Anda di halaman 1dari 16

Vol.3 No.

2 Juli 2022 4951


……………………………………………………………………………………………………...
PENGARUH PENGAWASAN ATASAN MELEKAT TERHADAP KINERJA GURU
PAUD DENGAN MEDIASI PEMBELAJARAN ORGANISASI
(Studi Empiris Pada Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Serang)

Oleh
Vera Maria1), Agus Tiar2)
1,2 Jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Banten


Email:

Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of inherent supervisor supervision on the
performance of PAUD teachers in Serang Regency by mediating organizational learning.
Optimization of early childhood education can be achieved by high-performing PAUD teachers so
that learning activities through play activities can carry out optimal targets. The research method
uses quantitative methods with causal design. Sampling technique using purposive sampling with
the number of samples obtained by 44 respondents. Data analysis using multiple linear regression
and multiple test. Partial hypothesis testing, it is known that supervisor supervision is inherent and
organizational learning has a positive effect on the performance of PAUD teachers partially. While
the supervision of inherent superiors has no effect on organizational learning. Hypothesis testing
with the mediating effect, it is known that organizational learning mediates the influence of
supervisor supervision attached to the performance of PAUD teachers in Serang District
Keywords: Supervising Clinging On, Organizational Learning, Teacher PAUD.

PENDAHULUAN membantu pertumbuhan dan perkembangan


Pendidikan memiliki peranan yang jasmani dan rohani agar anak memiliki
penting dalam proses perkembangan hidup kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
seseorang yang dimulai dari usia dini. Terdapat lanjut.
beberapa jenjang atau tingkatan pendidikan non Guru yang mengajar pada Pendidikan
formal yang diperuntukkan bagi anak-anak, Anak Usia Dini (PAUD) menjadi subyek atau
diantaranya Taman Kanak-Kanak (TK), pendidik yang berperan sentral dalam
Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS). melalui kegiatan bermain. Kinerja guru dalam
Melalui Pendidikan Anak Usia Dini, anak dapat konteks tugasnya sebagai pendidik
distimulasi dengan berbagai cara sehingga anak berkewajiban untuk merencanakan
dapat berkembang sesuai dengan tingkat usia pembelajaran, melaksanakan proses
anak, baik yang menyangkut perkembangan pembelajaran yang bermutu serta menilai dan
nilai-nilai agama dan moral, bahasa, kognitif, mengevaluasi hasil pembelajaran melalui
sosial emosional dan motorik. Menurut kegiatan bermain di sekolah untuk mencapai
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1 oleh institusi pendidikan tempatnya mengajar
pasal 14 menyatakan Pendidikan Anak Usia (Surjana, 2016). Dengan kata lain, pentingnya
Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan peranan guru PAUD adalah untuk mencapai
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai target perkembangan motorik, baik motorik
usia enam tahun yang dilakukan melalui halus dan motorik kasar anak usia dini sebagai
pemberian rangsangan pendidikan untuk target umum dari penyelenggaran pendidikan

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
4952 Vol.3 No.2 Juli 2022
………………………………………………………………………………………………………
anak usia dini, maka dari itu guru dituntut untuk sistem pengendalian interaktif (interactive
memberikan kinerjanya yang terbaik. control sistem). Sistem pengendalian
Pada dasarnya kinerja mengarah kepada diagnostik merupakan sistem yang diarahkan
kemampuan seorang pegawai dalam untuk memonitor hasil-hasil dari organisasi dan
melaksanakan keseluruhan tugas-tugas sesuai membandingkan hasil untuk menetapkan
dengan tanggung jawabnya yang didasarkan standar kinerja dengan tujuan memperbaiki
kepada aturan dan indikator-indikator penyimpangan dari standar kinerja yang ada,
keberhasilan yang ditetapkan organisasi. dimana memfungsikan pimpinan untuk dapat
Mulyasa (2018) mengemukakan kinerja guru memotivasi dan menyelaraskan perilaku
merupakan gambaran tentang pengetahuan, bawahannya dengan tujuan organisasi. Sistem
keterampilan, nilai, dan sikap guru dalam pengendalian interaktif adalah sistem
melaksanakan tugas dan fungsinya yang pengendalian yang memfungsikan pimpinan
ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan dan secara aktif melibatkan diri kedalam
prestasi kerjanya. Guru yang dapat dikatakan pengambilan keputusan dan aktifitas
profesional harus memenuhi empat kompetensi bawahannya melalui pelaksanaan komunikasi
guru yang telah ditetapkan dalam Undang- dua arah yang kohesif, yakni antara atasan dan
undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun bawahan.
2005 Tentang Guru dan Dosen, yaitu Penerapan sistem pengendalian pada
kompetensi pedagogik, kompetensi suatu organisasi, salah satunya di instansi
kepribadian, kompetensi professional dan pemerintah atau institusi yang berada di bawah
kompetensi sosial. naungan pemerintah agar kegiatan operasional
Upaya yang dapat ditempuh untuk organisasi dapat sesuai rencana dan sesuai
meningkatkan kinerja guru diantaranya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
penerapan sistem pengendalian manajemen. dilakukan dengan cara pelaksanaan
