al-Qur'an berkata, "langan kamu pikir orung-orung
yang terbunuh di jalan Allah itu telah tutl Tiddk!
MercL,ll masih hidup, bcryenbiru dengan keludiran
Tuhan fieteka dan betado di dahm limpohon
korunia-" Sytiah tidak menyebutkan s.tu kata
pun tentang orang:orang mati, yang baik mau
pun jahat, ssbagai telah temusnahkan. Malah
Nabi saw. diriwayatkan telah bertanya kepada
arwah omng-orang kalir yang terbunuh tentang
apakah mereka mendapati hukuman-hukuftai
yang diancamkan kepada mercka sebagai sesuatu
yang b€nar atau tidalc Ketika para pengikuhya
bertanya kepadanya ap8 gunanya bertuya kepadg
mercka, beliau menjawabi "Mercka bira mendeigat
k4t4*&taht lebih boik durtpado engkau-"
Beberapa orang suli telai dapat menampak
dunia dan neraka yang tak kasat mata, diurukap-

53
kan kepada mereka pada saat-5aat mereka berada
dalam keadaan kemsukan (rtdnce) seperti
mati. Pada saat pulihnya kesadaran, muka-muka
mercka menggam barkan sifat ungkapan-ungkapan
yang t€lah mercka terima dengan tanda-tanda
kegembtaan yang luar biaM ataupun kepanikan.
Tapi tidak perlu lagi visi untuk memblrktikan
kepa(la manusia-manusia yang bcrpikir apa-apa
yang atan terjadi. Yaitu ketika kematian telah
mencabut indem-indemnya dan meninggalkannya
tanpa sesuatu apa pun kecuali kepribadian
teladangnya, jika ketika di atas bumi ia tcrlalu
asyik menyibukkan dirinya den8an benda-benda
cerapan indera seperti istri, anak, kekayaan,
tanah, budak lakilaki dan percmpuan dan scbagai-
nya ia akaJl menderita ketika kehilangan benda-
benda ini. Sebaliknya, jika ia telah membalikkan
punggung sejauh-jauhnya dari semua benda-benda
duniawi dan mcneguhkan kasih sayangnya yang
amat besar terhadap Allah, ia akan menyambut
kematian sebaBai suatu saraira untuk melarikan
diri dari kerepotan-kerepotan duniawi dan ber-
gabung dengan ta yang dicintainya. Dalam kasus
ini, sabda Rasul akan terbukti: "Kematian adalah
jembatan yang menlalukan sahabat dengah
sahahat"; "dunia tui surga bagi orang kafir, dan
peniata hogi omng-orung mukmfu."
Di pihak lain. semua dedta yang ditanSgung
oteh jiwa setelah mati beEumber pada cinta yang
berlebih-lebihan terhadap dunia. Rasulullah ber-

54
sabda bahwa semua orang kafir setelah mati
akan disiksa oleh 99 ular, masing-masing memiliki
9 kepala. Beberapa orang yang berpikiran seder-
hana telah memeriksa kuburan orang-orang kalr
ini dan berlanya-tanya mengapa mereka tak bisa
melihat ular'ular ini. Mereka tidak paham bahwa
ular-ular ini bersemayam di dalaun ruh orang-orang
kafir itu dan balwa kesenruanya ilu sudah ada
di dalam diri orang-orang kafir tetsebut, bahkan
sebelun ia mati. Karcrra semuanya itu sesungguh-
nya adrlah rinlbol.sinrhol sil'at Jahalnya, seperIi
cemburu, kebeDcian, kenrunafikan, kesombongan.
kelicilan dan laiD sebagainya. Sifat-sifat itu semua
nya bersumber, secara langsung maupun tidak.
pada kecintaan terhadap dunia ini. Itulah neraka
yang disediakan bagi orang-orang yang di dalam
al-Qur'an dikata-kan ine cguhkan hati htercka
pado du iu ii lehih daripdtla akhirar". li,J/.a ,rlat-
ular itu -sekadar bersifat eksternal belaka, mereka
akan bisa berharap untuk mclarikan diri dad
siksanya, meskipun hanya uttuk ses{lat say6-
Tetapi jika semuanya itLr sudah mc,rjadi sifat-siIat
bawaan mereka, bagaimana n,ereka bisa melarikan
diri? Ambillah contoh kasus scseorai,g yang men-
jual seorang budak perempuaD lanpa tahu seberapa
jauh ia telah terikat denganlya sampai ketila
perempurn itu telah sama seksli berada di lusr
jaflgkauornya. S.at itu kccintaan pada 38nt bl}
dak, yang tElama ini tertidu., bangun di daLatn
diinya dengan suatu intensitas yang menyiksanya,

5:
mar,rrngatnya seperti ular. Ia bisa gila karenanya,
mencampskkan dirinya ke dalarn api atau air untuk
melarikan diri darinya. Inilah akibat cinta terhadap
dunia, yang tidak pemah terbayang dalam diri
oranS-oran8 yanS memilikinya sarnpai ketika
dunia direnggut dari mereka dan kemudian siksaan
kesia-siaan membuat dereka mau dengan s€nan8
hati menukamya dengan s€kadar ular-ular dan
kepiting-kepiting eksternal belaka, berapapun
jumlahnya. Karenanya, setiap orang yang berbuat
dosa membawa perkakagperkakas hukumannya
sendiri k€ dunia di balik kematian. Benar kata
alQur'an: 'Sesznggahnya kalitn afu fielihat
nemka. Kalian aktn melihotnya dengan lnata"
keyaklnan ( ainul-yaqin )", dar. "neruk4 meng{tai
orong-orang karr. " Ia tidak berkata akan mengitai
mereka, karena neraka sudah mengitari mereka
sekaiang juga.
Mungkin ada oiang yanS berkeberatan. Jika
dernikian halnya, kemudian siapakah yang bisa
menShindar dari neraka, karena siapakah orang
yanS sedikit banyak tidak terikat pada duria
dengan berbagai ikatan kesenangan dan kepeflting-
an. Atas pe anyarn ini kita merjawab bahwa
oda orang-orang, lenrtama para faqir, yarrg telah
salna sekali melepaskan diri mereka dari cinta
terhadap dunia. Tetapi bahtan di antar-a orang-
orang yang memiliki kekayaan*ekayaan duniawi
- seperti istri, anak, ruma} dan lain sebagajnya -
masih ada juga orang-orang yang, meskipun mereka

56
memiliki kecintaan terhadap benda-benda ifli,
mencintai Allah lebih daii s€galanya. Kasus me!eka
adalah seperti seseoraJu yang, med(ipun mem-
punyai sebuah tempat tinggal yang ia cintai di
suatu kota, ketika diminta oleh sang rqia uotuk
mengisi suatu pos kekua-saan di kota lain, ia me
lakukannya dengan senang hati, karcna pos
kekuasaan itu lebih berharSa baginya daripada
tempat tinggalnya terdalulu. Para nabi dan banyak
di antara para wali adalah otang-orarg sepcrti
itu,
Dalam jumlLh besar, ada pula orang-oran8
lain yaru memiliki kecintaan pada A[ah, tetapi
kecintaannya terhadap dunia ini demikian be!-
lebihan dalam diri mereka sehingSa mereka akan
harus mendeaita siksaan yang cukup besar setelah
kematian sebelum mercka sarna sekali terbebaskan
daripadanya. Banyak yanS memiliki kecintaan
kepada Allah, tapi seseomng bisa dengan mudah
menguji dirinya denSarl melihat ke ma[a cenderung
nya lengan timbangaJr cintanya ketika perinteh-
perintah Alah datang berbentuEn dengan bebe-
rapa keinBinannya. Pemilikan akan cinta kepada
Allah yang tidak cukup menaha! seseorang
dari pembangkanSan kepada Allah adalah suatu
kebohongan.
Tclah kite lihat di atas bahwa sahh satu jenis
neraka rulBri itu berbentuk pcmfuehan secatg
paksa dari benda-berda duniawi yang kepadanya
hati terikat te alu erat. Banyak oranS yang tanpa

51
sadar membawa dalam dirinya kuman-kuman
neraka scperti itlr. Mereka akan nlerasa scperti
seorang raja yang, setclah m€(ialani hidllp mewah,
dicampakkan dari singgasananya dan menjadi
bahan tcrtawaan.
Jenis kedua neraka ruhani adalah malu. yaitu
ketika seseorang dibangunkan untuk melihat sifat
ti datal tindakan yang dulu dilakukannya dalam
hakikat telar!angnya. Orang yang mengumpat alan
melihat dirinya dalam bcntuk seorang kanibal
yang makan daging saudaranya yang telah mati-
Orang yang mernpunyai sitat iri hati akan tampal
sebagai scseorang yang melemparkan balu-batu
ke dinding, kernudian batu-batu itu memantul
kembali dan menpcnai mala anaknya cendiri.
Neiaka jenis ini, yaitu malu, bisa disimpulkan
dengan perumpamaan ringkas berikut ini. Misal-
kan seorang raja baru selesai merayalan perkawin-
an anak laki-lakinya. Pada malam harinya, laki-laki
muda itu pelgi keluar dengan beberapa orang
sahabat dan kemudian kembali ke istana dalam
keadaan rnabuk. Ia memasuki sebuah kamat yang
terang dan kemudian berbaring di samping tubuh
yang diduganya sebagai m€mpelai wanitanya-
Pagi harinya, ketika kesadarannya pulih, ia ter-
peraqiat ketika mendapati dirinya berada di dalam
sebuah kamar mayat para penyembah-api Sofanya
adalah tandu jenazah, dan bentuk yang disalah-
meigertikannya sebagai mempelai pelempuannya
adalah mayat seorang wanita tua yang mulai
membusuk. Ketika keluu dad kamar mayat do-
ngan pakaian kuEuh, betapa fidunys i. nelihat
ayahnya sang reja, menghsmpirhya dengan ;croG
bongan tentara. Itu gambaran perumpamaan tet!.
tang rasa malu yang akan dirasakan di aktirat obh
orang-orang yan8 dongao scrakah tllsh memss-alF
kan diri mercka pada hal-hal yang mereka anggap
sebagai kebahagiaan.
Nerrka ruhanixh ketiSa berbentuk kekecewaan
dan kegagalan untutr mencapai obyek kemaujudan
yang sesungguhnya. Manusia diciptakan dengan
maksud untuk mencermini cahaya pengetahuan
-Iuhan.
akan Trpi jika ia sampai di akhirat dengan
jiwa yang temaput tebal oleh karat pengumbaran
naliu irdemwi, ia akan sama sekali gagal untuk
mempercleh tujuan penciptaannya. Kekecewaan-
nya bisa digatnbarkan dengan cara berikut. Misal-
kan seseorang scdang melewati sebuah hr.rtan gelap
bersanrr beb.rrpa orang sahabat. Di sana-sini,
berkelap-kelip di atas tanal, bertebaran batu-batu
berxarna. Para sahxbatnya mengumpulkan dan
menrbawa bcnda-benda itu seraya nenasehatinya
agar ii turut nrclakukan hal yang sama. "Karcna,"
kata rncrcka. "kami dengar batu-batu itu aki 'l
mempcroleh halga tinggi di tenrpat yaru akan kita
datangi." Tapi orang iDi rnalah mcnetawakan
mereka clan menyehut mereka sebagai orang-orang
pan(lir karcna menyimpan harapan sia-sia untuk
rnelDpcrolch sesuatu, seDleDtara ia s(ndiri bisa
berjalan bebas tak terbebani. Kcmudian mereka
l'
7 terang tanah dan mendapati bahwa
ang berwama-wami itu temyata batu-
a, Zamrud dan pemata-permata lain
terkira harganya. Kekecewaan dan pe-
nye orang itu. karena tidak menaumpulkan
belda-benda yanS sudah berada dalam jangkauan-
nya itu, lebih mudah dibayangkan daripada diperi-
kan. Seperti itulah jadinya penyesaliln orang-orarg
yang ketika melalui dunia ini tidak berusaha
mempercleh pernata-perrnata kebajikan dan per-
bendaharaan-perbendaharaan a8ama"
Perjalanan maflusia di dunia ini bisa dikelom-
pokkan dalam empat tahap yanS inderawi,
eksperimental, instingtif dan raional. Da.lam
tahap yaru perta$a ia seperti seekor rayap ytng,
Ineskpun memiliki penglihatan, tak punya kemam-
puan mengingat dan akan menghanguskan sayap-
nya teruemenerus pada lilin yang sama. Tahap
kedua, ia scperti seekor aqjinA yang, setelah sekali
diAigit, akan lari ketika melihat sebatang rotan
pemukul. Pada tahap ketiga, ia seperti seekor
kuda atau domba yang, secara instingtif, te$ang
seketika tatkala mclihat seeku macan atau
srigala musuh-musuhalaminya sementara
mereka tak atan lari jika melilut se€kor onta
atau kerbau, meskipun kedua binatang ini lebih
besar ukurannya. Di dalam tahap yaru keempat
manusia sama sekali mengatasi batas$atas binataog
itu sehiflEga mampu, sampai batas tertentu, me-
ramalkan dan mcmpersiapkan diri bagi masa
60
depan. Gerakan{erakannya pada mulanya bisa
dibandingkan dengan berjalan biasa di atas tanah,
kemudian menyeberangi laut dengan s€buah kaprl.
kemudian pada dataran keempat ketika ia sudah-
akrab dengan hakikat-hakikat - berjalan di aiis
at. Scmentara itu, di balik dataian ini masih ada
data$n kelima yang dikenal oleh para nabi dan
wali yang bisa dibandingkan dengan telbang
mengarungi udam.
Jadi manusia punya kemampuan untuk ada
pada berbagai dataran yang berbeda, mulai dari
dataran hewaniah sampai dataran malaikat. Dan
persis dalam hal inilah terletak bahaysnya, yoitu
dari kemunSkinan jatuh ke dataran yang palinS
rendah. Di dalam alQulan tertulis, "Tebh Komi
tav)arkan (yaitu tanggung iawab atau kehendok
bebas) kepoda lelongit dan butui setta gunung-
gunung; metekL fienolak untuk menanggungnya-
Tetapi manusia muu rnenonggungnya- Sesungguh-
nya anusiu itu bodoh-" Tidak hewan tidak pula
malaikat bisa mengubah tingkat dan tempat
ia ditempatkan- Tetapi seseorang bjsa tenggelam
ke dataran hewaniah atau terbanS ke dataran
malaikat. dan inilah arti dari "penanggun8an
beban" sebagaimana disebutkan di atas oleh
al-Qur'an. Sabagian b€sar manusia inemilih untuk
berada di dua tahap terendah tersebut di atas, dan
yang tetap tinggal biasanya selalu beNikap ber-
musuhan dengan orang yang bepergan atau
musafir yang jumlahnya jauh lebih sedikit.