Sistem pengendalian manajemen membuat pengawasan melekat. Keputusan Menteri
pimpinan pada suatu organisasi dapat mengatur Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan)
aktifitas organisasi melalui pengendalian agar Nomor 46 Tahun 2004 Tentang Petunjuk
kinerja dari bawahannya mengarah kepada Pelaksanaan Pengawasan Melekat menyatakan
tujuan organisasi. Sistem pengendalian pengawasan melekat adalah salah satu bentuk
manajemen (SPM) merupakan salah satu dari pengendalian aparatur pemerintah di setiap
beberapa tipe aktivitas perencanaan dan instansi dan satuan organisasi yang berada di
pengendalian yang ada dalam suatu organisasi. bawah naungan pemerintah dalam
Majed (2018) menyatakan fungsi dari sistem meningkatkan mutu kinerja di dalam
pengendalian manajemen adalah memastikan melaksanakan tugasnya agar tujuan Instansi
kebijakan dan arahan dari pimpinan telah dapat tercapai secara efektif dan efisien.
dijalankan oleh bawahan, dimana pengendalian Pengawasan melekat dapat diwujudkan melalui
manajemen yang dilaksanakan secara kegiatan pemantauan, pemeriksaan dan
berkelanjutan akan memperbesar peluang penilaian yang dilakukan pimpinan kepada para
organisasi dapat melaksanakan program kerja bawahannya atas pelaksanaan pekerjaannya.
sehingga mampu mencapai target yang telah Hasil pengawasan melekat dapat berupa
ditetapkan. rekomendasi bagi perbaikan pelaksanaan atau
Henri (2016) menyatakan sistem perbaikan perencanaan pada organisasi terkait.
pengendalian manajemen yang umumnya Selain itu, faktor lainnya yang dapat
digunakan oleh suatu organisasi terbagi mempengaruhi kinerja guru adalah
menjadi 2 kategori, yaitu sistem pengendalian pembelajaran organisasi (Organizational
diagnostik (diagnostic control sistem) dan Learning). Senge dalam Ayuningtyas (2017)
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.2 Juli 2022 4953
……………………………………………………………………………………………………...
menyatakan pembelajaran organisasi adalah Rumusan Masalah
organisasi yang memberikan kesempatan dan Rumusan masalah dalam penelitian ini
mendorong setiap individu yang ada dalam sebagai berikut:
organisasi tersebut untuk terus belajar dan 1. Apakah terdapat pengaruh dari
memperluas kapasitas yang telah dimilikinya pengawasan atasan melekat terhadap
saat ini untuk dapat terus mengalami kinerja guru PAUD di Kabupaten
peningkatan. Orang-orang tersebut dibina dan Serang ?
dikembangkan sehingga mereka berani dan 2. Apakah terdapat pengaruh dari
terbuka dalam upaya menyampaikan gagasan pembelajaran aparatur pemerintah daerah
untuk meningkatkan kinerja organisasi. Pada terhadap kinerja guru PAUD di
pembelajaran organiasasi, proses pembelajaran Kabupaten Serang ?
akan tergantung kepada individu atau guru yang 3. Apakah terdapat pengaruh dari
dimiliki setiap institusi pendidikan terkait, pengawasan atasan melekat terhadap
karena mereka adalah pelaku atau subyek pembelajaran organisasi pada guru
pembelajaran organisasi. Pembelajaran PAUD di Kabupaten Serang ?
organisasi sangatlah dibutuhkan agar 4. Apakah pembelajaran organisasi dapat
seseorang, dalam hal ini guru memperoleh memediasi pengaruh pengawasan atasan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan melekat terhadap kinerja guru PAUD di
yang diperolehnya melalui pembelajaran Kabupaten Serang ?
organisasi. Pembelajaran organisasi yang Tujuan Penelitian
dilakukan secara terprogram dan berkelanjutan Tujuan pelaksanaan penelitian ini
akan memperkuat budaya organisasi, sebagai berikut :
meningkatkan etos kerja, meningkatkan 1. Untuk mengetahui pengaruh pengawasan
disiplin kerja, membentuk karakter atasan melekat berpengaruh terhadap
professionalisme, menciptakan komitmen kinerja guru PAUD di Kabupaten Serang.
organisasi dan membiasakan bekerja dengan 2. Untuk mengetahui pengaruh
orientasi kinerja tinggi. pembelajaran aparatur pemerintah daerah
Penelitian ini merupakan pengembangan terhadap pembelajaran organisasi pada
dari penelitian Henry (2016) dengan judul guru PAUD di Kabupaten Serang.
“Management Control Sistems and Strategy; a 3. Untuk mengetahui pengaruh pengawasan
Resource Based Perspective”. Perbedaan atasan melekat terhadap pembelajaran
penelitian terdapat pada populasi, dimana organisasi pada guru PAUD di
sebelumnya populasinya adalah pegawai yang Kabupaten Serang.
bekerja pada perusahaan swasta sedangkan 4. Untuk mengetahui pembelajaran
penelitian ini populasinya adalah guru yang organisasi dapat memediasi pengaruh
mengajar di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini pengawasan atasan melekat terhadap
(PAUD). Kemudian peneliti melakukan kinerja guru PAUD di Kabupaten Serang.
pengembangan dengan menambahkan
pembelajaran organisasi sebagai variabel LANDASAN TEORI
intervening. Hal ini didasarkan kepada Teori Sistem Pengendalian Manajemen
pertimbangan bahwa pembelajaran organisasi Sistem pengendalian manajemen (SPM)
merupakan hal yang penting dan umumnya merupakan salah satu dari beberapa tipe
dilaksanakan oleh setiap organisasi untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian yang
meningkatkan kinerja guru. ada dalam suatu organisasi. SPM adalah
kegiatan pengendalian yang dilakukan dengan
cara memantau kegiatan-kegiatan yang ada

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
4954 Vol.3 No.2 Juli 2022
………………………………………………………………………………………………………
didalam suatu organisasi untuk dapat pengambilan keputusan dan aktifitas
memberikan informasi dan memberikan bawahnnya melalui pelaksanaan komunikasi
keyakinan bagi manajemen dalam proses dua arah, yaitu antara atasan dan bawahan.
pengambilan keputusan, perencanaan dan Teori Pengawasan Atasan Melekat
evaluasi (Majed, 2018). Fungsi dari sistem Dharma (2016) menyatakan pengawasan
pengendalian manajemen adalah memastikan melekat atau sistem pengendalian manajemen
kebijakan dan arahan dari pimpinan telah merupakan pengawasan yang berjalan secara
dijalankan oleh bawahan sebagaimana otomatis yang terbentuk oleh sistem kerja dan
mestinya, dimana pengendalian manajemen apabila mendapatkan kesalahan,
yang dilaksanakan secara berkelanjutan akan pelaksana/pimpinan langsung melakukan
memperbesar peluang organisasi untuk dapat koreksi bahkan berusaha sedini mungkin untuk
merealisasikan program kerjanya. mencegah terjadinya kesalahan. Sedangkan
Selain itu, Sunarto (2017) Hafrizal (2018) menyatakan pengawasan
mengemukakan sistem pengendalian melekat merupakan sesuatu yang sangat luas
manajemen adalah sistem yang digunakan yang meliputi pengendalian yang didasarkan
untuk merencanakan berbagai kegiatan atas informasi akuntansi dari perencanaan,
perwujudan visi organisasi melalui misi yang pemantauan ektivitas, pengukuran kinerja dan
telah dipilih dan untuk mengimplementasikan mekanisme integratif. Pengawasan melekat
dan pelaksanaan rencana kegitan tersebut. dapat diwujudkan melalui kegiatan
Dengan kata lain, SPM menjadi alat bagi pihak pemantauan, pemeriksaan dan penilaian yang
manajemen untuk bagaimana menjalankan dilakukan pimpinan kepada bawahannya atas
fungsi-fungsi manajemen dengan baik. Oleh pelaksanaan pekerjaannya dilihat dari
karena itu, sistem pengendalian manajemen kebijakan maupun program kerja yang telah
pada dasarnya merupakan suatu sistem yang ditetapkan. Adapun hasil pengawasan melekat
disusun dari komponen-komponen yang saling dapat berupa rekomendasi bagi perbaikan
melengkapi dan harus digunakan secara pelaksanaan atau perbaikan perencanaan bagi
bersama-sama agar mempunyai kekuatan organisasi yang bersangkutan.
dalam pelaksanaannya. Pandoyo (2017) merumuskan proses atau
Henri (2016) menyatakan sistem langkah-langkah yang dapat digunakan sebagai
pengendalian manajemen yang umumnya indikator dalam proses pengawasan atasan
digunakan oleh suatu organisasi terbagi melekat sebagai berikut :
menjadi 2 kategori, yaitu sistem pengendalian 1. Menentukan ukuran atau pedoman baku
diagnostik (diagnostic control sistem) dan atau standar.
sistem pengendalian interaktif (interactive Standar terlebih dahulu harus ditetapkan.
control sistem). Sistem pengendalian Ini tidak lain suatu model atau suatu
diagnostik merupakan sistem yang diarahkan ketentuan yang telah diterima bersama
untuk memonitor hasil-hasil dari organisasi dan atau yang telah ditentukan oleh pihak
membandingkan hasil untuk menetapkan yang berwenang. Standar mengandung
standar kinerja dengan tujuan memperbaiki arti sebagai suatu satuan pengukuran
penyimpangan dari standar kinerja yang ada, yang dapat digunakan sebagai patokan
dimana memfungsikan pimpinan untuk dapat untuk penilaian hasil-hasil.
memotivasi dan menyelaraskan perilaku 2. Mengadakan penilaian atau pengukuran
pegawai dengan tujuan organisasi. Sistem terhadap pekerjaan yang sudah
pengendalian interaktif adalah sistem dikerjakan.
pengendalian yang memfungsikan pimpinan Penilaian yang dilakukan oleh pengawas
secara aktif melibatkan diri kedalam dengan melihat hasil kerjanya dan
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.2 Juli 2022 4955
……………………………………………………………………………………………………...
laporan tertulisnya. Ini dapat dilakukan pembelajaran organisasi. Pembelajaran
dengan melalui antara lain : laporan (lisan organisasi sangatlah dibutuhkan agar setiap
atau tertulis), inspeksi atau pengawasan anggota organisasi memperoleh peningkatan
langsung, pertemuan/konperensi dengan pengetahuan dan keterampilan yang
pegawai yang bersangkutan, survei yang diperolehnya melalui pembelajaran organisasi.
dilakukan oleh tenaga staf ahli atas pihak Pembelajaran organisasi yang dilakukan secara
tertentu. terprogram dan berkelanjutan akan
3. Membandingkan antara pelaksanaan memperkuat budaya organisasi, meningkatkan
pekerjaan dengan standar yang ada untuk etos kerja pegawai, meningkatkan disiplin
mengetahui penyimpangan yang terjadi. kerja, membentuk karakter professionalisme,
Ini dilakukan untuk pembandingan antara menciptakan komitmen organisasi dan
hasil pengukuran tadi dengan standar, membiasakan pegawai bekerja dengan orientasi
dengan maksud mengetahui apakah kinerja tinggi.
diantaranya terdapat suatu perbedaan dan Baedhowi (2017) menyatakan orientasi
jika ada seberapa besarnya perbedaan, pembelajaran pada pegawai menjadi salah satu
kemudian menentukan perbedaan itu faktor penting dalam upaya meningkatkan
perlu diperbaiki atau tidak. kinerja pegawai, hal ini mengingat pegawai
4. Mengadakan perbaikan atau pembetulan yang memiliki orientasi pembelajaran yang
atas penyimpangan yang terjadi, sehingga tinggi akan mempunyai keinginan untuk
pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan mendapat pengakuan atau eksistensi dari
apa yang direncanakan. lingkungannya sebagai bentuk motivasi
Melakukan tindakan koreksi atau berprestasi dan akan mendorong pegawai untuk
perbaikan apabila hasil analisa mengeluarkan upaya yang lebih besar yang
menunjukkan adanya tindakan koreksi, kemudian membawa pada kinerja yang lebih
tindakan ini harus diambil. Tindakan tinggi. Upaya pembinaan pegawai harus
koreksi dapat diambil dalam berbagai diutamakan menyadari pegawai merupakan
bentuk. Standar kerja mungkin diubah, aset utama dari suatu organisasi yang apabila
pelaksanaan kerja yang diperbaiki atau dibina dan dikembangkan kemampuannya
keduanya dilakukan bersamaan dan mereka akan lebih berani dan terbuka dalam
evaluasi perencanaan. upaya menyampaikan gagasan untuk
Teori Pembelajaran Organisasi meningkatkan kinerja organisasi.
Senge dalam Ayuningtyas (2017) Pada pembelajaran organiasasi, proses
menyatakan pembelajaran organisasi adalah pembelajaran akan tergantung kepada individu
organisasi yang memberikan kesempatan dan atau pegawai yang dimiliki setiap instansi
mendorong setiap individu yang ada dalam terkait, karena mereka adalah subyek
organisasi tersebut untuk terus belajar dan pembelajaran organisasi. Kemampuan
memperluas kapasitas yang telah dimilikinya pembelajaran organisasi menjadi ukuran
saat ini untuk dapat terus mengalami kapabilitas organisasi, sering didapatkan
peningkatan. Orang-orang tersebut dibina dan adanya beberapa anggota organisasi walaupun
dikembangkan sehingga mereka berani dan telah mengetahui cara mempebaiki kinerja
terbuka dalam upaya menyampaikan gagasan organisasi, tetapi karena tidak diberikan
untuk meningkatkan kinerja organisasi. Pada kesempatan untuk mewujudkan teorinya maka
pembelajaran organiasasi, proses pembelajaran organisasinya terlambat untuk melakukan
akan tergantung kepada individu atau pegawai perbaikan praktek yang sedang berjalan,
yang dimiliki oleh suatu organisass, karena organisasi yang baik adalah organisasi yang
mereka adalah pelaku atau subyek selalu mengembangkan perbaikan struktur