6l
Blnyak orang dari kelas yang disebut tcr-
dahulu. karenn tidak menriliki keyakinan yang
teguh tentang dunia yang akan datang, ketika
dikuasai oleh naliu-[afsu inderawi. n]enolaknya
sama sekali. Mereka berkata bahwa nemka adalai
suatu temuan para ahli iimu kalanl belaka untuk
menakut-naluti orang. Mereka mematdanS para
ahli ilmu kalam dengirn penghinaan terbr*a. Ber-
dsbat denSan orang-orang scpcrlj ini sedikit sekali
manfaatnya. Mcskipun demikian, ada yan8 bisl
dikatakan pada orang yang scperti ini yang mung-
kin bisa membuatnya berhenti dan merenung.
"Benarkah anda sunlguh-sung8uh berpikir bahwa
124.000 nabi dan wali yang percaya pada kehidup-
an masa akan datang scnruanya salah dan anda.
yang mcnolaknya, benar?" Jika ia menjawab-
"Ya, saya sedemikian yakin -. schagaimal|a sayr
yakin bahwa dua lebih besar daripada satu -'
bahwasanya iiwa dan kehidupan nrasa dcpan dalanr
bentuk kebahagiaan maupun hukunran itu tidak
adr," rnaka marusia sepcrti itu ludah tidak mem-
punyai harapan lagi. Yang bisa diperbuat hanyalah
meninSSalkannya sendiri sembari mengingat kata
kara alQur'rn,'Mesklptot kiuperlngorkan, fiereka
tak dLan teingat."
Tetapi jika ia berkata bahwa kehidupan masa
depan adalah suatu kebolehjadian, hanya bahwa
doktrin itu penuh mengandurg keraguan dan
misteri, sehingga tidak mungkin untuk bisa rne
mutuskan benarkah hal itu atau tidak. maka

62
seseolang bisa berkata kopadanya, ,'Jika demikian,
sebaiknya anda selesaika, baik-baik kerrguan
itu."Misalkan anda sedang akan makan makanan,
kenrudia| seseorang betkata kapada and^ bal\wa
seekor ular telah mcludal*an bisa ke dalamnya,
mala mungkin sekali anda akan menahan diri
dan iehih baik menahan kepedihan iJsa lapar
daripada memakannya, meskipun olang yang
memheri informasi pada anda mungkin hanya
bercanda atau berbohong belaka. Atau misalkan
anda sedang sakit dan sooaang dukun berkata,
"B€ri saya satu dirham dan saya akan menulis se
buah iampi-jampi yang bba kauik&tka, di lehemu
yang akan menyembuhkaamu dari sakit." Anda
boleh jadi akan rnemberilan dirham yang diminta-
nya dcn8an harapan bisa mcndapatkan manfaat
jimat ilu. Alau jika scorana peramal berkata, "Pada
saat bulan telah sampai ke suatu bcntuk tertentu,
minumlah obat ini dan itu, lan ongkarl prrn akan
sembuh." Meskipun mungkin anda sedikit sckali
percaya pada astrologi, kemungkinan bcsar anda
akan n)encohajuga pengalaman ilu dengan harapan
bahwa ora g ilu benar. Tidakkah anda bcrpikir
bahwa kebcnaran yang bisa dipercaya juga terdapat
dalam kata-kata nabi, para wali dan orang-oEng
suci, yang mcyakinkan orang akan adanya'ke-
hi upan rn(ndatang. srbagaimana ianji seorang
penulis jarnpi-jampi atau seorang pcramal. Orarg
berani melakukan pedalnnan lewat laut yang pcnuh
rosiko derni mcnghardp sratu keuntungan, maka

6-l
seseorang bisa berkata kepadanya, "Jika demikian,
sebaiknya anda selesaikan baik-baik keraguan
itu."Misalkan anda sedang akan makan flalanan,
kemudian seseorang berkata kapada anda bahwa
seekor ular telah rneludahtan bisa ke dalamnya,
maka mungkin sekali anda akan menahan diri
dan lehih baik menahan kepedi-tlan rasa lapar
daripada m€nrakannya, meskipun orang yang
memberi informasi pada anda mungkin hanya
bercanda atau berbohong belaka. Atau misalkan
anda s€darg sakit den saorang dukun barkat4
"Beri saya satu dirham dan saya &kan menulG s+
burh jampi-jampi yanS bisa kauikatkan di lehermu
yaflg akan menyefibuhkanmu dad sakit." Anda
boleh jadi alan memberikan dirham yang dimhta-
nya dengan harapan bisa mcndapatkan manfaat
jimat itu. Atau jika scorang peramal berkata, "Pada
saat b{lan telah sampai ke suatu bcntuk tertentu,
minunlah obat ini dan itu, lan engkau pun akan
sembuh." M€skipun fiungkin anda seditit sckali
percaya pada astrologi, kemungkinan besar anda
akan mencohajuga pengolaman itu dengan halapan
bahwa orang itu benar. lidakkah anda bcrpikir
bahwa kebcnaran yang bisa dipercayajuga tcrdapat
dalam kata-kata nabi, para wali dan orang-ordng
suci, yang mcyakinkan orang akan adanya 'ke
h;Llupan mendatxng. s(bagoimana ianjj scorang
penulis jarnpi-jampi atau seorang peramal. Orang
berani melakukan perinlanan lewat laut yang penuh
resiko detui tncngharap suatu kenntungan. maka

a).1
a

tidak maukah anda menangguflg sedikit penderita-


an di masa sekarang demi kebahagiaan abadi di
akhirat?
Sayyidina Ali Zainal Abidin *) ketika berdebat
d€ngan seolang kaltr pcrnah berkata, "Jika anda
y$r8 benar, maka tidak seor.nS pun di antars kita
akan menderit. keadaan yana.lebil buruk di mae
depan. Tetapi jika kami yan3 benar, maka kami
akan terhindar dart anda alan mcnderita." Hal ini
dikatakannya bukan karcna ia sendiri berada dalam
keraguan, tetapi hanya demi menciptalan suatu
kesan bagi orang kafir itu. Berdasar semua pem-
bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa urusan
utama manusia di dunia ini adalah untuk memper-
siapkan diri bagi dunia yang akan datang. Sekali-
pun jika ia ragu-ragu tentang kemaujudan masa
depan, nalar mengajarkan bahwa ia harus bertindak
sealan-akan hal itu ada dangan mempertimbangkan
akibat luar biasa yanS mun8kin teiadi. Keselamat-
Kcaelam&tan rtas olang-orang yang mengikuti
sjarrn-ajaran Allsh!

.) Pula Hu.nbin Ali bi, AbiTlulb, cucu Rasluuan q*


5
TEI{TANC MUSIK DAN TAEAN
SEBAGAI PEMBANTU
XEHIDI'PAN KEACAMAAN

Hati ma[usia diciptakan oleh Yang Maha


Kua3a bagaika, sebuah batu api. Ia mengandunS
.pi teriembunyi yang terpiiar oleh musil dan
hrrmoni serta menawarkan kcSairahar baB orang
hin, di sampinS dirinya. Haimorr-harmoni ini ada-
lah gcma dunia keindaba, yang lebih tinggr, yeng
kita scbut dunia ruh. la mengingatkan manusia
akan hubungannya dengan dunia tersebut, dan
mcmbangkitkan emosi yang sedemikian dalart
dan a3iru delam didnya. sehintta ia sendiri tak
bcrdayr untuk menemflgkaErya. Pentaruh musik
drn tarian amat dalain, menyalakan cinta yallg
telah tidur di dala$ hati - cinta yaig bersifat
keduniaan dan indeB\ri, ataupun yang borsifat
kotuhanan dan ruhaniah.
Scsuai deng.n itu, terjadi perdebatan di kahn&
an ahli teoloSi mengen.i ha.lal dan h{r.nnya
mu3ik dan tariar dalsm keaiatsn*edatan kcagsrne
8n. Suetu sekte, ZhriirislL berpendapat bahwa
Allsh sama seks.li tlk dap.t dibandingkan den8an
mrnusir, leBya menolak kemungkinan bahwa
msnusia bila banat-benar fieraialGn cinta kepada
Alleh. Mereka berkala bahwa lnatruiia ha[ya

65
bisa mencinta scsuatu yang termasuk dalam spesies'
nya. Jika ia "benar$enar" merasakan sesuatu yang
ia pikir sebagai cinta kepada Sang Khalik, kata
mereka hal itu tak lcbih daripada sekadar prcycksi
belaka, atau bayang-bayang yang diciptalan olch
khayalarnya, atau suatu pantulan cinta kepada
sesama makhluk. Musik dan tarian, menurut
mereka, hanya berurusan dengan cinta kepada
makhluk, dan karenanya haram dalam keSiatan
keegamaan. Jika kita tanya mereka, apakah a i
"cinta kepada Allah" yang dipedntahkan oleh
syariat, mereka menjawab bahwa hal itu berarti
ketaatan dan ibadal. Kesalahan ini akan kita
sanggah pada bab yang akan membahas kecintaan
kepada Allal. Saat ini, baiklah kita puaskan
diri kita dengan berkata bahwa musik dan tari
tidak memberikan sesuatu yang sebelumnya tidak
ada di dalam hati, tapi hanyalah membanSunkan
cmosi yang tertidur. Oleh karena itu. menyilrpan
cinta kepada Allah di dalam hati seperti diperintah-
kan oleh syanat itu sepenul'-nya dibolehkan. Malah
ikut dalam kegiatan-kegiatan yimg memp€rbc
sarnya patut dipuii. Di pihak lain, jika hatinya
penuh dengan nalsu ildeBwi, musik dan tarian h*
nya akan menambahnya den, kar€na ifu, te araru
oaginya- Sementara itu, jika mendengarkan nlusik
hanyalah sebagai hiburan belaka, maka hukumnya
mubah. Karena, sekadar kcnyataan bahwa musik
itu menyenangkan tidak lantas membuatnya
haram. sebagaimana mendengarkan seekor burunB

66
betkicau; atau mclihat ru put biiau de.n &ir
mengalir tidak diharamkan. Watak tak-berdosa
dari musik dan tarian yang diperlakukan sekadar
sebagai hiburan, juga dibenarkan oleh hadis rlalii
yang kita terima dari Siti Aisyah yang meriwayrt-
kan :
Pada suatuhai ruya, beberupa orang Hdbsyi
menati di hasiid. Nabi betkato paddku: "lngtnkah
engkau melihalnya?" Aku iawabi "Ya' Lantos
aku diangkrrtnya dengan aangon yo tendtl yang
dirahmat. dan aku menikmati pertunjukon itu
sedemikian lama, sehinggo lebih dari sekali bcliau
betkata, "Belum cukupkoh?"
Hadis lain dari Siti Aisyah adalah sebagai
b6.ikut :
Pada stuttu hAri mya, dta orang gddis datang
ke ttmahku dan fiulai bemyan)i dan menari Nabi
mdsuk dan betba ng di sofa sambil memolingkan
muktnya. Tiba-tiba Abu Bokat masuk don, melihat
godislodis itu bernain, dia befteru "Hoh! Setuling
setan di tumah Nabi!" Nabi menoleh kar?nanya
dan betkaft- "Biatkdn meteka, Abu BokoL hari ini
adalah hari raya."
Terlepas dari kasus-kasus yang melibatkan
musik dan tarian yang membangunkan nafsu-nafsu
setan yilog telah tidur di dalam hati, kita dapati
beberapa kasus yang menrnjukkan bahwa mercka
srpenulurya balal Misalnya nyanyian orang{aang
yatrg sodalg menjahnkan ibadah haji, merayakao
keaSuflgan Baitullah di Maktah sehingga dengan

61
demikisn mendorong orang lain untuk pergi hdi;
dan musik yang membangkitkan semangat penmg
di dada pam pendengamya dan memb€rikan
merekr semangat untuk memerangi ofimg-oran8
ksfir. Demikian pula, musik-musik sendu yang
membangkitkan kesedihan karena telah belbuat
dosa dan kegagalan dalam kehidupan keagamaan
juta diperbolehkan; sepe i misalnya musik Nabi
Daud. Nyanyian pen8uburan yang menanbah
kesedihan karena kematian tidak diperbolehkan,
k&ena tertulis dalam alQur'an: Jongon be4edlh
otas apo jang hilang darimu. " Di pihak lain, musik-
musik gembira di pestaresta, seperti perkawinan
daa khitanan atau kembali dari perjalanan, hukurn-
nya halal.
Sekarang kita sampai pada penggunaan musik
dan tarian yang s€penuhnya bersifat keagamaan.
Pata sufi memanfaatkan musik untuk membangkit-
kan cinta yang lebih bcsar kepada Allah dalam did
mereka, dar denSannya mereka seringlali merr
dapatkan penglihatan dan kegairahan ruhani.
Dslam keadaan ini hati mercka menjadi sebersih
perak ya.ng dibalar dalam tungku, dan mcncapaj
suatu tingkat kesucian yang tak akan pemah bisa
dicapai oleh sekadar hidup pdhatin, walau seberat
apapun. Para sufi itu kemudian menjadi sedemikian
sadar akan hubungannya dengan dunia ruhani,
sehingEa me.eka kehilanSan segenap perhatiannya
akan dunia ini dan kerapkali kehilang8n kesadaran
inderawinya.