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
4956 Vol.3 No.2 Juli 2022
………………………………………………………………………………………………………
organisasinya sehingga perbaikan praktek Marihot (2017) menyatakan faktor-faktor
organisasi dapat berjalan baik sehingga yang mempengaruhi kinerja seseorang dalam
kapabilitas organisasinya dapat mengalami melaksanakan tanggung jawab pekerjaannya
peningkatan. antara lain :
Luo (2017) menyatakan bahwa proses 1. Kuantitas Pekerjaan (Quantity of Work).
pembelajaran individu dalam suatu organisasi Merupakan volume atau banyaknya
sebagai upaya peningkatan kapabilitas beban pekerjaan atau jumlah yang harus
organisasi dapat diukur menggunakan indikator diselesaikan oleh seseorang pegawai
sebagai berikut : diukur dari kemampuan secara kuantitatif
1. Kemampuan individu dalam belajar atas di dalam mencapai target atau hasil kerja
situasi lingkungan yang ada. sesuai dengan apa yang dibebankan.
2. Pelatihan dan pendidikan yang dilakukan 2. Kualitas Pekerjaan (Quality of Work).
oleh organisasi. Merupakan tingkat sejauh mana
3. Peningkatan nilai pembelajaran individu pekerjaan itu baik atau buruk buat
dalam organisasi. pegawai ini dapat dilihat dari segi
4. Mampu memahami kebutuhan masa yang ketelitian, kerapian kerja, kecepatan
akan datang. untuk menyelesaikan pekerjaan,
Teori Kinerja Aparatur Pemerintah keterampilan dan kecekatan pegawai
Kinerja merupakan aspek penting dalam dalam bekerja.
upaya pencapaian tujuan organisasi. Dengan 3. Pengetahuan Kerja (Job Knowledge).
kinerja pegawai yang baik, maka suatu Merupakan proses penempatan seseorang
organisasi tersebut akan dapat mencapai tujuan pegawai yang disesuaikan dengan
yang diinginkannya. Kinerja merupakan background pendidikan atau keahliannya
gambaran mengenai tingkat pencapaian dalam suatu pekerjaan. Hal ini dapat
pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, ditinjau dari kemampuan pegawai dalam
dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, memahami hal-hal berkaitan dengan
dan visi organisasi tersebut (Bastian, 2016). tugas mereka.
Selain itu Mangkunegara (2016) menyatakan 4. Kerjasama Tim (Team Work)
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan Merupakan upaya kerjasama antar
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai sesama pegawai dalam menyelesaikan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan suatu pekerjaan. Kerjasama tidak hanya
tanggung jawab. sebatas vertikal atau kerjasama antar
Sedarmayanti (2017) mendefinisikan pegawai, akan tetapi kerjasama secara
kinerja sebagai hasil atau tingkat keberhasilan horisontal pun merupakan faktor yang
seseorang secara keseluruhan dalam sangat penting dalam kehidupan
melaksanakan tugas dibandingkan standar yang berorganisasi yaitu dimana pimpinan
telah ditetapkan. Adapun Irawan (2015) organisasi dan para pegawainya terjalin
menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang suatu hubungan yang kondusif dan
bersifat konkret, dapat diamati, dan dapat menghasilkan hubungan timbal balik
diukur. Dengan demikian apabila hasil kerja yang saling menguntungkan.
ingin menempati nilai baik maka dalam bekerja 5. Kreatifitas (Creatifity).
harus benar-benar disiplin dalam segala hal Merupakan kemampuan seseorang
yang positif. Sederhananya, kinerja merupakan pegawai dalam menyelesaikan setiap
produk dari kegiatan administrasi, yaitu pekerjaan dengan cara-cara atau inisiatif
kegiatan kerjasama dalam sebuah organisasi sendiri dianggap efektif dan efisien serta
untuk mencapai tujuan. mampu menciptakan perubahan guna
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.2 Juli 2022 4957
……………………………………………………………………………………………………...
untuk melakukan perbaikan demi Upaya yang dapat ditempuh untuk
kemajuan organisasi. meningkatkan kinerja guru diantaranya dengan
Penelitian Terdahulu penerapan sistem pengendalian manajemen.
Penelitian terdahulu yang pernah Sistem pengendalian manajemen membuat
dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya dapat pimpinan pada suatu organisasi dapat mengatur
digunakan sebagai referensi. Penelitian yang aktifitas organisasi melalui pengendalian agar
pernah dilakukan sebelumnya disajikan pada kinerja dari bawahannya mengarah kepada
tabel berikut ini : tujuan organisasi. Sistem pengendalian
Tabel 1. Penelitian Terdahulu manajemen (SPM) merupakan salah satu dari
beberapa tipe aktivitas perencanaan dan
pengendalian yang ada dalam suatu organisasi.
Majed (2018) menyatakan fungsi dari sistem
pengendalian manajemen adalah memastikan
kebijakan dan arahan dari pimpinan telah
dijalankan oleh bawahan, dimana pengendalian
manajemen yang dilaksanakan secara
berkelanjutan akan memperbesar peluang
organisasi dapat melaksanakan program kerja
sehingga mampu mencapai target yang telah
ditetapkan.
Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (Menpan) Nomor 46 Tahun
2004 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Sumber : Data diolah, 2019 Pengawasan Melekat menyatakan pengawasan
Pengembangan Hipotesis melekat adalah salah satu bentuk pengendalian
1. Pengaruh Pengawasan Atasan Melekat aparatur pemerintah di setiap instansi
Terhadap Kinerja Guru PAUD pemerintah dan institusi di bawah naungan
Pada dasarnya kinerja mengarah kepada pemerintah dalam meningkatkan mutu kinerja
kemampuan seorang pegawai dalam dalam melaksanakan tugasnya agar tujuan
melaksanakan keseluruhan tugas-tugas sesuai Instansi dapat tercapai secara efektif dan
dengan tanggung jawabnya yang didasarkan efisien. Pengawasan melekat yang berjalan
kepada aturan dan indikator-indikator secara otomatis akan membentuk sistem kerja
keberhasilan yang ditetapkan organisasi. dan apabila mendapatkan kesalahan,
Mulyasa (2018) mengemukakan kinerja guru pelaksana/pimpinan satuan kerja langsung
merupakan gambaran tentang pengetahuan, melakukan koreksi bahkan berusaha sedini
keterampilan, nilai, dan sikap guru dalam mungkin untuk mencegah terjadinya kesalahan.
melaksanakan tugas dan fungsinya yang Pengawasan melekat dapat diwujudkan melalui
ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan dan kegiatan pemantauan, pemeriksaan dan
prestasi kerjanya. Guru yang dapat dikatakan penilaian yang dilakukan pimpinan kepada
profesional harus memenuhi empat kompetensi bawahannya atas hasil pekerjaannya. Hipotesis
guru yang telah ditetapkan dalam Undang- yang diajukan sebagai berikut:
undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun H1: Pengawasan atasan melekat berpengaruh
2005 Tentang Guru dan Dosen, yaitu positif terhadap kinerja guru PAUD.
kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi professional dan
kompetensi sosial.
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
4958 Vol.3 No.2 Juli 2022
………………………………………………………………………………………………………
2. Pengaruh Pembelajaran Organisasi menciptakan komitmen organisasi dan
Terhadap Kinerja Guru PAUD memiliki orientasi kinerja tinggi.
Baedhowi (2017) menyatakan orientasi Pada pembelajaran organiasasi, proses
pembelajaran pada pegawai menjadi salah satu pembelajaran akan tergantung kepada individu
faktor penting dalam upaya meningkatkan atau pegawai yang dimiliki setiap instansi
kinerja pegawai, hal ini mengingat pegawai terkait, karena mereka adalah subyek
yang memiliki orientasi pembelajaran yang pembelajaran organisasi. Kemampuan
tinggi akan mempunyai keinginan untuk pembelajaran organisasi menjadi ukuran
mendapat pengakuan atau eksistensi dari kapabilitas organisasi, sering didapatkan
lingkungannya sebagai bentuk motivasi adanya beberapa anggota organisasi walaupun
berprestasi dan akan mendorong pegawai untuk telah mengetahui cara mempebaiki kinerja
mengeluarkan upaya yang lebih besar yang organisasi, tetapi karena tidak diberikan
kemudian membawa pada kinerja yang lebih kesempatan untuk mewujudkan teorinya maka
tinggi. Upaya pembinaan pegawai harus organisasinya terlambat untuk melakukan
diutamakan menyadari pegawai merupakan perbaikan praktek yang sedang berjalan,
aset utama dari suatu organisasi yang apabila organisasi yang baik adalah organisasi yang
dibina dan dikembangkan kemampuannya selalu mengembangkan perbaikan struktur
mereka akan lebih berani dan terbuka dalam organisasinya sehingga perbaikan praktek
upaya menyampaikan gagasan untuk organisasi dapat berjalan baik sehingga
meningkatkan kinerja organisasi. kapabilitas organisasinya dapat mengalami
Pembelajaran organisasi adalah peningkatan.
organisasi yang memberikan kesempatan dan H2: Pembelajaran aparatur berpengaruh positif
mendorong setiap individu yang ada dalam terhadap kinerja guru PAUD.
organisasi tersebut untuk terus belajar dan 3. Pengaruh Pengawasan Atasan Melekat
memperluas kapasitas yang telah dimilikinya Terhadap Pembelajaran Organisasi
saat ini untuk dapat terus mengalami Pengawasan atasan melekat diciptakan
peningkatan (Senge dalam Ayuningtyas, 2017). oleh kombinasi dari sistem pengendalian
Orang-orang tersebut dibina dan dikembangkan diagnostik dan sistem pengendalian interaktif
sehingga mereka berani dan terbuka dalam memiliki pengaruh positif terhadap orientasi
upaya menyampaikan gagasan untuk pasar, kewirausahaan, inovasi dan kemampuan
meningkatkan kinerja organisasi. Pada pembelajaran organisasi, yang secara
pembelajaran organiasasi, proses pembelajaran bersamaan mempengaruhi kinerja. Dengan
akan tergantung kepada individu atau pegawai demikian, pengawasan atasan melekat tidak
yang dimiliki oleh suatu organisass, karena hanya mendukung implementasi strategi
mereka adalah pelaku atau subyek melalui sistem pengendalian diagnostik tetapi
pembelajaran organisasi. Pembelajaran juga membantu untuk menyesuaikan strategi
organisasi sangatlah dibutuhkan agar setiap diferensiasi yang muncul dari penggunaan
anggota organisasi memperoleh peningkatan sistem pengendalian interaktif dengan
pengetahuan dan keterampilan yang mengandalkan kegiatan komunikasi secara dua
diperolehnya melalui pembelajaran organisasi. arah antara pimpinan dengan bawahan.
Pembelajaran organisasi yang dilakukan secara Pada setiap organisasi perlu
terprogram dan berkelanjutan akan menggunakan pengawasan atasan melekat
memperkuat budaya organisasi, meningkatkan untuk memberikan fungsi yang akan saling
etos kerja pegawai, meningkatkan disiplin tergantung dan saling melengkapi. pengawasan
kerja, membentuk karakter professionalisme, atasan melekat diagnostik adalah sistem
pengendalian mekanistik yang berfokus pada
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.2 Juli 2022 4959
……………………………………………………………………………………………………...
pencapaian tujuan yang diprediksi. Sedangkan didapatkan adanya beberapa anggota organisasi
pengawasan atasan melekat interaktif adalah walaupun telah mengetahui cara mempebaiki
sistem organik dan memungkinkan yang kinerja organisasi, tetapi karena tidak diberikan
menekankan kreativitas dan inovasi Adanya kesempatan untuk mewujudkan teorinya maka
penggunaan pengawasan atasan melekat akan organisasinya terlambat untuk melakukan
melengkapi manfaat dari sistem pengendalian perbaikan praktek yang sedang berjalan,
dengan menyeimbangkan pengendalian dengan organisasi yang baik adalah organisasi yang
inovasi dan pembelajaran dalam organisasi selalu mengembangkan perbaikan struktur
tersebut. Hipotesis yang diajukan yaitu : organisasinya sehingga perbaikan praktek
H3: Pengawasan atasan melekat berpengaruh organisasi dapat berjalan baik sehingga
positif terhadap pembelajaran organisasi. kapabilitas organisasi akan mengalami
4. Pengaruh Pembelajaran Organisasi peningkatan. Hipotesis yang diajukan sebagai
Memediasi Pengaruh Pengawasan berikut:
Atasan Melekat Terhadap Kinerja H3: Pembelajaran organisasi memediasi
Guru PAUD pengaruh pengawasan atasan melekat terhadap
Pembelajaran organisasi adalah kinerja
organisasi yang memberikan kesempatan dan guru PAUD.
mendorong setiap individu yang ada dalam Model Penelitian
organisasi tersebut untuk terus belajar dan Gambar 1 Model Penelitian
memperluas kapasitas yang telah dimilikinya
saat ini untuk dapat terus mengalami
peningkatan (Senge dalam Ayuningtyas, 2017).
Orang-orang tersebut dibina dan dikembangkan
sehingga mereka berani dan terbuka dalam
upaya menyampaikan gagasan untuk
meningkatkan kinerja organisasi. Pada
pembelajaran organiasasi, proses pembelajaran
Sumber : Penelitian Henry (2016) dan Acquah
akan tergantung kepada individu atau pegawai
(2015)
yang dimiliki setiap instansi terkait, karena
Keterangan :
mereka adalah pelaku atau subyek
: Pengaruh Langsung
pembelajaran organisasi.
: Pengaruh Tidak Langsung
Orientasi pembelajaran pada pegawai
(Mediasi)
menjadi salah satu faktor penting dalam
meningkatkan kinerja pegawai, hal ini
METODE PENELITIAN
mengingat pegawai yang memiliki orientasi
Populasi dan Sampel
pembelajaran yang tinggi akan mempunyai
1. Populasi
keinginan untuk mendapat pengakuan atau
Populasi merupakan wilayah generalisasi
eksistensi dari lingkungannya sebagai bentuk
yang terdiri atas objek atau subjek yang
motivasi berprestasi dan akan mendorong
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
pegawai untuk mengeluarkan upaya yang lebih
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
besar yang kemudian membawa pada kinerja
dan kemudian ditarik kesimpulannya
yang lebih tinggi. Hal ini menyadari upaya
(Sugiyono, 2017). Peneliti menetapkan
pembinaan pegawai harus diutamakan karena
populasi dalam penelitian ini adalah guru yang
pegawai adalah aset utama organisasi.
bekerja di lembaga atau institusi pendidikan
Kemampuan pembelajaran organisasi
non formal tingkat Pendidikan Anak Usia Dini
menjadi ukuran kapabilitas organisasi, sering
(PAUD) di Kabupaten Serang.
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
4960 Vol.3 No.2 Juli 2022
………………………………………………………………………………………………………
2. Sampel Teknik Pengumpulan Data
Sampel adalah bagian dari jumlah dan Untuk tujuan pengumpulan data, peneliti
karakteristik yang dimiliki oleh populasi melakukannya dengan cara yang antara lain :
(Sugiyono, 2017). Sampel penelitian diambil 1. Studi kepustakaan (library research)
dengan menggunakan teknik purposive Teknik pengumpulan data berdasarkan
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel kepada buku literatur yang berhubungan
dengan berdasarkan kepada pertimbangan dengan teori dari masalah yang diteliti.
subjektif peneliti. Pertimbangan tersebut adalah 2. Studi lapangan (field research)
sampel penelitian dapat memberikan data atau Teknik pengumpulan data yang
informasi yang relevan dengan atau variabel dilakukan secara langsung di lapangan,
penelitian. studi lapangan dalam penelitian ini
Kriteria yang digunakan dalam penentuan dilakukan melakukan penyebaran
sampel dalam penelitian ini sebagai berikut : kuesioner.
1. Guru PAUD yang mengajar di lembaga Metode Analisis Data
atau institusi pendidikan Analisis regresi berganda digunakan
2. non formal tingkat Pendidikan Anak Usia untuk dapat memprediksi nilai koefisien regresi
Dini (PAUD) di Kabupaten Serang. pada setiap variabel dalam model penelitian.
3. Guru PAUD telah bekerja minimal 1 Selain itu, analisis regresi berganda juga
tahun untuk dapat memberikan penilaian digunakan untuk mengetahui nilai signifikansi
yang objektif. dari setiap variabel penelitian guna menjadi
Jenis dan Sumber Data dasar dalam melakukan pengujian hipotesis
Jenis data yang digunakan dalam dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini,
penelitian adalah data kuantitatif. Adapun peneliti membangun 2 model persamaan
sumber data yang digunakan dalam penelitian matematis. Persamaan model 1 merupakan
ini adalah data primer. Data primer dalam persamaan dari variabel kinerja guru PAUD,
penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan pengawasan atasan melekat dan pembelajaran
penyebaran kuesioner kepada responden. organisasi. Sugiyono (2017) menyatakan
Operasional Variabel persamaan matematis regresi berganda dengan
Pembahasan variabel, definisi variabel, rumus sebagai berikut :
dan skala dari masing-masing variabel dalam Y = α + β1X + β2Z + ε
penelitian ini disajikan pada tabel sebagai KNJ = α + β1 PAM + β2 PO + ε ...Model 1
berikut: Keterangan :
Tabel 2. Operasional Variabel KNJ = Kinerja Aparatur Pemerintah
Daerah (variabel tetap)
α = Konstansta
β = Koefisien regresi variabel
PAM = Pengawasan Atasan Melekat
(variabel bebas)
PO = Pembelajaran Organisasi
(variabel intervening)
ε = Standart error