68
Meskipun demikian, para calon sufi dilaiang
ikut ambil taeian dalarn tarian mistik ini tanpa
bantuan pir (syaikh ata]u Suru ruhani)nya. Di-
riwayatkan bahwa Syaikh Abul-Qasim Jirjani,
ketika salah seorang mudd[ya meminta izin
untuk ambil bagian dalam taian semacam itu,
berkata: "Jalani puasa y:rng ket6t selama tiga
had, kemudian suruh mereka memesak makanan-
ma-kanan yang menggiurkan. Jika kemudian
engkau masih lebih menyukai tarian itu, en[kau
boleh ikut." Bagaimanapun juga, seorang mund
yang hatinya belum seluruhnya tersucikan dad
nafsu-naisu duniawi - mcskipun murEkin telah
mendapatkan penSlihatan sepintas akan jalur
tasawwuf - mesti dilarang oleh syai&rnya untuk
ambil bagian dalam tarian-taria! semacam itu,
karena hal itu ha.nya alan lebih banyak men-
datanBkan mudharut d^ipada mashlaha t^y a.
Orang-oraflg yalrg menolek hakikat ekstas€
(k€gairahal) dan pengalaman-pengaleman ruhani
para sufi, s€benamya hanya mengr*ui kesempitan
piktan dan kedanglalan wawasan mercka sqia.
Meskipun demikian, mereka haruslah dimaafkan,
kalena mempercayai hakilat suatu keadaan yang
belum dialami secara pdbadi adalah sama sulitnya
dengan memalami kenikmatan menatap rumput
hjjau dan air mengalir bagi s€onng buta, atau
bagi seomng anak untuk mengerti kenikmatan
melaksanakafl pemerintahan. Karenanya seorang
btak, meskipur ia s€ndiri mungkin tidal mem-

69
punyai pengalamax tent&rg keadaan-keadaan
tersebut, tak akan me[yalgkal hakilatnya. Sebab,
kesalahan apa lagi yan8 lebih besar daripada
orang yanS menyanglal halikat sesuatu hanya
karena ia sendiri belum mengalamhya! Mengenai
oranSorang ini, tertulis dalam alQu!'an: "Orarg-
orung yong lidak mendapatkah peluhiuk akon
betkata, 'lni adalah kemundfil..an yang n))ata'."
Sedang mengenai puisi erotis yang dibaca
pada pertemuan-p€rtemuum para sufi - yang
banyak orang merasa berkeberatan terhadapnya
mesti kita ingat bahwa jika dalam puisi seperti
ini disebutfebut tentang pemisahan dari atau
peEekutuan dengan yang dicintai, maka para
sufi - yang amat cinta pada Allal menggunakar
ungkapan semacam itu untuk menjelaskan pe-
misahan dan persekutuan dengan Dia. Demikian
pula, 'lalanjalan buntu yang gclap" dipakai
untuk menjelaskan kegelapan kekaliran; "ke-
cemhan wqjah" untuk cahaya keimanan; dan
"mabuk" sebagai ekstasc (kegairahan) sanS suli.
Ambil s€b.gai misal, bait dari sebuah puisi bedkut
ini :

MuagSn sudah kautakar anggur


beribu takaran
Tapi, sampai'kau habis mereguknya
tiada kegembiraan kaurasakan

Dengan itu penulisnya bennrksud untuk


mengatakan bahwa keniknratan agana yang scjati

70
tak akan bisa diraih levat p.rintah rcsmi, tapi
dengan msa tertarik dan keinginan. S€seomnS
boleh jadi telah banyak berbicara dan menulis
tentang cinta, keimanan, ketak\rraan dan sebagai-
nya, tapi sebelum ia sendiri memiliki sifat*ifat
ini, semuanya itu tak bermanfaat baginya. Jadi,
omng-orang yarlg mencari{aii kesalahan para sufi,
karena sufi-suli tersebut sangat terpengaruh -
bahkan sampai lbcncapai ekstase - oleh bait-bait
seperti itu, hanyelah oraag{rang dangkal dan
ta} tolemn- Onta sekalipun kadang*adang ter-
pengaruh oleh laSu-lagu Arab yang dhyanyikan
pEnungganginya sehingga ia akan berlari kencanS,
memikul beban berat, Mmpai akhimya tercunglur
kelelahan.
Meskipun demikian, orang{raig yang men-
dengar syair para sufi berada dalam balaya
dikutuk, jika ia menerapkan syairsyair yang
didengamya itu untuk Allah. Misalnya, ketika
ia dengar syair sepe.ti "En*au berubah dari
kecenderungan-scmulamu", ia tak boleh tneflerap-
kannya untuk Allah - yang tak berubah - melain-
kan untuk dirinya dan ragam suasana hatinya
sendiri. Allah bagaikan mentari yaflg selalu ber-
sinar, tetapi bagi kita kadang-kadang cahaya-Nya
tethalang oleh beberapa obyek yang ada di antara
kita dan Dia.
Diriwayatkan bahwa beberapa ahli mencapai
tingkat ekstase sedemikian rupa sehingga diri
mereka hilang dalam Allah. Demikian halnya

71
dengan Syaikh Abul-Halan Nuri yang ketika melts
dengar seuntai syair tertentu, terjatuh dalam
keadaan ekstase dan menerobos ke dalao ladarE
yang penuh denSan batang$atang tebu yang baru
dipotoru, berlari kian*emari satnpai kakinya
berdarah penuh luka dan akhimya mati tak lama
sesudah itu- Dalarn kasus*asus semacam itu,
beberapa orang belperdapat bahwa Tuhan telah
benar$ena! tunrn ke dalarn manusia, tapi ini
adalah kesalahan yang sama besa! dengan yan8
dilakukan oleh seseorang yang ketika pertama kali
melihat bayangannya di cermin, berpendapat
bahwa ia telah tersatukan dengan cermin itu, atau
bahwa wama"wami merah-putih yang dipantulkan
oleh ce.min adalah sifat{ifat bawaa, cemin itu.
Keadaan*eadaan ekstase yang dialami para sufl
bem€am, sesuai dengan efiosi€rnoti yang dominan
di dalamnya, yakni cinta, ketakutan. nafsu, tobat
dan sebagainya. Keadaan*eadaaa ini. sebagaimana
kita seblt di atas, dicapai serhgkali tidak hanya
sebagai hasil mendengarkan ayat-ayat al-Qur'an,
tetapi juga syair yang me.an8san8. Sementora
orang b€rkeberetan terhsdap pcmbacaan ryeir.
dan juga ayat-ayat alQw'sn, pada tB€mpataF
kesempatan sep€rti itu. Tapi mesti diingat b.hwa
tidak seluruh ayat alQulen dimaksudkan untuk
memba4kitkan emosi - seperti misalnya, perintah
bahwa seomng laki-laki meiti mcwdrlskan scpeF
enam hartanya untuk ibu4ya dan setengalmya
untuk saudara pcrempuannya, atau bahwa seorane

72
wanita yang ditinSgal mati .uaminya m.sti mo-
nungSu ernpat bulan sebelum boleh mcnikah laSi
dengan orang lain. Sangst sedilit orang dan hanya
ya[g sangat peka s4alah ya.n8 bisa tercebtlt ke
dalarn ekstase keaSamaan oleh ayst_ayat sepetti
itu.
Alasan lain yarrg membenarkan penStunaan
syair, juSa ayat-ayat alQuian, dalam kesempatarr
kesempatan seperti ini adalah bahwa oranS-orang
telah sedcmikian akrab dengan alQur'an, banyak
di antaranya bahtrn telah menghafalnya, sehinggr
pengaruh pembacaannya telah sedemikian ditum-
pulkan oleh porulangan yang berkali-kali. Sese-
oraflg tidak bisa selalu mengutip ayat-ayat
alQur'an baru sebagoimana yang biss dilakukan
denSan syair. Suatu kali ketika beberapa of.ng
Arab Badui mendengarkan ai.Qur'an untuk per-
tama kalinya dan menjadi sanSat telgerak olehny&
Abu Bakar berkata kepada meleka, "Kami dulu
pemah seperti kamu, tetapi sekarang hrti kami
telah mengeras," berarti bahwa alQur'an telah
kehilanSan sebadalr pengaruhnya atas orang-orang
yanS akrsb denga.nnya. Dengan alasan yan8 sama,
Khalifah Umar biasa memerintahkan palr peziarrh
hqii ke Makkah aga! segera meninEigalken tempat
itu secepatnya. "Karena." katarya, "saya khawati!,
jika kalian mer\iadi terlalu akEb dengan Kota Suci
itu, ketakjuban kali.n terhadapnya akar sima dari
hati+rati kalian."
Ada pula penSSunaan nyanyian dan peralatan

'73
musik - seperli seruling dan genderang - secara
tak berbobot dan sembrono, paling tidak di mata
masyaralGt awam. NeagunSan alQur'an ta-k pantas,
meskiputr sementara, dikaitkal dengan hal-hal
sepelti ini. Didwayatkan bahwa sekali waktu
Nabi saw. memasuki ruma}l Rabi'ah putd Mu'adz.
Beberapa orang gadis-penyanyi yang ada di sana
secara tiba+iba mulai mengalunkan nyanyiannya
untuk menghormati beliau. Beliau dengan s€gera
meminta mereka untuk berhenti, karena p\rji-
pqjian bagi Nabi adalah tema yang terlalu sakral
untuk diperlakukan demikian. Akan timbul pula
bahaya jika ayat-ayat al-Qur'an dipergunakan
secara khusus, sehingga pendengar-pendengamya
akan mengaitkannya dengan penafsiran mgrcka
sendiri, dan hal ini terlarang. Di pihak lain, tak ada
bahaya yang mungkin timbul dalam menafsirkan
baris-baris syair dengan berbagai cara, karcna
memang makna yanS diberikan s€seoranS atas
suatu syair tak harus sama dengan yang diberikan
ol€h p€nulisnya.
Bentuk lain dari tarian{arian mistik ini adalah
dengan melukai diri sendid sembari mengoyak-
n8oyakkan pakaian. Jika hal ini adalah hasil dad
stratu keadaan ekstase mumi, maka tak ada sesuatu
yang bisa dikatakan untuk menentangnya. Tapi
jika hal ini dilakukan oleh orang-orang yang
sok disebut "ahli", maka hal ini adalah suatu
kemunafrkan belaka. Dalam setiap hal, orang yang
pating ahli adalah ya.ng marnpu mengendalikan

'i4
dirinya, hingga ia benar-benar merasa wajib untuk
memberikan penyaluran kepada peras:Ian-peraMan-
nya. Diriwayatkan bahwa seorang murid Syaikh
Junaid, ketika mendengar sebuah tlyanyian pada
suatu petemuan para sufi. tak bisa menahan
diri sehing€a mulai memekik dalam keadaan
ekstase. Junaid berkata kepadanya: "Jika kaulaku-
kan hal itu sekali lagi, jangan tinggal bemamaku
lagi-" Setelah kejadian itu, sang anak muda ber-
usaha untuk menahan didnya. Tapi pada akhimya,
pada suatu hati, emosinya sedemikian kuat ter-
bangkitkan sehingga, setelah sedemikian lama dan
sedemikian kuat tedekan, ia melontarkan pekikan
dan kemudian mati.
Kesimpulannya, dalam menyelenggaratan per-
temuan-pertemuan semacam itu, perhatian mesti
diberikan kepada tempat dan waktu, dan bahwa
tidak ada pemhsa dengan niat yang tak patut ikut
hadir di dalamnya. Olang-orang yang ikut seda
di dalamnya mesti duduk bediam diri, tidak
saling melihat. menundukkan kepala sebagai-
mana dalam shalat - dan memusatkan pikiran
mereka kepada Allah. Setiap omng mesti waspada
terhadap segala sesuatu yang mungkin terilhamkan
ke dalam hatinya, dan tidak melakukan gerakan-
gemkan apa pun yang bersumber dali rangsangan
sadar-diri belala. Tetapi jika ada seseonng di
antara mereka yang bangkit dalam keadaan ekstase
mumi, maka segenap omng yang hadir mesti
bangkit pula be$amanya, dan jika ada sorban

75
sr!€otEng yang tan88al, makr oranS lain pun mesti
malctskkan sorbannya.
Meskipun hal ini merupakan hal baru dalam
Islam dan tidak diterima dari para sahabat, mesti
kita ingat bahwa tidak semua hal baru itu t€rlaran8,
melainkan hanya yang secara langsunS bertentang-
a,l dengen syariat. Misalnya, shalat Tarawih. Shalat
ini dilembagatan pertama kali oleh Khalifah Umat.
Nabi saw. bersabda: "Hiduplah dengan setiap orung
sesuqi dengdn kebiosaan dan vataknya." Oleh
ka&na itu, kita dibenarkan untul menSerjatan
halial tertentu demi melyenangkan oran8, jika
sikap tidak$erkompromi akan menya.kitkan hati
mereka. Memang benar bahwa para sahabat tidak
mempunyai kebiasaan untuk berdiri ketila Nabi
saw. masuk, karena meFka tidak menyukai prak-
tck ini: retapi di dcerah.-la(rah yang mempunlai
kebiasaan sepefii ini, dan tidak mclakukannya
akan bisa menimbulkan rasa tidal< senang, lebih
baik berkompromi dengannya. Orang-oran8 Arab
punya kebiasaan sendiri, orang-orang PeBia pun
demikian, dan Allah tahu mana yang pa.ling baik.

76
6
PEMERIKSAAN DIRI
DAI! ZIKIR KEPADA ALLAH

Ketahuilal wahai saudaraku, bahwa di dalam


al-Qur'aa Tuhan telal berfirman, "Akan Kafii
pason{ satu timbongan yans adil di Hati Pethiluttg-
an dan tak akan oda iiwa yang dianioya ddlahl
segala hal- Siopa pun yang tehh tnenempo satu
butir keboikan atou naksitl, kelok pado hari itu
akan melihatnya." Di dalam a.lQur'an juga tertulis,
"Setiap itwa akan melihot apa yang diperbuat
sebelumnta pcda Ha Pe*itungan." Khalifah
Umar pemah be*ata, "Tuntutlah pertangeung:
jawaban dari dirimu sebelum dituntut pertangCung-
jawabanmu." Dan Tuhan berfirman. "Wohai l@um
mukminin, bersabor dan berjuanglah melawan
nofsu-nafsumu dan kemudian beristiqamahlah.",
Scmua wali paham bahwa mereka datang ke dunia
ini untuk menyelenggarakan suatu lalu-lintas
ruhaniah. Perolehan ataupun kerugian yang mel!
iadi akibatnya adalah surga atau neraka. Oleh
karena itu, mereka selalu menatap dengan pandang-
an waspada kepada badan mercka yang, bagaikan
seo.irng paftner bisnis yang berkhianat, bisa mB
nyebabkan mereka menderita kerugian besar.
Oleh karcna itu, hanya oran8{rang bijaksana

11
sajalah yang setelah shalat subuhnya menghabie
kan satu jam penuh untuk mengadakan perhitunS-
an ruhanbh dan berkata kcpada jiwanya, "Wahai
jiwaku, engkau hanya nrempunyai satu hidup.
Tidal satu pun saat yang telah lewat bisadikembali-
kar, karena dalam perbendahaiaan Allah jumlah
nafas bagianmu sudal te entu dan tidak bisa
ditambah. Ketika kehidupan telal be.akhir, tidak
ada lagi lalu-lintas ruhaniah yang mungkin kau-
percleh. Karena itu. apa yang bisa kaukerjakan,
kerjakanlah sekaranS- Perlakukan hari ini sedemi
kian rupa seakan-akan hidupmu telah kauhabiskan
sama sekali dan bahwa hari ini adalah hali tambah-
an yang dianugemhkan kepadamu oleh rahmat
Tuhan Yang Maha Kuasa. Kekeliruan apa lagi yang
lebih besar daripada menyia-nyiakannya?"
Pada H.ri Kebangkitan seseoBng akan mell
dapati seluruh jam.jam hidupnya terj{iar seperti
satu deret lemari perbendahaman. Pintu salah satu
lemari itu akan terbuta dan akatl tampak penuh
dengan caiaya. Hal itu mencerminkan saat yang
dihabiskan untuk melakukan kebaikan. Hatinya
akan dipenuhi dengtsn kegembiraan sedemikian
besar sehingga sebagian daripadanya saja sudah
akan membuat penEhuni neraka inelupakan api
itu. Pintu lemari yang kedua akan terbuka: di
dalamnya gelap pekat dan dari dalamnya terpancar
bau tidal enak, yang menyebabkan s€tiap orang
menutup hiduflgnya. Itu mencerminkan saat-saat
yang dihabiskan untLrk berbuat maksiat. Ia akan
merasakan takut yang sedeoikiai besar sehingga
sebagian dadpadanya saja sudai alan segera
membuat penghlrni surga gelisah'dan memohon
rahmat. Pintu lemari yatlg ketiga ptin terbuka; di
dalamnya tampak kosong, tsk ada cahaya tidak
pula gelap. lni mencerminkan saat-saat yang
tidak dipakai untuk melakukan kebaikan maupun
nlaksiat. Waktu itu ia akan merasa sangat menyesal
dan bingung Iaksana seorang yang memiliki harta
banyak. tapi menyia-nyiakannya atau membiarkarF
nya lepas begitu sqja dari gengaamannya. Jadi,
seluruh rangkaia.n saat4aat hidupnya akan di
pertuqjukkan satu demi satu di depan matanya.
Lantaran itu, seseorang mesti berkata kepada
jiwanya setiap pagi: "AUah telah memberimu
khazanah dua puluh empat jam. Berheti-hatilah
agar engkau tidak kehilangan satu pun di antara-
nya, karena engkau tidak akan mampu menahan
penyesalan yang akan mengikuti kerugian seperti
itu."
Paft wali tclah berkata, "Sekalipun, mjsalnya,
Allah akan mengampuni anda yang menyia-nyiakan
kehidupan, anda tidak akan bisa mencapai tingkat-
an orzng-omng saleh dan mesti akan menyesali
kerugian anda. Olch karena itu, awasilah dengan
ketat lidah anda, mata anda dan segenap anggota
tubuh anda, karena masing-masrng daripadanya
mungkin meniadi pintu Serbang mendu nera](a.
Ucapkanlah pada badan anda, 'lika enlJ<au mem-
berontak, sesung€uhnya aku akan menghukummu'