Sedangkan persamaan model 2


merupakan persamaan dari variabel
pengawasan atasan melekat dan pembelajaran

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.2 Juli 2022 4961
……………………………………………………………………………………………………...
organisasi. Persamaan matematis regresi pengaruh tidak langsung (indirect effect)
sederhananya yaitu : menggunakan rumus sebagai berikut :
Y = α + βX + e Sab = b2Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2
PO = α + β1 PAM + ε ……Model 2
Keterangan :
PO = Pembelajaran Organisasi Dimana :
α = Konstanta Sab = Standart error indirect effect
βi = Koefisien regresi variabel a = Koefisien direct effect var. bebas
PAM = Pengawasan Atasan Melekat terhadap var. intervening
e = Standart Error (5%) b = Koefisien direct effect var. intervening
Uji Hipotesis terhadap var. tetap
1. Uji t Sa = Standart error dari koefisien a
Uji t (uji parsial) digunakan untuk Sb = Standart error dari koefisien b
mengetahui apakah secara individu atau parsial
terdapat pengaruh dari variabel bebas terhadap 2. Setelah memperoleh nilai Sab, maka
variabel tetapnya. Uji t pada penelitian ini langkah selanjutnya adalah mencari nilai
digunakan menguji hipotesis pertama (H1) dan thitung untuk dapat menguji signifikansi
hipotesis kedua (H2) yang bersumber dari pengaruh tidak langsung pengawasan
persamaan model 1. Adapun hipotesis ketiga atasan melekat terhadap kinerja aparatur
(H3) bersumber dari persamaan model 2. pemerintah daerah dengan pembelajaran
2. Uji Sobel Test aparatur pemerintah sebagai variabel
Uji analisis jalur (Path Analysis) intervening.
digunakan untuk mengetahui apakah ada atau Nilai thitung dapat diketahui menggunakan rumus
tidaknya pengaruh langsung antara variabel sebagai berikut :
independen terhadap variabel dependen
maupun pengaruh tidak langsung antara
variabel independen terhadap variabel
dependen melalui variabel intervening
(mediasi). Pada penelitian ini, penggunaan uji Dimana :
analisis jalur (Path Analysis) bertujuan untuk t = nilai thitung indirect effect
dapat melakukan hipotesis keempat (H4) yang ab = koefisien direct effect a dan b
diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini. Sab = Standart error indirect effect
Uji Sobel (Sobel Test) dengan strategi
Product of Coeeficient dinilai lebih mempunyai 3. Setelah memperoleh thitung, kemudian
kekuatan secara statistik daripada metode membandingkan dengan nilai ttabel yaitu =
formal lainnya termasuk pendekatan Baron dan 1,96 (nilai t mutlak) untuk signifikan
Kenny (Preacher dan Hayes, 2014). Uji sobel sebesar 0.05 (5%).
dilakukan dengan cara menguji kekuatan Pengambilan keputusan pengujian hipotesis
pengaruh tidak langsung variabel bebas didasarkan kepada kriteria sebagai
(variabel X) terhadap variabel tetap (variabel berikut :
Y) melalui variabel intervening (variabel Z). Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan
Preacher dan Hayes (2014) Ha ditolak, artinya tidak terdapat
mengemukakan langkah-langkah untuk pengaruh dari variabel bebas terhadap
melakukan Uji Sobel (Sobel Test) sebagai variabel tetap.
berikut :
1. Mencari nilai Sab atau standard error

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
4962 Vol.3 No.2 Juli 2022
………………………………………………………………………………………………………
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha Pada model 2 menggunakan regresi linear
diterima, artinya terdapat pengaruh dari sederhana dengan hasil pada tabel sebagai
variabel bebas terhadap variabel tetap. berikut :
Tabel 4. Analisis Regresi Linear Sederhana
HASIL DAN PEMBAHASAN Model 2
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear digunakan untuk
memprediksi nilai koefisien regresi variabel
penelitian, yakni nilai variabel kinerja aparatur
pemerintah daerah (variabel Y), nilai variabel
pengawasan atasan melekat (variabel X) dan
pembelajaran organisasi (variabel Z) sebagai
dasar untuk membuat persamaan matematis
model penelitian. Selain itu, analisis regresi Sumber: Hasil olah data SPSS Versi 20
linear juga digunakan untuk mengetahui nilai
thitung dan nilai signifikansi dari variabel Berdasarkan tabel 4, maka persamaan
penelitian guna menjadi dasar dalam matematis regresi linear sederhana pada model
melakukan pengujian hipotesis penelitian. 2 sebagai berikut :
Pada model 1, analisis data menggunakan Y = 19,875 + 0,049 Z + 4.896 e
regresi linear berganda dengan hasil disajikan
pada tabel berikut : Dimana :
Tabel 3. Analisis Regresi Linear Berganda Y = Pembelajaran Organisasi
Model 1 a = Konstanta
βi = Koefisien regresi variabel
Z = Pembelajaran Aparatur
Pemerintah
e = Standart Error
Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis penelitian menggunakan uji
t untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
dari variabel bebas terhadap variabel tetapnya
secara individu. Uji t digunakan untuk menguji
Sumber: Hasil olah data SPSS Versi 20 hipotesis pertama (H1), hipotesis kedua (H2)
Berdasarkan tabel 3, maka persamaan dari persamaan model 1 dan hipotesis ketiga
matematis regresi linear berganda pada model 1 (H3) dari persamaan model 2. Sedangkan uji
sebagai berikut : hipotesis keempat (H4) menggunakan uji sobel
Y = 1,950 + 0,280 X + 0,780 Z + test.
3.375 e 1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
Dimana : Diketahui nilai thitung > ttabel (2,780 >
Y = Kinerja Aparatur Pemerintah 2,018), maka H01 ditolak dan Ha1 diterima.
Daerah Artinya pengawasan atasan melekat
a = Konstanta berpengaruh positif terhadap kinerja guru
βi = Koefisien regresi variabel PAUD di Kabupaten Serang. Maka, hipotesis
X = Pengawasan Atasan Melekat pertama (H1) yang peneliti ajukan terbukti
Z = Pembelajaran Organisasi dapat diterima.
e = Standart error