79
tG

7 n badan itu keras kepala, ia mampu


tah dan bisa dijinakkan dengan
Itulah tujuan pemedksaan diri,
telah berkata, "KebahagiMn itu bagi
sekarang me geriakan anallfial yang
akan membeiktn keuntungan baginr"a selelah
Sekarang sampailah kita pzda dzikrullah yang
berani in8atnya seseoralg bahwa Allah mengamati
seluruh tindakan dan piktannya- Orang-orang
hanya melihat peaampilan luar, sement ra Allah
melihat keduanya; yang di luar maupun yang di
dalam diri manusia. Orang yang benar-5enar
mempercayai hal ini akan mampu mendisiplinkan
wujud.luar maupun wujud{alamnya. Jika ia
meiyangkal hal ifli, maka ia adalah seorang kafir;
d&1 jika sementara mempercayainya dia bertindak
bertentangan dengan kepercayaannya itu, maka
dia telah mclakukan kesalahan benipa bersikap
a.rgkuh yang paling palah.
Suatu hari seorang Habsii datang kepada
Rasulullah da]l be*ata, "Walai Rasulullah, saya
telah melakukan banyak dosa. Mungkinkah tobat
saya bisa diterima?" Nabi mcnjawab, "f4. " KemLr
dian sang Habsyi berkata, "wahai Rasulullah,
setiap saya melakukan dosa. adakah Tuhan benar-
benar meli.hatnya?" Ya," i^wab beliau. SanS
llabsyi pun melontarkan pekikan dan kemudian
iatuh tak sadar. Sebelum seseorang benar-benar
yakin akan kenyataan bahwa ia selalu berada di

:lr
dalam pengamatan Allah, tidak muflgkin ia ber-
tindak diialan yang benar.
Seorang Syeikh suatu kali mcmpunyai se;rang
murid yarl8 ia sayangi lebih dad yang lain, sehitEea
membangkitksn rasa iri mereka. Suaru h&i.targ
Syaikh memberi masinS-masing muridnya seekor
unggas dan memerintahkan mereka untuk pergi
dan membunulurya di suatu tempat yang tak ada
yang bisa melihat. Sesuai dengan itu, setiap murid-
nya membunuh unggasnya di tempat yang ter-
sembunyi dan membawanya kernbali, kecuali
murid Syaikh yane palinC di$y:rnginya itu. Ia
membawa kembali unggas itu dalam keadaan hidup
solaya berkata, "Saya tak bisa menemukan tempat
seperti itu, karena Allah selalu melihatku di mana-
maia." Sang Syaikh pun berkata kepada mu.idflya
yang lain, "Sekarang kamu tahu thgkatal amk
muda ini. Ia telah mencapai tingkat selalu meng-
ingati Allah."
Ketika Zulaikha menggoda Yusuf, ia menututr.
kan kain ke atas waiah berhala yanS biasa di-
sembahnya. Yusuf berkata kepadanya, "Wahai
Zulaikha, englalr malu di hadapan seongSokan
batu, maka tidakkal aku mesti malu di hadapan
Dia yang menciptslan tqjuh lancit dan bumi."
Satu kali s€seorang datanS kepada Wali Junaid
dan berkata, "Saya tidal bisa merlaha.n pandangan
mata saya dari melihat hal-hal yang &enggairahkan.
Apa yang mesti saya perbuat?" Jawab Junaid, "De-
ngan mengJngat bahwa Allah melihatmu jauh lebih

8l
jelas daripada kamu melihat orang lain." Di dalam
hadits qudsi tertulis bahwa Allah berilrman,'St/r-
ga itu bagi oranglrang yang sempat berkeinginan
untuk mengerjakan dosa tapi kemudian hwat bah-
''$a nataKu ada di atot hereka dan kemudt4n nere-
ka netuhan diri."
Abdullah bin Dinar meriwayatkan, bahwa sua-
tu kali ia berjalan bersama Khalifah Uftar di dekat
Makkah ketika bertemu seorang anak laki-laki
penggembala sedang menggembalakan sekawanan
domba. Umar berkata kepadanya, "Juallah seekor
domba padaku,' Anak lakilaki itu menjawab,
"Domba-domba iai bukan milikku, tapi milik tu-
anku." Kemudiafl untuk mengujinya, Umar berka-
ta, "Engkau kan bisa berkata kepadanya bahwa
seekor srigala telah menyambar salah satu di allta-
finya, dan dia lidak akan Lahu apa-apa mengenai
hal itu?" 'Tidak, memang dia tak akan tahu," kata
anak itu, "tapi Allah akafl mengetahuinya." Umar
pun menangis dan mendatangi majikan a[ak laki-
laki itu unfuk membelinya dan kemudian membe-
baskannya sarnbil berkata, "Ucapanmu itu telah
membuatrnu bebas di dunia ini dan akan membuat-
mu bebas pula di akhirat."
Ada dua tingkatan dzikruldft ini.
Tingkaian pertame adalah tingkatao para wali
yang pikiran-piktannya seluruhnya tetseEp dalarn
pelenungan akan keagungan Allah, dan sama sek li
tidak menyisakanlagi ruang di hati mereka untuk
hal-hal lain. lnilah tingkatan zikir, yang lebih ren-

8l
dah, karena ketika hati nianusia sudah tetap dan
ang€ota-anggota tubuhnya sedemikian terkendali
kan oleh hatinya sehingga mereka menjauhkan diri
dali tindakan-tindakan yang sebenamya halal, ma-
ka ia sama sekali tak lagi butuh akan alat ataupun
penjaga terhadap dosa{osanya. Terhadap zikir se-
perti inilah Nabi saw. betkata, "Orung yang baigun
dipogi hari hanya dehgdn Alkh di dalatu piknan-
nya, mak) Alldh akan menjaganya di dunio ini
noupun di akhitat."
Bebempa di antara penzikir ini sampai sedemi
kian larut dalam ingatan akan Dia, sehingga, mere-
ka tidak mendengalkan oraog yang bercakap denSan
mereka, tidak melihat orang bedalan di depan mere-
ka, tetapi terhuyung-huyung seakan-akan melang-
gar dinding. SeoEng wali meriwayatkan bahwa sua-
tu hari ia melewati tempat para pemanah sedang
mengadakan perlombaan memanah. Agakjauh dari
situ, seseorang duduksendirian. "Saya mendekatinya
dan mencoba mengajaknya berbicara, totapi dia
menjawab, 'Mengingat Allah lebih baik daripada
bercakap.' Saya berkata,'Tidakkah anda kes€pian?'
'Tidak,' jawabnya, 'Allah dan dua malaikat bersa-
masaya'. Sembari menunjuk kepada para pemanah
saya bertanya, 'Mana di antara mereka yang telah
berhasil menggondol gelarjuaia?' 'Orang yaflg telah
ditakdirkan, Allal untuk menggondolnya,' jawab-
nya. Kemudian saya bertanya, 'Jalan ini datanS da-
rimafla?' Terhadap pertanyaan ini dia men8arah-
kan matanya kc langit, kemudiaD bangkit dan peryi

83
seraya belkata, 'Ya Rabbi, banyak makhlukMu
menghalang-halangi orang dari mengingatMu."'
wali Syibli suatu hari peryi menegnjungi sufi
Tsauri. Didapatinya Tsaud sedang duduk tafakur
sedemikian t€nang sehingga tidal satu pun rambut
di tubuhnya bergerak. Syibli pun bertanya kepad&
nya, "Dari siapa anda belajar mempraktekkan ke-
tenangan tafakur seperti itu?" Tsauai menjawab,
"Dari seekor kucing yang saya lilat menunggu di
depan lobang tikus dengan sikap yang bahkan jauh
l€bih tenang daripada yang saya lakukan.'
lbnu Hanif meriwayatkan, "Kepada saya dibe-
ritakan bah\E di kota Sur seorang syaikh dengan
seorang muridnya selalu duduk dan larut di dalam
dztkrullah. Saya berangkat ke sana dan mendapati
mereka berdua duduk dengan wajah menghadap
ke Makkah. Saya mengucapkan salam kepaala me-
reka tiga kaU, tapi mercka tidak menja,*?b. Saya
berkata, "Saya meminta dengan sangat, demi Al-
lah, agar anda menjawab salam saya." Yang lebih
muda mengangkat kepalanya dan menjawab, '1 a-
hai Ibnu Hanif, dunia ifli hanya ada untuk waktu
yang singkat saia. Dan dari waktu yang singkat itu
haflya sedikit yang rnasih tersisa. Anda telah r.ncng-
halang-halangi kami dengan flenunfut agar kami
membalas salam anda." Ia kemudian menundukkan
kepalanya kembali dan diam. Saya lraktu itu me!a-
sa lapar dan haus, tetapi keingintahuan akan kedua
orang itu membuat saya seakan lupa diri. Saya ber-
sembahyang 'Ashar dan Maghrib bersama mereka,

84
kemudian meminta mereka membed nasehat-nase-
hat ruhaniah. Yang muda menjawab, "lvahai Ibnu
Hanif, kami ini orang sengsara, kami tidak memiliki
lidah untuk memberikan nas€hat." Saya t€tap b€r-
dili di sana tiga hari tiga malam. Tida} satu patah
kata pun terlontar dari kami dan tak seoralg pun
tidur. Kemudian saya berkatr dalam hati, "Saya
fiinta mercka dengan sangat, demi Allah, untuk
memtreri saya beberapa nasehat.'Yang muda fieng-
kasyaf pikran saya, kemudian sekali lagi mengang-
kat kepa.lanya, "Pergi dan carilah seleorang yang
dengafl mengunjunginya akan membuat anda
mengingati Allah, dan menanamkan rasa takut
al(an Diadi dalam hati anda, dan yang akan membe-
ri anda nasehat melalui diamnya, bukan lewat
cakapnya."
Itu semua adalah zikir para wali, yaitu berada
dalam keadaan terserap keseluruhan dalam perE
nungan akan A.llah.
T1 d<atan kedua dai dzikrulloh adalah zikir
"golongan kanan" t/as habul-Yamin ).). Oranq<rat9
hi sadar bahwa Alah mengetahui segala seruatu ten-
tang mereka dan memsa malu dalam kehadiranNya.
MedKpun demikian, rnercka tidak lanrt dalam piktu-
arl tentang keagunSan*eagunganNya,melainkan te-
tap sepenuhnya sadar difi. Keadaan mereka seperti
seseomng yang tiba-tiba teryerangah di dalam

') Orl|. rqyrlad.ll

85
keadaan telanjang dan dengan terburu-buru menu'
tupi di nya. Kclompok tingkatan pertama tadi me'
nyerupai eseorang yang tiba-tiba mendapati diri-
nya di hadapan seorang raja dan memsa bingunS
serta kaget. Kelompok tingkatarl kedua menyeli_
diki dengan teliti semua hal yang terlintas dalam pi-
ktan merEka, karena pada hai akhir tiga pertanya-
an akan ditanyakan berkenaan deng.m setiap tin-
dakan: kenapu engkau melakukannla?i bagaino'
a kamu melakukan ya;apa tujuanmu mehkukolt-
nta? YnnE perlama ditanyakan karena seorang se-
mestinya bertindak berdasarkan dorongan (impuls)
Ilahiah dan bukan dorongan setan atau badaniah
belaka. Jika pertanyaan ini dijawab dengan baik,
maka pertanyaan kedua akan menguji tentang ba-
gaimana pekerjaan itu dilakukan sccara bijaksana
atau ceroboh dan lalai. Dan yang ketiga, pekeiaan
itu dilakukan hahya demi melcari ridha Tuhan atau-
kah demi memperoleh pujianmanusia. Jikaseseorang
memahami arti peftanyaan-pertanyaan ini, ia akan
menjadi sangat awas terhadap keadaan hatinya dan
terh3dap bagaimana ia beryiktan sebelum akhimya
bertindak. Memperbedakan pikhan-pikimn itu ada-
lah hal yang sulit dan musykil dan orang yang
tidak mampu melakukannya mesti mengaitkan diri-
nya pada seorang pengarah ruhani yang bisa mene-
rangi hatinya. la mesti benar-benar menghindar da-
ri oung-orang terpelajar yang sepenuhnya be$ikap
duniawi. Mereka itu agen setan. Allah berfiman
kepada Daud a.s. "Ilahai Daua, jangan berla yd

t36
lentang orungorong terpelojat yang leracuni oleh
cinta dunia, kafena ia ak@, merampok kecintaanKu
doimu." Da Nabi saw. beasaMa, "Allah men-
cintai orong y^hg cer at dahm meneliti soal-soal
yahg me4guken dan janq tidak membtarkah okal-
fiya dikuatai oleh nafsunla " Nalar dan pemb€daan
b€lkaitan erat, dan orang yang di dalam dirinya na-
lar tidak mengendalikan nafsu tidak akan cermat
melakukan penyelidikan.
Di samping beberapa peringatan tentarg pone-
litian sebelum bertindak, seseorang juga mesti de-
ngan ketat merluntut pertanggungiawaban diiinya
atas tindakan-lindaka]r masa lampaunya- Setiap
malam ia mesti memeriksa hatinya berkenaan de-
ngan apa yang telah ia kedakan, demi melihat telah
beruntung ataukah merugi ia di dalao modal nrha-,
ninya. I lah yang lebih penting, karena hati itu
seperti rekanan dagang yang khianat yanS selalu
siap untuk menipu dan mengelabui. Kadang-kadaru
ia menampakkan perasaan mementingkan-did-sen-
dirinya dalam bentuk ketaatan kepada Allah sede-
mikian rupa, sehinSga seseorang menyangka bahwa
la relah berunrung padahal sebenarnya ia merugi.
Seorang wali bernama Amiya, berumut enam
puluh tahun, menghitung hari-hari dalam hidupnya
dan ia dapati bahwa hari-harinya itu berjumlalr
21600 hari. Ia belkata kepada dirinya sendiri, ''Ce-
laka aku, s€kfuanya al<u melakukart satu dosa saja
setiap harinya, bagaimana aku bisa melarikan diri
dari tilnburu.n 21600 dosa?" [a pun memekil dan

a'7
rubuh ke tanah. Ketika orang-orang datang untuk
membangunkannya, flereka dapati ia telah mati.
Tetapi sebagian besar manusia bersifat lalai
da,I tidak pemah beryikir untuk meminta pertang.
gungjawaban dirhya sendiri. Jika bagi setiap dosa
yarg dilakukannya, seseoranS menempatkan s€bu-
tir batu di dalam sebuah rumai kosong, rcgera saja
akao ia dapati rumah itu penuh dengan batu. Jika
malaikat pencatat menuntut upah dadnya bagi
pekerjaan menuliskan dosaiosanya, maka semua
uangnya akan cepat sima. Orang menghitung biji
tasbih dengan rasa puas diri setiap kali mereka sele-
sai menyebut narna Allah, tetapi mereka tidak
mempunyai tasbih untuk menghitung kata-kata
sia{ia yang tak terbilang banyak yang telah mercka
ucapkan. Oleh karena itu, Khalifah Umar berkata,
"Timbang benar-benal kata-kata dan tindakan-tin-
dakanmu sebelum semuanya itu ditimbang pada
saat pengadilan nanti." Ia sendiri sebelum b€ristira-
hat pada setiap malamnya biasa memukul kakinya
dengan disertai rasa ngeri kemudian berseru, "Apa
yang telah kau lakukan had ini?" Abu Thalhah su-
atukali shalat di sebuah kebun korma ketika me-
nampak seekor burung indah yang rnelintas menye-
babkannya salah menghitung jumlal sujud yang
tclah dilakukannya. Untuk menghukum dirinya
karena kelalaian ini, ia memberikan kebun korma-
nya kepada orang lain. Wali-wali seperti itu tahu
bahwa sifat indemwi mereka cenderung untuk ter-
sesat. Oleh karena itu mereka ruengawasi dengan

88
ketat dan menShukumllya untuk setiap kesalahal
yang dilakukannya.
Jika ses€oEng rnendapati diritya bebal dan
menolak sikap cermat dan disiplin dii, ia mesti
selalu beEama{ama dengan seseorang yang cakap
dalam praktekrraktek seperti itu agar ia tertulari
entusiasme sang ahli tersebut. Seorang wali biasa
berkata, "Jika saya ogah-ogahan dalam m€lakukan
disiplin diri, s{rya menatap Muharrmad ibn Wasi,
dan memandangnya saja sudal akan menyalakan
kembali semangat saya, paling tidak untuk s€ming
gu., Jika seorang tidak bisa menemukan teladan
sikap cermat seperti itu di sekitarnya, maka baik
baginya untuk mempelajari kehidupan para wa.li.
Iajuga mesti mendoiong jiwanya!
"Wahai jiwaku, kau anggap didmu cerdas, dan
inarah jika disebut tolol. ldu sebetulnya kau ini
apa? Kau persiapkan pakaian$u untuk menutupi
dirimu dad gigitan musim dingin, tapi tidak kau-
periapkan diri untuk akhiratrnu. Keadaanmu Be-
perti seseorang yang di tengai musim dingin berke-
ta, 'Saya tak akan mengenakan pakaian hangat, te-
tapi percaya pada rahmat Tuhan untuk melindungi
saye dari dingin.' la lupa bahwa bersamaan dengan
menciptakan dingin. Allai menunjuki manusia carr
membuat pakaian untuk melindungi did darinya
dan menyediakan bahan-bahan untuk pakaian ilu.
tngatlah juga, walai diri, b.hwa hukumanmu di
akhirat bukan karena Allah marah pada ketidak
taatanmu, dai jangan berpikit: 'Dagaimana mun8-

u9
kin dosa saya mengganggu Allah?'Nafsumu senditi
lah yang akan menyalakan kobann neraka dalam
dirimu. Makanan tidak sehat yang difiakan sese-
oftIIg menimbulkan penyakit pada tubuh orang
itu, bukan karena dokter jengkel k€padanya kare-
na melanggar nasehat-n asehatnya.
"Celakalah 'kau, wahai diri, karena cintafiu
yang berlebihan kepada dunial Jil(a kau tidak per-
caya pada surga dan neraka, bagairnana mungkin
kau percaya pada mati yang akafl mercnc€ut semua
kenikmatan duniawi dirimu danmenyebabkan kau
menderita oleh perpisahan itu sebalding dengan
keterikatanmu pada kenikmatan duniav.i itu. Kena-
pa kau dicipta setelah dunia'l Jika semuanya, dari
timur sampai barat, adalah milikmu dan menyem-
bahmu, toh dalam waktu si[gkat semuanya itu
akan menjelna menjadi debu bersama dirimu, dan
pemusnalan alen menghapuskan namamu sebagai-
mana laja.raja sebelurnmu. Telapi sekarang, mengi-
ngat bahwa kau hanyalah memiliki sebagian sangat
kecil dari dunja ini dan itu pun bagian yang kotor
daripadanya, akankah kau begitu gila untuk menu-
kar kebahagiaan abadi dengannya, permata yang
mahal dengan sebuah gelas pecah yang terbuat dari
lempung dan menjadikan dirimu bahan tertawaan
orang-orang di sekitamu?"

90
7
PERKAhINAN SEBAGAI PENDORONG
ATAU PENCHALANG
I)ALAM KEHIDUPAN KEAGAMAAN

Perkawinan memainkan peran yang besar da-


lam kehidupan manusia, sehinSga ia perlu diperhi-
tungkan dalam membahas soal kehidupan keagarna-
an dan dibicarakan dalam dua aspeknya, yaitu ke-
untungm dan kerugia-ffr ya.
Mengetahui bahwa AUah, sebagaimana kata al-
Qur'^n, "Hanla menciptakan Dunusia dah jih un-
tuk beribodah," maka keuntungan yiurg pertama
dan nyata dalam perkawi4an adalah bahwa para pe
nyembah Allah menjadi makin banyak jumlalhya.
Oleh karena itu, para ahli ilmu kalam telah menyu-
sun seuntai pepatah: lebih baik tersibukkan dalam
tuSas-tugs perkawinan daripada dalam ibadah-iba-
dah sunnah. KeunturBan lain daripada perkawinan
adalah sebagaima[a disabdakan oleh Nabi: 'Dod
anakanak ben anlaot bagi orung tuanya iika orung
tuanya itu teloh henin&gal, dan aruk<nak yang
men lggal sebelum orung tuanya okan mefiintak&n
ampun bqi mereko di Ha Pengadilan." SabdaNa-
bi p!\a i "Ketik4 seorang oruk diperintahkan un-
tuk nasuk surga, dio metungis dan betkata. 'Saya
lok okafi meiasukinyo tanpa ayah ddn ibu saya."
Juga, suatu hari Nabi dengan kclas menarik lengan

9t
baju seseorang ke arah dirinya sambil bersabd4
"Demikianlah anakonak akan fienafik ora g tuo'
nyo ke surga-" Beliau menambahkan, "Anak'afidk
berkumpul berdesak.Je$kan di pinlu gerbat8
surya dan menieit memanggil ayah din ibury)a,
hingga keduonya yang masih beroda di luat dipetin'
rahkan untuk ,ttosuk dan beryabung dengan atuk-

Diriwayatkan dari seolang Wali yang termasy_


hur bahwa suatu kali ia bermimpi bahw" Had Pe-
ngadilan telah tiba. MatalEri telah mendekat ke
bumi dart orang-orang mati karena kehausan. Seke-
lompok anak-anak bedalan kian kemad membed
mereka afu dali cawan{awan emas dan perak. Teta-
pi ketika sang Wali meminta air, ia ditolak, dan
salah seorang anak itu berkata k€padanya, 'Tidak
salah seorang pun di antara kami ini anak anda."
SeSera setelah sang wali bangun ia bercncana untuk
kawin.
Keuntungan lain dari perkawilan adalah bah-
wa duduk bersama dan bersikap baik terhadap btri
adalah suatu perbuatan yang memberikan rasa san-
tei kepada pikiran s€telah asyik mengedakan tugas
tugas keagamaan. Dan setelah santai seperti itu
ses€omng bisa kembali beribadah dengrn semangat
baru. Demikianlah Nabi saw. sendi , ketika mera-
sakan beban turunnya wahyu menekan terlalu be-
rat atasnya, ia menyentuh istdnya Aisyah dan ber-
kata: "BerbicaBlah padaku wahai'Aisyah, berbica-
ralah padaku!" Dilakukannya hal.ini karena dari

92
sentuhan kemanusiaan yang hanpt itu ia bisa men-
dapatkan kekuatal untuk menelime wahyu-wahyu
bartr. Untuk alasan yang sama ia biasa meminta B!
lal untuk mengumandangkan azan dan kadalg-ka-
danS ia juga membaui wewangian yang harum.
Salah satu hadi8nya yarg terkenal addah: "Sayo
mencihlll tiga hal di dunia ini: wewalgion, wanita
dan penyegorun kembali dengan sholat:'Sl.J,atu kali
Umar bertanya kepada Nabi tentang hal'hal yang
palhg penting untuk dicari di dunia i . Beliau saw.
fie[javrb: "Lidah lang sehlu berziktr kepoda
Allah, hatt lang penuh rosa syukw dan lst,/l yang

Keuntungan laifl &ri perkawinan adalah ada-


nya ses€omng yang memelihara rumah, memasak
makanan, mencuci piring, menyapu lantai dan sc-
bagainya. Jika seorang laki-]ak sibuk dengan pekeF
jaan-pekerjaan itu, maka ia tak bisa mencari ilmu,
menjalankan perdagangannya atau mclakukan iba-
dah-ibadahnya dengan s€patutlya. Untuk alaran ini
Abu Sulaiman berkata: "lstd yang baik bukan saja
rahmat di dunia ini, tetapi iuga di akhtat, karena ia
memberikan waklu senggang kepada su:rminya un-
tuk berpikir tentang athirat." Dan salah satu di an-
tara ucapan Khalifah Umar adalah: "Setelah iman,
tidak ada rahmat ya[g bisa mcnyamai istd yang
baik- "
Tambahan lagi, perkawinan ftasih memiliki
keuntungan yang lain, yaitu bersikap sabar denSan
tetek-bengek ke wanitaal - membelikan kebutuhan-

93
kebutuhan istri dan meniaga mereka agar tetap ber_
ada dijalan hukum - adalah suatu baiian yang amat
penting dari agama. Nabi saw. betsabda: Membei
nafkoh kepadd istri lebih pentiry daripado membei

Suatu ka.li. ketika Ibnu Mubarak sedang ber-


pidato di hadapan omng-orang kafu, salah seorang
ghabatnya bertanya kepadanya: "Adakah pekeria-
at! lain yanS lebih memberikan ganjaran daripada
jihad?" "Ya,".jawabnya, "Yaitu memberi Inakan
dan pakaian kepada istd dan anak dengan sepatut-
nya." Waliyullah yang termasyhur Bisyr Hafi
berkata: "Lebih baik bagi seseorang untuk bekeia
bagi ist dan anak daripada bagi dirinya sendiri."
Di dalam hadits dfuiwayatkan bahlra beberapa dosa
hanya bisa ditebus den8an menanggung beban ke-
luarga.
Berkenaan dengan seorang wali! diriwayatkan
bahwa istrinya menin8gal dan dia tak bermaksud
kawin lagi ,neski omng{rang mendesatnya semya
betkata bahwa dengan begitu akan lebih mudah
baginya untuk memusatkan diri dan pikimnnya di
dalarn uzl4h. Pada suatu malam ia melihat dalam
mimpinya pintu surBa terbuka dan sejur ah malai-
kat turun, lalu mendekatinya dafl salah satu di an-
taia mereka tanya: "Irukah orang celaka yang egois
itu?" Dan rckan-rekannya menjawab: "Ya, inilah
dia." Wali itu sedemikian terpemngahnya sehrngga
tidalsempat bertahya tentang siapakah yang mere-
ka maksud. Tetapi tiba-tiba seorang anak laki{aki

94
lcwat dan berkata kepadanya, "Andalah ysng
seddS mcr€ka bicarakan," javab salg.nrt,
"baru minggu yang lalu perbuatan-perbuatan baik
anda dicatat di sulga beNama dengan wali-wali
yang lain, tetapi sekarang mereka telah menghapus-
kan nama anda dari buku catatan itu-" Setelah ter-
jaga dengan pikirdn penuh tanda tanya, dia pun se-
gera membuat rcncana untuk kawin, Dari semua
hal di atas, tampak bahwa perkawinan memang
diinginkan.
Sekarang akan Ula bicarakxn kerugian-keru8i-
an perkawinan. Salah satu di antaranya adalah ada-
nya suatu bahaya, khususnya di masa sekamng ini,
bahwa seorang laki-lald mesti mencari nafkah de-
nSan siuana-aarana yang haram untuk menghidupi
keluarganya, padahal tidak ada perbuatan-perbuat-
an baik yang bisa menebus dosa ini. Nabi saw. ber-
sabda bahwa pada Hari Kebangkitan akan ada laki-
laki yang membawa tumpukan perbuatan baik se-
tinggi gunung dan menempatkannya di dekat ,4rr-
zan. Kemudian ia ditanya; "Dengan cara bagaimana
engkau menghidupi keluargamu?" la tak bisa mem-
beriken jawaban yangmemuaskan, maka semua per-
buatan baiknya pun akan dihapuskan dan sua-
tu pemyalaan akan dikelua.rka, berkenaan
dengannya: "Inilah orang yang keluarganya telah
menelan sefiua perbuatan baiknya!"
Kerugian lain dari perkavinan adalah bahwa
memperlalukan keluarga dengan baik dan sabar
dan menyelesaikan masalah-rnasalah mereka hanya

95
bisa dilakukan oleh omng-orang yang memiliki ta-
biat baik. Ada bahaya besarjika seorang laki-laki
memperlakukan keluarganya dengam kasar atau me-
ngabaikan mereka, sehingga menimbulkan dosa
bagi didnya sendid. Nabi saw. bersabda: ',Se.re-
orung yan{ menlnggalkan istti dan atukekaknya
odalth sepetti budak yang lari. Sebelum ia kembali
kepada mercka, puqra dan shalatnya tidak akan
dltetina uleh ,411a,. " Ringkasnya. manusia memi
liki sifat-sifat rendah, dan sebelum ia bisa mengen-
dalikan cifatnya itu, lebih baik ia tidak memikul
tangSungiawab untuk mengetrdalikan orang lain.
Seseorang beltatlya kepada Wali Bisyr Hafi, kenapa
ia tidak kawirl "Saya t4kut," ia mcnjawab, "akan
ayat al-Qur'an: 'hak-hak \4anita atas laki-laki petsis
sota de ngon hak+ak bki-laki a tas wanita'. "
Kerugian ketiga dari perkawinan adalah bah-
wa mengunrs sebuah keluarga sedngkali mengha-
langi seseorang dari memusatkan perhatiannya kepa-
da Altah dan akhirat. Dan boleh jadi, kecuali kalau
ia berhati-hati, ha1 itu akan menyeletnya kepada
kehancuran, karena Allah telah berfirman: '7a-
nganlah iittiis ii dan anak4nakfiu memalingkan-
mu dafi mengingat Allah." Orang yang berpikir,
bahwa dengan tidak kawin ia bisa memusatkan per-
hatiannya lebih baik pada kewajiban-kewajiban
keagamaannya, lebih baik ia tetap sendirian; dan
omnS-orang ysng takut untuk te{jatuh ke delam
dos3 jika ia trdak kawin. lcbih baik I. kawin.
Sekarang kita sampai pada sifat-sifat yanS