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.2 Juli 2022 4963
……………………………………………………………………………………………………...
Adanya pengawasan atasan melekat 3. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
sebagai bentuk pengendalian organisasi dapat Diketahui nilai thitung < ttabel (0,338 <
menguatkan peran dan kontribusi pimpinan, 2,017), maka H03 diterima dan Ha3 ditolak.
yakni kepala sekolah kepada para bawahannya, Artinya pengawasan atasan melekat tidak
dalam hal ini adalah guru baik untuk berpengaruh terhadap pembelajaran organisasi
memberikan penjelasan dan arahan terkait pada guru PAUD di Kabupaten Serang. Maka,
penyelesaian tugas dan tanggungjawab hipotesis ketiga (H3) yang diajukan oleh
pekerjaan, pimpinan dapat membantu guru peneliti terbukti ditolak.
yang mengalami kesulitan atau kendala saat Pengawasan atasan melekat saat ini
mengajar, pimpinan dapat memperkuat masih berfokus kepada pengendalian
hubungan emosional dengan guru, menyerap diagnostik berupa kegiatan penilaian yang
masukan dan saran dari guru yang menjadi dilakukan pimpinan kepada para bawahannya,
bawahannya serta meminimalisir potensi yakni guru PAUD sesuai pencapaian hasil
perilaku tidak etis dari guru saat mengajar. Hal belajar siswa yang dilaporkan oleh guru PAUD
tersebut akan membangkitkan motivasi, terkait serta kurang berfokus kepada
membentuk budaya organisasi yang positif dan pengendalian interaktif. Hal ini ditunjukkan
etos kerja guru sehingga akan menyebabkan oleh pimpinan, yakni Kep0ala Sekolah yang
peningkatan kinerja guru PAUD di Kabupaten sering melakukan pengawasan tidak langsung
Serang. dengan memberikan penilaian kepada bawahan
2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2) dari laporan kerja yang telah selesai dilakukan
Diketahui nilai thitung > ttabel (7,332 > namun jarang melakukan pengawasan secara
2,018), maka H02 ditolak dan Ha2 diterima. langsung ke kelas yang menjadi lokasi kegiatan
Artinya pembelajaran organisasi berpengaruh belajar mengajar anak usia dini, seperti
positif terhadap kinerja guru PAUD di memonitor secara langsung ke kelas, berdiskusi
Kabupaten Serang. Maka, hipotesis kedua (H2) dengan guru PAUD atas potensi dan kendala
yang peneliti ajukan terbukti dapat diterima. yang dihadapi saat kegiatan bermain dengan
Adanya pembelajaran organisasi untuk anak untuk menyerap informasi dan gagasan
meningkatkan kualitas guru PAUD yang dari guru PAUD terkait, dan bentuk-bentuk lain
mengajar di sekolah yang dipimpinnya secara dari pengawasan dari pimpinan secara langsung
terprogram dan berkelanjutan akan (on the spot). Dengan kata lain, pengawasan
memperkuat budaya organisasi, memperkuat atasan melekat hanya berfokus kepada
sikap profesionalisme, meningkatkan disiplin pengendalian diagnostik semata tanpa
kerja dan ketaatan pada aturan, menciptakan diimbangi oleh dengan pengendalian interaktif
komitmen organisasi dan membiasakan melalui penguatan komunikasi dua arah antara
orientasi kinerja tinggi. Apabila instansi pimpinan dengan bawahan yang membuat
pemerintah dapat melaksanakan pembelajaran pengawasan atasan melekat belum dapat
organisasi untuk meningkatkan kapasitas memberikan pengaruh signifikan terhadap
pegawai dengan optimal, baik ditinjau dari pembelajaran organisasi pada guru PAUD di
kompetensi maupun keahlian yang Kabupaten Serang.
dibutuhkannya saat mengajar maupun dalam 4. Pengujian Hipotesis Keempat (H4)
menyusun rancangan kegiatan pembelajaran Penggunaan uji analisis jalur (Path
maka akan memberikan dampak signifikan Analysis) dengan menggunakan uji sobel (sobel
terhadap peningkatan kinerja guru PAUD di test) bertujuan untuk melakukan pengujian
Kabupaten Serang. hipotesis keempat (H4), dimana hipotesisnya
menggunakan efek mediasi.