96
mesti dicari dalam diri s€omng isti. Perlaqa, yan9
paling pcnting di antaranya, adalnh lesucian akh-
la*. Jika seseomng mempunyai isfi yang berakl ak
tidak-baikdan ia tetap diam, ia menalapatkan nama
jelek dan terharnbat kehidupan keagamaannya.
Jikaiaangkat bicara, hidupnya menjadi rusak. Dan
bi.la ia ceraikan istdnya, ia akan menderjta k€pe
dilan perpisahan. Seorangistriyang cantik tapi ber-
akhlak buruk adalah bencana yang sedemikian be-
sa., sehingga lebih baik bagi suaminya untuk men-
ceraikanlya. Nabi saw. bcrsabda; 'Otang yang
mencari istri demi kc@ntikanhya dtau kekqy@n-
nya akan kehihngan keduanla" "
Sifat balk kedua dalam dili s€oran8 istri ada-
la}, tabiat yang bait. Istd yang bertabiat buruk
- tidak berterima kasih, suka beEur\iing atau angi
kuh - membuat hidup tak tertanggungkan dan me-
rupakan halangan besa, untuk menjalani kehidupal
takwa-
Sifat ,(€arga yang harus dicii adalah &ec4rri,t-
an, karena hal ini akan menimbulkan cinta dan ka-
sihsayang. Oleh karena itu, ses€orang mesti melihat
seorang *anita sebelum mengawininya. Nabi saw.
be$Abda; "Ilanita-vranita dati suku ini dan itu me-
miliki cacot di nlata-nata heteki. Seorang yang
itginmengawini seseamng di ontum fieteka mesti
melihatnya ddhulu." Orang bijak berkata balwa se-
seomng yang mengawini seorang *ardta tanpa me-
lihatnya Iebih dulu, pasti akan menyesal kelak. Me-
mang benar balwa seseorang tidak seharusnya ka-

97
win hanya demi kecantikan, tetapi hal ini tidak
berarti barhwa kecantikan mesti dianggap tidak pen-
ting sama sekali.
Hal pent\nE keempat len tang seomng istri ada-
lah balwa besarnya mahar dibayarkan oleh seorang
laki-laki kepada istrinya mesti dalam jumlah perte-
ngahan. Nabi saw. bersabda: llanila .vanE palifig
baik untuk tliperistti adalah yatry tnaharnya kecil
dan nilai kecantikuntlya besdr-" Beliau sendiri
memberi rnahar kepada beberapa calon istrinya se-
kitar sepuluh dilham, dan mahar puhi-putd beliau
sendiri tidak lebih daripada empat ratus dtuham.
Sifat-sitht lain yang harus dimiliki seorang istd
yang baik adalah: berasal dari keturunan baik-baik,
belum kawin sebelumnya dan tidak terlalu dekat
dalam hubungan kekeluargaan dengan suaminya.

Ilal-hal !,ang Harus Dikerjakan dalrm Perkawinan


Perrdru.'karena perkawinan adalah suatu lem-
baga keaganraan. maka ia mesti diperlakukan secara
kcagamaan. Jika tidak demikian, pertemuan antara
laki.laki dan wanita itu tidak lebih baik daripada
pertemllan antar hcwan, Syariat nremerintahkan
aBar diselenggarakan perjamuan dalam setiap per-
kawinan. Kctika Abdurrahman bin 'Auf merayakan
perkawinannya, Nabi saw. berkata kepadanya: '?u-
atlahsuotu pesta petka\\ihan. meskipu hanla.le-
ngan seckor kambiug ' Ketika Nabi saw. sendiri
me,ayakan perkawiIannya dcngaD Shafiyyah, be-
Iiau mernbuat pesta perkawinan dan menghidang-

98
kan kurma dan gandum saja. D€mikian pula, per-
kawinan sebaikflya dimeriahkan de[gan memukul
rebana dan berkasidahan, kaEna manusia adalah
mahkota penciptaan.
Keduo: &orang suami mesti terus berikap
baik terhadap istrinya. Hal ini tidak berarti bahwa
ia tidak boleh menyakitinya, melainkan sebaiknya
menanggung dengan sabar s€mua perasaan tidal
enak yang diakibatkan oleh istrinya, baik itu karc-
na ketidak-masukakalan sikap istritlya atau sikap
tidak - berterimakasihnya. Wanita diciptakan lemah
dan membutuhkan perlindungan I karenanla ia mes-
ti diperlakukan dengan sabar dan terus dilindungi.
Nabi saw. be$abda: Seseorung ya g mahpu me-
nanggung ketidakenakan yang ditimbulkan oleh
ittrinya dengon penuh ketabaran akan rnemperoleh
pahol0 sebesu yang diterimu oleh Ayub a.s. atas
kesabarunnya menanggurlg bala (ujian) yang me-
ninqanya." Pada saat'saat $belum wafahyd,
omngmendengar pula Nabi saw. bersabdai "Ietur-
lah bexloa alan pe akukan *tri-Lrttiftu dengok ba-
ik, kateru mereka adalah tawatun ta\\)ananmu,"
Beliau sendiri selalu menanggung dengan sabar ting-
kah laku ist istrinya. Suatu hari istri Umar marah
dan mengomelinya, ia berkata kepadanya: "!la.i
kau yang berlidah tajam, berani kau rllenjawab-
ku?" Istrinya menjawab, "Ya, penghulu para nabi
Iebfi bark daripadamu. sedangkan istri-istrinya s4ia
menLlcbatnya. la menjawab: Celakalah Hafshah' I
.t Pnfi sal,ninr lrme, islri Nahi saw

99
erendahkan dirinya sendiri." Dan
a Halthah, ia berkata. "Awas, kau
bat Rasul." Nabi saw. jLga berkata
di antarantu adalah yan? tetbaik st
keluarganya sendii, dal akulah yang
tefiaik sikapn),d terhadap keluarydku "
i(eriga. seorang suami mesti berk€nan terha-
dap rekeasi-rekrcasi dan kesenangan.kesenangan is-
tdnya dan tidak mencoba menghalanginya. Nabi
saw. sendiri pada suatu waktu pemah berlomba lai
dengan istrinya, 'Aisyal. Pada kali pertama Nabi
saw. mengalahkan 'Aisyah dan pada kali kedua,
'Aisyah mengalahkannya. Di \&aktu lain, beliau
menggendong 'Aisyah agar ia bisa melihat beberapa
orang Habsyi menari. Pada kenyataannya akan su-
litlah untuk fienemuka, seseomng yang bersikap
sedemikian baik terhadap istd-istrinya seperti yang
dilakukan Nabi saw. Orang-omng bijak berkata:
"Seorang sualni mesti pulang dengan tersenlum
dan makan apa saja yang tersedia dan tidak memin-
ta apa-apa yang tidak tersedia." Meskipun demi-
kian, ia tidak boleh berlebihan agar istrinya tidak
kehilangan penghargaan atasiya. Jika ia melihat se-
suatu l.,ang nyata-nyata salah dilakukan oleh istri-
nya, ia tidak boleh mengabaikannya, melainkan
harus menegurnya. Atau jika tidak, ia akan menjadi
sekadar bahan tertawaan saja. Dalam al"Qur'an ter-
fi1if 'l-aki-laki adabh pemimpin bagi vronita.'
dan Nabi saw. berk^ta: "Celakalah laki-laki yang
mcniadi budak i.rrliIya. ' Seharusnya istrinyalah

IU0
yang menjadi pelayannya. Orang-orang bijak beF
kata; "Belkonsultasilah dengan wanila dan b€r"
buatlah yang bertentangan dengan apa yang meie-
ka ms€hatkan." Memang ada suatu sikap suka me-
lawan dalam dti wanita; dan jika mereka diizinkan
meskipun sedikit, mereka akan sama sekali lepas
dari kendali dan sulitlal untuk melgembalikannya
kepada sikap yang baik. Dalam unrsan dengan me-
!eka, seseorang mesti berusaha menggunakan ga-
bungan antara ketegasan dan ia5a kasih sayang de-
ngan kasih sayang sebagai bagian yang lebih besrr.
Nabi saw. berkatai "llanita diciptakan seperti !e-
potong tulang iga yang benEkok. Jika k^lucoba rne-
luruska nya, kau akan mehutahkot nya; jika k u-
biatkan denikbn, ia okan telap be gkok. Kareru
itu perlakukanlah fu den4an penuh ktsih sayafig."
Keempat: dalam hal pelanggaml susila, se-
orang suami harus sangat berhati-ha6 agar tidak
membiarkan istrinya dipandang atau memandang
seorang asing, karena awal dari seluruh kerusakan
itu adalah dari mata. Sebisa-bjsa[ya jangan izinkan
ia uituk keluar rumah, berdiri di loteng rumah
atau berdiri di pintu. Meskipun demikian, anda
mesti hati-hati agar tidak cemburu ta[pa alasan dan
bersikap terlalu ketat. Suatu hari Nabi saw. berta-
nya kepada anaknya, Fathimah: "Apakah yang
terbaik bagi wanita?" Ia menjawab: "Mereka tidal
boleh menemui ori.ng-omng asin8, tidak pula
orang-orang asing boleh menemui mereka." Nabi
saw. senanS mendengar jawaban ini dan memeluk-

r01
fiya seraya berkata: "SesunSSuhnya engkau adalah
sebagian dari hatiku:" Amirul Mu'minin Umar ber_
kata: "Jangan .memberi wanita pakaian-pakaian
yang baik, karena segera setelah mercka mengena'
kannya mercta berkeinginan untuk keluar rumah."
Pada masa hidup Nabi, wanita-wardta diizinkan
pergi ke masjid dan tinggal di barisan paling bela-
kang. Tetapi secara bertahap hal ini dilarang.
rfelinu, seorang suami mesti fiembed nafkah
secukupnya kepada istrinya dan tidak bcrsifat kikir
kepadanya. Memberi na&ah yang selayaknya ke-
pada istri lcbih baik daripada memberi sedekah.
Nabi saw. bersabda: "fulisalka seorang lnki-laki
menghabiskan satu alinat uttuk berjihad, stltu dinar
lagi u tuk me ebus seorung budak, salu dinar lagi
untuk sedekah dan fiembe kan satu dinar iugd
kepada irtrinya, naka pahala pembetian ydng tcr-
akhir ini melebihi jumlah pahah ketigd pembeian
lainnya."
Keenafi; seorang suami tidak holeh makan
sesuatu yang lezat sendirian; atau kalaupun ia
telah memakannya, ia mesti diam dan tidak memu-
jinya di depan istrinya. Jika tidak ada tamu, lebih
baik bagi pasangan suami ist i untuk makan belsa-
ma, karena Nabi saw. bersabda: '7i,td mereka me-
likukan hal itu, Alhh menurunk"an rahnatNya atas
meteka dan paru malaikat pun berdoa unluk mere-
,ta. " Hal yang paling penting adalah bahwa naftah
yang diberikan kepada jstri itu harus didapatkan
dengan cara-cara yang halal.

102
Jika ist bemikap memberontak dan tidak ta-
at, pertama sekali suami mesti menasehatinya de-
ngan lemah lembut. Jika hal ini tidak cukup kedu-
anya mesti tidur di kamar terpisah untuk tiga ma-
lam. Jika hal ini juga tidak berhasil, maka su.fii
boleh memukulnya, tetapi tidak di mulutnya, tidal
pula terlalu keras hingga bisa melukainya. Jika is-
rri lalai dalam tugas tugas keagamaannya, suami
mesti menunjukkan sikap tidak senang kepadanya
selama sebulan penuh, sebagaimana pemah dilaku-
kan oleh Nabi kepada istri-istrinya.
Selalu lah berti ndak hati-hati agar perceraian
bisa dihindari; karena" meskipun perceraian diizin-
kan, Allah trdak menyukainya. Perkataan cerai
saja sudah mengakibalkan penderitaan baBi seorang
*anita, dan bagairnana bisa dibenarkan seseomng
menyakiti oranglain? Jika perceraian terpalss seka-
li dilakukan. maka ucapan itu tidal boleh diulangi
tiga kali s€kaligus, telapi harus pada tiga waktu
yang bedainan. Seorang perempuan mesti dicerai
baik-baik, tidal( dengan kemarahan ataupun peng-
hinarn. ridak pula tanpa alasan. Setelah perceraian.
seoranS laki-laki mesti memberikan pemberian
I mu t dh I kepada, beka5 istrinya. dan tldak menceri-
takan kepada orang laifl alasan-a]asan atau kesalah-
an-keelahan yang dilakukan istrinya sehingga me-
reka bercerai. Dari seorang suarni yang hendak men-
ceraikan istrinya, didwayatkan bahwa orang-orang
benanya kepaijanya: "Mengapa engkau mencerar-
kannya? " Ia merrjawab: "Saya tak akan membong-

103
kar rahasia-rahalia istri saya." Ketika akhimya ia
Lenar-benar menceraikannya, ia ditanya lagi dan
berkata: "Dia sekamng orang asing bagiku; saya
tidak lagi berurusan dengan soal-soal pribadinya."
Sejauh ini telah kita bahas hak-hak istri atas
suaminya, tetapi hak-hak suami atas istrhya lebih
mengikat lagi. Nabi saw. beNabda: "Jika saia dibo-
lehkan untuk nenjembah sesuatu sebin Alloh,
akan oku petintahkan agar para istti tnenyefibah
suami-suani meteka "
Seorang istri tldak boleh menggembar-gem-
borkan kecantikannya di depan suaminya, tidak
boleh membalas kebaikan sang suami dengan pera-
saan tidak berterifia kasih. Istri tidak boleh berka-
ta kepada suarninya: "Kenapa kaupe akukan aku
begini dan begitu?" Nabi saw. beGabda: '7ku me-
lihat ke dalah neraka dan menampak banyak wa-
nita di sana. Kutanyakan sebabaebabnyo dan men-
dapat iawaban, karena mereka berlaku tidak balk
kepada tuamiiuami fiereki dan ttdak be etima-
kasih kepadanB - '

104
!
CINTA KEPADA ALLAH
I
Kecintaan kepada AUah adalai topik yang pa-
ling penting dan merupakan tujuan akhir pemba-
hasan kita sejauh ini Kita telah berbicara tentang
bahaya-balaya ruhaniah karena flereka mengha-
langikecintaan kepada Allah di hati manusia. Telah
pula kita bicarakan tentang berbagai sifat baik
yang diperlukan ufltuk itu. Penyempumaan kema-
nusiaan terletak di sini. yaitu bahwa kecintaan
kepada Allah mesti menaklukkan heti manusia dan
menguasainya sepenuhnya. Kalaupun kecintaan ke
pada Allah tidak menguasainya sepenuhnya, maka
hal iru mesti merupakan perasaan yang paling besar
di dalam hatinya, mengatasi kecintaan kepada yang
lainJain. Meskipun demikian, mudah dipahami
bahwa kecritaan kepada Allah adalah sesuatu yang
sulit dicapai, sehingga suatu alifln daiam tlologi
telah sslna sekali menysngkal. bahwa manusia
bisa mencmtai suatu wujud yang bukan merupakan
spcsiesnya sendiri. Mereka telah mendefinisikan
kecintaan kepaCr Allah sebagai sekadar ketaatan
belaka. Orang-orang yang berpendapat dernikian
sesungguhnya tidak tahu apakah agama itu seh-
namya.
Seluruh muslim sepakat bahwa cinta kepada
Allah adalah suatu kewajiban. Allah berfiman ber-

105
-rgan orang-orang mukmin'. "ld nlcncitlldi
ratl mercka metrcintaiNla. " Dan Nabi saw.
.od,a. Sebelunt seseorung mencintoi Allall
,fi NabNya lebih daripada meficintai yutlg hin,
ia tiddk memiliki keino on )ang be or. Ketika
Malaikat Maut datang untuk mengambil nyawa
Nabi Ibrahim, ItJrahim berkata; "Pemahkah eng-
kau melihat seorang sahabat mengambil nyawa
sahabatnya?" Allah menjawabnya, "Pernahkah
engkau melilst seorang knwan yang tidat suka un-
tuk melihat kawannya?" Maka Ibrahim pun berka-
ta, "l ahai lzrail, ambillah nyawakul"
Doa berikut ini diajarkan oleh Nabi saw. kepa-
da para sahabatnya: "ya Allah, be ldhaku kecintd-
on kepadoMu don kecinlaan kepada orangirdng
yang hencintaiMu, dan apa saja yang membdwa-
ku fiendekdt kepad.a cintaMu. Jadikanlah cint&Uu
lebih be orya bagiku daripadd ab dingin bagi
orangofang yang kehalsar, " Hasan Basri seringkali
berkata: "Orang yang mengenal Allah aka! men-
citaiNya; dan oriing yang mengenal dunia akan
membencinya."
Sekarang kita akan fiembahas sifat esensial
cinta. Cinta bisa didefinisikan sebagai suatu ke-
cendelunSan kepada sesuatu yang menyenangkan.
Hal ini tampak nyata berkenaan dengan lima indera
kita. Masing-masing indera mencintai segala sesuatu
yang memberinya kesenangan. Jadi, mata men-
cintai bentuk-bentuk yang indah, telinga mencintai
musik, dan seterusnya. lni adalah sejenis cinta yang

t06
juga dimiliki oleh hewan-hewan. Tetapi ada indem
keenam, yakii fakultas petsepg, y61g tertanamkan
dalam hati dan tidak dimiliki oleh hewan-hewan.
Dengannya kita menjadi sadar akan keindahan
dan keunggulan hani. Jadi, seseolang yang hanya
akab dcngan kesenanSan-kesenangan inderawi
tidak akan bisa memahami apa yang dimaksud
oleh Nabi saw. ketika bersabda bahwa ia melcintai
shalat lebih daripada wewangian da.,l wadta,
meskipull keduanya itu juga menyenangkan
baginya. Tetapi olang yang mata-hatinya terbuka
untuk melihat keindahan dan kesempumaan Allah
akan meremehkan semua penglihatan-penSlihatan
Iuar, betapa pun indal tampak$ya semua itu.
Manusia yang hanya atrab deflgan kesenang-
ar-kescnangan inderawi akan berkata bahwa
keindahan ada pada wama-wami merall putih,
anSSota-anggota tubuh yang serasi dan seterusnya,
sedang ia buta terhadap keindahan moral yang
dimaksudkan oleh orang-oraflg ketika oereka
berbicam tenta[g orang ini dan orang itu yang
-Ietapi
memiliki tabiat baik. orang-orang yang me-
miliki persepsi yang lebih dalam meEsa sangat
mungkin untuk bisa mencintai orarg-oran8 besar
yang telah jauh mendahului kita seperti Khalifah
Umar dan Abu Bakar - berkenaan dengan sifat-
sifat mulia mereka, rneskipun jas"d-jasad mereka
telah sejak dahulu sekali bercampu. do[gan debu.
Kecirtaa[ seperti itu tidak diarahkan kepada
b.ntukluar melainkqn kepada sifat-sifat ruhaniah.

t07
Bahkan ketika kita ingin membaflgkitkan rasa cinta
di dalam diri seo.an!! anak kepada orang lain, Kta
tidak menguraikan keindahan luar bentuk itu atau
yang lainnya, melainkan keunggulan-keunggulan
ruhariahnya.
Jika kita terapkan prinsip ini untuk keciJrtaan
kepada Allah, maka akan kita dapati bahwa la
sendiri sajalah yang pantas dicintai. Dan .jika
seseorang tidak mencintaiNya, maka hal itu di-
sebabkan karcoa ia tidak mengenaliNya. Kita
mencintai s€suatu pada did seseomng karcna hal
itu merupakan cerminan daipadaNya.. Karena
alasan inilah, maka kita mencintai Muhammad
saw., karcna ia adalah Nabi dan kecintaan Allah;
dan kecintaan kepada oranS-orang berilmu dan
bertakwa edalah benar-benar kecintaan kepada
Allah. Kita akan melihat hal id lebih jelas kalau
kita membahas sebab-6ebab yang bisa membangkit-
kan kecintaan.
Sebab pertama adalah kecintaan seseorang
atas dirinya dan kesempumaa[ sifatnya sendiri.
Hal ini membawanya langsung kepada kecintaan
kepada Allah, karena kemaujudan asasi dan sifat-
sifat manusia tidak lain adalah a[ugerah Allah.
Kalau bulon karena kebaikanNya, manusia tak
akafl pemah tainpil dad balik tirai ketidak-maujud-
an ke ilunia kasat-mata ini. Pemelihaman dan
pencapaian kesempumaan manusia iuga sama
sekali tergantung pada kemurahan AUah. Sungguh
aneh jika seseoranS mencad perlindungan dari

108
pnllas matahari di bawah bayangu sebuah pohon
dan tidak be$yukur pada pohon yatrg tanpanya
tidak akan ada bayangan sama sekiali. Sama seperti
itu, kalau bukan karena Allah, rnanusia tidak akan
nauiud (ada) dan sama sckali tidak pula mem-
punyai sifat-siiat. Oleh sebab itu ia akan mencintai
Allah kalau saja bukan karena kemasabodohan
terhadapNya- Orang-orang bodoh tidak bisa
mencintaiNya, karena kecintaan kepadaNya me-
mancar langsung dari pengetahuan tentangNya.
Dan sejak kapankai seorang bodoh mempunyai
Pengetahuan?
Sebab kedua dari kecintaan ini adalah ke-
cintaan manusia kepada sesuatu yatlg berjasa
kepadanya, dan seb€namyalah satu-satunya yang
berjasa kepadanya halyalah Allah; karefla, ke-
baikan apa pun yang diterimanya dari sesama
manusia disebabkan oleh dorongan langsung dari
A.llal. Motif apa puo yang menggerakkan seseorang
oembedkan kebaikan kepada orang lain, apaliah
itu keinginan untuk m€mperoleh pahala atau nama
baik, Allahlah yaru mempekeiakan motif itu.
Sebab ,terig4 adalah kccintaan yang terbang-
ktkan oleh perenungan tentang sifat-sifat Allah,
kekuasaan ,lan kebijakanNya, yang jika dibandinS-
kan dengan kescmuanya itu kekuasaan dan ke-
bijakan manusia tidak lebih daripada ccrminan-
cerminan yanS paLng remeh. Kecrntaan jni minp
dengan cinta yang kita rasakan terhadap o!an8-
oranS besar di masa lampau, seporti lmam Malik

109
dan lmam Syafi'i, mesKpun kita tidak pernah
melgharap untuk mefle ma keuntungan pribadi
dari mereka. Dan oleh karenanya, cinla ini merupa_
kan jenis cinta yanS lebih tak berpamrih. Allal
berfi-rman kepada Nabi Daud, "AbdiKuyang paling
cinto kepoilaKu adalah yang ttdak mencariku
katena takul untuk dihukum atau betharap men-
dapatkan whala, tetapi hanya delhi membayar
hutongnya kepada KetulmrunKu." Di dalam Injil
tettulis: "Shpakah yafig lebih kofir ddipadd otong
lang tfienyembahKu karetw takut neraka atau
mengharapkan surya? Jika tidak Kuciptakan
semuanya itu, tidak akan pantaskah Aku untuk

Sebab keempal dari kecintaan ini adalah


"persamaan" antara manusia dan Allah. Hal
inilah yang dimakudkan dalam sabda Nabi saw.l
"Sesungguhnya Allah lneficiptab fianusia dalam
kemiriltan dengan dtiNya sendii." labih jauh lagi
Allah telah berfirm nt "HambaKu mendekat
kepadaKu sehingga Aku me iadikannlo sahabat-
Ku, dan ketika Aku tehh meniadikannya sahabat-
Ku- Aku pun meniadi telinganla. malanJa dan
lidahnya." J.uE, Allah berfirman kepada Musa as.l
''Aku penah sakit tapi engkau tidak meniehguk-
,f!1" Musa menjswabi 'Ya Allah, Engkau adalah
Rabb langit dan bumii bagaimana Engkau bisa
sakit?" Allah berfirman: "Salah seorung hatubaKu
sakit; dan dengan menienguknyd berarti engkau
telah menguttju giKu."

ll0
Memang ini adalah suatu masalah yang atak
berbahaya untuk diperbilcanSkan, kar€na hal
ini berada di balik pemahanian orang-orang awam.
Seseorang yang cerdas sekalipun bira tersandung
dalam membicarakan soal ini dan percaya pada
ifikamasi dan persekutuan dengan Allah. Meskpun
demikian, 'persamaan" yang mauiud dil antafl
manusia dan Allah menghilanSkan keberatan paIa
ahli llmu Kalam yang telah disebutkan di atas itu,
yang berpendapat balwa manusia tidak bisa
mencintai suatu wujud yang bukan darispesiesnya
sendiri. Betapa pun jauh jarak yang memisahkan
mercka, manusia bisa mencintai Allah karena
"persamaan" yang diisyaratkan di dalam sabda
Nabit "Allah menciptakin manusii dalam ke-
miripan defigan diri\'ya sendtL'

Menampak Allah
Semua muslim mengaku Dercaya bahwa
menampak Allah adalah puncak kebahagiaan
manusia, karena hal ini dinyatakan dalam syadah.
Tetapi bagi banyak orang hal ini hanyalah sekada.r
penSakuan di bibir belaka yang tidak memban8kit-
kan perasaan di dalam hati. Hal ini be$ifat alalni
saja, karena bagaimana bisa seseoftrng mendamba-
kan sesuatu yang tidak ia ketahui? Kami akan
b€rusahs unfuk menunjukkan secam ringkas,
kenapa menampak Allah merupakan kebahagiaan
terbesar yang bisa diperoleh manusia.

III
Pertama s€kali, samua fakultas manusia me_
miliki furgsinya sendiri yang ingin dipuasi.
Masing-masing punya kebaikannya sendid, mulai
dari nafsu badani yang pdling rendal sampai
bentuk tertinggi dad pemahaman inteleldual.
Tetapi suatu upaya mental dalam bentuk lendah-
nya sekalipun masih ,nembedkan kesenangan
yang Iebih besar daripada kepuasan nalsu jasmani-
ah. Jadi, jika seseorang kebetulan telserap dalam
suatu pemainan catur, ia tidak akan ingat makan
meskipun berulang kali dipanSgil. Dan makin
tinggi pelSetahuan kita makin besarlah kegembira-
an kita akan dia. Misalnya, kita akan lebih merasa
senang mengetalui rahasia-iahasia seoran8 rda
daripada mhasia-rahasia scorang wazir. Mengingat
bahwa Allah adalah obyek pengetahuan yang
palhg tinggi, maka pengetahuan tentangNya pasti
akan membedkan kesenangan yang lebih besar
ketimbang yang lain- Orang yang mengenal Allah,
di duda ini sekalipun, seakan-akan merasa telah
berada di surga "yang luasnya seluas langit darl
bumi"i surga yang buah-buattnya sedemikian
nikrnat, sehingga tak ada seorang pun yang bisa
mencegahnya untuk memetiknya; dan surga yang
tidak menjadi lebih sempit oleh banyaknya oran8
yang tinggal di dalamrlya.
Tetspi nikmatnya peng€tahuan masih jauh
lebih kecil daripada nikmatnya penglihatan, persis
seperti kesenangan kita di dalam melamunl@n
onrng-orang yang kita cintai jauh lebih sedikit

112
daipada kes€nangan yarlg diberikar oleh peng-
lihatan langsung akan mereka. Keterpenjaman kita
di dalam jasad yang terbuat dari lempung dan air
ini, dan kesibukan kita dengan ihwal indelawi,
menciptakan suatu tirai yary menghalangi kita
dari menampak Allah, meskipun hal itu tidak
meocegah kita dari mempetoleh beberapa penge-
tahuan tentangNya. (aaena alasan inilah, AIah
berlrrman kepada Musa di Bukit Sindii "Engkau
tidak akan bisa melihatKu. '
Hal yang sebenamya adalah sebagai berikut.
Sebagaimana benih manusia akan menjadi seorang
manusia dan biji korma yang ditanam akan menjadi
pohon korma, maka pengelahuan tentang Tuhan
yang diperoleh di bumi akan menjelma menjadi
penampakan Tuhan di akhimt kelak, dan orang
yang tak pemah mempelajari pengetahtran itu tak
akan pemah meogalami penampakan itu. Penam-
palan ini tak akan terbagi sama kepada oraog-
orang yang tahu, melainkan kadar kejelasarnya
akan beragam sesuai dengan pengetahlran mercka.
Tuhan itu satu, tetapi [a akan terlihat dalam
banyak cara yang berbeda. pe6is sebagaiman6
suatu obyek tercerminkan dalam berbagai cara
oleh berbagai ce.min ; ada yang mempertunjukkan
bayangan yang lurus, ada pula yang baur, ada
yang jelas dan yang lainnla kabur. Sebuah cermin
mungkin telah sedemikian rusak sehingga bisa
membuat bentuk yang indah sekalipun tampak
buruk, dan sescorang mungkin mcmbau,a sebuah

lll
hati yang sedemikian gelap dan kotor ke akhirat,
sehingga penglihatan yang bagi oranS lain melupa-
kan sumber kebahagiaan dan kedamaian, baginya
malah menjadi sumber kesedihan. Seseorang
yang di hatinya cinta terhadap Tuhan telah meng-
ungguli yang lain akan menghirup lebih banyak
kebahagiaan dad penglihatan ini dibanding orang
yang di hatilya cinta itu tak sedemikian un88!l;
persis seperti halnya dua manusia yang sama
memiliki pandangan mata yang tajam, ketika
menatap sebentuk wajah yang cantik, maka orang
yang telah mencintai pemilik wajah itu akan lebih
berbahagia dalam menatapnya daripada orang
yang tidak menci[ta. Agar bisa menikmati ke-
bahadaan sempuma, pengetahuan saja tanpa
disertai cinta belumlah cukup. Dall cinta akan
Allah tak bisa flemenuhi hali manusia sebelum
ia disucikan dari cinra akan dunia yanS hanya
bisa didapatkan dengan zuhud. Ketika berada
di dunia ini. keadaan manusia berkenaan dengan
menunpak Allah adalah seperti seorang pencinta
yang akan melihat wajahkasihnya di keremangan
fajar, sementala pakaiannya dipcnuhi delgan
lebah dan kalajengking yang terus menerus me-
nyiksanya. Tetapi jika matahari terbit dan menam-
pakkan wajah san8 kekasii dalam segenap ke-
indahannya dan binatang berbisa berhcnti me-
nyiksanya, maka kebahagiaan sang pencipla akan
menjadi sepe.ti kecintaan hamba AIlah yang
setelah keluar dari keremangan dan terbebaskan

114
dari bala yang menyika di dunia ini, melihatNya
tanpa tirai. Abu Sulaiman berkata: "Orang yang
sibuk dengan didnya s€karang, akan sibuk dengan
dirinya kelak; dan orang yang tersibukkan deng.an
Allah sekarang, akan tersibukkan denganNya
kelak."
Yahya lbnu Mu'adz medwayatkn bahwa ia
mengamati Bayazid Bistami dalam shalatnya
sepanjang malam. Ketika telah selesai, Bayazid
berdiri dan berkata: "O Tuhanl Beberapa hamba
telah memifita dan mendapatkan kemampuan
untuk membuat mukjizat, be{alan di atas per-
mukaa[ air, terbang di udara, tapi bukan semua
itu yang kumintal bebempa yang lain telal me-
minta dan mendapatkan harta benda, tapi bukan
itu pula yang kuminta." Kemudian Bayazid ber-
paling dan kelika melihat Yahya, ia bertanya:
"Engkaulah yang di sana itu Yahya?" Ia jawab:
"Ya." [a bertanya lagi: "Sejak kapan?" "Sudah
sejak lama." Kemudian Yahya memintanya agar
mengungkapkan beberapa pengalaftan ruhaniah-
nya- "Akan klungkapkan", jawab Bayazid, 'hpa-
apa yang hrlal unluk diceritakan kepadamu."
Yang Kuasa telah mempertunjukkan kerajaanNya
kepadaku, dari yang paling mulia hingga yang
tercrdah. Ia mengangkatku ke atas 'Arsy dan
KuniNya dan ketujuh lelangit. Kemudian Ia
berkata: 'Mintalah padaKu apa saja yang kau
ingini.' Saya jawab: 'Yi Allah! Tak kuingini
sesuatu pun selail Engkau.' 'Sesungguhnya,' kata-

lt5
Nya, 'engkau adalah hambalu.' "
Pada kali lain Balazid berkata: "Jika Allah
akan memberikan padamu keakaban dengan
diriNya atau lbrahim, L.ekuatan dalam doa Musa
dan keruharlian Isa, maka jagalah agar wajalmu
trrus mengarah kepadaNya s4ja, karena Ia memiliki
khazanah-khazanah yang bahkan melampaui
sernuanya ini." Suatu haai seorang sahabatnya
berkata kepadanya: "Selama tigapuluh tahun aku
telah belp'uasa di siang hari dan beEembahyang
dr ,nalam hari, tapi sama sekaLi tidak kudapati
kebahagiaan ruhaniah yang karnu sebut-sebut itu.''
Bayazid merjawab: "Kalaupun engkau berpuasa
dan bersembahyang selama tigaratus tahun, engkau
tetap tak akan mendapatinya." "Kenaps?" tanya
sang sahabat. "Karena," kata Bayazid, "perasaan
mementhgkan-diri-sendidrnu telah menjadi ttai
antara engkau dan Allah." "Jika demikian, katakan
padaku cara penyembuhannya." "Cara itu takkah
mungkin bisa kaulakanakan." Meskipun demikian
ketika sahabatnya itu rnemakanya untuk menS-
ungkapkarmya, Bayazid berkata: "Pergilah ke
tukang cukur terdekat dan mintalah ia untuk
fiencukur jenSgotmu. Bukalah semua pakaianmu
kecuali korset yang melingkari pinggangmu. Ambil-
lah sebuah kantong yang penuh dengan kenari,
Santungkan di lehemu, peryilah ke pasa! dan
berteriaklah: 'Setiap orang yang memukul ten8kuk-
ku akan mendapatkan buah kenari'. Kefitudian
lalam keadaan seperti itu pergilah ke tempat

I l6
para qadhi dan faqih." "Astaga!" kata temannya,
"saya benar-benar tak bisa melakukannya. Berilah
cara penycmbuhan yang lain." "ltu tadi adalah
pendahuluan yang harus dipenuhi u[tuk penyem-
buhannya." jawab Bayarid. 'Tapi. seba8ajmana
telah saya katakan padamu, engkau tak bisa
disembuhkan."
A.lasan Bayazid untuk menunjukkan cam
penyembuhan seperti itu adalah kenyataan bahwa
sahabatnya itu adalah seomng pengejar kedudukan
dan kehormatan yarlg ambisius. Ambisi dan kesom-
bongan adalah penyakit-penyakit yang hanya bisa
disembuhkan dengan cara-cara seperti itu. A.llah
berfirman kepada Isai "wahai Isa, jika Kulhat
dr hati para hambaKu kecrntaan yang mumi
terhadap diriKu yaflg tidak terkotori dengan nafsu-
nafsu memcntingkan diri-sendiri berkenaan dengan
dunia ini atau dunia yang akan datang, maka Aku
akan menjadi pedaga cinta itu." Juga ketika
orangSrang merninta Isa a.s. me[unjukkan amal
yang palinS mulia, ia menjawab: "Mencintai Allah
dan mema$ahkan diri kepada kehendakNya." Wali
Rabi'ah pemah ditanya chtakah ia kepada Nabi.
"Kecintaan kepada Sang Pencipta," katanya,
"telah mencegahku daai mencintai makhluk."
Ibrahim bin Adam dalam doanya berkata: "Ya
Allah, di mataku surga itu sendiri masih lebih
remeh daripada sebuah a8as jika dibafldingkan
dengan kecintaan kepadaMu dan kebahagiaan
mengingat Engkau yang telah KauanugeEhkan

7
kepadaku."
Oraog yang menduga bahwa mungkin saja
untuk medkmati kebahagiaan di akhirat tanpa
mencintai Allah, sudah terlalu jauh tersesat, karena
inti kehidupan mas:r yang akan datang adalah
unt!.k sampai kepada A]lah sebagairnana sampai
pada suatu obyek keingnan yang sudah lama
didambakan dan diraih melalui halangan{alaflgan
yang tak terbilang banyaknya. Penikmatan akan
Allah adalah kebahagiaan. Tapi jika ia tidak me-
miliki kesenangan akan Allah sebelumnya, ia tak
akan bergembira di dalamnya kelak; dan jika ke-
bahagiaannya di dalam A.llah sebelumnya sangat
kecil sekali, maka kelak ia pun akan kecil. Ringkas-
nya, kebalagiaan kita di masa datang al(an sama
percis kadamya denga! kecintaan kita kepada
Allah sekarang.
Tetapi na'udzu billah, jika dr dalam hati se-
seoiang telah tumbuh suatu kecintaan terhadap
sesuafu yang be entangan dengan Allah. maka
keadaan kehidupan akhirat akan sama sekali asing
baginya. Dan apa-apa yang ai(an membuat orang
lain bahagia akan membuatnya bersedih.
HaI ini bisa diterangkan dengan anekdot
bedkut ini. Seorang manusia pemaka[ bangkai
per8i ke sehuah pasar yang merLiual wangi-E?ngjan.
Ketika membaui aroma yang wangi ia jatuh
pingsan. Orang.orang mengerumuninya dan me-
mercikkan air bunSa maw3l padanya, lalu men-
dek^tkat misyk (minyak wangi) ke hidungnya;

118
tatapi ia malah menjadi makin parah. Akhimya
ses€orang datang; dia sendiri adalah juga pemakan
bangkai. Ia mendekatkan sampah ke hidung olang
itu, maka oranB itu segera sadar, mendesah penuh
kepuasan: "Wah, ini banr benaFbenar wangi-
wangian!" Jadi, di akhirat nanti manusia tak akai
lagi mendapati kenikmatin-kenikmatan cabul
dunia ini; kebalagiaan ruhaniah dunia itu akan
sama sek'ali baru bdginya dan malah akan mening-
katkan kebobrokannya. Karena, akhirat adalah
suatu dunia nrh dan merupakan pengejawantahan
dari keindahan Allah; kebahagiaan adalah bagi
manusia yang telah mengejamya dan tertadk
padanya. Semua kezuhudan, ibadah dan pengkaji
an-pengkajian a*an menjadikan rasa tedarik itu
sebagai tujuannya dan itu adalah cinta. Inilah arti
dari ayat al-Qur'an: "Orung yang telah menlucikan
iiyranya akxn berbahagia." Dosa-dosa dan syahwat
langsung hertentangan dengrn pencapaian rasa
tertarik ini. Oleh karena itu. al-Qur'an berkata:
"Dan <trang yang mengotori iiwonya akan merugi."
Orang-orang yang dianugerahi wawasan ruhanial
telah benar-benar memahami kebenamn ifli sebagai
suatu kenyataan pengalaman, bllkan sekadar
sebuah pepatah tradisional belaka. Pencerapan
mereka yang amat jelas terhadap kebenaran ini
flembawa mereka kepada keyakinan bahwa olang
yanS membawa kebenamn itu adalah benar-benar
seorang Nabi, sebaSaimana yakinnya seseorang
yang telai mempelajali pengobatan ketika ia men-

119
dengalkan omongan scorang dokter. Ini adalah
sejenis keyakinatr yang tidak membutuhkan
dukungan berupa ukjizat-mukjizat, seperti
mengubah sebatang kayu menjadi seekor ular
yang masih mungkin digoncan
mukjizat-mukjizat luar biasa
dilakukan oleh para ahli sihir.

Tanda-tanda Kecintaan kepada


tsaflyak orang mengaku te
tetapi masing-masug mesti me
berkenaan dengan kemumian cinta yang
'niliki.
Ujian pettann adalah: dia mesti tidak membenci
pikiran tentang mati, karcna tak ada seorang
"teman" pun yang ketakutan ketika akan bertemu
dengan "tema["nya. Nabi saw. berkata: ''.trpa
yang ingin melihdr Allah, A ah pun ihgin ,helihat-
nya- "Me'x,tng benar bahwa seorang pencinta Allah
yang ikhlas mungkin saja bisa tak:ut akan kematian
sebelum ia menyelesaikan p€rsiapannya unuk ke
akhirat, tapi jika ia ikhlas ia akan rajin dalam
membuat persiapan-persiapan itu.
tljian keikllasan yang kedua ialah seseorang
mesti rela mengorbankan kehendaknya d€mi
kehendak Allah; mesti berp€gang erat-erat kepada
apa yang dembauanya lebih dekat kepada Allah;
dan mesti menjauhkalr did dad tempat-tempat
yang menyebabkan ia berada jauh dari Allah.
Kenyataan bahwa seseorang telah berbuat dosa

120
bukanlah bukti bahwa dia tidak mencintai Allah
sama sekali, tetapi hal itu hanya flembuktikan
bahwa ia tidak mencintaiNya dengan sepenuh
hati. Wali Fudhail berkata pada s€seoranS: "Jika
seseorang bertanya kepadamu, Cirltakah engkau
kepada Allah, mal(a diamlah! karena jika engkau
berkata:'Saya tidak mencintaiNya,' maka engkau
mer\iadi seorang kafir; dan jika engkau berkata:
'Ya, saya mencintai Allah,' padahal perbuatan-
perbuatlnrnu berte[tangan deogan itu."
Ujian yang ketiga adalah bahwa dziktullah
mesti secara otomatis tefl.rs tetap segar di dalafi
hati manusia. Karena, jika seseorang memarg
mencintai, maka ia akan terus menginSat'ingat:
dan iika cintanya itu sempuma, maka ia tak akan
pernah melupakan-Nya. Meskipun demikian.
memang mungkin terjadi bahwa sementara ke-
cintaan kepada Allah tidak menempati tempat
utama di hati seseorang, kecintaan akankecintaan
kepada Allahlah yang berada di tempat itu, karena
cinta adaiah sesuatu dan kecintaan akrn cinta
adalah sesuatu yang lain.

Ujian keempat adalah bahwa ia akan men-


cintai al-Qur'a,t yang merupakan fiman A.llah -
dan Muhammad \abiyullah. Jrka cinranya flenrang
benar-benar kuat, ia akan mencintai semua mallu-
sia- kar€ra mereka semua adalah hamba-hamba
Allah. Malah cintanya akan melingkupi semua
makhluk, karena orang yang mencintai seseomng

l2l
akan mencintai karya-karya cipta dan tulisan
tangannya.
Ujian yang kelina ia akan bersikap
^dalah,tujuan ibadal. Ia
tarnak terhadap 'uzhh vnt[k
akan terus mendambakah datangnya ftalam aga!
bisa berhubungan dengan Temannya tanpa halaflg-
an. Jika ia lebih menyukai bercakap-cakap di siang
hari .Ian tidur di malam hari daripada 'uzlah seperlj.
itu, maka cintarya itu tidak sempuma. Allah
berkata kepada Daud a.s. : "Jangafl terlalu dekat
dengan manusia, karefla ada dua jenis orang yang
menghalarui kehadiranKu: onng-orang y:ug ber-
nafsu untuk mencari imbalan dan kemudian
semangatnya meogendor ketika telah mendapat-
kannya, dan orang-omng yang lebih menyukai
pikiran-pikirannya sendiri daripada mengingatKu.
Tanda-tanda ketidak- dhaanKu adalah bahwa Aku
meninSSalkannya sendiri.
"Sebenamyalah, jika kecintaa! kepada Atlah
benar-ben& menguasai hati manusia, maka semua
cinta kepada yang lain pun akan hilang. Salah
scorang dari Bani lsrail mempunyai kebiasaan
untuk sembahyang di malam hari. Tetapi keti-ka
tahu bahwa seekor burung biasa bemyanyi dengan
sanSat merdu di atas sebatang pohon, ia pun mulai
bcrsembahyang di bawah pohon itu agar dapat
medkmati kesenangan mendengarklm burung itu.
Allah memerintahkafl Daud untuk pergi dan
bcrkata kepadanya: "Engkau telah mencarnpur-
kan kecintaan kepada seekor burung yang merdu

I l:

Anda mungkin juga menyukai