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
4964 Vol.3 No.2 Juli 2022
………………………………………………………………………………………………………
Preacher dan Hayes (2014) 2.89, kemudian membandingkan dengan nilai
mengemukakan langkah-langkah untuk ttabel yaitu = 1,96 (nilai t mutlak) untuk
melakukan Uji Sobel (Sobel Test) dengan signifikan sebesar 0.05 (5%).
tahapan berikut ini. Diketahui nilai thitung > ttabel (2,89 > 1,96),
Mencari nilai Sab atau standard error maka H04 ditolak dan Ha4 diterima. Artinya
pengaruh tidak langsung (indirect effect) pembelajaran organisasi dapat memediasi
menggunakan rumus sebagai berikut : pengaruh pengawasan atasan melekat terhadap
Sab = b2Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2 kinerja guru di Kabupaten Serang. Maka,
Sab = (0.7802 x 0.1462) + (0.0492 x hipotesis keempat (H4) yang peneliti ajukan
0.1062) + (0.1462 x 0.1062) dalam penelitian ini terbukti dapat diterima.
Sab = 0.01297 + 0.00003 + 0.00002 Pelaksanaan pengawasan atasan melekat
Sab = 0.01324 yang dilaksanakan secara berkala dan
Dimana : berkelanjutan oleh pimpinan kepada bawahan
Sab = Standart error indirect effect melalui kegiatan pemantauan, pemeriksaan,
a = Koefisien direct effect var. bebas penilaian serta dapat membuka kesempatan
terhadap var. intervening adanya kreatifitas dan inovasi dari
b = Koefisien direct effect var. bawahannya, yakni guru sebagai hasil dari
intervening terhadap var. tetap pembelajaran organisasi akan berdampak
Sa = Standart error dari koefisien a positif terhadap peningkatan kinerja guru
Sb = Standart error dari koefisien b PAUD yang bersangkutan dalam melaksanakan
Setelah memperoleh nilai Sab sebesar kegiatan belajar mengajar melalui kegiatan
0.01324, maka langkah selanjutnya adalah bermain dengan anak usia dini guna mencapai
mencari nilai thitung untuk dapat menguji target perkembangan motorik anak usia dini.
signifikansi pengaruh tidak langsung
pengawasan atasan melekat terhadap kinerja KESIMPULAN
aparatur pemerintah daerah dengan Berdasarkan hasil penelitian, maka
pembelajaran aparatur pemerintah sebagai peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai
variabel intervening. berikut :
1. Pengawasan atasan melekat berpengaruh
Nilai thitung dapat diketahui menggunakan positif terhadap kinerja guru PAUD di
rumus sebagai berikut : Kabupaten Serang.
2. Pembelajaran organisasi berpengaruh
positif terhadap kinerja guru PAUD di
Kabupaten Serang.
t = 0.049 x 0.780 3. Pengawasan atasan melekat tidak
0.01324 berpengaruh terhadap pembelajaran
t = 0.03822 organisasi pada guru PAUD di Kabupaten
0.01324 Serang.
t = 2.88777 dibulatkan sebesar 2.89 4. Pembelajaran organisasi dapat memediasi
pengaruh pengawasan atasan melekat
Dimana : berpengaruh positif terhadap kinerja guru
t = Nilai thitung indirect effect PAUD di Kabupaten Serang.
ab = Koefisien direct effect a dan b Keterbatasan Penelitian
Sab = Standart error indirect effect Pada pelaksanaan kegiatan penelitian ini,
peneliti menyadari masih terdapat banyak
Setelah memperoleh nilai thitung sebesar
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.2 Juli 2022 4965
……………………………………………………………………………………………………...
kekurangan yang disebabkan oleh adanya menyampaikan ide dan gagasannya untuk
keterbatasan peneliti yang antara lain : menstimulasi kreatifitas, inovasi dan
1. Sampel dalam penelitian ini berfokus kepada membentuk budaya organisasi yang positif.
guru yang di lembaga atau institusi 2. Peneliti menganjurkan untuk meneliti
pendidikan non formal Pendidikan Anak variabel lainnya yang juga memiliki
Usia Dini, yakni Taman Kanak-kanak (TK) pengaruh terhadap kinerja guru PAUD
saja karena pertimbangan Taman Kanak- seperti motivasi kerja, kompensasi
kanak (TK) sudah memiliki target khusus finansial, gaya kepemimpinan,
bagi anak usia dini yang menjadi peserta pemberdayaan psikologis dan variabel lain
didik, dimana target tersebut adalah target untuk mendapatkan hasil yang lebih
perkembangan motorik halus dan motorik kompleks.
kasar. Sedangkan Kelompok Bermain (KB),
Taman Penitipan Anak (TPA), Satuan DAFTAR PUSTAKA
PAUD Sejenis (SPS) hanya sebagian saja [1] Acquaah, Moses. 2015. Management
yang menjadi sampel penelitian. Control Sistems, Business Strategy and
2. Lamanya pengembalian hasil kuesioner oleh Performance: Comparative Analysis of
responden kepada peneliti menyebabkan Family and Non Family Businesses in
tertundanya kegiatan pengolahan data dan Atransition Economy in Sub Saharan
kuesioner tidak dapat dikembalikan secara Africa. Journal of Family Business
keseluruhan dari target awal responden Strategy, 4, 131–146
penelitian sebanyak 100 guru PAUD, [2] Ayuningtyas, Harvita Yulian. 2017.
peneliti hanya memperoleh sebanyak 44 Pengaruh Pengalaman Kerja,
responden yang bersedia mengisi kuesioner Independensi, Obyektifitas, Integritas
penelitian. dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil
Saran Audit (Studi Kasus Pada Auditor
Dalam penelitian ini penulis memberikan Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa
beberapa saran sebagai berikut : Tengah). E-Jurnal Ekonomi. Universitas
1. Bagi pimpinan, yakni Kepala Sekolah yang Udayana Volume 10 Nomor 1. ISSN:
menyelenggarakan pendidikan anak usia 2302-8577.
dini di Kabupaten Serang diharapkan agar [3] Baedhowi. 2017. Manajemen Sumber
dapat melakukan pengawasan atasan Daya Manusia. Semarang. Pelita Insani.
melekat tidak lagi hanya berfokus kepada [4] Bastian, 2016. Manajemen dan Akuntansi
kegiatan pemeriksaan dan penilaian yang Sektor Publik. Yogyakarta. BPFE
dilakukan pimpinan kepada para Universitas Gajah Mada.
bawahannya, yakni guru sesuai target [5] Dharma, Putra. 2016. Manajemen
pencapain hasil belajar saja melainkan juga Kinerja. Jakarta. Raja Grafindo Persada
dapat melakukan pengawasan langsung (on Hafrizal (2018
the spot) ke tempat kerja bawahan seperti [6] Henri, J.F. 2016. Management Control
memantau kegiatan bermain di kelas agar Sistems and Strategy; a Resource Based
pimpinan, berdiskusi secara aktif dengan Perspective. Journal Management,
guru selaku bawahannya untuk mengetahui Accounting, Organizations and Society.
potensi dan kendala yang ada dalam Vol. 31, No. 4, 529-558.
kegiatan bermain dengan anak usia dini dan [7] Irawan, Sutarto dkk. 2015. Dasar – dasar
terkait penyelesaian tugas pekerjaannya Organisasi. Jakarta. Gunung Agung
secara tertulis serta meningkatkan kualitas [8] Keputusan Menteri Pendayagunaan
komunikasi dua arah agar guru berani Aparatur Negara (Menpan) Nomor 46

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
4966 Vol.3 No.2 Juli 2022
………………………………………………………………………………………………………
Tahun 2004 Tentang Petunjuk [21] Sunarto. 2017. Manajemen Kinerja.
Pelaksanaan Pengawasan Melekat. Jakarta. Raja Grafindo.
[9] Lekatompessy. 2015. Peran Sistem [22] Utari, Khiki. 2015. Pengaruh
Pengendalian Manajemen Dalam Kepemimpinan dan Pengawasan Melekat
Meningkatkan Kinerja Organisasi. Jurnal Terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Akuntansi Manajemen, Ekonomi, dan Pertambangan dan Energi Kab. Kutai
Bisnis. Universitas Diponegoro. Timur.
[10] Luo, Yadong And Peng, Mike W. 2017. [23] htts://pww.serangkab.go.id,
Managerial Ties And Firm Performance [24] https://www.kabar-banten.com/serapan-
In Transtition Economy: The Nature Of A belanja-5-opd-kabupaten-serang-rendah-
Micro-Macro Link. Academy of tatu-masih-dalam-kondisi-aman/ diakses
Management Journal. Vol. 3, 486-501. tanggal 1 bulan September 2019
[11] Majed. Mahama, 2018. Management
Control Systems, Cooperation and
Performance in Strategic Supply
Relationships: A Survey in the Mines.
Management Accounting Research, Vol.
17, No. 2, pp. 315-339
[12] Mangkunegara, Anwar Prabu. 2016.
Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Perusahaan. Bandung. Remaja
Rosdakarya.
[13] Marginson, David, Laurie M, Melvin
Roush, et.al. 2016. Examining a Positif
Psychological Role for Performance
Measures.
[14] Marihot, Hariandja. 2017. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi
Aksara
[15] Pandoyo, Hendraman Ranu. 2017.
Prinsip Pendisiplinan. Yogyakarta. FE
UGM.
[16] Perda Nomor 3 Tahun 2012 Tentang
Pembentukan Organisasi Tata Kerja
Perangkat Daerah
[17] Preacher dan Hayes. 2014.
[18] Sedarmayanti. 2017. Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas Kerja.
Bandung. Mandar Maju
[19] Simons, Bouwens J, Abernethy, et.al.
2015. The Consequences of
Customization on Management System
Design. Accounting, Organizations and
Society, Vol. 25, No. 3, pp. 221-241.
[20] Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung. Alfabeta.
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai